PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal...
Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
a. Tantangan Internal
Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar
penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk
usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki
kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang
luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan
keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi
informasi.
Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara
yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan
toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk
bekerja.
Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek
kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi,
Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative
learning.
1
Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian
c. Penyempurnaan Pola Pikir
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
e. Karakteristik Kurikulum 2013
Memasuki awal abad ke-21, bangsa Indonesia dihadapkan pada persaingan
antarbangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi,
dan demokratisasi telah membawa perubahan di hampir aspek kehidupan bangsa
Indonesia. Menghadapi perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber daya
manusia yang menuntut produktivitas, efisiensi, competitive edge, dan berbagai
macam peningkatan kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan persaingan
global. Menciptakan kualitas sumber daya manusia membutuhkan kemauan,
komitmen, dan kesadaran dari berbagai pihak. Kita membutuhkan prakarsa dan
upaya yang nyata untuk membenahi dan meningkatkan sumber daya manusia.
Salah satu prakarsa yang strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang kualitas adalah membenahi sistem pendidikan nasional.
Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia, maka Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas
dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan
pedoman dalam penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional
sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa….”
(UU Sisdiknas, 2004 : 5).2
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi
pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Delapan standar nasional pendidikan terus dikembangkan dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Dalam konteks keindonesiaan, kita dianugerahi
berupa negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah
sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun
2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik
dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber
daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya,
dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman
tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan
pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan
mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah. Terkait dengan
pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang
sesuai dengan karakteristik daerah.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai
disekolah-sekolah karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon
kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Penyesuaian atau
perubahan kurikulum merupakan keniscayaan karena masyarakat terus
berkembang. Kita dihadapkan pada tantangan internal, tantangan eksternal,
keharusan penyempurnaan pola pikir, dan penguatan tata kelola kurikulum seperti
upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas
Indonesia Tahun 2045, Penyiapan Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi
Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar 3
Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan
peradaban dunia sehingga kurikulum harus disempurnakan.
Penyempurnaan kurikulum meliputi 4 standar nasional pendidikan, yaitu
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk
mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang
merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta
didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang
Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria
mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup
materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik
satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi
dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh
karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup
dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan
pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,dan keterampilan.
Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan
sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi
tersebut.
Ketiga kompetensi di atas memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, 4
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya,
mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta
perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.
Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang secara
rinci diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan dengan
menggunakan pedoman standar proses dan dinilai dengan mengacu pada standar
penilaian. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan. Proses pembelajaran di atas ditagih melalui sistem penilaian
autentik.
Mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan di atas, SMK Kesehatan
Sekawan telah melaksanakan berbagai program pada masa 4 tahun sebelumnya.
Pencapaian 8 standar nasional pendidikan SMK Kesehatan Sekawan adalah
sebagai berikut:
a.Standar Kompetensi Lulusan
Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMK Kesehatan Sekawan telah
mencapai pada sasaran yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi.
Pada bidang akademik, kita telah mencapai hasil UN yang sangat baik.
Di bidang non akademis perolehan piagam penghargaan di bidang olah
raga, menunjukkan prestasi yang semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan
komitmen warga sekolah untuk terus mempertahankan prestasi,
menumbuhkan karakter siswa, kepedulian terhadap tata kelola lingkungan,
serta mampu berkompetisi di era global.
b.Standar Isi
Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas diwujudkan
melalui pembenahan kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman
kurikulum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. 5
Integrasi kurikulum juga dilakukan untuk memperkuat kurikulum yang
digunakan di tingkat sekolah. Sampai tahun 2014 seluruh dokumen
kurikulum 2006 telah selesai dilakukan dan terus akan disempurnakan secara
berkala sesuai dengan tuntutan zaman.
c.Standar proses
Sesuai dengan tuntutan standar proses diharapkan guru memiliki kompetensi
untuk membelajarkan kompetensi dengan inovatif dengan menggunakan
berbagai media dan teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini, upaya
peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Semakin banyak guru yang
menguasai teknologi pembelajaran.
Seluruh perangkat pembelajaran sebagai dokumen kurikulum telah
diselesaikan dan terus akan disempurnakan.Penggunakan E-Learning juga
terus dikembangkan sebagai media belajar mandiri siswa.
d.Standar Penilaian
Sesuai dengan tuntutan standar penilaian diharapkan guru memiliki
kompetensi untuk menagih atau menilai pembelajaran sesuai dengan kaidah
penilaian yang benar. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional
guru terus ditingkatkan. Staf kurikulum terus melakukan inovasi untuk dapat
dijadikan pedoman guru dalam melakukan proses penilaian.
Seluruh perangkat pembelajaran khususnya dokumen penilaian sebagai
dokumen kurikulum telah diselesaikan dan terus akan disempurnakan
e.Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi diktendik diperoleh hasil sampai dengan tahun 2015 telah
memenuhi kualifikasi akademik sangat memadai dengan Tantangan terbesar
adalah bagaimana mempertahankan disiplin, semangat, dan kompetitif guru.
f.Standar Sarana Prasarana
Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar
nasional hanya secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai dengan
tuntutan zaman. Oleh karena itu, upaya perawatan, pengembangan,
penyempurnaan, atau pengadaan sarpras terus dilakukan.
g.Standar Pengelolaan
6
Sesuai dengan permendiknas 19/ 2007, sekolah telah memenuhi seluruh
standar pengelolaan khususnya dokumen tertulisnya. Setiap tahun dikaji dan
disempurnakan. Pencapaian nilai akreditasi 77 diharapkan akan meningkat
pada tahun 2020 yang akan datang.
Selain pencapaian di atas, upaya meningkat sister school dengan sekolah
dalam negeri khususnya di DKI Jakarta akan terus dilakukan agar
memperoleh hasil yang lebih baik dalam implementasi manajemen dan
prestasi sekolah.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah dituntutnya pengelolaan sekolah
lebih inovatif.
h.Standar Pembiayaan
Upaya untuk memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan. Sampai
dengan tahun 2014 telah diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang cukup
memadai walaupun belum sempurna. Penerimaan dana sekolah terus
meningkat sejak tahun 2007. Pendanaan yang cukup memadai berdampak
posistif pada penyediaan sarpras sekolah yang secara langsung atau tidak
langsung akan mempengaruhi proses pencapaian danaan SKL siswa.
Selain penpendidikan yang terus meningkat, sistem pembayaran juga terus
diupayakan untuk dicari solusi agar lebih praktis, modern, dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan akuntabel. Sekolah telah menjalin
Tantangan terbesar dari sistem pendanaan ini adalah pendanaan sekolah
masih berpusat pada sumbangan orang tua. Ini tentu sangat memberatkan
orang tua apalagi dukungan swasta terutama perusahaan swasta masih jauh
dari harapan.
Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan kondisi nyata
sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk memenuhi standar
nasional tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata sekolah. Ketentuan - ketentuan
tersebut harus dituangkan dalam kurikulum operasional tingkat sekolah yang
disebut dengan Kurikulum 2013. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan
bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka 7
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan
iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan
lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia
kerja;(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pada tahun pelajaran 2019/2020 SMK Kesehatan Sekawan, menerapkan
kurikulum 2013.
Kurikulum tersebut dituangkan dalam kurikulum operasional yang kemudian
dinamakan Kurikulum 2013 SMK Kesehatan Sekawan. Sesuai dengan ketentuan
ditegaskan bahwa sekolah menyusun sendiri kurikulumnya dengan
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh BSNP maupun ketentuan
dalam peraturan menteri tentang penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan kurikulum 2013. Sekolah diberi wewenang penuh untuk menyusun Kurikulum
2013 sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga memungkinkan antara
sekolah yang satu dengan sekolah lain memiliki ciri khusus yang berbeda dengan
sekolah lainnya.
B. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,
adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3);
Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5038)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, 8
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 SMK Kesehatan Sekawan
1. Pengertian
Agar setiap stakeholder sekolah memenuhi seluruh isi kurikulum SMK
Kesehatan Sekawan , maka pengertian istilah yang ada di dalam
pengembangan Kurikulum 2013 disajikan sebagai berikut :
a. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
c. Kurikulum 2013 adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
d. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9
e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
f. Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual kurikulum yang
dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Menurut Kurikulum
2006 dijelaskan bahwa kerangka dasar kurikulum adalah tujuan dan
cakupan kelompok mata pelajaran. Sedangkan, Kerangka Dasar Kurikulum
pada Kurikulum 2013 adalah landasan filosofis, sosiologis, pedagogis, dan
yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum
pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal tingkat daerah serta
pedoman pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah.
g. Struktur Kurikulum menurut Kurikulum 2006 adalah pola dan susunan
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan Struktur Kurikulum menurut
Kurikulum 2013 adalah pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran,
beban belajar, dan kompetensi dasar pada tingkat sekolah. Susunan mata
pelajaran tersebut terbagi dalam kelompok mata pelajaran wajib kelompok
A dan kelompok B, dan kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan
kelompok Peminatan.
h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum
yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan
pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan
penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik,
masyarakat, dan bangsa.
i. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam 10
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan
tinggi, dan untuk mengembangkan minatnya terhadap sesuatu disiplin ilmu
atau ketrampilan.
j. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah
mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau
menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
k. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar
kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku
yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.
l. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran
yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.
m.Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
n. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk
menyusun indikator kompetensi.
o. Beban belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk pembelajaran
suatu tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau keseluruhan kegiatan
yang harus diikuti Peserta Didik dalam satu minggu, semester, dan satu
tahun yang meliputi kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan
mandiri.
p. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan
lingkungan. 11
q. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau
kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur
termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan
r. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk
menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata
pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik.
s. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.
t. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
u. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
v. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
w. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
x. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari
besar nasional), dan hari libur khusus.12
2. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal
38 ayat 2 ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum 2013 disusun dengan
prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk:
a. Memberikan pedoman pengelolaan kurikulum tingkat sekolah sesuai
dengan relevasi atau karakteristik satuan pendidikan, kekhasan daerah,
dan potensi peserta didik.
b. Pengembangan Kurikulum 2013 diarahkan untuk mencapai mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
c. Pengembangan Kurikulum 2013 selain untuk mencapai tujuan di atas,
juga dimaksudkan untuk lebih menitik beratkan pada pencapaian
pendidikan karakter dan mempersiapkan generasi emas Indonesia yang
mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Sesuai dengan pedoman pengembangan kurikulum 2013 ditegaskan
bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan berpedoman pada SKL,
Standar Isi, dan Panduan dari BSNP serta tetap mengacu pada ketentuan UU
Nomor 20 tahun 2003 dan PP 32 Tahun 2013. Sementara itu, dalam
Kurikulum 2013 disusun dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas
yang disesuaikan dengan perubahan-perubahan sebagaimana tertuang dalam
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan terutama yang menyangkut
tentang 4 elemen perubahan, yaitu SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian, serta Pedoman Implementasi Kurikulum 2013.
13
Dalam pengembangan Kurikulum 2013 SMK Kesehatan Sekawan
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013 yaitu:
Prinsip pengembangan kurikulum KTSP 2006;
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
14
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Prinsip pengembangan KTSP kurikulum 2013;
15
Disamping prinsip-prinsip tersebut diatas dalam Kurikulum 2013
ditegaskan dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-
prinsip pengembangan sebagai berikut:
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
b. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman,
mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam
kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus
mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan
merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional 16
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
f. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta
didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa,
serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak
mulia.
i. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 17
j. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah
dan bangsa lain.
l. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
4. Acuan Operasional atau Prinsip Pengelolaan KTSP Kurikulum 2013
KTSP Kurikulum 2013 dikelola dengan memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum dikembangkan yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia.
18
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Kurikulum dikembangkan agar memungkinkan pengembangan keragaman
potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik
peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan daerah.
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional.
e. Tuntutan dunia kerja
Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
g. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan
kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku
di lingkungan sekolah.
h. Dinamika perkembangan global
Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara
global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain.
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
19
Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya.
k. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan
mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender.
l. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan.
KTSP Kurikulum 2013 harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional
sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
20
istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas
antarmata pelajaran, dan memperhatikan kesinambungan hard skills
dan soft skills antarkelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah saling 21
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.
BAB IITUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 77 Pendidikan menengah bertujuan
membentuk peserta didik menjadi insan yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
2. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
22
B. Visi Sekolah
Menjadikan SMK bidang keperawatan yang menghasilkan lulusan berakhlak
mulia, terampil, kompeten, berdaya saing di Dunia kerja maupun berwirausaha
berlandaskan imtak dan iptek.
C. Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan layanan pendidikan yang prima.
2. Menanamkan perilaku berbudi luhur, beriman dan rasa cinta kasih yang tinggi
kepada sesama.
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran yang
berkualitas.
4. Membekali kompetensi yang sesuai dengan kebutahan dunia usaha/ dunia
industri.
5. Membangun jiwa wirausaha dan membekali keterampilan guna menciptakan
pekerjaan tamatan / lulusan.
D. Tujuan Sekolah
a. Tujuan Sekolah Jangka Menengah (2016–2017)
Untuk mencapai visi dan misi sekolah, tujuan sekolah harus ditetapkan sebagai
arahan dalam mewujudkan visi dan misi tersebut. Tujuan jangka menengah
(2016/2017 – 2017/2018) SMK Kesehatan Sekawan ditetapkan sebagai
berikut:
23
I. Bidang Standar Kompetensi Lulusan
1. Mencapai rata-rata Ujian Nasional sebesar :
2. Meloloskan peserta didik dalam persaingan seleksi masukkedunia kerja/
perguruan tinggi terakreditasi sebesar 100 % dari jumlah pendaftar.
3. Membentuk karakter siswa melalui pembiasaan belajar khususnya
kepedulian siswa dalam tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan
berkelanjutan melalui kelompok-kelompok belajar peserta didik, terutama
dalam kelompok Ilmiah Remaja dan kegiatan kreatif lainnya.
4. Menjuarai dalam ajang lomba LKS di tingkat kabupaten, provinsi, dan
nasional seperti bidang O2SN, Lomba Mata Pelajaran, KIR, Debat
Berbahasa Inggris, Debat Berbahasa Indonesia.
5. Menjuarai dalam ajang lomba bidang non akademik seperti: olah raga dan
seni, bidang kegiatan kreatif peserta didik (PMR, Pramuka, Pecinta Alam,
dan PBB), dan lomba-lomba sekolah tingkat kabupaten, provinsi, dan
nacional.
6. Meningkatkan keterlibatan siswa dan guru dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran nasional secara online.
II. Bidang Standar Isi (Bidang Kurikulum)
1. Mengembangkan kurikulum KTSP 2006 dengan berpedoman pada
pedoman-pedoman yang relevan untuk memperkaya kurikulum sekolah
yang mampu menjawab tantangan global, khususnya isu-isu lingkungan
melalui integrasi kurikulum berbasis lingkungan.
2. Mengembangkan sistem administrasi akademik berbasis TIK yang
terintegrasi dengan sistem Paket Aplikasi sekolah (PAS).
III. Bidang Standar Proses (Bidang Proses Pembelajaran)
1. Mengembangkan dokumen pembelajaran sesuai dengan standar proses
dengan mengintegrasikan lingkungan hidup.
2. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses yang dapat
menjadi teladan dalam pembentukan perilaku peserta didik secara unggul
khususnya dalam tata kelola lingkungan.
IV. Bidang Standar Penilaian (Bidang Penilaian)
1. Melaksanakan penilaian sesuai dengan standar penilaian.
24
V. Bidang Standar Pengelolaan (Bidang Pengelolaan Sekolah)
1. Bidang Manajemen sekolah
a. Mengembangkan pedoman sekolah yang sesuai dengan Standar
Pengelolaan.
b. Menciptakan suasana dan kultur sekolah sekolah yang konduktif dengan
ditandai kedisiplinan, etos kerja yang tinggi seluruh warga sekolah, peka
terhadap lingkungan, dan dijiwai dengan semangat keberagamaan
sehingga terwujud budaya sekolah yang efektif.
c. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang ditandai dengan prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif melalui kegiatan koordinasi
dan pencitraan sekolah yang efektif
d. Mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis internet yang
mampu mendukung proses pembelajaran.
e. Mewujudkan sekolah yang mengadopsi nilai-nilai, seperti sifat multi-
kultural, bebas rokok, bebas narkoba, bersih dan hijau (clean and green),
bebas kekerasan (bullying), prinsip kesetaraan gender, dan menerapkan
nilai demokratis dalam memperlakukan peserta didik secara adil dalam
belajar.
2. Bidang Akreditasi Sekolah
Mempertahankan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah-
Madrasah (BAP – SM) peringkat “B” dengan nilai lebih dari 80.
VI. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar pendidik dan
tenaga kependidikan yang peduli dengan lingkungan.
2. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional melalui
penilaian kinerja
VII. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
a. Mengembangkan sistem pembiayaan yang mampu menunjang proses
pendidikan dan pembelajaran secara bermutu sesuai dengan standar
pembiayaan.
25
b. Mengembangkan sistem pembayaran online dengan bekerja sama dengan
pihak bank yang mampu diakses oleh stakeholders sekolah secara mudah,
transparan, dan akuntabel.
c. Mengembangan sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel.
VIII. Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
1. Meningkatkan fungsi sarana prasarana sekolah melalui kegiatan perawatan
sarpras.
2. Mengembangan sarana prasarana dan lingkungan sekolah sesuai dengan
tuntutan standar sarana prasarana dalam rangka mewujudkan sekolah yang
memiliki tata kelola lingkungan dan ramah anak
b. Tujuan Sekolah Jangka Pendek (2016/2017)
Tantangan nyata sekolah yang dihadapi sekarang dapat dikelompokkan
menjadi beberapa indikator :
Indikator Kualitas
1) Hasil akademik yang dicapai masih bisa ditingkatkan dari kualitas yang
seharusnya dapat dicapai sesuai dengan input siswa yang diperoleh
sekolah.
2) Kualitas siswa yang mengikuti seleksi di DUDI, UMPTN/SPMB, dan
PMDK untuk PTN/PTS berkualitas masih dapat ditingkatkan dari yang
diharapkan.
3) Kualitas siswa yang diterima di DUDI maupun di PT masih dapat
ditingkatkan dari yang seharusnya mampu dicapai oleh lulusan SMK
Kesehatan Sekawan, khususnya untuk jurusan-jurusan tertentu yang belum
dapat diraih oleh alumni.
4) Kualitas siswa belum sepenuhnya mampu bersaing di tingkat regional
walaupun input siswa sangat baik.
5) Guru-guru masih harus ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan tuntutan
zaman tanpa memandang masa kerja.
Indikator Produktivitas
1) Jumlah siswa yang memperoleh NEM tinggi semakin meningkat dan rata-
rata NEM terus meningkat.26
2) Jumlah kelulusan semakin meningkat baik dari kuantitasnya maupun
persentasenya yang terserap didunia kerja
3) Jumlah siswa yang masuk DUDI dan perguruan tinggi negeri semakin
meningkat dapat dicapai oleh lulusan SMK Kesehatan Sekawan.
4) Jumlah siswa yang memelopori kedisiplinan siswa semakin meningkat dan
tingkat pelanggaran semakin berkurang.
5) Jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler semakin
meningkat dengan bentuk-bentuk kegiatan yang semakin beragam.
6) Jumlah siswa yang diterima di sekolah kedinasan (militer) semakin
meningkat.
7) Jumlah fasilitas fisik sekolah semakin meningkat untuk memenuhi standar
pelayanan minimal sekolah.
8) Kemampuan guru semakin meningkat dan profesional.
Indikator Efektivitas
1) Perolehan NEM mampu berada di rangking 10 besar kabupaten/provinsi
untuk setiap program studi.
2) Jumlah siswa yang terserap didunia kerja semakin meningkat.
3) Jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
semakin besar dari siswa yang mendaftar.
4) Proses Kegiatan Belajar Mengajar semakin efektif dengan semakin
berkurangnya jam kosong.
5) Pola pembinaan ekstrakurikuler semakin meningkat dengan jam kosong
semakin berkurang.
6) Kedisiplinan siswa semakin meningkat kualitasnya dengan ditandai
berkurangnya jumlah siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib.
7) Tingkat kedisiplinan guru semakin meningkat dengan semakin
berkurangnya jam kosong dan izin tidak mengajar.
Indikator Efisien
1) Kegiatan akademik cukup efisien walaupun masih dapat ditingkatkan.
2) Penggunaan dana cukup efisien walaupun masih perlu diberdayagunakan
lebih baik lagi.
3) Dukungan dana dari orang tua/masyarakat masih dapat ditingkatkan.27
4) Alokasi sumber daya untuk pembinaan ekstrakurikuler cukup efisien
walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.
5) Prestasi belajar cukup efisien walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.
6) Lama belajar siswa rata-rata 3 tahun dan cukup efisien.
7) Angka putus sekolah dan angka mengulang semakin kecil
8) Secara keseluruhan tingkat efisiensi cukup baik walaupun masih perlu
ditingkatkan lagi.
Tantangan nyata sekolah yang dihadapi di atas merupakan tantangan yang
harus dipecahkan dengan segera sehingga tujuan sekolah ke depan dapat
dicapai dengan baik, berdasarkan Visi dan Misi Sekolah, serta Tujuan yang
hendak dicapai sekolah.
BAB IIISTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional
maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus
menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari Standar
Nasional Pendidikan. Kerangka Dasar Kurikulum jenjang pendidikan menengah
menurut Kurikulum 2006 adalah tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran yang
terdiri atas 5 kelompok mata pelajaran, seperti di bawah ini:
Tabel 1. Kerangka Dasar Kurikulum KTSP 2006
No Kelompok Mata Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
28
No Kelompok Mata Pelajaran
Cakupan
Akhlak Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganega-raan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MA/SMKLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK/MA/SMKLB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas,
29
No Kelompok Mata Pelajaran
Cakupan
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum
yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis,
landasan sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis.
Landasan filosofis dasar penyusunan kurikulum 2013 sebagai berikut :
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
30
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Landasan Yuridis Kurikulum 2013 sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Landasan pedagogis Kurikulum 2013, kurikulum adalah rancangan pendidikan
yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam
suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk
memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.
Landasan Sosiologis Kurikulum 2013, kurikulum dikembangan dengan
bertumpu pada kondisi masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan
Permendikbud No 70 tahun 2013 menjelaskan tentang Kerangka dasar
kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan merupakan landasan filosofis, sosiologis,
31
psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur
kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat
daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap
Sekolah Menengah Kejuruan.
Berdasarkan kedua konsep kerangka dasar kurikulum di atas, maka struktur dan
muatan kurikulum pada Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan dikembangkan. Secara
rinci struktur dan muatan kurikulum dikembangkan sebagai berikut :
A. Struktur Kurikulum
Sesuai dengan penjelasan dalam kurikulum KTSP 2006, struktur kurikulum
merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum
dalam PP Nomor 32 tahun 2013 dan Permendikbud Nomor 70 tahun 2013 yang
dimaksud dengan struktur kurikulum adalah pengorganisasian kompetensi inti,
kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, beban belajar, pada setiap
satuan pendidikan dan program pendidikan. Secara tegas dinyatakan bahwa
struktur kurikulum adalah pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap mata
pelajaran dan atau program pendidikan.
Secara rinci struktur kurikulum SMK Kesehatan Sekawan sebagai berikut:
1. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan kls X
Struktur kurikulum SMK Kesehatan Sekawan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan memiliki 48 jam pelajaran
yang terdiri atas 46 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal dari
provinsi dan kabupaten/sekolah..
b. Struktur Kurikulum terdiri atas mata pelajaran kelompok Muatan Nasional,
Muatan Kewilayahan, Muatan peminatan kejuruan dan Mulok
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40minggu.
32
Struktur kurikulum SMK Kesehatan Sekawan disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut:
Bidang Studi Keahlian : Kesehatan
Program Keahlian : Keperawatan
Paket Keahlian Pilihan : Keperawatan
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan
NO MATA PELAJARAN KELAS
JUMLAHX XI XII1 2 1 2 1 2
A. MUATAN NASIONAL1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2 102 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 103 Bahasa Indonesia 2 2 4 4 4 4 184 Matematika 2 2 4 4 4 4 185 Sejarah Indonesia 2 2 - - - - 26 Bahasa Inggris 2 2 4 4 4 4 18
Jumlah A 12 12 16 16 16 16 B. MUATAN KEWILAYAHAN1 Seni Budaya 2 2 - - - - 22 Penjasorkes 2 2 2 2 - - 6
Jumlah A dan B 4 4 2 2 0 0 C. MUATAN PEMINATAN KEJURUANC1. Dasar Bidang Keahlian 1 Simulasi dan Komunikasi Gigital 2 2 - - - - 22 Biologi 2 2 - - - - 23 Kimia 2 2 - - - - 24 Fisika 2 2 - - - - 2
C2. Dasar Program Kehlian1 Konsep Dasar Keperawatan/Ilmu Keperawatan 2 2 - - - - 22 Anatomi dan Fisiologi + Kespro 2 2 - - - - 23 Komunikasi Keperawatan +Adm Kep 2 2 2 2 - - 6
33
4 Ilmu Kesehatan Masyarakat +K3LH 4 4 - - - - 4C3. Kompetensi Keahlian1 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan 2 2 6 6 8 8 302 Kebutuhan Dasar Manusia + Tumbang 2 2 6 6 6 6 263 Ilmu Penyakit + Penunjang Diagnostik + Ilmu Obat 2 2 6 6 6 6 264 Produk Kreatif 2 2 4 4 6 6 225 Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2 10
D. Mulok1 Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2 102 Bimbingan Konseling 2 2 2 2 2 2 10 4 4 4 4 4 4 Jumlah C (C1, C2 dan C3) 48 48 48 48 48 48 144
B. Muatan Kurikulum
Muatan KTSP Kurikulum 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan
dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Secara rinci muatan kurikulum dijelaskan sebagai berikut:
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar
Isi. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada tahun pelajaran 2019/2020
ini, maka mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik adalah sebagai
berikut:
a. Mata Pelajaran Kelas X
Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013
dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata
pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Kelompok mata pelajaran wajib
terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran
wajib B. Kelompok mata pelajaran pilihan adalah kelompok mata pelajaran
C yang merupakan kelompok mata pelajaran pilihan yang terdiri atas mata
pelajaran pilihan kelompok peminatan akademik dan mata pelajaran pilihan
lintas kelompok peminatan.
Kelompok mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum
yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan
pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting
untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan
bangsa. Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran
34
yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B
adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh
pusat.
Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum
2013, maka kelompok mata pelajaran wajib A terdiri atas 6 mata pelajaran,
kelompok mata pelajaran wajib B terdiri atas 3 mata pelajaran, dan
kelompok mata pelajaran pilihan C1 pada pilihan peminatan akademik
terdiri atas 3 mata pelajaran sesuai dengan kelompok peminatan yang
dipilihnya, dan kelompok mata pelajaran pilihan C2 sesuai dengan paket
keahlian pada struktur kurikulum. Mata pelajaran di kelompok peminatan
wajib diikuti semua peserta didik sesuai dengan kelompok peminatan yang
dipilihnya termasuk pilihan mata pelajaran lintas kelompok peminatan yang
dipilihnya tersebut.
b. Mata Pelajaran Kelas XI dan XI
Sesuai dengan Kurikulum KTSP 2006 keseluruhan jumlah mata pelajaran
yang diajarkan untuk XII Program keahlian Keperawatan di SMK
Kesehatan Gapura Mera Putih terdiri atas (jumlah) 3 mata pelajaran wajib
yaitu; Matapelajaran Normatif, Adaptif dan Produktif sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki sekolah.
2. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan Panduan
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan yang ditetapkan oleh sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru
pembina, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
berkaitan pengembangan karir dan peminatan dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik dan minatnya.
Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
35
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan
untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta
didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar
sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah
kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa ekstra kurikuler wajib merupakan
program ekstra kurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik,
terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip
sebagai berikut:
1). Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2). Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai
dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3). Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan
masing-masing.
4). Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
5). Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta
didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.
6). Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.
Dokumen tentang ekstrakurikuler diatur tersendiri yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum SMK Kesehatan Sekawan.
36
3. Pengaturan Beban Belajar
a. SMK Kesehatan Sekawan menggunakan sistem paket. Beban belajar yang
diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem
paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran.
b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran pada SMK Kesehatan Sekawan selama 45
menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu di SMK Kesehatan
Sekawan adalah 48 jam pelajaran pembelajaran.
Tabel 5. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka di SMK Kesehatan Sekawan
Jakarta
(Disesuaikan dengan kebijakan sekolah namun tidak mengurangi jam
minimal)
37
Satuan Pendidikan Kelas
Satu jam pemb. tatap
muka (menit)
Jumlah jam pemb. Per minggu
Minggu Efektif
per tahun pelajaran
Waktu pembelajaran
per tahun
Jumlah jam per tahun (@60 menit)
SMK Kesehatan Sekawan
X s.d XII 45’ 48 36-38
1728-1824 jam
pembelajaran
(77760 - 82080
menit)
1296 -1368 jam
d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.
e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya
diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi maksimum 60% dari jam
tatap muka dalam satu semester.
f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun
pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara
fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 48
jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari
alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian
prestasi akademik siswa.
g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket di SMK Kesehatan Sekawan 0% - 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan
38
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.
h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket
adalah minimum tiga tahun maksimum 6 tahun. SMK Kesehatan Sekawan
tidak melaksanakan program percepatan peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
i. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
4. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar berkaiatan langsung dengan penilaian. PP No. 19 tahun
2005 jo PP 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Permendiknas No. 20 tahun 2007 yang diperbarui Permendikbud No. 20 tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur
tentang penilaian yang terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini
dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam
ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai
dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, (b) bahan Pengembangan laporan hasil belajar, dan
(c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang
dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.
39
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh,
dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a)
mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan
motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai
kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan
(e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai
berikut:Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada
satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator
pencapaian KD, Pengembangan rancangan penilaian (teknik dan bentuk
penilaian) yang sesuai, pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan
setiap KD, penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing
mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap
indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan
pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan
prasarana). Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus
mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian
kepada peserta didik.
Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian
(berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran.
Hal-hal lain yang belum diatur dikembangkan dalam peraturan akademik.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini
meliputi:
Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
iptek, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu
persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik; 40
Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan
dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) dan aspek kognitif
dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian
Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai
berikut: Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan pendataan
KKM setiap mata pelajaran, penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan
pendidikan yang menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program
pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit
Semester), penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran iptek, olahraga
dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik,
penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah, koordinasi ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Sekolah membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi
pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal),
Pengembangan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta
mengikuti kaidah penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif,
dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata
pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir
soal menjadi perangkat tes.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan
dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam 41
penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan
pendidikan.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu
satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c)
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan
dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
a. Ketuntasan Belajar Kelas X dan XI
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap
Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat
dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai
ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada
KD tersebut. Secara kuantitatif sekolah telah menetapkan KKM sebagaimana
terlampir sebagai bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
Selanjutnya sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, maka ketuntasan
belajar peserta didik kelas X dan kelas XI, meliputi keseluruhan aspek penilaian
sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 20 tahun 2016 dan Permendikbud
No. 24 tahun 2014. Cakupan penilaiannya meliputi seluruh Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada aspek sikap spiritual (KI-1), aspek sikap sosial (KI-2),
aspek pengetahuan (KI-3), dan aspek keterampilan (KI-4). Penilaian dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip, prosedur, acuan, dan mekanisme penilaian
sebagaimana diatur dalam standar penilaian yang bersifat autentik dengan
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Capaian kompetensi peserta didik aspek pengetahuan dan ketrampilan
menurut Kurikulum 2013 dengan rentang nilai 0 sampai 100. Capaian
kompetensi untuk sikap dinyatakan dengan sangat baik (SB), baik (B),
42
cukup(C), dan kurang (K) yang nilai kuantitatifnya setara dengan aspek KI-3
dan KI-4. Daftar capaian kompetensi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan
indikator nilai dibawah KKM dari hasil tes formatif.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan
indikator nilai ≥ KKM dari hasil tes formatif.
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2
Untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara
umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan
pendidikan yang bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah
sebagai berikut. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual
sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang
dari KKM; Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang
memperoleh nilai ≥ KKM.
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari
KKM. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang
secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik
(paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).
Secara rinci aturan pelaksanaan penilaian mengacu pada Petunjuk Teknis
Model Penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMK sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
b. Ketuntasan Belajar Kelas XII
Dalam Kurikulum KTSP 2006 penilaian dikelompokkan menjadi penilaian
kelompok mata pelajaran dan penilaian mata pelajaran. Penilaian 5 kelompok
mata pelajaran, yaitu:
Penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia43
Kompetensi yang dikembangkan dalam kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia terfokus pada aspek kognitif atau pengetahuan dan aspek afektif
atau perilaku. Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dilakukan melalui: Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan
sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; Ujian,
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata
pelajaran lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di
dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai
perilaku peserta didik yang menyangkut pengamalan agamanya seperti
kedisiplinan, kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial,
kejujuran, dan pelaksanaan ibadah ritual. Tabel berikut menampilkan dimensi
dan indikator penilaian akhlak mulia.
No Dimensi Indikator1 Disiplin Datang dan pulang tepat waktu
mengikuti kegiatan dengan tertip 2 Bersih Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan sebelum makan Membersihkan tempat kegiatan Merawat kebersihan diri
3 Tanggungjawab Menyelesaikan tugas pada waktunya Berani menanggung resiko
4 Sopan Santun Berbicara dengan sopan Bersikap hormat pada orang lain Berpakaian sopan Berposisi duduk yang sopan
5 Hubungan Sosial Menjalin hubungan baik dengan guru Menjalin hubungan baik dengan sesama teman Menolong teman Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif
6 Jujur Menyampaikan pesan apa adanya Mengatakan apa adanya Tidak berlaku curang
7 Pelaksanaan ibadah ritual
Melaksanakan sembahyang Menunaikan ibadah puasa Berdoa
44
Tabel 8. Dimensi dan indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak mulia
Penentuan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
akhir satuan pendidikan dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang
didasarkan pada hasil ujian sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh
pendidik.
Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
meliputi: Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu
aspek kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana
disebutkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. Perilaku
berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan
dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia.
Seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, penilaian kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; Ujian, ulangan, dan/atau
penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
ASPEK KEPRIBADIAN INDIKATOR PERILAKU
Bertanggungjawab a. Tidak menghindari kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Menaati tata tertib sekolah d. Memelihara fasilitas sekolah
Percaya Diri a. Tidak mudah menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
Saling Menghargai a. Menerima pendapat yang berbeda b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama
Bersikap Santun a. Menerima nasihat guru b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain
45
Kompetitif a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu
Tabel 9. Penilaian terhadap aspek kepribadian peserta didik
PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk SMK dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (fisika, kimia, biologi), IPS
(ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi), keterampilan, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), serta muatan lokal yang relevan. Penilaian dalam kelompok
mata pelajaran iptek disesuaikan dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata
pelajaran. Berikut ini adalah karakteristik penilaian tiap-tiap rumpun mata
pelajaran yang dimaksudkan.
a. Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi
bahasa yang lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara
baik dan benar sehingga mengarah kepada penilaian kemampuan berbahasa
berbasis kinerja. Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi yang mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam empat
aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Oleh karena itu, penilaian kemampuan berbahasa bersifat
autentik dan pragmatik. Selain itu, komunikasi nyata senantiasa melibatkan
lebih dari satu keterampilan berbahasa sehingga harus diperhatikan
keterpaduan antara keterampilan berbahasa tersebut.
b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika,
bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik
hendaknya memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya.
Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan
kepada penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian
yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau
46
tugas yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal atau tugas
demikian akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berusaha
meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap peserta didik
hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat
kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan
prosedural yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan
akan tingkat pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.
c. Penilaian Program Kompetensi dapat dilakukan secara terpadu dengan proses
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,
observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori,
penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama
proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data
aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat
diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
d. Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta
didik menyelesaikan tugas dan/atau produk yang dihasilkan. Tes praktik,
dapat dilakukan melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik
simulasi maupun tes/uji petik/contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan
kejuruan, tugas-tugas laboratorium/bengkel harus dirancang untuk
mensimulasikan tes praktik pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes
praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes sampel kerja merupakan tes praktik
tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari tes praktik keseluruhan
yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian dalam bidang
teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil
penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta
didik. Hasil portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan
dapat dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan
kompetensi peserta didik.
Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek
kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan
yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik 47
yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan
dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu.
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam(untuk agama lainnya
disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing)
✓ ✓ Pendidikan Agama berfungsi untuk : pengembangan keimanan dan ketaqwaan, penanaman dan pengamalan nilai ajaran Islam, penyesuaian mental terhadap lingkungan, pencegahan dari hal-hal yang negatif.Ketiga aspek Pengetahuan, praktik, dan afektif/sikap, proses penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan, dominan pada pembelajaran Alqur’an, Aqidah, Syariah, Tarikh dan Muammalah,sholat, membaca al Qur’an/al Kitab, berkhotbah, dsb.nyaAspek Sikap, yang terkait dengan mata pelajaran dominan pada aspek penanaman nilai – nilai akhlak.
Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganeg
a-raan
✓ ✓ Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yg. Cerdas, terampil dan berkarakter setia kepada bangsa dan Negara yang mampu merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. Aspek yang dinilai lebih dominan pada:Aspek Pengetahuan mencakup: peningkatan pemahaman konsep dan fakta tentang hakikat berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Penggunaan berbagai metode seperti: kooperatif, penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif, berfikir
48
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
kritis, dan pemecahan masalah, dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi / terpadu di dalam aspek pengetahuan. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: pembentukan karakter bangsa yang adaptif terhadap keberagaman, mampu berpikir kritis dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sosial, politik, ekonomi, budaya dan keamanan, dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mata PelajaranBahasa
Indonesia
✓ ✓ ✓ Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk : berkomunikasi (mengakses/bertukar informasi), pemersatu bangsa, sarana pelestarian dan peningkatan budaya, sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan IPTEK. Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif. Aspek Pengetahuan, yang dinilai mencakup kemampuan: Menyimak, membaca, dan kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) serta apresiasi sastra. Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi. Aspek praktik dapat dinilai dari kemampuan berpidato, dan membuat karangan menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat. Aspek Sikap yang terkait dengan
49
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
mata pelajaran mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan antusias dalam membaca,
Mata PelajaranBahasa
Inggris dan Bahasa
Asing Lain.
✓ ✓ ✓ Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lain, berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses dan bertukar informasi secara global, untuk membina hubungan interpersonal, dan meningkatkan wawasan tentang budaya bangsa asing (wawasan internasional). Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif, yang proses penilaiannya berjangka panjang dan bertahap.Aspek Pengetahuan mencakup kemampuan : mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), menulis (writing) dan Kebahasaan/linguistik serta sosiokultural. Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi. Aspek Praktik dapat dinilai dari kemampuan berbicara dan mengarang menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa (Inggris dan bahasa Asing lain) yang baik dan benar, dan antusias dalam membaca,
50
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
Mata Pelajaran
Matematika
✓ ✓ Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, menggunakan rumus matematika untuk memecahkan masalah , dan mengkomunikasikan gagasan melalui grafik, peta, diagram atau secara lisan/kalimat. Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan dan sikap/ afektif, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman terhadap konsep, prosedur /proses menghitung, dan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.Aspek Praktik pada mata pelajaran ini kurang dominan, karena hanya sebagian kecil saja KD yang dapat dinilai praktiknya seperti : menggambar/mengukur ruang/sudut. Penggunaan peralatan seperti : kalkulator, komputer, alat peraga atau media lain, hanya untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang penilaiannya terintegrasi/terpadu dalam aspek pengetahuan.Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran ini ,menitikberatkan pada sikap ilmiah yang mencakup: ketelitian, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan sistematis.
Mata Pelajaran
Fisika, Kimia dan
Biologi
✓ ✓ ✓ Fisika, Kimia, dan Biologi berfungsi untuk menumbuhkan kesadaran terhadap keteraturan dan keindahan ciptaan Tuhan, meningkatkan pemahaman konsep dan prinsip-prinsip melalui sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterampilan proses mencakup:
51
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
pengamatan, pembuatan hipotesis, penggunaan alat dan bahan yang dilaksanakan melalui kegiatan praktik, sesuai dengan prosedur dan keselamatan kerja. Ketiga aspek (pengetahuan, praktik dan sikap/afektif) memiliki bobot penilaian yang proporsional. Proses penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman konsep yang berfungsi untuk menunjang pelaksanaan praktik. Aspek praktik mencakup keterampilan proses dan ketrampilan sains yang dilaksanakan melalui praktikum. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran, menitik beratkan pada sikap ilmiah yang mencakup: ketelitian, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan sistematis.
Mata Pelajaran
IPA,IPS dan Seni Budaya
✓ ✓ Mata pelajaran ini secara umum berfungsi untuk: menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu, menanamkan pengetahuan tentang pola keruangan dan proses alam yang terjadi pada bumi, meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaktualisasikan diri dan mengungkapkan status dan peran peserta didik dalam kehidupan sosial dan budaya, dan meningkatkan penghargaan/ kebanggaan terhadap budaya terutama di bidang bahasa, seni dan kepercayaan di lingkungan masyarakat Indonesia . Aspek
52
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
penilaian yang dominan adalah aspek Pengetahuan dan Sikap/Afektif, sedangkan Aspek praktik sifatnya hanya menunjang dalam proses pembelajaran, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup: pemahaman fakta, konsep, dan melakukan penelaahan / analisis secara rasional tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang kajian masing-masing mata pelajaran. Penggunaan berbagai peralatan seperti alat peraga, atau kegiatan pembelajaran di luar kelas/sekolah (kunjungan), dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi/terpadu di dalam aspek pengetahuan. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, kebersamaan /kekeluargaan, semangat perjuangan dan kompetisi, menghargai perbedaan, menghargai budaya dan karya artistik bangsa, menghargai kekayaan alam ciptaan Tuhan YME.
Mata Pelajaran
Kewirausahaan
✓ ✓ MP. Ekonomi berfungsi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep, teori, kenyataan dan peristiwa ekonomi di lingkungan masyarakat, serta memiliki jiwa kewirausahaan. Bidang kajian Akuntansi dalam mata pelajaran Ekonomi berfungsi untuk: mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggungjawab
53
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
dalam pengadministrasian laporan keuangan.Aspek yang dominan pada mata pelajaran Ekonomi adalah aspek pengetahuan dan afektif. Sedangkan aspek praktik sifatnya hanya penunjang proses pembelajaran, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup pemahaman konsep, teori, fakta/peristiwa/perilaku ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembukuan dalam bidang akuntansi merupakan aplikasi pengetahuan di bidang akuntansi (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi/ terpadu dalam aspek pengetahun. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran ini mencakup: kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan ekonomi, menanamkan sikap teliti, jujur dan memiliki jiwa kewirausahaan.
Mata Pelajaran
Seni Budaya
✓ ✓ Mata pelajaran Seni Budaya berfungsi untuk menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, hidup rukun dan mampu mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan dan mampu memamerkan karya seni. Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini hanya berfungsi sebagai ranah pendukung dalam melaksanakan berbagai aktivitas seni, yang penilaiannya terintegrasi dan terpadu di dalam aspek praktik. Aspek praktik merupakan ranah yang dominan, karena
54
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
pembelajaran Seni Budaya berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran. Aspek Sikap yang dominan pada mata pelajaran seni budaya adalah pengembangan kepekaan rasa, toleransi, menghargai/ mengapreasi karya seni dan daya kreativitas.
Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
✓ ✓ ✓ Pendidikan JaSMKni, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat. Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini mencakup pengetahuan mengenai kesehatan dan berbagai macam penyakit. Aspek praktik merupakan ranah yang sangat dominan, karena pembelajarannya lebih menekankan pada aktivitas motorik.Aspek Sikap yang dominan dalam mata pelajaran ini adalah pembentukan nilai dan pembiasaan pola hidup sehat.
Mata Pelajaran
KKPI
✓ ✓ ✓ Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan tentang sarana TIK, dan kemampuan menggunakan sarana TIK secara optimal. Aspek Pengetahuan, mencakup pengetahuan tentang sarana (hardware) dan program
55
Komponen
Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan
Pengetahuan
Praktik Sikap
(software) yang diperlukan dalam penggunaan TIK pada kehidupan sehari-hari, dan kemampuan menggali dan mengelola informasi serta melakukan komunikasi. Aspek Praktik mencakup kemampuan menggunakan dan memelihara sarana TIK. Aspek Sikap yang terkait dalam mata pelajaran ini mencakup kemampuan belajar mandiri, memecahkan masalah, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Muatan Lokal
✓ ✓ ✓ Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Aspek yang dinilai, disesuaikan dengan karakteristik jenis program muatan lokal yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta didik.
Mata Pelajaran Produktif
✓ ✓ ✓ Mata pelajaran Peroduktif merupakan kegiatan kurikuler untuk meningkantkan kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan program keahlian yang dipilih. Aspek yang dinilai, meliputi sikap,pemgetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan karakteristik jenis kompetensi yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta didik.
Tabel 10. Aspek yang dinilai untuk setiap mata pelajaran
Penilaian kelompok mata pelajaran estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang menjadikannya
unik di antara mata pelajaran lain. Keunikan pembelajaran kelompok mata 56
pelajaran estetika terletak pada kegiatan pembelajaran yang mampu
memberikan pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling terkait satu
sama lain, yakni apresiasi (appreciation) dan kreasi (creation), termasuk di
dalamnya yang bersifat rekreatif (performance). Pengalaman estetik adalah
pengalaman menghayati nilai keindahan.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Untuk
memenuhi tuntutan akuntabilitas dalam dunia pendidikan, pendidik mata
pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu mengembangkan sistem
penilaian hasil belajar dengan memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran
estetika. Penilaian hasil belajar yang relatif dapat diterima adalah jenis
penilaian berbasis pengamatan/ observasi yakni penilaian yang dilakukan
dengan cara mengamati secara terfokus: (1) perilaku peserta didik dalam hal
apresiasi, performance/ rekreasi, dan kreasi sebagai cerminan dari kompetensi
dalam mata pelajaran Seni Budaya; dan (2) perilaku peserta didik dalam hal
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sebagai cerminan dari
kompetensi aspek sastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penilaian untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu pula
menyesuaikan dengan sifat satuan dan jenjang pendidikan. Pada satuan
pendidikan SMK, pembelajaran dan penilaian mata pelajaraan kelompok mata
pelajaran estetika lebih ditekankan pada upaya pengembangan kepribadian
peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.
Penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
berfikir, keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
57
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan dilakukan melalui: Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan
sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik;
Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik penilaian
mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif,
afektif, dan keterampilan motorik peserta didik. Untuk keperluan tersebut,
teknik penilaian dapat berbentuk tes perbuatan/unjuk kerja, dan pengamatan
terhadap perilaku, penugasan, dan tes pengetahuan. Tes kinerja dalam
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan psikomotor peserta didik. Kemampuan psikomotor tersebut secara
umum mencakup kesegaran jasmani, kelincahan, dan koordinasi yang
merupakan unsur-unsur dalam keterampilan gerak, di samping itu dapat juga
dilakukan tes kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan keterampilan
dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain sepak
bola, keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain bola voli dan
sebagainya. Kemampuan psikomotor peserta didik ini harus diukur setiap
menyelesaikan satu kompetensi tertentu.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa merasa lelah. Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan
berbagai tes kesegaran jasmani yang telah dibakukan dan sesuai dengan tingkat
usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), tes aerobik,
dsb. Pengukuran kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan
sekali, sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannya.
Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan tepat.
Pengukuran kelincahan dapat dilakukan dengan berbagai macam tes kelincahan
yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani
atau cabang olahraga. Kelincahan peserta didik diukur setelah peserta didik
menyelesaikan satu kompetensi tertentu.
58
Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengelola unsur-unsur yang
terlibat dalam proses terjadinya gerakan, dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Pengukuran koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tes
koordinasi yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik
aktivitas jasmani atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata-tangan, tes
koordinasi mata-kaki, tes koordinasi mata-tangan dan kaki, tes menggiring
(drible) bola dalam sepakbola, tes menggiring (drible) bola dalam bolabasket,
dan sebagainya. Kemampuan koordinasi peserta didik diukur setelah peserta
didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu.
Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup penilaian
tentang (a) kebersihan pribadi dan lingkungan, (b) Pendidikan keselamatan (c)
penyakit menular, (d) kesehatan reproduksi dan pelecehan seksual, (f)
pengetahuan gizi dan makanan, (g) penyalah gunaan obat dan psikotropika, (h)
rokok dan minuman keras, (h) dan kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas
jasmani.
Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan terhadap perilaku
peserta didik dalam hal kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya
memenangkan pertandingan, perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani
dan olahraga. Upaya memenangkan permainan tidak mengandung unsur
kecurangan atau tidak sportif.
Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
bertanggungjawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait
dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil penilaian terhadap akhlak peserta
didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan
agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan
hasil belajar (rapor). Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian
peserta didik juga akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan menentukan nilai kepribadian peserta didik untuk
dilaporkan pada laporan hasil belajar (rapor).
Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta 59
didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan akhlak seperti kedisiplinan,
tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal-hal yang
dinilai antara lain mencakup aspek:
a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti
datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.
b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak
berbohong, dan tidak berlaku curang.
c. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan
berlangsung.
d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk
perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk
yang sopan.
e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang
lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama
teman, menolong teman, dan mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif.
Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku
peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan
untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti
percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan
kerjasama. Indikator masing-masing aspek kepribadian antara lain sebagai
berikut.
a. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat,
bertanya, menegur, mengritisi tentang sesuatu hal.
b. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan
mengetahui kelebihan diri dan mengakui kelemahan diri.
c. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju,
menyelesaikan segala hal, berprestasi, dan meraih cita-cita.
d. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat
yang berbeda, memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan
orang lain.
60
e. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi
kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang
lain berlandaskan kejujuran (fair play).
Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok
mata pelajaran (sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64).
No Kelompok Mata Pelajaran Kognitif Psikhomotor Afeksi1 Agama dan Akhlak Mulia √ - √
2Pendidikan
Kewarganegaraan√ - √
3Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Disesuaikan dengan karakteristik materi yang dinilai
4 Estetika - √ √
5Pendidikan Jasmani,
Olahragadan Kesehatan
√ √ √
Tabel 11. Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran
Berdasarkan petunjuk teknis penilaian di atas, maka pendidik menentukan
setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Prinsip
penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan
peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2
semester. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan
lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta
merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik
untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan
pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria
ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran sekolah.
61
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal
100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Kriteria ketuntasan minimal menjadi
acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena
itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di SMK Kesehatan
Sekawan berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang
tuanya. Penetapan KKM SMK Kesehatan Sekawan merupakan kegiatan
pengambilan keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar
mata pelajaran.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap
Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat
dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai
ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada
KD tersebut.
Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-
rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. Kriteria
ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK
yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran.
Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar,
dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator
dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya
didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan
pada peserta didik;62
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta
didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah.
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan
alat/bahan untuk proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders
sekolah.
Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil
seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian
nasionalnya. sedangkan penetapan intake di kelas XII berdasarkan kemampuan
peserta didik di kelas sebelumnya. Secara rinci KKM seluruh mata pelajaran di
SMK Kesehatan Sekawan dapat dilihat pada lampiran tersendiri yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. KKM
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB).
5. Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa
a. Kriteria Kenaikan Kelas
63
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan kelas
didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan
pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus
dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester
genap. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana
peserta yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang
ditetapkan, maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi
sampai yang bersangkutan mampu mencapai KKM dimaksud. Artinya, nilai
kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama
satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.
1) Kenaikan Kelas X ke Kelas XI dan Kelas XI ke Kelas XII
Peserta didik dinyatakan tidak naik dari kelas X ke kelas XI dan dari kelas XI
ke kelas XII jika:
a) Peserta didik tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (capaian
kompetensi lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran. Capaian kompetensi dari tiga
aspek tidak diakumulasikan dalam satu mata pelajaran.
b) Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI atau ke kelas XII apabila
yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal salah satu
mata pelajaran ciri khas peminatan paket keahlian sesuai dengan
Permendikbud 70 tahun 2013
c) Peserta didik dinyatakan tidak naik jika budi pekerti, akhlak mulia, dan
kepribadian secara keseluruhan kurang dari baik.
d) Peseerta didik dinyatakan tidak naik jika perolehan nilai ektrakurikuler
wajib (pramuka) selama 2 semester kurang memuaskan dan yang
bersangkutan tidak mengikuti kegiatan tambahan yang diselenggarakan
sekolah.
e) Aturan lain yang tidak diatur dalam kurikulum ini diatur tersendiri melalui
rapat dewan pendidik.
b. Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP No. 13 tahun 2015 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
64
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
c. Mutasi Siswa
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan
tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi
dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-
masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk perpindahan
peserta didik kelas X dan kelas XI, sekolah hanya dapat memfasilitasi bagi
mereka yang berasal dari sekolah dengan menggunakan kurikulum 2013
dengan pertimbangan perbedaan karakteristik antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum KTSP 2006. Sedangkan, mutasi peserta didik kelas XII dapat
menerima peserta didik dari sekolah yang melaksanakan kurikulum KTSP
2006. Untuk peserta didik yang ingin mutasi ke sekolah lain disarankan untuk
memilih sekolah sesuai dengan pemberlakuan kurikulum di sekolah tujuan.
Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan
capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik
sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan
perlu untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes
masuk bagi peserta didik yang ingin mutasi ke SMK Kesehatan Sekawan untuk
mengetahui mengetahui kemampuan peserta didik.
6. Kriteria Peminatan dan Penjurusan
a. Kriteria Peminatan
Sesuai dengan kurikulum 2013, peserta didik kelas X harus mulai memilih
kelompok peminatan. Pemilihan kelompok peminatan memberikan kesempatan
kepada peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok
peminatan dan pilihan mata pelajaran antar kelompok peminatan. Pemilihan
kelompok peminatan dapat dilakukan pada saat pendaftaran peserta didik baru
atau setelah pendaftaran peserta didik baru disesuaikan regulasi yang berlaku di 65
tingkat kabupaten atau sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dengan
memperhatikan rambu-rambu yang dikeluarkan oleh peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
BAB IVKALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif
adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran
untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
66
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan
hari libur khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan
SMK Kesehatan Sekawan mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana
tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
4. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya:
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar
Minimum 36 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3. Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
4. Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
67
NO KEGIATAN TANGGAL PELAKSANAAN1 Libur Semester 17 Des - 12 Jan 20192 Kegiatan Belajar Mengajar 15 Jan - 7 Mar 20193 Ujian Tengah Semester X dan XI 9 - 13 Maret 20194 Pembagian Rapot Bayangan 20 Maret 20195 Kegiatan Belajar Mengajar 21 Mar - 6 Jun 20196 Ujian Akhir Semester Ganjil 13 - 23 Mei 20197 Remedial 21 - 22 Mei 20198 Pembagian Raport 29 Mei 20199 Libur Kenaikan Kelas 31 Mei - 12 Juli 2019
10 MPLS/Awal KBM 15 Juli 201911 Hari Raya Idul Adha 11 Agustus 201912 Hari kemerdekaan 17 agustus 201913 Tahun Baru Islam 1441 H 01 September 201914 UJIAN TENGAH SEMESTER 16 - 20 sep 201915 Pembagian Rapot Bayangan 02 Oktober 201916 Kegiatan Belajar Mengajar 30 sep - 8 des 201917 Maulid Nabi Muhammad Saw 9 nov 201918 Ujian Akhir Semester Ganjil 2 - 10/12/201919 Remedial 11-13 des 201920 Pembagian Raport Semester 20 Desember 201921 libur semester 23 des - 3 jan 202022 Kegiatan Belajar Mengajar 6 jan - 21 februari 202023 Ujian Tengah Semester X dan XI 24-28 feb 202024 Pembagian Rapot Bayangan 04 Maret 202025 Kegiatan Belajar Mengajar 02 Maret 202026 perkiraan UNBK 23-27 03/202027 PERKIRAAN LIBUR PUASA 23-25 APRIL 202028 HARI RAYA IDUL FITRI 24-25 MEI 202029 HALAL BIHALAL 02 Juni 202030 Ujian Akhir Semester Genap 8 -16 JUNI 202031 Remedial 17-19 JUNI 202032 Pembagian Raport Semester 24 Juni 202033 LIBUR KENAIKAN KELAS 27 JUN - 10 JUL 202034 AWAL KBM/ MPLS 13 Juli 2020
* Perkiraan PKK II Kelas XII 23 September - 25 Oktober 2020* Perkiraan PKK I Kelas XI 17 Desember - 17 Februari 2020* Ujian Praktek Sekolah Kelas XII 05 Februari 2020* USBN 01 Maret 2020* UNBK 01 Maret 2020
KALENDER AKADEMIK SMK SEKAWANTAHUN AJARAN 2019/2020
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
5. Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
6. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
7. Kegiatan khusus sekolah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
Tabel 12. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
Berdasarkan rambu-rambu di atas, SMK Kesehatan Sekawan menyusun
Kalender Pendidikan sebagaimana tercantum pada lampiran ini.
68
BAB IVPENUTUP
Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan yang telah tersusun ini akan menjadi
pedoman bagi sekolah dan menjadi acuan seluruh stakeholders sekolah selama 1 tahun
pelajaran 2019/2020. Sesuai dengan tuntutan penjaminan Sekolah Menengah Kejuruan,
maka penyesuaian-penyesuaian akan terus dilakukan terutama pada proses
adaptasi/adopsi dan pengayaan kurikulum setara dengan sekolah internasional di negara
maju.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus
dibutuhkan demi pencapaian status sekolah bertaraf internasional. Tanpa dukungan
yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh
karena itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stakeholders sekolah dalam
mencapai tujuan yang dimaksud.
Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan
kurikulum SMK Kesehatan Sekawan pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang akan
datang.
69