PEMELIHARAAN PERAN6KAT ELEKTRONIKA€¦ · Web viewCMRR (Common Mode Rejection Ratio)...
-
Upload
phungquynh -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of PEMELIHARAAN PERAN6KAT ELEKTRONIKA€¦ · Web viewCMRR (Common Mode Rejection Ratio)...
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
3. KEGAGALAN SISTEM DAN METODA PELACAKAN
Memahami arti dari suatu system yang gagal dan dapat menentukan jenis
kegagalan, tingkat kegagalan, penyebab kegagalan dan menentukan komponen
yang gagal. Menguji komponen dengan metoda yang sesuai serta membuat
rangkaian test untuk komponen yang tidak dapat diukur dengan instrument ukur
langsung.
MAINTENANCE AND REPAIR
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
BAB 3
KEGAGALAN SISTEM
DAN METODA PELACAKAN
TUJUAN Mengetahui Jenis Kegagalan Komponen
Mencari Gangguan Sistem Elektronika
Dapat Menentukan Metoda Pelacakan Kesalahan
Menguji Komponen Dengan Rangkaian Test
Membuat Flow Chart Troubleshhoting
3.1. KEGAGALAN KOMPONEN PASIF
3.1.1. KEGAGALAN RESISTOR TETAP
Tabel 3.1. Toleransi Resistor
TOLERANSI NILAI DAN SATUANF ± 1%G ± 2%J ± 5%K ± 10%M ± 20%
Kecepatan kegagalan dan bentuk kegagalan resistor bergantung pada :
Tipe Resistor
Metoda Fabrikasinya
Kondisi-kondisi Lingkungan
Nilai Resistansinya
MAINTENANCE AND REPAIR 51
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Dalam aplikasinya resistor tetap mempunyai sifat jika temperatur
naik maka yang pertama kali panas di tengah-tengah badan resistor. Dengan
ini perlu juga mengetahui panas yang diizinkan di tengah-tengah badan
resistor yang disebut Hot Spot Temperatur.
Tabel 3.2. Kegagalan Resistor Tetap
Tipe Resistor Kegagalan Kemungkinan Penyebabnya
Komposisi Karbon
Tinggi Perubahan atau zat pengikat di bawah
pengaruh panas Tegangan atau kelembaban
Sirkit Terputus
Panas berlebihan membakar tengah-tengah badan resistor
Tekanan mekanik menyebabkan retak-retak pada resistor
Kawat putus karena pembengkokan berulang
Resistor-resistor Film : (karbon, oksida logam, logam, metal glase)
Open Sirkit
Film terkelupas karena temperatur atau tegangan tinggi.
Kontak-kontak ujungnya buruk, umumnya disebabkan tekanan
mekanik
Wire Wound Open sirkit
Keretakan kawat bila digunakan kawat kecil, kristalisasi yang progresif dari kawat, ketidakmurnian disebabkan oleh udara lembab yang terserap
3.1.2. KEGAGALAN RESISTOR VARIABEL
Umumnya persyaratan resistor variabel atau potensiometer
ada tiga katagori :
o Preset atau Trimmer
o Kontrol kegunaan umum
o Kontrol Prresisi
MAINTENANCE AND REPAIR 52
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
KEGAGALAN PADA RESISTOR VARIABEL ATAU POTENSIOMETER
o Open sirkit
o Nilai Resistansi membesar atau naik
o Short sirkit
3.1.3. KEGAGALAN KAPASITOR
O KATASTROPIK
a. Short Sirkit : Tembus dielektrikanya.
b. Open Sirkit : Kerusakan pada penyambung diujung.
O DEGRADASI (BERANGSUR-ANGSUR)
a. Penurunan resistansi dari isolasi secara berangsur-angsur
atau kenaikan arus bocor pada jenis elektrolit berangsur-
angsur.
b. Kenaikan resistansi seri, yaitu suatu kenaikan faktor
disipasi (tgδ).
3.1.4. PENYEBAB KERUSAKAN
KERUSAKAN KETIKA PABRIKASI
Ini mencakup ketidakmurnian adanya bekas jejak
kontaminasi chlorida pada elektrolit menimbulkan perkaratan
pada sambungan internal.
SALAH PAKAI
Komponen mengalami tekanan diluar batas kemampuan
yang disebutkan atau jauh diluar batas spesifikasi.
MAINTENANCE AND REPAIR 53
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
LINGKUNGAN
Kejutan-kejutan dan getaran mekanik, temperature
tinggi, kelembaban tinggi.
Kegagalan kapasitor secara lengkap sesuai dengan tipe
kapasitor, jenis kegagalan dan kemungkinan penyebabnya dapat
dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Jenis Kegagalan Kapasitor
Tipe Kapasitor Kegagalan Kemungkinan Penyebabnya
Kertas
Hilangnya bahan redaman menimbulkan Short circuit & open circuit
Kebocoran seal, kejutan meka-nik, termal, perubahan tekanan.
Kerusakan ketika asembling atau kejutan mekanik.
Keramik
Short Sirkit Open Sirkit Perubahan
Kapasitansi
Pecahnya dielektrika karena kejutan/getaran.
Pecahnya sambungan. Elektroda perak tidak melekat
Film plastik Open Sirkit Salah satu kerusakan pada
semprotan diujung ketika fabrikasi atau asembling
Alumunium Elektrolit
Short Sirkit karena bocor
Kapasitansi mengecil
Hilangnya dielektrika karena temperatur tinggi
Hilangnya dielektrika melalui kebocoran seal
Pecahnya sambungan internal
Mika
Short Sirkit Open Sirkit
Perpindahan perak disebabkan kelembaban yang tinggi.
Perak tidak menempel ke Mika.
MAINTENANCE AND REPAIR 54
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
3.2. KEGAGALAN KOMPONEN AKTIF
3.2.1. KERUSAKAN SEMIKONDUKTOR
o Mudah rusak jika mendapat beban lebih
o Kerusakan mekanis dalam proses fabrikasi
Proses pertumbuhan epitaksial dan difusi
Proses metalisasi
Proses mekanis
3.2.2. PENCEGAHAN KETIKA MENANGANI DAN MENGUJI KOMPONEN
Setiap komponen dapat rusak karena penanganan yang kurang
hati-hati ketika asembling dan pengujian atau ketika suatu sistem
direparasi.
Membengkokkan kawat penghubung 3 sampai 5mm dari kapsul
Kejutan mekanis (menjatuhkan komponen, memotong kawat
penyambung dari komponen, mengerik permukaan komponen
dan probe test yang ditumpuk tanpa proteksi).
Kejutan pemanasan lebih dan termal.
Kejutan elektrostatik
3.3. TROBLESHOOTING RANGKAIAN DIGITAL LOGIC
o Tersedia manual sevice terbaru yang dilengkapi rangkaian, diagram tata
letak, dan spesifikasinya.
MAINTENANCE AND REPAIR 55
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
o Tersedianya alat-alat yang diperlukan dan instrumen uji serta suku
cadangnya.
o Hati-hati dengan tipe IC logik yang digunakan (jenis, level logik,
spesifikasi tegangan catu daya).
o Hindarkan probe-probe uji yang besar.
o Tegangan catu daya harus selalu diperiksa di pin-pin yang sebenarnya
(aktual) dan bukan dihubungan-hubungan atau dijalur-jalur pcb.
UJI STANDAR DAN ALAT BANTU
o Clip IC
o Monitor keadaan logik
o Logic probe
o Logic pulser
3.4. TROBLESHOOTING RANGKAIAN INETGRASI LINIER
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui karaktenstik Rangkaian Integrasi (IC)
Linier
Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan IC linier pada suatu
rancangan etektronika dan (mengalokasikan kerusakan IC tersebut.
3.4.1. PENGANTAR
Kata linier dipakai untuk menguraikan kelas-kelas rangkaian
dan IC yang utama memberikan tanggapan terhadap sinyal-sinyal
analog dibandingkan terhadap sinyal digital. Sinyal analog adalah
sinyal yang variabel dan karena itu dapat mengambil tiap nilai
MAINTENANCE AND REPAIR 56
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
diantara beberapa limit yang didefinisikan. Untuk melihat kelas-kelas
linier dapat dilihat pada gambar 3.1 dengan keluaran antara analog
dan digital.
Gambar 3,1. Sistem Analog : Amplifier Termokopel
IC linier tidak harus dioperasikan di daerah liniernya saja, dan
op-amp dapat dipakai sebagai, osilator gelombang segi empat.
Beberapa peralatan yang berlabel "Linier”
mengkombinasikan suatu campuran dari rangkaian tipe linier dan
digital.
Contoh : Timer IC 555, 556, dan ZN 1034E dan switch-switch
keluarannya antara tinggi dan rendah.
Jadi sebenarnya garis pemisah antara linier dan digital agak kabur.
3.4.2. TIPE-TIPE RANGKAIAN DI BAWAH NAMA LINIER
Op-Amp dan pembanding (Comparator)
Penguat video dan penguat pulsa
Penguat frekuensi Audio, radio dan Regulator
Phase Locked Loops (PLL) dan T'imer.
MAINTENANCE AND REPAIR 57
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Pengganda (Multiplier)
Konverter analog ke digital (ADC)
Generator bentuk gelombang
3.5. PRINSIP DASAR OP-AMPDasar dari op-amp, merupakan sebuah DC Coupled differensial
amplifier dengan penguatan yang besar. Op-Amp dengan supply tegangan
positif dan negatif, menyebabkan keluarannya dapat berayun-ayun disekitar
nol.
3.5.1. KARAKTERISTIK TRANSFER
Karakteristik transfer perpindahan dari sebuah op-amp adalah
jika diberikan input hanya 0,1 mV saja maka outputnya sudah
menjadi saturasi seperti ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2, Simbol Op-amp dan karaktenstik perpindahannya
MAINTENANCE AND REPAIR 58
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Pada penerapan Linier, op-amp dihubungkan dengan jaringan
umpan balik luar untuk memberikan suatu penguatan yang stabil.
AC = Penguatan loop tertutup
A0 = Penguatan loop terbuka →
ß = Penguatan fraksional dari rangkaian umpan balik
A0ß = Penguatan loop
A0 op-amp ≈ 100.000 → A0ß >> 1
Maka;
3.5.2. METODE UMPAN BALIK NEGATIF PADA OP-AMP
Metode umpan balik negatif yang umum digunakan pada op-
amp adalah empat macam, rangkaian serta cara untuk menghitung
impedansi, penguatan dapat dilihat pada tabel 3.4.Tabel 3.4. Penguatan op-amp
Penguat Inverting
Impedansi Input = R1
MAINTENANCE AND REPAIR 59
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Penguat Non-Inverting
Penguat Differensial
Umumnya : R1=R2; R3=R4
Voltage Follower
Penguatan Tegangan = Satu
Impedansi Input sangat Tnggi
Impedansi Output sangat Rendah
3.5.3. KARAKTERIST UJUK KERJA OP-AMP
Perhatikan karakteristik-karakteristik unjuk kerja utama Op-amp.
Penguatan tegangan Loop Terbuka AVOL
Penguatan Diferensial frekuensi rendah tanpa adanya
penerapan umpan balik
Resistansi input Rm
Resistansi yang dipasang langsung pada terminal-terminal
masukan pada kondisi terbuka. Nilai untuk IC bipolar adaiah 1MΩ
dan untuk masukan FET mungkin lebih besar dari 1012.
MAINTENANCE AND REPAIR 60
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Tegangar Off-set Masukan
Untuk masukan yang keduanya di groundkan idealnya
keluaran adalah nol. Tetapi karena adanya ketidak tepatan tegangan
di rangkaian masukan, timbul :tegangan off-set. Nilai off-set
masukan diferensial adalah sekitar 1mV, kebanyakan Op-amp yang
modern dilengkapi dengan sarana untuk membuat loff-set ini
menjadi nol (milling).
CMRR (Common Mode Rejection Ratio)
Perbandingan antara penguat diferensial dengan penguatan
common mode, yaitu kemampuan penguat untuk membuang
sinyal-sinyal common mode.
Supply Voltage Rejection Ratio
Kemampuan penguat untuk membuang variasi-variasi di
tegangan supply,
SlewRate
Jika diterapkan suatu masukan tangga (step) secara
mendadak pada Op-amp, keluarannya tidak akan mampu
memberikan tanggapan secara cepat. Keluarannya akan berpindah
ke nilai baru pada suatu laju yang uniform (seragam). Hal ini
disebut Slew Rate limiting, yang mempengaruhi laju maksimum
perubahan tegangan keluaran peralatan tersebut. Slew rate ini
bervariasi antara 1 volt/μsec (741) sampai 35 vol/μsec (NE351)
seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.
MAINTENANCE AND REPAIR 61
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Gambar 3. 3. Op-amp slew rate = limiting tanggapan terhadap suatu pembahan yang mendadak pada masukan tidak dapat diberikan dongan segera.
Bandwidth Daya Penuh
Pada Frekuensi sinyal maksimum ditemukan ayunan
keluaran tegangan penuh.
Ayunan Tegangan penuh
Ayunan keluaran puncak direferensikan terhadap nol.
Parameter-Parameter Op-amp dan Karakteristiknya untuk tipe
dengan tingkat masukan bipolar dan FET ditunjukkan pada tabel 3.5.
Parameter dan karakteristik pada tabel 3.5. adalah Op-amp
yang umum di dapat. Op-amp 709 merupakan perangkat IC linier
pertama yang ada dipasaran. Perlu dicatat bahwa op-amp ini tidaklah
anti hubung singkat.
Drawback lainnya bagi op-amp IC terdahulu adalah
kemungkinannya untuk "latch-up" yang diakibatkan oleh
overdriving, keluaran amplifier tetap pada keadaan jenuh.
Tabel 3.5. Parameter-parameter Op-amp dan Karakteristiknya
PARAMETERDEVICE
741 531 709 FET INPUTNE 536
Supply voltage range 3V to 18V 5V to 22V 9V to 18V 5V to 22V
MAINTENANCE AND REPAIR 62
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Max differential input voltage 30 volt 15 volt 5 volt 30 volt
Output short circuit duration Indefinite lndeflnite 5 sec lndeflnite'Open loop voltage gain Avol 106 dB 96 dB 93 dB 100 dB
Input Resistance 2 MΩ 20 MΩ 250 MΩ 1014 MΩDifferential input offset voltage 10 mV 2 mV 2 mV 30 mV
CMRR 90 dB 100 dB 90 dB 80 DbSlew-Rate 1V/μsec 35V/μsec 12V/μsec 6V/μsecFull-power Bandwitch 10 kHz 500 kHz - 100 kHzOutput Voltage Swing 13 V 15 V 14 V 10 V
Pada tabel 3.5 Jenis 709 juga membutuhkan komponen-
komponen luar untuk memberikan kompensasi frekuensi dan untuk
mencegah terjadinya osilasi-osilasi yang tidak diharapkan.
Kebanyakan dari masalah-masalah ini telah dapat diatasi pada
rancangan op-amp IC generasi berikutnya. Tipe 741 dan NE 531
adalah tipe yang diproteksi terhadap hubung singkat dan disediakan
kemampuan untuk membuat tegangan offset menjadi nol dan tidak
mempunyai masalah latch-up.
Karakteristik penguatan/frekuensi op-amp merupakan faktor
penting lainnya pada tiap rancangan. Penguatan loop terbuka sinyal
besar Avol ditunjukan bagi operasi DC ataupun operasi dengan
frekuensi yang amat rendah.
Ketika frekuensi sinyal meningkat nilai penguatan loop terbuka
akan turun. Tanggapan frekuensi untuk op-amp 741 ditunjukkan pada
Gambar 4.4. Perhatikan bahwa pada 10 kHz, penguatan loop terbuka
turun menjadi 40 dB (100 sebagai suatu perbandingan tegangan) dun
pada 100 kHz penguatan loop terbuka akan turun menjadi 20 dB)
seperti ditunjukkan pada gambar 3.4.
MAINTENANCE AND REPAIR 63
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Gambar 3.4. Test Circuit for transfer Charact'enstics
3.6. PENEMUAN KESALAHAN PADA RANGKAIAN OP-AMP
3.6.1. RANGKAIAN REGULATOR SERI
Troubleshooting kerusakan Op-amp sebagai contoh pada
rangkaian Regulator seri seperti ditunjukkan pada gambar 3.5.
Dengan memperhatikan Shematik Diagram. Rangkaian regulator seri
yang sederhana ini tidak dilengkapi dengan curren limit dan jika
output short circuit maka transistor akan panas dan akhirnya rusak.
MAINTENANCE AND REPAIR 64
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Gambar 3.5. Regulator Seri
Untuk dapat menganalisa kerusakan pada gambar 3.5. di atas
coba perhatikan tabel 3.7, yang sudah diketahui nilai tegangan setiap
titik ukur.
Tabel 3.7, Troubleshooting,
No PIN741
2(V)
3(V)
7(V)
6(V)
Output(V) Kerusakan IC 741
MR 5,7 8.2 15,3 14,4 13,8 Inverting openMR 5,7 1,75 15,3 3,4 Non-Inverting openMR 5,7 0 0 0 +VCC short ke ground
3.6.2. KERUSAKAN IC OP-AMP PADA AC AMPLIFIER
Op-amp 741 dipakai sebagai sebuah amplifier AC dengan
penguatan tegangan sebesar 30 seperti ditunjukkan pada gambar 3.6.
Umpan balik negatif diterapkan dari keluaran melalui R2, C2 dan RS.
Seterusnya untuk sinyal-sinyal AC reaktansi cukup kecil
dibandingkan R2, sehingga penguatan tegangan rangkaian :
MAINTENANCE AND REPAIR 65
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Gambar 3.6. Amplifier AC dengan penguatan 30.
Konfigurasi C2 pada gambar 3.6 disebut teknik BOOT STRAPPING
Jika C2 open circuit, gejala apa saja yang akan ditimbulkan
rangkaian amplifier tersebut?
Penguatan AC akan turun menjadi sekitar satu, karena hampir
semua output akan diumpankan kembali ke inverting melalui R2.
Impedansi input rangkaian akan turun menjadi sama dengan R1 yaitu
dengan nilai (120 kΩ).
3.7. SIRKIT TEST UNTUK KOMPONEN-KOMPONEN
Pentestan komponen, dibagi dalam tiga bidang utama:
VERIVIKASI (Pembuktian Kembali)
Operasi komponen Misalnya, mencek apakah sebuah resistor
nilainya kira-kira sebesar yang dnyatakan dan tinggi atau sirkit
terhuka, atau mencek apakah sebuah transistor yang jenuh menjadi
tidak konduksi, .atau juntion B-E short circuit.
TEST GO.NO.GO
Untuk menentukan bahwa beberapa parameter karakteristik
komponen berada dalam batas-batas spesifikasi. Sebagai contoh
MAINTENANCE AND REPAIR 66
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
mentest dioda sinyal kecil dengan nilai konstan arus arah maju dan
memonitor nilai tegangan arah maju.
PENGUKURAN YANG RELATIF AKURAT PADA PARAMETER KOMPONEN.
Apakah mentest komponen, dan dilakukan terhadap transistor
tertentu, FET dan IC selalu :
Periksa catu daya dekat pada komponen yang sebesarnya, dan
untuk IC langsung pada pin-pin yang bersangkutan.
Jangan mempergunakan test probe yang besar, karena test probe
yang selalu atau terlalu besar mudah menimbulkan short sirkit.
Hindarilah pemakaian panas yang berlebihan dalam melepas
solderan komponen dan jangan melepaskan ke unit hidup catu
dayanya.
Jangan sekali-kali. melepaskan komponen tanpa terlebih dahulu
mematikan catu daya. Komponen-komponen dapat rusak dengan
mudah karena adanya kejutan arus yang berlebihan.
Sinyal-sinyal hendaknya tidak terpasang ke input ketika catu daya
keadaan Off. Semua kawat penyambung yang tidak terpakai
hendaknya tersambung pada catu daya atau ground.
Jika mungkin para pekerja mengenakan pakaian :
“anti statik”, jangan berpakaian wol, sutra ataupun fiber sintetis.
3.8. PEMELIHARAAN YANG UMUM DILAKUKAN PADA SYSTEM ELEKTRONIKA
3.8.1. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN
MAINTENANCE AND REPAIR 67
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
(PREVENTIVE MAINTENANCE)
Suatu kebijaksanaan dalam penggantian komponen termasuk
dalam periode aus, atau kerusakan yang berganturtg pada waktu
pemakaian, waktunya tertentu dan dapat diperkirakan. Sehingga
reliabilitas sistem dapat dipertinggi dengan melakukan penggantian
bagian-bagian yang aus tadi sebelum mengalami kerusakan.
Contoh:
Servo potensiometer, motor dan sikat-sikat motor, atau kontak-
kontak relay dan saklar, terutama saklar-saklar beban induktif dan
kapasitif juga lampu filamen (pijar).
3.8.2.PEMELIHARAAN BERSIFAT MEMPERBAIKI (CORRECTIVE MAINTENANCE)
Pemeriksaan kerusakan lebih disukai dari pada pencegahan.
Membuat pemeriksaan rutin pada peralatan dengan kerusakan yang
tidak menentu, dapat mengakibatkan terjadinya penurunan
reliabilitas.
Tiga Tingkatan Pelaksanaan Pemeliharaan Perbaikan
1. Pengamatan Kerusakan
2. Menentukan tempat kerusakan (Lokalisasi atau TroubIeshooting).
3. Perbaikan Kerusakan
3.8.3. SISTEM TROUBLESHOOTING (MENGATASI GANGGUAN)
Kerusakan atau kegagalan suatu sistem umumnya ditunjukkan
oleh adanya gangguan kerja, atau gejala yang ditimbulkan sistem
tersebut, dengan penampilan dari sistem yang tidak sesuai dengan
spesifikasi keadaan normal, maka sistem tersebut dikatakan gagal.
Umumnya kegagalan sistem itu dekat dengan gejala yang
MAINTENANCE AND REPAIR 68
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
ditimbulkan, maka kita dapat menentukan kerusakan mulai dari sub-
sistem sampai ke komponen berdasarkan gejala tersebut.
Seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa bila dalam
suatu rangkaian terdapat komponen yang rusak, maka akan terjadi
gangguan dengan gejala-gejala tertentu. Gejala-gejala ini biasanya
sesuai dengan kerusakan dan akan merubah kerja dari rangkaian,
merubah levei bias DC maupun sinyal output.
Dalam suatu rangkaian yang lengkap, terdapat kesulitan dalam
menentukan komponen yang rusak terletak diantara ratusan
komponen lain, dan ini disebabkan karena ukuran dan keaneka
ragaman dari sistem. Masalah ini dapat diatasi dengan cara
memandang sistem tersebut dalam bentuk diagram bloknya.
Sistem dibagi menjadi beberapa blok sesuai dengan fungsinya,
dan dengan suatu pengukuran, bagian atau blok yang rusak dapat
ditentukan, sehingga dengan pengukuran yang lebih detail lagi dapat
ditentukan komponen mana yang rusak pada blok tersebut.
Diagram blok adalah bantuan yang penting dalam menentukan
letak kerusakan sistem dan m$rupakan pembantu tambahan dalam
menolong memahami cara kerja suatu sistem yang kompleks. Dalam
service manual, pada saat pertama sekali diagram blok ternyata lebih
berguna dibandingkan dengan diagram rangkaian lengkapnya.
Sebelum mambahas tentang metoda-metoda lain dalam
menentukan tempat kerusakan, perhatikan diagram blok untuk sebuah
generator signal frekuensi radio pada Gambar 3.7. Disini terdapat
enam blok rangkaian RF variable menjadi input amplifier dan
modulator frekuensi tinggi. Output RF lewat melalui attenuator dan
amplitudonya dapat dimodulasi pada 400 Hz ataupun tidak
(gelombang kontinu) sesuai dengan pengaturan saklar
MAINTENANCE AND REPAIR 69
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Perhatikan diagram blok untuk sebuah Geneator Signal
Frekuensi Radio pada Gambar 3.7. Disini terdapat enam blok
rangkaian yang merupakan bentuk-bentuk dasarnya.
Gambar. 3.7. Diagram blok generator signal RF
Sebagai contoh, output dan RF dapat mengeluarkan gelombang
kontinu dan gelombang modulasi sesuai dengan posisi switch, tetapi
outputnya tidak 400 Hz. Dengan demikian, kerusakan harus terjadi
pada attenuator atau konektornya. Hal lain yang dapat terjadi, bila
generator signal tidak memberikan output sama sekali, disini
kesalahan hampir dapat dipastikan pada power supply-nya. Hal ini
dapat terjadi demikian walaupun mungkin kedua oscillator rusak
secara bersamaan, tetapi kemungkinannya kecil.
Salah satu metoda yang cukup ampuh dan sangat berguna
adalah menentukan letak kesalahan dengan metoda NON-
SEQUENTIAL (tidak berurutan).
Disini digunakan pengetesan otomatis, yang didasarkan pada
analisa teoritis dan karaktenistik transfer dan sistem (respon output
terhadap input). Urutan metoda-metoda troubleshooting ditunjukan
Gambar 3.8. Yang diamati hanyalah pengukuran dan pengetesan
sifat-sifat listniknya, tetapi pemeniksaan dapat dilihat seperti
putusnya kawat penyambung, hubungan solder kurang baik,
MAINTENANCE AND REPAIR 70
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
kerusakan bagan PCB, komponen yang rusak/terbakar perlu
diperhatikan. Pemeniksaan mekanis di atas, akan lebih baik bila
diurut secara sistimatis, dan satu tempat berikutnya dan seterusnya.
Metoda Skuensial dan Lokasi Kesalahan Sistem
Gambar 3.8. Sequential methods of system fault location.
Dalam menentukan letak kesalahan sistem, dimungkinkan
untuk menggunakan deretan pemeriksaan acak yang lengkap, dan
pengetesan dalam setiap tingkat untuk mendapatkan kerusakan. Perlu
dipilih salah satu pendekatan-pendekatan logika secara sistimatik
dimana yang dimaksud dengan “sistematik” disini adalah suatu
metoda penguasaan dengan menggunakan aturan-aturan.
Aturan-aturan tadi akan ditentukan oleh reliabilitas blok
rangkaian yang berbeda-beda. Sebagai contoh, jika diketahui bahwa
rangkaian (x) mempunyal laju kerusakan ditinjau lebih besar dan
rangkaian yang lainnya, pengecekan yang pertama (x) dapat ditinjau
kelayakan kerjanya dan selanjutnya pemeriksaan kebenaran
rangkaian tersebut, dan sebagainya. Metoda mi jarang digunakan.
Karena diperlukan banyak sekali jumlah data yang harus disediakan
untuk asumsi reliabilitas dan rangkaian tersebut.
MAINTENANCE AND REPAIR 71
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
3.9. METODA TROUBLESHOOTING YANG PALING TERKENAL
Tiga metoda yang paling umum dan terkenal dalam melakukan
menganalisa gangguan pada sistem elektronika adalah :
a. Input terhadap output
b. Output terhadap input
c. Half-split
Dua metoda pertama mudah untuk dikerjakan. Sinyal input yang
sesuai dipasangkan pada blok pertama, jika diperlukan dan kemudian
dilakukan pengukuran secara berurutan pada output dari tiap-tiap blok atau
kedua input dari output bersamaan maupun bergantian, sampai ditemukan
kerusakannya.
Metoda berikutnya half-split, sangat berguna apabila sistem sendiri
dari jumlah deretan blok yang banyak. Sebagai contoh pada rangkaian
pembagi frekuensi dari suatu frekuensi meter digital seperti pada Gambar
3.9. Disini frekuensi oscillator kristal astabil yang dikontrol, dibagi oleh
decade counter sehingga menghasilkan pulsa dengan waktu bebeda-beda.
Gambar 3.9. Rangkaian pembagi frekuensi Contoh metoda trouble shooting half split.
Anggaplah bahwa blok (7) yang rusak, maka urutan pengetesan
dilakukan sebagai berikut:
1. Pecah menjadi dua bagian yang sama, kemudian diukur output dan
setengah bagian pertama, yaitu output dari blok (4). Output dari blok (4)
akan mennjukan nilai yang benar yaitu 1 kHz. Disini menunjukkan
bahwa kerusakan berada pada blok (5) sampai dengan blok (8).
MAINTENANCE AND REPAIR 72
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
2. Pecahan blok (5) dengan blok (6), kemudian ukur output dan blok (6).
Ouput akan menunjukkan nilai yang benar yaitu 10 Hz.
3. Selanjutnya pecahan blok (7) dan (8) dan ukur output blok (7). Tidak
terdapat output, yang menunjukkan kerusakan berada dalam blok (7).
Ternyata pada prakteknya, jumbah pengukuran yang diperlukan
untuk mencari tempat kerusakan blok dalam suatu rangkaian pembagi
frekuensi dengan metoda half-split adalah tiga kali.
Untuk metoda input terhadap output atau output terhadap input
jumlah pemeriksaan pada deretan sistim dinyatakan dalam rumusan:
dan half-split:
C = 3,32 log n
Sebagai contoh, bila n =100, jumlah pemeriksaan C cukup hanya 7
buah. Namun demikian ada beberapa asumsi yang harus di buat untuk
metoda half-split ini:
a. Bahwa semua blok rangkaian dapat dikatakan benar benar sama
b. Hanya terdapat satu kerusakan saja
c. Semua pengukuran adalah serupa dilakukan dalam waktu yang
bersamaan.
Hubungan-hubungan yang menimbulkan kesulitan dalam metoda
troubleshooting adalah:
a. Divergensi
Output dan satu blok menjadi metoda troubleshooting blok berikutnya.
b. Konvergensi
Dua atau lebih jalur input mencatu satu blok nangkaian
MAINTENANCE AND REPAIR 73
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
c. Feedback
Digunakan untuk memodifikasi karaktenistik sistim, atau sebagai
rangkaian penunjang.
Divergensi adalah situasi yang umum dijumpai. Dalam contoh yang
terdapat pada gambar 3.7, power supply harus mencatu daya d.c, pada blok
2, 3, dan 5 sedangkan output dari oscillator frekuensi audio harus
memberikan sigrial gelombang sinus 400 Hz nya pada kedua blok 3 dan 6.
Aturan susunan divergen adalah untuk memeriksa tiap-tiap output dan
secara kontinu mencari blok yang mengalami kerusakan didaerah yang
umumnya output tidak benar. Kemungkinan dari susunan divergen tersebut
ditunjukkan pada Gambar 3.10. Misalkan signal-signal w, x dan z benar
sedangkan pada y tidak benar, tentu saja kerusakan terletak pada blok C.
Metoda pelacakan yang digunakan output-to-input atau input -to-
output juga dapat dengan kombinasi dari keduanya.
Gambar 3.10. Susunan divergen tipikal dalam sistem.
Dalam susunan konvergensi yang umum, suatu blok rangkaian
membutuhkan dua atau lebih input agar output blok rangkaian tersebut
menunjukkan nilai yang benar. Hal ini serupa dengan fungsi suatu AND
dalam rangkaian logic digital yang terbatas untuk penjumlahan. Semua
input pada titik konvergensi harus diperiksa satu demi satu. Jika semuanya
benar, maka kerusakan berada diluar titik konvergensi, tetapi biia salah satu
tidak benar, kesalahan mestinya terletak pada rangkain input. Hal ini
MAINTENANCE AND REPAIR 74
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
ditunjukkan dalam Gambar 3.11, blok D memerlukan input X, Y, Z untuk
operasi yang benar. Misalkan ketiga input rangkaian tersebut benar, maka
kerusakan hanya dapat terjadi pada blok D.
Gambar 3.11. Contoh Konvergensi
Tetapi bila input Y salah, maka kerusakan terletak dalam rangkaian
yang menghasilkan signal Y.
Sistem dengan loop feedback dimana output dari blok dihubungkan
dengan input blok sebelumnya menlalui suatu rangkaian, merupakan satu
dari sejumlah problem yang sulit dalam troubleshooting. Signal output atau
bagian-bagian dari output diumpan balikan dengan beberapa cara pada input
dari blok sebelumnya, yang menyebabkan adanya loop tertutup pada sistem.
Hal ini akan memjuat kesutitan untuk menentukan tempat kerusakan blok
dalam loop, karena ada kemungkinan munculnya kesalahan output dari
semua blok. Serupa dengan rargkaian yang dilengkapi dengan sistem kopel
d.c, dimana kesalahan tegangan pada sutau titik menyebabkan semua
tegangan lain menjadi tidak benar. Pertama-tama, tujuan feedback yang
diperg'jnakan da'am sistem harus benar-benar dipahami. Feedback hanya
digunakan untuk modifikasi karakteristik dari system, seperti yang terdapat
pada rangkaian kontrol otomatik yang dipakai dalam penerima radio
superhiterodyne, atau feedback penting secara keseluruhan dalam sistem
sehingga dapat terjadi ouiput. Jenis feedback yang belakangan ini disebut
sebagai penunjang, karena sinyal feedback harus ada untuk
MAINTENANCE AND REPAIR 75
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
mempertahankan output agar tidak terjadi osilasi atau mempertahankan
output pada level yang cetap. Feedback penunjang banyak dipergunakan
dalam sistem kontrol posisi, dimana sinyal feedback akan sebanding dengan
posisi dari perangkat output, yang digunakan untuK menghilangkan efek
level Inpui referensi. Seperti dalam motor yang dikendalikan, sinyal
feedback akan bergerak kearah nilai yang sama dengan Input referensi, dan
kesalahan sinyal akan dikembalikan lagi ke nol.
Dalam hal ini output dibuat tetap dan ditentukan pada posisi yang
dinginkan Setiap kerusakan akan menyebabkan kesalahan dalam loop
feedback yang menghasilkan output dan akan mengendalikan oistem pada
salah satu batas ekstrimnya mencapai batas ujung.
Membagi jenis feedback dalam cara pengembangannya dan
tujuannya, kemudian pengerjaan dalam arah yang benar dapat dipakai untuk
menentukan letak kerusakan.
Dengan cara memutuskan hubungan feedback, masing-masing blok
dapat di tes bagian per bagian tanpa adanya kesalahan sinyai yang masuk
dari sekitar loop. Cara yang paling baik yaitu dengan melepaskan hubungan
pada input dari blok yang terakhir, tetapi harus diperhatikan setiap
perubahan seperti inj karena feedback ada kemungkinan dilengkapi dengan
bias d.c dan sinyal a.c dari feedback dapat dihilangkan cukup dengan
memisahkan ke ground melalui kapasitor.
Bila jenis feedback penunj'ang ini tidak dihubungkan dengan input
rangkaian, hal ini memungkinkan untuk memberikan sinyal yang sesuai
pada tempat itu dan kemudian memeriksa output blok rangkaiannya, dan
tentu saja termasuk elemen feedback. Karena adanya variasi yang lebar
mengenai rangkaian feedback, tidak ada aturan standar yang dapat
digunakan untuk sistem troubleshootlng. Pengetahuan tentang sistem,
pengertian operasinya, dan pendekatan secara logika cukup penting.
MAINTENANCE AND REPAIR 76
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Contoh, perhatikan blok diagram dari sistem pengaturan kecepatan motor
pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12. Sistem Pengaturan Kecepatan
Gambar 3.13. Altematif lain untuk hubungan feedback
Kecepatan motor d.c ini diatur dengan supply referensi untuk nilai
tertentu dan ini akan dipertahankan konstan oleh feedback yang dipasang
melalui generator dari tachometer. Generator tachometer merupakan
perangkat yang menghasilkan tegangan output d.c yang sebanding dengan
kecepatan rotasinya. Bi!a kecepatan motor telah mencapai nilai yang
dinginkan, sinyal feedback d,c dari generator tachometer akan seimbang
dengan tegangan input referensi. Perbedaan sinyal, setelah diperkuat, cukup
untuk mempertahankan motor bekerja dengan konstan pada kecepatan yang
dinginkan.
Seandainya ada kerusakan pada feedback, maka akan menyebabkan
sinyal feedback pada komparator menjadi nol, dan motor cenderung untuk
MAINTENANCE AND REPAIR 77
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
berputar pada kecepatan maksimum tanpa dipengaruhi lagi oleh tegangan
referensi yang sudah diset.
Kerusakan yang menyebabkan motor berputar pada kecepatan
maksimum, terjadi pada komparator, kontoller generator tachometer
(rangkaian terbuka) atau rangkaian putus pada jalur feedback. Untuk
menentukan tempat kerusakannya dapat dilakukan urutan berikut:
a. mengukur output generator tachometer, harus ada output d.c yang cukup
besar, karena motor berputar dengan kecepatan tinggi. Bila hal ini
benar, kernudian
b. ukur sinyal feedback pada input inverting comparator. Nilainya harus
sama dengan level d.c yang diukur pada (a). Bila ini benar kemudian
c. Cek output komparator, dimana nilai d.c harus rendah pada saat
referensi variable di set mendekati minimum. Bila yang terakhir ini juga
benar, kesalahan hanya mungkin terjadi pada power amplifier dan-
kontroller.
Untuk menggambarkan perubahan-perubahan kondisi troubleshooting
jika feedback dihubungkan secara berbeda, peiajarilah diagram blok pada
Gambar 3.14. Dalam hal ini output d.c dari generator tachometer
dihubungakan secara seri dengan input supply referensi. Bila tegangan d.c
referensi diberikan dan motor bsrputar, maka kecepatannya bertambah.
Selisihnya adalah referensi d.c dikurangi sinyal generator tachometer
sehingga preamplifier memberikan suatu input yang cukjp untuk
mempertahankan putaran motor pada kecepatan yang diinginkan.
Karakteristik operasi untuk metoda hubungan ini akan hampir serupa
dengan rangkaian sebelumnya tetapi kesalahan yang menyebabkan
putusnya jalur feedback akan menghasilkan input nol pada preamplifier dan
MAINTENANCE AND REPAIR 78
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
motor tidak akan berputar sama sekali. Jika kesalahan seperti ini terjadi,
suatu test sederhana untuk mengetahui operasi sistem tersebut,dapat dengan
memberikan tegangan d.c kecil pada input preamplifier. Kemudian jika
motor berputar, maka kerusakan tentunya terjadi pada generator tachometer,
jalur feedback atau supply input referensi.
3.10. ALAT.ALAT BANTU TROUBLESHOOTING SISTEM
Bila sembarang sistem elektronik rusak, ini adalah tugasnya teknisi
untuk memeriksa, menentukan tempat kemudian memperbaiki setiap
kerusakan. Tentu saja dikehendaki untuk diselesaikan aalam waktu
sesingkat mungkin. Untuk menyelesaikan dengan cepat troubleshooting dan
perbaikannya sehingga waktu berhenti sistem pendek maka teknisi perlu
dilengkapi dengan alat-aiat Bantu untuk menunjang ketrampilan dalam
menyelesaikan troubleshooting.
Perangkat bantu terpenting antara lain;
a. Manual (petunjuk) pemeliharaan dan penuntun troubleshooting.
b. Instrumen-instrumen tes.
c. Kunci-kunci khusus.
Perlu diingat bahwa aspek-aspek disain secara keseluruhan seperti
kemudahan diperolehnya komponen-komponen, perlengkapan display
kerusakan, dan rangkaian tes yang sudah terkandung didalamnya tidak
dapat dianggap sebagai alat Bantu troubleshooting dalam konteks ini,
Aspek-aspek ini selayaknya dan harus dilengkapi oleh disainer untuk
mencapai nilai maintainability yang linggi. Yang dianggap sebagai
pembantu langsung adalah segala kelengkapan informasi, perlengkapan tes
dan kunci-kunci yang dapat membantu pekerjaan troubleshooting.
Sebelum meninjau tentang bantuan-bantuan khusus secara lebih
detail, terlebih dahulu harus dinyatakan bahwa bantuan-bantuan seperti
MAINTENANCE AND REPAIR 79
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
petunjuk pemeliharaan atau penuntun troubleshooting tidak selalu dapat
diperoleh. Dengan demikian teknisi tersebut hanya dapat bersandar pada
pengetahuannya, keakhliannya dan pengalamannya sendiri untuk mengatasi
kerusakan sistem tersebut. Pengalaman tentang sistem-sistem lain yang
serupa dapat membantu teknisi itu untuk memperbaiki kerusakan tanpa
petunjuk buku, dan dalam beberapa hal dimungkinkan untuk
membandingkan sistem yang rusak dengan satu model kerja yang identik.
Namun jika suatu sistem yang rusak tersebut tidak diketahui dan tidak
ada model lainnya, maka sebaiknya mencari keterangan sebelum memulai
pengetesan untuk menentukan letak kerusakan. Memulai pengetesan tanpa
mengetahui bagaimana kerja sistem dengan tepat, dapat membawa pada
kesimpulan yang tidak benar, dan menyebabkan kebingungan antara
kesalahan operasi dan Kesalahan sebenarnya, atau dalam kasus yang paling
buruk dapat menyebabkan kerusakan tambahan. Suatu bantuan yany
penting adalah Petunjuk Pemeliharaan (Maintenance manual). Buku
tersebut disusun dengan ketrampilan yang tinggi karena itu hanya
informasi-informasi penting, yaitu informasi yang tegas-tegas berhubungan
dengan pemeliharaan yang diberikan. Aspek-aspek penting apa saja dari
suatu petunjuk pemeliharaan?
Daftar isi hal-hal yang terpenting, berdasarkan urutannya adalah:
a. Uraian sistem dangan keterangan tentang penggunaannya
b. Spesifikasi kemampuan alat.
c. Teori tentang operasi
1. Sistem (ditunjukkan pada biok diagram)
2. Masing-masing rangakain (ditunjukkan pada diagram rangkaian)
d. Pemeliharaan
1. Pencegahan (jika perlu), yaitu penggantian bagian-bagian yang aus,
kalibrasi ulang dan peiumasan.
MAINTENANCE AND REPAIR 80
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
2. Perbaikan:
Metoda-metoda untuk pembongkaran, lermasuk prosedur-
prosedur yang benar (aman).
Daftar instrumen tes dan kunci-kunci khusus yang diperlukan.
Instruksi-instruksi tes.
Tuntunan dan prosedur troubleshooting yang disarankan.
e. Diagram langkaian,
f. Daftar spare parts (suku cadang)
g. Gambar mekanik (lay out):
Foto dari sistem
Gambar jalur-jaiur listriknya, atau mungkin gambar struktur
mekanik yan terurai,
Untuk memahami pentingnya petunjuk pemeliharaan adalah baik
sekali untuk mempelajari suatu petunjuk instrumen penguji sperti CRO.
Jika mungkin,dapat juga dibandingkan petunjuk-petunjuk dari pabrik yang
berbeda. Dalam suatu manual materi yang tidak berhubungan tidak perlu
disertakan, dan menuliskan instruksi harus singkat dan jelas sehingga tidak
tercantum dua pengertian. Umumnya sebuah diagram harus disusun
sehingga pembaca dengan cepat dan mudah untuk mengerti maksudnya.
Informasi tambahan seperti besarnya tegangan dan bentuk gelombang
sering disertakan untuk rnembantu troubleshooting. Merupakan informasi
terpenting yang berguna untuk membantu troubleshooting dapat ditemukan
pada bab pemeliharaan yang bersifat Perbaikan (Corrective Maintenance
Section) dari buku petunjuk. Instruksi-instruksi untuk pembongkaran dan
keamanannya diberikan, disertai dengan tuntunan troubleshooting dan
tesnya. Instruksi keamanan harus selalu diperhatikan karena hal ini akan
mengurangi biaya kecelakaan bagi staf yang memperbaiki dan menunjuk
pencegahan yang harus diambil untuk melindungi komponen-komponen
MAINTENANCE AND REPAIR 81
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
yang sensitive. Bagian ini juga berioi suatu daftar peralatan tes yang
diperlukan bersama detailnya, serta prosedur setup dari pengaturannya
(adjustment). Ini jelas berguna bila kerusakan telah diperbaiki dan sistem
harus dicek untuk operasi yang memuaskan, tetapi dalam kasus kerusakan
bantuan yang paling penting adalah lampiran tuntunan tioubieshooting.
Ini mungkin memeriukan heberapa lampiran. Contoh tabel yang
disertakan yang menunjukkan gejala-gejala tipikal untuk variasi kondisi
kerusakan, disertai penyebab-penyebab paling mungkin dan atau saran cara
kerja untuk mempersempit daerah kerusakan. Mungkin bantuan yang paling
berguna adalah penuntun troubleshooting, yang sebenarnya adalah urutan-
urutan langkah terencana yang ditunjukan dalam bentuk diagram blok,
dimulai dari sekumpulan gejala-gejala troubleshooting tertentu. Untuk
memahami sepenuhnya jenis penuntun ini, suatu contoh diberikan pada
gambar 3.15, yang merupakan kata penuntun troubleshooting terencana
untuk sistim timbangan digital seperti ditunjukan dalam bentuk diagram
blok pada Gambar 3.14.
MAINTENANCE AND REPAIR 82
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
Gambar 3.14. Diagram blok sistem untuk contoh tuntunan troubleshooting Sistem Timbangan Elektronik
Perhatikan gambar 3.15. menunjukkan bagaimana langkah-langkah
troubleshooting sistem timbangan elektronik.
Gambar 3.15. Penuntun troubleshooting timbangan elektronik
Dengan memperoleh suatu jawaban YA atau TIDAK atas pertanyan-
pertanyan pada tiap tingkat, umumnya dengan pengukur dan pengamatan,
maka teknisi yang menjalankan troubleshooting dituntun menuju komponen
atau bagian yang rusak. Dalam contoh tersebut, kondisi tidak jalan total
MAINTENANCE AND REPAIR 83
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
sistem tersebut tampak, dan selayaknya menyarankan kerusakan pada
sumbu daya atau sekitar itu.
Penuntun sangat menolong dalam mempercepat mendapatkan tempat
kerusakan dan memperbaikinya. Untuk membuat petunjuk troubfeshooting
merupakan latihan yang sangat berguna. Cobalah untuk menuliskan suatu
penuntun troubleshooting untuk suatu gangguan pada amplifier utama
dalam sistim timbangan tersebut. Gejala-gejala yang nampak adalah display
menjadi "stuck" (tidak mau berubah), selalu pada posisi reset (pembacaan
semua nol), dan tidak ada perubahan pada display ketika cel beban
dioperasikan.
Beberapa jenis instrumen test adalah alat bantu penting untuk
troubleshooting dan pemeliharaan terpisah, katakanlah untuk sistem
komunikasi atau instrumen hanya menggunakan tiga instrumen test
standard.
Tiga jenis alat Bantu standar sebagai berikut:
a. Multimeter (baik analog maupun digital)
b. Oscilloscope
c. Generator sinyal.
Untuk kebanyakan servis tes, tidak diperlukan ketslitian yang tinggi,
karena pengukuran paling mungkin adalah tentang level bias d.c yang
mungkin mempunyai batas-batas toleransi yang lebar, atau untuk mengecek
bahwa sinyalnya ada. Tetapi patut tetap diingat dahwa suatu kesalahan
(erroi) dapat dihasilkan oleh meter dan kabel-kabel tes. Contoh, misalkan
teganggan pada beberapa titik pengukur yang tertulis pada buku pentunjuk
pemeliharaan adalah +30 V ± 2V yang diukur dengan Multimeter 20 kQA/.
Pernyataan ini, walaupun memperhitungkan efek beban meter pada
rangkaian, mungkin tidak diperbolehkan untuk kesalahan instrumen
lainnya. Ketelitian (accuracy) meter analog tipikalnya ± 3% defleksi skala
maksimum. Maksudnya bahwa pada range 100 V d.c, pembacaan 30V
MAINTENANCE AND REPAIR 84
TEKNIK DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERANGKAT ELEKTRONIKA
mempunyai ketelitian ± 3V. Jadi bila tegangan yang diukur pada titik
pengukuran +33 V, maka ini masih berada dalam batas spefisikasi, sehingga
Suatu miltimeter digital adalah sangat berguna jika diperiukan ketelitian
tinggi atau bila perubahan level yang sangat keci! akan dideteksi. Sebagai
tambahan, digital multimeter mempunyai keuntungan impedansi input yang
tinggi, sehingga efek pembebanan kecil.
MAINTENANCE AND REPAIR 85