PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKOTAAN MELALUI POSDAYA...
Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKOTAAN MELALUI POSDAYA...
i
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKOTAAN
MELALUI POSDAYA MEKAR LESTARI
DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT
(Studi Di Kampung Sapen RW 08, Kelurahan Demangan,
Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Oleh:
FitriyaniNIM 12230001
Pembimbing:M. Fajrul Munawir, M.Ag.NIP 19700409 199803 002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulllahirabbil’alamin, Alhamdulllahirabbil ‘alamin, Alhamdulllahirabbil alamin
Akhirnya aku sampai ke tiik ini, sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb , shalawat serta salam kepada idola ku Rasulullah SAW , dan
para sahabat yang mulia. Semoga sebuah Skripsi ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi keluarga
besarku tercinta,
Ku persembahkan Skripsi ini…
Untuk Almamaterku tercinta Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Untuk belahan jiwa ku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah siapa-siapa di dunia fana ini Ibundaku tersayang
(SONIYAH), serta orang yang menginjeksikan segala prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah dengan wajah datar
menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah ku ketahui namun tenang dengan penuh kesabaran dan
pengertian luar biasa Ayahandaku tercinta (PAWIT) yang telah memberikan segalanya untukku,
Kepada My Brother and Sister (Tri Anang Febriyanto & Widi Yanti) terima kasih tiada tara atas segala support yang
telah diberikan selama ini,
Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PMI “12” yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu
terima kasih yang tiada tara ku ucapakan
vi
MOTTO
“ Sebutir biji tidak akan dapat menjadi pohon yang berbuah, kecuali setelah melewati beberapa tahapan masa, pendek
atau panjang, bergantung pada jenisnya, tanahanya, iklimnya,dan kondisi pertumbuhannya, sampai ia berbuah dengan
izin Tuhannya…..
Begitulah kehidupan berjalan dalam segala bentuknya, dari satu tahapan ke tahapan lainnya sehingga menjadi
sempurna”. ( Yusuf Qardhawi)1
1 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upayapemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), hlm.77.
vii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرمحن الرحیمالسالم علیكم ورمحة اهللا وبركاته
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat
Perkotaan Melalui Posdaya Mekar Lestari Dalam Meningkatkan Kemandirian Masyarakat,
(Studi Di Kampung Sapen RW 08, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman,
Yogyakarta) dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak M. Fajrul Munawir,
M.Ag selaku pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang
sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Machasin, MA, selaku PGS Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu, Dr. Nurjannah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
viii
3. Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Moh. Abu Suhud, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan
arahan, kritik dan saran bagi skripsi peneliti.
5. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya, Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam.
6. Staf dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Bapak Asngadi, S. IP yang sudah membantu dan mempermudah
peneliti melengkapi segala syarat yang dibutuhkan oleh akademik.
7. Orangtuaku tercinta Ayahanda Pawit dan Ibunda Soniyah yang tak henti-hentinya selalu
memanjatkan doa di setiap sujud-Nya, serta sabar dan tak pernah lelah dalam
membimbing, memotivasiku serta menguatkan saya ketika dalam kesulitan.
8. Adikku Tersayang (Tri Anang Febriyanto), Kakak Tercinta (Widi Yanti), dan Kakak
Iparku yang terhebat (Suharyanto) yang selalu menghadirkan keceriaan, semangat, dan
dorongan di kala sedang gundah.
9. Keluarga besar Alm. Marto Pawiro dan Alm.Khasan Rejo yang selalu memberikan doa di
setiap sujud, serta senantiasi memberikan dukungan.
10. Kepala Biro Administrasi dan Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Kepala Dinas Perizinan Kota Yogkarta beserta segenap staff jajarannya yang telah
meluangkan waktunya dalam membantu dan mempermudah mengurusi perizinan dalam
penelitian skripsi.
ix
11. Bapak Lurah Demangan beserta staffnya jajaran yang telah memberikan waktu luangnya
dalam membantu memberikan berbagai informasinya serta memberikan izinnya kepada
peneliti dalam melakukan penelitian skripsi.
12. Bapak Heri Cahyono, selaku Ketua RW 08 yang telah meluangkan waktunya dalam
membantu lancarnya Penelitian.
13. Ibu Sri Hartatik, S.Ag, beserta para pengurus Posdaya Mekar Lestari RW 08 lainnya yang
senantiasa meluangkan waktunya dalam memberikan berbagai informasi dan membantu
lancarnya penelitian.
14. Ibu Arofah, Ibu Titik, Ibu Etty,Ibu Pomo, Ibu Wagiman, Bapak Baryanto, Ibu Tety, Ibu
Atik, Ibu Yulianti beserta warga masyarakat Kampung Sapen RW 08 yang dengan sabar
membantu memberikan informasi demi lancarnya penelitian.
15. Novi Mugiyanto yang selalu menyemangatiku di setiap harinya.
16. Sahabat-sahabat terbaikku seperjuangan Erna Ayu Purwandari, Irena Nuraeni, Nana
Novita Sari, Nur Jannah, Susanti, Rifki Masroni, Khoirul Ummatin, dan seluruh sahabat
Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2012 yang telah memberikan semangat,
dukungan di setiap langkah.
17. Teman-teman KKN angkatan 86 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Wahyu Muchamad
Ferdaus, Dian Panji Permana, Galih Prabandanu, Anna Aisyatun Muawanah, Hamidhatun
Sholihah, Danang Fachri Adz-dzikri, Nurvita Eka Adiyati, dan Zulfa Nur Afifi yang telah
memberikan dukungan, motivasi, serta menghadirkan kecerian dikala peneliti terpuruk.
x
18. Teman-teman bermainku Ahmad Iffatul Lathoif, Arif, Amin Nur Jayadi, sigit serta teman-
temanku lainnya yang selalu menghibur dan menemaniku dikala sedang sedih maupun
bimbang.
19. Teman-teman Kost Jelita, Linda Meliana, Nurul Diniah, Siti Anisatun Nafiah, Desy
Miftahur Rohman, Siti Khodijah, Listiani, Safinatun Najjah, Wulan dan teman-teman kost
jelita lainnya yang selalu memberikan motivasi, semangat, serta memberikan keceriannya
disaat saya bimbang.
Peneliti berharap semoga jasa dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti
dibalas oleh Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT semoga apa yang kita lakukan menjadi amal baik dan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Yogyakarta, 20 Januari 2016
Peneliti,
FitriyaniNIM. 12230001
xi
ABSTRAK
Dilatarbelakangi dari keterbelakangan SDM yang lemah yang berujung kepadaMDG,s kurang tercapai maka perlunya SDM yang berkualitas dengan etos kerja, maju danmandiri ditunjang dengan penguatan terhadap potensi yang di miliki maka di dibutuhkanusaha yang serius untuk melakukan penguatan fungsi tersebut. Salah satunya yaitu dibentuklah Posdaya Mekar Lestari.
Dalam penelitian ini dirumuskan dua pertanyaan penelitian, pertama, bagaimanaproses Kelompok Pelaksana Posdaya Mekar Lestari dalam memberdayakan masyarakat RW08, Kampung Sapen, yang bertujuan untuk mendiskripsikan proses pemberdayaan masyarakatperkotaan melalui Posdaya Mekar Lesatari dalam meningkatkan kemandirian masyarakat,kedua bagaimana hasil dari pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya Mekar Lestari yangbertujuan untuk mendiskripsikan hasil dari pemberdayaan tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan metode deskriptifkualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan menggambarkan hal-hal atau data-data yangbertujuan untuk mengungkap fakta yang ada di lapangan secara sistematik. Untuk membantupengumpulan data maka peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya, metodewawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam menentukan informan, peneliti menggunakanteknik purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan mempertimbangkan khusussehingga layak dijadikan sampel, dari strategi purposive sampling itulah peneliti melakukanobservasi menentukan informan yang dianggap sesuai berdasarkan kriteria.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya tiga hal dalam proses pemberdayaanmasyarakat perkotaan melalui Posdaya Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandirian yaitu:a). Tahap penyadaran; Penyadaran ini berupa penyadaran terhadap kelompok yang lemahterutama lemah ekonominya, penyadaran penguatan fungsi pendidikan, dan penyadaranpenguatan fungsi kesehatan, b). Tahap Keikutsertaan masyarakat dalam workshop maupunseminar, c). Tahap pemberian modal usaha bagi kelompok yang diberdayakan,seperti simpanpinjam, Pemberdayaan Ekonomi Kewilayahan (PEW) maupun Kelompok Usaha Bersama(KUBE). Sedangkan hasil dari Pemberdayaan Masyarakat tersebut yaitu pertama,meningkatnya partisipasi masyarakat, kedua kemandirian masyarakat, yang terlihat kinimasyarakat tidak ada yang namanya menjadi beban orang lain justru mereka bisa mandiridengan usaha mereka, ketiga perolehan penghargaan dari berbagai pihak yangmengapresiasikan berjalannya progam yang dapat mewujudkan masyarakat menjadi sejahteradan lebih mandiri.
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, Posdaya, Kemandirian
xii
ABSTRACT
Against the backdrop of underdevelopment of human weakness which led to theMDG, , the need for qualified human resources with work ethic, advanced and independentsupported by the strengthening of the potential that owned it in serious efforts are needed tostrengthen the function. One of them is in the form a Posdaya Mekar Lestari.
In this study formulated two research questions, first, how the Group ExecutivePosdaya Mekar Lestari in empowering communities RW 08, Kampung Sapen, which aims todescribe the process of empowerment of urban communities through Posdaya Bloom Lesatariin enhancing the independence of the community, both how the results of communityempowerment through Posdaya Mekar Lestari which aims to describe the results of suchempowerment.
To answer these questions, researchers used a qualitative descriptive method, that isby describing and depicting things or data that aims to uncover the facts on the ground in asystematic way. To help collect the data the researchers used several methods including,interviews, observation, and documentationIn determining the informant, investigators usingpurposive sampling technique is a technique of determining to consider only that deserve tobe sampled, from purposive sampling strategies that researchers conducted observationsdetermine the informant as deemed appropriate based on criteria.
Results of this study indicate that there are three things in the process ofempowerment of urban communities through Posdaya Mekar Lestari in enhancingindependence, namely: a). Phase awareness; This realization in the form of awareness ofvulnerable groups, especially the weak economy, strengthening awareness of the function ofeducation, and awareness strengthening health function, b). Stage Community participation inworkshops and seminars, c). Stage venture capital provision for the empowered group, suchas savings and loans, Territorial Economic Empowerment (PEW) and Business Group(KUBE). While the results of the Community Empowerment are: first, the increasingparticipation of the community, both self-reliance, which is now visible community is not nosuch thing as a burden others actually they can be independent with their efforts, the thirdacquisition of awards from various parties who appreciate the passage of program that canrealize societies become prosperous and more independent.
Keywords: Urban Community Empowerment, Posdaya, Independent
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………............................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iiSURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... iiiSURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... ivHALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vMOTTO .................................................................................................................... viKATA PENGANTAR .............................................................................................. viiABSTRAK ................................................................................................................ xiDAFTAR ISI.............................................................................................................. xiiiDAFTAR TABEL...................................................................................................... xvDAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xviBAB I: PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul......................................................................................... 1B. Latar Belakang Masalah…………. ........................................................... 6C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 19D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................... 19E. Kajian Pustaka .......................................................................................... 22F. Kerangka Teori .......................................................................................... 27G. Metode Penelitian ...................................................................................... 47H. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 61
BAB II: PROFIL KAMPUNG SAPEN RW 08, KEL. DEMANGAN,KAB. GONDOKUSUMAN, YOGYKARTA
A. Gambaran Umum Kampung Sapen RW 08 ............................................. 631. Letak Geografis Wilayah ................................................................... 632. Kondisi Demografi............................................................................. 65
B. Kondisi Masyarakat Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan,Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta................................................. 69
C. Posdaya Mekar Lestari ............................................................................. 731. Sejarah terbentuknya Posdaya Mekar Lestari ................................... 732. Struktur Kepengurusan Posdaya Mekar Lestari ................................ 763. Tujuan Posdaya Mekar Lestari ........................................................... 784. Progam-progam Pemberdayaan Posdaya Mekar Lestari ................... 78
BAB III: PROSES DAN HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKATPERKOTAAN MELALUI POSDAYA MEKAR LESTARIDALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT
A. Proses Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan melalui Posdaya Mekar Lestaridalam Meningkatkan Kemandirian Masyarakat ...................................... 1101. Tahap Penyadaran .............................................................................. 1122. Tahap Keikutsertaan Masyarakat dalam Workshop atau Seminar ... 120
xiv
3. Tahap Pemberian Modal Usaha ......................................................... 123B. Hasil Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan Melalui Posdaya Mekar Lestari
dalam Meningkatkan Kemandirian Masyarakat ...................................... 1271. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat ............................................... 1282. Kemandirian Masyarakat ................................................................... 1343. Perolehan Penghargaaan ................................................................... 140
BAB IV : PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................................ 144B. Saran………………………………………………………………... ....... 147
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… .. 148LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 155
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................................. 65
Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................... 66
Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.................................. 67
Tabel 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama .................................................. 69
Tabel 5 Susunan Kepengurusan Posdaya Mekar Lestari RW 08 Kelurahan Demangan,
Kab. Gondokusuman Yogyakarta Tahun 2012-2017.................................... 77
Tabel 6 Struktur Kepengurusan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Kewilayahan .... 82
Tabel 7 Struktur Kepengurusan Kube Sejahtera XI Berhati Nyaman 065 ................ 85
Tabel 8 Struktur Kepengurusan Bank Sampah Mekar Lestari II ............................... 95
Tabel 9 Struktur Kepengurusan BKL (Bina Keluarga Lansia) Sere 08..................... 100
Tabel 10 Struktur Kepengurusan BKB ( Bina Keluarga Balita) Sere 08................... 103
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Wilayah Kampung Sapen RW 08, Kel. Demangan,
Kab. Gondokusuman Yogyakarta .......................................................... 63
Gambar 2 Kegiatan PEW (Pemberdayaan Ekonomi Wilayah)................................ 83
Gambar 3 Kegiatan Karawitan Eko Manunggal RW 08.......................................... 91
Gambar 4 Kegiatan Bank Sampah Mekar Lestari lingkungan RW ......................... 96
Gambar 5 Tanaman Dari Kebun RW 08.................................................................. 98
Gambar 6 Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) Sere 08..................................... 101
Gambar 7 Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) RW 08 ...................................... 104
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Gambar .................................................................................... 1552. Daftar Pertanyaan .......................................................................................... 1603. Daftar Penerima Biaya Bantuan Modal Kube-FM Sejahtera XI
Berhati Nyaman KT, 065 ............................................................................... 1644. Daftar Penerima Biaya Bantuan Modal Pemberdayaan Ekonomi Berbasis
Kewilayahan (PEW)....................................................................................... 1645. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 1666. Serrtifikat TOEFL .......................................................................................... 1677. Sertifikat IKLA .............................................................................................. 1688. Sertifikat Baca Al-Qur’an .............................................................................. 1699. Sertifikat KKN .............................................................................................. 17010. Sertifikat SOSPEM ........................................................................................ 17111. Sertifikat ICT ................................................................................................. 17212. Sertifikat OPAK............................................................................................. 17313. Sertifikat Perpustakaan .................................................................................. 17414. Surat Penetapan Bimbingan Skripsi............................................................... 17515. Bukti Kartu Bimbingan Skripsi...................................................................... 17616. Bukti Surat Seminar Proposal Skripsi............................................................ 17717. Surat Izin Penelitian dari Gubernur ............................................................... 17818. Surat Izin dari Dinas Perizinan ...................................................................... 179
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Permasalahan yang sering terjadi dalam memahami judul karya tulis
yaitu terjadinya banyak pemahaman atau penafsiran terhadap substansi
maksud penulis. Dengan demikian penulis memudahkan terkait judul serta
memberikan batasan istilah yang terjadi salah persepsi atau pembaca terhadap
tulisan yang penulis maksud yaitu:
1. Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan
masyarakat, mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu
menjadi tindakan nyata.1 Pengertian di atas sejalan dengan pendapat Payne
sebagaimana yang dikutip oleh Isbandi Rukminto dalam bukunya yang
berjudul “Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat” mengemukakan bahwa suatu
pemberdayaan (empowerment), pada intinya, ditujukan guna:
”To help clients gain power of decisions and action over their ownlives by reducin the effect of social or personal blocks to exercisingexisting power, by increasing capacity and self confidence to use powerand by transferring power from the environment to clients”. (Membantuklien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukantindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka termasukmengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
1 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik, (Jakarta: Kencana,2013), hlm. 24.
2
Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diriuntuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer dayadari lingkungannya). 2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat merupakan
pergaulan hidup manusia (sehimpunan orang yang hidup bersama dalam
sesuatu tempat dengan iktana-ikatan aturan tertentu). 3 Sedangkan
perkotaan adalah masyarakat yang penduduknya mempunyai mata
pencaharian di sektor perdagangan dan industri atau yang bekerja pada
sektor administrasi pemerintah. 4 Dari penjabaran di atas dapat dipahami
bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk mewujudkan
kemajuan dan kemandirian masyarakat serta kesejahteraan dari dalam
kondisi yang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat itu sendiri dengan menggali
potensi yang ada di masyarakat .
Jadi yang dimaksud dengan Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan
dalam penelitian ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk
menumbuh kembangkan kemampuan masyarakat khususnya masyarakat
perkotaan terutama dalam hal penguatan fungsi-fungsi atau struktur-
struktur masyarakat baik ekonomi, sosial, pendidikan, maupun politik
yang dihimpun oleh Posdaya Mekar Lestari di RW 08 Kampung Sapen
2 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan MasyarakatSebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), hlm. 77-78.
3 Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka,1976), hlm. 636.
4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 564.
3
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat demi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera, maju, serta lebih mandiri.
2. Posdaya Mekar Lestari
Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) merupakan forum
silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa
dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi
keluarga secara terpadu. Dalam hal tertentu bisa juga menjadi wadah
pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu pelayanan pengembangan
keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama,
pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga keluarga
secara harmonis bisa tumbuh mandiri. 5
Posdaya Mekar Lestari merupakan pos pemberdayaan, atau forum
komunikasi, edukasi, yang dimiliki masyarakat Kampung Sapen RW 08,
Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta dalam
penguatan fungsi-fungsi atau struktur-struktur masyarakat yang bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat agar terwujud masyarakat yang
sejahtera dan lebih mandiri dengan menanamkan nilai-nilai kebersamaan
melalui progam-progam yang dijalankan.
Posdaya Mekar Lestari ini di bentuk pada tahun 2012 oleh tokoh
masyarakat Kampung Sapen RW 08 yang bekerjasama dengan Mahasiswa
KKN UGM. Forum Komunikasi yang ada di Kampung Sapen di beri nama
dengan Mekar Lestari yang mana nama tersebut di ambil dari
5 Haryono Suyono & Rohadi Haryanto, Buku Pedoman Pembentukan danPengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga Posdaya, (Yogyakarta: Balai Pustaka,2009), hlm. 6.
4
penggabungan dua nama kelompok usaha yang ada di Kampung Sapen
Lingkungan RW 08 pada tempo dulu menjadi satu kelompok yang akhirnya
dengan penggabungan tersebut justru menghasilkan perkembangan yang
signifikan, sehingga dengan melihat perkembangan kelompok usaha
tersebut maka di ambilah nama Mekar Lestari sebagai nama pos
pemberdayaan (Posdaya) yang ada di RW 08.
Dengan harapan pos atau forum komunikasi yang ada di RW 08
Kampung Sapen, nantinya dapat bermekaran mengeluarkan berbagai
progam-progam lainnya yang dapat memberdayakan masyarakat RW 08
Kampung Sapen agar terwujud menjadi masyarakat yang sejahtera maju,
serta lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhannya di RW 08 Kelurahan
Demangan melalui progam-progam yang dijalankan, ibaratnya seperti
bunga yang selalu bermekaran ketika berbunga, dan dapat menuai hasilnya
ketika di panen.6
3. Kemandirian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemandirian ditujukan
kepada hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang
lain.7 Kemandirian juga berarti suatu sikap yang memungkinkan seseorang
untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk
kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan
bertindak original atau kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi
6Hasil wawancara dengan Ibu Titik selaku koordinator dalam Posdaya MekarLestari, pada hari Senin, 18 Mei 2015, pukul 18:20 WIB, di rumah Ibu Titik.
7Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: balai Pustaka, 2005), hlm. 555.
5
lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari
usahanya. 8 Kemandirian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
kemampuan, usaha, serta mampu berfikir dan bertindak kreatif dan
inisiatif yang dimiliki oleh kelompok Pelaksana Posdaya Mekar Lestari
khususnya ibu-ibu anggota Posdaya Mekar Lestari serta masyarakat yang
ada di lingkungan RW 08 dalam memperoleh kepuasaan dari usahanya
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
Dari uraian diatas maka yang di maksud dengan Pemberdayaan
Masyarakat Perkotaan Melalui Posdaya Mekar Lestari Dalam
Meningkatkan Kemandirian Masyarakat (Studi: Di Kampung Sapen RW
08, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta)
dalam penelitian ini adalah proses, tahapan-tahapan yang dilakukan oleh
Kelompok Pelaksana Posdaya Mekar Lestari dalam upaya
memberdayakan masyarakat Kampung Sapen RW 08, Kelurahan
Demangan, dengan cara penguatan fungsi-fungsi masyarakat yang masih
lemah di RW 08 Kelurahan Demangan serta mendorong, memotivasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat RW 08
untuk di kembangkan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, maju serta dapat meningkatkan kemandirian masyarakat RW 08
Kelurahan Demangan.
8 https://piyakpiyek.wordpress.com/2012/04/07/kemandirian/#more-185, diaksespada tanggal 18 Mei 2015, pukul 23:00.
6
B. Latar Belakang Masalah
Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat merupakan hal umum
yang saat ini sering terdengar. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses
pengembangan kemandirian dari tiap masyarakat. Kemandirian tersebut dapat
dicontohkan dari kemandirian ekonomi, misalnya saja berkembangnya usaha
mikro kecil menengah (UMKM) atau munculnya lapangan pekerjaan melalui
upaya warga masyarakat secara swadaya maupun dengan pembinaan
pemerintah atau swasta. Dari berkembangnya kemandirian tersebut, idealnya
akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kebutuhan dapat
terpenuhi, serta dapat menciptakan kesejahteraan keluarga yang ada di
masyarakatnya yang kemudian mendorong kemajuan dalam upaya tercapainya
tujuan MDG’s (Milinium Developments Goals).
Senada dengan hal di atas pembangunan merupakan amanat
sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945, di mana tujuan Negara
Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pembangunan
sejatinya mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa seperti
halnya pembangunan fisik, sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan,
pertahanan, keamanan, dan dapat pula berupa pembangunan ideologi.9
Selama ini pembangunan di Indonesia kurang memberikan hasil yang
diharapkan. Dana yang dimiliki oleh Negara Indonesia belum berhasil
9Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat SebagaiUpaya Pemberdayaan Masyarakat, ( Jakarta: Rajawali, 2008), hlm. 43.
7
diberikan sepenuhnya kepada seluruh wilayah nusantara secara merata,
sehingga menyebabkan banyaknya proyek pembangunan yang tidak merata
yang berujung pada tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Hal ini
dirasakan oleh seluruh masyarakat baik lapisan pedesaan maupun perkotaan
itu sendiri, terutama di masa orde baru. Pada masa orde baru, masyarakat
hanya dijadikan sebagai alasan dari langkah dan kebijakan pembangunan yang
tujuannya hanya untuk memberikan keuntungan bagi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, ataupun pihak-pihak lain yang berkepentingan di
dalamnya.
Padahal jika kita cermati bahwasanya sudah 70 tahun Negara
Indonesia telah merdeka namun masih saja tetap tertinggal jauh dari yang di
harapkan, terlihat berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada
tahun 2014 nilai indek pembangunan manusia (IPM) mengalami kenaikan
tipis menjadi 68,90 dari 68,4 pada tahun 2013. Indek pembangunan manusia
(IPM) ditahun 2013 berada di peringkat ke 108 dari 187.10 Selain itu beban
hutang luar negeri kita yang ternyata berada diperingkat ke 6 pada tahun 2012,
naik dari sebelumnya berurutan ke-7 di dunia pada tahun sebelumnya.11 Tak
hanya itu saja menurut data CIA Word Factbook tahun 2015 bahwa Negara
Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk berkisar
255.993.674 jiwa (sekitar 255 Juta jiwa) atau sekitar 3,5% dari keseluruhan
10 http://economy.okezone.com/read/2015/09/07/20/1209805/indeks-pembangunan-manusia-ri-di-bawah-rata-rata-asean, diakses pada tanggal 2 November 2015, pukul19:00WIB.
11 http://kabar24.bisnis.com/read/20140321/18/212569/indonesia-ke-6-inilah-negara-pengutang-terbesar-dunia, diakses pada tanggal 22 Mei 2015, pukul 19:10 WIB.
8
Jumlah Penduduk Dunia. 12 Melihat fenomena di atas tergambar jelas dan
nyata bahwa potret kemiskinan yang ada di Indonesia memang menjadi
masalah sosial yang kongkret. Sebagaimana menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tanggal 15 September 2015 menunjukkan tingkat kemiskinan di
Indonesia naik dibandingkan pada tahun sebelumnya, baik itu kemiskinan di
pedesaan maupun perkotaan.13 Hal itu tergambar jelas bahwa sebagai Negara
berkembang, Indonesia belum bisa terlepas dari permasalahan kemiskinan,
terbukti berdasarkan pada data Badan Pusat statistik diatas tingkat kemiskinan
dari tahun ke tahun sangat naik.
Yogyakarta, dibalik gigantisme kota dan pesonanya yang luar biasa
diam-diam menyimpan masalah kependudukan yang parah. Rasanya tak
12 http://www.negeripesona.com/2015/10/jumlah-penduduk-indonesia-dan-daftar-5.html, diakses pada tanggal 22 Mei 2015, pukul 19:10 WIB.
13Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaranper kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang(11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Persentase penduduk miskin di daerahperkotaan pada September 2014 sebesar 8,16 persen, naik menjadi 8,29 persen pada Maret2015. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 13,76 persen padaSeptember 2014 menjadi 14,21 persen pada Maret 2015. Selama periode September 2014–Maret 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,29 juta orang (dari10,36 juta orang pada September 2014 menjadi 10,65 juta orang pada Maret 2015), sementaradi daerah perdesaan naik sebanyak 0,57 juta orang (dari 17,37 juta orang pada September2014 menjadi 17,94 juta orang pada Maret 2015).Peranan komoditi makanan terhadap GarisKemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan,sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap GarisKemiskinan pada Maret 2015 tercatat sebesar 73,23 persen, kondisi ini tidak jauh berbedadengan kondisi September 2014 yaitu sebesar 73,47 persen.Komoditi makanan yangberpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan diperdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mieinstan, gula pasir, tempe, tahu, dan kopi. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanandiantaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapanmandi.Pada periode September 2014–Maret 2015, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung mengalami kenaikan,http://bps.go.id/Subjek/view/id/23 , diakses pada tanggal 30 Januari 2015, pukul 15:30 WIB.
9
mungkin DIY yang melesat hebat sebagai kota jasa dan wisata dengan
sejumlah simbol pembangunan kotanya yang menggurita justru menyimpan
kondisi yang sebaliknya. Faktanya meski menyandang status Daerah Istimewa
angka kemiskinan DIY ternyata tak kalah “istimewa”. Berdasarkan Data
Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan
persentase penduduk miskin kota dan desa di DIY sebesar 15,03%. Angka
tersebut memang turun dari periode yang sama tahun 2012.14
Tingginya kemiskinan di DIY diduga kuat akibat dari lesatan
pertumbuhan sektor perekonomian yang cenderung padat modal. Sektor
ekonomi yang memiliki peranan terbesar dalam perekonomian DIY tahun
2013 adalah hotel, restoran dan perdagangan yang terkait yakni sebesar
20,75%. Sementara sektor yang diharapkan mampu menyerap banyak tenaga
kerja seperti industri pengolahan dan pertanian masing-masing hanya 14,45
dan 12,99%. 15 Data ini seakan tegas berbicara di balik megahnya pesona
Yogyakarta yang tersimpan derita penduduknya yang diam-diam sangat
mengkhawatirkan.
Melihat fenomena di atas ternyata juga akibat dari kegagalan pada
sistem strategi pembangunan di masa orde baru yang ternyata sebagai upaya
perbaikan strategi pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan
14Namun tingkat kemiskinan di DIY tetap menjadi yang terbesar di antara seluruhProvinsi di Jawa. Sebagai gambaran DKI Jakarta yang dikenal memiliki banyak pendudukmiskin kota persentase kemiskinannya sebesar 3,72%. Sementara Banten yang dikenal sebagaisalah satu provinsi tertinggal memiliki angka kemiskinan 5,89%. DIY pun masuk ke dalam 10besar provinsi termiskin di Indonesia, (Hendra Wardhana,http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/terbungkus-pesona-kemiskinan-yogykarta-tertinggi-se-jawa_552a19bc6ea834527b552d29, diakses pada tanggal 20 Oktober 2015, pukul14:00 WIB. )
15Ibid
10
masyarakat, sehingga mulailah disusun reformasi pembangunan. Pada masa
reformasi, perencananan pembangunan semakin mengalami perubahan. Sebab
masyarakat diikutsertakan dalam penentuan kebijakan, pengambilan
keputusan yakni dengan mempertimbangkan aspirasi rakyat, atau bisa
dikatakan sebagai model botton-up. Sehingga dalam pembangunan yang
sekarang ini masyarakat dijadikan sebagai subjek dalam pembangunan,
dimana mereka tidak hanya sebagai penerima keputusan saja, melainkan
kepada pelaku dalam proses pembangunan, maksudnya bahwa masyarakat
diberdayakan untuk bersama-sama mensukseskan upaya pembangunan di
dalam masyarakat tersebut.
Melihat fenomena yang digambarkan di atas bahwasanya baik dari
instansi pemerintah maupun swasta telah berupaya melakukan berbagai
macam progam untuk menanggulangi masalah sosial yang disebabkan karena
kurangnya sumberdaya manusia yang berakibat pada faktor keluarga yang
tidak mampu memenuhi delapan fungsi dalam keluarga (fungsi pendidikan,
ekonomi, kesehatan, cinta kasih, perlindungan, membina lingkungan, agama)
baik itu berupa progam PNPM Mandiri, bantuan Subsidisi, Raskin, BLT
( Bantuan langsung Tunai ),dll, akan tetapi semua penanggulan tersebut hanya
bisa berjalan pada jangka pendek saja tidak mengurangi angka kemiskinin
justru sampai dewasa ini malah makin meningkat. Oleh karenanya melihat
fenomena di atas maka banyak pekerja sosial yang ikut andil dalam
melakukan penanggulan masalah sosial tersebut diantaranya yaitu melakukan
pemberdayaan.
11
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam
kondisi sekarang masih belum mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Bertolak dari hal tersebut, bahwa proses
pemberdayaan masyarakat adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk
memampukan dan memandirikan masyarakat, agar muncul perubahan yang
lebih efektif dan efisien dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
kemandirian masyarakat. Senada dengan firman Allah yang menyuruh
manusia untuk selalu berusaha dalam menghadapi masalah hidup sebagai
masalah pengembangan dan pemberdayaan umat islam khususnya,
sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah surat Ar-rad ayat 11 yang
berbunyi:16
﴾١١الرعد:﴿Artinya : ”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia”
16 Departement Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Cipadung CibiruBandung:Jabal Raudhotul Jannah ), hlm. 250.
12
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa Allah tidak akan merubah
keadaan mereka (kaum) selama mereka (kaum) tidak merubah sebab-sebab
kemunduran mereka, maksudnya Allah menyuruh atau mengajak kita agar
mau berusaha dalam menghadapi permasalahan yang ada, tidak lengah dan
mudah putus asa yang mana pada dasarnya Allah tidak akan memberikan
cobaan atau musibah kepada hambanya diluar kemampuan dan Allah tidak
merubah nasib hambanya selama hamba tersebut tidak mau berusaha dan
bertindak yang lebih baik lagi. Allah juga akan murka dan marah pada
hambanya yang tidak mau bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan
hanya pasrah saja dalam menghadapi permasalahan yang ada. Dengan ini
diharapkan seluruh masyarakat harusnya mampu untuk berusaha hidup lebih
baik dari hari-hari yang sebelumnya serta tidak hanya tergantung kepada
orang lain atau ulur tangan pihak lain.
Sejalan dengan firman Allah yang telah dijelaskan di atas
bahwasannya dalam upaya pemberdayaan masyarakat tersebut, juga di
butuhkan pihak-pihak terkait seperti halnya pemerintah yang mana
merupakan pranata masyarakat yang sangat berperan dalam pembangunan
sekaligus dalam mendorong upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
Sebagaimana yang diinstruksikan Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang
progam pembangunan yang berkeadilan, bahwa pemerintah diharuskan untuk
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan program-program
13
pembangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam lampiran
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010, program tersebut meliputi:17
1. Pro rakyat.
2.Keadilan untuk semua (justice for all).
3.Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goals MDGs).
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembangunan dalam
pemberdayaan dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat dan
stakeholder dengan dilaksanakan oleh negara (pemerintah), swasta,
masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial yang menaruh perhatian terhadap
kesejahteraan dan kemajuan masyarakat dengan upaya memberdayakan
masyarakat. Salah satu yayasan yang konsisten dalam kontribusi pembentukan
masyarakat yang berdaya sesuai dengan target pada MDG’s (Millinium
Development Goals) serta dalam pengentasan kemiskinan adalah Yayasan
Damandiri. Yayasan tersebut memproklamirkan Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) sebagai program yang dititik beratkan di lingkungan dusun agar
secara partisipatif tiap-tiap masyarakat di Dusun berupaya memajukan
kesejahteraan dan kemandirian dengan mengembangkan setiap potensi
ekonomi, sosial, budaya yang di milikinya serta perlunya SDM (sumber daya
manusia) yang berkualitas, etos kerja yang tinggi serta kegotong royongan dan
kerjasama masyarakat.
17http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/inpres-no-3-tahun-2010.pdf, diakses padatanggal 20 Oktober 2015, pukul 15:00 WIB.
14
Posdaya merupakan sebuah program dari Yayasan Damandiri.
Yayasan Damandiri adalah yayasan yang bergerak dalam bidang
pemberdayaan masyarakat. Hakikatnya Posdaya atau Pos Pemberdayaan
Keluarga merupakan program lanjutan dari sekian banyak program penguatan
SDM dan sekaligus alternative dalam penguatan pembangunan. Posdaya
merupakan forum pembangunan keluarga di tingkat pedukuhan yang juga
terkait dengan membangun manusia seutuhnya. Sebagaimana di jelaskan
dalam Buku “Pedoman Pembentukan Dan Pengembangan Pos
Pemberdayaan Keluarga”, Posdaya adalah forum silaturahmi, advokasi,
komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa di kembangkan menjadi
wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu.18
Dengan demikian dengan adanya wadah Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) maka program ditujukan untuk menghidupkan kembali social
capital (gotong royong), masyarakat juga dapat berpartisipasi penuh karena
program Posdaya dirancang secara bottom up planning; yaitu oleh masyarakat
(by people), dari masyarakat (from people) dan untuk masyarakat (for people).
Posdaya sejatinya sudah terbentuk saat ini sekitar 5.155 posdaya di
Indonesia bahkan sekarang posdaya juga tersebar di Kota Yogyakarta sudah
mencapai 1.517 posdaya serta didukung 3.000 kader, dan jumlah lembaga
informal yang bergerak di bidang sosial.19 Salah satu posdaya yang terbilang
berhasil di wilayah Kota Yogyakarta khususnya di Wilayah Kota yang dapat
18 Haryono Suyono dan Rohadi Haryanto, Buku Pedoman Pembentukan DanPengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga Posdaya, (Jakarta: Balai Pustaka, 2009), hlm. 8.
19 http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2012/12/17/215378/yogyakarta-memiliki-posdaya-terbanyak//, diakses pada tanggal 16 Mei 2015, pukul 20:00 WIB.
15
menjadikan masyarakat sebagai wahana pertama dan utama dalam
pembangunan khususnya daerah perkotaan di Kelurahan Demangan dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat perkotaan dalam menyikapi
permasalahan kurangnya SDM, serta kendala dalam pemenuhan 8 fungsi
keluarga adalah Posdaya Mekar Lestari yang beralamatan di RT 26/RW 08
Kampung Sapen Kelurahan Demangan Kecamatan Gondokusuman Kota
Yogyakarta D.I. Yogyakarta.
Posdaya Mekar Lestari merupakan pos pemberdayaan, atau forum
komunikasi, edukasi, yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Sapen RW 08,
Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta dalam
penguatan fungsi-fungsi atau struktur-struktur masyarakat yang bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat agar terwujud masyarakat yang maju,
sejahtera dan lebih mandiri dengan menanamkan nilai-nilai kebersamaan
melalui progam-progam yang dijalankan, serta dengan rasa kegotong
royongan dan kebersamaan Posdaya Mekar Lestari ini mampu menghimpun
semua fungsi-fungsi atau struktur-struktur masyarakat RW 08 yang masih
lemah menjadi kuat dan mewujudkan masyarakat RW 08 menjadi masyarakat
lebih berdaya dan mandiri.20
Posdaya Mekar Lestari ini di bentuk pada tahun 2012 oleh tokoh
masyarakat Kampung Sapen RW 08 yang bekerjasama dengan Mahasiswa
KKN UGM, serta didukung oleh masyarakat RW 08 Kelurahan Demangan.
Nama Posdaya (Pos Pemberdayaan) ini di ambil dari penggabungan dua nama
20 Hasil transeliterasi wawancara penulis dengan Ibu Tatik, pada tanggal 1 Juni 2015,pukul 17:00 WIB.
16
kelompok usaha yang ada di Kampung Sapen Lingkungan RW 08 pada tempo
dulu menjadi satu kelompok yang pada akhirnya dalam penggabungan
tersebut justru menghasilkan perkembangan yang signifikan, sehingga dengan
melihat perkembangan kelompok usaha tersebut maka di ambilah nama Mekar
Lestari sebagai nama pos pemberdayaan (Posdaya) yang ada di lingkungan
RW 08. Dengan harapan pos atau forum komunikasi yang ada di lingkungan
RW 08 Kampung Sapen ini nantinya dapat bermekaran mengeluarkan
berbagai progam-progam lainnya yang nantinya dapat memberdayakan
seluruh anggota keluarga yang ada di masyarakat Kampung Sapen agar
terwujud masyarakat yang sejahtera dan lebih mandiri di lingkungan RW 08
melalui penguatan fungsi-fungsi yang di jalankan oleh Kelompok Pelaksana
Posdaya Mekar Lestari, ibaratnya seperti bunga yang selalu bermekaran ketika
berbunga, dan dapat menuai hasilnya ketika di panen.21
Posdaya Mekar Lestari ini dapat diperoleh gambaran bahwa terdapat
banyak progam-progam yang berjalan dan usaha-usaha yang dapat
memandirikan. Progam-progam yang ada dan aktif sampai sekarang ini
dilakukan antara lain dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan, Budaya,
Lingkungan, dan Ekonomi (kewirausahaan). Progam dalam Bidang
Pendidikan diantaranya yaitu PAUD, TK, TPA, Taman Bacaan Anak, dan
Belajar Bersama. Progam dalam bidang kesehatan diantaranya yaitu , BKL
(Bina Keluarga Lansia), BKB (Bina Keluarga Balita),Jumantik, sedangkan
dalam hal Lingkungan yaitu terdiri dari kebun RW, bank sampah, dalam
21 Hasil transeliterasi wawancara penulis dengan Ibu Tatik, pada tanggal 1 Juni 2015,pukul 17:00 WIB.
17
bidang peningkatan perekonomian (kewirausahaan) diantaranya
Pemberdayaan Ekonomi Kewilayahan (PEW), Kelompuk Usaha Bersama
(KUBE), yang mana progam ini dapat menjadikan masyarakat dan anggota
Posdaya tersebut mempunyai usaha-usaha kecil diantaranya yaitu usaha
warung kelontong, usaha salon, usaha loundry, usaha wirausaha makanan,
catering, dan souvenir.22
Dengan adanya progam-progam yang ada di lingkungan RW 08 yang
mengalami perkembangan yang baik sehingga menjadikan Posdaya Mekar
Lestari ini dikatakan cukup berhasil dalam upaya memberdayakan seluruh
anggota keluarga dan anggota Posdaya Mekar Lestari dalam terwujudanya
keluarga yang sejahtera, terbebas dari jeratan kemiskinan dan lebih mandiri di
Kampung Sapen RW 08. Keberhasilannya bisa dilihat dari terpenuhinya 8
fungsi keluarga yang ada di masyarakat Kampung Sapen RW 08 seperti fungsi
kesehatan, ekonomi, lingkungan, pendidikan, agama, budaya, cinta kasih, dan
perlindungan. Selain itu juga dilihat dari perolehan penghargaan terhadap
pengapresiasikan progam-progam yang ada dapat berjalan dengan maksimal,
serta pengapresiasikan terhadap potensi yang ada khususnya pada bidang
budaya Karawitan Eko Manunggal, tak hanya itu saja partisipasi masyarakat
tidak hanya mendukung semua progam yang ada akan tetapi justru
memberikan ide-ide dalam progam ke depannya serta dalam hal pemanfaatan
lahan kosong yang dapat membantu perekonomian masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu walaupun mereka tinggal di Kota
22 Hasil transeliterasi wawancara penulis dengan Ibu Tatik, pada tanggal 1 Juni 2015,pukul 17:00 WIB.
18
tingkat partisipasi mereka begitu kuat dalam keikutsertaan di setiap progam-
progam dengan keberhasilan itulah Posdaya ini mampu memberdayakan
masyarakat menjadi sejahtera, maju, serta mandiri dalam pemenuhan
kebutuhan dan terbebas dari jeratan kemiskinan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menggali lebih
dalam terkait bagaimana proses dan hasil Kelompok Pelaksana Posdaya
Mekar Lestari dalam pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui Posdaya
Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandirian. Yang mana penulis
mengambil penelitian tersebut karena beberapa faktor, pertama munculnya
permasalahan dalam anggotanya, mereka justru memecahkan masalah
tersebut tidak meminta bantuan dari instansi justru dari button up yaitu dari
masyarakat itu sendiri.
Yang kedua walaupun tinggal di perkotaan yang mayoritas masyarakat
sibuk dengan pekerjaan justru mereka tetap menyempatkan waktu untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan ide-ide untuk perkembangan progamnya,
Ketiga Kampung Sapen merupakan kampung yang terletak di Perkotaan yang
terkenal dengan Kampung Ramah Anak, selain terkenal akan Kampung
Ramah Anaknya Kampung ini juga menjadi nominasi Kampung Go Green,
keempat Mayarakat RW 08 merupakan perwakilan dari RW lainnya yang
memunculkan variasi dan inovasi dalam melakukan pemanfaatan lahan
kosong sebagai aset dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Fokus pengamatan lebih ditekankan pada proses memberdayakan
masyarakat RW 08 melalui Posdaya Mekar Lestari dan hasil dari
19
pemberdayaan tersebut. Penulis mengambil lokasi di Kampung Sapen RW 08,
Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Dari penjabaran masalah di atas, maka dapat disimpulkan dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Proses pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui Posdaya
Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandirian masyarakat Kampung
Sapen RW 08 Kelurahan Demangan?
2. Bagaimana Hasil dari pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui
Posdaya Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandirian masyarakat
Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam suatu penelitian tentunya terkandung suatu tujuan yang dicapai
maka sesuai dengan judul yang telah dikemukan diatas dan berdasarkan pada
batasan dan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendiskripsikan tentang Proses Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan
melalui Posdaya Mekar Lesatari dalam meningkatkan kemandirian
masyarakat Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan.
2. Mendiskripsikan hasil dari pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui
Posdaya Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandirian masyarakat
Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan.
20
Selain pencapaian tujuan di atas, kegunaan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian disini diharapkan dapat memberikan kekayaan atau
referensi keilmuan, mengembangkan wawasan keilmuwan khususnya
kepada kajian akademis, dalam bidang Pengembangan Masyarakat Islam
serta menjadi bahan perbandingan dalam penelitian dan pembahasan lebih
lanjut terkait dalam penanggulangan masalah sosial yang disebabkan
karena SDM yang rendah serta kendala keluarga dalam memenuhi 8
fungsinya sehingga dapat berujung kepada MDG,s yang tidak tercapai dan
mengakibatkan kepada masalah sosial (kemiskinan), dengan itulah
perlunya alternative dalam pengentasan tersebut, melalui pemberdayaan
masyarakat yang di wadahi oleh Posdaya sebagai tujuan dalam penguatan
8 fungsi-fungsi keluarga yang lemah sehingga diharapkan dapat
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan bersinambungan untuk ke
depannya, serta lebih mandiri sesuai dengan harapan MDG,s.
2. Secara Praktis
a. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menambah sekaligus memperkaya literatur
ilmiah yang ada, baik untuk perpustakan Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta maupun perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi.
21
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapakan dapat menambah keilmuan atau
pengetahuan dan memberikan informasi bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa jurusan pengembangan masyarakat terkait alternative dalam
penanggulangan masalah sosial (kemiskinan), karena SDM yang rendah
serta faktor dari kendala keluarga dalam memenuhi 8 fungsinya yang
dapat berakibat pada munculnya masalah sosial sehingga perlunya
alternative dalam pemenuhan 8 fungsi tersebut, salah satunya melalui
pemberdayaan masyarakat yang di wadahi oleh Yayasan Damandiri yaitu
Posdaya sebagai tujuan untuk penguatan fungsi-fungsi keluarga yang
lemah sehingga dengan dilakukan langkah di atas diharapkan dapat
terciptanya masyarakat yang sejahtera, maju dan bersinambungan untuk ke
depannya serta mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan.
c. Bagi Peneliti
1) Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat
perkotaan khususnya kelompok pelaksana Posdaya Mekar Lestari
di Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan, Kecamatan
Gondokusuman, Yogyakarta pentingnya pemberdayaan
masyarakat yang diwadahi oleh Posdaya di tengah-tengah
masyarakat sehingga dengan adanya wadah atau forum ini ,
kendala keluarga dalam memenuhi 8 fungsi keluarga dapat di
jalankan dengan baik dan pemenuhan fungsi keluarga semakin
kuat serta memampukan progam-progam yang dahulunya berjalan
22
sendiri-sendiri, terpisah, belum terorganisir maka kini dapat
terorganisir dan berjalan bersama-sama dengan rasa kebersamaan,
kegotong royongan, sehingga terwujudnya masyarakat RW 08 ini
sejahtera, maju, serta terhindar dari jeratan masalah sosial
(kemiskininan) dan lebih mandiri.
2) Dapat memberikan sumbangan data bagi peneliti selanjutnya
sehingga tercapainya tujuan dalam pemberdayaan masyarakat
melalui Posdaya.
3) Menambah wawasan peneliti dan pemahaman pengetahuan
peneliti yang di dapat selama perkuliahan, sekaligus dapat
mengaplikasikan teori yang didapatkan selama mengikuti kelas
perkuliahan, yang dipadukan dengan realitas yang ada di
masyarakat.
4) Penelitian ini bermaksud untuk memenuhi sebagian syarat dalam
menyelesaikan studi guna untuk mendapatkan gelar sarjana strata
1 (S1) pada progam studi Pengembangan Masyarakat Islam,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
E. Kajian Pustaka
Dalam penelusuran kepustakaan sejauh penulis ketahui belum
ditemukan karya membahas sesuai dengan topik yang diangkat penulis.
Walaupun penulis menemukan karya ilmiah baik dari artikel, jurnal, skripsi,
buku yang memiliki keterkaitan dengan topik skripsi penulis. Berangkat dari
23
survei yang penulis telusuri di berbagai media dari google sampai
perpustakaan Universitas yang ada di Yogyakarta menunjukkan kajian untuk
tulisan skripsi yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skripsi Majid Muhammad, berjudul “Peran Posdaya Edelwys Dalam
Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Dusun Serut Palbapang Bantul
Yogyakarta”. Dalam karyanya tersebut Majid Muhammad membahas
tentang peran yang dilakukan oleh Posdaya Edelwys dalam pemberdayaan
di bidang kesehatan, hasil dari pemberdayaan kesehatan, serta faktor
penghambat dari pemberdayaan tersebut.23 Adapun hasil dari penelitian ini
bahwasannya peran atau tugas Posdaya Edelwys dalam pemberdayaan
kesehatan masyarakat Dusun Serut meliputi dari peran fasilitatif, peran
edukatif, peran perwakilan dan peran teknis. Hasil pemberdayaan
kesehatan yang telah dicapai oleh Dusun Serut diantaranya yaitu
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkatkan
serta masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan pemberdayaan kesehatan,
sedangkan faktor penghambat dalam proses pemberdayaan ini yaitu
terletak pada rendahnya Sumber Daya Manusia, terbatasnya failitatif,
pendanaan dan cibiran sebagian masyarakat.
2. Skripsi yang ditulis oleh Faoziyah, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Teknologi Informasi, Studi : Kampung Cyber RT 36 Taman Patehan,
Kraton, Yogyakarta”. Dalam karyanya tersebut Faoziyah membahas lebih
spesifik terkait proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
23 Majid Muhammad, Peran Posdaya Edelwys Dalam Pemberdayaan KesehatanMasyarakat Dusun Serut Palpabang Bantul Yogyakarta, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan IKSFakultas Dakwah Dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014).
24
Kampung Cyber Rt 36 Taman, Patehan, Yogyakarta dalam pemanfaatan
teknologi sebagai media pemberdayaannya serta manfaat dari
pemberdayaan tersebut.24 Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat beberapa tahapan proses pemberdayaan masyarakat
berbasis teknologi informasi yang terdapat di Kampung Cyber yaitu
sosialisasi, pemetaan wilayah, perencanaan, pelatihan, pelaksanaan dan
pendampingan. Sedangkan manfaat yang dirasakan dalam pemberdayaan
ini meliputi dari terciptanya ruang interaksi baru, dikenal banyak orang,
sumber informasi dan referensi, mempermudah dan mempercepat
pekerjaan, mmembuka dan mengembangkan usaha, mempermudah dan
mempercepat pekerjaan, membuka dan mengembangkan usaha,
memperudah pergaulan dan menambah teman, sebagai ajang promosi.
3. Skripsi Umiati Qodariyah, berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
melalui Pembuatan Kerajianan Tas Di Desa Purwosari Girimulyo Kulon
Progo”. Dalam karyanya tersebut Umiati Qodariyah membahas tentang
strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam mengelola pembuatan
kerajiann tas, dan ingin mengetahui dampak pemberdayaan pembuatan
kerajian tas terhadap peningkatan ekonomi di Desa Purwosari, Girimulyo,
Kulon Progo. 25 Adapun hasil dari penelitian ini bahwa strategi
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh industri Kembar
24 Faozizah, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Teknologi Informasi di Kampung CyberRT 36 Taman, Patehan, Yogyakarta, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan PMI Fakultas Dakwah danKomunikasi UIN Sunan kalijaga, 2013).
25Umi Qadariyah, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pembuatan KerajinanTas di Desa Purwosari Girimulyo Kulon Progo, Skripsi ( Yogyakarta: Jurusan PMI FakultasDakwah Dan Komunikasi UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, 2014).
25
Craft Karya Mandiri melalui 2 tahap yaitu meningkatkan kualitas sumber
daya anusia, pengembangan permodalan. Adapun dampak positif yang
dirasakan oleh masyarakat dalam penelitian ini meliputi dari pembuatan
kerajinan tas sebagai kerja sampingan, tambahan pendapatan, kemampuan
penyimpanan uang, dan kemandirian masyarakat. Sedangkan dampak
negative meliputi dari perajinan kerajinan tas khususnya para ibu rumah
tangga mempunyai beban ganda dalam pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga dan pekerjaan kerajinan.
4. Kurnia Pramujiharjo, Jurusan Pengembangan Masyrakat Islam, Fakultas
Dawah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011) dalam
skripsinya yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Produktif Wanita
Muslim (Studi kasus Koperasi Wanita Rukun Makmur Sentosa di Dusun
Kedungpring Kelurahan Wonolela Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul”).
Penelitian ini mendiskripsikan dan menganalisis upaya yang dilaksanakan
koperasi Wanita Rukun Makmur Sentosa diantaranya pemberdayaan
manusia, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan religiusitasitas dan
pemberdayan sosial serta ingin mengkaji hasil dari pemberdayaan
tersebut.26 Adapun hasil dari penelitian ini bahwa pelaksana pemberdayaan
ekonomi produktif wanita muslim oleh Koperasi Wanita Rukun Makmur
Sentosa meliputi dari pemberdayaan sumber daya manusia, kegiatan
keagamaan, kegiatan sosial, kegiatan perekonomian. Sedangkan hasil dari
26 Kurnia Pramujiharjo, Pemberdayaan Ekonomi Produktif Wanita Muslim (Studi kasusKoperasi Wanita Rukun Makmur Sentosa di Dusun Kedungpring Kelurahan WonolelaKecamatan Pleret Kabupaten Bantul), tidak diterbitkan, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan PMI,Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011).
26
pemberdayaan ini meliputi dari meningkatnya taraf hidup, tercukupinya
kebutuhan hidup, serta peningkatan asset.
5. Asy’ari, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005) dalam skripsinya
yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Demangan
Gondokusuman : Studi Atas Pelaksanaan Proyek Penanggulangan
Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP). Dalam skripsinya ini dipaparkan bahwa
P2KP merupakan sebuah progam pemberdayaan masyarakat dari
pemerintah dengan tujuan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dari
jeratan kemiskinan. Proyek ini menempatkan masyarakat sebagai pelaku
utama proyek, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, sampai
pengawasaan. Disini dipaparkan juga mengenahi strategi-strategi yang
dilakukan P2KP beserta hambatan-hambatannya dalam menaggulangi
kemiskinan di daerah Demangan.27
Dari pembahasan di atas mengenahi penelitian yang sebelumnya yang
penulis temukan jelas sekali perbedaannya dengan penelitian skripsi yang
penulis lakukan, walaupun sama-sama berbicara mengenahi pemberdayaan,
tetapi obyek yang penulis bahas lebih jauh sehingga sangat berbeda. Oleh
karena itu dalam penelitian tentang Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan
Melalui Posdaya Mekar Lestari dalam Meningkatkan Kemandirian
Masyarakat, Studi di Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan,
27 Asy’ari, Pemberdayaan Masyarakat Miskin demangan Gondokusuman (Studi atasPelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), tidak diterbitkan.Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah danKomunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005).
27
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta ini masih layak untuk diteliti karena
sejauh penelusuran peneliti belum ditemukan yang membahas permasalahan
ini. Adapun letak pembeda antara skripsi yang ditulis oleh peneliti dengan
beberapa skripsi di atas terletak pada proses, dan hasil, dari pemberdayaan
masyarakat perkotaan melalui Posdaya Mekar Lestari dalam meningkatkan
kemandirin masyarakat RW 08 dan lokasi dalam penelitian.
F. Kerangka Teori
1. Tinjauan Proses Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan Melalui
Posdaya
a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Payne yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi
mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan (empowerment), pada
intinya, ditujukan guna:28
”To help clients gain power of decisions and action overtheir own lives by reducin the effect of social or personalblocks to exercising existing power, by increasing capacityand self confidence to use power and by transferring powerfrom the environment to clients”. (Membantu klienmemperoleh daya untuk mengambil keputusan danmenentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkaitdengan diri mereka termasuk mengurangi efek hambatanpribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal inidilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasapercaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antaralain melalui transfer daya dari lingkungannya).
Sedangkan Shardlow melihat bahwa pengertian diatas pada
intinya membahasa bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas
28Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan MasyarakatSebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), hlm. 77-78.
28
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan
untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam
kesimpulannya, menurut Shardlow menggambarkan bahwa prinsip ini
pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi
permasalahan yang ia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan
kekuasaan penuh dalam membentuk hari kedepannya.29
Sementara itu kelompok lain melihat bahwa pemberdayaan
sebagai proses. Sebagai proses yang bersinambungan sepanjang hidup
seseorang (on going proses). Pemberdayaan sebagai proses melihat
bahwa pemberdayaan individu sebagai suatu proses yang relative terus
berjalan sepanjang usia manusia yang di peroleh dari pengalaman
individu tersebut dan bukannya suatu proses yang berhenti pada suatu
masa (empowerment is not an end state, but procces that all human
beings experience). Hal ini juga berlaku pada suatu masayarakat di
mana dalam suatu komunitas proses pemberdayaan tidak akan berakhir
dengan selesainya suatu progam, baik progam yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Proses pemberdayaan
berlangsung selama komunitas tetap ada dan mau berusaha
memberdayakan diri mereka sendiri.30
Senada dengan Edi Suharto yang mengemukakan bahwa
secara konseptual, Pemberdayaaan atau pemberkuasaan
29 Ibid.,hlm. 78.30 Ibid., hlm. 84-85.
29
(empowerment), berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau
keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan pada
konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan sering dikaitkan dengan
kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita
inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.31 Pemberdayaan
adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah
serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang
mengalami masalah kemiskinan.
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu
masyarakat yang berdaya, memilki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.32
Dengan demikian maka pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu proses yang mana suatu kegiatan yang bersinambungan (on
going ) sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan
perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu progam saja yang
31 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat KajianStrategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: RefikaAditama, 2009), hlm. 57.
32 Ibid., hlm. 59-60.
30
sewaktu-waktu progam itu berhenti, tetapi justru dengan berhentinya
progam baik dari pemerintah maupun lembaga swasta maka
pemberdayaan terus suistanable sampai mencapai suatu tujuan yang
diinginkan oleh masyarakat.
b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan
masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal maupun karena kondisi
eksternal33. Selain itu juga dari adanya pemberdayaan masyarakat ini
bertujuan untuk terwujudnya masyarakat yang maju dan sejahtera.
Masyarakat maju ditandai dengan kondisi masyarakat yang tidak
tergantung dengan pihak luar, masyarakat mandiri ditandai dengan
kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan-persoalannya
sendiri dan masyarakat sejahtera ditandai dengan kemampuannya
dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.34
Sejalan dengan konsep di atas bahwasannya seorang
community development mempunyai tujuan yang sangat penting yang
mana, tujuan tersebut meliputi pengembangan pada empat bidang
diantaranya:
1) Bina manusia
Merupakan upaya yang pertama dan utama yang harus
diperhatikan dalam setiap upaya pengembangan masyarakat. Hal
33Ibid., hlm. 60.34 Aziz Muslim, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2008), hlm. 28.
31
ini dilandasi oleh pemahaman bahwa tujuan pembangunan adalah
untuk perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan manusia. Dalam
upaya bina manusia termasuk dalam kegiatan upaya penguatan
atau pengembangan kapasitas yang meliputi:
a) Pengembangan kapasitas individu, seperti kapasitas kepribadian
yang meliputi karakter, keberagamana dan lain-lain.
b) Pengembangan kapasitas entitas/kelembagaan seperti kejelasan
visi misi dan budaya organisasi, kejelasan struktur organisasi
kompetensi dan strategi organisasi, dan lain-lain.
c) Pengembangan kapasitas sistem (jejaring), seperti
pengembangan interaksi antar entitas (organisasi) dalam sistem
yang sama, dan pengembangan interaksi dengan entitas atau
organisasi di luar sistem.
2) Bina usaha
Menjadikan suatu upaya penting dalam setiap pengembangan,
sebab, bina manusia yang tanpa memberikan dampak atau manfaat
bagi perbaikan kesejahteraan khususnya ekonomi tidak laku, dan
bahkan menambah kekecewaan.
3) Bina Lingkungan
Dalam hal ini sangatlah penting karena lingkungan menentukan
keberlanjutan suatu kegiatan utama yang terkait dengan adanya
bahan baku terutama dalam ekonomi.
32
4). Bina Kelembagaan ( Jejaring )
Hal ini sangatlah penting karena dengan tersedianya dan
efektivitas kelembagaan atau jejaring yang mendukung maka akan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan bina manusia, usaha,
lingkungan. Yang mana dengan adanya jejaring terutama dalam
teknologi terapan (internet) maka kemitraan usaha khususnya
dalam bidang ekonomi berjalan lancar.35
c. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Dalam suasana sekarang ini bahwasanya seorang
pengembangan masyarakat (Community Development) didominasikan
oleh persoalan terkait hasil dan tujuan, penekanan pengembangan
masyarakat yang lebih diarahkan pada proses, bukan pada hasil
sehingga merupakan penekanan yang sama radikalnya pada perubahan
dan partisipasi dari bawah. Oleh karenanya seorang pengembangan
masyarakat menurut Wrihatnolo yang dikutib oleh Aziz muslim dalam
bukunya menyebutkan bahwa pengembangan masyarakat (community
development) merupakan sebuah “proses menjadi”, bukan sebuah
“proses instan”.36
Hakikatnya bahwa pengembangan masyarakat (community
development) sebagai “proses menjadi”, maka dibutuhkan waktu yang
cukup panjang dan tenaga yang melelahkan. Proses panjang yang
mesti dilalui dalam pengembangan masyarakat menyangkut beberapa
35 Ibid ., hlm. 28-30.36Aziz Muslim, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2008), hlm 31.
33
tahapan atau proses, selain itu partisipasi masyarakat juga sangat
penting untuk melakukan perubahan dari bawah serta dalam
mempertahankan fokus pada proses tersebut. Sebagaimana menurut
Wrihatnolo menyebutkan bahwa seorang pengembang masyarakat
minimal menyangkut tiga hal dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat diantaranya yaitu penyadaran, pengkapasitasan dan
pendayaan.37
1) Penyadaran, tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi
“pencerahan” dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka
mempunyai hak untuk memiliki sesuatu. Prinsip dasar dari tahap
ini adalah membuat kelompok sasaran mengerti dan memahami
akan permasalahan yang dihadapinya, sehingga diharapkan mereka
akan merubah cara hidupnya dari diri mereka sendiri bukan dari
orang lain.
2) Pengkapasitasan (enabling), proses ini terdiri dari tiga jenis, yaitu
manusia, organisasi, dan system nilai. Pengkapasitasan manusia
adalah memampukan manusia baik dalam konteks individu
mmaupun kelompok untuk menerima daya atau kekuasaan yang
akan diberikan. Cara-cara melakukan pengkapasitasan manusia
misalnya ditandai dengan melalui pelatihan, workshop, seminar,
dan sejenisnya. Pengkapasitasan organisasi dilakukan dalam
bentuk rekstrukturisasi organisasi yang hendak menerima daya atau
37 Wrihatnolo,Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduanuntuk Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007),hlm.3-7.
34
kapasitas tersebut. Seperti halnya ketika sebelum diberikan peluang
usaha, bagi kelompok miskin dibuatkan badan usaha milik rakyat.
Sedangkan pengkapasitasan sistem nilai dilakukan dalam bentuk
membantu membuat aturan main.
3) Pemberian daya, tahap ini kepada kelompok sasaran diberikan daya,
kekuasaan, otoritas atau peluang. Pemberian ini sesuai dengan
kualitas kecakapan yang dimiliki. Prinsip utamanya adalah proses
pemberian daya atau kekuasaan diberikan sesuai dengan kecakapan
penerima.
Melengkapi tahapan diatas, sebagai langkah dalam proses
pemberdayaan masyarakat maka, Mardikanto menyebutkan bahwa
tujuh tahapan dalam pengembangan masyarakat yang diuraikan di
bawah ini dapat memberikan perluasan wawasan tentang langkah
seorang pelaku pengembangan masyarakat diantaranya:38
a. Penyadaran, yaitu kegiatan- kegiatan yang dilakukan untuk
menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik
keberadaan individu dan anggota asyarakat, maupun, kondisi
lingkungan yang menyangkut fisik,ekonomi, sosial.
b. Menunjukkan adanya masalah , yaitu kondisi yang tidak diinginkan
yang kaitannya dengan keadaan sumberdaya (alam, manusia,
sarana-prasarana, kelembagaan, budaya, dan aksesibilitas),
lingkungan fisik/teknis, sosial budaya dan politik.
38 Ibid., hlm 34-35.
35
c. Membantu pemecahan masalah.sejak analisis akar masalah, analisis
alternative pemecahan masalah serta pilihan alternative pemecahan
terbaik yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi internal
(kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eksternal (peluang,
ancaman) yang dihadapi.
d. Menunjukkan pentingnya perubahan yang sedang dan akan terjadi
di lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat
(local, nasional,regional dan global).
e. Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan
implementasi perubahan terencana yang berhasil dirumuskan.
f. Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari “luar”
(penelitian, kebijakan) maupun yang berasal dari dalam
(pengalaman maupun kearifan tradisional dan nilai nilai-nilai adat
yang lain).
g. Melaksanakan pengembangan/penguatan kapasitas yaitu pemberian
kesempatan kepada kelompok lapisan bawah (grassroot) untuk
bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihan (voice and choice)
kaitannya dengan aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam
pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses
pembangunan, bertanggung-gugat (akuntabilitas public), dan
penguatan kapasitas local.
Jadi seorang pengembangan masyarakat adalah sebuah proses
menjadi bukan sebuah proses intan. Oleh karena itu sebagai proses
36
menjadi di butuhkan tahapan-tahapan yang cukup panjang untuk
mencapai sebuah tujuan atau hasil pemberdayan. 39 Sebagaimana
dalam pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui Posdaya yang
mana sekurang-kurangnya berpegangan kepada tiga tahapan yang
dijabarkan diatas dalam upaya melakukan proses perubahan kepada
masyarakat yang diberdayakan yang berarti mempersiapkan struktur
dan sistem dalam kelompok agar dapat responsive dalam pemenuhan
kebutuhan dan dapat menjadikan masyarakat tersebut menjadi berdaya
atau suistanable.
d. Tinjauan Posdaya
1) Pengertian Posdaya
Posdaya atau yang sering kita sebut sebagai pos
pemberdayaan keluarga merupakan forum silaturahmi, advokasi,
komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan
menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi
keluarga secara terpadu.40 Dalam hal tertentu bisa juga menjadi
wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu pelayanan
pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai
bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan
39 Ibid., hlm. 3140 Haryono Suyono dan Rohadi Haryanto, Buku Pedoman Pembentukan dan
Pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga Posdaya ,(Yogyakarta: Balai Pustaka,2009), hlm. 8.
37
lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh
mandiri.41
Oleh karena itu progam advokasi dan pemberdayaan
pembangunan yang ditawarkan dalam Posdaya ini meliputi
progam-progam yang mendukung penyegaran fungsi-fungsi
keluarga, yaitu fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta
kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan,
fungsi pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan. Dalam
penguatan fungsi tersebut diharapkan memungkinkan setiap
keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi keluarga
sejahtera, maju dan mandiri. Lebih dari itu mampu memenuhi
kebutuhan kesejahteraan keluarga yang pada intinya adalah
keikutsertaan dalam KB, kesehatan, pendidikan, dan kemapuan
ekonomi yang mapan.
Dengan begitu bahwasannya Posdaya adalah wadah bagi
keluarga yang kondisi sosial ekonomi dan budayanya umumnya
lemah, untuk bersatu diantara mereka dan bersama keluarga lain
yang lebih mampu. Setiap keluarga kurang mampu diundang
untuk menempatkan dirinya dalam suatu proses pemberdayaan
bersama.
Dalam Posdaya, keluarga yang lebih mampu, dengan
dukungan dan pendampingan petugas-petugas pemerintah dan
41 Ibid., hlm. 8.
38
organisasi masyarakat, diharapkan membantu keluarga yang
membutuhkan. Dengan demikian posdaya menjadi wahana
bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan dan
pengetahuan tentang fungsi-fungsi dan kemampuan keluarga,
bukan atau tidak harus menjadi wahana pemberdayaan anggota
keluarganya.42
Kegiatan yang dilakukan Posdaya berdasarkan asas gotong
royong dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta
menambah bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi keluarga, diharapkan
setiap keluarga mampu membangun dirinya menjadi keluarga
sejahtera, mandiri dan mampu menghadapi tantangan masa depan
dengan lebih baik.
2) Manfaat Posdaya dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pada hakikatnya kegiatan Posdaya ini adalah
terselenggaranya upaya bersama sehingga setiap keluarga mampu
melaksanakan delapan fungsi keluarga. Dalam rangka
pelaksanaan Milenium Development Goals (MDGs),
pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan kepada lima
prioritas sasaran utama, yaitu komitmen para pemimpin dan
sepuluh tingkat Desa dan Pedukuhan, Kecamatan, dan Kabupaten,
pengembangan fungsi keagamaan, fungsi keluarga berencana (KB)
42Ibid., hlm. 9.
39
dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi kewirausahaan dan
fungsi lingkungan hidup yang memberi makna terhadap
kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Posdaya sejatinya mempunyai peran andil yang cukup
besar dalam pemberdayaan masyarakat terutama di daerah
perkotaan. Oleh karenanya dengan adanya Posdaya di tengah-
tengah masyarakat perkotaan maupun pedukuhan maka di peroleh
manfaat bagi masyarakat diantaranya:43
a) Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau sosial capital
seperti hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk
menolong keluarga lain membantu pemberdayaan terpadu atau
bersama-sama memecahkan masalah kehidupan yang komplek
melalui wadah atau forum yang memberi kesempatan para
keluarga untuk saling asah, asih, asuh, dalam memenuhi
kebutuhan membangun keluarga bahagia dan sejahtera.
b) Terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan yang
terkecil dan solid, yaitu keluarga yang menjadi perekat atau
kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun,
damai dan memiliki dinamika yang tinggi.
c) Terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan
partisipasi keluarga di desa atau kelurahan yang dinamis dan
menjadi wadah atau wahana partisipasi sosial, dimana para
43 Ibid.. hlm. 12.
40
keluarga dapat memberi dan menerima pembaruan yang bisa
membantu proses pembangunan kehidupan keluarga dengan
ulus dan sejuk.44
3) Sasaran dan Jenis Posdaya
Sesuai dengan delapan fungsi keluarga, sasaran kegiatan
yang dituju adalah upaya bersama agar setiap keluarga
mempunyai kemampuan melaksanakan delapan fungsi keluarga.
Dalam rangka pelaksanaan Millenium Development Goals
(MDGs), dari sasaran utama tersebut diarahkan kepada prioritas
utama, yaitu komitmen pimpinan pada tingkat Desa, Kecamatan
dan Kabupaten, Bidang KB dan Kesehatan, Bidang Pendidikan
dan Bidang Wirausaha. Adapun sasaran Posdaya secara terperinci
adalah sebagai berikut:45
a) Peningkatan Komitmen Para Pemimpin
(i) Para Kepala Desa dan Aparatnya diharapkan dapat
memberi perhatian dan bantuan pembentukan Posdaya di
Desannya/Dusunya/ Wilayah.
(ii) Demikian juga para Camat, Bupati, atau Walikota dan Tim
Penggerak PKK dapat membantu dan mendampingi
pengembangan posdaya sebelumnya masyarakat sendiri
mampu mengelola Posdaya.
44 Ibid., hlm. 12.45 Ibid., hlm.14.
41
b) Pemberdayaan pada Bidang Kesehatan
(i) Ibu muda, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui.
(ii) Bayi (0-1) tahun.
(iii)Anak Balita (1-5) tahun.
c) Pemberdayaan pada Bidang Pendidikan
(i) Mengembangkan kemungkinan kursus-kursus ketrampilan
untuk anak putus sekolah.
(ii)Mengusahakan sekolah di Desa/Kota/Wilayah untuk
menerima anak-anak putus sekolah.
d) Pemberdayaan Bidang Wirausaha
(i) Kerjasama dengan bank yang ada di Desa/Kota/Wilayah
atau kecamatan dan mempunyai jaringan ke Desa.
2. Tinjauan Hasil Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan
Kemandirian Masyarakat
a. Hasil Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi hasil merupakan akibat
yang diadakan, pendapatan, perolehan, buah dan akibat dari
usahanya.46 Menurut Miftachul Huda hasil dari pemberdayaan dapat
ditinjau secara kuantitatif maupun kualitatif. Kuantitatif dimungkinkan
dengan hasil-hasil yang dicapai dapat dijelaskan dalam hal-hal yang
bisa diukur. Secara kualitatif indikatornya berupa:
46 Kamus Besar Bahasa Indonesi,http://kbbi.web.id/hasil, diakses padatanggal 24 April 2015, pukul 21:00 WIB.
42
1) Adanya partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan bisa dalam
bentuk aspirasi, sebagai pemimpin, menjadi juru runding dan
sebagainya.
2) Kemandirian masyarakat.
Indikator keberhasilan dari pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatnya harkat dan martabat dari masyarakat yang
sebelumnya tidak mampu memenuhi kebutuhan menjadi secara
mandiri memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Memandirikan masyarakat dalam artian masyarakat tidak
ketergantungan, mereka dapat mengubah keadaan ekonomi, sosial,
politik, cultural, dan lingkungan kearah yang lebih baik yang
dilakukan oleh diri mereka sendiri.47
Sedangkan menurut Sumarnugroho selain beberapa indikator
di atas, keberhasilan juga bisa dilihat dari tingkat efektifitas dan
efisiensi sebuah proses pemberdayaan. Efektifitas adalah seberapa
besar proses pemberdayaan terhadap tercapainya hasil yang
diharapkan. Efisiensi lebih kepada besarnya usaha dan pengeluaran
untuk mencapai tujuan pemberdayaan.48
Senada dengan yang diatas, dalam pemberdayaan masyarakat
(Community Development) untuk mengetahui apakah masyarakat
47 Alfitri, Community Development: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 38.
48 Sumarnugroho, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosia, (Yogyakarta: PT.Harindita cet-2,1987), hlm. 60.
43
tersebut sudah berdaya atau belum maka dibutuhkan suatu indikator
dalam keberdayaan masyarakat tersebut. Sehingga ketika sebuah
progam pemberdayaan masyarakat sosial diberikan, segenap upaya
dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran
perubahan yang perlu dioptiomalkan.
Sebagaimana menurut Menurut Edi Suharto pemberdayaan
merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kekampuan dalam:49
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki
kebebasan, dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan
pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,
bebas dari kesakitan.
b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatnya dan memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.
Sejalan hal itu bahwa keberhasilan pemberdayaan masyarakat
tersebut dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut
kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan,
dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan
dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu: ‘kekuasaan di dalam (power
49 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat KajianStrategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung:Refika Aditama, 2009), hlm.68.
44
within), ‘kekuasaan untuk’ (power to), ‘kekuasaan atas’ (power over),
dan ‘kekuasaan dengan’ (power with).50
Dari penjabaran teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil dari pemberdayaan masyarakat meliputi pertama,
masyarakat dapat mandiri, mandiri disini berarti mandiri dari segi
ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya, maupun mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dasar manusia sehingga ia tidak tergantung dari orang lain, kedua,
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat baik di dalam setiap
adanya kegiatan di lingkungannya sehingga masyarakat lebih aktif dan
peka terhadap apa yang ada di lingkungannya, aktif dan peka disini
berarti aktif dalm mengikuti setiap adanya kegiatan sehingga
masyarakat berperan aktif (berpartispasi) dalam memberikan setiap
ide-ide dalam pencapaian sebuah tujuan dari masyarakat itu sendiri.
b. Peningkatan Kemandirian dalam Pemberdayaan Masyarakat
1) Pengertian Kemandirian
Menurut Musdalifah dalam Jurnalnya mengemukakan
bahwa kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu
mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri
dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kemandirian adalah hasrat untuk melakukan segala sesuatu bagi
50Ibid,. hlm.57.
45
diri sendiri. Secara singkat dapat dipahami bahwa kemandirian
mengandung beberapa pengertian diantaranya:51
a) Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing
untuk maju demi kebaikan dirinya.
b) Mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
c) Memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya.
d) Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Jadi yang dimaksud kemandirian di dalam Masyarakat
yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan pertimbangan
sendiri dan untuk bertanggung jawab atas tindakan tersebut,
kemampuan untuk membuat keputusan dan mengatur hidupnya
sendiri tanpa ketergantungan berlebihan dengan orang lain,
kemampuan diri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa
bantuan khusus dari orang lain, dapat melakukan sendiri kegiatan-
kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang
dihadapi serta kemampuan untuk tetap menjaga hubungan yang
suportif dengan orang lain.
2) Aspek Kemandirian
Aspek yang menjadikan masyarakat mandiri itu meliputi
dari tiga komponen diantaranya:52
51 Musdalifa, “Perkembangan Remaja dalam Kemandirian (HambatanPsikologis dependensi terhadap orang tua)”, Jurnal Pendidikan dan PsikologiPerkembangan, Vol.4 (Juli- Desember, 2007), hlm.47.
46
a) Kemandirian emosi, kemandirian ini merujuk pada pengertian
yang dikembangkan masyarakat mengenai individu dan
melepaskan diri atas ketergantungan mereka dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar.
b) Kemandirian perilaku yaitu kemampuan setiap masyarakat
untuk mengambil keputusan secara mandiri dan konsekuen
melaksanakan keputusan tersebut.
c) Kemandirian nilai merujuk pada suatu pengertian mengenahi
kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dan
menetapkan pilihan yang lebih berpegang pada prinsip-prinsip
individual yang dimiliknya.
Dengan demikian bahwasannya masyarakat yang mandiri
ditandai dari tiga aspek diatas yaitu kemandirian emosi yang
ditandai dengan kemampuan melepaskan diri atas ketergantungan
dari orang lain, kemandirian perilaku yang ditandai dengan
kemampuan mengambil keputusan dan konsekuen dalam
melaksanakan keputusan tersebut. Kemandirian nilai yang ditandai
dengan timbulnya keyakinan terhadap nilai-nilai yang abstrak
(moral) atau ukuran benar/salah.
52 Herry STW, “Kemandirian”,http://herrystw.wordpress./2013/01/05/kemandirian/, diakses pada tanggal 16Mei 2015, pukul 15:00.
47
3) Ciri Masyarakat Mandiri
Ciri merupakan tanda khas yang membedakan sesuatu hal
dari hal yang lainnya. Adapun cirri masyarakat yang mandiri
diantaranya:53
a) Mampu mengambil inisiatif
b) Mampu mengatasi masalah
c) Penuh ketekunan
d) Memperoleh kepuasan dari usahanya
e) Berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Dengan demikian bahwasanya di dalam pemberdayaan
masyarakat yang dikatakan masyarakat mandiri yaitu orang,
individu, masyarakat, seluruh keluarga percaya diri akan
kemampuan dan memiliki prinsip dalam hidupnya sehingga ia
cukup mampu melakukan aktivitas apapun dalam hidupnya tanpa
harus bergantung pada orang lain.
G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penyusun mengambil lokasi di Kampung Sapen
RW 08, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta
Alasan Penulis memilih lokasi tersebut yaitu :
53 Ibid
48
a. Kampung Sapen merupakan kampung yang terletak di Perkotaan yang
terkenal sebagai percontohan dari Kampung lainnya yaitu sebagai
Kampung Ramah Anak.
b. Kampung Sapen RW 08 ini merupakan percontohan Kampung yang
mempunyai variasi dan inovasi dalam melakukan pemanfaatan lahan
kosong sebagai aset dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
c. Posdaya Mekar Lesatri ini muncul karena dari kesadaran dan inisitiatif
masyarakat sendiri yang ingin lebih berdaya, mandiri, dan sejahtera di
dalam berbagai fungsi-fungsi keluarga.
d. Posdaya ini di bentuk tanpa adanya back up dari kader atau orang luar
seperti instansi pemerintah.
2. Jenis Penelitian
Dalam pendekatannya penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif,
dengan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis yang
dilakukan untuk memperoleh data dengan dikumpulkan dan diwujudkan
secara langsung dalam bentuk deskriptif atau gambaran tentang suasana
atau keadaan obyek secara menyeluruh, dan apa adanya berupa kata-kata
lisan atau tertulis dari orang atau perilaku yang diamati.54
Dengan begitu bahwasanya deskriptif analisis merupakan analisis
yang dilakukan dengan mendeskripsikan hal-hal atau data-data yang
bertujuan untuk mengungkap fakta yang ada di lapangan. Alasannya
adalah, pertama, karena penelitian ini berjenis deskriptif sehingga mudah
54 Moleong Lexy, J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: RemajaRosdakarya 2010), hlm. 3.
49
dalam memulai alur ceritanya. Kedua, pendekatan ini mampu menjawab
apa saja yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat melalui
Posdaya Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandirian masyarakat,
dalam hal ini menjeleskan terkait bagaimana Proses Pemberdayaaan
Masyarakat Perkotaan Melalui Posdaya Mekar Lestari dalam
meningkatkan Kemandirian Masyarakat Kampung Sapen RW 08, serta
dapat mengetahui hasil dari pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya
Mekar Lestari dengan observasi langsung, dan wawancara kepada
Kelompok Pelaksana Posdaya Mekar Lestari dan warga Kampung Sapen
RW 08, Demangan, Gondokusuman.
3. Subjek dan objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subyek penelitian merupakan orang yang paham betul mengenai
apa yang sedang diteliti.55 Untuk menentukan atau memilih subyek
penelitian yang baik, setidak-tidaknya ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan antara lain: yaitu orang yang cukup lama mengikuti
kegiatan yang sedang diteliti, terlibat penuh dalam kegiatan yang
sedang diteliti dan memiliki waktu yang cukup untuk dimintai
informasi.56 Dalam Penelitian disini mengambil subjek yaitu:
1. Kepala RW 08
2. Pengurus Posdaya Mekar lestari
55Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2008), hlm. 188.
56Ibid., hlm. 188.
50
3. Warga Masyarakat Kampung Sapen RW 08, Demangan,
Gondokusuman, Yogyakarta. Maka untuk populasi dan sampelnya
ditujukan pada Kepala RW 08 ( Heri Cahyono), Pengurus Posdaya
Mekar Lestari terutama ketua (Sri Hartatik, S.Ag), Arofah
Iswandari, Titik Dwiariyanti, Pomo dan Etty selaku anggota, dan
Wagiman, Baryanto,Tety selaku masyarakat RW 08 Kampung
Sapen.
b. Objek penelitian
Obyek penelitian merupakan apa yang menjadi titik perhatian pada
suatu penelitian.57 Dalam penelitian ini obyek penelitian ini yang mana
peneliti menekankan pada proses kelompok pelaksana Posdaya Mekar
Lestari dalam pemberdayaan masyarakat perkotaan dan hasil, dari
adanya pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui Posdaya Mekar
Lestari di Kampung Sapen RW 08, Kelurahan Demangan, Kecamatan
Gondokusuman, Yogyakarta.
4. Teknik Penentuan Informan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling teknik penentuan dengan mempertimbangkan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. 58 Pada teknik ini untuk menentukan
seseorang menjadi sampel atau tidaknya didasarkan pada tujuan tertentu. 59
57 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:PT. Rhineka Cipta, 1993), hlm. 91.
58 Noor Juliansyah, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana perdana Group,2012), hlm. 155.
59Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan, hlm. 64.
51
Kekuatan pengambilan sampel dengan maksud tertentu terletak pada
penyeleksian kasus yang kaya informasi untuk dikaji dengan mendalam.
Dari situlah peneliti melakukan observasi menentukan informan
yang dianggap sesuai berdasarkan kriteria. Adapun kriteria yang
digunakan peneliti sebagai berikut:60
a. Mereka yang tahu betul menguasai atau memahami sesuatu melalui
proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi
juga dihayati
b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti
c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi
d. Mereka yang mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini
yaitu: Ibu Sri Hartatik, S.Ag, selaku pengurus dalam Posdaya Mekar
Lestari, Bapak Heri Cahyono selaku Ketua RW di Kampung Sapen RW 08
Kelurahan Demangan Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta, dan
Arofah Iswandari, Etty, Titik, Pomo, selaku kader dalam progam-progam,
dan Baryanto, Wagiman, dan Tety selaku masyarakat Kampung Sapen
RW 08.
60 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.303.
52
5. Metode Pengumpulan Data
Menurut Patton yang dikutip oleh Racco menyebutkan bahwasanya
dalam menyajikan suatu data atau pengumpulan data diperlukan tiga jenis
data yang dapat di lakukan. 61 Pertama, data yang diperoleh melalui
wawancara yang mendalam dengan menggunakan pertanyaan terbuka.
Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan.
Kedua adalah data yang diperoleh melalui pengamatan (observation). Data
yang diperoleh berupa gambaran yang ada di lapangan dalam bentuk sikap,
tindakan, pembicaraan, interaksi interpersonal dan lain-lain. Ketiga adalah
dokumen. Dokumen berupa material tertulis yang tersimpan. Dokumen
dapat berupa memorabilia atau korespodensi. Ada juga dokumen yang
berupa audiovisual.62 Dengan begitu disini penulis dalam mendapatkan
data menggunakan wawancara, observasi, maupun Dokumentasi
sebagaimana yang dijelaskan di atas. Adapun untuk lebih rincinya dalam
metode pengumpulan data tersebut yaitu:
a. Wawancara
Menurut Esterberg yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya
mendefinisikan interview sebagai berikut:63
“a meeting of two persons to change information and ideathrought question and response, resulting in informationand joint construction of meaning about a particular topic”.(wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
61 Raco, J.R, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik danKeunggulannnya, (Jakarta:Grasindo, 2010), hlm.110-111.
62 Ibid.,hlm. 110-111.63 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.
72.
53
bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab sehinggadapat dikonstruksikan mkan dalam suatu topic tertentu).
Dengan demikian wawancara merupakan pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara tanya jawab yang dilakukan dua orang
atau lebih, yang diharapkan antara penanya dan narasumber
mendapatkan feedback (timbal balik) yang positif. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang
akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa
pertanyaaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini pula, setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.64
Alasan penulis memakai teknik wawancara yaitu untuk
mendapatkan data secara kongkret dan jelas terkait bagaimana proses
yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya
Mekar Lestari dalam meningkatkan Kemandirian, selain itu juga dapat
menggali terkait hasil dari pemberdayaan masyarakat tersebut.
Adapun dalam wawancara peneliti mencari data dari kelompok
pelaksana Posdaya, serta masyarakat RW 08 yang mempunyai peran
andil dalam melakukan pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui
Posdaya Mekar Lestari.
64 Ibid., hlm.72.
54
Wawancara tersebut diantaranya wawancara dengan Ibu Sri
Hartatik, karena beliau merupakan ke informan pertama yang
mengetahui isi dari peneliti maksud, selain itu peneliti juga melakukan
wawancara terhadap Ibu Etty, Titik, Pomo, Arofah, Heri, sebagai
pengurus Posdaya sekaligus masyarakat serta Baryanto, Tety, dan
Wagimana sebagai salah satu perwakilan masyarakat.
b. Observasi
Metode observasi adalah bagian dari pengumpulan data.
Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan.65 Data
yang diobservasikan dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan,
perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Data
observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu organisasi atau
pengalaman para anggota dalam berorganisasi. 66 Dengan begitu
bahwa observasi merupakan suatu metode pengamatan dengan cara
melihat untuk mengamati fakta-fakta apa yang sedang terjadi, yang
kemudian dicatat oleh penulis.
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto metode observasi
merupakan suatu metode pengamatan yang dilakukan dengan
pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap kejadian-
kejadian yang sedang diteliti.67 Alasan menggunakan metode ini yaitu
untuk menambah keakuratan data selain dengan wawancara.
65 Raco, J.R, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik danKeunggulannnya, (Jakarta:Grasindo,2010), hlm.112.
66 Ibid., hlm. 112.67 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rincka Cipta, 1990), hlm 136.
55
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data berupa gambaran
umum terkait hasil pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya Mekar
Lestari dalam meningkatkan kemandirian, seperti apa yang dikatakan
benar-benar mandiri, gambaran umum bagaimana progam-progam
yang ada apakah berjalan sesuai dengan yang di harapkan, bagaimana
kondisi partisipasi dari masyarakat setelah adanya posdaya tersebut,
bagaimana keadaan atau kondisi sarana dan prasaranya lingkungan
RW 08. Observasi ini dilakukan dengan peneliti terjun langsung ke
lapangan sesuai dengan waktu yang ditentukan penulis dalam
melakukan pencaraian data di lapangan.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dalam
bahan yang berbentuk dokumentasi bentuk catatan atau tulisan.
Teknik ini digunakan sebagai alat pengumpul data pelengkap yang
tidak dapat diperoleh melalui observasi, wawancara. Sifat utama data
ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi waktu
silam.68
Di dalam mendapatkan data dengan menggunakan teknik
dokumentasi disini dimana suatu pengumpulan data dari arsip di
Kampung Sapen RW 08 Demangan, Gondokusuman, terkait denah
gambar, dan dokumen lain yang berkaitan tentang pemberdayaan
68Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Perdana Group,2012), hlm. 141.
56
masyarakat perkotaan melalui Posdaya Mekar lestari. Teknik ini
dimaksudkan untuk menunjang data kualitatif. Data dokumen ini
berupa data monografi letak sekretariat Posdaya Mekar Lestari dan
foto progam-progam dalam melakukan pemberdayaan oleh Posdaya
Mekar Lestari maupun foto berlangsungnya kegiatan dari masing-
masing progam yang dijalankan di RW 08.
6. Validitas Data
Teknik ini digunakan untuk memperoleh keabsahan atau
kredibilitas data sehingga data ini terpercaya. Hal ini sangat penting
dilakukan karena untuk membuktikan keabsahan data, sehingga data ini
betul-betul valid atau syah untuk dianalisis. 69 Dalam hal ini, penulis
menggunakan teknik triangulasi yang mana trianggulasi disini merupakan
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap
data itu.70 Trianggulasi digunakan peneliti untuk menguji kredibilitas data
dengan menggunakan triangulasi metode,triangulasi sumber, dan teori
sebagai berikut:71
a. Membandingkan data hasil wawancara dengan observasi yang sudah
dilakukan. Untuk mencari kesesuaian tidaknya antara hasil
pengamatan dengan hasil wawancara, atau malah sebaliknya. Sehingga
data tersebut akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
69 Lexy J Moeloueng, Metode Penelitian Kualitatif,( Bandung: Remaja KertaKarya, 1998),hlm. 3.
70Ibid., hlm. 3.71 Materi Mata kuliah, Pengantar Metode Penelitian, 24 Desember 2015.
57
b. Membandingkan data hasil wawancara dengan wawancara. Untuk
mencari kesesuaian tidaknya data dari hasil wawancara satu pihak
dengan pihak lain. Sehingga data tersebut akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Memandingkan dokumentasi dengan observasi
d. Membandingkan hasil wawancara dengan teori dan hasil penelitian
yang sejenis.
Dalam penelitian ini sejauh peneliti lakukan di lapangan bawa
dalam melakukan keabsahan suatu data peneliti melakukan dengan
melakukan teknik trianggulasi sumber, metode, dan teori yang mana
langkah yang di ambil oleh peneliti yaitu dengan cara membandingkan
data hasil wawancara dengan observasi yang sudah dilakukan, yaitu
melakukan wawancara kepada salah satu Koordinator dari Pengurus
Posdaya yaitu Ibu Tatik yang mana peneliti mengajukan pertanyaan
kepada narasumber terhadap bagaimana tingkat partisipasi atau
keikutsertaan masyarakat terhadap progam-progam yang ada di RW 08,
tak hanya mengajukan pertanyaan itu saja, tetapi peneliti juga mengajukan
pertanyaan terhadap, proses dalam melakukan pemberdayaan diantaranya
memberikan bantuan modal, bagaimana sistem dari melakukan pemberian
modal tersebut setelah peneliti mendapatkan data dari narasumber maka
peneliti memandingkan data tersebut dengan melakukan pengamatan atau
observasi terhadap keikutsertaan masyarakat terhadap progam tersebut
58
Apakah data yang di dapatkan dari wawancara sama atau tidak,
serta pengamatan terhadap dengan adanya pemberian modal tersebut
apakah masyarakat yang ada di RW 08 ini menjadi mandiri atau tidak,
kemandirian ini terjawab ketika peneliti melakukan pengamatan di
lapangan bahwa kemandirian mereka tergambar jelas ketika kelompok
masyarakat lemah tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
maka mereka berinisitif dengan berjualan di cangkruk, jualan bensin, dan
makanan seadanya untuk menyambung hidup mereka.
Tidak hanya itu saja peneliti juga melakukan keabsahan data
dengan melakukan wawancara terhadap masyarakat yang betul
mengetahui maksud dari peneliti, tetapi setelah melakukan wawancara
dengan masyarakat si peneliti memandingkan wawancara yang pertama
dengan melakukan wawancara lagi terhadap narasumber lainnya untuk
menjadi bekal dalam kevaliditasi data si peneliti ini. Selain itu juga
peneliti juga memandingkan dengan menggunakan hasil dokumentasi
dengan observasi apakah data yang di dapat peneliti benar-benar valid atau
tidak dengan dilapangan, dan peneliti juga melakukan dengan
membandingkan hasil wawancara kepada narasumber dengan teori yang
peneliti pakai.
7. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data
pada waktu peneliti berada di lapangan maupun setelah kembali dari
lapangan baru dilakukan analisis. Oleh sebab itu Dalam penelitian ini
59
model analisis yang akan digunakan adalah model analisis interaktif.
Dalam model analisis interaktif ini menurut Miles Hubermant yang dikutip
oleh Sugiyono dalam dalam bukunya bahwasannya analisis interaktif
terdiri atas yaitu:72
1. Pengumpulan data. Yang mana dalam penelitian ini pengumpulan data
diperoleh dari hasil wawancara, observasi secara langsung oleh pihak
terkait.
2. Reduksi data. Reduksi data diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti
telah dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah
data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data yang selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti
computer mini, recorder dengan memberikan kode pada aspek-aspek
tertentu. Dalam melakukan reduksi data ini peneliti dibantu dengan
menggunakan HP sebagai salah satu alat dalam pencarian data, selain
72 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.337-345.
60
itu juga peneliti menggunakan catatan biasa (blocknote) yang di tulis
peneliti agar data yang di dapatkan tidak hilang atau lupa.
3. Penyajian data. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data atau penyajian data yang mana diartikan
sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan penyajian data, maka peneliti dapat memudahkan atau
memahami apa yang sedang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
(apa yang harus dilakukan ) berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.73
4. Penarikan kesimpulan. Kesimpualan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikeukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikeukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan
dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
73 Ibid,. hlm. 341.
61
yang diruuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti
telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung dengan maksud menguji kebenaran, kekokohan
dan kecocokannya yang merupakan validitasnya.74
H. Sistematika Pembahasan
Sebagai upaya untuk memperoleh suatu karya ilmiah yang
sistematis dan konsisten maka perlu disusun beberapa bab agar lebih
mudah untuk dipahai pembaca. Kerangka penulisan dalam penelitian ini
disusun sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan. Bab pendahuluan merupakan bab yang
dijadikan sebagai bahan acuan langkah dalam penelitian skripsi ini. Bab
ini mengutarakan tentang penegasan judul, latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Mengutarakan tentang pembahasan gambaran umum
lokasi penelitian yang akan menguraikan sekilas terkait gambaran umum
Kampung Sapen RW 08 Kelurahan Demangan, Kecamatan
Gondokusuman, Yogyakarta baik dari letak georgrafis, letak demografinya
(dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, pendidikan,
mata pencaharian, dan agama), kondisi masyarakat Kampung Sapen RW
74 Ibid., hlm.345.
62
08, (baik kondisi pendidikan, sosial budaya, agama, maupun sarana
prasarana yang ada di lingkungan RW 08), dan gambaran tentang Posdaya
Mekar Lestari itu sendiri (sejarah terbentuknya Posdaya Mekar
Lestari,tujuan adanya Posdaya Mekar Lestari, dan progam-progam
pemberdayaannya).
Bab III: Menguraikan tentang hasil penelitian, yaitu Proses, dan
hasil Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan Melalui Posdaya Mekar Lestari
dalam meningkatkan Kemandirian Masyarakat RW 08 Kampung Sapen
Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.
Bab IV: Penutup yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran dari
peneliti.
144
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan bab per bab yang telah didiskripsikan secara spesifik
diatas peneliti memperoleh data yang diharapkan, kemudian dianalisis dan
ditanggapi serta ditafsirkan dalam pemecahan, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya:
1. Proses pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui Posdaya Mekar
Lestari dalam meningkatkan kemandirian dilakukan melalui beberapa
tahapan diantaranya yaitu:
a. Tahap penyadaran; Penyadaran ini berupa penyadaran terhadap
kelompok yang lemah terutama lemah ekonominya, kemudian
penyadaran terhadap penguatan fungsi pendidikan, dan yang terakhir
adalah penyadaran terhadap penguatan fungsi kesehatan.
b. Tahap keikutsertaan masyarakat melalui workshop maupun seminar;
Workshop maupun seminar merupakan salah satu bentuk dari
penguatan fungsi manusia yang sering di sebut dengan pengkapasitasan
(enabling). Pengkapasitasn dalam pemberdayaan masyarakat ini
meliputi dari pengakapisan manusia maupun organisasi.
Pengkapasitasan manusia terlihat bahwasannya memampukan manusia
baik dalam konteks individu maupun kelompok untuk menerima daya
atau dengan cara masyarakat di berikan kekuatan dengan mengikuti
145
pelatihan workshop atau seminar yang di selenggarakan oleh lembaga
terkait yaitu pihak Kampus UGM, dalam pelatihan ini masyarakat di
berikan pemahaman terkait bagaimana pemetaan fungsi-fungsi keluarga
serta penguatannya.
c. Tahap pemberian modal usaha bagi kelompok yang diberdayakan.
Pemberian modal merupakan wujud dari pemberian peluang atas hak-
hak masyarakat yang diinginkan, seperti pemberian modal berupa
simpan pinjam, Pemberdayaan Ekonomi Kewilayahan (PEW) maupun
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) terhadap masyarakat RW 08
sebagai modal usaha dalam pemenuhan kebutuhan.
2. Hasil dari pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui Posdaya Mekar
Lestari dalam meningkatnya kemandirian yaitu :
a. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat
Peningkatan ini ditandai dengan keikutsertaan masyarakat dari setiap
progam sudah meningkat di bandingkan dengan tempo dahulu. Terlihat
bahwa keikutsertaan masyarakat tempo dulu masih kurang karena
kesadaran masyarakat masih rendah di bandingkan dengan yang
sekarang masyarakat sudah sadar terbukti dengan adanya Posdaya
Mekar Lestari yang mengeluarkan berbagai macam progam justru
masyarakat berpartisipasi aktif dan mendukung dalam setiap progam.
Tidak hanya mendukung oke-oke saja atau ikut-ikutan tapi justru kini
pola pikir mereka berubah, mereka justru mendukung dalam arti
146
mendukung memberikan ide-ide, pendapat maupun saran di setiap
pertemuan.
b. Kemandirian Masyarakat.
Kemandirian disini dapat dilihat dari kemandirian yang kini mereka
tidak ada yang istilahnya menumpang atau menjadi beban tanggungan
dari orang lain. Justru mereka kini mandiri apapun keadaan atau latar
belakangnya mereka bisa mandiri dalam mencukupi kebutuhan
keluarganya dengan melakukan berbagai upaya baik itu berjualan,
berusaha (wirausaha) maupun bekerja di warung, kemandirian mereka
juga terlihat bahwa dengan adanya progam-progam yang ditawarkan ,
masyarakat RW 08 bisa menikmati akses seperti Pemberdayaan
Ekonomi Kewilayahan (PEW) maupun Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya terutama dalam hal penguatan permodalan usaha
sehingga mereka tidak perlu hutang kesana kemari ke Bank.
c. Perolehan Penghargaan.
Sejak adanya pemberdayaan masyarakat dalam penguatan fungsi-fungsi
keluarga melalui Posdaya Mekar Lestari hasil yang dirasakan terlihat
dari perolehan penghargaan. Penghargaan tersebut diantaranya yaitu
penghargaan dari Pihak Kampus UGM atas juara 3 lomba Posdaya
tingkat UNIV UGM selain itu juga memperoleh penghargaan atas
Kampung Hijau atau go green di tahun 2014. Tak hanya itu saja
147
progam kesenian karawitan Eko manunggalpun juga diapresiasikan
oleh pihak luar, terbukti setiap ada event-event karawitan selalu di
undang untuk mengisi pementasan.
B. Saran
Setelah mencermati dari hasil penelitian ini, penulis memberikan beberapa
masukan atau saran kepada pihak Pengurus Posdaya Mekar Lestari untuk
dipertimbangkan dalam peningkatan kesejahteraan, dan kemandirian melalui
penguatan fungsi-fungsi yang ada. Dengan tujuan dan harapan agar beberapa
hambatan baik yang bersifat intern maupun ekstern, ini bisa diatasi oleh semua
Pengurus Posdaya Mekar Lestari ini. Adapun saran-saran yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Networking dan kerjasama dari berbagai pihak baik pihak instasi pemerintah
maupun swasta lebih ditingkatkan agar semua progam-progam pemberdayaan
yang dijalankan dapat berjalan secara optimal.
2. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam menaungi semua progam
kegiatan tersebut yang mayoritas semua kegiatan dilakukan oleh pengurus
kaum perempuan, alangkah lebih baiknya tidak hanya kaum perempuan yang
mengkafer semua progam kegiatan tersebut justru seharusnya laki-laki juga
berpartispasi dalam mendukung sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik
dan terus menerus konsisten antara pengurus dan masyarakat Kampung Sapen
RW 08.
148
3. Melakukan pengkaderisasian kepada para pemuda setempat yang mana
pemuda merupakan generasi penerus masa depan.
4. Merangkul masyarakat lagi terkait progam-progam kegiatan tersebut,dengan
cara bijaksana agar mereka mau mendukung dan berpartisipasi aktif dalam
mendukung adanya progam-progam karena dengan adanya dukungan dari
semua pihak baik dari SDM pengurus, lingkungan sekitar, masyarakat maka
diharapkan adanya perubahan yang positif dalam pembentukan masyarakat
yang mandiri dan sejahtera.
149
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto, Intervensi Komunitas Pengembangan MasyarakatSebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Rajawali, 2008.
Alfitri, Community Development: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rincka Cipta, 1990.
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT RinekaCipta, 2008.
Departement Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya, Cipadung CibiruBandung:Jabal Raudhotul Jannah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: balai Pustaka, 2005.
Huda, Miftachul, Pekerjaan Sosial &Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta: Samudra Biru,2012.
J.R, Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik danKeunggulannnya, Jakarta:Grasindo, 2010.
Juliansyah, Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana perdana Group, 2012.
Moeloueng, Lexy J, Metode Penelitian kualitatif, Bandung: Remaja Kerta Karya,1998.
150
Muslim, Aziz, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta: SamudraBiru, 2008.
Patton Michael Quinn, Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,cetakan kedua, 2009.
Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1976.
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung:Refika Aditama, 2009.
Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, Bandung:Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D), Bandung: Alfabeta, 2009.
Suyono, Haryono & Rohadi Haryanto, Buku Pedoman Pembentukan danPengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga Posdaya, Yogyakarta: BalaiPustaka, 2009.
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik, Jakarta: Kencana, 2013.
Wrihatnolo,Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untukPemberdayaan Masyarakat, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007.
SKRIPSI
Asy’ari, Pemberdayaan Masyarakat Miskin demangan Gondokusuman (Studiatas Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan(P2KP), tidak diterbitkan, Yogyakarta: Jurusan PengembanganMasyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.
151
Faozizah,”Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Teknologi Informasi di KampungCyber RT 36 Taman, Patehan, Yogyakarta”, Yogyakarta: FakultasDakwah dan Komunikasi UIN Sunan kalijaga, 2013.
Kurnia Pramujiharjo, Pemberdayaan Ekonomi Produktif Wanita Muslim (Studikasus Koperasi Wanita Rukun Makmur Sentosa di Dusun KedungpringKelurahan Wonolela Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul), tidakditerbitkan, Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta,2011.
Majid Muhammad, “ Peran Posdaya Edelwys Dalam Pemberdayaan KesehatanMasyarakat Dusun Serut Palpabang Bantul Yogyakarta, Yogyakarta:Fakultas Dakwah Dan Kounikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Umi Qadariyah, “ Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui PembuatanKerajinan Tas di Desa Purwosari Girimulyo Kulon Progo, Yogyakarta:Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan kalijaga Yogyakarta,2014.
JURNAL
Ervia Yudiarti, Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan ilmuKelautan Universitas Dipenogoro, Disampaikan pada seminar Pendidikan“kelamnya Pendidikan Hari Ini: Refleksi Menyongsong GenerasiCemerlang dalam Peradaban Khilafah”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,13 September 2014.
Musdalifa, “Perkembangan Remaja dalam Kemandirian (Hambatan Psikologisdependensi terhadap orang tua)”, Jurnal Pendidikan dan PsikologiPerkembangan, Vol.4 Juli- Desember, 2007.
152
LAPORAN-LAPORAN /DOKUMEN
Data Proposal Pengajuan Bantuan Modal bergulir Progam PemberdayaanEkonomi berbasis Kewilayahan Tahun 2011, di akses pada tanggal 15Oktober 2015, pukul 16:00.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kota Yogyakarta, pada tanggal 4 November2015, diakses pukul 13.30.
Profil Kelompok Usaha Bersama Sejahtera XI berhati Nyama 065.
Surat Keputusan Lurah Demangan Tentang Kepengurusan Kelompok PelaksanaPosdaya Mekar Lestari RW 08 Kel. Demangan, 1 Desember 2012, dalamsatu bundel dengan Nomor 12/KPTS/DMG/2012, hlm. 3.
INTERNET.
Hendra Wardhana, http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/terbungkus-pesona-kemiskinan-yogyakarta-tertinggi-se-jawa_552a19bc6ea834527b552d29, diakses pada tanggal 20 Oktober 2015,pukul 14:00.
Herry STW, “Kemandirian”, http://herrystw.wordpress./2013/01/05/kemandirian//,diakses pada tanggal 16 Mei 2015, pukul 15:00.
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2012/12/17/215378/yogyakarta-memiliki-posdaya-terbanyak//, diakses pada tanggal 16 Mei 2015, pukul20:00.
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/inpres-no-3-tahun-2010.pdf, diaksespada tanggal 20 Oktober 2015, pukul 15:00.
153
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/index-berita-bulanan/2013/home2-2/47-ipm-indonesia-naik-peringkat, diakse pada tanggal 2 November 2015,pukul 19:00.
http://yokimirantiyo.blogspot.co.id/2013/02/seni-karawitan-definisi-laras-dan.html, diakses pada tanggal 30 Oktober 2015, pukul 19:00.
http://rw8-demangan.besaba.com/info/2013/12/mengenal-bank-sampah/#more-66,diakses pada tanggal 1 November 2015 pukul 14.00
http://economy.okezone.com/read/2015/09/07/20/1209805/indeks-pembangunan-manusia-ri-di-bawah-rata-rata-asean, diakses pada tanggal 2 November2015, pukul19:00.
http://kabar24.bisnis.com/read/20140321/18/212569/indonesia-ke-6-inilah-negara-pengutang-terbesar-dunia, diakses pada tanggal 22 Mei 2015,pukul 19:10.
http://www.negeripesona.com/2015/10/jumlah-penduduk-indonesia-dan-daftar-5.html, diakses pada tanggal 22 Mei 2015, pukul 19:10.http://bps.go.id/Subjek/view/id/23 , diakses pada tanggal 30 Januari 2015,pukul 15:30.
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/terbungkus-pesona-kemiskinan-yogykarta-tertinggi-se-jawa_552a19bc6ea834527b552d29, diakses padatanggal 20 Oktober 2015, pukul 14:00.
KBBI Online. http://kbbi.web.id/hasil, diakses pada tanggal 24 April 2015, pukul21:00.
WAWANCARA
Wawancara dengan Bapak Heri Cahyono, selaku Ketua RW 08, pada tanggal 15Oktober 2015, pukul 18.30.
154
Wawancara dengan Ibu Arofah, Masyarakat, pada tanggal 22 Oktober 2015,pukul 09:00.
Wawancara dengan Bapak Baryanto, selaku anggota KUBE, pada tanggal 29Oktober 2015, pukul 16:30.
Wawancara dengan Ibu Etty, Masyarakat Kampung Sapen RW 08, pada tanggal28 Oktober 2015, pukul 10:00.
Wawancara dengan Ibu Pomo, Selaku Ketua BKL Sere 08, pada tanggal 2November 2015, pukul 10:00.
Wawancara dengan Ibu Sri Hartatik S. Ag, selaku Ketua Posdaya Mekar Lestari,pada tanggal 1 Juni 2015 pukul 18: 30.
Wawancara dengan Ibu Suratinah, selaku Pendamping dari KUBE Sejahtera XIBerahati Nyaman pada tanggal 16 Oktober 2015, PUKUL 16:00.
Wawancara Ibu Titik, selaku anggota dari Kube, pada tanggal 28 Oktober 2015,pukul 19.00.
Wawancara dengan Ibu Tety, Masyarakat Kampung Sapen RW 08, pada tanggal7 Januari 2016, pukul 17:00.
Wawancara dengan Ibu Wagiman, selaku masyarakat Kampung Sapen RW 08,pada tanggal 15 Oktober 2015, pukul 16:00.
155
DOKUMENTASI GAMBAR
Peresmian “POSDAYA MEKAR LESTARI” RW 08 Kel. Demangan.
Pengurus “Bank Sampah Mekar Lestari 1”RW 08dan Kader Posdaya.
Pengurus Bank Sampah Mekar Lestari 2( Ibu Etty)
Peneliti sedang wawancara dengan ibu Titik kader KUBE, petugas Jumantik 065
156
Pengurus Kebun Holtikultura MekarLestari RW 08 Sapen
Undangan Acara Di TVRI Jogya BersamaMahasiswa UGM
Workshop/Seminar Posdaya Di UGM Workshop/Seminar Posdaya Di UGM
157
Suasana Ruang Belajar PAUD
Senam
158
Kerja bakti Kebun RW Kunjungan dari SD MD GK
Kunjungan dari SD MD GK Balai RW 08
159
Ibu Titik memanfaatkan Keahlian DalamMenyambung Hidup
Bapak Baryanto ( Bekerja SebagaiBengkel Pompa Air
Ibu Yulinti Bekerja sebagai loudry SeKretariat KUBE
160
DAFTAR PERTANYAAN
Acuan Wawancara dengan Pelaksana Pengurus Posdaya Mekar Lestari (Ibu Sri
Hartatik)
1. Bagaimana sejarah berdirinya Posdaya Mekar Lestari ?
2. Kapan Posdaya Mekar Lestari tersebut terbentuk sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat perkotaan dalam meningkatkan kemandiriannya ?
3. Apa yang melatarbelakangi ibu untuk mendirikan Posdaya tersebut?
4. Apa tujuan dari dibentuknya Posdaya Mekar Lestari? Dan adakah visi misi
tersendiri dari Posdaya tersebut?
5. Siapa yang mendirikan adanya Posdaya Mekar Lestari tersebut ?
6. Bagaimana struktur kepengurusan posdaya tersebut?
7. Bagaimana tahapan-tahapan awal dalam proses pembentukan pemberdayaan
masyarakat melalui posdaya dalam meningktakan kemandirian?
8. Apakah adanya kendala atau hambatan yang mempengaruhi ketika mendirikan
posdaya tersebut ?
9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat di lingkungan RW 08 ini melalui Posdaya tersebut?
10. Apa saja bentuk-bentuk progam dari Posdaya tersebut?
11. Bagaimana hasil yang di dapatkan setelah adanya pemberdayaan masyarakat
melalui Posdaya Mekar Lestari dalam meningkatkan kemandiriannya ?
12. Apa manfaat yang di rasakan oleh ibu sekaligus pengurus dari posdaya dengan
adanya pemberdayaan masyarakat melalui posdaya ini dalam meningkatkan
kemandiriannya?
13. Apakah dengan adanya kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
posdaya tersebut melibatkan pemuda-pemuda atau sebagian masyarakat ?
14. Adakah penghargaan atau reward yang pernah diraih oleh posdaya tersebut?
15. Apakah pernah ada bantuan/dana dari pihak luar untuk mendukung kegiatan
Posdaya Mekar Lestari tersebut?
161
16. Apa harapan untuk Posdaya Mekar Lestari kedepannya?
17. Apa wujud dari Kemandirian tersebut? Lantas kemandirian seperti apa yang
diinginkan Posdaya Mekar Lestari ini?
18. Adakah kegiatan rutin yang dilakukan oleh Posdaya Mekar Lestari?
19. Bagaimana tujuan dari adanya Posdaya Mekar Lestari Tersebut?
Acuan wawancara dengan Bapak Heri Cahyono
1. Bagaimana gambaran umum kampung sapen ?
2. Berapa jumlah penduduk di kampung sapen tersebut ?
3. Rata-rata bekerja sebagai apa warga kampung sapen tersebut ?
4. Adakah potensi yang dimiliki di kampung ini?, jika ada apa saja potensi yang
di miliki di kampung sapen ini?
5. Apa yang bapak rasakan sebagai ketua dari RW ini dengan adanya Posdaya
Mekar Lestari sebagai icon pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
kemandirian ?
6. Pernah atau tidak Kampung ini terjadi pertingkaian antar RW atau kampung
sebelah?
Acuan pertanyaan wawancara Ibu Arofah Iswandari
1. Sejak kapan kegiatan karawitan ini dimulai?
2. Setiap hari apa kegiatan ini di lakukan?
3. Pernahkah Karawitan ini digunakan untuk mengisi lomba-lomba dalam setiap
tahunnya?
4. Sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan karawaitan tersebut?
5. Menurut ibu apa tujuan dari adanya pemberdayaan budaya elalui kegiatan
Karawaitan ini?
6. Ada atau tidakkah tim koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut?
7. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat terkait adanya kegiatan karawitan
ini?
8. Apakah yang mengikuti kegiatan ini orang-orang yang benar- benar orang
yang minat dalam pemberdayaan melalui budaya karawitan tersebut?
162
Acuan pertanyaan wawancara dengan Ibu Etty
1. Apa wujud dari pemberdayaan bidang lingkungan melalui Posdaya Mekar
Lestari?
2. Bagaimana awal terbentuknya dari Bank Sampah tersebut?
3. Apa saja kegiatan yang di lakukan dalam progam bank sampah tersebut?
4. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dengan adanya progam Bank
Sampah tersebut?
5. Adakah kendala selama ini dalam menjadi pengurus dala progam bank
sampah ?
6. Bagaiaman Struktur Kepengurusan progam bank sampah ini?
7. Setiap tanggal berapa kegiatan ini berlangsung?
8. Apa tujuan dari adanya kegiatan ini?
9. Apa hasil yang di rasakan sampai detik ini dalam mengikuti kegiatan tersebut?
10. Adakah perubahan yang terjadi setelah adanya Pemberdayaan melalui
Posdaya Mekar Lestari?
11. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dengan adanya progam-progam
tersebut?
Acuan pertanyaan wawancara dengan IBu Titik
1. Bagaimana sejarah kelompok usaha bersama ini terbentuk?
2. Bagaimana struktur kepengurusannya ?
3. Apa visi, misi, dan tujuan dengan terbentuk kelompok usaha bersama ini ?
4. Bagaimana perkembangan kelompok usaha bersama ini dari dahulu hingga
sekarang ?
5. Sejauh mana kelompok usaha bersama ini dapat memandirikan para keluarga
di lingkungan RW 08 ?
6. Kendala atau hambatan apa yang ibu rasakan setelah menjabat sebagai
pengurus ini hingga sekarang ?
7. Dengar-dengar juga ada progam Jumantik disini, apa itu Jumantik?
163
8. Kapan kegiatan itu berlangsung?
9. Bagiaman sejarahnya dan apa yang melatarbelakangi kegiatan tersebut?
10. Adakah kendala yang dialami dalam melakukan kegitan tersebut?
Acuan pertanyaan wawancara dengan Bapak Baryanto ?
1. Bagaimana pendapat bapak dengan adanya progam-progam posdaya ini?
2. Apakah progam-progam ini dapat memandirikan setiap anggota keluarga di
lingkungan RW 08?
3. Apakah bapak mengetahui dengan adanya Posdaya Mekar Lestari ini ?
4. Apa yang bapak rasakan dengan adanya progam tersebut?
5. Apa yang melatarbelakangi bapak untuk ikut dalam salah satu progam
tersebut?
6. Berapa tingkat partisipasi masyarakat lingkungan RW 08 terhadap Posdaya
Mekar Lestari ?
164
DAFTAR PENERIMA BIAYA BANTUAN MODAL KUBE-FMSEJAHTERA XI BERHATI NYAMAN KT, 065
NO NAMA ALAMAT JENIS USAHA1. Baryanto Sapen GK 1/ 513 YKT Jasa Service Pompa2. Titik Dwiyanti Sapen GK 1/ 499 YKT JasaJahit3. Sugiarto Sapen GK 1/ 477 YKT Usaha Makanan Ringan/Gorengan4. Suparmi Sapen GK 1/ 424 YKT Usaha Makanan Ringan/ Krupuk5. R. Sudaryono Jl. Langensari no.26 YKT Usaha Jasa Catering6. Ria Fitriyah Sapen GK 1/ 500 YKT Usaha Jasa Salon7. Yulianti Sapen GK 1/ 493YKT Usaha Jasa Loundry8. Atik Dwi
AstutiSapen GK 1/ 470 YKT Usaha Angkringan
9. Tri Sutanti Sapen GK 1/ 417 YKT Usaha Bakwan Kawi10 Priyati Sapen GK 1/ 447 YKT Usaha Warung Kelontong
DAFTAR PENERIMA BIAYA BANTUAN MODALPEMBERDAYAAN EKONOMI BERBASIS KEWILAYAHAN (PEW)
NO NAMA ALAMAT JENISUSAHA
OMSET/BULAN
JUMLAHPINJAMA
N (RP)1. Arofah
IswandariJl. Timoho 122 YK Pembuatan
Souvenir750.000 1.000.000
2. Sri Hartatik Sapen GK 1/451 Menjahit danBordir
700.000 1.000.000
3. Amalia Sapen GK 1/473 WarungMakan
1.000.000 1.000.000
4. Ika Damayanti,SE
Sapen GK 1/466 WarungKelontong
800.000 1.000.000
5. Isnani Wahidah Sapen GK 1/432 Loundry 800.000 1.000.0006. Sarni, S.TP Jl.Bima Sakti 69 Laundry 1.000.000 1.000.0007. Jevi
RimaningsingSapen GK 1/510 Warung
Makan800.000 1.000.000
8. Sulasih Jl. Bima Sakti 76 WarungKelontong
1.000.000 1.000.000
9. Siti latifah Sapen GK 1/400 Menjahit 1.000.000 1.000.00010. Gus
ChanderasaJl. Bima Sakti 75 Warung
Kelontong800.000 1.000.000
11. Etty - Usaha Snack - 1.000.00012. Teki - Lesehan
Teteg- 1.000.000
165
13. Endang - Kelontong - 1.000.00014. Nopik - Kelontong - 1.000.00015. Sulis - - - 1.000.00016. Warni - Warung
Makan- 1.000.000
17. Adiknya ibuWarni
- WarungMakan
- 1.000.000
18. Kartini - WarungMakan
- 1.000.000
19. Elly - - - 1.000.00020. Latina - Warung
Lotek- 1.000.000
166
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Fitriyani
Tempat/tgl Lahir : Purworejo, 6 Maret 1994
Nama Ayah : Pawit
Nama Ibu : Soniyah
Alamat Rumah : Gedongan, RT 001/RW 004, Kel/Desa : Majir,
Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jateng
Alamat Kost : Jalan Timoho ,Gang Sawit No 04, RT 01/RW 01,
Ngentak Sapen, Depok, Sleman,Yogyakarta
Agama : Islam
E-mail : [email protected] atau
fitrikiranadewiblogspot.com
No. HP : 085-786-749-613
Motto : Perjalanan hidup ini ibarat sebuah buku jadi
tulislah bukumu dengan seindah-indahnya cerita.
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK, Tahun Lulus : Tunas Muda Desa Lugu/2000
b. SD/MI, Tahun Lulus : SD Negeri 01 Majir/2006
c. SMP/MTS, Tahun Lulus : SMP Negeri 12 Purworejo/2009
d. SMA/MA, Tahun Lulus : SMA Negeri 11 Purworejo/2012
C. Prestasi/Penghargaan1. Lomba Pembantu Pembina Palang Merah Remaja Periode 2010-2011
D. Pengalaman OrganisasiNo Nama Organisasi Masa Periode1. PMR 2010-20112. Rohis 2010-20113. Sekolah Koperasi 2015