PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA …repo.apmd.ac.id/1286/1/SKRIPSI_Farinda Dita...
Transcript of PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA …repo.apmd.ac.id/1286/1/SKRIPSI_Farinda Dita...
-
“PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA
TANI„ASRI‟ DI DUSUN BENDUNG, DESA BENDUNG, KECAMATAN SEMIN,
KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI YOGYAKARTA”
(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Bendung, Kec.Semin, Kab.Gunungkidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Farinda Dita Ardiani
16510013
PROGAM STUDI ILMU SOSIATRI/ PEMBANGUNAN SOSIAL
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2020
-
i
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI (KWT)
“ASRI”
Dusun Bendung, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Jenjang Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
DISUSUN OLEH :
FARINDA DITA ARDIANI
NIM : 16510013
PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI/PEMBANGUNAN SOSIAL
JENJANG PROGRAM STRATA 1
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2020
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan didepan Tim Penguji untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial Sekolah
Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 21 April 2020
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Ujian Skripsi STPMD “APMD” Yogyakarta
TIM PENGUJI
NAMA
TANDA TANGAN
Dra. MC Candra Rusmala Dibyorini, M.Si
Ketua/Penguji/Pembimbing
…………………………………………
Dra. Oktarina Albizzia, M.Si
Penguji Samping I
………………………………………….
Drs. Anastasia Adiwirahayu, M.Si
Penguji Samping II
……………………………………………
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial
Dra. Oktarina Albizzia, M.Si
-
iii
MOTTO
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
mereka itu adalah sebaik-baiknya makhluk”.
(Q.S Al-Bayinah, ayat 7)
“Hidup adalah hidup, hidup tidak untuk mengeluh atau pun mengaduh, namun
bekerja membalik tanah dan mengarungi samudra”.
(W.S Rendra)
Mengupayakan terbaik akan mendapat yang terburuk, jangan hanya menerima
apa adanya. (Mario Teguh)
Hidup adalah untuk terus belajar. Ilmu sejati ada pada pengalaman yang telah
didapat.
-
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya. Akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target. Skripsi ini
saya persembahkan kepada orang-orang yang selalu menyemangati dan memberikan
dukungan kepada saya dalam menyelesaikan pendidikan saya.
1. Untuk kedua orangtua saya, Bapak Sugito dan Ibu Dini Rayastuti yang selalu tiada
hentinya memanjatkan do’a serta member dukungan kepada saya, sehingga saya
selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Untuk kakakku, Mas Randi dan juga Bulek Suprihatin, sepupuku Dek Vivi dan Om
Tante yang juga selalu memberikan motivasi dan dorongannya agar aku cepat
menyelesaikan pendidikanku.
3. Untuk Dosen Pembimbingku Ibu Dra. MC Candra Rusmala Dibyorini, M.Si yang
telah membimbing saya dari awal hingga akhir serta yang telah memberikan ilmunya
kepada saya.
4. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku yang telah menemani hari-hariku selama ini
yang selalu menerima segala kurang dan lebihku serta memberikanku semangat dan
motivasinya yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka. (Annisa’ UL Azizah,
Aulia Intan Sari, Nurlia Dwi Latifah, Brigitha Rossiana Puteri, Mutiara Wulan
Agusti).
5. Terimakasih teman seperjuanganku angkatan 2016 yang telah memberikan warni
warni dalam hidupku. (Aulia, Nurlia, Prihatin, Eyas, Septi, Alvi, Dora, Rika, Wulan,
Yogi, Mufty, Tiwi, Talita, Intan, Zulinar, Febrina, Bertha, Santi, Suster Modesta,
Suster Serlly, Suster Tiar, Danang, Umbu, Agus, Naufal, Rino, Udin, Susan, Billy,
Bimo)
-
v
6. Teman-teman KKN kelompok 2 Jetis Kulon, Gunung Kidul yang telah
memberikanku pengalaman selama 50 hari hidup satu atap bersama kalian. (Foni,
Thania, Gio, Nelson, Sandro, Bang Sule)
7. Terimakasih buat kamu, yang tak kusebut namanya, terimakasih telah menemaniku,
menyemangatiku dan selalu mendengarkan keluh kesahku. Terima Kasih
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun telah memberikan
dukungan, saran, do’a dan semangat di setiap perbincangan, terima kasih.
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan
Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) “ASRI” di Dusun Bendung, Desa
Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dikemudian hari.
Dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Oktarina Albizzia, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Sosiatri/Pembangunan
Sosial.
3. Ibu Dra. MC Candra Rusmala Dibyorini, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyusun
skripsi.
4. Ibu Dra. Oktarina Albizzia, M.Si selaku Dosen Penguji Samping I skripis yang telah
memberika masukan yang sangat berguna untuk memperbaiki penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Anastasia Adiwirahayu, M.Si selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah
memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki penyusunan skripsi
yang baik dan benar.
6. Seluruh Dosen Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial yang telah memberikan ilmunya
selama mengenyam pendidikan.
-
vii
7. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta yang selama ini telah memberikan ilmu kepada penyusun selama duduk
dibangku perkuliahan.
8. Seluruh Staf Pegawai Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta atas segala pelayanan yang telah diberikan selama ini guna menunjang
kegiatan perkuliahan.
9. Bapak Sujono selaku Kepala Dusun Bendung yang telah berkenan untuk menerima
saya dalam melakukan penelitian di Dusun Bendung.
10. Ibu Eka Purwasih selaku Ketua Kelompok Wanita Tani Asri yang telah berkenan
membantu saya dalam melakukan penelitian di Dusun Bendung.
11. Pengurus Kelompok Wanita Tani Asri yang berkenan untuk menerima saya dalam
melakukan kegiatan penelitian.
12. Anggota Kelompok Wanita Tani Asri yang telah berkenan untuk menerima dan
membantu saya dalam melakukan penelitian.
13. Seluruh teman-teman perjuanganku di HMPS STPMD “APMD”
Semoga Allah SWT berkenan membalas semua jasa-jasa kebaikan yang telah diberikan
kepada saya.Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, April 2020
Penyusun
Farinda Dita Ardiani
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….…...... i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………….ii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………….………....iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….…………...vi
DAFTAR ISI ………………………………………….…………………………................viii
DAFTAR TABEL ……………………….……………………………………………….....xi
DAFTAR DIAGRAM ….…………………………………………………………………..xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 6
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................................... 6
D. KERANGKA TEORI .............................................................................................. 7
1. Pemberdayaan .. .................................................................................................. 7
2. Perempuan……. ............................................................................................... 18
3. Pemberdayaan Perempuan ................................................................................ 19
4. Kelompok Wanita Tani………………………………...................................19
E. METODE PENELITIAN ...................................................................................... 22
1. Jenis Penelitian .. ................................................................................................ 22
2. Definisi Konseptual ............................................................................................ 23
3. Definisi Operasioanal ......................................................................................... 24
4. Subjek Penelitian ................................................................................................ 25
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 25
6. Teknik Analisa Data ........................................................................................... 27
BAB II KONDISI WILAYAH UMUM
A. Gambaran Umum Desa Bendung .......................................................................... 29
1. Keadaan Wilayah .............................................................................................. 29
-
ix
2. Keadaan Demografis ........................................................................................ 30
3. Keadaan Sosial ................................................................................................ 31
4. Kondisi Keagamaan ...................................................................................... …34
5. Kondisi Ekonomi……………………………………………………...............35
6. Sarana dan Prasarana……………………………………………………..........36
7. Kelembagaan…………………………………………………………………...39
B. Gambaran Umum Dusun Bendung ....................................................................... 42
1. Kondisi Wilayah ............................................................................................... 42
2. Keadaan Demografi .......................................................................................... 44
3. Keadaan Sosial ................................................................................................ 46
4. Keadaan Keagamaan ........................................................................................ 47
5. Keadaan Ekonomi ............................................................................................. 47
6. Sarana dan Prasarana ........................................................................................ 49
7. Kelembagaan……………………………………………………………..........51
C. Profil Kelompok Wanita Tani (KWT) Asri……………………………………….53
1. Visi dan Misi……………………………………………………………..........53
2. Kepengurusan…………………………………………………………………..54
BAB III ANALISIS DATA
A. Deskripsi Informan ................................................................................................ 58
1. Identitas Informan ............................................................................................. 59
B. Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani “ASRI”................... 61
1. Menciptakan Suasana/Iklim yang Memungkinkan Potensi Anggota
Kelompok dapat Berkembang .......................................................................... 61
2. Penguatan Pengetahuan dan Kemampuan Anggota Kelompok dalam
Memecahkan Masalah dan Memenuhi Kebutuhannya……………. ................ 66
3. Melindungi dan Menghindari Kelompok dari Persaingan yang tidak
Seimbang dengan Kelompok Lain ................................................................... 69
4. Pemberian Dukungan Kepada Anggota Kelompok Agar Mampu
Menjalankan Peran dan Fungsi Kehidupannya ................................................ 73
5. Memelihara Kondisi Kondusif Agar Tetap Terjadi
Keseimbangan……… ...................................................................................... 78
6. Kendala………… ............................................................................................. 83
-
x
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........... ................................................................................................ 84
B. Saran ..................... ................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Prasarana Kesehatan di Desa Bendung……………….........................................36
Tabel II.2 Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Bendung………………….................37
Tabel II.3 Sarana dan Prasarana Tempat Peribadatan di Desa Bendung…………………….37
Tabel II.4 Prasarana Umum Lainnya ..................................................................................... 38
Tabel II.5 Nama-nama Kepala Dusun ................................................................................... 41
Tabel II.6 Luas Wilayah Menurut Penggunaan ..................................................................... 43
Tabel II.7 Sarana dan Prasarana Kesehatan Dusun Bendung ................................................ 49
Tabel II.8 Prasarana Pendidikan di Dusun Bendung ............................................................ 49
Tabel II.9 Sarana dan Prasarana Tempat Peribadatan di Dusun Bendung ............................ 50
Tabel II.10 Sarana dan Prasarana Umum Lainnya ................................................................ 51
Tabel III.1 Identitas Informan Pengurus KWT “ASRI”……………………………….........59
Tabel III.2 Identitas Informan Anggota KWT “ASRI” ......................................................... 60
-
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram II.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .................................................. 31
Diagram II.2 Jumlah Lulusan Pendidikan Umum ................................................................. 32
Diagram II.3 Jumlah Lulusan Pendidikan Khusus ................................................................ 32
Diagram II.4 Jumlah Penduduk Tidal Lulus dan Tidak Bersekolah ...................................... 33
Diagram II.5 Jumlah Pemeluk Agama di Desa Bendung ...................................................... 34
Diagram II.6 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian ........................... 35
Diagram II.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dusun Bendung ............................ 44
Diagram II.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ................................................................ 45
Diagram II.9 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................................. 46
Diagram II.10 Jumlah Pemeluk Agama Dusun Bendung ...................................................... 47
Diagram II.11 Jumlah Penduduk yang Bekerja menurut Mata Pencaharian ......................... 48
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kekayaan hasil alam yang
cukup melimpah. Kesuburan alam Indonesia didukung kuat oleh iklim tropis yang
ada di Indonesia, namun, pada kenyataannya yang terjadi sebagian besar penduduk
Indonesia masih berada dalam ekonomi menengah kebawah. Kemiskinan dan
keterbelakangan yang terjadi merupakan akibat ketidakmampuan masyarakat
terhadap pertumbuhan ekonomi yang banyak mengabaikan hak-hak kemanusiaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin di Indonesia
pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen, menurun 0,25 persen poin terhadap
September 2018 dan menurun 0,41 persen poin terhadap Maret 2018. Jumlah
penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta
orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 6,89
persen, turun menjadi 6,69 persen pada Maret 2019. Sementara persentase
penduduk miskin di daerah pedesaan pada September 2018 sebesar 13,10 persen,
turun menjadi 12,85 persen pada Maret 2019.
Kemiskinan yang terjadi di perkotaan maupun di pedesaan membutuhkan
suatu tindakan pemberdayaan. Proses pemberdayaan hendaknya dapat dituangkan
dalam bentuk aksi nyata dan disertai dengan langkah-langkah pemberdayaan.
Tujuan dari suatu pemberdayaan tersebut adalah untuk meningkatkan derajat hidup
-
2
masyarakat dan kesejahteraan di berbagai segi kehidupan dalam suatu lingkungan
sosial.
Dalam sebuah keluarga perempuan menjadi seorang ibu yang mendidik dan
menjadi contoh untuk anak-anaknya, namun, masih banyak perempuan yang
kurang berdaya karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tingkat
ekonomi yang rendah, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang rendah serta
tidak adanya akses untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
Bukan tidak mungkin apabila kondisi di dalam suatu keluarga menuntut perempuan
untuk ikut serta dalam membantu perekonomian keluarganya. Dalam kondisi
seperti inilah yang membuat perempuan memiliki peran ganda dalam keluarganya.
Banyak perempuan yang bekerja di luar rumah untuk membantu meringankan
beban keluarganya, namun, seringkali perempuan mendapatkan pekerjaan yang
cenderung kasar dan lebih menggunakan fisik.Pada masyarakat pedesaan, pekerjaan
yang paling banyak diperoleh oleh perempuan tidak jauh dari menjadi pembantu
rumah tangga, buruh pabrik, pedagang dan buruh tani, hanya sebagian kecil dari
perempuan pedesaan yang bekerja sebagai PNS maupun karyawan. Hal ini tentu
tidak terlepas dari pendidikan perempuan yang seringkali terabaikan.
Keterlibatan perempuan dalam ekonomi mau tidak mau harus diakui,
walaupun pada kenyataannya ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam
kegiatan kerja. Perempuan yang bekerja dapat membantu suami dalam mendukung
perekonomian keluarga. Untuk membantu ekonomi keluarga peran perempuan
yang bekerja sangat dibutuhkan terutama dalam hal membantu menambah
-
3
penghasilan keluarga. Mereka bersedia menyumbangkan tenaganya untuk
menghasilkan gaji atau upah.
Ada beberapa motif perempuan bekerja yaitu antara lain karena kebutuhan
finansial, kebutuhan sosial-relasional dan kebutuhan aktualisasi diri. Perempuan
miskin di desa maupun di kota merupakan kelompok terbesar yang terus menerus
mencari peluang kerja demi memenuhi kebutuhan dasar. Mereka bekerja sebagai
buruh tani, pembantu rumah tangga, pemulung atau buruh pabrik.
Untuk mengatasi permasalahan perempuan yang ada di masyarakat
diperlukan upaya pemberdayaan bagi kaum perempuan. Pemberdayaan digunakan
sebagai pendekatan pembangunan alternatif dengan memberikan otonomi pada
masyarakat. Pemberdayaan akan membekali masyarakat dengan pengetahuan dan
keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa
depannya dan mereka juga dapat berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan
masyarakatnya. Menurut Novian (2010) pemberdayaan perempuan adalah upaya
untuk membuat perempuan memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya,
ekonomi, politik, sosial budaya agar perempuan dapat mengatur diri dan
meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif
dalam memecahkan masalah sehingga mampu membangun kemampuannya dan
konsep diri.
Dusun Bendung merupakan salah satu desa yang sudah menjalankan
program pemberdayaan perempuan.Di Dusun Bendung sendiri baru terbentuk
organisasi pemberdayaan perempuan sejak 5 tahun yang lalu. Dengan melihat
mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, kemudian banyak
-
4
perempuan yang terlibat dalam sektor pertanian serta adanya program dari
pemerintah untuk perempuan maka disepakati bahwa di Dusun Bendung dibentuk
sebuah program pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT)
yang kemudian diberi nama Kelompok Wanita Tani “ASRI” yang seluruhnya
beranggotakan perempuan.
Kelompok Wanita Tani merupakan suatu wadah untuk para kaum
perempuan dalam memberikan kesempatan untuk ikut serta dalam memajukan
sektor pertanian yang ada di desa.Salah satu kegiatan yang dapat menjadi sebuah
pengamalan bagi kaum perempuan yaitu dengan mengikuti organisasi perempuan
seperti Kelompok Wanita Tani (KWT). Adanya Kelompok Wanita Tani merupakan
salah satu bentuk perkumpulan ibu-ibu tani untuk menampung wadah apresiasi
perempuan tani.Saat ini hampir di seluruh Indonesia khususnya di wilayah
pedesaan sudah banyak yang memiliki perkumpulan Kelompok Wanita
Tani.Namun, keberadaan Kelompok Wanita Tani di tengah-tengah kaum
perempuan di pedesaan cenderung belum optimal. Dengan adanya Kelompok
Wanita Tani “ASRI” yang ada di Dusun Bendung diharapkan dapat memberikan
kesempatan bagi kaum perempuan untuk menyalurkan kemampuannya dalam
mengolah lahan pertanian yang ada di desa.
Dengan adanya suatu program pemberdayaan perempuan melalui
Kelompok Wanita Tani “ASRI” di Dusun Bendung ini diharapkan dapat membantu
para perempuan ataupun ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya menjadi ibu
rumah tangga biasa, kemudian dengan adanya akses melalui kegiatan kelompok
-
5
tani ini bisa membantu untuk meningkatkan pendapatan keluarga yang masih
rendah menjadi keluarga yang semakin sejahtera.
Dari berbagai permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat khususnya untuk
perempuan. Selain itu yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pemberdayaan perempuan ini dikarenakan masih banyak ibu-ibu atau
perempuan yang masih berada di usia produktif serta kondisi ekonominya yang
masih terbilang rendah. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengungkap
mengenai kemampuan Kelompok Wanita Tani yang ada di pedesaan dalam upaya
pemberdayaan perempuan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut dengan judul “PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI
KELOMPOK WANITA TANI “ASRI” DI DUSUN BENDUNG”
-
6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani
”ASRI” di Dusun Bendung ?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam proses pemberdayaan perempuan melalui
Kelompok Wanita Tani “ASRI” di Dusun Bendung, Bendung, Semin, Gunung
Kidul, Yogyakarta ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan
a) Untuk mendiskripsikan pemberdayaan perempuan melalui Kelompok
Wanita Tani “ASRI” di Dusun Bendung.
b) Untuk mendiskripsikan kendala apa saja yamg dihadapi dalam proses
pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani “ASRI” di
Dusun Bendung..
2. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan baik secara teoritis maupun praktis.
1) Manfaat Akademik
a) Sebagai sarana bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan dalam
melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.
b) Supaya dapat dijadikan bahan kajian bagi pembaca yang akan menyusun
skripsi, khususnya tentang pemberdayaan perempuan.
-
7
2) Manfaat Praktis
a) Untuk menambaah wawasan bagi para pembaca umumnya tentang
pemberdayaan perempuan serta upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
kelompok tani.
b) Agar dapat dijadikan sebuah bahan evaluasi untuk Kelompok Wanita
Tani “ASRI” dalam upayanya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan perempuan.
D. KERANGKA TEORI
1. Pemberdayaan
a) Pengertian Pemberdayaan
Secara konseptual pemberdayaan menurut Edi Suharto (2005:57)
berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide
utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.
Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat
orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan
minat mereka.
Pemberdayaan menurut Suharto (2005:58) menunjuk pada
kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :
1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat,
-
8
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari
kesakitan)
2) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka
dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan
jasa-jasa yang mereka perlukan.
3) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka.
Menurut Jim Ife (2008:510), pemberdayaan berarti menyediakan
sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan kemampuan mereka untuk menentukan masa depan mereka
sendiri dan untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan
masyarakatnya.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud
dengan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan.
1) Sumber Daya
Sumber daya merupakan sumber energy, tenaga, kekuatan yang
diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktifitas, kegiatan dan
tindakan. Sumber daya manusia sebagaimana dalam Sonny mengandung
dua pengertian yang pertama usaha kerja atau jasa dapat diberikan dalam
proses produksi dan pengertian kedua seseorang yang mampu bekerja
memberikan usaha kerja atau jasa tersebut. Mampu bekerja disini diartikan
kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yang menghasilkan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Sedangkan sumber daya
-
9
manusia sebagaimana dalam Hasibuan adalah kemampuan dari daya pikir
dan daya fisik yang dimiliki oleh setiap individu.
Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan
yang baik melalui pendidikan formal maupun non formal.Hal ini
dikarenakan dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi maka
wawasannya pun luas, selain itu kemampuan dalam mengantisipasi masalah
lebih tinggi.
Menurut Soetomo (2012:193-197), disamping pendidikan, kualitas
sumber daya manusia juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan dan
juga nilai gizinya. Berdasarkan asumsi bahwa tingkat produktivitas
mencerminkan tingkat pendapatan maka akan ada pengaruhnya pula dari
produktivitas yang rendah terhadap kemiskinan.
Menurut Isbandi Rukminto Adi (2013:101), dalam menyediakan
sumber daya, peran pekerja masyarakat sebagai perantara dalam intervensi
komunitas erat kaitannya dengan upaya menghubungkan individu atau
kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan
masyarakat tetapi tidak tahu dimana dan bagaimana mendapatkan bantuan
tersebut dengan lembaga yang menyediakan layanan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa sumber daya merupakan sumber energi,
kekuatan yang digunakan untuk menghasilkan gerakan, kegiatan dan
tindakan yang menghasilkan barang ataupun jasa.Kurangnya akses untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumber daya ini yang menjadikan pekerja
-
10
masyarakat memainkan perannya sebagai perantara untuk memudahkan
individu atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan.
2) Kesempatan
Menurut Ife dan Teosoriero (2008:583), kesempatan adalah dimana
seseorang memiliki waktu dan peluang untuk melakukan suatu kegiatan.
Salah satu peran pekerja masyarakat dalam menyediakan kesempatan yang
dengan meningkatkan kesadaran kelompok, salah satu karakteristik
peningkatan kesadaran adalah bahwa ia sebaiknya dimaksudkan untuk
memberikan kesadaran terhadap berbagai struktur dan strategi perubahan
sosial sehingga orang-orang dapat berpartisipasi dan mengambil tindakan
yang efektif. Banyak orang yang pasif bukan karena keinginan mereka,
namun karena mereka tidak diperkenalkan pada berbagai struktur dan
strategi yang disitu mereka bisa dengan mudah menjadi aktivis.
Dalam pemberdayaan ekonomi, salah satu strategi peningkatan
kesempatannya dalam berusaha diberikan dengan penyediaan kemudahan
dalam pembinaan teknis manajemen memulai usaha, perlindungan usaha,
tempat berusaha wirausaha baru merupakan salah satu strategi dalam
pemberdayaan di bidang ekonomi.
3) Pengetahuan
Menurut Isbandi (2013:102), dalam menjalankan peran sebagai
pendidik (educator) pekerja masyarakat di harapkan mempunyai
kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan jelas, serta mudah
ditangkap oleh komunitas yang menjadi sasaran perubahan. Di samping itu
-
11
ia harus mempunyai pengetahuan yang cukup memadai mengenai topik
yang akan dibicarakan. Dalam hal ini, tidak jarang pekerja masyarakat harus
menghubungi rekan dari profesi lain yang menguasai materi tertentu.
Dalam hal ini peran pekerja masyarakat dalam mendidik juga dalam
memberikan informasi, informasi ini merupakan hal yang sangat penting
bagi sebuah masyarakat dalam merencanakan bagaimana cara yang paling
baik untuk memenuhi kebutuhannya dan bagaimana melibatkan masyarakat
sebanyak mungkin dalam berbagai proses pengembangan masyarakat.
Meningkatkan pengetahuan kelompok, peran pekerja masyarakat
sebagai pendidik sangatlah penting.Sebagai pendidik harus mempunyai
pengetahuan yang luas serta kemampuan dalam penyampaian informasi
yang baik dan jelas agar informasi yang diberikan mudah untuk dipahami
oleh sasaran perubahan.
4) Keterampilan
Keterampilan juga dapat diartikan sebagai keahlian yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat.Keterampilan sangat erat kaitannya dengan
sumber daya manusia. Menurut Littre dalam Maurice Duvenger (2007:79),
keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau
manufaktur khusus. Maksudnya keterampilan dengan berbagai penemuan
yang direncanakan manusia dengan menggunakan alat-alat, mesin dan
sebagainya yang memberikan peserta penguasaan terhadap materi yang
diberikan.
-
12
Pelatihan merupakan peran edukatif yang paling spesifik, karenaa hal
tersebut melibatkan bagaimana mengajarkan penduduk untuk melakukan
sesuatu. Pelatihan akan sangat efektif bila hal itu memang diberikan untuk
merespon permintaan masyarakat itu sendiri. Pelatihan ini disesuaikan
dengan kebutuhan kelompok itu sendiri, dalam perkembangan ekonomi
misalnya dengan memberikan pelatihan kerajinan tangan, keterampilan yang
mereka dapat itu mereka gunakan untuk memperoleh sebuah pekerjaan dan
bekerja secara produktif dalam sebuah lapangan kerja atau berbagai
keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk memulai sebuah proyek
ekonomi masyarakat lokal.
Keterampilan merupakan kegiatan mempelajari sesuatu yang
dibarengi dengan sebuah praktek, berlatih dan mengulang-ulang suatu
kerja.Peran penting bagi pekerja masyarakat adalah mengidentifikasi dan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
Pemberdayaan bertujuan meningkatkan kekuasaan dari mereka yang
dirugikan, pemberdayaan ini berupaya untuk memperbaiki keadaan untuk
menguntungkan kelompok yang dirugikan dengan berbagai cara diantaranya
melalui kebijakan dan perencanaan aksi sosial.
Adapun cara yang ditempuh dalam melakukan pemberdayaan yaitu
dengan memberikan motivasi atau dukungan berupa penyediaan sumber
daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk
meningkatkan kapasitas mereka dan meningkatkan potensi yang dimiliki
dan selanjutnya dapat dikembangkan agar menjadi bermanfaat.
-
13
b) Tujuan Pemberdayaan
Menurut Ife sebagaimana dalam Edi Suharto (2005:58), tujuan
pemberdayaan yaitu untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
lemah atau tidak beruntung. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk
pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial,
yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial serta mandiri dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
Menurut Edi Suharto (2005:59-60), pemberdayaan masyarakat juga
dimaknai sebagai sebuah proses dan tujuan dengan penjelasan sebagai
berikut:
1) Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-
individu yang mengalamii masalah kemiskinan.
2) Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial
seperti kepercayaan diri, menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
-
14
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Menurut Totok Mardikanto (2014:202), terdapat enam tujuan
pemberdayaan masyarakat, yaitu :
1) Perbaikan kelembagaan. Dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang
dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan termasuk
pengembangan jejaring kemitraan usaha.
2) Perbaikan usaha. Perbaikan pendidikan (semangat belajar), pernbaikan
aksesibisnislitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan diharapkan akan
meemperbaiki bisnis yang dilakukan.
3) Perbaikan pendapatan. Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang
memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga
dan masyarakat.
4) Perbaikan lingkungan. Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki
lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali
disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
5) Perbaikan kehidupan. Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang
membaik diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga
dan masyarakat.
6) Perbaikan masyarakat. Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh
lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud
kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
-
15
c) Indikator Pemberdayaan
Parsonset.al sebagaimana dalam Edi Suharto (2005:63) mengajukan
tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:
1) Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual
yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih
besar.
2) Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna
dan mampu mengendalikan diri orang lain.
3) Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial yang dimulai dari
pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan
upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh
kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan. (Parsons
et.al., 1994:106).
d) Strategi Pemberdayaan
Menurut Jim Ife (2008:147) ada 3 strategi yang diterapkan untuk
pemberdayaan, yaitu :
1) Perencanaan dan kebijakan, yaitu untuk mengembangkan perubahan
struktur dan institusi sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengakses
berbagai sumber kehidupan untuk meningkatkan taraf kehidupannya.
Perencanaan dan kebijakan yang berpihak dapat dirancang untuk
menyediakan sumber kehidupan yang cukup bagi masyarakat untuk
mencapai keberdayaan.
-
16
2) Aksi sosial dan politik diartikan agar system politik yang tertutup diubah
sehingga memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam sistem
politik. Adanya keterlibatan masyarakat secara politik membuka peluang
dalam memperoleh kondisi keberdayaan.
3) Peningkatan kesadaran dan pendidikan. Masyarakat atau kelompok
masyarakat tertentu seringkali tidak menyadari penindasan yang terjadi pada
dirinya. Kondisi ketertindasan diperparah dengan tidak adanya skill untuk
bertahan hidup secara ekonomi dan sosial. Untuk masalah ini peningkatan
kesadaran dan pendidikan perlu diterapkan. Misalnya memberi pemahaman
kepada masyarakat tentang bagaimana struktur-struktur penindasan terjadi,
memberi sarana dan skill agar mencapai perubahan secara efektif.
e) Proses Pemberdayaan
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diatas
dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat
menjadi 5P, yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlndungan, Penyokongan
dan Pemeliharaan. (Suharto, 2005:67-68)
1) Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu
membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan structural yang
menghambat.
2) Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
masyarakat dalam memcahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Pemberdayaan harus mempu menumbuh-kembangkan
-
17
segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang
kemandirian mereka.
3) Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah
agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan
yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan
mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi
dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
4) Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat
mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan
harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan
dan posisi yang semakin lemah dsn terpinggirkan.
5) Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam
masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan
keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan
berusaha.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah kerja
pemberdayaan dapat dilakukan dalam bentuk perencanaan, pendidikan
maupun pemberian penguatan pengetahuan dan kemampuan pada
masyarakat agar mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk mampu
memecahkan masalah yang mereka hadapi dan sanggup memenuhi
-
18
kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan
pihak luar baik pemerintah maupun organisasi non pemerintah.
2. Perempuan
Secara biologis dari segi fisik, perempuan dibedakan atas perempuan
lebih kecil dari laki-laki, suaranya lebih halus, perkembangan tubuh
perempuan terjadi lebih dini, kekuatan perempuan tidak sekuat laki-laki dan
sebagainya.Perempuan mempunyai sikap pembawaan yang kalem, perasaan
perempuan lebih cepat menangis dan bahkan pingsan apabila menghadapi
persoalan berat.
Secara eksistensial, setiap manusia mempunyai harkat dan martabat
yang sama, sehingga secara asasi berhak untuk dihormati dan diperlakukan
sesuai harkat dan martabatnya. Secara mendasar, Hak Asasi Manusia
meliputi, hak untuk merdeka, hak untuk memiliki sesuatu, serta hak untuk
mengenyam pendidikan, ketiga hak tersebut merupakan kodrat
manusia.Siapapun tidak boleh mengganggu dan harus dilindungi.
Oleh karena itu, memerangi ketidakadilan sosial sepanjang sejarah
kemanusiaan dalam konsepsi kemasyarakatan adalah penting.Salah satu
pendekatan yang kini sering digunakan dalam meningkatkan kualitas hidup
dan mengangkat harkat martabat perempuan adalah pemberdayaan
perempuan.
-
19
3. Pemberdayaan Perempuan
Menurut Aida Vitalaya (2010:158) pemberdayaan perempuan adalah
peningkatan hak, kewajiban, kedudukan, kemampuan, peran, kesempatan,
kemandirian, ketahanan mental dan spiritual wanita sebagai bagian tak
terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas SDM yang dijelaskan oleh
Kusnadi, dkk, (2006:7) pada umumnya motivasi perempuan bekerja di
ranah public didasari oleh kepentingan ekonomi rumah tangga, mendapat
kemandirian, belajar menghadapi tantangan sosial-ekonomi dan untuk
meningkatkan status sosialnya.
Pemberdayaan perempuan bertujuan untuk membuat setiap
perempuan menjadi seorang yang mandiri yang tidak menggantungkan
hidupnya pada keluarganya maupun orang lain. Pengertian mandiri di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia Moeliono M. Anton Dkk, (1988:872) berarti
tidak tergantung pada orang lain, namun mandiri disini tidak hanya sekedar
tergantung pada orang lain tetapi untuk menyadari bahwa dirinya adalah
pribadi yang berkehendak bebas.
4. Kelompok Wanita Tani
a) Pengertian Kelompok Tani
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri tetapi kemudian ingin
berkelompok dengan manusia lainnya karena sifat manusia yang
monodualistik yaitu manusia sebagai individu dan sekaligus sebagai
-
20
makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau
keinginan yaitu:
1) Keinginan untuk menyatu dengan manusia lain yang berbeda
disekelilingnya yaitu masyarakat.
2) Keinginan untuk menyatukan dengan suasana alam sekelilingnya
kesemuanya itu akan menyebabkan timbulnya kelompok-kelompok
sosial di dalam kehidupan manusia ini, karena manussia itu tidak bisa
hidup sendiri (Soekanto,1982).
Menurut Suhardiyono (1992) kelompok tani biasanya dipimpin oleh
seorang ketua kelompok yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat
diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani
sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok tani yaitu
sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang ada
disesuaikan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan.
Masing-masing pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas
dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap
pemegang tugasnya.Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan
menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya
dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas.Biasanya jumlah anggota
kelompok tani berkisar antara 10-25 orang anggota.
-
21
b) Karakteristik Kelompok Tani
Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di
pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani”,
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Ciri Kelompok Tani
a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.
b. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani.
c. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha,
jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan
ekologi.
d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama.
2) Unsur Pengikat Kelompok Tani
a. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.
b. Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama
diantara para anggotanya.
c. Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan
kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya.
d. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang-
kurangnya sebagian besar anggotanya.
e. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk
menunjang program yang telah ditentukan.
-
22
3) Fungsi Kelompok Tani
a. Kelas belajar kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
(PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha
tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah
serta kehidupannya yang lebih sejahtera.
b. Wahana kerjasama kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar
kelompok tani serta pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha
taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan.
c. Unit produksi, usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota
kelompok tani secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan
usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik
dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.
E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, dimana peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisa tentang Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita
Tani di Dusun Bendung, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunung Kidul, Provinsi DIY.
-
23
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1982) dalam Lexy J.
Moleong, (2002:3) adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang
perilakunya diamati.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
dikarenakan bahwa penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan,
menguraikan dan menggambarkan peran Kelompok Wanita Tani Asri dalam
upaya pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani Asri.
2. Definisi Konseptual
Masri Singarimbun (1989:33) definisi konsep pada dasarnya
merupakan rumusan pengertian yang menjelaskan arti setiap variable secara
tegas dan mempermudah peneliti dalam menentukan definisi operasioanl
serta unsur pokok yang harus adaa dalam penelitian ilmiah.Konsep
merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang
dirumuskan.Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai
dengan maksud kita memakainya.
Adapun yang menjadi definisi konsep di dalam penelitian ini adalah:
a. Pemberdayaan adalah upaya untuk memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kelompok masyarakat.
b. Perempuan adalah jenis kelamin yang melekat pada sseorang yang
diberikan oleh sang pencipta.
-
24
c. Pemberdayaan perempuan adalah suatu upaya pelibatan atau cara yang
dilakukan secara terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan
gender di dalam kehidupan baik di keluarga maupun masyarakat.
d. Kelompok Wanita Tani adalah suatu wadah untuk para kaum
perempuan dalam memberikan kesempatan untuk ikut serta dalam
memajukan sektor pertanian yang ada di desa.
3. Definisi Operasional
Dalam penelitian sosial, konsep yang mempersoalkan hal-hal abstrak
perlu dioperasionalkan untuk memperoleh kejelasan apabila dilakukan
pengukuran secara sistematis.Yang dimaksud dengan definisi operasional
adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variable/memberi
arti/menspesifikasikan kegiatan/memberi suatu operasional yang diperlukan
untuk mengukur variable tersebut.(Moh. Nazir, 1988:152).
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu :
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi anggota
kelompok dapat berkembang.
b. Penguatan pengetahuan dan kemampuan anggota kelompok dalam
memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya.
c. Melindungi dan menghindari kelompok dari persaingan yang tidak
seimbang dengan kelompok lain.
d. Pemberian dukungan kepada anggota kelompok agar mampu
menjalankan peran dan juga fungsi kehidupannya.
-
25
e. Memelihara kondisi kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi
kekuasaan antar anggota kelompok.
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan mengenai
informasi-informasi atau data-data yang menjadi sasaran penelitian.
Informan dalam penelitian ini adalah :
a. Pengurus/Pengelola Kelompok Wanita Tani ASRI yang melaksanakan
program pemberdayaan perempuan berjumlah 5 orang.
b. Anggota Kelompok Wanita Tani ASRI yang mengikuti kegiatan
pemberdayaan perempuan berjumlah 10 orang.
c. Kepala Dusun Bendung yang mengetahui karakteristik masyarakat
setempat 1 orang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui :
a. Observasi (pengamatan)
Melalui teknik ini penulis mengumpulkan data dengan melakukan
observasi secara langsung pada tempat dan obyek penelitian. Dalam
penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
observasi non partisipan karena cara observasi yang dimaksudkan adalah
peneliti tidak ikut berpartisipasi secara langsung dalam pemberdayaan
-
26
perempuan melalui KWT ASRI. Metode ini digunakan untuk meneliti
dan mengobservasi mengenai pelaksanaan dan proses pemberdayaan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengacu pada pertanyaan-pertanyaan
melalui pedoman wawancara yang berkaitan dengan
permasalahan.Metode ini juga memberikan kesempatan kepada
responden agar leluasa dalam mengemukakan pendapatnya atau
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dari peneliti.Wawancara ini
dilakukan terhadap pengelola, anggota Kelompok Wanita Tani ASRI dan
Kepala Dusun Bendung untuk mendapatkan informasi dalam program
pemberdayaan perempuan melalui KWT.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental (Sugiyono, 2008:240).
Dukumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder.Data
sekunder ini diperlukan guna melengkapi data primer (observasi dan
wawancara) yang telah diperoleh. Dokumentasi baik berupa profil daerah
serta artikel maupun berita yang berkaitan dengan pelayanan publik yang
diperoleh dari media massa dan lain-lain. Selain itu digunakan
dokumentasi visual hasil observasi peneliti lapangan.
-
27
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada analisis data lapangan model Miles dan Huberman (1992:16-
20) tentang interaktif model yang menghasilkan analisis data ke dalam
tahap-tahap sebagai berikut:
A. Pengumpulan data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek
yaitu deskripsi dan refleksi. Deskripsi berisi apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti. Sedangkan
catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar, tafsiran
peneliti tentang temuan yang dijumpai.
B. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penelitian, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari
catatan-catatan tertulis lapangan. Sehingga dengan demikian data yang
direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai hasil
pengamatan dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
C. Penyajian data
Penyajian data merupakan hasil reduksi yang disajikan dalam
laporan secara sistematik yang mudah dibaca atau dipahami baik sebagai
keseluruhan maupun bagian-bagiannya dalam konteks sebagai satu
-
28
kesatuan.Dalam hal yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan
melalui Kelompok Wanita Tani ASRI.
D. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahapan peneliti harus
memaknai data yang terkumpul kemudian dibuat dalam bentuk
pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada masalah
yang diteliti.Membandingkan dan menghubungkan data dengan yang
lainnya, sehingga mudah dalam menarik kesimpulan sebagai jawaban
dari setiap permasalahan. Kesimpulan kemudian diverifikasi dengan
melihat kembali reduksi data maupun display data sehingga kesimpulan
yang ditarik tidak menyimpang dari permasalahan peneliti.
-
29
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Bendung
Sumber: Google Earth
1. Keadaan Wilayah
a. Letak dan Batas Wilayah
Desa Bendung adalah salah satu desa di Kecamatan Semin Kabupaten
Gunung Kidul. Di Desa Bendung terdapat 32 Rukun Tetangga (RT), 8 Rukun
-
30
Warga (RW) dan 8 Dusun yaitu Dusun Dawe, Dusun Garotan, Dusun
Banyukendil, Dusun Widoro Lor, Dusun Widoro Kidul, Dusun Pencil, Dusun
Gobeh dan Dusun Bendung.
Desa Bendung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Sumberejo
Sebelah Selatan : Desa Kemejing
Sebelah Barat : Desa Kampung, Kec. Ngawem
Sebelah Timur : Desa Bulurejo
Luas wilayah Desa Bendung adalah 649,18 Ha. Secara umum keadaan
geografis Desa Bendung merupakan daerah dataran rendah.Wilayah Desa
Bendung terbagi dalam 8 dusun. Masing-masing dari dusun ini memiliki
karakteristik yang cenderung hampir sama. Perbedaannya yang hampir tidak
kelihatan baik mengenai jalan desa, tumbuhan yang ada, sumber mata air maupun
ternak yang dipelihara oleh penduduk.
2. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa penduduk Desa Bendung
pada tahun 2019 berjumlah 4.395 jiwa, yang terdiri dari 2.140 jiwa yang berjenis
kelamin laki-laki dan 2.255 jiwa berjenis perempuan.
-
31
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Diagram II.1
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Pada diagram diatas dapat kita ketahui bahwa penduduk Desa Bendung
sebanyak 2.819 jiwa berusia 15-65 tahun sedangkan jumlah terendah penduduk
berdasarkan usia adalah usia 65 tahun ke atas sebanyak 570 jiwa dan dapat
disimpulkan juga bahwa penduduk Desa Bendung yang termasuk usia produktif.
3. Keadaan Sosial
Data berikut ini berisi mengenai data jumlah penduduk Desa Bendung
berdasarkan tingkat pendidikan penduduk Desa Bendung yang menggambarkan
kondisi sosial penduduk setempat.
1.006
2.819
570
usia 0-15 usia 15-65 usia 65-~
Jumlah Penduduk
-
32
a) Lulusan Pendidikan Umum
Diagram II.2
Jumlah Lulusan Pendidikan Umum
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
b) Lulusan Pendidikan Khusus
Diagram II.3
Jumlah Lulusan Pendidikan Khusus
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
332
1.210
908
1.217
35 78 5 0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Lulusan Pendidikan Umum
16
5
0 2 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Pondok Pesantren PendidikanKeagamaan
Sekolah Luar Biasa KursusKeterampilan
Jumlah Pendidikan Khusus
-
33
c) Tidak Lulus dan Tidak Bersekolah
Diagram II.4
Jumlah Penduduk Tidak Lulus dan Tidak Bersekolah
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Pada ketiga diagram diatas dapat diketahui bahwa masayarakat Desa
Bendung memiliki tingkat pendidikan tidak hanya pendidikan umum saja tetapi
juga ada yang mengikuti pendidikan khusus lainnya. Dari diagram diatas dapat
dilihat bahwa lulusan terbanyak di di Desa Bendung yaitu lulusan pendidikan
umum tingkat SMA yaitu sebanyak 1.217 orang dan paling sedikit adalah lulusan
Pascasarjana yaitu 5 orang. Adapun masyarakat yang mengikuti pendidikan khusus
seperti pondok pesantren dan lainnya. Namun, jumlah penduduk yang tidak lulus
sekolah masih terbilang tinggi yaitu 190 orang.
190
178
172
174
176
178
180
182
184
186
188
190
192
Tidak Lulus Tidak Bersekolah
-
34
4. Kondisi Keagamaan
Diagram II.5
Jumlah Pemeluk Agama Desa Bendung
(Sumber: Profil Desa Bendung Semester II, Tahun 2017)
Jika dilihat dari diagram di atas Desa Bendung, Kecamatan Semin,
Kabupaten Gunung Kidul penduduknya berjumlah 4.349 jiwa. Agama yang dianut
masyarakat Desa Bendung terbagi menjadi tiga kepercayaan diantaranya adalah
Islam, Kristen dan Katholik.Dari beberapa kepercayaan tersebut Agama Islam
menjadi agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Desa Bendung yaitu 4.341
jiwa. Pemeluk agama selain Islam di Desa Bendung dalam hal kegiatan keagamaan
tidak terlalu kelihatan. Hal ini dikarenakan jumlah penganutnya sedikit serta tempat
ibadah yang belum tersedia untuk Agama Katholik, sehingga setiap ada kegiatan
keagamaan mereka melakukannya di luar wilayah Desa Bendung, namun, kondisi
keberagamaan Desa Bendung tergolong baik.Ini terlihat pada kerukunan dan
toleransi antara pemeluk agama satu dengan yang lainnya.
2.151
0 2 0 0 0
2.190
2 4 0 0 0 0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Islam Kristen Katholik Hindu Budha Khonghucu
Laki-laki Perempuan
-
35
5. Kondisi Ekonomi
Mata Pencaharian masyarakat Desa Bendung juga bervariatif.Terdapat
banyak jenis pekerjaan masyarakat Desa Bendung diantaranya seperti karyawan,
wiraswasta/pedagang, petani, buruh tani, jasa, dan lainnya.Namun, untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari di dominasi pada bidang pertanian. Adapun secara
lebih rinci dapat dilihat pada tabel diagram berikut:
Diagram II.6
Jumlah Penduduk yan Bekerja Menurut Mata Pencaharian
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Diagram diatas menunjukan jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian dan diketahui bahwa jumlah terbanyak adalah 1.337 penduduk Desa
Bendung yang bermata pencaharian sebagai petani, dari jumlah tersebut
Kelompok Wanita Tani sebagian ada yang menjadi petani dan ada juga yang
57 1
261 248
1.337
101 159
38 13 36 14 2 16
635
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
-
36
hanya menjadi istri dari petani, sedangkan penduduk yang bermata pencaharian
TNI/Polri lebih sedikit dengan jumlah 1 orang.
6. Sarana dan Prasaranan
Berbagai jenis sarana dan prasarana di Desa Bendung antara lain :
a) Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel II.1
Prsarana Kesehatan di Desa Bendung
No Nama Jumlah
1. Puskesmas 0
2. Poskesdes 1
3. UKBM (posyandu,polindes) 9
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di Desa Bendung tidak memiliki
puskesmas, puskesmas disana hanya terdapat di kecamatan saja. Kemudian di
Desa Bendung memiliki 1 Poskesdes yang letaknya berada di sebelah Balai
Desa Bendung dan untuk UKBM (posyandu, polindes) ada 9 yang terbagi di
setiap dusun yang ada di Desa Bendung.
-
37
b) Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tabel II.2
Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Bendung
No. Nama Jumlah
1. Gedung Sekolah PAUD 4
2. Gedung Sekolah TK 3
3. Gedung Sekolah SD 3
4. Gedung Sekolah SMP 1
5. Gedung Sekolah SMA 0
6. Gedung Perguruan Tinggi 0
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Pada tabel di atas prasarana pendidikan yang ada di Desa Bendung
yang banyak adalah gendung sekolah PAUD sebanyak 4 unit, gedung TK 3 unit,
gedung SD 3 unit dan gedung SMP 1 unit. Berdasarkan tabel di tersebut dapat
diketahui juga bahwa prasarana pendidikan Desa Bendung cukup memadai
dalam menunjang dan meningkatkan pendidikan penduduk.
c) Sarana dan Prasarana Tempat Peribadatan
Tabel II.3
Sarana dan Prasarana Tempat Peribadatan di Desa Bendung
No. Nama Jumlah
1. Masjid 10
2. Mushola 21
3. Gereja Kristen 1
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
-
38
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di Desa Bendung terdapat 10
Masjid dan 21 Mushola.Hal ini membuktikan bahwa penduduk di Desa Bendung
mayoritas memeluk agama Islam dan di Desa Bendung juga terdapat 1 buah
gereja Kristen.
7. Sarana dan Prasarana Umum Lainnya
Berikut ini merupakan sarana dan prasarana di Desa Bendung yang disajikan
dalam bentuk tabel:
Tabel II.4
Prasarana Umum di Desa Bendung
No. Nama Jumlah
1. Sarana Olahraga 10
2. Kesenian/budaya 14
3. Balai Pertemuan 10
4. Sumur Desa 5
5. Pasar Desa 0
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa prasarana umum di Desa
Bendung berupa 10 balai pertemuan.Sarana olahraga sebanyak 10 buah,
kesenian/budaya sebanyak 14 buah dan sumur desa sebanyak 5 buah.Maka
dari jumlah diatas dapat dikatakan prasarana umum yang ada di Desa Bendung
sudah cukup memadai untuk masyarakat.
-
39
8. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Desa Bendung
Bagan II.1
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Bendung
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
Kepala Desa
Didik Rubiyanto
Dk. Gobeh
Siswo Prasetyo
Dk. Pencil
Wagimin
Dk. Bendung
Sujono
Kaur
Perencanaan
Parwito
Kaur TU dan
UMUM
DwiKustini
Sekretaris Desa
Ek aPuji Suryanti
Kasi
Pelayanan
Sukirno
Kasi
Kesejahteran
DwiAndriyanto
Kasi
Pemerintahan
Sugiyatno
Dk. Banyu Kendil
Sumarni
Dk. Widoro Lor
Iswanto
Dk. Garotan
Warsito
Dk. Widoro Kidul
Slamet Suhatmadi
Dk. Dawe
Endang Priyanti
Staf
Nia Nuryani
Staf
Eka Mawarni
-
40
Dari gambar diatas berikut keterangan lebih jelas mengenai struktur
kepengurusan Pemerintahan Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunung Kidul :
Susunan Pengurus Pemerintahan Desa
Desa Bendung, Kec. Semin, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Kepala Desa : Didik Rubiyanto
Sekretaris Desa : Eka Puji Suryanti
Kasi Pemerintahan : Sugiyatno
Kasi Kesejahteraan : Dwi Andriyanto
Kasi Pelayanan : Sukirmo
Kaur TU dan Umum : Dwi Kustini
Kaur Perencanaan : Parwito
Staf Desa : Nia Nuryani
Staf Desa : Eka Mawarni
Desa Bendung memiliki 8 (Delapan) Padukuhan.Adapun nama-nama
dukuh yang ada di Desa Bendung beserta Kepala Dukuhnya dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini :
-
41
Tabel II.5
Nama-nama Kepala Dusun
No Nama Dukuh Nama Dusun
1. Endang Priyanti Dusun Dawe
2. Iswanto Dusun Widoro Lor
3. Siswo Prasetyo Dusun Gobeh
4. Slamet Suhatmadi Dusun Widoro Kidul
5. Sujono Dusun Bendung
6. Sumarni Dusun Banyukendil
7 Wagimin Dusun Pencil
8. Warsito Dusun Garotan
(Sumber: Data Monografi Desa Bendung Semester II, Tahun 2019)
9. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Ketua 1 : Sugiyono, M.Pd
Ketua 2 : Jumadi
Sekretaris : Irwan Agus Nugroho
Kabid. Pemerintahan : Ruban Bintoro
Kabid. Kemasyarakatan : Yatiman
Kabid. Pembangunan : Kasdi Adi Simanta
Kabid. Anggaran : Ismail Saleh, S.H
Angg.Kabid. Pemerintahan : Jumini
Angg.Kabid. Kesra : Wakhid Mahmuri, S.Pd. I
-
42
10. Lembaga Kemasyarakatan
a. LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa)
b. TP PKK
c. Karang Taruna
d. RT/RW
e. Lembaga Adat
f. Lembaga Kemasyarakatan Lainnya
g. BUMDes
B. Gambaran Umum Dusun Bendung
1. Keadaan Wilayah
a. Letak dan Batas Wilayah
Dusun Bendung adalah salah satu dusun di Desa Bendung, Kecamatan
Semin, Kabupaten Gunung Kidul.Dusun Bendung memiliki luas wilayah yaitu 25
Ha yang secara tipologi terbagi atas persawahan seluas 8 Ha dan Perladangan
seluas 16 Ha serta peternakan 1 Ha.
Dusun Bendung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Dusun Widoro
Sebelah Selatan : Dusun Tangkil
Sebelah Barat : Dusun Gobeh
Sebelah Timur : Dusun Karangasem
-
43
b. Cakupan dan Luas Wilayah
Secara Administratif Dusun Bendung memiliki luas wilayah 25 Ha.
Berdasarkan data monografi Dusun Bendung tahun 2017 adapun luas wilayah
menurut penggunaan sebagai berikut:
Tabel II.6
Luas Wilayah Menurut Penggunaan
No Nama Luas
1. Persawahan 8 Ha
2. Perladangan 16 Ha
3. Peternakan 1 Ha
4. Total luas 25 Ha
(Sumber: Data Monografi Padusunan Bendung Semester II, Tahun 2017)
Dari data diatas dapat dilihat bahwa luas wilayah Dusun Bendung yaitu
25 Ha yang terbagi dari perawahan seluas 8 Ha, perladangan seluas 16 Ha,
peternakan seluas 1 Ha.
c. Keadaan Iklim Wilayah
Iklim merupakan suatu keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah
dalam jangka waktu yang relatif lama.Keadaan iklim suatu daerah berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat disekitarnya terutama di bidang
pertanian.Keadaan iklim berpengaruh terhadap menentukan waktu untuk
mengelola lahan dan memanen untuk hasil produktivitas pertanian.Dusun
Bendung memiliki iklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan
musim hujan.
-
44
d. Keadaan Tanah
Keadaan suatu tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan
pertumbuhan tanaman.Desa Bendung memiliki jenis tanah lampungan.Tanah
di Dusun Bendung terdiri atas tanah sawah, tanah kering, tanah perkebunan,
tanah fasilitas umum.Luas tanah Dusun Bendung yaitu 25 Ha.
2. Keadaan Demografi
a. Jumlah Penduduk
Diagram II.7
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
(Sumber: Data Monografi Padusunan Bendung Semester II, Tahun 2017)
Dengan mengamati diagram batang di atas, dapat dengan mudah
mengetahui bahwa distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Dusun
Bendung.Batang pertama, mewakili jenis kelamin laki-laki tingginya mencapai
angka 202.Sedangkan, batang kedua yang mewakili berjenis kelamin perempuan
berjumlah 209.
202 209
411
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Laki-laki Perempuan Total
-
45
Dengan demikian bisa diketahui komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin terbanyak adalah jenis kelamin perempuan dengan total penduduk 411
jiwa yang tergabung dalam 44 KK.
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Diagram berikut ini berisi mengenai data jumlah penduduk Dusun Bendung
berdasarkan kelompok usia :
Diagram II.8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
(Sumber: Data Monografi Padusunan Bendung Semester II, Tahun 2017)
Pada diagram di atas dapat kita ketahui bahwa penduduk Dusun Bendung
sebanyak 260 jiwa berusia 15-65 sedangkan jumlah terendah penduduk
berdasarkan usia adalah 65-~ sebanyak 75 jiwa dan dapat disimpulkan bahwa
penduduk Dusun Bendung yang termasuk usia produktif.
usia 0-15 usia 15-65 usia 65-~ Total
Jumlah 76 260 75 411
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
-
46
3. Keadaan Sosial
Diagram berikut ini berisi mengenai data jumlah penduduk Dusun
Bendung berdasarkan tingkat pendidikan penduduk Dusun Bendung yang
menggambarkan kondisi sosial penduduk setempat :
a. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Diagram II.9
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
Pada diagram di atas dapat diketahui bahwa masyarakat Dusun
Bendung paling banyak adalah lulusan SMA/SMU yaitu sebanyak 191 jiwa dan
lulusan terendah adalah lulusan D1-D3 yaitu 2 jiwa. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa tingkat pendidikan yang ada di Dusun Bendung masih dapat
dikatakan cukup tinggi.
TK SD SMPSMA/S
MUD1-D3 Sarjana
Pascasarjana
Jumlah 30 100 72 191 2 16 0
0
50
100
150
200
250
-
47
4. Kondisi Keagamaan
Diagram II.10
Jumlah Pemeluk Agama Dusun Bendung
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
Jika melihat tabel diatas terlihat bahwa penduduk Dusun Bendung
mayoritas beragama Islam. Hal tersebut terbukti bahwa dari jumlah penduduk
Dusun Bendung sebanyak 411 jiwa semuanya menganut agama Islam yang terdiri
dari jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 202 jiwa dan penduduk
jenis kelamin perempuan sebanyak 209 jiwa.
5. Kondisi Ekonomi
Secara umum masyarakat Dusun Bendung bekerja sebagai petani, selain
petani masyarakat juga ada yang bekerja sebagai buruh tani, buruh swasta, PNS,
pedagang dan lain sebagainya.Berikut ini adalah jumlah penduduk berdasarkan
mata pencaharian:
Islam Kristen Katholik Hindu BudhaKhongh
ucu
Laki-laki 202 0 0 0 0 0
Perempuan 209 0 0 0 0 0
0
50
100
150
200
250
-
48
Diagram II.11
Jumlah Penduduk yang Bekerja menurut Mata Pencaharian
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
Diagram diatas menunjukan jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian dan diketahui bahwa jumlah terbanyak 110 penduduk Dusun
Bendung bermata pencaharian sebagai petani, jika melihat jumlah tersebut dapat
di katakana bahwa KWT juga termasuk sebagai petani tetapi tidak semuanya,
karena yang bergabung dalam KWT hanya beberapa saja dan juga mayoritas
penduduk memiliki tanah persawahan sendiri.Sedangkan penduduk yang bermata
pencaharian jasa lebih sedikit dengan jumlah 1 orang.
10 0 6 3
110
0 10 5 0 1 0
20
40
60
80
100
120
-
49
6. Sarana dan Prasarana
Berbagai jenis sarana dan prasarana di Dusun Bendung antara lain :
a) Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel II.7
Sarana dan Prasarana Kesehatan Dusun Bendung
No. Nama Jumlah
1. Puskesmas 0
2. Poskesdus 0
3. Posyandu 1
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
Jika melihat tabel diatas maka akan terlihat bahwa sarana dan prasarana
kesehatan yang ada di Dusun Bendung masih belum memadai, di Dusun Bendung
hanya memiliki 1 Posyandu saja. Tetapi untuk poskesdes hanya ada di Desa
Bendung untuk setiap Dusun belum memiliki.
b) Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tabel II.8
Prasarana Pendidikan di Dusun Bendung
No. Nama Jumlah
1. Perpustakaan 1
2. Gedung Sekolah PAUD 0
3. Gedung Sekolah TK 1
4. Gedung Sekolah SD 1
5. Gedung Sekolah SMP 1
6. Gedung Sekolah SMA 0
7. Gedung Perguruan Tinggi 0
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
-
50
Pada tabel diatas Prasarana pendidikan yang ada di Dusun Bendung rata-
rata hanya 1 buah saja yaitu 1 buah perpustakaan, 1 buah gedung sekolah TK, 1
buah gedung sekolah SD dan 1 buah gedung sekolah SMP. Berdasarkan tabel
tersebut dapat dikatakan bahwa prasarana pendidikan di Dusun Bendung cukup
memadai dalam menunjang dan meningkatkan pendidikan penduduk.
c) Sarana dan Prasarana Peribadatan
Tabel II.9
Sarana dan Prasarana Tempat Peribadatan di Dusun Bendung
No. Nama Jumlah
1. Masjid 1
2. Mushola 1
3. Gereja 0
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa di Dusun Bendung terdapat 1 buah
Masjid dan 1 buah Mushola.Hal ini membuktikan bahwa di Dusun Bendung
penduduknya mayoritas memeluk agama Islam.Di Dusun Bendung juga tidak
memiliki gereja.
d) Sarana dan Prasarana Umum Lainnya
Sarana dan prasarana umum lainnya yang ada di Dusun Bendung dapat dilihat
dari tabel diagram berikut:
-
51
Kepala Dusun
Sujono
RT 01
Midianto
RT 02
Tukirin
RT 03
Ma. Purwadi
RT 04
Tukino
Ketua RW
Triyono
LPMP
Suparno
Tabel II.10
Sarana dan Prasarana Umum Lainnya
No. Nama Jumlah
1. Sarana Olahraga 3
2. Kesenian/Budaya 1
3. Balai Pertemuan 1
4. Sumur Dusun 1
5. Pasar Dusun 0
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
Dari tabel di atas menunjukan bahwa prasarana umum yang ada di
Dusun Bendung berupa 3 buah sarana olahraga, 1 buah sarana kesenian/budaya,
1 buah balai pertemuan dan 1 buah sumur dusun. Maka dari jumlah diatas dapat
dikatakan prasarana umum yang ada di Dusun Bendung sudah cukup memadai
untuk masyarakat.
7. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Dusun Bendung
Bagan II.2
Struktur Pengurusan Dusun Bendung
(Sumber: Data Monografi Padusunan Semester II, Tahun 2017)
-
52
Dari bagan di atas berikut keterangan lebih jelas mengenai struktur
kepengurusan Pemerintahan Dusun Bendung, Desa Bendung, Kecamatan Semin,
Kabupaten Gunung Kidul :
Susunan Pengurus Pemerintahan Dusun Bendung, Desa Bendung,
Kec. Semin, Kab. Gunung Kidul
Kepala Dusun : Sujono
LPMP : Suparno
Ketua RW : Triyono
RT 01 : Midianto
RT 02 : Tukirin
RT 03 : Ma. Purwadi
RT 04 : Tukino
-
53
C. Profil Kelompok Wanita Tani (KWT) ASRI
Awal mula terbentuknya Kelompok Wanita Tani ASRI yaitu pada tahun
2015 tepatnya pada tanggal 15 Februari 2015. Pada awalnya untuk di dusun
Bendung sendiri belum mempunyai kelompok tani sedangkan dari Desa ingin di
setiap dusun sudah memiliki kelompok tani. Sehingga Dusun Bendung akhirnya
membentuk sebuah kelompok tani dengan beranggotakan 20 orang.
Keberadaan Kelompok Wanita Tani ASRI di Dusun Bendung ini telah
menghasilkan produk pertanian yang paling unggul yaitu bawang merah, selain
bawang merah KWT ASRI juga menanam sayur sayuran berupa bayam,
kangkung, kacang panjang, cabai, terong, tomat, pare dan sayuran lainnya.
1. Visi dan Misi
Dalam membentuk kelompok, para pengurus Kelompok Wanita Tani
(KWT) Asri membuat visi dan misi kelompok. Hal ini agar Kelompok Wanita
Tani (KWT) Asri mempunyai arahan dalam melakukan kegiatan.
a. Visi
Mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan berwawasan agribisnis dan
agroindustri.
b. Misi
Memanfaatkan potensi SDA dan SDM untuk meningkatkan pendapatan
keluarga, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mewujudkan
masyarakat yang madani dan berdaya saing.
-
54
2. Kepengurusan
Bagan II.3
Struktur KepengurusanKWT „ASRI‟
1.
(Sumber: Data Profil KWT Asri, Tahun 2020)
PELINDUNG
SUJONO
HUMAS PEMASARAN
1. GIYARTI
2. KUSRINI
SEKRETARIS
1. LUKITA NINGSIH
2. ETIK KURNIAWATI
3.
BENDAHARA
1. SUTILAH
2. SRI LESTARI
KETUA
1. EKAPURWASIH
2. SUKARTINI
HUMAS HAMA
1. FATIMAH WULANDARI
2. HENI SUSILOWATI
3. SUMARNI
-
55
Dari bagan di atas berikut keterangan lebih jelas mengenai struktur
kepengurusan Kelompok Wanita Tani (KWT) Asri Dusun Bendung, Desa
Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul :
Susunan Pengurus
Kelompok Wanita Tani (KWT) ASRI
a) Pelindung : Sujono
b) Ketua : 1. Eka Purwasih
2. Sukartini
c) Sekretaris : 1. Lukitaningsih
2. Etik Kurniawati
d) Bendahara : 1. Sutilah
2. Sri Lestari
e) Humas Pemasaran : 1. Giyarti
2. Kusrini
f) Humas Hama : 1. Fatimah Wulandari
2. Heni Susilowati
3. Sumarni
Adapun tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap jabatan yaitu :
a. Pelindung
Pelindung memiliki tugas dan wewenang melindungi dan membina Kelompok
Wanita Tani ASRI
-
56
b. Ketua
1. Mengkoordinir jalannya suatu pekerjaan semua pemegang jabatan atau
anggota,
2. Memantau kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang
jabatan dan anggota.
3. Membagi tugas kepada koordinator atau bagian.
4. Memimpin dan mengambil kebijaksanaan dalam setiap pertemuan atau
mengadakan rapat.
c. Sekretaris
1. Mengerjakan secara administratif hal-hal yang harus dicatat atau di olah
secara administratif.
2. Melakukan pencatatan segala keputusan atau kebijaksanaan yang telah di
tetapkan oleh ketua jika ada musyawarah.
3. Membentuk ketua dan wakil ketua dalam mengendalikan kegiatan kelompok.
4. Bersama bendahara membuat rancangan anggaran belanja dalam kelompok.
5. Membuat laporan kegiatan sebelum dan sesudah penyelenggaraan kegiatan.
d. Bendahara
1. Menampung, menyimpan dan membukukan uang yang ada.
2. Bertanggung jawab terhadap keuangan yang ada.
3. Membuat laporan keuangan baik yang masuk atau keluar.
4. Memegang seluruh bukti pengeluaran.
e. Humas Pemasaran
1. Mengembangkan produk dengan baik.
-
57
2. Mendistribusikan.
3. Mempromosikan produk dengan efektif.
f. Humas Hama
1. Membantu memelihara tanaman agar tidak terkena hama.
g. Anggota
1. Membantu semua pemegang jabatan.
2. Membantu mengatasi kesulitan yang dijumpai oleh pemegang jabatan.
3. Melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin sesuai peraturan yang disepakati
bersama.
-
89
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adi, Isbandi Rukminto, 2013, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Duvenger, Maurice, 2007, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae: PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Ife, Jim dan Tesoriero, Frank, 2008, Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kusnadi, 2006.Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir : Humaniora, Bandung.
Mardikanto, Totok, 2014, CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab
Sosial Korporasi, Alfabeta. Bandung.
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru : UIP, Jakarta.
Moleong, Lexy J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung.
Nazir, Moh, 1988. Metodologi Penelitian : Ghalia Indonesia, Jakarta.
Novian, Budhy, 2010, Sekilas Tentang Pemberdayaan Perempuan. Artikel Sanggar
Kegiatan Belajar Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan (Edisi Revisi), 1989.Metodologi Penelitian
Survey : LP3ES, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1982, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Rajawali, Jakarta.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Rosdakarya,
Bandung
Suhardiyono, 1992, Penyuluh Petunjuk Bagi Pertanian, Erlangga, Jakarta.
Suharto, Edi, 2005, Membangun Masyarakat Membedayakan Rakyat, PT Refika
Aditama, Bandung
Vitalaya, Aida, 2010. Pemberdayaan Perempuan Dari Masa Ke Masa. Bogor : IPB
Press
SUMBER LAIN
BPS (Badan Pusat Statistik), dirilis pada 15 Juli 2019, dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-2019-sebesar-9-41-persen.html Kumpulan Teori Pemberdayaan Masyarakat, diakses 26 Maret 2012, dari https://teoripemberdayaan.blogspot.com
Pengertian dan Definisi Operasional Menurut Beberapa Ahli, diakses pada 12
November 2019 dari https://majalahpendidikan.com/pengertian-dan-definisi-operasional-menurut-beberapa-ahli/
Pengertian Pemberdayaan Perempuan, https://eprints.uny.ac.id
Pengertian Perempuan, https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9200-pengertian-perempuan/
Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli, diakses pada 19 April 2015 dari humancapitjournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-2019-sebesar-9-41-persen.htmlhttps://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-2019-sebesar-9-41-persen.htmlhttps://teoripemberdayaan.blogspot.com/https://majalahpendidikan.com/pengertian-dan-definisi-operasional-menurut-beberapa-ahli/https://majalahpendidikan.com/pengertian-dan-definisi-operasional-menurut-beberapa-ahli/https://eprints.uny.ac.id/https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9200-pengertian-perempuan/https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9200-pengertian-perempuan/http://humancapitjournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/
-
90
Peraturan Menteri Pertanian nomor 273/kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani (Departemen Pertanian, 2007).
Turindra Corporation Indonesia (TCI), diakses 02 Desember 2009 dari http://turindrsatp.blogspot.com/2009/12/pengertian-pengertian-kelompok-tani.html?m=1
http://turindrsatp.blogspot.com/2009/12/pengertian-pengertian-kelompok-tani.html?m=1
-
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jabatan :
Hari/Tanggal/Pukul :
Daftar Pertanyaan Untuk Para Anggota Kelompok Wanita Tani “ASRI” :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi anggota kelompok
dapat berkembang.
a. Proses penyadaran seperti apa yang dilakukan sehingga Ibu tertarik untuk
bergabung dalam kelompok tani ini ?
b. Apakah ada sosialisasi atau pelatihan yang diberikan dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam kelompok tani ini ?
c. Jika ada, seperti apa jenis pelatihannya dan siapa pelaku pemberdayaannya ?
d. Apa yang menjadi motivasi Ibu sehingga ingin bergabung di dalam kelompok
tani ini ?
e. Dari mana bakat yang Ibu miliki dalam bercocok tanam, apakah merupakan
bakat turunan atau melalui suatu proses belajar atau pelatihan ?
-
2. Penguatan pengetahuan dan kemampuan anggota kelompok dalam memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhannya.
a. Apakah kegiatan dalam kelompok tani ini menjadikan Ibu mandiri dan tidak
bergantung kepada orang lain ?
b. Bagaimana para anggota membantu mengatasi berbagai macam kendala yang
sering muncul dalam perkembangan kelompok ?
c. Apakah pendapatan yang diperoleh dari setiap hasil panen mampu membantu
mencukupi kebutuhan sehari-hari ?
3. Melindungi dan menghindari persaingan yang tidak seimbang dengan kelompok
tani lainnya.
a. Bagaimana Ibu menanggapi adanya persaingan yang tidak seimbang antar
kelompok tani ?
b. Bentuk dukungan seperti apa yang dilakukan para anggota dalam
meningkatkan penjualan hasil panen ?
c. Menurut Ibu apa yang menjadi keunggulan kualitas panen yang di hasilkan
oleh Kelompok Wanita Tani “ASRI” di bandingkan dengan hasil panen dari
kelompok tani yang lainny