PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN …... · Surakarta 2012. perpustakaan.uns ... Kerja...
Transcript of PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN …... · Surakarta 2012. perpustakaan.uns ... Kerja...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
LAPORAN TUGAS AKHIR
PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.
COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
SEMARANG
Ajeng Ayu Fika Stefane R.0009008
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ABSTRAK PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI
PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA SEMARANG
Ajeng Ayu Fika Stefane*), Sumardiyono**), Harninto**)
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan system proteksi kebakran dan tim pemadam untuk penanggulangan bahaya kebakaran yang telah diterapkan PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang. Metode: penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran mengenai upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam pencegahan kebakaran dan bagaimana pemasangan serta pemeliharaan system proteksi kebakaran dan petugas pemadam kebakaran di perusahaan. Hasil: Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melakukan pemeliharaan system proteksi kebakaran dan tim pemadam kebakaran sesuai dengan standar Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran pada angka romawi IV tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Sistem Proteksi Kebakaran. Dalam hal ini Instruksi Menteri tenaga Kerja tersebut berfungsi sebagai salah satu alat kontrol administratif untuk pemeliharaan sistem proteksi kebakaran sebagai upaya penanggulangan kebakaran. Simpulan: pemeliharaan system proteksi kebakaran dan regu penanggulangan kebakaran sudah baik dan memenuhi standar dalam upaya penanggulangan bahaya kebakaran PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang. Saran yang diberikan adalah supaya perusahaan mengadakan pembimbingan dan pengenalan tentang pemeliharaan system proteksi kebakaran dan manfaat yang didapat bagi tenaga kerja dan pengusaha. Kata kunci: Sistem proteksi, Pencegahan Kebakaran
__________________________________________________________________ *) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS. **) Prodi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja FK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ABSTRACT MAINTENANCE Of FIRE PROTECTION SYSTEM AND FIRE- FIGHTING
TEAM IN PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA SEMARANG
Ajeng Ayu Fika Stefane*), Sumardiyo**), Harninto**)
Purpose : The purpose of this study was to determine how the maintenance of fire protection system and fire teams for prevention of fire hazards that have been applied. Method : This research uses descriptife method that provides a description of efforts made by the company in the prevention of fire and how the system installation and maintenance of fire protection systems and fire fighters in the company. Result : From the research it can be concluded that PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central java Semarang have done maintenance of fire protection systems and fire fighting team in accordance with the standards No. Ins. 11/M/BW/1997 K3 special supervision of fire prevention in the roman numeral IV technical guidelines for the supervision of fire protection systems. In the case the ministerial labor serves as a tool of administrative control for the maintenance of fire protection system for fire prevention efforts. Knot : Maintenance of fire protection system and fire teams are good and meet the standards in the response to fire hazard in PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central java Semarang. Advice given was that the company held a coaching and an introduction to fire protection system maintenance and the benefits for workers and employers. Key words : System protection, fire prevention __________________________________________________________________ *) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS. **) Prodi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja FK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang
telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul penelitian Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran
Dan Regu Penanggulangan Kebakaran Di PT. Coca – Cola Bottling Indonesia
Cemtral Java. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah dibantu
dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak Harninto, dr, MS, SpOk selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5. Bapak Margono, dr, MKK selaku Pengujia yang telah menguji dalam ujian
laporan ini.
6. Bapak Sri Hartanto selaku Occupational Health and Safety (OHS) Manager
PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java terimakasih telah
memperkenankan penulis melaksanakan magang dan terimakasih atas ilmu yang
diberikan serta bimbingan selama magang di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java.
7. Bapak Muhammad Wardoyo dan Bapak Wahyu Triwibowo selaku OHS
Supervisor dan pembimbing perusahaan di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java terimakasih atas bimbingannya dan ilmu yang diberikan selama
magang.
8. Bapak Bawa Riski Yunanto (manager QMS), Bapak Bambang Rudji Sasongko
dan Bapak Cahyono Aprelin selaku Team QMS yang telah membantu selama
penulis melaksanakan magang di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java.
9. Team HRD (Bapak Zaenudin, Ibu Sri Capegiawati, bapak Sri Sihono, Bapak
Lutfi A, Ibu Arina, Bapak Maryani, Bapak Bogi, Bapak Eko, Ibu Prih, Ibu Tutik,
Ibu Elly, Mbak Anis dan Mbak Dini) terimakasih atas bantuan dan bimbingannya
selama magang di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java.
10. Seluruh keluarga besar PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan, bimbingan dan
sambutan hangat yang diberikan selama penulis melaksanakan program magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
11. Bapak, ibu, dan seluruh keluarga yang telah mendoakan dan memberi dukungan
serta perhatian dan kasih sayang yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan.
12. Arinda Ratna Sari, Ahmad M, Silvia ayuz, Betti Novitasari, Dwi Setiyaningsih,
Dwi Wulan Wahyu W, Hemas Winahyoe A terima kasih atas perhatian dan
dukungan yang kalian berikan serta segenap keluarga besar angkatan 2009 D.III
Hiperkes dan Kesehatan Kerja, bangga menjadi bagian dari kalian.
13. Teman-teman seperjuangan magang Bayu (UII), Dwi, Anggi, Izul (UNDIP),
Mira, Jati (UNS), Devi, Niken, Ilham, Bagus, Andi ( UNISSULA), Inta, Indah,
Gia, Shila, Puji, Fauziah, Ririn, Ervan terima kasih persahabatan kita.
14. Teman-teman Kost Wisma Putih (Ulul, Mila, Lia, Nuning, Dian, Nopi dan
semuanya) terima kasih dukungannya.
15. Teman-teman Crew masindo (mas yoga, mas welly, mas one2, mbak mey, mbak
ditha, mbak prima) tararengkyu.
16. Qiqiem, dik amir, dik pipin, dik ima, mely, kikin, jay, sari, riska, gandhit, irfan,
ayub, sassa, desty, kori, rafli, zildjian, mas aan, dina, nada, vania, syifa, ucca, iffa
trimakasih atas canda kalian.
17. Nova Gozali Kardiyo terimakasih atas motivasi dan perhatiannya.
18. Vincentius Dimas Dwi setiawan terimakasih telah memberikan dukungan dan
semangatnya.
19. Thank’s special for my mother (alm. Sri harjani) terimakasih atas semua jasa dan
doa nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
20. Alamamaterku,terimakasih telah membanggakan selama mencari ilmu.
21. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga laporan ini
bisa terselesaikan.
Penulis menyadari dalam penulisannya laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
penulis demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca
Surakarta, Juni 2012
Penulis,
Ajeng Ayu Fika Stefane
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6
B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 24
A. Metode Penelitian ................................................................... 24
B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
C. Obyek Penelitian ..................................................................... 25
D. Sumber Data ............................................................................ 25
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25
F. Pelaksanaan ............................................................................. 26
G. Analisis Data ........................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 29
A. Hasil Penelitian........................................................................ 29
B. Pembahasan ............................................................................. 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 43
A. Simpulan ................................................................................. 43
B. Saran ....................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 47
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pembangunan nasional bangsa Indonesia telah mendorong
tumbuhnya berbagai macam sektoral industri, ditandai dengan meningkatnya
penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan produksi untuk
meningkatkan efisien dan produktivitas. Akan tetapi perkembangan industri yang
ditandai dan digunakannya mesin-mesin dan peralatan yang canggih ini, ternyata
juga mengandung sejumlah potensi bahaya dan kecelakaan salah satunya
kebakaran.
Sistem instalasi pemadam kebakaran merupakan suatu kombinasi dari
berbagai sistem untuk mencegah dan mengurangi dampak yang diakibatkan
oleh kebakaran "Studi sistem instalasi pemadam kebakaran ini bertujuan untuk
mengetahui perencanaan sistem instalasi yang sesuai dengan standar yang
berlaku “Manfaat dari studi sistem instalasi pemadam kebakaran ini diharapkan
dimanfaatkan dalam pengajaran dalam bidang Teknik Sipil serta sebagai bahan
pertimbangan dalam perencanaan tentang sistem instalasi pemadam kebakaran"
Kebakaran perusahaan adalah sesuatu hal yang sangat tidak diingini. Bagi
tenaga kerja , kebakaran perusahaan dapat merupakan penelitian dan
malapetaka khususnya bagi mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat
berakibat kehilangan pekerjaan, sekalipun mereka tidak menderita cidera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Masalah kebakaran di sana sini masih terjadi. Hal ini menunjukan, betapa
perlunya kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran perlu lebih
ditingkatkan. Banyak kebakaran di perusahaan terjadi di luar jam kerja. Dalam
hal itu tenaga kerja tidak terkena kecelakaan atau cidera sebagai akibatnya,
tetapi biasanya terbakarnya sebagian perusahaan beserta mesin dan peralatan
berakibat pula hilangnya kesempatan kerja. Kebakaran di luar jam kerja
mempunyai pengaruh social dan ekonomi yang besar (Suma’mur,1996).
Jika suatu perusahaan terjadi kebakaran dapat menimbulkan berbagai
kerugian, seperti kerusakan alat produksi, bahan produksi atau perlengkapan
kerja, biaya pengobatan atau kompensasi kepada pekerja yang cidera atau
meninggal dunia, waktu kerja selama produksi terganggu, serta penurunan
kualitas dan kuantitas hasil produk dimana semua kerugian langsung dan
kerugian tidak langsung.
Sebagai perusahaan terkemuka di Indonesia PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java, maka dalam aspek Environment Health & Safety yang
menerapkan standart keselamatan kerja yang tinggi di tempat kerjanya.
Pemeliharaan sistem proteksi kebakaran dengan pemasangan alat pemadam
kebakaran salah satunya adalah APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Selain itu
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang mempunyai regu
penanggulangan kebakaran disebut fire brigade yang bertugas memadamkan
kebakaran jika terjadi kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penerapan Sistem Proteksi Kebakaran
sangat mendukung program keselamatan dan kesehatan kerja, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemeliharaan sistem proteksi kebakaranaran di PT. Coca Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang?
2. Bagaimana upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
meminimalisasi resiko kebakaran di PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang?
3. Bagaimana regu penanggulangan kebakaran di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan sistem proteksi kebakaran di PT.
Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang.
2. Untuk mengetahui peran pelaksanaan sistem proteksi kebakaran dalam
mendukung program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. CCBI Central
Java Semarang.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber bahaya kebakaran yang terdapat di bagian
gudang penyimpanan solar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
a. Meningkatkan wawasan tentang penerapan proteksi kebakaran di suatu
perusahaan dan mengetahui bagaimana pengendaliannya serta regu
penanggulangan kebakaran.
b. Sebagai media pengaplikasian ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Perusahaan
a. Diharapkan memberi informasi dan masukan yang bermanfaat tentang
penerapan sistem proteksi kebakaran sehingga keselamatan dan kesehatan
kerja dapat dioptimalkan.
b. Menambah kepustakaan yang bermanfaat di perpustakaan perusahaan.
c. Dapat memacu pihak perusahaan agar dapat melaksanakan penerapan
sistem proteksi kebakaran untuk menanggulangi kebakaran.
3. Program D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
a. Menambah kepustakaan tentang penerapan sistem proteksi kebakaran di
perusahaan.
b. Bahan referensi para mahasiswa dalam pemhuatan laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4. Pembaca
a. Sebagai informasi tentang pelaksanaan penerapan sistem proteksi
kebakaran di perusahaan sebagai bagian dari program keselamatan dan
kesehatan kerja.
b. Dapat digunakan pembanding dengan penerapan sistem proteksi kebakaran
di perusahaan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran
Keselamatan Kerja telah mengantisipasi dalam mencegah, mengurangi
dan memadamkan kebakaran, memberi jalan penyelamatan, penyelanggaraan
latihan penanggulangan kebakaran yang wajib diterapkan setiap tempat kerja
sejak dari perencanaan serta adanya sangsi terhadap pelanggaran.
Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi baik
barang maupun jasa bertujuan untuk: melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan hidupnya dan meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain
yang berbeda di tempat kerja agar sumber produksi dipergunakan secara aman
dan efesien (Suma’mur, 1981).
Berdasarkan pemahaman karakteristik kebakaran pada bangunan yang
umumnya cellulosic fire maka pengamanan terhadap kebakaran mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a. Pengendalian lewat perancangan bangunan yang diarahkan pada upaya minimasi
timbulnya kebakaran dan intensitas terjadinya kebakaran, yang menyangkut
minimasi beban api, rancangan sistem ventilasi, sistem kontrol asap, penerapan
sistem kompartemenisasi dll yang dikenal sebagai sistem proteksi pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Pengendalian lewat perancangan sistem supresi kebakaran untuk meminimasi
dampak terjadinya kebakaran, melalui rancangan pemasangan sistem deteksi &
alarm kebakaran, sistem pemadam basis air (sprinkler, slang kebakaran, hose
reel), sistem pemadam basis kimia (apar, pemadam khusus) dan sarana
pendukungnya (disebut sistem proteksi aktif).
c. Pengendalian lewat tata kelola bangunan yang meng-antisipasi terjadinya bahaya
kebakaran didasarkan pada analisis potensi bahaya kebakaran, analisis resiko
dan penaksiran bahaya kebakaran (fire hazard assessment) sesuai tahap-tahap
pertumbuhan kebakaran dalam ruangan. Tata kelola ini sering disebut sebagai
Fire Safety Management yang mencakup kondisi sebelum, pada saat dan
setelah kejadian kebakaran (Prosiding PPIS Bandung, 2008)
2. Istilah dalam Kebakaran
Istilah-istilah yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No. KEP-186/MEN/1999 antara lain sebagai berikut:
a. Kebakaran ringan adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat
bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan bila
terbakar melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat, misalnya
tempat ibadah, gedung perkantoran, gedung pendidikan dan gedung
perawatan.
b. Kebakaran sedang 1 adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana
terdapat
bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
penimbunan bahan-bahan mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari
2,5 meter dan bila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
menjalamya api sedang, misalnya tempat parkir, pabrik elektronika dan
pabrik roti.
c. Kebakaran sedang 2 adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kernudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan-bahan mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4
meter dan bila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
menjalarnya api sedang, misalnya pabrik barang keramik, pabrik
tembakau dan pengolahan logam.
d. Kebakaran sedang 3 adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi
dan apabila terjadi kebakaran melepas panas tinggi sehingga menjalarnya
api cepat, misalnya ruang pameran, pabrik permadani, pabrik makanan
dan pabrik sikat.
e. Kebakaran berat adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat
bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan
apabila terjadi kebakaran melepas panas tinggi sehingga menjalarnya api
cepat, misalirya pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi, pabrik
kembang api, pabrik korek api dan pabrik cat.
f. Unit penanggulangan kebakaran adalah unit kerja yang dibentuk dan
ditugasi untuk menangani masalah penanggulangan kebakaran di tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kerja yang meliputi kegiatan administrasi, identifikasi sumber-sumber
bahaya, pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi
kebakaran.
g. Petugas peran penanggulangan kebakaran adalah petugas yang ditunjuk
dan diserahi tugas tambahan untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan
melaksanakan upaya penanggulangan kebakaran unit kerja.
h. Regu penanggulangan kebakaran adalah suatu tugas yang mempunyai
tugas khusus fungsional di bidang penanggulangan kebakaran.
3. Landasan Hukum
Dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dalam
beberapa pasal memuat ketentuan tentang penanggulangan kebakaran seperti
tersebut dalam Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins. 11/M/BW/1997
tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran. Syarat keselamatan
kerja yang berhubungan dengan penanggulangan kebakaran secara jelas telah
digariskan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 antara lain:
a. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
b. Penyediaan sarana jalan untuk menyelamatkan diri.
c. Pengendalian asap, panas, dan gas.
d. Melakukan latihan bagi semua karyawan.
4. Pemeliharaan Sistem Deteksi Kebakaran
Suatu pemeliharaan saksama seluruh detektor kebakaran adalah penting agar
detektor dapat beroperasi secara kontinyu. Pengujian akan mengidentifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
detektor yang rusak, dan mengikuti pemeliharaan yang direkomendasikan oleh
pabrik akan membantu mencegah kegagalan detektor. Dari waktu ke waktu,
debu, kotoran, dan material asing lain dapat terakumulasi di dalam suatu elemen
perasa dari detektor, yang dapat menyebabkan pengurangan kepekaannya.
Detektor berdebu atau kotor dapat juga mengakibatkan timbul bunyi alarm
yuang tidak dikehendaki (seperti memutuskan sama sekali semua sistem). Untuk
menghindari kegagalan pemakaian dan timbul bunyi alarm yang tidak
dikehendaki dan untuk meyakinkan sistem deteksi kebakaran beroperasi seperti
yang diharapkan, maka diperlukan :
a. pengoperasian dan pemeliharaan sistem deteksi kebakaran dalam kondisi
bekerja, kecuali selama pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.
b. pembersihan koneksi kabel dan pembersihan detektor secara berkala,
sebagaimana diperlukan untuk meyakinkan pengoperasiannya.
c. pengujian dan pengaturan sistem deteksi kebakaran untuk memastikan
pengoperasiandengan tepat dan memelihara keandalan. Detektor yang
ditemukan tak dapat dipercaya dan/atau dengan kepekaan kurang harus
dibersihkan atau diganti dengan yang baru.
Frekuensi pemeliharaan rutine harus berdasarkan persyaratan ketentuan
dan standar yang berlaku, persyaratan asuransi dan rekomendasi pabrik peralatan
sistem alarm kebakaran. Sebagai persyaratan minimum, inspeksi dan
pemeliharaan rutine harus dilakukan sesuai dengan NFPA 72, "National Fire
Alarm Code". Untuk informasi, Indonesia telah mempunyai Standar Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Indonesia SNI 03-3986-2000 Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Instalasi
Alarm Kebakaran Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung, yang mengacu kepada NFPA 72, 1992.
5. Sistem Proteksi Kebakaran
Menurut Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.: Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran, sistem proteksi dalam
upaya penanggulangan kebakaran di tempat kerja dibagi menjadi dua yaitu
proteksi aktif dan proteksi pasif.
Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain tempat kerja untuk
membatasi atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal
maupun horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan, memasang dinding
pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan media yang tahan api
atau dengan mekanisme tertentu. Sedangkan proteksi kebakaran aktif adalah
penerapan suatu desain sistem atau instalasi deteksi, alarm dan pemadan
kebakaran pada suatu bangunan tempat kerja yang sesuai dan handal sehingga
pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam hal sarana untuk menghadapi
bahaya kebakaran.
a. Inspeksi
Menurut Firman Setiawan (2005), tujuan dilakukannya inspeksi di tempat
kerja yaitu:
1) Untuk mengidentifikasi kondisi tidak aman,
2) Untuk mengidentifikasi tindakan tidak aman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Menentukan penyebab dasar timbulnya kecelakaan kerja,
4) Melakukan perbaikan baik pada sistem, peralatan kerja, serta SOP.Inspeksi
dilakukan bukan untuk mencari-cari kesalahan seseorang akan tetapi untuk
pencegahan dan pengendalian terhadap resiko terjadinya kecelakaan.
b. Emergency response Preparadness
Menurut Kepmenaker No. Kep-186//MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja, pasal 1 huruf d, yang dimaksud unit
penanggulangan kebakaran adalah unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk
menangani masalah penanggulangan kebakaran di tempat kerja yang meliputi
kegiatan administrasi, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran.
c. Macam-macam sistem proteksi aktif ;
1) Hydrant
a) Pengertian Hydrant
Menurut Depnakertrans (1998-1999), instalasi hydrant kebakaran
adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media
pemadam api bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan selang
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa, perpipaan,
kopling outlet dan inlet serta slang dan nozle.
b) Pemasangan instalasi hydrant
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pemasangan instalasi hydrant harus sesuai dengan gambar rencana
yang sebelumnya sudah disahkan oleh Depnaker dan pelaksanaan
pemasangannya dilakukan oleh instalir yang ditunjuk Departemen Tenaga
Kerja.
c) Pemeriksaan dan Pengujian hydrant
(1) Pemeriksaan instalasi hydrant yang sebaiknya dilakukan dengan
disaksikan oleh Dinas Kebakaran dan pemilik gedung atau
wakilnya.
(2) Pemeriksaan dilakukan:
(a) Pada instalasi sistem hydrant yang baru sedang dipasang atau
sebelum dioperasikan atau bangunan sedang dibangun.
(b) Pada instalasi sistem hydrant yang sudah ada atau sudah
terpasang.
2) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Menurut Permenaker No. Per-04/MEN/1980 pasal 1 ayat 1, alat
pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran.
Menurut Depnaker 1998/1999, adanya pemeriksaan, pengujian dan
penandaan APAR harus meliputi:
a) Setiap APAR diperiksa dua kali dalam setahun. Pemeriksaan dalam
jangka 6 bulan dan jangka 12 bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b) Isi tabung harus sesuai dengan berat yang tertera pada plat.
c) Pipa saringan dan penyalur tidak boleh tersumbat.
d) Ulir tutup kepala tidak rusak.
e) Peralatan yang bergerak tidak boleh dalam rusak, harus dapat bergerak
bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan tuas penekan harus
dalam keadaan baik.
f) Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
g) Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik.
Cara penandaan badan APAR agar mudah dikenali yaitu;
a) Huruf timbul pada plat logam yang disolder atau diikat pada tabung
APAR.
b) Dicat langsung pada tabung APAR.
c) Menggunakan label yang tahan lama.
d) Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan APAR.
3) Sistem Sprinkler
Menurut Depnakertrans 1998/1999, Sistem sprinkler adalah sistem yang
bekerja secara otomatis dengan memancarkan air bertekanan ke segala arah
untuk memadamkan kebakaran atau setidak-tidaknya mencegah meluasnya
kebakaran. Klasifikasi berdasarkan arah pancarannya:
a) Arah pancaran ke bawah
b) Arah pancaran ke atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c) Arah pancaran ke segala arah
Pemeriksaan dan pengujian terdiri atas beberapa komponen:
a) Komponen persediaan air/ water supply atau reservoir
(1) Untuk menentukan ukuran reservoir untuk persediaan air instalasi sistem
sprinkler, lihat terlebih dahulu debit kapasitas pompa yang dipakai.
(2) Untuk sistem sprinkler, cadangan air dalam reservoir harus mampu
menyediakan air untuk pompa beroperasi dengan kapasitas penuh selama
satu jam.
(3) Untuk menentukan ukuran kapasitas minimum penampungan air yang
bergantung pada jenis atau golongan bahaya kebakaran dari bangunan
bersangkutan
(4) Apabila telah diketahui jenis kebakaran yang terjadi, dapat menentukan
beberapa besarnya volume persediaan air yang harus disediakan.
(5) Kalau sumber air untuk sprinkler dibuat terpisah dengan kebutuhan air
sehari-hari maka menentukan kapasitas sumber air, hanya mengukur
volume reservoir. Kalau sumber air sistem sprinkler.
(6) Pemeriksaan dilakukan juga apakah reservoir cukup bersih, tidak ada
lumpur dan pasir yang akan mengganggu operasi.
b) Komponen pemompaan dan perlengkapannya
(1) Pada dasarnya sistem pemompaan untuk instalasi sistem sprinkler sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
saja dengan dengan pemompaan sistem hydrant yang terdiri atas:
(a) Pompa listrik yang akan bekerja sebagai pompa utama atau dasar (base
pump)
(b) Pompa diesel yang akan bekerja sebagai pompa cadangan, apabila
sumber daya listrik untuk pompa gagal.
(c) pompa pacu atau jockey yang akan bekerja untuk mempertahankan
tekanan dalam instalasi pemipaan sistem sprinkler tetap konstan untuk
suatu langkah tekanan (pressure range).
(2) Untuk mengendalikan tekanan air dan mengendalikan jalannya pompa
dipakai pressure switch
(a) Karena dalam memeriksa komponen dalam sistem spirnkler harus kita
perhatikan dan kita periksa pressure switch dan settingnya.
(b) Pressure untuk sistem sprinkler terdiri dari 3 buah switch, yaitu untuk
pompa listrik, pompa diesel, dan pompa pacu.
(3) Harus diperiksa juga dalam instalasi pemompaan ini adanya sarana untuk
mencegah terjadinya tekanan lebih (over pressure) atau safety valve atau
PRV (Pressure reducing valve) yang dipasang menjadi satu rangkaian
dengan bypass gate valve.
(4) Juga harus diperiksa pemasangan manometer atau pressure gauge untuk
mengetahui besarnya tekanan air dalam instalasi sprinkler.
(5) Juga harus diperiksa apakah katup kendali utama (main gate valve) dalam
keadaan terbuka dan digembok. Katup ini harus selalu dalam posisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
terbuka.
(6) Perlu juga diperiksa apakah sistem pemompaan dilengkapi sarana anti water
hammer, lebih-lebih sarana ini sangat diperlukan kalau sistem sprinkler
melayani bangunan bertingkat.
(7) Perlu diperiksa juga bagaimana letak reservoir terhadap pompa. Jika tinggi
permukaan air dalam reservoir di bawah pompa maka sisi hisap dari pompa
yang dipakai dalam sistem sprinkler harus dilengkapi dengan voet klep atau
foot valve. Untuk menghindari adanya gangguan atua kegagalan dalam sisi
hisap, maka dalam sistem demikian harus dipasang Priming System dengan
priming tank yang besar dan ada sarana make up water.
(8) Di samping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis melalui
pressure switch, dalam panel pompa juga harus dilengkapi sarana untuk
menstart pompa secara manual. Berarti dalam panel pompa harus ada
switch untuk mengoperasikan sistem secara manual maupun otomatis.
(9) Syarat umum yang juga harus diperhatikan adalah bahwa semua pemipaan
dan pemompaan sistem sprinkler harus dicat merah.
c) Komponen jaringan pipa dan pemipaan
(1) Yang dimaksud dengan pemipaan sistem sprinkler adalah pemipaan
mulai dari gate valve untuk pipa catu dalam ruang pompa sampai
dengan pemipaan pada pipa-pipa cabang di mana terdapat atau
terpasang alarm control valve.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(2) Dalam pemipaan sprinkler, pertama-tama harus kita periksa dipasangnya
fire departemen connection atau sering disebut seamese connection
(sambungan kembar).
(3) Dalam memasang sistem sprinkler, untuk tiap-tiap pipa cabang, sumber
air yang masuk ke pipa cabang sebaiknya mendapatkan satu air dari dua
arah yang masing-masing dilengkapi dengan stop valve dan check
valve. Dengan sistem catu semacam ini, kalau satu jalur catu rusak,
tinggal stop valve yang bersangkutan dan langsung dapat diperbaiki
tanpa terganggunya sistem sprinkler otomatis.
(4) Pada tiap cabang harus dipasang alarm control check valve yang
dilengkapi dengan :
(a) Stop valve yang mengisolasi cabang kalau diperlukan perbaikan dalam
cabang yang bersangkutan.
(b) Dua buah manometer, satu buah dipasang sebelum control valve dan
yang lainnya dipasang sesudahnya.
(c) Sebuah kerangan uji dan saluran pembuangan.
(d) Sebuah alarm control dan gong.
(e) Sebuah retarding chamber.
4) Detektor
Detektor alat berfungsi mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran
awal.Menurut Depnakertrans 1998/1999, jenis-jenis detektor yaitu:
a) Detektor asap (smoke detector) adalah detektor yang bekerja berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu ada dua tipe detector asap
yaitu :
(1) Detektor asap optik
(2) Detektor asap ionisasi
b) Detektor panas (heat detector) adalah detektor yang bekerja berdasarkan
pengaruh panas atau temperatur tertentu. Ada tiga tipe detektor panas, yaitu:
(1) Detektor bertemperatur tetap yang bekerja pada suatu batas panas
tertentu (fixed temperature).
(2) Detektor yang bekerja berdasarkan kecepatan naiknya temperatur (rate of
rise).
(3) Detektor kombinasi yang bekerjanya berdasarkan kenaikan temperatur
dan batas temperatur maksimum yang ditetapkan.
Menurut Permenaker No. Per-02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik, BAB II mengenai Pemeliharaan dan Pengujian pasal 57 ayat 1
“ Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus dilakukan pemeliharaan dan
pengujian berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan.” Dan ayat 2 ”
Pemeliharaan dan pengujian tahunan dapat dilakukan oleh konsultan kebakaran atau
organisasi yang telah diakui oleh Direktur atau pejabat yang ditunjuk.” Kemudian
dijelaskan pada pasal 58 ” Pemeliharaan dan pengujian mingguan lain meliputi :
membunyikan alarm secara simulasi, memeriksa kerja lonceng, memeriksa tegangan
dan keadaan baterai, memeriksa seluruh sistem alarm dan mencatat hasil
pemeliharaan serta pengujian buku catatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dalam pasal 59 dijelaskan bahwa Pemeliharaan dan pengujian bulanan
antara lain meliputi : menciptakan kebakaran simulasi, memeriksa lampu-lampu
indikator, memeriksa fasilitas penyediaan sumber tenaga darurat, mencoba dengan
kondisi gangguan terhadap sistem, memeriksa kondisi dan kebersihan panel indikator
dan mencatat hasil pemeliharaan dan pengujian dalam buku catatan.
Sedangkan pada pasal 60, ”Pemeliharaan dan pengujian tahunan antara lain
meliputi : memeriksa tegangan instalasi, memeriksa kondisi dan keberhasilan
seluruh detektor serta menguji sekurang-kurangnya 20% (dua puluh) detektor dari
setiap kelompok instalasi sehingga selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima)
tahun, seluruh detektor sudah teruji.”
6. Regu Penanggulangan Kebakaran
Regu penanggulangan kebakaran adalah satuan tugas yang mempunyai tugas
khusus fungsional di bidang penanggulangan kebakaran (General Technical Servis
dan Technical Operation Departerment, 2000). Mengenai regu pemadam
kebakaran tersebut, dapat dikemukakan tentang kualifikasi, latihan, bahaya yang
dihadapi dan perlindungan kesehatan serta keselamatannya, sebagai berikut:
b. Kualifikasi
Tidak semua orang dapat dan mampu menjadi petugas pemadam
kebakaran. Orang-orang yang memilih pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan fisik dan mental. Kualifikasi tersebut meliputi kegiatan fisik,
kesehatan fisik, kemampuan fisik dan tingkat kecekatan. Kesiapan mental
diperoleh antara lain lewat pendidikan dan pelatihan dengan seorang petugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pemadam kebakaran memiliki kecepatan mengambil keputusan yang tepat,
kemampuan melakukan pengamatan dan penilaian serta kesanggupan
menerima dan melaksanakan perintah dari pimpinan yang bersangkutan.
c. Latihan
Petugas pemadam kebakaran tidak dipilih atas dasar pengalaman saja,
melainkan dibentuk dan dibina melalui program latihan yang meliputi pendidikan
teori, latihan jasmani, praktek tentang dan pengalaman-pengalaman yang benar-
benar didapat dari pemadaman kebakaran.
d. Bahaya-bahaya yang dihadapi
Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pernapasan sangat mungkin mengenai
petugas-petugas pemadaman kebakaran. Angka kecelakaan mungkin sangat
tinggi pada golongan tersebut. kecelakaan selain mungkin teijadi pada saat-saat
pemadaman kebakaran, juga mungkin sekali terjadi pada waktu regu petugas
berangkat ke atau pulang dari tugas memadamkan kebakaran.
e. Usaha-usaha kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas pemadam kebakaran:
1) Latihan yang sebaik-baiknya.
2) Peralatan dan perlengkapan pemadaman kebakaran yang memadai.
3) Penggunaan proteksi diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja
Identifikasi Bahaya Kebakaran
Pemeliharaan Proteksi Kebakaran
Regu Penanggulangan Kebakran
Emergency
Response
Preparadness
Inspeksi
Pemeriksaan & Pengujian Alat Pemadam api
- Kualifikasi - Latihan - Bahaya yang di
hadapi - Usaha petugas K3
- Alat Pemadam Api Ringan
- Hydrant
- Alarm System
- Fire Detector
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dimana penulis berusaha menggambarkan sejeleas-jelasnya kepada pembaca
tentang obyek penelitian dan data yang diperoleh dan digunakan sebagai bahan
penulisan ini (Notoatmojo, 2002).
Metode penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan memberi gambaran
yang jelas mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam
pencegahan kebakaran gudang, khususnya mengenai penyediaan alat pemadam
api ringan termasuk bagaimana pemasang dan pemeliharaan sistem proteksi
kebakaran serta semua alat pemadam dan keberadaan petugas pemadam
kebakaran di perusahaan.
B. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang digunakan untuk pengambilan data adalah
sebagai berikut:
Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Botling Indonesia Central Java
Semarang.
Alamat : J1. Sukarno Hatta Km 30 Ungaran.
Jenis usaha : Minuman Ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dari penulis laporan ini adalah
pemeliharaan proteksi sitem kebakaran dan tim pemadam di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang.
D. Sumber Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini aitu data primer
dan sekunder.
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dari observasi langsung di tempat kerja dan
wawancara dengan karyawan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen milik perusahaan dan
juga literatur yang lain.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipakai penulis dalam mengumpulkan data-data antara lain:
1. Data Primer
a. Observasi Lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap
program pemeliharaan sistem proteksi kebakaran dan regu
penanggulangan kebakaran.
b. Wawancara
Dilakukan dengan cara dialog/tanya jawab dengan pihak-pihak yang
terkait, yaitu pihak yang menangani masalah pemeliharaan sistem
proteksi kebakaran dan regu penanggulangan kebakaran.
2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen
dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan.
b. Studi Kepustakaan
Dilakukan untuk memperoleh pengetahuan secara teoritis, yaitu
dengan membaca literature (program pemeliharaan sistem proteksi
kebakaran dan tim pemadamnya).
F. Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini dilakukan sesuai rangkaian prosedur yang diantaranya
sebagai berikut:
a. Permintaan Praktek Kerja Lapangan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Membaca kepustakaan yang berhubungan dengan pemeliharaan sistem
proteksi kebakaran serta semua alat pemadam dikaitkan dengan peraturan
yang ada, serta keberadaan petugas pernadam kebakaran di perusahaan.
2. Jalannya Penelitian
Pada tahap ini, pelaksanaan Praktck Kcrja L,apangan dilaksanakan mulai
tanggal 1 Februari 2012 sampai dengan tanggal 30 April 2012 dengan melalui
serangkaian program sebagai berikut:
a. Dimulai dengan orientasi kerja yang mencakup gambaran proses produksi
di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang, peraturan
perusahaan, stuktur organisasi, keselarnatan dan kesehatan kerja oleh
K3L PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang.
b. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dimulai dengan observasi
pendahuluan berdasarkan wawancara.
c. Pengamatan langsung dilapangan untuk memperoleh data tentang
pemeliharaan sistem proteksi kebakaran serta semua alat pemadam dan
regu penanggulangan kebakaran.
d. Melakukan pencarian data pelengkap yang berhubungan dengan
pemeliharaan sistem proteksi kebakaran serta semua alat pemadam dan
regu penanggulangan kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah melalui tahapan pelaksanaan dari hasil observasi akan disusun
sesuai dengan sistem dan prosedurnya,di mulai dari input data penelitian
hingga menganalisa dengan membandingkan referensi yang terkait.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan dengan Instruksi Menteri
Tenaga Kerja RI No. Ins. 11/M/BW/11997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang, dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan dan wawancara dengan tenaga kerja yang bersangkutan serta sistem
proteksi kebakaran tersebut meliputi tersedianya sistem deteksi tanda bahaya,
alat pemadam api ringan dan pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian (APAR,
fire alarm, hydrant dan springler).
1. Potensi Bahaya Kebakaran
Potensi bahaya kebakaran yang ada di PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang, berasal dari pemakaian bahan baku dan bahan-
bahan kimia lainnya yang digunakan selama proses produksi, peralatan kerja
atau mesin-mesin yang digunakan, instalasi listrik, sambaran petir.
a. Peledakan
Bahan bersifat mudah terbakar di tangki proses tersulut oleh
percikan api maka secara seketika akan terjadi peningkatan suhu dan
tekanan dalam tangki akibat terbakarnya bahan-bahan yang bersifat
flammable, dan akan terjadi ledakan apabila tekanan tidak tersalurkan.
Akibat yang timbul oleh karena peledakan tersebut yaitu;
1) Kematian pada pekerja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Kerusakan mesin dan alat produksi,
3) Pencemaran lingkungan akibat tumpahan produk dan sisa kebakaran,
4) Terbakarnya ruang kerja.
b. Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi di ruang kerja apabila terdapat tumpahan
bahanbahan flammable dan menyimpan bahan flammable di bejana
terbuka. Kebakaran terjadi karena tumpahan atau penempatannya di
tempat terbuka, bahan akan mudah menguap, apabila terdapat percikan
api, akan timbul kebakaran, karena percikan api membakar uap bahan
flammable.
c. Bahan-Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang digunakan PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang, sebagai bahan baku maupun bahan
pendukung dari produk. Tidak sedikit dari bahan-bahan yang digunakan
mudah meledak dan terbakar. Secara rutin daftar nama-nama bahan-bahan
kimia berbahaya dilaporkan ke Depnaker setiap 6 bulan sekali.
d. Mesin atau peralatan kerja
Hampir seluruh kegiatan produksi di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang, menggunakan mesin yang berupa
forklift, hand pallet, vessel atau tangki, conveyor, boiler, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
e. Listrik
Salah satu sebab kebakaran adalah terbakarnya bangunan yang
diakibatkan oleh nyala api yang berasal dari instalasi listrik. Serangkaian
faktor-faktor yang berpengaruh adalah:
a. Instalasi tidak memakai sekring atau sekring diganti oleh kawat.
b. Pemasangan kabel-kabel yang tidak tepat sehingga terjadi hubungan
pendek.
c. Keadaan kabel-kabel baik dalam istalasi listrik maupun dalam peralatan
listrik yang sudah surak atau kusam (Suma’mur, 1996).
Maka dari itu dalam usaha pencegahan kebakaran yang diakibatkan
instalasi listrik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sekring harus dipakai dan merupakan perlindungan efektif. Pemakaiannya
tidak saja terhadap arus induk, tetapi juga setiap alat listrik harus dilindungi
dengan sekring.
b. Instalasi harus dikerjakan dengan memenuhi syarat dan oleh tenaga ahli.
c. Jaringan listrik harus dirawat, dilindungi dari pengaruh yang mungkin ada,
jika keadaannya dapat memungkinkan bahaya kontak.
d. Sambungan – sambungan kawat harus dipasang sedemikian, sehingga tidak
terbuka dan menjadi sebab terjadinya hubungan pendek (Suma’mur, 1996).
Penggunaan listrik untuk proses produksi rata-rata 428.912
KWH/bulan. Sebagai cadangan sumber listrik ini disediakan 3 buah
generator dengan kapasitas masing-masing 400 KVA dan bertegangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
380/220 volt. Karena penggunakan listrik PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang berkapasitas dan bertegangan tinggi,
maka pemeliharaannya seluruh instalasi listrik telah dilengkapi alat
pengaman listrik berupa saklar dan sekering, pengukuran beban kabel,
pemeriksaan sambungan kabel (Technical Operation Department, 2000).
Semua sumber listrik utama harus dapat memberikan minimum 20 menit
supplai yang tidak terputus pada beban puncak.
2. Sambaran petir
Sambaran petir di Jakarta yang tergolong memiliki intensitas yang cukup
tinggi. Untuk itu, PT. Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
memasang penangkal petir yang memadai. Selain itu, sistem pembumian atau
grounding diperiksa dan diuji secara rutin setiap tahunnya oleh maintenance
technician.
3. Regu Penanggulangan Kebakaran
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang mempunyai
kelompok/regu penanggulangan kebakaran yang disebut fire brigade yang
tugasnya memadamkan kebakaran. Fire brigade terdiri dari satpam, paramedis,
dan perwakilan tenaga kerja dari tiap bagian. Syarat anggota fire brigade sehat
jasmani dan rohani, usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun, pendidikan
minimal SLTA dan telah diberi pelatihan mengenai penanggulangan kebakaran
tingkat dasar I dan tingkat dasar II diletakkan di dalam ruangan tahan api dan
dilengkapi evekuasi bertugas mengevakuasi aset perusahaan yang berharga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
maupun P3K (Kepmenaker RI No. Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja).
Tugas regu penanggulangan kebakaran mempunyai tugas:
a. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Melakukan perneliharaan sarana proteksi kebakaran.
c. Memberi penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal.
d. Membantu menyusun buku rencana tanggap darurat penanggulangan
kebakaran.
e. Memadamkan kebakaran.
f. Mengarahkan evakuasi orang dan barang.
g. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait.
h. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan.
i. Mengamankan seluruh lokasi tempat kerja.
j. Melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran.
4. Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran
a. Sprinkler System
Salah satu bentuk sistem proteksi aktif di Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang berupa sprinkler. Sistem sprinkler
otomatis adalah suatu sistem pemipaan yang terdiri atas sprinkler yang
otomatis akan bekerja apabila menerima panas tertentu sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
memercikkan air yang berguna untuk menghambat menjalarnya atau
memadamkan api. Wet system yaitu sistem sprinkler yang semua selalu terisi
air sampai ke sprinkler head. Pada saat sprinkler head pecah, maka air
langsung memancar keluar. Deluge system ialah sistem sprinkler yang
mempunyai dua sistem pemipaan yaitu pemipaan sprinkler dan pilot line.
Pada pemipaan sprinkler, air hanya sampai ke alarm.
b. Instalasi Alarm Kebakaran
Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
mempunyai dua sistem instalasi alarm kebakaran yaitu sistem alarm
kebakaran manual dan sistem alarm kebakaran automatik. Sistem alarm
kebakaran secara manual di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang berupa manual call point atau titik panggil manual. Sedangkan
untuk sistem kebakaran automatik berupa detektor. Verifikasi, pengujian dan
pemeriksaan pada instalasi alarm kebakaran baik yang manual dan dilakukan
secara rutin oleh maintenance technician.
c. Alat Pemadam Api Ringan
Selain hydrant, di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang juga menyediakan alat pemadam api ringan atau APAR yang secara
rutin dilakukan inspeksi setiap bulannya. Selain itu, penggantian isi tabung
juga dilakukan secara rutin setiap tahun.
d. Hydrant
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Salah satu proteksi kebakaran yang dimiliki oleh PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang adalah sistem hydrant. Di seluruh lokasi PT. Coca
Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang terdapat 12 unit hydrant.
e. Pompa Pemadam Kebakaran
Pompa pemadam kebakaran di PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang berada di dalam Pump Room. Di ruang pompa ini
selain untuk supply air untuk pemadam kebakaran, terdapat juga pompa
untuk distribusi air umum serta air untuk produksi. Supply air untuk
pemadam kebakaran terdiri dari 3 pompa dari ketiga ini air didistribusikan
untuk supply sprinkler dan hydrant. Air yang digunakan berasal dari air
tanah yang diambil dengan dengan menggunakan deep whell. Ketiga pompa
tersebut adalah pompa pacu atau jockey pump, main pump atau pompa
utama dengan energi listrik, dan pompa cadangan atau diesel pump yang
menggunakan mesin diesel dengan bahan bakar solar. Pompa cadangan ini
digunakan saat listrik padam.
B. Pembahasan
1. Bahan-bahan kimia
Bahan-bahan kimia yang digunakan PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang sebagai bahan baku, bahan pendukung dari produk,
maupun bahan kimia yang digunakan sebagai reagent yang digunakan di
laboratorium. Tidak sedikit dari bahan-bahan yang digunakan mudah meledak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dan terbakar. Secara rutin daftar nama-nama bahan-bahan kimia berbahaya
dilaporkan ke Depnaker setiap 6 bulan sekali.
2. Mesin atau Peralatan Kerja
Hampir seluruh kegiatan produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang menggunakan mesin yang berupa forklift, hand
pallet, vessel atau tangki, conveyor, boiler, dan sebagainya. Untuk
memastikan apakah alat-alat tersebut masih dalam keadaan aman untuk
digunakan, maka PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
khususnya dari departemen OHS (Occupational Health and Safety)
melakukan validasi alat secara rutin setiap bulannya.
3. Listrik
Penggunakan listrik Untuk proses produksi rata-rata 428.912
KWH/bulan. Sebagai cadangan sumber listrik ini disediakan 3 buah generator
dengan kapasitas masing-masing 400 KWH dan bertegangan 380/220 volt.
Karena penggunakan listrik PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang berkapasitas dan bertegangan tinggi, maka pemeliharannya seluruh
instalasi listrik telah dilengkapi alat pengaman listrik berupa saklar dan
sekering, pengukuran beban kabel namun kondisi kabel belum tersusun rapi
dan baik. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI No. Kep-75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. SN1-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4. Sambaran Petir
Pemasangan penangkal petir merupakan tindak pencegahan bahaya di
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang di pasang disetiap
bangunan yang berisiko tinggi terkena petir. Untuk petir instalasi pengaman
yang digunakan adalah secara konvesional sebanyak 12 unit dan elektrostatis
sebanyak 3 buah.
Penerima yang dipasang di atas atap yang datar sekurang-kurangnya
lebih 15 cm dari pada sekitarnya. Bahan dan kontruksi instalasi penyalur petir
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang sudah kuat dan
sudah memenuhi syarat sesuai dengan Permenaker No. Per. 02/MEN/1989
Bab III tentang Penerima (Air Termal) yaitu logam yang bulat panjang yang
terbuat dari tembaga, hiasan-hiasan pada atap, tiang-tiang, cerobong-cerobong
dari logam yang disambung baik yang dipasang menjulang ke atas dengan
tinggi lebih dari 1 meter dari pada atap harus dipasang penerimaan tersendiri.
Adanya pilar beton bertulang yang dirancang sebagai penghantar
penurunan, dipasang menonjol di atas atap, jarak antara alat-alat penghantar
penurunan tidak boleh melebihi dari 1,5 meter. Hal ini sesuai dengan
Permenaker No. Per. 02/MEN/1989 tentang pengawasan Instalasi Penyaluran
Petir.
5. Regu Penanggulangan Kebakaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang mempunyai
kelornpok/regu penanggulangan kebakaran yang disebut fire master yang
tugasnya memadamkan kebakaran. Fire Brigade terdiri dari satpam, parmedis,
dan perwakilan tenaga kerja dari tiap bagian. Syarat anggota fire brigade sehat
jasmani dan rohani, usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun,
pendidikan minimal SLTA dan telah diberi pelatihan mengenai
penanggulangan kebakaran tingkat dasar I dan tingkat dasar II dan tim
evekuasi bertugas mengevakuasi aset perusahaan yang berharga maupun P3K.
Regu penanggulangan kebakaran PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang sudah sesuai dengan Kepmenaker RI No. Kep-
186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
6. Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran
a. Alat Pemadam Aji Ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang adalah alat pemadam api ringan jenis
powder, carbon dioksida (CO2), foam dan halotron. Pengecekan APAR
dilakukan tiap 1 bulan sekali. Setiap tempat dan ruangan jenis APAR
berbeda, misalnya ruang blower dan bengkel mekanik APAR jenis powder,
ruang sirup dan genset APAR jenis CO2, ruang Compresor BIS APAR,
jenis halotron dan gudang solar dan ruang boiler APAR jenis foam.
Pemasangan APAR di tempat kerja di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang telah sesuai dengan Peraturan Menteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980 Pasal 4 Ayat 1
yaitu tinggi pemberian tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari dasar
lantai tepat diatas satu atau kelompok APAR bersangkutan dan jarak antara
APAR yang satu dengan yang lain tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Perlengkapan APAR di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang sebagian besar sudah baik walaupun belum semuanya.
Tekanan APAR yang belum stabil di stabilkan dengan cara membolak-
balikan APAR sampai tekanannya stabil. Dibeberapa tempat keadaan
selang harus diperbaiki karena sudah ada yang rusak dan berkarat.
Keadaan dimana masih terdapat APAR yang kosong mungkin setelah
pemakaian APAR oleh tenaga kerja unit kerja yang bersangkutan tidak
dilaporkan kepada Departemen.
b. Instalasi hydrant
Lokasi penempatan hydrant di PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang mudah dijangkau dan tidak terhalang. Hydrant
tersedia sebanyak 12 buah. Yang terdapat dalam ruang 1 buah dan di
luar ruangan 11 buah. Pengecekan hydrant dilakukan setiap 1 bulan
sekali oleh petugas K3.
Pengecekan hydrant dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan
pengecekan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) Petugas pengecekan diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(topi, sepatu safety dan ear plug pada waktu mengecek hydrant
diruang.
3) Pasang nozzle pressure gange dan hydrant untuk mengetahui
tekanan yang standar tekanannya sekitar 7 bar.
4) Membuka valve hydrant.
5) Membersihkan kotoran dan debu yang berada disekitar hydrant.
6) Mengecek kelengkapan box hydrant.
7) Menulis laporan pengecekan pada blangko laporan.
Keadaan Hydrant PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang telah sesuai Gengan Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.
11/M/BW/1997 tentang pengawasan khusus K3 penanggulangan
kebakaran.
c. Instalasi Alarm
Sistem deteksi alarm kebakaran yang terpasang di PT. Coca Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang sudah sesuai dan baik,
dilihat dari kelengkapan isi dari alat tersebut atau pemasangannya. Hal
ini telah sesuai dengan Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.
11/M/BW/1997 dan semua karyawan sudah mengetahui dan
mengenali alarm isyarat tanda bahaya kebakaran jika terjadi
kebakaran.
d. Pompa Pemadam Kebakaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pompa pemadam kebakaran di PT. Yasulor L’Oreal
Manufacturing Indonesia berada di dalam Pump Room. Di ruang
pompa ini selain untuk supply air untuk pemadam kebakaran, terdapat
juga pompa untuk distribusi air umum serta air untuk produksi. Supply
air untuk pemadam kebakaran terdiri dari 3 pompa dari ketiga ini air
didistribusikan untuk supply sprinkler dan hydrant. Air yang
digunakan berasal dari air tanah yang diambil dengan dengan
menggunakan deep whell. Ketiga pompa tersebut adalah pompa pacu
atau jockey pump, main pump atau pompa utama dengan energi listrik,
dan pompa cadangan atau diesel pump yang menggunakan mesin
diesel dengan bahan bakar solar. Pompa cadangan ini digunakan saat
listrik padam.
e. Sprinkler Sistem
Salah satu bentuk sistem proteksi aktif di PT. Coca Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang berupa sprinkler. Sistem
sprinkler otomatis adalah suatu sistem pemipaan yang terdiri atas
sprinkler yang otomatis akan bekerja apabila menerima panas tertentu
sehingga memercikkan air yang berguna untuk menghambat
menjalarnya atau memadamkan api. Di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang terdapat dua jenis sprinkler
berdasarkan arah pancarannya. Pancaran ke atas dan pancaran ke
bawah. Dan menurut kepekaan suhunya, sprinkler yang digunakan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Coca Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang peka pada suhu 68oC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB V
PENUTUP
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Inspeksi yang dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang khususnya inspeksi terhadap peralatan pemadam kebakaran meliputi
inspeksi bulanan pada APAR atau fire extinguisher dan hydrant.
Cara penyusunan checklist memperhatikan pada Instruksi Menteri Tenaga
Kerja No.: Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran. Serta prosedur-prosedur yang dikeluarkan oleh PT. Coca Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang. Pemeriksaan dan pengujian
dilakukan setiap minggu untuk pompa air sebagai pensuplai kebutuhan pada
sprinkler dan hydrant. Sedangkan untuk detektor dan sprinkler dilakukan
pemeriksaan dan pengujian setiap tahun oleh Maintenance Engineer serta OHS
Supervisor bersama authority yang terkait. Sistem pemeliharaan dan
penanggulangan kebakaran apabila terjadi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang telah dilaksanakan dengan baik. Baik dari inspeksi alat-
alat pemadam kebakaran, pengujian dan pemeriksaan terhadap peralatan
pendukung alat-alat pemadam kebakaran, hingga latihan pemadam kebakaran
oleh tim tanggap darurat.
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, secara teknis keseluruhan syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pemasangan, pengujian, dan pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran
telah sesuai dengan peraturan perundangan.
1. Pemeliharaan Sistem Deteksi Kebakaran
Semua peralatan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang,
pendeteksian kebakaran arus kembali ke operasi normal secepat mungkin setelah
diuji. Komponen dan peralatan deteksi cadangan yang diperlukan harus disediakan
di tempat kerja
2. Emergency Response Preparadness Pembentukan tim tanggap darurat atau Fire Brigade di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang telah mengacu pada peraturan yang tercantum
dalam Kepmenaker No. Kep-02/MEN/1999. PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang juga telah menyusun prosedur untuk diterapkan di dalam
perusahaan. Prosedur ini tercantum dalam SHE-Procedure 012 mengenai
Emergency Preparadness and Response. Akan tetapi belum diberikan tanda
pengenal khusus bagi karyawan yang tergabung dalam emergency response team.
Untuk pelatihan dilakukan apabila terdapat alat pemadam api ringan yang telah
kadaluarsa. Sedangkan untuk simulasi evakuasi tidak dilakukan secara rutin.
3. Instalasi Alarm Kebakaran
Instalasi alarm kebakaran secara otomatik yang dibandingkan dengan persyaratan
dalam Permenaker No. Per-02/MEN/1983, implementasi di PT. Coca Cola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Bottling Indonesia Central Java Semarang telah sesuai dengan peraturan tersebut.
4. Alat Pemadam Api Ringan Untuk alat pemadam api ringan atau fire extinguisher penulis membandingkan
cara pemasangan dan cara pemeriksaan dengan Permenaker No. Per-
04/MEN/1980. Dari hasil pengamatan dan pembahasan di Bab IV, diperoleh ada
kesesuaian antara implementasi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.
5. Sistem Hydrant Keadaan Hydrant dan alarm isyarat tanda bahaya kebakaran di PT. Coca
ColaBottling Indonesia Central Java Semarang telah sesuai dengan Instruksi
Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang Petunjuk Teknis
Pengawasan Sistem Proteksi Kebakaran, selain itu juga dilaksanakan checklist
hydrant setiap bulannya
B. Saran Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dibandingkan dengan
perundangan yang berlaku mengenai implementasi aspek-aspek system
pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang adapun saran yang dapat dikemukakan oleh
penulis, antara lain:
1. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan pengujian rutin bulanan untuk detektor.
Sehingga dapat diketahui apakah detektor dapat bekerja dengan baik atau
tidak apabila digunakan sewaktu-waktu ada keadaan darurat yang terjadi di
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Sebaiknya dilakukan inspeksi bulanan untuk sprinkler, dengan mengambil satu
contoh sprinkler agar dapat diketahui apakah ada sumbatan dalam pipa, dan
apakah sprinkler dapat bekerja dengan baik apabila sewaktu-waktu terjadi
kebakaran di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang.
4. Sebaiknya dilakukan simulasi rutin keadaan darurat setiap bulannya, agar tidak
terjadi kepanikan saat terjadi keadaan darurat di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang
5. Sebaiknya pelatihan pemadam kebakaran tim Fire Brigade dilaksanakan
secara rutin setiap bulan.