Pemeriksaan Penunjang

8
Pemeriksaan Penunjang Sebelum melakukan pemeriksaan tinja secara mikrokopis dalam laboratorium, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan makroskopis : - Konsistensi tinja - Adanya bahan lain selain tinja seperti : lender, darah, cacing dewasa - Warna tinja. Setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopik : Pemeriksaan Tinja Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur didalam tinja segar manusia dan larva pada tinja yang sudah lama Cara Langsung i). Metode sediaan basah dengan kaca penutup alat dan bahan yang diperlukan : - Sepotong lidi (±5 cm) - Objek glass dan deck glass - Air - Tinja yang diperiksa - Mikroskop Cara kerja : - Air diteteska satu tetes diatas objek glass - Tinja segar diambil 0,2 gr dengan bantuan lidi dan diletakkan pada objek glassyang telah ditetesi air - Tinja dalam air tersebut diratakan diatas objek glass tadi sampai menjadi suspense yang homogen - Ditutup dengan deck glass

description

pemeriksaan penunjang

Transcript of Pemeriksaan Penunjang

Page 1: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Sebelum melakukan pemeriksaan tinja secara mikrokopis dalam laboratorium, terlebih dahulu

dilakukan pemeriksaan makroskopis :

- Konsistensi tinja

- Adanya bahan lain selain tinja seperti : lender, darah, cacing dewasa

- Warna tinja.

Setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopik :

Pemeriksaan Tinja

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur didalam tinja segar manusia dan larva pada tinja

yang sudah lama

Cara Langsung

i). Metode sediaan basah dengan kaca penutup

alat dan bahan yang diperlukan :

- Sepotong lidi (±5 cm)

- Objek glass dan deck glass

- Air

- Tinja yang diperiksa

- Mikroskop

Cara kerja :

- Air diteteska satu tetes diatas objek glass

- Tinja segar diambil 0,2 gr dengan bantuan lidi dan diletakkan pada objek glassyang telah

ditetesi air

- Tinja dalam air tersebut diratakan diatas objek glass tadi sampai menjadi suspense yang

homogen

- Ditutup dengan deck glass

- Diperiksa dengan mikoroskop pembesaran objek 10x, kondensor turun dan diafragma

kecil

ii). Metode sediaan tebal kata

alat :

- Selofon sebesar 30 – 50 mm x 20 – 30 mm

- Larutan malachite green 3%

Page 2: Pemeriksaan Penunjang

- Objek glass

- Tinja yang diperiksa

- Mikroskop

Cara kerja :

- Tinja diambil 20 – 50 mg dan diletakkan diatas objek glass

- Ditutup dengan selofon yang telah direndam dalam larutan malachite green 3%

- Diratakan denga ibu jari, selofon tadi diletakkan agar tinjanya merata kemudian

didiamkan pada suhu 40°c selama 30 menit / pada suhu kamar selama 1 jam

- Diperiksa dibawah mikroskop perbesaran 10%

Cara tidak langsung

i). metode sedimentasi

alat dan bahan :

- Gelas sedimentasi (250 ml)

- Saringan kawat

- Beaker glass dan deck glass

- Tinja yang diperiksa

- Mikroskop

Cara kerja :

- Saringan ditempatkan diatas gelas sedimentasi

- Tinja dimasukkan + 2cc ke dalam gelas beaker

- Tinja dihancurkan dengan sepotong lidi diberi air sedikit demi sedikit sehingga menjadi

suspensi yang homogen

- Suspensi selanjutnya disaring ke dalam gelas sedimentasi sampai hampir penuh

kemudian didiamkan suspense ± 15 menit sehingga terbentuk sedimen (didalam sedimen

terdapat telur)

- Bila cairan diatas sedimen masih keruh, tindakan yang sama diulang sampai cairan jernih

- Sedimen diambil sedikit demi sedikit dengan pipet dan diletakkan di atas objek glass lalu

ditutup dengan deck glass

- Diperiksa dibawah mikroskop

Page 3: Pemeriksaan Penunjang

ii). Metode Flotasi dengan Nacl jenuh

alat dan bahan :

- Lidi

- Beaker glass

- Tabung reaksi

- Objek glass dan deck glass

- Larutan Nacl jenuh

- Tinja

- Mikroskop

Cara kerja :

- Tinja dimasukkan ± 5 g ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan Nacl jenuh sampai

tabung reaksi penuh

- Deck glass diletakkan pada mulut tabung reaksi, didalam 10-15 menit

- Dengan hati-hati deck glass diambil kemudian diletakkan diatas objek glass

- Diperiksa dibawah mikroskop pembesaran 10x

iii). Metode Pengapungan

Alat dan bahan :

- Tabung reaksi

- Tabung pemusing

- Kain kasa

- Sentrifugasi

- Larutan ZnSO4

- Larutan J-K3

- Objek glass dan deck glass

- Tinja

- Mikroskop

Cara kerja :

- Tinja diambil sebesar biji kelereng kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi

kemudian ditambah air sampai volume menjadi 10 kalinya lalu diaduk

Page 4: Pemeriksaan Penunjang

- Kain kasa diambil untuk menyaring tinja yang telah diaduk dan ditampung kedalam

tabung pemusing

- Dipusing dengan kecepatan 1800 rpm selama 1-2 menit dan dilakukan sebanyak 3-4 kali

- Sesudah supernatan terakhir dibuang, ditambah larutan ZnSO4 sampai 2/3 tabung

pemusing lalu diaduk kemudian dipusing dengan kecepatan 1800 rpm selama 1-2 menit

- Bagian yang mengapung diambil dengan pipet dan ditaruh diatas objek glass, ditambah

larutan J-K3, dicampur dan ditutup menggunakan deck glass

- Diperiksa dibawah mikrosakop

Pembiakan / kultur tinja

Diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi larva Ancylostama dengan

Strongyloides.

Teknis Harada mori

Prinsip : pada tinja bergerak melawan aliran air kapiler yang naik dalam kertas saring

(yang sebagian terendam dalam tabung uji) sehingga larva tersebut terkumpul di

ujung kantung plastik.

Alat dan bahan :

- Kantung plastik dengan ujung sempit dan tertutup ukuran ± 17x3 cm

- Kertas saring 3x15 cm

- Api lilin

- Lidi

- Binokuler

- Air bersih

- Tinja

Cara kerja :

- Tinja diambil ± 0,5 g dengan bantuan lidi dan dioleskan /diratakan pada 2/3 kertas kering

- Kertas saring yang telah dioleskan dimasukkan kedalam kantung plastik ± 2 cc, kertas

saring menjadi basah dan air akan tertampung pada ujung plastik.

- Kantung plastik ditutup dengan memakai api lilin kemudian kantung plastik tersebut

digantung dengan bantuan jepitan bagian kertas dengan ujung runcing bagian bawah dan

dibiarkan pada suhu kamar selama 4-7 hari.

Page 5: Pemeriksaan Penunjang

- Diperiksa larva dalam air yang berkumpul diujung kantung plastik tersebut dengan

binokuler pembesaran kecil (3x,2x).

Cara pengenceran :

Teknik penghitungan telur cara stool

Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah cacing dengan menghitung jumlah telur.

Alat dan bahan :

- Labu Elenmeyer stool

- Pipet + karet penghisap

- Butiran gelas diameter 3mm

- Objek glass + deck glass

- Sumbat karet

- Larutan NaOH, 0,1M

- Tinja

- Mikroskop

Cara kerja :

- Labu Enlemayer diisi dengan larutan NaOH 0,1M sebanyak 16ml kemudian dimasukkan

tinja sampai permukaan cairan mencapai garis 60ml.

- Dimasukkan 10-20 butiran gelas, sumbat enlemayer dengan sumbat karet dan diamkan

semalam.

- Labu enlemayer tersebut dikocok sampai merata kemudian dipipet 0,15ml larutan tinja

tadi dengan pipet dan diletakkan diatas objek glass lalu ditutup menggunakan deck glass.

- Diperiksa dibawah mikroskop dengan dihitung jumlah seluruh telur yang ada pada

sediaan : jumlah telur pergram tinja < jumlah telur yang ditemukan x 100

Faktor koreksi = tinja lembek = 2, tinja setengah cair = 3, tinja diare = 4, tinja encer = 5

Pemeriksaan Darah

Kelainan laboratorium pada anemia defisiensi besi :

1. Kadar HB dan indeks eritrosit : di dapat anemia hipotirom mikrosister dengan penurunan

kadar HB mulai ringan sampai berat. MCV, MCHC dan MHC turun < 70 H hanya

didapat pada anemia defisiensi besi dan thalasemia major. RDW naik yang menandakan

Page 6: Pemeriksaan Penunjang

adanya anisositosis. Indeks eritrosit sudah dapat mengalami perubahan sebelum kadar Hb

turun. Apusan darah menunjukkan anemia hipkromik mikrosister, anisositosis,

poksilositosis, sel pensil, kadang sel atrgel. Derajat hipokromia dan mikrositosis

berbanding lurus dengan derajat anemia, berbeda dengan thalasemia. Leukosit dan

trombosit normal retikulosit rendah.

2. Apusan sumsum tulang, Hiperplasia eritropoesis, dengan kelompok normo blast basofil

3. Kadar besi serum turun < 50 mg/dl, total iron binding capacity (TIBC) naik > 350 mg/dl

4. Feritin serum sangat rendah

5. TIBC naik