Pemeriksaan Vital Sign Idk 3

download Pemeriksaan Vital Sign Idk 3

of 20

Transcript of Pemeriksaan Vital Sign Idk 3

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisein untuk memantau kondisi klien untuk mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons klien terhadap intervensi. Teknik dasar inspeksi, palpasi dan auskultasi digunakan untuk menentukan tanda vital. Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh praktisi kesehatan adalah pengukuran suhu, nadi, oksigen. Sebagai indicator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting maka disebut tanda vital. Banyak factor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal.B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan Vital Sign tekanan darah ?

2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan Vital Sign nadi ?

3. Apa yang di maksud dengan pemeriksaan Vital Sign suhu ?

4. Apa yang di maksud dengan pemeriksaan Vital Sign respirasi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang pemeriksaan tekanan darah2. Mengetahui tentang pemeriksaan nadi3. Mengetahui tentang pemeriksaan suhu4. Mengetahui tentang pemeriksaan respirasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIANPengukuran yang paling sering dilakukan oleh praktisi kesehatan adalah pengukuran suhu, nadi, oksigen. Sebagai indicator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting maka disebut tanda vital. Banyak factor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal.

B. TEKANAN DARAH

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam system arteri tubuh, adalah indicator yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada system sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada saat vertikel relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan distolik atau minimum. Tekanan diastolic adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.

Unit standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air raksa (mm Hg). Pengukuran menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembasa sistolik (mis 120/80). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolic adalah tekanan nadi untuk tekanan darah 120/80, tekanan nadi adalah 40.

1. Fisiologi Tekanan Darah arteri

Tekanan darah menggambarkan interelasi dari curah jantung, tekanan vaskuler perifer, volume darah, viskositas darah dan elestisitas arteri. Pengetahuan perawat tentang variable hemodinamik membantu dalam pengkajian perubahan tekanan darah.

2. Curah Jantung

Curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung (volume sekuncup) selama 1 menit (frekuensi jantung).

Curah jantung = frekuensi jantung * Volume sekuncup

Tekanan darah (TD) bergantung pada curah jantung dan tahanan vascular panifer

Tekanan darah = Curah jantung * tahanan vascular perifer 3. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan DarahTekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak faktor secara kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan darah yang dapatb secara adekuat menunjukkan tekanan darah klien. Meskipun saat dalam kondisi yang paling baik, tekanan darah berubah dari satu denyut jantung ke denyut jantung lainnya. Kecendurangan tekanan darah , bukan mengukur individu, memandu intervensi keperawatan. Pemahaman faktor ini memastikan interprestasi yang lebih akurat dari bacaan tekanan darah. a. Curah jantung

Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

b. Tekanan Perifer terhadap tekanan darah

Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :

1) Viskositas darah.

Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

2) Panjang pembuluh

Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.

3) Radius pembuluh

Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya

a) Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.

b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkat enambelas kali lipat dan tekanan darah akan naik. Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat adri perubahan radius pembuluh darah

c. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik

Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer :

Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset.

Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik.

d. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa mudae. Tekanan darah arteri adalah tekanan darah lateral yang disebabkan oleh volume darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan pembuluh darah tepi. Tekanan darah bergantung pada volume darah yang diejedinding erteri, ksikan, kecepatan, distensibilitas, viskositas darah, dan tekanan di dalam pembuluh setelah ejeksi terakhir.

f. Tekanan darah sistolik merupakan puncak tekanan di dalam arteri yang diatur oleh isi sekuncup dan kelenturan pembuluh darah. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah di dalam arteri dan bergantung pada tahanan perifer. Perbedaadan diastolik dan tekanan sistolik adalah tekanan nadi. Tekanan darah pada lengan kanan biasanya 5-10 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan kiri. Sedangkan tekanan darah di tungkai biasanya 15-20 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan , meskipun dengan berbaring. Hal ini sebagian berkaitan dengan hukum Poisuille, yang pada intinya menyatakan tahanan total pembuluh darah yang dihubungkan secara parallel lebih besar daripada tahanan satu pembuluh darah besar. Tekanan darah di dalam aorta lebih kecil dibandingkan tekanan darah di dalam cabang-cabang arteri ekstremitas bawah. Tekanan darah sangat bervariasi, bergantung pada tingkat eksitasi pasien, tingkat aktivitas, kebiasaan merokok, nyeri, distensi kandung kemih atau pola diet. Selama pernapasan tenang biasanya terjadi penurunan tekanan sistolik sampai 10 mmHg pada waktu inspirasi.g. Teknik Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan pasien berbaring terlentang yang nyaman. Kantong manset diletakkan di atas arteri brakhialis kanan. Jika lengannya terlalu gemuk, pakailah manset paha. Lengan sedikit difleksikan dan disokong kira-kira setinggi jantung. Pengukuran tekanan darah secara palpasi ini seperti diuraikan di atas untuk menentukan tekanan sistolik secara memadai dan untuk menyingkirkan permasalahan karena adanya celah auskultasi, sebaiknya tekanan darah mula-mula diperiksa dengan cara palpasi. Menurut prosedur ini, arteri brakhialis atau radialis kanan dipalpasi sementara manset dipompa di atas tekanan darah yang diperlukan untuk menghilangkan denyut nadi. Sekrup yang dapat diputar dibuka perlahan untuk mengurangi tekanan di dalam kantong karet secara lambat. Tekanan sistolik dikketahui dengan timbulnya kembali denyut brachial. Segera setelah denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi tekanan kantong karet dengan cepat. Ini adalah tekanan darah sistolik.

C. NADI

Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba diberbagai tempat pada tubuh. Nadi merupakan indicator status sirkulasi merupakan alat melalui sel menerima nutrient yang membuangb sampah yang dihasilkan dari metabolisme 1. Fisiologi dan RegulasiAliran darah mengaliri tubuh dalam siskuit yang continu implus elektris berasal dari nodus sinoatrial (AV) berjalan melaui otot jantung untuk menstimulasi kontraksin jantung. Faktor mekanis, neural dan kimia meregulasi kekuatan kontrasi jantung dan volume secukupnya tetapi, bila faktor mekanis, neural dan volume secukupnya. Atau kimia tidak dapat mengubah volume secukup, perubahan frekuensi jantung akan mengakibatkan perubahan pada tekanan darah. Jika frekuensi jantung meningkat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jantung menjadi lebih sedikit. Penyebab nadi menjadi lambat, cepat atau tidak regular secara normal dapat mengubah curah jantung2. Pengkajian NadiFrekuensi nadi dapat dikaji disetiap arteri, namun arteri radialis dan arteri korotik dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba memburuk area carotid adalah yang terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat. Jantung akan menghantar darah melalui arteri carotid secara terus menerus keotak bila curah jantung menurun secara signifikan nadi feriher akan melemah dan sukar diraba.3. Karakteristik NadiPengkajian nadi radialis termasuk pengukuran frekuensi irama kekuattan dan kesamaan. Pada saat mengauskultasi nadi apical, perawat hanya mengkaji frekuensi dan irama.

a. Frekuensi

Sebelum mengkaji nadi, perawat meningjau ulang frekueensi dasar klien sebagai perbandingan. Banyak dari praktisi lebih menyukai untuk membuat dasar pengukuran dari frekuensi nadi saat klien dalam posisi duduk berdiri dan berbaring.b. Irama

Secara normal irama merupakan interfal regular yang terjadi antara setiap denyut nadi atau jantung. Interval yang disela oleh denyut diawal atau diakhir atau tidak ada denyut menandakan irama yang tidak normal atau disritmia.

c. Kekuatan

Kekuatan atau amplitude dari nadi menunjukan volume darah yang yang diejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi system pembuluh darah arterial yang mengarah pada nadi. Secara normal, kekuatan nadi tetap sama pada setiap denyut jantung.

d. Kesamaan

Nadi kedua tempat dari system pembuluh darah ferifer harus dikaji. Perawat mengkaji kedua nadi radialis untuk membandingkan karakteristik masing-masing.4. Pemeriksaan Denyut NadiPemeriksaan denyut nadi dilakukan di arteri :

arteri radialis pada pergelangan tangan

arteri brachialis pada siku bagian dalam

arteri karotis pada leher

arteri temporalis

arteri femoralis

arteri dorsalis pedis

arteri frontalis pada ubun-ubun bayi

5. tujuan Penghitungan Nadi :a. Menghitung denyut nadi dalam satu menit

b. Mengetahui keadaan umum klien

c. Mengetahui integritas system kardiovaskuler

d. Mengetahui perkembangan jalannya penyakit

D. SUHUSuhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi . suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrem dan aktivitas fisik, mekanisme control suhu manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relative konstan. Bagaimanapun suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah kekulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena fuktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36oC sampai 38oC. tempat pengukuran suhu (oral, rectal, aksila, membrane timpani, esophagus, arteri polmuner atau bahkan kandung kemih merupakan faktor yang menentukan suhu tubuh klien dalam rentang sempit ini.

1. Regulasi

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular.

2. Neular dan VaskulerHipotalamus yang terletak antara hemisoerselebral mengontrol suhu tubuh sebagaimana kerja termostrat dalam rumah. Suhu yang nyaman adalah pada setpoint dimana system panas beroperasi. Dirumah, turunnya suhu ruangan mengaktifkan perapian, sebaliknya naiknya suhu mematikan perapian. Hipotalamus anteriol mengontrol pengeluaran panas dan hipotalamus posterior mengontrol memproduksi panas. Bila saraf-saraf dihipotaklamus an terior menjadi panas melebihi setpoint implus dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau kordaspinalis, yang membawa pesan hipotalamus dapat menyebabkan perubanhan yang serius pada control suhu. 3. Produksi Panas

Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolism yang merupakan reaksi kima pada semua sel tubuh makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi metabolism. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas, produksi panas terjadi pada saat istirahat, gerakan otot polos, getaranotot, dan termogenesis tanpa menggigil.

1. Metabolism basal menghasilkan panmas yang diproduksi tubuh saat istirahat. 2. Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan

3. Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda terhadap tubuh. Gerakan otot skelet selama menggigil membutuhkan energy yang signifikan.

4. Pengeluaran Panas

Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan struktur kulit dan paparan terhadap lingkungan secara konstan. Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi konduksi konveksi dan epaporasi. Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek lain tanpa keduannya bersentuhan. Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik. Jumlah panas yang dibawa ke permukaan tergantung dari tingkat vasokontriksi dan vasodilitasi yang diatur oleh hipotalamus. Panas menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih dingin di sekelilingnya. Penyebaran meningkat bila perbedaan suhu antara objek juga meningkat. Vasokonstriksi perifer meminimalkan kehilangan panas keluar. Sampai 85% area permukaan tubuh manusia menyebarkan panas ke lingkungan. Namun, bila lingkungan lebih hangat dari kulit, tubuh mengabsorbsi panas melalui radiasi. Perawat meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi dengan melepaskan pakaian atau selimut. Konduksi adalah perpindahan panas dari 1 objek ke objek lain dengan kontak lansung ketika kulit hangat menyentuh objek yang dingin panas akan hilang. Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikonduksi pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus udara membawa udara hangat. Evaporasi adalah perpindahan energy panas ketika cairan berubah menjadi gas. Diaphoresis adalah respirasi visual dahi dan torax atas. Diaphoresis kurang efisien bila gerakan udara minimal atau bila kelembaban udara tinggi. 5. Kulit pada Regulasi Tubuh

Peran kulit pada regulasi suhu meliputi insulasi (isolasi) ke tubuh. Fasokontriksi (yang mempengaruhi jumlah aliran darah dan kehilangan panas pada kulit), dan sensasi tubuh. Kulit, jaringan sumputan, dan lemak menyimpan panas pada tubuh. Ketika aliran darah antara lapisan kulit berkurang, kulit itu sendiri adalah isolator paling baik. Cara kulit mengontrol suhu tubuh sama dengan cara radiator mobil mengontrol suhu mesin, mesin mobil melakukan pengendalian panas yang baik.pada tubuh manusia organ internal menghasilkan panas, dan selama latihan atau peningkatan stilulasi simpatis. Kulit disuplai baik oleh reseptor panas dan dingin karena resetor dingin lebih banyak, fungsi kulit terutama untuk mendektesi suhu permukaan dingin. Bila kulit kedinginan, sensornya mengngirim informasi kehipotalamus yang menimbulkan menggigil untuk meningkatkan produksi panas tubuh menghambat berkeringat dan fasokontriksi.

6. Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain:

a. Usia

Pada saat lahir bayi meninggalkan lingkungan yaqng hangat, yang relative konstan. Masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Suhu tubuh bayi dapat berespons secara derastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir pengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala dan oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari lingkungan yang exstrim suhu tubuh bayi dopertahankan pada 35,5oC sampai 39oC. titik produksi panas akan meningkat sering dengan pertumbuhan bayi memasuki masa kanak-kanak. Perbedaan secara individu 0,25oC 1,55oC adalah normal. b. Olahraga

Aktifitas memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dqan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolism dan produksi panas.

c. Kadar hormone Secara umum, wanita mengalami flukuuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi memnyebabkan flukuasi suhu tubuh. Kadar progeteron meningkat dan menurun secara bertahap selam siklus menstruasi. Bila kadar progeteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas. Selama ovulasi, jumlah progesterone yang lebih besar memasuki system sirkulasi dan meningkatkan suhu tubuh sampai kadar batas akan lebih tinggi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita selam monepause ( penghentian menstruasi) wanita yang sudah berhenti menstruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. d. Irama sirkadian

Suhu tubuh berubah secara normal 0, oC 1OC selama periode 24jam. Bagaimana pun suhu merupakan irama paling stabil pada manusia suhu tubuh biasanya paling rendah antara pukul 1.00 -4.00 dini hari sepanjang hari, suhu tubuh naik sampai sekitar 18.00 dan kemudian turun seperti pada dini hari. e. Stress

Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan fersaravan. Perubahan fisiologis meningkatkan panas.

f. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat, klien-klien mungkin tidak mempu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran-panas dan suhu tubuh akan naik.

7. Perubahan Suhu

Perubahan suhu tubuh diluar rentang normal mempengaruhi setpoint hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas berlebihan, pengeluaran panas yang berlebihan, pengeluaran panas yang berlebihan, produksi panas minimal. a. Deman

Hiperpireksia atau demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatakn peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam biasanya tidak berbahaya jika berada pada suhu dibawah 39 derajat. Pembacaan suhu tunggal mungkin tidak menandakan derman.

b. Kelehanan akibat panas

Kelahan akibat panas terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Tanda dan kegejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. c. hipertermiaPeningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluarran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertemia. Hipertemia malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestastik tertentu.

8. Macam Macam Pengukuran Suhu

a. Suhu oralMengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di mulut.

b. Suhu aksilaMengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di ketiak

c. Suhu rektalMengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di rektal/anus.

9. Pembuangan panas Pembuangan panas dapat terjadi melalui berbagai proses di antaranya:

a. Radiasi, yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnetik

b. Konveksi, yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara dibngin yang bergerak atau pada air di kolam renang

c. Evaporasi, yaitu proses perubahan cairan menjadi uap

d. Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak langsung tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin, dan lain lain.E. RESPIRASI

Kelangsungan hidup manusia terganytung pada kemampuan oksigen (O2)) untuk mencapai sel-sel tubuh dan karbondioksida (CO2) dikeluarkan dari sel. Respirasi adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir dengan darah serta darah dengan sel. Respirasi termasuk ventilasi ( pergerakan udara masuk dan keluar dari paru), difusi ( pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan sel darah merah) dan perfusi ( distribusi sel darah merah ked an dari kapiler paru). Semua dapat dikaji secara tunggal. Frekuensi, didalaman dan irama gerakan ventilasi menandakan kualitas dan efisiensi ventilisasi. Tes diagnosik yang mengukur kadar O2 dan CO2 dalam darah arteri memberikan informasi yang berguna tentang difusi maupun perfusi. Bagaimanapun juga, analisis efisiensi pernafasaan membutuhkan data pengkajian yang terintergrasi dari ketiga proses tersebut. Keadekuataan ventilator dapat mempengaruhi difusi dan perfusi, yang ada dialirannya akan mempengaruhi ventilasi.

Respirasi normal :

1 11 bulan 30x/menit

2 tahun 25x/menit

4 12 tahun 19 23x/menit

14 18 tahun 16 18x/menit

Dewasa 12 20x/menit

Lansia (>65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap

1. Kontrol Psikologis

Bernafas merupakan proses yang umumnya pasif. Biasanya individu jarang berpikir tentang hal tersebut. Pusat system pernafasan dalam batang otak mengatur control involunter pernapasan. Orang dewasa normalnya bernafas dengan halus dan tidak ada interupsi, 12 sampai 20 kali per menit. Ventilasi diatur ventilasi diatur oleh kadar CO2,O2 dan konsentrasi ion hydrogen (pH) dalam darah arteri. Peningkatan Pco2, mengakibatkan system control pernafasaan di otak meningkatkan frekuensi dan kedalaman bernafas. Usaha ventilasi yang meningkatkan mengeluarkan kelebihan CO2 selama ekshalasi. Hiperkarbia, kelebihan CO 2 kronik dalam darah arteri, dapat menekan ventilasi. Kemoreseptor pada arteri korotid dan aorta sensitive terhadap hipoksemia atau kadar O2 arteri yang rendah. Jika kadar oksigen arteri turun, reseptor ini memberi tanda pada otak untuk meningkatkan frekuensi dan kedalam ventilasi.

2. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Pernapasan1. Olahraga

Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedqlaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk menambah oksigen.

2. Nyeri Akut

Nyeri akut meningkatkan frekuensi dan kedalaman sebegai akibat dari stimulasi simpatik. Klien dapat menghambat atau membebat pergerakan dinding dada jika ada nyeri pada area dada atau abdomen. Nafas akan menjadi dangkal.

3. Ansietas

Ansietas meningkatkan fekuensi dan kedalaman sebagai akibat stimulasi simpatik.

4. Merokok

Merokok kronik mengubh jalan arus udara paru, mengakibatkan peningkatan frekuensi.

5. Anemia

Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam darah. Individu bernafas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran O2.

6. Posisi Tubuh

Postur tubuh yang lurus dan tegak, meningkatkan ekspantasi penuh paru. Posisi bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.

7. Medikasi

Analgesic narkotik dan sedative menekan frekuensi dan kedalaman. Amfetamin dan kokain dapat meningkatkan frekuensi dan kedalaman.

8. Cedera Batang Otak

Cedera pada batang otak menggangu pusat pernafasan dqan menghambat frekuensi dan irama pernafasan. 3. Mekanika Bernapas

Selama inspirasi, pusat pernafasan mengirim implus sepanjang nervus frenik, mengakibatkan diafragma berkontraksi. Diagfragma bergerak sekitar 1 cm iga tertarik ke atas dari garis tengah tubuh sekitar 1,2 sampai 2,5 cm. selama bernafas normal dan rileks, individu menghirup udara 500 ml. jumlah ini disebut sebagai volume tidql. Selama ekspirasi diagfragma rileks dan organ abdomen kembali ke posisi asalnya. Paru dan dinding dada kembali ke posisi rileks. Ekspirasi merupakan proses pasif. Frekuensi dan kedalaman normal dari entilasi, eupnea , di interupsi berdesau desau, nafas lebih dalam yang panjang, adalah mekanisme fisiologis protektif untuk mencegah udara bertukar di jalan udara kecil yang mengembang dengan alveoli selama bernafas normal. Pengkajian pernafasan yang akurat bergantung pada pengenalan perawat terhadap gerakan normal toraks dan abdomen. Selama bernafas tenang, gerakan diagrafragmatik menyebabkan rongga abnomen membesar dan mengecil dengan lambat. Bila bernafas membutuhkan usaha yang lebih, otot interkostal dan aksesoris bekerja secara aktif untuk menggerakan udara masuk dan keluar. Bahu naik turun, dan otot aksesoris ventilasi di leher terlihat berkontraksi. Gerakan diafragmatik menjadi sedikit kelihatan karena pernafasaan kostal meningkat. Kondisi klinis tertentu seperti nyeri pada dinding dada, pneumotoraks, emiifisema dan penyakit neuromuscular mempengaruhi gerakan ventilator. 4. Pengkajian Pernapasan

Pernafasan adalah tanda vital yang ,pa,ling mudah dikaji namun yang paling sering diukur secara sembrono. Perawat tidak boleh menaksir pernafasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan dinding dada. Perubahan karakter pernafasan yang tiba-tiba mungkin penting. Karena pernafasan berhubungan erat dengan berbagai system tubuh, perawat harus mempertimbangkan semua variable;l saat terjadi perubahan. Miaslkan , pernafasan yang sangat rendah terjadi pada klien setelah cedera pada batang otak. Trauma abdomen dapat mencederai nervus frenik, yang bertanggung jawab terhadap kontraksi diafragma. Perawat harus memahami luasnya cedera dan implikasinya terhadap system pernafasan.

Perawat yang terampil tidak akan member tahu klien pernafasannya sedang dikaji. Klien yang waspada terhadap perhatian perawat dapat sadar mengubah frekuensi dan kedalaman pernafasan. Pengkajian dapat sangat baik dilakukan segera setelah mengukur frekuensi nadi, dengan tangan perawat tetap di atas abdomen atau dada. Pada saat mengkaji pernafasan klien, perawat harus mengingat pola dan frekuensi normal ventilasi klien, pengaruh dari penyakit atau keadaan sakit pada fungsi pernafasan, hubungan antara pernafasan dengan kardiovaskular dan pengaruh terapi pada pernafasan. Pengukuran objektif dari pengkajian status pernafasan termasuk frekuensi dan kedalaman bernafas serta irama gerakan ventilator.

5. Frekuensi Pernapasan

Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh pada saat menghitung frekuensi ventilasi dan pernafasan. Frekuensi pernafasan bervariasi sesuai dengan usia. Frekuensi pernafasan normal turun sepanjang hidup.

Alat monitor pernafasan yang membantu pengkajian perawat adalah monitor apnea. Alat tersebut menggunakan lead yang dikaitkan pada dinding dada klien yang merasakan gerakan. Tidak adanya gerakan dinding dada diterjemahkan oleh monitor sebagai apnea dan mencetuskan alarm. Pemantauan apnea sering digunakan pada bayi di rumah sakit dan di rumah untuk mengobservasi kejadian apnea yang memanjang. Pemantauan non-invasif member informasi yang membantu perawat mengkaji frekuensi, kedalaman dan irama pernafasan lebih mudah diketahui.6. Tujuan Pengukuran Pernapasan

Mengetahui keadaan umum pasien

Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam 1 menit

Mengikuti perkembangan penyakit

Membantu menegakkan diagnoseBAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengukuran tanda vital dan pengukuran fisiologis lain merupakan dasar bagi penyelesaian masalah klinis. Pengkajian tanda vital memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasi keberhasilan bila tanda vital di kembalikan pada nilai yang dapat diterima. Ketika perawat mempelajari variabel yang mempengaruhi tanda vital dan mengenali hubungan perubahan tanda vital terhadap temuan lain dalam pengkajian fisiologis, masalah kesehatan klien dapat ditentukan dengan tepat. Pengkajian tanda vital merupakan unsur yang esensial bila perawat dan dokter melakukan kolabosi dalam menentukan status kesehatan klien. Teknik pengukuran yang cermat menjamin temuan yang akurat.B. SARAN

Agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama untuk keperawatan dalam menjalankan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Perry & potter.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.1.Jakarta:EGC. PAGE 18