Pemeriksaan Kekeruhan Air

15
Analisa Kimia Air I Analisa Kimia Air I Pemeriksaan Kekeruhan Air  4 qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop asdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfgh Anggi asana !rima"  $ldina "

description

xxx

Transcript of Pemeriksaan Kekeruhan Air

Analisa Kimia Air I

Analisa Kimia Air I

Pemeriksaan Kekeruhan Air14

Analisa Kimia Air IPemeriksaan Kekeruhan AirKelompok 4

BAB IPENDAHULUAN1. Latar belakangAiradalahsenyawayang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air bersih penting bagi kehidupanmanusia.Namun air banyak mendapat pencemaran baik dari sumber domestik maupun non domestik.Semua bahan pencemar tersebut secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Adanya pencemar ini dapat menyebabkan kekeruhan pada air.Kekeruhan pada air dalam istilah teknik biasanya disebut dengan turbiditas. Kekeruhan adalah keadaan buram atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air. Kekeruhan dalam air permukaan dapat disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia yang mengganggu tanah, seperti konstruksi dapat menyebabkan tingkat sedimen yang tinggi ketika memasuki perairan selama musim hujan karena limpasan air hujan sehingga menciptakan kondisi keruh.Kekeruhan dapat diukur dalam banyak cara. Secara tradisional, metode Jackson Candle dapat digunakan untuk mengukur kekeruhan dimana hasilnya dinyatakan sebagaiJackson Turbidity Unit(JTU). Namun, metode ini tidak dapat mengukur kekeruhan dalam konsentrasi rendah sehingga harus digunakan turbidimeter.Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intesitas sinar mula mula.2. Rumusan masalahRumusan masalah dalam makalah laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :1) Tentang air2) Sumber air3) Kekeruhan air4) Turbiditimeter5) Uraian alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kekeruhan air6) Prosedur penentuan kadar kekeruhan air7) Hasil praktikum pemeriksaan kekeruhan air3. Batasan masalahBatasan masalah dalam makalah laporan praktikum ini adalah penentuan kadar kekeruhan air menggunakan turbiditimeter.4. TujuanAdapun tujuan dalam pembuatan makalah laporan praktikum ini adalah :1) Mendeskripsikan tentang air2) Mendeskripsikan sumber air3) Mendeskripsikan kekeruhan air4) Mendeskripsikan turbiditimeter5) Mendeskripsikan uraian alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kekeruhan air6) Mendeskripsikan prosedur penentuan kadar kekeruhan air7) Mendeskripsikan hasil praktikum pemeriksaan kekeruhan air5. ManfaatMelalui makalah laporan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui seputar pemeriksaan kekeruhan air menggunakan turbiditimeter beserta ketentuan dan mengetahui landasan teori serta prosedur pengerjaannnya.

BAB IIMETODOLOGI TEORI1. AirAir adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup, baik pada tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di dalamnya pada manusia ) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75% kandungan sel tumbuh tumbuhan atau lebih dari 67 % kandungan sel hewan, terdiri dari air. Jika kandungan tersebut berkurang, misalnya dehidrasi pada manusia yang diakibatkan muntaber, kalau tidak cepat ditanggulangi akan mengakibatkan kematian. Tanaman yang lupa tidak disiram pun akan layu dan kalau dibiarkan akan mati ( Suriawiria, 2005 ).Air dipermukaan bumi ini terdiri atas 97 % air asin di lautan, 2 % masih berupa es, 0,0009 % berupa danau, 0,00009 % merupakan air tawar di sungai, dan sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu air merupakan barang langka yang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi ini ( Nugroho, 2006 ).Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat, penyedian sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150 200 liter atau 35 40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat ( Chandra, 2007 ).Tentu saja dengan semakin sulitnya tempat dan sumber air, semakin tinggi nilai pencemarannya, dan semakin tinggi biaya untuk pengolahan dan pemurnian air tersebut. Oleh karena itu, nilai air yang memenuhi syarat untuk kepentingan kehidupan ditentukan berdasarkan syarat fisik, persyaratan kimia dan persyaratan biologis dari WHO, APPHA ( American Public Health Association ) Amerika Serikat, atau Departemen Kesehatan R.I. ( Suriawiria, 2005 ).

2. Sumber Air1) Air LautMempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum ( Sutrisno, 2004 ).2) Air Atmosfir, air materiologikAir hujan merupakan sumber utama air bumi. Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbon dioksida, nitrogen, dan amonia ( Chandra, 2007 ).3) Air PermukaanAdalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang batang kayu, daun daun, kotoran industri kota dan sebagainya ( Sutrisno, 2004 ). Air permukaan ada 2 macam yakni :a. Air SungaiDalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi ( Sutrisno, 2004 ).b. Air Rawa / DanauKebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning cokelat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan timbul algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2 ( Sutrisno, 2004 ).Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah tengah agar endapan endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan lumut yang ada pada permukaan rawa / telaga ( Sutrisno, 2004 ).4) Air Tanaha. Air Tanah DangkalTerjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumber air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim ( Sutrisno, 2004 ).b. Air Tanah DalamTerdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100 300 m) akan didapatkan suatu lapis air ( Sutrisno, 2004 ). c. Mata Air Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas / kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam ( Sutrisno, 2004 ). 3. Kekeruhan AirAir dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna / rupa yang berlumpur dan kotor ( Sutrisno, 2004 ).Pengeruhan terjadi disebabkan pada dasarnya oleh adanya zat zat kolloid yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal ini disebabkan pula oleh kehadiran zat organik yang terurai secara halus, jasad jasad renik, lumpur, tanah liat, dan zat kolloid yang serupa atau benda terapung yang tidak mengendap dengan segera. Pengeruhan atau tingkat kelainan adalah sifat fisik yang lain dan unik dari pada limbah dan meskipun penentuannya bukanlah merupakan ukuran mengenai jumlah benda benda yang terapung, sebagai aturan umum dapat di pakai bahwa semakin luar biasa kekeruhan semakin kuat limbah itu. Sampah industri dapat menambah sejumlah besar zat zat organik dan anorganik yang menghasilkan kekeruhan. Air cucian di jalanan juga menambah / menghasilkan kekelaman. Kekeruhan di ukur dalam bagian bagian per sejuta dalam ukuran berat atau dengan miligram per liter, namun ukuran ukuran demikian itu umumnya terbatas pada air dan hanya kadang kadang dibuat untuk limbah dan selokan. Namun, pada beberapa limbah dan proses proses pembenahan air, suatu penentuan kekeruhan secara cepat, mengingat penentuan penentuan yang lambat dan makan waktu dari benda benda terapung yang di laksanakan untuk menilai kegunaan metode yang di pergunakan dalam pembuangan benda benda terapung tersebut, dapat dibuat untuk memperoleh keterangan yang penting ( Mahida, 1993 ). Pengukuran langsung padatan tersuspensi total sering makan waktu. Ilmuwan sering mengukur kekeruhan ( turbiditas ) yang dapat memperkirakan padatan tersuspensi total dalam suatu contoh air. Turbiditas di ukur dengan alat turbidiuster yang mengukur kemampuan cahaya untuk melewati contoh air itu. Partikel yang tersuspensi itu akan menghamburkan cahaya yang datang, sehingga menurunkan intensitas cahaya yang di transmitasikan ( Sastrawijaya, 2000 ).Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air, kekeruhan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sekalipun ada pengaruh padatan terlarut atau partikel yang melayang dalam air namun penyerapan cahaya ini dipengaruhi juga bentuk dan ukurannya ( Agusnar, 2008 ).Nilai kekeruhan air di konversikan ke dalam ukuran SiO2 dalam satuan mg / l. Semakin keruh air semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin banyak pula padatannya ( Agusnar, 2008 ). Nilai numerik yang menunjukkan kekeruhan di dasarkan pada turut campurnya bahan bahan tersuspensi pada jalannya sinar melalui sampel. Nilai ini tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia menunjukkan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak di senangi karena rupanya. Untuk membuat air memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir sempurna bahan bahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus di pertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi ( Sutrisno, 2004 ).Tentu saja dengan cara lain kekeruhan akan dapat dihilangkan. Untuk bahan bahan yang mudah diendapkan kekeruhan di hilangkan dengan cara pengendapan ( sedimentasi ) ataupun filtrasi. Sedangkan untuk bahan bahan yang sukar diendapkan dapat dihilangkan dengan cara filtrasi dan koagulasi menggunakan koagulan yang kemudian dilanjutkan dengan cara filtrasi dan sedimentasi ( Suriawiria, 2005 ).Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat di ukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah Jackson Candle Turbidimeter. 1 unit Jackson Candle Turbidimeter dinyatakan dengan satuan JTU. Pengukuran kekeruhan dengan JCT bersifat visual, yang di bandingkan air sampel dengan standar. Selain dengan menggunakan JCT, kekeruhan sering di ukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya di lewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang di pantulkan oleh bahan bahan penyebab kekeruhan di ukur menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang di ukur dengan menggunakan Nephelometric adalah NTU ( Nephelometric Turbidity Unit ). Satuan JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi akan tetapi Sawyer & MC Carty ( 1978 ) mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU. Sementara itu batasan turbiditas yang di perbolehkan adalah kurang dari 5 NTU ( Chandra, 2007 ).Dari tinjauan tentang standar kualitas fisik ini umumnya dapat dilihat bahwa penyimpangan terhadap standar yang telah di tetapkan akan mengurangi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut dan menimbulkan kekhawatiran terkandungnya bahan bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksik terhadap manusia ( Sutrisno, 2004).4. TurbidimetriInteraksi Radiasi Elektro Magnetik ( REM ) dengan atom atau molekul yang berada dalam media yang transparan, maka sebagian dari radiasi tersebut akan di percikkan oleh atom atau molekul tersebut. Percikan radiasi oleh atom atau molekul tersebut menuju segala arah dengan panjang gelombang dan intensitas yang dipengaruhi ukuran partikel molekul ( Mulja, 1995 ).Demikian pula yang terjadi pada molekul - molekul dengan diameter yang besar atau teragregasi sebagai contoh molekul suspensi atau koloida. Percikan hamburan pada larutan suspensi dan sistem koloida panjang gelombangnya mendekati ukuran partikel molekul suspensi atau sistem koloida tersebut. Radiasi hamburan tersebut dikenal sebagai hamburan Tyndal atau hamburan mie yang melahirkan metode turbidimetri ( Mulja, 1995 ).Hamburan Tyndal adalah hamburan REM oleh molekul atau partikel yang teragregasi dalam bentuk suspensi atau koloid yang partikel partikelnya lebih besar dari ukuran molekul. Sifat hamburan Tyndal ini adalah frekuensi dan panjang gelombang sama dengan sumber radiasi ( Mulja, 1995 ).Hamburan Tyndal dimanfaatkan untuk turbidimetri dan nefelometri sebagai penentuan kekeruhan. Sebagai standar dipakai larutan 5 gram hidrazin sulfat (N2H4.HSO4 ) dan 5 gram heksamitilen tetramin dalam 1 liter aquadestilata. Campuran tersebut dinyatakan memberikan kekeruhan 4000 NTU ( Mulja, 1995 ). Metode pengukuran turbiditas dapat di kelompokkan kedalam 3 golongan :1) Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang di hamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang.2) Pengukuran perbandingan cahaya yang diteruskan terhadap cahaya yang datang.3) Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.Instrumen pengukuran perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung, sedangkan pada nefalometer intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas bergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat 3 dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat 4 panjang gelombang ( Khopkar, 2007 ).Beberapa senyawa yang tak dapat larut, dalam jumlah sedikit, dapat disiapkan dalam keadaan agregasi sedemikian sehingga diperoleh suspensi yang sedang sedang stabilnya. Sifat sifat dari setiap suspensi akan berbeda beda menurut konsentrasi fase terdispersinya. Bila cahaya di lewatkan melalui suspensi itu, sebagian dari energi radiasi yang jatuh didisipasi ( dihamburkan ) dengan penyerapan ( absorpsi ), pemantulan ( refleksi ), pembiasan ( refraksi ), sementara sisanya di transmisi ( diteruskan ). Pengukuran intensitas cahaya yang di transmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi adalah dasar dari analisis turbidimetri. Bila suspensi di pandang dengan sudut tegak lurus terhadap arah cahaya yang jatuh, sistem nampak opalesen ( berpendar seperti mutiara ) disebabkan oleh pantulan cahaya dari partikel partikel suspensi itu ( efek Tyndall ). Cahaya di pantulkan tak beraturan dan membaur, sehingga istilah cahaya baur digunakan untuk menerangkan opalesens atau kekabutan itu. Pengukuran intensitas cahaya baur ini ( dengan sudut tegak lurus terhadap arah cahaya jatuh ), sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersinya adalah dasar dari analisis nefelometri. Analisis nefelometri adalah paling peka untuk suspensi suspensi yang sangat encer ( > 100 mg / l ). Teknik teknik untuk analisis turbidimetri dan analisis nefelometri masing masing menyerupai analisis filter fotometri dan fluorimetri. Membuat kurva kalibrasi di anjurkan dalam penerapan penerapan nefelometri dan turbidimetri, karena hubungan antara sifat sifat optis suspensi dan konsentrasi terdispersinya paling jauh adalah semi empiris ( Basset, 1994 ).Di dalam melakukan pengukuran turbidity menggunakan lilin turbidity meter dari Jackson dan cara Nephelometer. Pengukuran dengan lilin turbidity meter menggunakan tabung gelas yang di kalibrasi menurut tabel dan standar, lilin. Sampel di tuang ke tabung sampai nyala lilin tidak kelihatan. Tinggi tabung di ukur dan di bandingkan dengan standar turbidity (1 unit turbidity = mg / l SiO2) ( Sutrisno, 2004 ).Pengukuran turbidity berdasarkan atas penetrasi sinar lilin melalui sampel air sehingga nyala lilin tidak dapat diamati melalui air. Pengukuran ini hanya dapat menentukan turbidity terendah 25 unit ( Sutrisno, 2004 ).Cara Nephelometer merupakan pengukuran turbidity tidak langsung. Cara ini membandingkan intensitas penyebaran cahaya yang disebabkan oleh sampel air dengan intensitas yang disebabkan oleh suspensi standar air pada kondisi yang sama. Semakin tinggi intensitas penyebaran cahaya, semakin tinggi penyebaran sinar. Oleh karena itu baik sekali untuk mengukur turbidity yang rendah ( Sutrisno, 2004 ).

BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Waktu dan TempatWaktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini, yaitu sebagai berikut :Hari/Tanggal: Sabtu / 11 Oktober 2014Pukul: 15.00- 15.30Tempat: Laboratorium Kimia AAK PJB

B. Alat dan Bahan1. AlatAlat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah, 1. satu set alat turbidimeter 2. BahanBahan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 1. air sungai 2. aquades (H2O)3. air minum sanford4. air minum aqua5. air kran6. air sumur

C. Prosedur KerjaProsedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut :1. Turbiditasa) Memasukkan larutan standar , lalu check kekeruhannya. Bila menunjukkan angka 0,0 maka alat siap dipakaib) Isi masing-masing sample pada tabung yangtelah disediakanc) Sample dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeterd) lalu check kekeruhan masing-masing samplee) catat hasildan bandingkan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. HasilHasil pengamatan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :1. Tabel PengamatanTurbiditasNO.SampleKekeruhan (NTU)

1air sungai 2,79

2aquades (H2O)2,15

3air minum sanford0,05

4air minum aqua0,29

5air kran7,99

6air sumur

5,53

B. PembahasanKekeruhan adalah kekeruhan atau kekaburan dari suatu fluida yang disebabkan oleh individu partikel ( endapan ) yang umumnya tidak terlihat oleh mata telanjang , mirip dengan merokok di udara . Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air . Cairan dapat mengandung padatan tersuspensi terdiri dari partikel berbagai ukuran. Sementara beberapa bahan ditangguhkan akan cukup besar dan cukup berat untuk menyelesaikan dengan cepat ke dasar wadah jika sampel cairan yang tersisa untuk berdiri, partikel sangat kecil akan puas hanya sangat lambat atau tidak sama sekali jika sampel adalah teratur gelisah atau partikel koloid. Partikel-partikel padat kecil menyebabkan cairan keruh. Kekeruhan (atau kabut) juga diterapkan pada padat transparan seperti kaca atau plastik. Dalam kabut produksi plastik didefinisikan sebagai persentase cahaya yang dibelokkan lebih dari 2,5 dari arah cahaya yang masuk. Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan, yang biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Prinsip kerja dari alat untuk menguji kekeruhan ini adalah alat akan memancarkan cahaya pada media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus media tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer kedalam bentuk angka. Kekeruhan adalah ukuran yang kekeruhan yang terjadi menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (nephelo metrix turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity unit), kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi kualitas air itu sendiri. Kekeruhan merupakan keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas airPrinsip dari pengukuran kekeruhan (turbiditas) dapat ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Pengukuran nilai turbiditas ini dapat diukur dengan menggunakan turbidimeter dengan metode turbidimetri dimana sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar dengan satuan NTU. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Dan semakin tinggi nilai turbiditas maka kualitas sample air semakin buruk. Air tanah memiliki nilai turbiditas rendah karena air tanah telah mengalami proses filtrasi alamiah oleh lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Berdasarkan KepMenKes RI No. 907 tahun 2002 nilai turbiditas maksimal sebesar 5 mg/L dan tidak melebihi angka tersebut.Hasil yang diperoleh dari pengukuran nilai kekeruhan untuk sampel air sumur yaitu 5,53; air sungai 2,79; air aqua 0,29 ; air kran ; 7,99 ; sanford 0,05 dan aquadest 2,15Yang melebihi batas maksimal adalah air kran dan air sumur. Namun kalau dilihat dari sample yang cukup jernih, kemungkinan terdapat kesalahan pada alat sehingga tidak akurat memberikan informasi mengenai kekeruhan sample.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanDari hasil analisis sampel air dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Nilai kekeruhan sampel kurang dari batas maksimal dikatakan jernih, yaitu sanford , aqua, aquadest, air sungai, 1. Nilai kekeruhan sampel melebihi batas maksimal sehingga dikatakan keruh.yaitu air kran dan air sumur*dengan catatan

B. SaranSebaiknya sebelum mengecheck kekeruhan sample sebaiknya dipastikan alat, masih berfungsi dengan baik

DAFTAR PUSTAKAhttp://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/04/laporan-turbiditas.html(18102014).https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CEsQFjAF&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F26089%2F4%2FChapter%2520II.pdf&ei=d8lBVIJKotuYBaGMgdgJ&usg=AFQjCNGf-gYcqf8T-gzw2NGQG95dgTW5Ig&bvm=bv.77880786,bs.1,d.c2E(18102014).Analisa Kimia Air I | Kelompok 4