PEMERIKSAAN HUTANG JANGKA PANJANG · PDF fileAditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka...
Transcript of PEMERIKSAAN HUTANG JANGKA PANJANG · PDF fileAditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka...
Kelompok 5
Arif Budiman : 2320040015
Setia Wardhana : 2320040002
PEMERIKSAAN HUTANG JANGKA PANJANG
Definisi Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang
harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Dengan memperhatikan Bab
sebelumnya, terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek
mengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh
temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya
lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biayabiaya yang masih
harus dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam
hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan
secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk
yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang
diberikan, tingakt bunga, syaratsyarat pembayaran kembali pokok dan bunga,
barangbarang yang dijadikan jaminan dan lainlain.
Contoh hutang jangka panjang dan pengertiannya :
1. Kredit Investasi (Long Term Loan)
Yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank yang dapat
digunakan untuk pembelian aktiva tetap.
2. Hutang Obligasi (Bond Payable)
Yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan dengan menjual
obligasi yang dapat dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri.
Ada beberapa jenis obligasi:
Registered Bonds : Obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam
sertifikat.
Coupon Bonds atau Bearer Bonds : Obligasi yang nama pemiliknya tidak
dicantumkan dalam sertifikatnya.
Term Bonds : obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal
tertentu.
Serial Bonds : obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa
tanggal tertentu).
Convertible Bonds : obligasi yang dapat ditukar dengan surat berharga.
Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum
tanggal jatuh temponya.
Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan, sehingga jika
perusahaan tidak dapat menulasi obligasi tersebut pada tanggal jatuh
temponya, maka pemilik obligasi dapat mengklaim harta yang dijaminkan
untuk pelunasan obligasi tersebut.
Unsecured Bonds (Debenture Bonds) : obligasi tanpa jaminan.
3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes)
Yaitu suatu pernyataan tertulis debitur yang menyatakan bahwa ia berjanji untuk
membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan menghitung tingkat
bunga tertentu.
4. Hutang Kepada Pemegang Saham atau Kepada Perusahaan Induk (Holding
Company) atau Kepada Perusahaan Afiliasi (Afiliated Company)
Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi
yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman.
5. Subordinated Loan (Hutang Subordinasi)
Yaitu hutang dari pemegang saham atau perusahaan induk yang bersifat
tanpa bunga, dapat dibayar jika perusahaan sudah mampu membayar dan
mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal.
6. Bridging Loan
Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang
dibutuhkan perusahaan telah diperoleh.
7. Hutang Leasing (Hutang Dalam Rangka Sewa Guna)
Yaitu hutang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aktiva tetap
dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.
TUJUAN PEMERIKSAAN
Tujuan pemeriksaan hutang jangka panjang sebenarnya sama dengan pemeriksaan hutang jangka pendek. Akuntan juga harus memperhatikan bahwa ketentuanketentuan yang dicantumkan didalam perjanjian kredit itu ditaati oleh klien serta bungajuga telah dihitung dengan benar dan dibukukan dengan tepat sebagai biaya untuk tahun yang bersangkutan. Tujuan tersebut antara lain:
1. Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup
baik.
Ciri internal control yang baik antara lain :
Perolehan hutang jangka panjang harus mendapat persetujuan dari pejabat
perusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS), biasanya
dalam bentuk notulen rapat.
Hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing
dicover dengan SWAP untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi
devaluasi.
Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan Independent
Trustee (biro admenistrasi efek) agar dapat mengadministrasikan obligasi
yang beredar, mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan
obligasi yang jatuh tempo
2. Menentukan apakah hutang jangka panjang sudah dicatat seluruhnya per tanggal
neraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Aditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka panjang perusahaan sudah
dicatat dan dilaporkan di neraca per tanggal neraca dan jangan sampai ada yang
belum tercatat (unrecorded). Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembelian
kendaraan, maka harga perolehan kendaraan dan hutang leasing harus dicatat
sebesar nilai tunainya.
3. Menentukan hutang jangka panjang yang tercantum di neraca apakah merupakan
kewajiban perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang yang diperoleh benarbenar
digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan oleh
pihak lain, misalnya anak perusahaan.
Contoh: PT. Arif memperoleh kredit investasi dari Bank Setia sebesar Rp
10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Arif hanya Rp
5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan, yaitu PT. X (Rp
1.000.000.000), PT. Y (Rp 2.000.000.000) dan PT. Z (Rp 2.000.000.000).
4. Menentukan hutang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang
dijaminkan apakah sudah diidentifikasi.
Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal dari tuntutan hukum,
hutang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca. Selain itu, jika ada aktiva
perusahaan yang dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang tersebut sudah
dicatat dan dilaporkan di neraca oleh perusahaan.
5. Menentukan hutang jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca apakah
sudah dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per
tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada
rugi laba tahun berjalan.
Misalnya : Tanggal 1 Desember 2007 PT. Arif memperoleh kredit investasi
sebesar US$ 1.000.000, kurs saat itu Rp 2.200 per 1 US$. Kurs tengah Bank
Indonesia per 31 Desember 2007 adalah Rp 2.250 per 1 US$.
Jurnal umum yang seharusnya dibuat perusahaan adalah :
1 Desember 2007 : Bank Rp 2.200.000.000
Hutang Jangka Panjang Rp
2.200.000.000
31 Desember 2007: L/R Selisih Kurs Rp 50.000.000
Hutang Jangka Panjang Rp
50.000.000
Untuk mencatat kerugian selisih kurs sebesar :
Rp 50 X Rp 1.000.000 = Rp 50.000.000
6. Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terhutang dari hutang jangka
panjang serta amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal
neraca.
Kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terhutang, atau tidak
menchek lagi pembebanan amortisasi premium/discount obligasi. Karena itu
auditor harus menchek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi
premium/discount obligasi.
7. Menentukan apakah biaya bunga hutang jangka panjang yang tercatat pada
tanggal neraca betulbetul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan rugi laba
merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang dijadikan beban
perusahaan untuk tujuan tertentu.
8. Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh
perusahaan sehingga tidak terjadi “Bank Default”.
Bank default maksudnya adalah pelanggaran terhadap kriteriakriteria yang
tercantum dalam perjanjian kredit. Jika terjadi bank default, maka hal tersebut
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
9 Menentukan apakah bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai hutang lancar.
Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak
mengreklasifikasi, dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebih
baik.
10. Menentukan apakah hutang jangka panjang berikut discount, premium dan bunga
yang timbul sudah dicatat dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan sesuai
dengan SAK.
Auditor harus yakin bahwa halhal penting mengenai hutang jangka panjang
sudah dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya : tingkat bunga,
jaminan kredit, jenis leasing dan lainlain. Selain itu auditor harus yakin bahwa
hutang jangka panjang disajikan sesuai dengan SAK.
Prosedur Pemeriksaan
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka panjang.
Dalam hal ini biasa digunakan internal control questionnaires atau
penjelasan narative, tidak perlu flow chart.
2. Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premium
dan bunga selama periode yang diperiksa.
Ringkasan tersebut harus menunjukkan perubahan selama setahun (periode yang
diperiksa), baik untuk hutang maupun bunganya. Perlu juga diminta perubahan
discount dan premium dari obligasi selama periode yang diperiksa.
3. Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca,
tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
Surat konfirmasi bisa dibuat khusus untuk konfirmasi hutang jangka panjang atau
tergabung dalam konfirmasi bank yang standar.
4. Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah data
yang tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan
hutang jangka panjang.
Buat excerpt (ringkasan) dari perjanjian kredit untuk permanent file untuk lebih
memudahkan.
5. Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui
direksi/dewan komisaris/pemegang saham
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium
dari obligasi. Tieup jumlah beban bunga dan amortisasi dicount/premium
obligasi dengan jumlah yang tercantum pada laporan rugi laba.
7. Periksa apakah ada hutang jangka panjang atau wesel bayar yang direnewed
(diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui apakah hutang tersebut
harus tetap disajikan sebagai hutang jangka panjang atau hutang lancar. Selain itu
harus diperhatikan juga apakah ada hutang jangka panjang atau wesel bayar yang
(benarbenar telah) dilunasi setelah tanggal neraca, walaupun belum jatuh tempo.
Maksudnya untuk mengetahui apakah hutang jangka panjang tersebut harus
direklafikasi sebagai hutang jangka pendek atau tidak.
8. Jika ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan
afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga
atas pinjaman tersebut.
9. Jika ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya di neraca
sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK no 30).
PSAK No 30 mengatur perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha (lessee)
sebagai berikut :
a. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan
kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh
pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus
dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama
masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan
dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga
berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban
penyewa guna usaha.
b. Aktiva yang disewa guna usaha harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar
berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
c. Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan
jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa
guna usaha.
d. Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaaan kembali (sales and
leaseback) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi
yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih
antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat
sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas
keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara
proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila
leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional dengan biaya
sewa apabila leaseback merupakan operating lease.
Selain itu PSAK No 30 juga mengatur mengenai pelaporan dan pengungkapan
transaksi sewa guna usaha dalam bentuk capital lease oleh penyewa guna usaha
sebagai berikut :
a. Aktiva yang di sewa guna usaha dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam
kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus
disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
b. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalan catatan atas laporan
keuangan mengenai halhal sebagai berikut :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak untuk
dua tahun berikutnya.
Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan yang dibebankan dalam
tahun berjalan.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sales and leaseback.
Ikatanikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha (major covenants).
10. Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai hutang
jangka pendek.
11. Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang
asing, periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan kedalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan/ dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap hutang
jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.
Contoh :
2007 2006 Naik (Turun)
Hutang Jangka Panjang Rp 1.500 juta Rp 500 juta Rp 1.000 juta
200%
Bunga Rp 150 juta Rp 75 juta Rp 75 juta 100%
Kalau dilihat sekilas, bunga tahun 2007 terlalu kecil, kemungkinan ada kesalahan.
Tetapi mungkin saja benar apabila :
Pinjaman tahun 2007 dilakukan tidak pada awal tahun.
Tingkat bunga pinjaman tahun 2007 lebih kecil dari tahun 2006.
13. Buatlah kesimpulan, apakah penyajian hutang jangka panjang di neraca dan
catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan SAK.
Program Pemeriksaan
1. Minta dari langganan daftar mengenai utangutang jangka panjang. Daftar ini
harus mengandung informasiinformasi dalam perjanjian yang telah disetujui.
2. Pelajari perjanjian kredit dan cocokkan keteranganketerangan yang terdapat
dalam perjanjian kredit. Lihat keungkinan terjadi default.
3. Lakukan pengiriman konfirmasi bank.
4. Lakukan perhitungan atas bunga dan lihat bahwa pembayaran bunga telah
dibukukan secara tepat.
5. Hubungkan pemeriksaan ini dengan pemeriksaan atas persediaan, piutang, aktiva
tetap, dan lainlain yang dijadikan jaminan. Didalam neraca aktivaaktiva tersebut
harus diungkapkan (discloser) agar pembaca mengetahui bahwa barangbarang
itu dijadikan jaminan.
Lampiranlampiran
Contoh Perjanjian Kredit Investasi
PERJANJIAN PINJAMAN AKSEP KREDIT INVESTASI
No.:PKA/INV/VII/07
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Arief Setiawan Partikelir, bertempat tinggal di Bekasi jalan Bougenvill
dalam hal ini bertindak:
a. Untuk diri sendiri, dan /atau
b. Selaku Direktur Utama dari dan yang untuk
melakukan tindakan tersebut dibawah ini telah
mendapat persetujuan dari Abdullah yang turut
serta menandatangani perjanjia ini atau tertera
dalam surat persetuajn yang aslinya dilampirkan
pada asli perjanjian ini, demikian dengan sah
mewakili dan atas nama PT. ARIF SETIA yang
berkedudukan di Bekasi.
Selanjutnya disebut DEBITUR
Drs. Adi Nugroho Pimpinan Cabang Tanjung Duren dari dan oleh
karenanya dalam hal in bertindak untuk dan atas nama
PT. Bank AKASIA berkedudukan di Jakarta jalan
Karang Asem XIX No. 47.
Selanjutnya disebut BANK.
PARA PIHAK MENERANGKAN DENGAN INI TELAH SETUJU
MENGADAKAN PERJANJIAN DENGAN DISERTAI SYARATSYARAT DAN
KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:
PASAL 1
Bahwa BANK dengan ini memberikan pinjaman uang kepada DEBITUR, Rp
7.000.000.000,(Tujuh miliard rupiah) dan sebaliknya DEBITUR dengan ini
mengakui menerima jumlah uang tersebut dari BANK sebagai pinjamannyan dan
untuk penerimaan jumlajh uang tersebut, Akte ini berlaku pula sebagai bukti
peenrimaan yang sah.
PASAL 2
Bahwa perjanjian ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2007 dan akan berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012.
PASAL 3
Bahwa untuk pinjaman ini DEBITUR diwajibkan membayar bunga pinjaman sebesar
1% (Satu persen) per bulan atau 12% (Dua belas persen) per tahun yang dihitung
setiap bulan dari saldo pinjaman tersebut dipasal 1
Bunga pinjaman mana yang harus dibayar/dilunasi DEBITUR setiap bulannya,
pertama kali pada tanggal terakhir dari bulan yang berjalan dan dilanjutkan pada
tangal terakhir dari bulanbulan berikutnya.
Bunga pinjaman yang belum dibayar/dilunasi DEBITUR pada waktuwaktu yang
ditetapkan akan menambah saldo debet rekening pinjaman DEBITUR pada BANK.
Pasal 4
Bahwa untuk perjanjian ini DEBITUR diwajibkan membayar biaya administrasi
sebesar Rp 7.000.000 (Tujuh juta rupiah) dan provisi pinjaman sebesar ½% (setengah
persen) dari jumlah pinjaman tersebut diatas, serta biayabiaya lainnya yang timbul
akibat dibuatnya perjanjian ini.
PASAL 5
Bahwa dalam hal ini DEBITUR merupakan nasabah giran pada BANK, maka untuk
pembebanan bunga dan provisi pinjaman serta biayabiaya lainnya sebagaimana
tersebut diatas, dengan ini DEBITUR memberi kuasa pada BANK untuk mendebet
rekening korannya pada BANK.
Bahwa prosentasi bunga dan provisi pinjaman yang ditentukan dalam perjanjian ini
dapat diubah setiap saat oleh BANK.
Pasal 6
Bahwa dalam hal perjanjian ini sudah jatuh waktu dan DEBITUR belum melunasi
pinjamannya, maka atas Saldo Pinjamannya yang masih terutang akan tetap
dibebakan bunga seperti yang ditentukan dalam perjanjian ini.
PASAL 7
Bahwa menyimpang dari ketentuan pasal 2, maka pinjaman pokok berikut bunga
serta biayabiaya lainnya sebagai akibat dari perjanjian ini dapat ditagih seketika dan
seklaligus oleh BANK kepada DEBITUR tanpa diperlukan somasi lagi, bilamana:
a. DEBITUR meninggal dunia.
b. DEBITUR dinyatakan dalam keadaan pailit/ditaruh dibawah pengmpunan/sebab
apapun yang mengakibatkan kehilangan hak untuk mengurus hartanya.
c. Atas harta/sebagian harta DEBITUR dikenakan sitaan eksekusi/ jaminan oleh
Pengadilan.
d. DEBITUR lalai memenuhi kewajibannya sebagaimana yng telah ditentukan
dalam perjanjian ini.
e. DEBITUR tidak dapat memenuhi permintaan BANK untuk menambah barang
jaminannya.
f. Dalam hal dimana BANK beranggapan bahwa DEBITUR diduga sudah tidak
mungkin lagi untuk menyelesaikan pinjaman yang diberikan menurut perjanjian
ini.
g. Datadata dan/atau suratsurat yang diberikan kepada BANK ternyata tidak
benar/palsu.
h. DEBITUR melanggar ketentuan mengenai penarikan cek/Bilyet giro kosong.
Bahwa dalam hal terjadi diakhirnya perjanjian ini, maka DEBITUR untuk segera dan
sekaligus melunasi seluruh pinjamannya berikut bunga serta biayabiaya lainnya
dalam jangka waktu selambatlambatnya 10 (sepuluh) hari itu DEBITUR menyatakan
setujudi bebankan denda sebesar 0,2% (dua promil) untuk setiap hari kelalaian
dihitung dari saldo pinjamannya.
PASAL 8
Bahwa penyerahan hak milik secara fiducia mana yang telah diterima oleh BANK
dan kedua belah pihak selanjutnya menerangkan, bahwa penyerahan hak milik secara
fiducia ini diterima dengan ketentuanketentiuan sebagai berikut:
a. Bhwa bendabenda tersebut diatas akan tetap berada/dikuasai/dipegang oleh
DEBITUR, akan tetapi mulai hari ini DEBITUR bukan lagi sebagai pemiliknya
melainkan hanyasebagai peminjam dari bendabenda tersebut dengan hak sebagai
peminjam pakai (bruiklener).
b. Bahwa bilamana DEBITUR lalai melakukan kewajiban sebagaimana yang telah
ditentuka dalam perjanjian ini, maka dalam hal ini DEBITUR wajib atas biayanya
sendiri, menyerahkan benda tersebut kepada BANK, segera selambatlambanya
dalam waktu 3 hari setelah diminta oleh BANK dan BANK diberi kuasa yang
tidak dapat dicabut dengan alasan apapun juga untuk mengambil (inbezitnement)
benda tersebut dari DEBITUR atau orang lain yang memegangnya dan bila perlu
dengan bantuan polisi atau instansi yang berwenang.
c. Bahwa setelah penyerahan benda tersebut oleh DEBITUR kepada BANK atau
setelah diambilnya benda tersebut oleh BANK atas kekuatan sebagaiman yang
ditentukan dalam sub b, maka BANK diberi kuasa yang tidak dapat dicabut
dengan alasan apapun juga oleh DEBITUR untuk menjual baik dibawah tangan
maupun dihadapan umum, dengan harga yang dianggap pantas oleh BANK serta
memperhitungkan hasil penjualan tersebut dengan pinjaman DEBITUR, baik
pokok maupun bunga serta biayabiayalainnya termasuk biaya penagihan sebagai
akibat dari perjanjian ini.
Bilaman hasil penjualan tersebut melebihi jumlah pinjaman/sisa pinjaman
maupun bunga serta biayabiaya lainnya sebagaimana tersebut diatas dan yang
harus dibayar DEBITUR, maka kelebihan akan dibayarkan kepada DEBITUR
dan sebaliknya bilamana terdapat kekurangan maka tetap menjadi tanggungan
DEBITUR.
d. Bahwa DEBITUR wajib memelihara benda tersebut sebaikbaiknya serta
memperbaiki segala kerusakan atas biayanya sendiri, dan bilamana kewajiban
memperbaiki ini tidak dilakukan, maka BANK berhak melakukan perbaikannya
atas biaya DEBITUR.
DEBITUR dilarang menyewakan atau meminjamkan sebagian maupunn seluruh
benda tersebut kepada pihak lain tanpa seizin BANK.
e. Bahwa BANK dan/atau kuasanya setiap saat berhak untuk memasuki tempat
tempat dimana benda tersebut berada untuk menyaksikan adanya serta
keadaannya dan untuk keperluan ini DEBITUR wajib memperlihatkannya.
f. Bahwa dalam hal terjadinya suatu peristiwa atas benda tersebut yang dijaminkan
secara fiducia baik berupa kerusakan sebagian maupun musnah seluruhnya
ataupun hilang tanpa dapat diperoleh kembali, baik benda tersebut diasuransikan
atau tidak ataupun tidak oleh DEBITUR, DEBITUR tetap mengikatkan diri dan
berjanji serta bertanggung jawab penuh atas penyelesaian/pelunasan pinjaman
berdasarkan perjanjian ini seluruhnya tanpa kecuali dengan memberikan jaminan
pengganti yang disetujui oleh BANK.
g. Bahwa sejak terjadinya peristiwa ynag disebut dalam sub.f, maka seluruh
kekayaan/harta milik DEBITUR dengan sendirinya menjadi jaminan pula atas
pinjaman berdasarkan perjanjian ini selama pinjaman tersebut belum diselesaikan.
h. Bahwa penyerahan hak milik secara fiducia yang dinyatakan dalam perjanjian ini
dilakukan dengan ketentuan bahwa setelah DEBITUR melunasi pinjamannya,
maka hak milik benda tersebut dengan sendirinya beralih lagi ketangan
DEBITUR.
Pasal 10
Bahwa kuasakuasa tersebut diatas yang disebutkan oleh DEBITUR kepada
BANK,dengan hak ntuk mengusahakan pada orang lain (substitusi), baik sebagian
maupun seluruhnya serta menurut pasal 1812 Kitab UndangUndang Hukum Perdata
merupakan bagian terpenting dan yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini,
yang tidak akan dibuat tanpa adanya kuasakuasa dimaksud dan karenanya kuasa
kuasa mana tidak dapat dicabut kembali, tidak akan batal dan tidak dapat dibatalkan
serta tidak akan berakhir karena sebabsebab apapun juga, kecuali atas persetujuan
secara nyata (tertuluis) oleh kedua pihak.
Pasal 11
Bahwa segala biaya yang timbul sebagai akibat dari kelalaian DEBITUR membayar
kembali pinjamannya, yang berupa penagihan dari pengacara, biaya lelang, biaya juru
sita dan lain sebagainya, menjadi beban dan tanggung jawab DEBITUR.
Pasal 12
Bahwa DEBITUR dengan ini akan tunduk pada segala ketentuanketentuan dan
kebiasaankebiasaanyang berlaku pada pihak BANK, baik ketentuan
ketentuan/kebiasaankebiasaanyang berlaku sekarang dan dikemudian hari.
Pasal 13
Pasal Tambahan
PASAL 14
Bahwa untuk perjanjian ini dan segala akibatnya, para pihak memilih tempat
kediaman hukum yang tetap dan tidak berubah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Barat.
Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dan masingmasing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
Demikian perjanjian ini dibuat di Jakarta pada hari ini, hari Selasa tanggal 1 Mei
2007.
PIHAK BANK PIHAK DEBITUR
(Drs. Adi Nugroho) (Arief Setiwan) (Abdullah)
Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ) Kewajiban Jangka Panjang
Klien : Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak RelevanY T TR
1. Apakah setiap pinjaman jangka panjang dari bank harus disetukui terlebih dahulu secara tertulis oleh:
a. Direksi? b. Dewan Komisaris? c. RUPS?
2. Apakah penjualan obligasi kas mendapat persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari:a. Direksi?b. Dewan Komisaris?c. RUPS?d. Bapepam?
3. Jika perusahaan mengeluarkan obligasi apakah digunakan jasa Independent Trustee untuk:a. Pengadministrasian obligasi?b. Mengurus pembayaran bunga obligasi?c. Mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo?
4. Jika pinjaman diperoleh dalam bentuk offshore loan, apakah pinjaman tersebut dicover dengan SWAP, untuk menghindari kerugian karena depresiasi nilai rupiah?
√√√
√√√√
√√√
√
A. Kelemahankelemahan lain yang tidak tecantum pada petanyaan diatas:
.....................................................................................
.....................................................................................
B. Catatan Lain: ....................................................................................
. ....................................................................................
.C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?D. Revisi Kesimpulan (lampirkan alasannya)!
Diisi oleh : Tanggal: Direview oleh: Tanggal:
Contoh Konfirmasi Kewajiban Jangka Panjang
PT. ARIF SETIA Jl. Bougenville No. 4
Bekasi
Kepada Yth, Bekasi, 25 April 2007PT. Bank MusliminJl. Raya Jatiwaringin N0.12Bekasi
Dengan hormat, Sehubungan dengan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Budi Hartono dan Rekan terhadap laporan keuangan kami untuk tahumn buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2006, kami mohon bantuan Saudara untuk memberikan informasi berikut ini, yang berkaitan dengan kredit investasi yang kami peroleh dari Bank Saudara:
1. Tanggal dan nomor perjanjian kredit2. Tanggal jatuh tempo kredit3. Jenis kredit4. Plafond kredit5. Saldo kredit per 31 desember 20066. Tingkat bunga kredit dan bunga terhutang per 31 Desember 20067. Rincian jaminan kredit
Mohon informasi tersebut diatas dapat dijirimkan langsung kepada Kantor Akuntan Publik kami dengan menggunakan amplop jawaban terlampir.
Atas perhatian dan Bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih
Hormat kami,PT. ARIF SETIA
(Arief Setiawan)Direktur Utama
Contoh Top Schedule Kewajiban Jangka Panjang
WPRef
Per Book AJE
DR CR
Final Balance31122007
Balance31122006
Hutang Kredit InvestasiBBD
Offshore Loan
Hutang Pemegang Saham
Hutang Subordinasi
M1
M2
M3
M4
Rp 1.000.000.000
Rp 9.300.000.000
Rp 500.000.000
Rp 1.500.000.000
Rp 350.000.000
Rp 1.000.000.000^
Rp 9.650.000.000^
Rp 500.000.000^
Rp 1.500.000.000
Rp 300.000.000
Rp 500.000.000
Rp 1.500.000.000
Rp 12.300.000.000 Rp 350.000.000^
^ Rp 12.650.000.000
^Rp 2.300.000.000
^ ^
^ cheeked footing & cross footing
Kesimpulan: Berdasarkan prosedur audit yang dijalankan sesuai dengan audit program kewajiban jangka panjang, kami menemukan satu kesalahan yang memnyangkut laba rugi selisih kurs. Namun demikian usulan audit adjustment yang kami ajukan sudah disetujui klien, sehingga menurut pendapat kami, saldo kewajiban jangka panjang per 31 Desember 2002 sudah disajikan secara wajar.
DIBUAT OLEH :
TANGGAL :
DIREVIEW :
TANGGAL :
CLIENT : PT. ARIF SETIA
SCHEDULE : Top Schedule Kewajiban Jangka Panjang
PERIODE
31/12/2007
INDEX
M
Contoh Supporting Schedule Offshore Loan
Saldo per book 112007 Rp V/
Tambahan tahun 2007:
1/4/02 Offshore loan dari Chase Manhattan Bank Singaporesebesar US$1,000,000 dengan kurs 1 US$ = Rp 9.300 Rp 9.300.000.000 Vo
Rp 9.300.000.000 L^
AJE 7 Rp 350.000.000Saldo per audit 31122007 Rp 9.650.000.000
^to M
Kurs BI per 311207: beli Rp 9.600Jual Rp 9.700
Jadi kurs tengah Rp 9.650AJE No. 7 DR. Laba/Rugi Selisih Kurs Rp 350.000.000
CR. Kewajiban Jangka Panjang Rp 350.000.000
Ket: Untuk mencatat selisih kurs per tanggal neraca[(1.000.000 X (9.6509.300)]
Offshore loan tersebut Chase Manhattan Bank Singapore plafond kredit US$ 1,000,000 bunga 7% per annum jangka waktu 142007 s/d 3132012 grace period satu tahun untuk cicilan pokok pembayaran cicilan pokok maupun bunga harus dilakukan dalam US$ jaminan berupa mesinmesin perusahaan dan personal quarantee dari presiden direktur.
Offshore loan tersebut dicover dengan SWAP dari BBD JakartaVo Periksa perjanjian kredit (copy di permanent file)
dan bukti penerimaan bank.V/ Cocok dengan working paper tahun lalu^ Check perhitungan matematisL Cocok dengan buku besar
DIBUAT OLEH:TANGGAL:
DIREVIEW:TANGGAL:
CLIENT : PT.ARIF SETIASCHEDULE : Offshore loan
PERIODE31/12/2007
INDEXM2
Contoh Supporting schedule Hutang subordinasi
Saldo Hutang Subordinasi per 31122007
Hutang kepada Ny. Mira Rp 300.000.000 ConfHutang kepada Ny. Merry Rp 300.000.000 ConfHutang kepada Ny. Selvy Rp 300.000.000 ConfHutang kepada Ny. Siti Rp 300.000.000 ConfHutang kepada Ny. Susi Rp 300.000.000 Conf
Rp 1.500.000.000 L^
to M
Hutang subordinasi diterima dari pemegang saham di tahun 2004.Tanggal jatuh tempo hutang tersebut tidak ditentukan, karena baru akan dibayar kembali pada saat perusahaan sudah mempunyai dana yang cukup, atau bisa juga dialihkan sebagai setoran modal.
Atas hutang tersebut tidak dibebankan bunga
Conf Sesuai dengan jawaban konfirmasi^ Check footingL Cocok dengan buku besar
DIBUAT OLEH :
TANGGAL :
DIRIVEW :
TANGGAL :
CLIENT : PT. ARIF SETIA
SCHEDULE : Hutang Subordinasi
PERIODE
31/12/2007
INDEX
M4
Contoh Kertas Kerja Accrued Interest
Saldo 1/1/2007 Rp 6.500.000 V/
Beban bunga tahun 2007:15%XRp 300.000.000 = Rp 45.000.000 ^
to U71Pembayaran bunga tahun 2007Januari 2007 Rp 6.500.000 VoPebruariDesember 200711XRp 3.750.000 = Rp 41.250.000 Vo
(Rp 47.750.000) ^ Rp 3.750.000 L
^
V/ Cocok dengan working paper tahun lalu^ Check mathematical accuracyL Cocok dengan general ledgerVo Periksa bukti pembayaran U71 Kertas kerja biaya bunga
DIBUAT OLEH :TANGGAL :
DIREVIEW :TANGGAL :
CLIENT :PT. ARIF SETIA PERIODE31/12/2007
INDEXN