Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
Transcript of Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
1/22
Pemeriksaan VisusSubjektif
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
2/22
Optotip Snelen
Teknik Pemeriksaan : Pasien duduk menghadap optotipe Senllen dengan jarak 6m
Pasang trial frame pada mata
Satu mata ditutup dengan occuler. Biasanya yang diperiksa mkanan terlebih dhulu
Pasien diminta membaca huruf pada optotip Snellen dimulahuruf yang terbesar sampai ke huruf yang terkecil pada bariselanjutnya yang masih dapat terbaca
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
3/22
Menilai hasil pemeriksaan :
Tajam penglihatan dicatat sebagai AV OD (acuity visual ocula/ UVA ( uncorrected visual acuity) untuk tajam penglihatan m
kanan AV OS / UVS untuk mata kiri. Bila huruf terkecil yang masih dapat dibaca pada baris deng
6, dikatakan tajam penglihatan 6/6.
Bila dalam membaca huruf terdapat kesalahan menyebut 2 maka ditulis 6/6 false 2 (F2)
Bila huruf terkecil yang masih dapat dibaca pada baris 30, dtajam penglihatan adalah 6/30 tanpa koreksi (sine correctio
Bila Pasien tidak dapat membaca huruf terbesar pada optotSnellen, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan uji hitung ja
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
4/22
Uji Hitung Jari
Teknik Pemeriksaan : Pasien duduk
Mata diperiksa satu persatu
Pasien diminta untuk menghitung jumlah jari dari pemeriksadimulai dari jarak 6 m hingga jarak terdekat 1m dengan pasi
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
5/22
Hasil Pemeriksaan : Bila jari yang terlihat dan dapat dihitung jumlahnya tanpa sajarak 3 m maka tajam penglihatan pasien adalah 3/60
Bila pasien tetap tidak bias melihat dan menghitung jari hingm maka pemeriksaan dilanjutkan dengan uji lambaian tanga
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
6/22
Uji Lambaian Tangan
Teknik Pemeriksaan : Pasien duduk
Pemeriksa duduk / berdiri didepan pasien pada jarak 1 m
Mata diperiksa satu persatu
Pemeriksa melambaikan tangan dari jarak 1 m dengan pasiepasien diminta menyebutkan arah lambaian keatas - kebawakekanankekiri
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
7/22
Hasil Pemeriksaan :
- Bila Pasien dapat melihat lambaian tangan dan dapat m
arah lambaian tangan, maka visusnya adalah 1/ 300
- Bila dengan uji lambaian tangan, pasien masih belum bi
maka dilanjutkan dengan pemeriksaan proyeksi sinar.
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
8/22
Uji Proyeksi Sinar
Teknik Pemeriksaan :
- Pasien duduk
- Pemeriksa duduk / berdiri didepan pasien pada jarak 1m
- Mata diperiksa satu persatu
- Senter diarahkan kedepan mata pasien yang akan diperiksa dan pa
menyatakan melihat sinar atau tidak serta menyatakan arah datangnya
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
9/22
Hasil Pemeriksaan :
- Bila Pasien dapat melihat sinar maka visusnya 1/ ~ dan b
menyatakan arah datangnya sinar dengan baik, maka visu
dengan proyeksi baik.
- Bila Pasien tetap tidak dapat melihat sinar maka visusny
atau No light perception / NLP ( buta total )
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
10/22
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
11/22
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
12/22
UJi Lubang Kecil ( Pin Hole Test)
Tujuan :
- Untuk menentuka adanya kelainan refraksi
- Bila setelah pemakaian pin hole belum didapatkan perba
penglohatan, maka dapat dipikirkan kemungkinan penurupenglihatan karena kelainan media rekraksi atau kelainan
saraf optic
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
13/22
Teknik Pemeriksaan :
- Pasien diminta duduk menghadap optotipe Snellen dengan jarak 6 m.
- Pasien diminta membaca huruf optotipe snellen sampai baris terakhir
dapat terbaca
- Kemudian pada mata tersebut dipasang lempeng pin hole
- Pasien diminta melanjutkan membaca kembali huruf optotipe snelle
terakhir yang masih dapat terbaca sebelum dipasang lempeng pin hole
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
14/22
Hasil Pemeriksaan :
- Bila tidak didapatkan kemajuan atau ada kemajuan baris baca, tapi tajam
tidak mencapai 6/6, maka kemungkinannya adalah :
o Kelainan refraksi yang tidak dapat dikoreksi penuho Kelainan pada media refraksi
o Kelainan macula/ saraf optic
- Bila baris baca dapat maju lebih baik dibandingkan sebelum memakai pinh
mencapai 6/6 artinya terdapat kelainan refraksi.
- Bila setelah dilakukan pemeriksaan dengan [pinhole ada kemajuan baris bacpenglihatan mencapai 6/6, maka pemeriksaan koreksi tajam penglihata
dengan menggunakan trial lens secara bertahap dengan melepas lempeng pi
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
15/22
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
16/22
Trial Lens
Pemeriksaan dimulai dengan memberikan lensa speris posit(+)0,25D.
Ulangi pemeriksaan dengan meminta penderita membaca sderetan huruf snellen dari yang terbesar hingga terkecil yandapat dibaca dengan jelas dan lengkap.
Bila dengan lensa ini deretan huruf 6/6 yang semula jelas mkabur maka berarti mata penderita adalah emmetropia.
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
17/22
Pada hipermetropia, mata dapat melihat huruf-huruf yang lebih 6/6 dengan akomodasi.
Untuk koreksinya, pemeriksa mulai dengan memberikan lensa po(+)0,25D, berturut-turut meningkat 0,25D.
Hal ini adalah usaha untuk membuat mata menjadi emmetrop dmengurangi akomodasi, sebagai hasilnya diharapkan penderita dmelihat deretan huruf 6/6 dengan jelas tanpa akomodasi
Lensa positif terkuat dimana mata hipermetropia masih dapat mderetan huruf 6/6 dengan jelas menunjukkan besar kelainanhipermetropianya.
Bila visus kurang dari 6/6, lanjutkan dengan tespinhole dengan m
pinhole didepan mata yang diperiksa. Bila dengan tespinhole ketajaman penglihatan menjadi lebih bai
terbukti pasien mengalamai kelainan refraksi, namun bila pada ttidak mengalami perbaikan maka pasien tidak mengalami kelaindan perlu dirujuk untuk pemeiksaan mata lebih lanjut.
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
18/22
Bila visus kurang dari 6/6 dengan tes pinhole positif, maka kemu
mata termasuk miopia. Untuk menilai besar miopia, dimulai darnegatif (-)0,25D, ditambahakan berturut-turut -0,25 sampai padanegatif terlemah penderita dapat membaca deretan huruf 6/6.
Seseorang dengan miopia bila diberikan lensa bantu negatif yanglemah akan menimbulkan ketidaknyamanan karena membuat ortersebut berakomodasi untuk dapat melihat dengan jelas atau phiperopia yang diberikan lensa positif terlalu kuat akan menyeba
pandangan orang tersebut kabur. Jadi bila pasien miopia dikoreksi dengan -3,0D memberikan taja
penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi -3.25D, maka sebadiberikan lensa koreksi -3,0 agar untuk memberikan istirahat mabaik sesudah dikoreksi.
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
19/22
Pemeriksaan kelainan refraksi astigmatisme dapat dilakukanmetode refraksi spero-cylindrical menggunakan lensa silindrmengoreksinya.
Pemeriksaan astigmatisme dengan ketatoskop plasido bertuuntuk mengetahui keteraturan permukaan kornea.
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
20/22
Ketatorkop plasido diletakkan kurang lebih 20cm didepan myang diperiksa, kemudian penderita diminta terus memandalubang keratoskop.
Dari lubang tersebut pemeriksa dapat melihat bayangan lingpada kornea. Bila kornea bulat sempurna, yang tampak adalingkaran konsentrik.
Bila ada meredian yang lebih melengkung daripada yang lainlurus pada meredian I tadi, maka tampak lingkaran-lingkarasehingga disebut sebagai astigmatisme reguler.
Pada astigmatisme irreguler, bentuk bayang garis hitam puttampak tidak teratur.
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
21/22
Pemeriksaan adanya presbiopia berhubungan dengan keluhmembaca dekat dan usia lanjut, karena presbiopia biasanyapada usia diatas 38 tahun.
Metode yang digunakan adalah near refraction dengan kartdekat. Sebelumnya sesuakan jarak pupil penglihatan dekat pmata coba.
Berikan lensa speris (+) umumnya disesuaikan umur S+1,00Dtahun), S+1,50D (45 tahun) hingga S+3,00D (60 tahun). Minpenderita untuk membaca kartu baca dekat pada jarak baca(30 cm).
-
8/10/2019 Pemeriksaan Visus Subjektif.ppt
22/22