PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

5
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 147 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI PENGUATAN TEKNOLOGI DAN EKOSISTEM DI JEMBER Siti Asmaul Mustaniroh 1 , Agustina Shinta 2 , Jaya Mahar Maligan 1 , Nur Azizah 2 , Dodit Ari Guntoro 3 1 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang 2 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang 3 Balai Taman Nasional Meru Betiri, Jember Jl Veteran, Malang 65145 *[email protected] / [email protected] Abstrak Desa Andongrejo, Kec. Tempurejo, Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah penyangga kawasan Taman Nasional Meru Betiri sebagai daerah tertinggal terdiri atas dusun Krajan dan Bandealit. Daerah penyangga TNMB memiliki fungsi untuk menjaga kawasan TNMB dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar atau dalam kawasan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan fungsi kawasan. Potensi bahan baku lokal berupa empon instan menjadikan peluang sebagian masyarakat membentuk usaha King Betiri dengan produk utama berupa rempah dan jamu instan. Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh masyarakat desa Andongrejo adalah masih rendahnya kesadaran untuk konservasi lingkungan dalam rangka untuk pengembalian ekosistem di kawasan TNMB serta rendahnya produktivitas bagi kelompok usaha King Betiri dalam menguatkan kinerja daya saing produk TOGA instan. Solusi yang diberikan antara lain diseminasi teknologi tepat guna dalam produksi TOGA instan dengan pengaduk penyangrai mekanis, pengembalian ekosistem dengan optimalisasi lahan pekarangan dan lahan rehabilitasi dengan sistem agroforestry. Harapanya akan bisa meningkatkan kesadaran serta pemberdayaan masyarakat produktif menuju desa berkembang. Kata kunci : ekosistem, pemberdayaan, produktif , teknologi 1. PENDAHULUAN Pemberdayaan masyarakat marginal merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat, lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki (Azis dkk, 2005). Pemberdayaan masyarakat produktif telah banyak dilakukan dalam berbagai macam penelitian antara lain penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dkk (2013), dalam penelitian tersebut didapatkan dampak dari program pemberdayaan terhadap kemandirian usaha ekonomi masyarakat. Desa Tertinggal merupakan kawasan pedesaan yang ketersediaan sarana dan prasarana dasar wilayahnya kurang / tidak ada (tertinggal) sehingga menghambat pertumbuhan / perkembangan kehidupan masyarakatnya dalam bidang ekonomi (kemiskinan) dan bidang pendidikan (keterbelakangan) (Andini dkk, 2015). Permasalahan desa tertinggal menjadi isu nasional yang secara berkelanjutan masih terus diupayakan penyelesaiannya oleh pemerintah melalui issue ketersediaan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi serta sarana dan prasarana pendukung kualitas dan pola hidup masyarakat. Bersumber dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) tercatat terdapat 74.094 desa di seluruh wilayah Indonesia, sebanyak 18 % memiliki status Desa Sangat Tertinggal. Banyak program yang bisa dilakukan melalui program pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal serta pengembangan sarana prasarana yang berpedoman pada prinsip berwawasan lingkungan (enviromentally sound) ,sesuai dengan kebutuhan masyarakat ( socially acepted) dan berorientasi pada masyarakat (people center oriented).

Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 147

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA

MELALUI PENGUATAN TEKNOLOGI DAN EKOSISTEM

DI JEMBER

Siti Asmaul Mustaniroh1, Agustina Shinta2, Jaya Mahar Maligan1, Nur Azizah2,

Dodit Ari Guntoro3

1Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

2Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

3Balai Taman Nasional Meru Betiri, Jember

Jl Veteran, Malang 65145

*[email protected] / [email protected]

Abstrak

Desa Andongrejo, Kec. Tempurejo, Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah penyangga

kawasan Taman Nasional Meru Betiri sebagai daerah tertinggal terdiri atas dusun Krajan dan

Bandealit. Daerah penyangga TNMB memiliki fungsi untuk menjaga kawasan TNMB dari segala

bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar atau dalam kawasan yang dapat

mengakibatkan perubahan keutuhan dan fungsi kawasan. Potensi bahan baku lokal berupa empon

instan menjadikan peluang sebagian masyarakat membentuk usaha King Betiri dengan produk

utama berupa rempah dan jamu instan. Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh masyarakat desa

Andongrejo adalah masih rendahnya kesadaran untuk konservasi lingkungan dalam rangka untuk

pengembalian ekosistem di kawasan TNMB serta rendahnya produktivitas bagi kelompok usaha

King Betiri dalam menguatkan kinerja daya saing produk TOGA instan. Solusi yang diberikan

antara lain diseminasi teknologi tepat guna dalam produksi TOGA instan dengan pengaduk

penyangrai mekanis, pengembalian ekosistem dengan optimalisasi lahan pekarangan dan lahan

rehabilitasi dengan sistem agroforestry. Harapanya akan bisa meningkatkan kesadaran serta

pemberdayaan masyarakat produktif menuju desa berkembang.

Kata kunci : ekosistem, pemberdayaan, produktif , teknologi

1. PENDAHULUAN

Pemberdayaan masyarakat marginal merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat,

lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki (Azis dkk, 2005). Pemberdayaan

masyarakat produktif telah banyak dilakukan dalam berbagai macam penelitian antara lain penelitian

yang dilakukan oleh Kurniawati dkk (2013), dalam penelitian tersebut didapatkan dampak dari

program pemberdayaan terhadap kemandirian usaha ekonomi masyarakat. Desa Tertinggal

merupakan kawasan pedesaan yang ketersediaan sarana dan prasarana dasar wilayahnya kurang /

tidak ada (tertinggal) sehingga menghambat pertumbuhan / perkembangan kehidupan masyarakatnya

dalam bidang ekonomi (kemiskinan) dan bidang pendidikan (keterbelakangan) (Andini dkk, 2015).

Permasalahan desa tertinggal menjadi isu nasional yang secara berkelanjutan masih terus

diupayakan penyelesaiannya oleh pemerintah melalui issue ketersediaan infrastruktur, pertumbuhan

ekonomi serta sarana dan prasarana pendukung kualitas dan pola hidup masyarakat. Bersumber dari

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) tercatat

terdapat 74.094 desa di seluruh wilayah Indonesia, sebanyak 18 % memiliki status Desa Sangat

Tertinggal. Banyak program yang bisa dilakukan melalui program pemberdayaan masyarakat,

pengembangan ekonomi lokal serta pengembangan sarana prasarana yang berpedoman pada prinsip

berwawasan lingkungan (enviromentally sound) ,sesuai dengan kebutuhan masyarakat (socially

acepted) dan berorientasi pada masyarakat (people center oriented).

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

148 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Taman Nasional Meru Betir (TNMB) merupakan salah satu taman nasional yang paling

mengesankan di Pulau Jawa dengan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan hujan dataran

rendah. TNMB setidaknya memiliki 10 daerah penyangga TNMB yang tersebar di Kabupaten

Jember dan Kabupaten Banyuwangi. Daerah penyangga TNMB memiliki fungsi untuk menjaga

kawasan TNMB dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar atau dalam kawasan

yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan fungsi kawasan. Dalam rangka untuk

mendukung program dan kegiatan konservasi, tahun 2011 TNMB melakukan kegiatan

pemberdayaan masyarakat dengan membentuk Desa Binaan. Desa Andongrejo, Kecamatan

Tempurejo, Kabupaten Jember 45 km dari kota Jember dengan luas 26.079.067 hektar merupakan

daerah pertanian yang sebagian kurang subur di Lereng Pegunungan Taman Nasional Meru Betiri

(TNMB) yang didominasi sawah dan ladang sebanyak 176 ribu hektar. Berdasarkan data dari

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2015 difokuskan pada

upaya penguatan otonomi Desa melalui pemberdayaan masyarakat menunjukkan bahwa Desa

Andongrejo merupakan Desa Tertinggal yang terdiri atas 3 dusun yaitu Krajan 1, Krajan 2 dan

Bandealit dengan skor Indeks Desa Membangun 0,5909543 (Puspaningrum dkk, 2013).

Dilihat dari kondisi ekonomi, desa Andongrejo dikenal sebagai Desa Agraris yaang memiliki

potensi alam cukup prospektif bagi pengembangan perekonomian di wilayah tingkat desa, yang

mengandalkan sektor pertanian sebagai basis dan penggerak roda perekenomian wilayah. Bahkan

berdasarkan distribusi Produk Domestik Bruto, sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar

(leading sector) sekitar 51,6%. Perluasan pertanian sudah dilakukan melalui kerjasama dengan

TNMB seluas 450 hektar sebagai lahan rehabilitasi daerah kawasan dengan tanaman buah-buahan.

Namun kenyataan masyarakat cenderung memilih budidaya jenis tanaman yang cepat memberikan

hasil panen dan signifikan terhadap penghasilan masyarakat. Pendekatan pendampingan aksi

partisipatif yang dilakukan oleh TNMB merupakan kegiatan untuk merangsang terbentuknya

masyarakat produktif dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya alam sehingga bisa memenuhi

kebutuhan masyarakat sekaligus peningkatan ekonomi kejahteraan masyarakat di daerah sekitar

hutan. Partisipasi aktif masyarakat di zona rehabilitasi TNMB dilakukan dengan membentuk

kelompok-kelompok tani mitra rehabilitasi sehingga memudahkan dalam pengelolaan dan

pengawasan jenis tanaman pokok yang akan ditanam di lahan rehabilitasi. Salah satu kelompok

Usaha KING BETIRI yang terbentuk sejak 2013 yang memproduksi minuman dan rempah-rempah

instan (jahe, kunyit, temulawak dan lidah buaya).

Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh masyarakat desa Andongrejo adalah masih

rendahnya kesadaran untuk konservasi lingkungan dalam rangka untuk pengembalian ekosistem di

kawasan TNMB serta rendahnya produktivitas bagi kelompok usaha King Betiri dalam menguatkan

kinerja daya saing produk TOGA instan. Masyarakat dengan modal sosial yang masih rendah dengan

keterbatasan waktu, tenaga dan partisiapasi untuk mendukung program peningkatan kesejahteraan

masyarakat di daerah kawasan TNMB sehingga perlu adanya motivasi dan pemberdayaan

masyarakat menuju Desa Berkembang dan Sejahtera. Kelompok usaha KING BETIRI dengan

manajemen dan teknologi yang manual dalam sistem produksi sehingga kualitas dan kuantitas belum

maksimal utntuk perluasan pangsa pasar. Mengacu pada kondisi ini maka perlu adanya penguatan

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konservasi mendukung perbaikan kesejahteraan

ekonomi dan sosial melalui pemberdayaan masyarakat produktif di desa Andongrejo, Kecamatan

Tempurejo, kabupaten Jember. dan salah satunya dengan sistem Agroforestry. (Hairiah, 2016).

Salah satu sasaran utama dari setiap usaha pertanian termasuk agroforestri adalah produksi

yang berkelanjutan (sustainable) yang dicirikan oleh stabilitas produksi dalam jangka

panjang (Widianto et al., 2003).

Tujuan dan manfaat umum kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat produktif daerah penyangga melalui penguatan teknologi

dan ekosisitem kawasan TNMB Di Kabupaten Jember

2. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Program yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa Andongrejo

akan dilakukan secara terpadu, mulai dari pengembangan solusi, penerapan, hingga pembinaan dan

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 149

pendampingan yang mengikutsertakan komponen profesional dan masyarakat lokal yang relevan

dengan mekanisme sebagai berikut.

a. Program Pengembangan Ekonomi Lokal meliputi meningkatkan kemampuan dan keterampilan

masyarakat dalam teknologi pengembangan produk berbasis empon dan tanaman semusim serta

meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi terutama dalam proses produksi yang

difasilitasi dengan peralatan Teknologi Tepat Guna

b. Program Pemberdayaan Sosial Masyarakat meliputi meningkatkan modal sosial tentang

pemanfaatan lahan rehabilitasi dan pekarangan rumah dengan model DEMPLOT dengan tanaman

semusim

c. Program Lingkungan Kawasan Hutan meliputi peningkatan produktivitas lingkungan kawan

TNMB melalui sistem AGROFORESTRY

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pelaksanaan kegiatan Doktor Mengabdi di desa Andongrejo, Kec Tempurejo Kabupaten

Jember sebagai berikut.

a. Brainstorming dengan Pengelola dan Masyarakat Desa Andongrejo, Balai Taman Nasional

Meru Betiri dan Kelompok Usaha KING BETIRI untuk proses pendampingan dan sebagai

solusi terbaik pada permasalahan produksinya. Kegiatan ini telah dilakukan oleh Tim HDM

dengan memaparkan substansi dan teknis pelaksanaan kegiatan HDM di depan Pemerintah Desa

Andongrejo, King Betiri, Balai Taman Nasional Meru Betiri di tingkat resort Ambulu.

Harapannya koordinasi ini akan sangat membantu dalam pencapaian target serta membutuhkan

kerja sama dan support dari semua pihak. Selain itu, dilakukan koordinasi lapangan dengan

survey langsung ke lahan pekarangan dan lahan rehabilitasi yang akan dilakukan penanaman

agroforestry untuk pengembalian ekosisitem serta penguatan modal sosial pada masyarakat.

Dokumentasi koordinasi tim, mahasiswa, masyarakat desa dan Staf TNMb terlihat pada Gambat

1.

Gambar 1. Koordinasi dengan BTNMB, masyarakat desa, King Betiri dengan Tim Serta

mahasiswa

Program Pengembangan Ekonomi Lokal meliputi meningkatkan kemampuan dan keterampilan

masyarakat dalam teknologi pengembangan produk berbasis empon dan tanaman semusim. Secara

teknis bentuk kegiatan ini berupa pelatihan dan pendampingan dalam teknologi pengolahan produk

berbasis bahan baku lokal yaitu pisang, jagung, empon-empon dan lidah buaya dengan khalayak

sasaran strategis adalah King Betiri dan PKK dusun Krajan 1 dan Krajan 2. King Betiri melakukan

inovasi produk permen enting empon instan dan jelly drink empon. PKK Krajan 1 dengan bahan

baku lidah buaya dan jagung mengembangkan produknya menjadi sabun lidah buaya dan susu

jagung. Pada PKK Krajan 2 dengan bahan baku lokal pisang, praktek pelatihan pengembangan

produknya menjadi stick pisang dan dodol pisang. Dokumentasi kegiatan pelatihan teknologi

pengembangan produk terlihat pada Gambar 2 berikut.

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

150 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 2. Pelatihan dan Produk Hasil Pengolahan Bahan Baku Lokal

Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi terutama dalam proses

produksi yang difasilitasi dengan peralatan Teknologi Tepat Guna. Jenis peralatan dan

spesifikasi untuk alih teknologi pengolahan empon dan tanaman semusim meliputi Mesin

Penyangrai dan Kristalisasi Instan, Cup Sealer dan Hand Sealer seperti terlihat pada Gambar

3 berikut.

Gambar 3. Peralatan TTG yang telah difasilitasi untuk produksi pangan lokal di

King Betiri dan PKK Desa Andongrejo

Program Pemberdayaan Sosial Masyarakat meliputi meningkatkan modal sosial yang ada dalam

masyarakat tentang pemanfaatan lahan rehabilitasi dan pekarangan rumah dengan model DEMPLOT

dengan tanaman semusim potensial yang produktif dan signifkan untuk peningkatan perekonomian

masyarakat. Model DEMPLOT yang diterapkan di lahan pekarangan dengan melibatkan PKK

Dusun Krajan 1 dan Krajan 2 minimal 10 KK dengan luas lahan 5 m2. Jenis tanaman yang

dibudidayakan di lahan pekarangan Krajan 1 sebagai model DEMPLOT adalah kencur, kangkung

dan lidah buaya, sedangkan Krajan 2 adalah jahe dan kangkung. Harapannya hasil panen empon bisa

melakukan kemitraan dengan King Betiri sebagai bahan baku dalam produksi empon instan. Sistem

budidaya lahan pekarangan dengan membuat bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan pekarangan

milik masyarakat. Kegiatan ini juga untuk mendukung pengembalian ekosisitem lingkungan dengan

mengaktifkan kembali kegiatan masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman

yang produktif.

Mengembalikan fungsi lahan rehabilitasi sebagai kawasan konservasi dengan menanam pohon

yang bernilai ekologis dan ekonomis, sebagai tanaman pokok. Salah satu dengan model agroforestry

untuk untuk meningkatkan fungsi layanan secara ekologi, ekonomi dan sosial. Agroforestry adalah

gabungan sistem pertanian dan kehutanan. Model Agroforestry yang cocok untuk dikembangkan di

kawasan rehabilitasi TNMB adalah Agrisilvikultur (Tanaman kehutanan+pertanian). Pada sistem

ini menggabungkan antara tanaman kehutanam (pohon) dan pertanian, yaitu tanaman pohon (durian),

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA MELALUI ...

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 151

sedangkan tanaman semusim (TOGA, pisang). Model DEMPLOT tanaman TOGA di lahan

rehabilitasi telah disiapkan lahan yang sudah siap untuk tanaman empon-empon seluas 0,25 – 0,50

hektar oleh TNMB dan bibit tanaman durian sebagai apresiasi kepada masyarakat kawasan TNMB

sesuai dengan roadmap pengembalian ekosisistem dari Taman Nasional Meru Betiri Jember. Jenis

tanaman durian yang dibudidayakan adalah Monthong dengan pertimbangan cocok dengan jenis

lahan, mudah penanganannya dan kualitas rasa yang enak.Dokumentasi pelatihan pendampingan

agroforestry di lahan rehabilitasi terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Agroforestry di Lahan Rehabilitasi TNMB

4. KESIMPULAN

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dari aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan tercapai

secara bertahap sebagai berikut.

a. Ekonomi : peningkatan kinerja produksi empon dan jamu instan pada King Betiri melalui

implementasi peralatan Teknologi Tepat Guna berupa Mesin Penyangrai dan Kristalisasi

Instan serta Cup Sealer. Peningkatan perekonomian masyarakat terutama PKK Dusun Krajan

1 dan Krajan 2, diharapkan bisa terakomodir dengan adanya hasil pemanfaatan lahan

pekarangan serta pendampingan dari teknologi pengolahan produk berbahan baku lokal

(pisang, jagung, singkong dan lidah buaya)

b. Sosial : meningkatkan modal sosial dan ketrampilan masyarakat melalui optimasi

pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman jahe, kencur, kangkung dan lidah buaya..

c. Ekologi : memperbaiki konservasi lahan rehabilitasi dengan sisten Agrisilvikultur yaitu

integrasi tanaman pokok (durian jenis Montong) dan tanaman semusim (jahe).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andini, U. H; Mochamad, S. S; dan Ainul, H. 2015. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dari

Desa Tertinggal Menuju Desa Tidak Tertinggal (Studi Di Desa Muktiharjo Kecamatan

Margorejo Kabupaten Pati). Jurnal Administrasi Publik. 2(12): 7-11

[2] Aziz, M. A; Suhartini; dan Halim, A. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma

Aksi Metodolgi. Pustaka Pesantren. Yogyakarta

[3] Hairiah, K. 2016. Laporan kegiatan Research Group Agroforestri. Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya. Malang

[4] Kurniawati, D. P; Bambang, S; dan Imam, H. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang

Usaha Ekonomi (Studi Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto). Jurnal

Administrasi Publik. 1(4): 9-14

[5] Puspaningrum D, Titin A dan Sofia. 2013. Model Pemberdayaan Masyarakat Desa Penyangga

Berbasis Kearifan Lokal Pada Taman Nasional Meru Betiri. Universitas Jember.

[6] Widianto, N. Wijayanto dan D.Suprayogo. 2003. Pengelolaan dan Pengembangan

Agroforestri. Bahan Ajaran Agroforestri 6. World Agroforestry Centre (ICRAF). pp. 36.