Pembinaan Narapidana Terorisme

26
PROGRAM PEMBINAAN KONTRA TERORISME

Transcript of Pembinaan Narapidana Terorisme

Page 1: Pembinaan Narapidana Terorisme

PROGRAM PEMBINAAN KONTRA TERORISME

Page 2: Pembinaan Narapidana Terorisme

Data SDP, July 2014

PERSEBARAN NARAPIDANA TERORISME

BANTEN24

SULAWESI TENGAH10

JAWA TENGAH114

SULAWESI UTARA4

PAPUA8

DKI JAKARTA38

JAWA BARAT39

SUMATERA SELATAN7

SUMATERA UTARA3

ACEH13

JAWA TIMUR28

Page 3: Pembinaan Narapidana Terorisme

STATISTIK KASUS TERORISME

0

50

100

150

200

250

300

Tahun 2009Tahun 2010

Tahun 2011Tahun 2012

Tahun 2013Tahun 2014

120115

176204

294288

Jumlah Narapidana/Tahanan Kasus Terorisme

Data SDP, July 2014

Page 4: Pembinaan Narapidana Terorisme

FAKTOR PENYEBAB MENINGKATNYA TERORISME•Indonesia masuk dalam kategori negara critical, kelompok teroris saat ini sudah masuk dengan operasi dan target selektif

(Whittaker, 2003)

•Penangkapan dan pemenjaraan tidak otomatis menghilangkan paham radikal. Malah ada indikasi napi terorisme mempengaruhi napi lain

(Greg Hannah, 2008)

• Terkait dengan kejahatan terorganisir, napi sangat canggih dalam menggunakan lingkungan penjara untuk keuntungan mereka. Penahanan adalah bagian dari permainan untuk napi ini: itu adalah waktu untuk beristirahat, menghitung, dan merekrut.

(Jess Maghan, 2004)

•Penjara merupakan inkubator ide-ide ekstrim, berbagai varian gerakan milisi dibentuk dan merekrut di dalam penjara

(Frank J. Cilluffo, 2007)

Page 5: Pembinaan Narapidana Terorisme

PERKEMBANGAN JARINGAN TERORISME

Mukhlas, Amrozy, Imam Samudra - Bom Bali I

Perencanaan bom bali II dan merekrut• Hilman D, Ahmad Busaeri, Nanang

Rudianto (Napi Narkoba)• Benny Irawan (Petugas Lapas)

Lapas Kerobokan

•Deni Suramto, Urwah, Ubaid - JI/Noordin M. Top• Rois - DI/Ring Banten• Abu Bakar Ba’asyir - JAT• Abdullah Sunata - Kompak

Membentuk Aliansi BaruDan upaya mendirikan Qoidah Aminah (basis aman) di Aceh

Lapas Cipinang

Imron, Yasin, Latif, Santoso - JAT Askary Poso

Merekrut Irwanto, Fadlun (Napi Kriminal) dan terlibat aksi fa’i serta terorisme di poso

Lapas Petobo

Toni Togar - JI MedanMerekrut Syafrizal (Napi Narkoba) yang terlibat aksi fa’i bank CIMB Medan serta pelarian 40 Napi dari Lapas Meulaboh

Lapas Medan

Aman Abdurahman - Bom Cimanggis

Merekrut Gema Awal Ramadhan (Eks Praja IPDN) dan terlibat Pelatihan bersenjata Kamp. Aceh

Lapas Sukamiskin

Ridwan Lestaluhu - KOMPAKMenikahi Putri Munawaroh yang ada di Lapas Cipinang melalui teleconference yang diinisiasi oleh Adung ketua JAT.

Lapas Porong

Page 6: Pembinaan Narapidana Terorisme

LAPAS DAN KEGIATAN TERORISME

DI Ring Banten-Kang Jaja

Kamp Aceh - Qoidah Aminah yang direncanakan dari dalam LP Cipinang

KOMPAK-Abdullah Sunata

JAT- Ubaid

Mindanao-Dulmatin

DI Akram-Abu Umar

Kel. Aman Abdurahman

JI Lampung

Kel. Solo-Deni Suramto

Rekrutan Lokal Aceh

Page 7: Pembinaan Narapidana Terorisme

NO NAMA KASUS LAMA KASUS BARU

1 Abdullah Sunata Memiliki senjata api dan menyembunyikan informasi Noordin M.Top. Divonis 7 tahun penjara, bebas pada 2009.

Salah satu inisiator pelatihan bersenjata di Aceh.

2 Aman Abdurrahman Peledakan bom Cimanggis 2004. Divonis 7 Tahun penjara, bebas pada 2008.

Memberikan bantuan pada Dulmatin dalam pelatihan bersenjata di Aceh.

3 Luthfi Haedaroh alias Ubeid alias Jakfar

Menyembunyikan Noordin M.Top. Divonis 4 tahun penhara pada 2004, bebas pada 2007.

Salah satu inisiator pelatihan bersenjata di Aceh.

4 Bagus Budi Pranoto alias Urwah

Menyembunyikan Noordin M Tohp, Divonis 4 tahun penjara pada 2004, bebas tahun 2007.

Menyembunyikan Noordin M Tohp.

5 Deni Suramto alias Ziad alias Thoriq

Menyembunyikan Noordin M Top. Divonis 4 tahun penjara pada 2004, bebas pada 2007.

Instruktur pelatihan bersenjata di Aceh.

6 Rahmat Puji Prabowo alias Bejo

Menyembunyikan Noordin M Top Menyembunyikan Urwah

RESEDIVIS TERORISME DI INDONESIA

Page 8: Pembinaan Narapidana Terorisme

NO NAMA KASUS LAMA KASUS BARU

7 Mustofa alias Abu Tholut Peledakan Atrium Plaza 2001 dan Kepemilikan senjata dan amunisi bebas 2006.

Memimpin pelatihan bersenjata di Aceh dan perampokan bank di Medan

8 Kamaludin alias Hasan alias Kamal alias Abdul Hamid

Peledakan bom Cimanggis Peserta pelatihan bersenjata di Aceh

9 Fadli Sadama Terlibat dalam perampokan Bank Lippo di Medan 2003 untuk bom Marriot

Terlibat dalam perampokan Bank Niaga di Medan

10 Suryadi Masud alias Umar Bom restoran McDonald makasar Oktober 2002

Terlibat dalam rencana pembelian senjata untuk pelatihan bersenjata di Aceh

11 Agus Kadianto alias Hasan alias Musaf bin Nasim

Bom Atrium Senen Agustus 2001 Peserta pelatihan bersenjata di Aceh

12 Enceng Kurnia alias Arham alias Arnold

Menyebunyikan Dulmatin dan Umar Patek

Pelatih pada pelatihan bersenjata di Aceh

13 Abu Bakar Ba’asyir Kasus pelanggaran imigrasi. Terlibat peledakan bom Bali I, Divonis 3,5 Tahun Penjara, bebas tahun 2006

Diduga memberi dana pelatihan bersenjata di Aceh

RESEDIVIS TERORISME DI INDONESIA

Page 9: Pembinaan Narapidana Terorisme

NO NAMA KASUS LAMA KASUS BARU

14 Air Setyawan Kurir sekaligus membantu Urwah Menyembunyikan Noordin M Tohp. Ditangkap dan diperiksa selama 1 bulan namun tidak sempat dipenjara.

Kurir Urwah, membantu pengiriman bom dari Solo ke Bekasi

15 Sri Puji Mulyo alias Siswanto Menyembunyikan informasi, anggota kelompok Subur Sugiarto

Menyembunyikan informasi soal buronan teroris

16 Heri Sigu Samboja alias Soghir

Bom Kedutaan Australia, Kuningan 2004. Divonis 7 tahun penjara pada 2004, bebas tahun 2007

Membantu Menyembunyikan Abdullah Sunata

17 Indra Warman Als Toni Togar Fa’i (perampokan) Bank Lippo Medan 2003 untuk bom Marriot

Perencana perampokan CIMB Medan 2010

RESEDIVIS TERORISME DI INDONESIA

Page 10: Pembinaan Narapidana Terorisme

TRIAL AND ERROR PEMBINAAN NARAPIDANA TERORISME

Page 11: Pembinaan Narapidana Terorisme

TRIAL AND ERROR PEMBINAAN NARAPIDANA TERORISME

Page 12: Pembinaan Narapidana Terorisme

TRIAL AND ERROR PEMBINAAN NARAPIDANA TERORISME

Page 13: Pembinaan Narapidana Terorisme

2009 2010 2011 2012 2013 2014

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

32

3

1620

42

28

Jumlah Narapidana Kasus Terorisme Mendapatkan PB

STATISTIK PEMBEBASAN BERSYARAT KASUS TERORISME

Page 14: Pembinaan Narapidana Terorisme

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

MASALAH

PENEMPATAN NAPI TERORIS

METODE KURANG TEPAT

PEMBINAAN YANG

DIGENERALISIR

KARAKTER NAPI TERORIS

TIDAK ADA HASIL CAPAIAN

TIDAK OPTIMALNYA PROGRAM PEMBINAAN DI LAPAS SERTA KURANGNYA DUKUNGAN DARI ASPEK SARPRAS DAN SDM MENJADIKAN LAPAS SEBAGAI LADANG SUBUR RADIKALISASI.

1. Penempatan napi teroris yang masih bercampur dengan napi lain.

2. Metode pembinaan yang digunakan dirasa kurang tepat sasaran.

3. Pembinaan masing-masing napi teroris memiliki kebutuhan yang berbeda.

4. Napi teroris memiliki karakter yang berbeda dengan kebanyakan napi pada umumnya.

5. Pembinaan pada napi teroris tidak dapat dilihat hasil capaiannya.

Page 15: Pembinaan Narapidana Terorisme

PEMUSATAN PEMBINAAN KONTRA TERORIS

Satu Visi

KOMPAK

JATJI

• Pemisahan napiter dengan napi lainnya pada prinsipnya harus dilakukan untuk menghindari proses radikalisasi.• Tetapi perlu diantisipasi bahwa seluruh

napiter dengan berbagai latar belakang yang berkumpul pada pemusatan tersebut memiliki visi yang sama, yaitu “jihad”.• Kebijakan pemusatan kegiatan

pembinaan napiter dalam satu lapas maksimum security dapat menjadi bumerang jika tidak dilakukan dengan metode yang tepat.

ALIANSI BARU

Page 16: Pembinaan Narapidana Terorisme

POTENSI ANCAMAN LAPAS TERORIS• Pemusatan akan berakibat pada

berkumpulnya napiter yang memiliki kesamaan visi.• Napiter akan menggunakan cara apapun

untuk berkomunikasi dan menghimpun kekuatan sehingga terbentuk aliansi baru.• Di luar lapas, teroris-teroris yang

terpisah juga akan memiliki motif untuk berkumpul membentuk aliansi baru.• Lapas akan menjadi target operasi baru

para teroris, dimana Lapas juga dianggap sebagai thogut.• Para teroris akan dimudahkan dengan

target yang terpusat.

LAPAS TERORIS

ALIANSI INTERNAL

ALIANSI EXTERNAL

SATU VISI “JIHAD”

SATU SASARAN “THOGUT”

Page 17: Pembinaan Narapidana Terorisme

PRINSIP PEMBINAAN KASUS TERORISME Menetralisir paham-paham radikal melalui pendekatan

interdispliner, seperti hukum, psikologi, agama, dan sosial budaya bagi mereka yang terpengaruh paham radikal atau kekerasan (deradikalisasi).

Mengajak para teroris dan pendukungnya untuk meninggalkan kekerasan, winning the heart and mind (Proses konseling).

Pemisahan orang-orang dengan faham fundamentalis; menjadikan diri mereka kontra-target serta membatasi ruang gerak mereka, terutama dalam berdakwah (disengagement).

REPENTANCE, SELF-REFORM, REPARATION, RECONCILIATIONSumber : Adrianus Meliala (2011)

Page 18: Pembinaan Narapidana Terorisme

STRATEGI PEMBINAAN NARAPIDANA TERORISME

PROFILING

ASSESSMENT

PEMBINAANCOUNTER-TERORISM

DERADIKALISASI

DISENGAGEMENT

1. PROFILING DILAKUKAN UNUTUK MENJABARKAN REKAM JEJAK, KATEGORI, KARAKTER, KLASIFIKASI.2. ASSESSMENT DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI RESIKO PENGULANGAN TINDAK PIDANA KEMBALI

DAN MEMETAKAN KEBUTUHAN PEMBINAAN NAPITER TERSEBUT.3. DERADIKALISASI DILAKUKAN UNTUK MENANGKAL DAN MENGUBAH PAHAM-PAHAM RADIKAL. 4. DISENGAGEMENT DILAKUKAN UNTUK MEMUTUSKAN PENGARUH BURUK LINGKUNGAN SOSIAL.

Page 19: Pembinaan Narapidana Terorisme

PROFILING

REKAM JEJAK

• POSISI• KETERLIBATAN• PENGALAMAN• LATAR BELAKANG

(LINGKUNGAN SOSIAL)

KATEGORI• IDEOLOG• MILITAN• REKRUTAN/SIMPATISAN

KLASIFIKASI• RADIKAL• MODERAT• KONSERVATIF

KARAKTER

• EKSTROVERT/INTROVERT• TEMPERAMENTAL/STABIL• KOOPERATIF/TDK

KOOPERAITF

PROFILING

HIGH PROFILE :1. POSISI = TINGGI2. KETERLIBATAN = BANYAK-LSG/TDK LSG3. PENGALAMAN = BANYAK4. KATEGORI = MILITAN/IDEOLOG5. KLASIFIKASI = RADIKAL6. KARAKTER = SELAIN KOOPERATIF

TREATMENT SESUAI PROFIL

PEMBINAAN OPTIMAL

Page 20: Pembinaan Narapidana Terorisme

ASSESSMENT DAN CASE PLAN

• Assessment resiko dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko pengulangan tindak pidana kembali.

• Assessment kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pembinaan bagi WBP berdasarkan faktor-faktor kriminogeniknya.

• Case plan memuat tentang strategi atau intervensi dalam waktu yang telah ditentukan dan dapat dijadikan kontrak pembinaan.

Page 21: Pembinaan Narapidana Terorisme

PEMBINAAN KONTRA TERORISME

PEMBINAAN CT

DERADIKALISASI

Melakukan intervensi pada ideologi

Melakukan intervensi pada psikologi

DISENGAGEMENT

Melakukan pemutusan hubungan

sosial secara tegas

Memisahkan dari bentuk-bentuk aktivitas sosial (individualisasi)

Page 22: Pembinaan Narapidana Terorisme

DERADIKALISASIPROGRAM SASARAN KEGIATAN CAPAIAN

HIPNOTHERAPY Menanamkan paham-paham deradikalisasi kedalam alam bawah sadar

Merubah cara pandang terhadap jihad

MODERATISASI Melalukan dialog dengan mantan combatan untuk mengubah cara pandang yang radikal menjadi lebih moderat

Menurunkan jiwa militan dan konsepsi jihad dianggap lebih banyak mudharatnya (tidak efektif)

COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY

Proses konseling guna merubah perilaku ekstrim napiter secara individual maupun kelompok

Menyadari kesalahan dan memiliki rasa kemanusiaan

FAMILY APPROACH Melibatkan peran keluarga dalam melakukan pendekatan deradikalisasi

Terjalin kembali hubungan sosial

Page 23: Pembinaan Narapidana Terorisme

DISENGAGEMENT

DISENGAGEMENT

PARSIAL

One man one cell

Tidak ada akses dengan orang lain

selain petugas pembinaan

Management conflic training

INDIVIDUALISASI

Intervensi diberikan secara terpisah dan tidak diketahui oleh

orang lain

Life skill training

Welfare approach

Page 24: Pembinaan Narapidana Terorisme

INDIKATOR KEBERHASILAN

KLASIFIKASI I

KLASIFIKASI II

KLASIFIKASI III

KLASIFIKASI IV

KLASIFIKASI V

KLASIFIKASI VI

JENIS TINGKATAN INDIKATOR

Klasifikasi I Mau menerima bantuan, mengakui kesalahan, dan bersedia membantu petugas mengungkap jaringan

Klasifikasi II Mau menerima bantuan, mengakui kesalahan, tetapi tidak bersedia membantu petugas mengungkap jaringan

Klasifikasi III Mau menerima bantuan, tidak mengakui kesalahan dan tidak bersedia membantu petugas mengungkap jaringan

Klasifikasi IV Mau menerima bantuan, tidak mengakui kesalahan, tetapi tidak bersedia membantu petugas mengungkap jaringan

Klasifikasi V Tidak mau menerima bantuan, tidak mengakui kesalahan dan tidak bersedia membantu petugas mengungkap jaringan

Klasifikasi VI Dalam proses pembinaan dan belum mendapatkan prebinaan

KRITERIA KEBERHASILAN

Sumber : diolah dari Golose (2009)

Page 25: Pembinaan Narapidana Terorisme

DAMPAK YANG DIHARAPKAN DARI PEMBINAAN COUNTER TERORRISMTERHADAP JARINGAN TERORIS

JARINGAN TERORIS

Ketidakmapuan meneruskan nilai-nilai yang diyakini

Melemahkan partisipasi kelompok

Hilangnya dukungan komunitas

Rendahnya prestasi yang dirasakan

Page 26: Pembinaan Narapidana Terorisme

TERIMA KASIH