Pemeriksaan Diagnostik IMA

2
1. Pemeriksaan Diagnostik Menurut Baradero (2008), uji diagnostik untuk gangguan ini meliputi penetapan indikator non-spesifik, elektrokardiogram, dan pemeriksaan enzim serum. a. Reaksi non-spesifik Reaksi non-spesifik terhadap nekrosis miokardial adalah leukosit yang meningkat dalam beberapa jam setelah serangan IM akut. Leukosit dapat mencapai 12.000-15.000/mm 3 dan berlangsung selama 3-7 hari. Laju endap darah juga meningkat. b. Elektrokardiogram Pada infark miokard transmural ketika nekrosis dialami oleh semua lapisan dinding miokardium, EKG dapat menunjukkan kelainan, seperti gelombang Q menonjol, segmen ST meningkat, dan gelombang T abnormal. Apabila nekrosis tidak mengenai semua lapisan miokardium disebut infark subendokardium dan perubahan hanya terdapat pada segmen ST. perlu diketahui bahwa EKG tidak selalu memberikan informasi yang pasti tentang iskemia. c. Pemeriksaan enzim serum Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis), ada enzim- enzim tertentu yang dikeluarkan ke dalam darah. Enzim tersebut adalah kreatin kinase (CK), serum aspartate aminotransferase (AST) dulu adalah SGOT (serum glutamic- oxaloacetic transaminase), lactic acid dehydrogenase (LDH). Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infark miokard akut dapat membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, peningkatan enzim-enzim ini tidak terbatas

description

pemeriksaan diagnostik IMA

Transcript of Pemeriksaan Diagnostik IMA

1. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Baradero (2008), uji diagnostik untuk gangguan ini meliputi penetapan indikator non-spesifik, elektrokardiogram, dan pemeriksaan enzim serum.

a. Reaksi non-spesifik

Reaksi non-spesifik terhadap nekrosis miokardial adalah leukosit yang meningkat dalam beberapa jam setelah serangan IM akut. Leukosit dapat mencapai 12.000-15.000/mm3 dan berlangsung selama 3-7 hari. Laju endap darah juga meningkat.b. Elektrokardiogram

Pada infark miokard transmural ketika nekrosis dialami oleh semua lapisan dinding miokardium, EKG dapat menunjukkan kelainan, seperti gelombang Q menonjol, segmen ST meningkat, dan gelombang T abnormal. Apabila nekrosis tidak mengenai semua lapisan miokardium disebut infark subendokardium dan perubahan hanya terdapat pada segmen ST. perlu diketahui bahwa EKG tidak selalu memberikan informasi yang pasti tentang iskemia.c. Pemeriksaan enzim serum

Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis), ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan ke dalam darah. Enzim tersebut adalah kreatin kinase (CK), serum aspartate aminotransferase (AST) dulu adalah SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transaminase), lactic acid dehydrogenase (LDH). Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infark miokard akut dapat membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, peningkatan enzim-enzim ini tidak terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium, tapi juga dapat meningkat apabila ada kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika urinaria, atau usus. Agar pemeriksaan enzim-enzim ini dapat spesifik, untuk sel-sel miokardium, enzim dipecahkan atau dijadikan isoenzim.

Sumber :

Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular : Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Kenny Maharani 135070201111016