PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

14
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017 PEMETAAN DISTRIBUSI RESERVOAR SANDSTONE MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI ) PADA LAPANGAN ABL FORMASI MENGGALA CEKUNGAN SUMATERA TENGAH Nurul Abdilla* 1 , Bagus Sapto Mulyatno 1 , Ahmad Zaenudin 1 , M. Irfan Haris 2 1 Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung 2 PT. Chevron Pacific Indonesia *email: [email protected] ABSTRAK Seismik inversi merupakan suatu teknik untuk membuat model sub-surface menggunakan data seismik sebagai input dan data sumur sebagai kontrol. Analisis inversi dan atribut seismik telah diaplikasikan untuk data seismik 3D Post Stack Time Migration pada lapangan ABL yang berada pada Formasi Menggala, Cekungan Sumatera Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi persebaran reservoar dengan menggunakan inversi. Di area penelitian ini terdapat 5 sumur yaitu sumur 1, 2, 8, 13, dan 15 pada data seismik. Metode yang digunakan untuk melakukan proses inversi adalah metode Model based. Hasil inversi tersebut ditransformasi menjadi volume porositas agar dapat mengetahui persebaran reservoar pada Formasi Menggala. Pada proses analisis inversi menunjukkan hasil korelasi yang baik antara sintetik inversi dengan trace seismic. Dari atribut seismik transformasi didapatkan nilai porositas sebesar 18%-26%. Terdapat tiga zonasi distribusi persebaran AI dengan porositas, di mana pada nilai AI yang rendah shale overlap dengan sand, pada nilai AI yang tinggi menunjukkan tight sand, dan zona sand ditunjukkan dengan nilai AI yang rendah dan nilai porositas yang tinggi. Distribusi porositas yang tinggi pada Formasi Menggala tersebar pada bagian utara, sedangkan porositas yang rendah berkembang pada top bagian selatan dari Formasi Menggala. ABSTRACT Seismic inversion is a technique to create sub-surface model using seismic data as input and well data as control. An analysis of inversion and seismic attributes has been applied for 3D Post Stack Time Migration seismic data on ABL field located in Menggala Formation, Central Sumatera Basin. The purpose of this research is to know the distribution of reservoir distribution by using inversion. In this research area there are 5 wells namely 1, 2, 8, 13, and 15 wells on seismic data. The method used to perform the inversion process is the Model based method. The inversion result is transformed into porosity volume in order to know the dispersion of reservoir on the Menggala Formation. In the process of inversion analysis shows good correlation result between synthetic inversion with trace seismic. From the seismic attribute of transformation obtained porosity value of18% -26%. There are three zoning distributions of AI distribution with porosity, where at low AI values shale overlap with sand, at high AI values indicate tight sand, and sand zones are indicated by low AI values and high porosity values. The high porosity distribution of the Menggala Formation is spread over the northern part, while the low porosity develops in the southern top of the Menggala Formation. Keywords: Inversion, Cross plot, Acoustic Impedance (AI), Sand, Porosity and Model based. 30

Transcript of PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Page 1: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

PEMETAAN DISTRIBUSI RESERVOAR SANDSTONEMENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI ACOUSTIC

IMPEDANCE (AI ) PADA LAPANGAN ABL FORMASIMENGGALA CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

Nurul Abdilla*1, Bagus Sapto Mulyatno1, Ahmad Zaenudin1, M. Irfan Haris21Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

2PT. Chevron Pacific Indonesia

*email: [email protected]

ABSTRAK

Seismik inversi merupakan suatu teknik untuk membuat model sub-surface menggunakan dataseismik sebagai input dan data sumur sebagai kontrol. Analisis inversi dan atribut seismik telahdiaplikasikan untuk data seismik 3D Post Stack Time Migration pada lapangan ABL yang beradapada Formasi Menggala, Cekungan Sumatera Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui distribusi persebaran reservoar dengan menggunakan inversi. Di area penelitian initerdapat 5 sumur yaitu sumur 1, 2, 8, 13, dan 15 pada data seismik. Metode yang digunakan untukmelakukan proses inversi adalah metode Model based. Hasil inversi tersebut ditransformasi menjadivolume porositas agar dapat mengetahui persebaran reservoar pada Formasi Menggala. Pada prosesanalisis inversi menunjukkan hasil korelasi yang baik antara sintetik inversi dengan trace seismic.Dari atribut seismik transformasi didapatkan nilai porositas sebesar 18%-26%. Terdapat tiga zonasidistribusi persebaran AI dengan porositas, di mana pada nilai AI yang rendah shale overlap dengansand, pada nilai AI yang tinggi menunjukkan tight sand, dan zona sand ditunjukkan dengan nilai AIyang rendah dan nilai porositas yang tinggi. Distribusi porositas yang tinggi pada Formasi Menggalatersebar pada bagian utara, sedangkan porositas yang rendah berkembang pada top bagian selatan dariFormasi Menggala.

ABSTRACT

Seismic inversion is a technique to create sub-surface model using seismic data as input and welldata as control. An analysis of inversion and seismic attributes has been applied for 3D Post StackTime Migration seismic data on ABL field located in Menggala Formation, Central Sumatera Basin.The purpose of this research is to know the distribution of reservoir distribution by using inversion. Inthis research area there are 5 wells namely 1, 2, 8, 13, and 15 wells on seismic data. The method usedto perform the inversion process is the Model based method. The inversion result is transformed intoporosity volume in order to know the dispersion of reservoir on the Menggala Formation. In theprocess of inversion analysis shows good correlation result between synthetic inversion with traceseismic. From the seismic attribute of transformation obtained porosity value of18% -26%. There arethree zoning distributions of AI distribution with porosity, where at low AI values shale overlap withsand, at high AI values indicate tight sand, and sand zones are indicated by low AI values and highporosity values. The high porosity distribution of the Menggala Formation is spread over thenorthern part, while the low porosity develops in the southern top of the Menggala Formation.

Keywords: Inversion, Cross plot, Acoustic Impedance (AI), Sand, Porosity andModel based.

30

Page 2: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

I. PENDAHULUAN

Interpretasi seismik merupakan salah satutahapan yang penting dalam eksplorasihidrokarbon dimana dilakukan pengkajian,evaluasi, pembahasaan data seismik hasilpengolahan ke dalam kondisi geologi yangmendekati kondisi geologi bawahpermukaan sebenarnya agar lebih mudahuntuk dipahami. Pada tahapan interpretasiseismik ini dibutuhkan pengetahuan dasaryang baik dari ilmugeofisika dan geologi mengenaikeberadaan dan karakterisasi sebuahreservoar hidrokarbon.

Metode yang digunakan dalam melakukaninterpretasi data seismik adalah metodeinversi seismik. Seismik inversimerupakan suatu teknik untuk membuatmodel sub-surface geologi menggunakandata seismik sebagai input dan data sumursebagai kontrol (Sukmono, 2000).Konversi dari wiggle seismik menjadiImpedansi Akustik (AI) memberikantampilan yang lebih komprehensif danlebih mudah dipahami. Seismik inversi AImenjadi metoda standar yang dikerjakanoleh para geoscientist karena mampumemberikan informasi danmendeskripsikan sifat fisik dari tiaplapisan batuan secara lebih detail.

Tujuan dilakukannya inversi seismikadalah untuk mendapatkan nilai kuantitatifparameter batuan yang berupa ImpedansiAkustik (IA) sehingga dapat digunakanuntuk memprediksikan reservoar. Metodeyang akan digunakan dalam tugas akhir iniakan memberikan hasil model reservoaryang akan mempermudah pemahaman darigambaran bawah permukaan sertadistribusi persebaran reservoar. Impedansiakustik melihat batuan bawah permukaan

secara berbeda dari data seismikkonvensional di mana IA melihatnyasebagai susunan lapisan batuan sedangkanseismik konvensional melihatnya sebagaiperlapisan atau interfacing antar batuan.Sehingga IA akan memberikan gambaranbawah permukaan yang lebih detaildibandingkan seismik konvensional.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Cekungan Sumatera Tengah (CentralSumatera Basin) merupakan CekunganBusur Belakang (Back Arc Basin) yangberkembang di sepanjang tepi barat danselatan Paparan Sunda di baratdaya AsiaTenggara. Cekungan ini terbentuk akibatinteraksi Lempeng Samudera Hindiadengan Lempeng Benua Eurasia.Cekungan Sumatera Tengah terbentuk diawal tersier (Eosen-Oligosen) danmerupakan seri dari struktur half grabenterpisah oleh blok horst. Cekungan iniberbentuk asimetris berarah baratlaut-tenggara. Bagian yang terdalam terletakpada bagian baratdaya dan melandai kearah timurlaut. Pada beberapa bagian halfgraben ini diisi sedimen klastik non-marine dan sedimen danau (Eubank &Makki, 1981).

Formasi Menggala berada dalamKelompok Sihapas. Formasi Menggala,merupakan bagian terbawah dariKelompok Sihapas yang berhubungansecara tidak selaras dengan KelompokPematang yang dicirikan oleh kontakberupa hiatus. Dicirikan oleh litologibatupasir konglomeratan berselang selingdengan batupasir halus sampai sedang,yang diendapkan saat Miosen awal padafluvial channel, dan mencapai ketebalan1800 kaki. Sedimen klastik diendapkanpada fluvial-braided stream dan secara

31

Page 3: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

lateral berubah menjadi marine deltaic kearah utara. Formasi ini onlap terhadapbasement dan struktur yang dihasilkanoleh inversi Oligosen dan jarang dijumpaidiendapkan di atas tinggian. Formasi iniberubah secara lateral dan vertikal ke arahbarat menjadi marine shale yang termasukFormasi Bangko, dan menjadi lingkungantransisi dan laut terbuka ke arah timuryang merupakan Formasi Bekasap.Batupasir formasi ini merupakan reservoaryang penting bagi lapangan Minas.

III. TEORI DASAR

1. Metode Inversi Seismik

Seismik inversi merupakan suatu teknikuntuk membuat model sub-surface geologimenggunakan data seismik sebagai inputdan data sumur sebagai kontrol (Sukmono,2000). Tujuan dilakukannya inversiseismik adalah untuk mendapatkan nilaikuantitatif parameter batuan yang berupaImpedansi Akustik (IA) sehingga dapatdigunakan untuk memprediksikanreservoar. Impedansi akustik melihatbatuan bawah permukaan secara berbedadari data seismik konvensional di mana IAmelihatnya sebagai susunan lapisan batuansedangkan seismik konvensionalmelihatnya sebagai perlapisan atauinterfacing antar batuan. Sehingga IA akanmemberikan gambaran bawah permukaanyang lebih detail dibandingkan seismikkonvensional.

Pemodelan kedepan dengan data masukanadalah impedansi akustik atau koefisienrefleksi (KR) pada lapisan bumi yangkemudian dimodelkan kedepan ke dalamrekaman seismik. Pada pemodelanalgoritma kedepan adalah proses

konvolusi antara wavelet seismik dan KRdari bumi. Sebaliknya pemodelankebelakang seismik inversi, masukan dataadalah rekaman seismik yang dimodelkanke bentuk Impedansi Akustik. Pemodelaninversi ini pada dasarnya adalahdekonvolusi antara data rekaman seismikdan gelombang seismik yangkemudian menghasilkan ImpedansiAkustik (Sukmono,1999).

a. Metode Sparse Spike

Metode inversi Sparse Spike menggunakanbatasan ekstra yang dapat digunakandalam estimasi full bandwith reflektifitas.Metode inversi Sparse Spikemengasumsikan bahwa hanya nilai spikeyang besar saja yang menandakan adanyaperbedaan impedansi akustik antar lapisan.Metode ini mencari spike yang besar dariseluruh seismic trace. Spike tersebutditambahkan sampai trace termodelkansecara akurat. Inversi Sparse Spikemenggunakan parameter yang samadengan inversi Model based. Parameteryang harus ditambahkan adalah parameteruntuk menghitung berapa banyak spikeyang akan dipisahkan dalam setiap trace.Spike yang baru lebih kecil daripada spikesebelumnya (Hampson & Russel, 2006).

Dalam perhitungan, metode inimenggunakan data seismik sebagai inputdengan model sumur yang digunakanuntuk kontrol geologi sekaligusmemberikan informasi frekuensi rendahpada hasil inversi. Secara statistik, metodeinversi ni baik digunakan untuk data yangmempunyai problem noise (bising).

32

Page 4: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

b. Metode Inversi Berdasarkan Model(Model based)

Pada metode ini langkah yang pertamadilakukan adalah membangun modelgeologi, kemudian model tersebutdibandingkan dengan data seismik,diperbarui secara iteratif sehinggadidapatkan kecocokan yang lebih baikdengan data seismik. Semakin banyakiterasinya maka koefisien korelasi antaraseismik sintetik dan seismik riilnyasemakin besar dan error semakin kecil.Hasil keluarannya berupa model dengandata seismik dapat dijelaskan denganmetode Generalized Linear Inversion(GLI). Jika terdapat sebuah data observasigeofisika, metode GLI akan menurunkanmodel geologi yang paling sesuai dengandata observasi. GLI akan menganalisisdeviasi kesalahan antara model keluarandan data observasi, kemudian parametermodel diperbaharui untuk menghasilkankeluaran dengan kesalahan terkecil.Metode ini membutuhkan suatu modelimpedansi akustik awal yang biasanyadiperoleh dari hasil perkalian antara datalog kecepatan dengan data log densitas.

IA = ρ . v (1)

Dengan:Z = Impedansi Akustik (m/s.g/cm)ρ = densitas (g/cm)v = kecepatan (m/s)

Impedansi akustik tersebut kemudianditurunkan untuk meperoleh hargakoefisien refleksinya dengan persamaan:

KR = (2)

Sehingga dapat ditulis:KR = (3)

Dengan:

KR = koefisien refleksi bernilai -1 sampai+1AI1 = harga impedansi akustik padalapisan ke 1AI2 = harga impedansi akustik lapisan ke2

Harga koefisien refleksi ini dikonvolusikandengan wavelet untuk mendapatkanseismogram sintetik yang sama denganjejak seismik berdasarkan harga impedansimodel dengan rumusan:

S (t) = w (t) . r (t) (4)

Dimana:S (t) = seismogram sintetik w (t) = waveletr (t) = deret koefisien

Harga seismogram sintetik inidibandingkan dengan jejak seismik riilsecara iteratif dengan mengubah-ubahparameter pada model awal untukmemperoleh korelasi yang bagus antarkedua data ini dengan tingkat kesalahanyang terkecil. Kelebihan metode inversiModel based adalah hasil yang didapatkanmemiliki informasi yanglebih akurat dan jelas karena memasukkankomponen frekuensi rendah (dari data log),dan nilai impedansi akustik yang didapatrata-rata memiliki harga impedansi akustikyang kontras sehingga mempermudahdalam penentuan batasatas dan batas bawah suatu lapisanreservoar.

Hasil akhir dari suatu proses inversi dataseismik adalah berupa data impedansi

33

Page 5: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

akustik yang memiliki informasi lebihlengkap dibandingkan data seismik.Perubahan amplitudo pada data seismikhanyalah mencarminkan suatu bidangbatas antar lapisan batuan sehingga bisadikatakan bahwa data seismik adalahatribut dari suatu bidang batas lapisanbatuan. Sedangkan impedansi akustikmencerminkan sifat fisis dari batuan.Secara matematis impedansi akustikbatuan adalah hail perkalian antara hargakecepatan dengan harga densitas suatubatuan. Impedansi akustik merupakan sifatfisis batuan yang dengan mudah dapatlangsung dikonversikan menjadi karaktersuatu batuan (reservoar) seperti ketebalan,litologi, maupun fluida pengisi batuan(Tabah dan Hernowo,2010).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di PT. ChevronPacific Indonesia, Rumbai, Pekanbaruyang dilaksanakan pada tanggal 17Oktober 2016 sampai dengan 16 Desember2016.

A. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian inimeliputi data seismik 3D, data sumur, sertamarker. Data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data yang diambil darilapangan ABL, Cekungan SumateraTengah.

B. Pengolahan Data

Pada penelitian ini dilakukan proses untukmengetahui informasi mengenai litologidan porositas dari hasil inversi dimanahasil tersebut didapat dari data seismik,data log dan data checkshot. Dalampenelitian ini ada beberapa tahap

pengolahan, yang dimulai dari well seismictie, picking horizon, peta struktur, inversi.

1. Well – Seismic tie

Well-seismic tie adalah proses pengikatandata sumur dengan data seismik. Proses inidilakukan untuk mencocokkan antara datasumur yang berada dalam domainkedalaman dengan data seismik yangberada dalam domain waktu, sehingga datamarker dapat digabungkan dari sumuruntuk penentuan horison pada dataseismik.. Tujuan akhir dari prosespengikatan data sumur dengan seismik iniuntuk mengetahui posisi atau targethorison. Pada data seismik hal ini sangatpenting untuk proses selanjutnya. Karenayang dirubah adalah domain data sumur,maka perlu dilakukan pembuatanseismogram sintetik untukmasing-masing sumur. Seismogramsintetik merupakan hasil dari koefisienrefleksi yang dikonvolusikan denganwavelet.

2. Picking horizon

Picking horizon dilakukan dengan caramembuat garis horison pada kemenerusanlapisan pada penampang seismik. Proseswell-seismic tie sangat berpengaruh padahasil picking horizon, karena proses well-seismic tie berguna untuk menyamakanposisi kedalaman sumur yang sebenarnyapada seismik. Karena penelitian inimenggunakan wavelet zero phase, makaproses picking horizon dilakukan padapeak dan trough dari amplitudo seismik,tergantung di mana event horison terjadipada proses well-seismic tie.

34

Page 6: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

3. Analisis Feasibility

Hal-hal yang perlu dilakukan dalamanalisis data ini yaitu cross plot antaraporositas dan AI dari data sumur.Analisis ini bertujuan untuk melihatapakah ada korelasi anatara porositasdengan AI yang dapat memisahkan antarashale dengan sand. Jika padaanalisis ini menunjukkan bahwa adakorelasi maka, dapat dilanjutkan untukproses inversi.

4. Analisis Tuning Thickness

Analisis tuning bertujuan untukmengetahui ketebalan minimal darireservoar yang masih dapat dibedakan olehgelombang seismik. Jika lapisan memilikiketebalan di bawah ketebalan lapisantuning maka akan terjadi interferensigelombang. Zona target dari penelitian iniadalah Formasi Menggala. Seismik yangdipakai dalam penelitian pada zona targetyang memiliki frekuensi dominan sekitar25 Hz. Jika kecepatan perambatangelombang (V) dan frekuensi (f) diketahuimaka panjang gelombang adalah hasil bagikecepatan rambat gelombang denganfrekuensi. Resolusivertikal data seismik umumnya seperempatdari panjang gelombang.

5. Initial Model

Initial model adalah proses modelinguntuk memberikan batas yang digunakansebagai input untuk melakukan inversidengan memasukkan horison top danbottom yang akan dijadikan guide dalammelakukan proses inversi. Pada proses inihanya menggunakan 5 sumur yaitu sumur

1, 2, 8, 13, dan 15. Model inisial dibuat

dengan input semua sumur yang telahmengalami well-seismic tie, horison targetdan memasukkan high cut frequency yangdiinginkan, dalam projek ini dilakukkancut frequency 8/14 Hz.

6. Analisis Inversi Seismik

Inversi seismik adalah teknik pemodelangeologi bawah permukaan menggunakandata seismik sebagai input dan data sumursebagai kontrolnya. Sebelum melakukanproses inversi kita harus melakukananalisis inversi, hal ini ditujukan sebagaisimulasi inversi, agar hasil inversi yangkita lakukan memiliki hasil yang baikdengan memasukan nilai parameter yangsesuai. Pada analisis inversi ini yang ingindilihat adalah nilai error dari P-impedancelog dan P-impedance inversi serta melihatkorelasi antara syntethic trace dan seismictrace.

7. Inversi Seismik

Setelah melakukan analisa inversi makasiap dilakukan proses inversi. Dalam studikali ini proses invesi hanya menggunakanmetode Model based. Pada pemodelan ini,menggunakan 5 data sumur yaitu 1, 2, 8,13 dan 15 dengan memasukkan waveletyang telah dibuat pada saat melakukanwell-seismic tie dan horison sebagai zonatarget interpretasi. Setelah melakukaninversi, kemudian nilaip-impedance hasil inversiditransformasikan ke volume porositasdengan persamaan:

Porositas: 0,571–0,00001437.AI (6)

Dimana persamaan tersebut merupakanhasil regresi linear yang didapat dari plotsilang antara impedansi akustik vs

35

Page 7: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

porositas.

V. PEMBAHASAN

A. Inversi SeismikModel based

Initial model atau model awal merupakanmodel volume impedansi akustik yangdigunakan sebagai kontrol dari hasilinversi yang akan dilakukan. Model awalini diperoleh dari picking horizon dan hasildari well-seismic tie.

Model awal dibuat dengan input lima datasumur (1, 2, 8, 13, dan 15) dan dua buahhorizon (Horison B dan Horison C) sepertipada Gambar 3. Lintasan yang digunakanuntuk membuat model inisialdititikberatkan pada lintasan yangmelewati sumur. Hal ini dilakukan agarkontrol secara vertikal serta deviasiterhadap model inisial. Model inisial dandata seismik menentukan bagus tidaknyahasil inversi. Model inisial ini akandigunakan sebagai kontrol dalammelakukan inversi.

Penelitian ini menggunakan metode inversiModel based. Kurva biru menunjukkan p-impedance log sedangkan kurva merahmenunjukka p-impedance inversi dankurva hitam merupakan initial model.Hasil analisis inversi ini menunjukkannilai rata-rata korelasi dari semua sumurantara syntethic trace dan seismic tracesebesar 0,93 seperti yang ditunjukkan padaGambar 6.

B. Analisis Hasil Inversi Seismik ModelBased

Setelah melakukan proses analisis inversidan didapat hasil analisis nilai error p-impedance log dan p-impedance inversi

serta korelasi antara synthetic trace danseismic trace yang baik maka langkahselanjutnya adalah melakukan prosesinversi Model based. Hasil dari tahap iniadalah penampang impedansi akustik,pada penampang ini dapat dilihatpersebaran nilai impedansi akustik yangdapat memisahkan litologi. Prinsip dasardari metode inversi model based adalahpembuatan model impedansi akustiksecara blocky dimana model impedansiakustik yang dihasilkan berasal darikontrol model awal yang sebelumnya telahdibuat.

Persebaran nilai impedansi akustik padahasil inversi ini berkisar antara 18000-30000 (ft/s)*(gr/cc) sesuai dengan hasilcross plot. Hasil dari inversi Model basedini tidak jauh dari model bumi yang telahdibuat. Karena acuan dasar dari teknikinversi Model based kita dapat melihatpersebaran nilai impedansi akustik secarajelas yang dapat diartikan adanyaperbedaan litologi sehingga dapatmempermudah dalam interpretasi sebaransand. Sand berdasarkan hasil cross plotberada pada nilai 23000-27000(ft/s)*(gr/cc) dengan skala warna hijaumuda hingga oranye muda.

Gambar 7 menunjukkan bahwa hasilinversi memiliki kecocokan dengan logsumur. Penampang impedansi akustikdibuat dengan tujuan untuk mempermudahanalisis distribusi persebaran reservoar.

C. Transformasi Porositas

Schultz, dkk (1994) mengusulkan sebuahcara untuk memperkirakan nilai danpenyebaran porositas reservoar dengancara memadukan antara log porositas dandata impedansi akustik dari data seismik

36

Page 8: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

secara statistik. Harga impedansi batuanmerupakan sifat fisik dari lapisan batuan,sehingga dapat dengan mudahditransformasi secara langsung menjadisifat fisik batuan, seperti porositas batuan.

Nilai AI yang rendah berasosiasi dengannilai porositas yang tinggi, nilai impedansiakustik batuan adalah sifat fisik darilapisan batuan itu sendiri, dan porositasmerupakan sifat fisik dari batuan juga.Untuk melihat hubungan dari impedansiakustik dan porositas, maka dilakukancross plot antara impedansi akustik denganporositas. Untuk melakukan cross plottersebut menggunakan data dari seluruhsumur yang digunakan. Dimana sand yangmerupakan zona target dalam penelitian inimemiliki nilai impedansi akustik yangrendah dan berasosiasi dengan nilaiporositas yang besar. Hasil dari penelitianini adalah peta porositas dari horison Cdengan ketebalan 10 ms. Peta porositasmemberikan gambaran adanya distribusiporositas, hal ini menunjukkan bahwaterdapat variasi porositas walaupun beradapada formasi yang sama. Porositas berbedatergantung dari pembentukannya. Padapenampang hasil transformasimenunjukkan nilai porositas yang besarpada spesifik lokasi tertentu. Jika ditinjaukembali dengan peta sebaran nilaiimpedansi akustik, terdapat kecocokanpada sebaran nilai impedansi akustik dansebaran nilai porositas.

Dari hasil cross plot antar kedua sumurdapat dilihat bahwa harga impedansiakustik yang rendah berasosiasi dengannilai porositas yang besar. Nilai porositaspada peta yang didapat merupakan hasildari konversi nilai impedansi akustik. Olehkarena itu nilai porositas yang didapatkantidak secara tepat mengidentifikasikan

porositas reservoar yang sebenarnya.Namun kita dapat melihat pola distribusaiporositas yang ada di Formasi Menggala.

Garis putus-putus sebelah Selatanmenunjukkan daerah tight-sand yangmemiliki nilai impedansi akustik yangtinggi dan nilai porositas yang rendah.Melihat dari distrbusi impedansi akustikdan porositas dibagi menjadi dua zona dimana pada bagian Utara clustermenunjukkan zona low impedance danhigh porosity yang berasosiasi dengansand, sedangkan pada bagian Selatancenderung high impedancde yangberasosiasi dengan tight-sand, hal ini dapatdipengaruhi oleh keberadaan tight-sanddari top horison C. Seperti pada Gambar 9dan Gambar 10, sumur 15 dan sumur 8menunjukkan bahwa bagian Utaramemiliki porositas yang tinggi dan lowimpedance. Dari hasil transformasiporositas didapatkan nilai porositas sekitas18%-26%.

VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambildari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Hasil cross plot menunjukkan bahwa

AI tidak dapat menjadi pembedaantara shale dan sand karena ada porsishale yang overlap terhadap sand.Akan tetapi dari sumbu porositasdapat membedakan antara sanddengan tight sand. Dalam hal ini makadilakukan transformasi hasil inversi kedalam volume porositas.

2. Terdapat tiga zonasi distribusipersebaran AI dengan porositas, dimana pada nilai AI yang rendah shaleoverlap dengan sand, pada nilai AIyang tinggi menunjukkan tight sand,dan zona sand ditunjukkan dengan

37

Page 9: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

nilai AI yang rendah dan nilaiporositas yang tinggi.

3. Distribusi porositas yang tinggi padaFormasi Menggala tersebar padabagian utara, sedangkan porositasyang rendah berkembang pada topbagian selatan dari Formasi Menggala.

4. Hasil dari transfomasi porositasmemiliki kesesuaian dengan analisisfeasibility, dimana porositas dapatmenjadi pembeda antara sand denganshale dengan nilai porositas padaFormasi Menggala sebesar 18% - 26%.

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yangdidapatkan saya menyarankan agardilakukan analisis multiatribut untukmengeahui persebaran sand dengan nilaiporositas yang baik dan dapatdirekomendasikan sebagai zona targetproduksi dengan data-data pendukungpada Formasi Menggala.

DAFTAR PUSTAKA

Eubank, R. T., dan Makki, A. C., 1981.Structural geology of the CentralSumatera Back-arc Basin.Proccedings of IndonesianPetroleum Association, TenthAnnual Convention.

Hampson-Russell Software Service, Ltd.,2006, AVO Workshop: Theoryand Exercises.

Heidrick, T.L., dan Aulia, K., 1993. AStructural and Tectonic Model ofthe Coastal Plains Block, CentralSumatera Basin, Indonesia.Indonesia Petroleum Association,Proceedings 22th AnnualConvention, Jakarta, vol.1, p.285-316.

Russel, H. 1988. Introduction to SeismicInversion Methods,S.N.Domenico Editor CourseNotes Series, Vplume 2, SEGContinuing Education ShortCourse.

Schultz, P. S., Ronen, S., Hattori, M., danCorbett, C., 1994. Seismic GuidedEstimation of Log Properties, TheLeading Edge, Vol. 13, p. 305-315.

Sukmono, S., 1999, Interpretasi SeismikRefleksi, GeophysicalEngineering, Bandung Institute ofTechnology Bandung.

Sukmono, S. 2000. Seismik Inversi UntukKarakterisasi Reservoar, JurusanTeknik Geofisika, InstitutTeknologi Bandung.

Tabah F.R., Hernowo Danusaputro. 2010.Inversi Model based untukGambaran Litologi BawahPermukaan. Semarang:Laboratorium Geofisika “JurusanFisika” Universitas Diponegoro.

38

Page 10: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

Gambar 1. Peta Regional Cekungan Sumatera Tengah (Heidrick & Aulia, 1993).

40

Page 11: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

Gambar 2. Kolom Stratigrafi Cekungan Sumatera Tengah (Heidrick & Aulia, 1993).

Gambar 3.Model awal AI yang melintasi sumur 1 dan 2.

41

Page 12: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

Gambar 4. Peta initial model.

Gambar 5. Pre analisis inversi model based

42

Page 13: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

Gambar 6. Korelasi synthetic trace dan seismic trace.

Gambar 7. Penampang hasil inversi impedansi akustik Model based.

Gambar 8. Penampang hasil inversi AI dan porositas

43

Page 14: PEMETAANDISTRIBUSIRESERVOAR SANDSTONE ...

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 3 / No. 1 Tahun 2017

.

Gambar 9. Peta slice impedansi akustik.

Gambar 10. Peta slice porositas.44