Pemeriksaan x Ray
-
Upload
samsu-buntoro -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Pemeriksaan x Ray
-
8/17/2019 Pemeriksaan x Ray
1/3
Gejala klinis
Gagal jantung kronis yang paling sering ditemui adalah penyakit jantung iskemik,
dan gejala awal yang biasanya muncul adalah infark miokardia akut. Namun,
iskemia miokardial yang tersembunyi sering terjadi dan disfungsi ventrikel kiri
asimptomatis terkadang ditemukan secara tidak sengaja. pasien dengan gagal jantung kronis didapati sesak saat melakukan aktivitas atau serangan akut pada
gagal jantung ventrikel kiri.
Pasien sering tidak memiliki gejala saat istirahat. Istirahat ini dapat membuat fungsi
jantung dalam batas normal tapi tidak pada pasien dengan stres psikologi. Gejala
utama pada gagal jantung kronis adalah sesak napas, kelelahan, dan edema perifer.
Berdasarkan derajat keparahannya, pada pasien gagal jantung akan muncul gejala
dyspnoe saat beraktivitas, orthopnea, paroysmal nocturnal dyspnoea atau resting
dyspnoe. Gagal jantung kanan berhubungan dengan retensi cairan yang mencolok,
perbendungan pada hepar dan asites.
Gejala klinis pada gagal jantung termasuk adanya peningkatan tekanan vena
jugular, edema perifer, dysplaced atau dyskinetic cardiac ape, inkompeten katup
mitral, krepitasi pulmonar dan efusi pleura. !alam derajat sedang menuju ke berat,
gagal jantung mungkin menunjukkan gejala cardiac cacheia, muka pucat, dingin
pada bagian perifer tubuh, pulsasi jantung yang lemah atau bervariasi, cheyne"
stokes respirasi, hepatomegali, asites, dan ritme gallop.
Pemerikasaan rutin
Pemeriksaan klinis dilakukan untuk mengkon#rmasi diagnosis, untuk identi#kasi
penyebab dan menilai pasien apakah berpotensi akan terjadinya komplikasi atau
tidak. $ebagai tambahan, pemeriksaan ini akan menuntun dalam rencana
pengobatan, menilai keefektifan pengobatan dan menentukan prognosis.
%es !arah
&nemia seharusnya dikeluarkan dari faktor yang berperan atau yang mungkin
sebagai penyebab gagal jantung. &nemia meningkatkan kebutuhan metabolisme
jantung dalam keadaan low cardiac output dan dapat memperburuk gagal jantung
yang dalam keadaan high output.
Penilaian fungsi renal diperlukan karena tidak hanya membedakan gagal ginjal yang
hampir sama gejalanya dengan gagal jantung tetapi juga gagal jantung yang parahdapat menyebabkan disfungsi ginjal yang bermakna dikarenakan hipoperfusi
jaringan. 'lektrolit serum dapat juga terganggu oleh proses penyakit atau
pemakaian obat &('"inhibitor. )ipokalemia dan hiponatremia merupakan tanda
prognosis yang baik pada pasien dengan gagal jantung.
*onsentrasi glukosa plasma puasa dan pro#l lipd seharusnya ditentukan untuk
mendeteksi adanya diabetes melitus dana dyslipidemia, yang merupakan faktor
-
8/17/2019 Pemeriksaan x Ray
2/3
resiko yang signi#kan untuk penyakit jantung iskemik dan gagal jantung. +ang
lainnya seperti penilaian hepatic yaitu transaminase, bilirubin dan albumin
seharusnya ditentukan karena tidak hanya gagal jantung yang akan berimbas ke
disfungsi dan kongesti hepar, namun juga dapat pula fungsi hepar yang terganggu
seperti hemachromatosis. eskipun pasien dapat muncul dengan euthyroid, thyroid
tes harus dilakukan untuk menentukan ada tidak hiper" atau hipothyroid.
Peptida natriuretic memiliki potensi untuk menindenti#kasi pasien dengan gagal
jantung , dimana peptida neuretic otak dan atrium menunjukkan sensitivitas yang
baik. Namun demikian, peptida ini dapat meningkat pada kondisi seperti hipertro#
ventrikel kiri. pemeriksaan peptida ini menunjukkan spesi#tas yang rendah. $aat ini
pengukuran peptida natriuretic masih dalam penelitian.
'lectrokardiogram
'lectrokardiogram jarang terlihat normal pada pasien dengan fungsi ventrikel kiri
yang terganggu dengan negative predictive value "-/. 'lectrokardiogram ini
dapat memberikan informasi tentang etiologi dari gagal jantung. &danya perubahan
patologi pada 0 wave dan segmen $% ata % wave menunjukkan adanya penyakit
jantung iskemik. )ipertro# ventrikel kiri dapat terjadi pada pasien dengan
hipertensi, stenosis aorta dan kardiomiopati hipertro#.*omplek 01$ yang rendah
dapat terlihat pada pasien hipotiroid, amyloidosis dan efusi perikardial. &ritmia
dapat muncul pada electrocardiogram. &ritmia atrium biasanya mincul dan dapat
menjadi sebab gagal jantung. Pasien perlu dinilai kembali untuk kontrol rutin,
antikoagulan dan kardioversi potential.
pemeriksaan "ray
tidak seperti elektrokardiogram, foto rontgen thorak merupakan pemeriksaan yang
buruk dalam membedakan gagal jantung kronis. Pembesaran rasio kardiothorak
memiliki sensiti#tas dan sensitivitas yang rendah untuk mendeteksi gagal jantung.
Padahal, sebagian orang sekitar 23"43/ dengan disfungsi ventrikular kiri
mempunya rasio kardiothorak yang normal. Pemeriksaan "ray dapat menyajikan
informasi yang berguna terutama dalam hal patologi pada paru"paru, yang
merupakan faktor penting dalam di5erential diagnosis pada pasien sesak. $elain
itu, pemeriksaan "ray dapat mendeteksi perjalanan penyakit, respon terhadap
pengobatan dan mendeteksi kehadiran edema paru.
echocardiography
echocardiography merupakan kunci investigasi pada gagal jantung karena
pemeriksaan ini dapa mendeteksi etiologi dan menilai derajat dari gagal jantung.
'chocardiography dapat mengukur fungsi dari ventrikel kiri dengan menilai fraksi
ejeksi ventrikel kiri tersebut. Berbagai kondisi struktural berhubungan dengan gagal
jantung, seperti penyakit katup jantung dan hipertro# ventrikel kiri dapat
-
8/17/2019 Pemeriksaan x Ray
3/3
diidenti#kasi. 'chocardiography juga dapat memberikan informasi terkait dengan
adanya penyakit perikardial seperti efusi perikardial.
Nuclear ventriculography
radionuclide ventriculography memberikan perkiraan fraksi ejeksi ventrikel kiri dan
terutama berguna ketika penilaian yang adekuat pada echocardiography tidak
dapat ditegakkan. 6ntuk mendapatkan tampilan yang baik saat pemeriksaan,
pasien harus tetap tenang. Pemeriksaan ini tidak cocok pada pasien dengan #brilasi
atrial.
*ateterisasi kardiac
$ejak penyakit jantung iskemik menjadi penyakit gagal jantung kronis yang paling
sering ditemukan, Pertimbangan untuk revaskularisasi koroner mungkin diperlukan.
'ercise test, stress echocardiography dan myocardial perfusion imaging mungkin
membantu dalam proses pertimbangan, meskipun harus ada kriteria minimal dalam
investigasi pasien dengan keteterisasi kardiak. 6ntuk menetapkan adanya penyakit
arteri koroner, juga dilakukan penilaian lebih jauh terhadap ventrikel kiri dan fungsi
katup jantung. 7arang sekali, biopsi ventrikel kiri atau kanan dapat memberikan
keuntungan pada pasien dengan kardiomiopati dengan penyebab yang tidak
diketahui.