PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM...

22
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KELURAHAN PULAU ABANG KECAMATAN GALANG KOTA BATAM TAHUN 2014 - 2015 Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH PUBLIKASI Oleh MARIANA NIM 120565201021 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM...

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KELURAHAN PULAU

ABANG KECAMATAN GALANG KOTA BATAM

TAHUN 2014 - 2015

Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Bidang Ilmu Pemerintahan

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

MARIANA

NIM 120565201021

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Abstrak

Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha untuk membuat masyarakat

menjadi berdaya melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk

mengelola dan bertanggungjawab atas program pembangunan dalam

komunitasnya. Pembelajaran tersebut diimplementasikan dalam pengembangan

kapasitas masyarakat, dimana pelaksanaannya harus disesuaikan dengan

karakteristik dan kemampuan masyarakat setempat sehingga pelaksanaannya

dapat berhasil.

Penelitian ini merupakan penelitian diskribtif dengan pendekatan

kualitatif. Sumber data/subjek penelitian ini merupakan pengurus dan anggota

kelompok sadar wisata Kappa, serta masyarakat. Setting penelitian adalah

Kelurahan Pulau Abang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen

pertama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi,

pedoman wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis

data adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi

digunakan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan destinasi pariwisata di Kelurahan Pulau Abang berjalan dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dengan indikator yakni memperkuat potensi yang

dimiliki oleh masyarakat (empowering) yang tejadi dilapangan telah adanya

upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kota Batam

dalam membangkitkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau

Abang dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata serta memberikan fasilitas

sarana dan prasarana penunjang pariwisata, selanjutnya terciptanya kemandirian

masyarakat.

Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Obyek Wisata

Abstract

The societal empowerment is an effort to make people become skillful through

learning so that they can exploitate and handling the growing program in their

community. The learning is implemented in people capacity improving, where the process

has to be appropriate with the characteristic and the skill of the people in that village so

that the process can run successfully.

This research is a decriptive research with quallitative approach. The

data/subject source of this rersearch are gotten from the manajer and member of

Kelompok Sadar Wisata Kappa, and also the societal. This research is located in Abang

Island. The process of submitting data uses the obsevation technic, interview, and

documentation. The researcher is the first instrument in doing research who is helped by

the observation compass,the interview compass, and the documentation. The technics

that use to analyse the data are data reduction, data service, and make a conclusion.

Trianggulating is used to explain about the data with use the source.

Result detailed indicate that providing of society pass through

development destination tourism in district of Abang island going well. This case

can see with indicator that is support the potential which has by society

(empowering) which happen on square has been eforts which did by goverment in

particular goverment of Batam city in raised the potential which has by society

district of Abang island with the form community of aware a tour and give facility

tools and infrastructure supporting the tourism, furthermore created

independent society.

Keyword : the societal empowerment, imroving tourism object.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KELURAHAN PULAU

ABANG KECAMATAN GALANG KOTA BATAM

TAHUN 2014-2015

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat

diartikan bahwa pembangunan tersebut tidak hanya mengutamakan kemajuan

lahiriah seperti sandang, pangan, dan papan tetapi juga batiniah seperti rasa

aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab.

Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam

pembangunan, karena sumber daya manusia yang rendah menjadikan kondisi

masyarakat kurang mampu melihat serta mengatasi masalah hidupnya, yang

kemudian akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. Oleh

karena itu usaha pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang

harus dan perlu dilakukan.

Seperti dikatakan oleh Tjokroamidjojo dalam (Haryono Sudriamunawar:

2006) bahwa peran pemerintah dalam pembangunan sangat dominan, namun

harus diakui pula bahwa pemerintah seringkali harus bertindak sebagai unsur

pembaharu, pembimbing, pengarah melalui perencanaan pembangunan.

Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan yang

sebenarnya juga mengalami hambatan.

Begitu juga yang disebutkan Amartya Sen dalam (A. Prasetyantoko,

dkk2012: xiii) pembangunan bukan sebuah proses yang dingin dan

menakutkan dengan mengorbankan darah, keringat, serta air mata.

Pembangunan menurut Sen, adalah sesuatu yang sebenarnya ‘’bersahabat’’.

Pembangunan seharusnya merupakan sebuah proses yang memfasilitasi

seluruh manusia untuk mengembangkan sesuatu yang sesuai dengan

pilihannya. Sesuatu yang sesuai tersebut diatur oleh kebijakan publik yang

sesuai dengan kehendak masyarakat.

Sasaran utama pembangunan dibidang ketenagakerjaan meliputi

penciptaan lapangan kerja baru dengan jumlah dan khualitas yang memadai

sehingga dapat menyerap lapangan kerja yang dapat memasuki pasar kerja. Di

Kota Batam pada tahun 2014 jumlah penduduk angkatan usia kerja (usia 15

tahun keatas) mencapai 795.333 orang. Diantara penduduk usia kerja tersebut

537.914 orang termasuk angkatan kerja, yang terdiri atas 502.179 orang

penduduk bekerja dan 35.735 orang pengagguran. Bertambahnya

pengangguran mengakibatkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ditahun

2014 mengalami peningkatan 6,09 persen menjadi 6,6 persen. (BPS Kota

Batam, 2015 )

Pariwisata merupakan suatu industri yang banyak menghasilkan devisa

bagi negara, sehingga pemerintah berusaha untuk mengingkatkan sektor

pariwisata dengan mengambil langkah-langkah kebijakan pembangunan

pariwisata. Pembangunan pariwisata pada hakikatnya merupakan upaya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan objek wisata dan daya tarik wisata yang

terwujud dalam bentuk keindahan alam, keragaman flora dan fauna, tradisi dan

budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.

Pariwisata berbasis masyarakat sebagai sebuah pendekatan

pemberdayaan yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku

penting dalam konteks paradigma baru pembangunan yakni pembangunan

yang berkelanjutan. Pariwisata berbasis masyarakat merupakan peluang untuk

menggerakan segenap potensi masyarakat. Pariwisata berbasis masyarakat

adalah dimana masyarakat atau warga setempat memainkan peranan penting

dan utama dalam pengambilan keputusan mempengaruhi dan memberi manfaat

terhadap kehidupan dan lingkungan mereka.

Konsep pariwisata berbasis masyarakat terkandung didalamnya konsep

pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya

selalu dihubungkan dengan karakteristik sasaran sebagai sesuatu komunitas

yang mempunyai ciri, latar belakang, dan pemberadayaan masyarakat, yang

terpenting adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi

suasana, atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk

berkembang. Dalam mencapai tujuan pemberdayaan berbagai upaya dapat

dilakukan melalui berbagai macam strategi.

Salah satu strategi yang memungkinkan dalam pemberdayaan msyarakat

adalah pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Pariwisata berbasis masyarakat menemukan rasionalitasnya dalam

properti dan ciri-ciri unik dan karakter yang lebih unik

diorganisasikan dalam skala yang kecil, jenis pariwisata ini pada

dasarnya merupakan, secara ekologis aman, dan tidak banyak

menimbulkan dampak negatif seperti yang ditimbulkan oleh jenis

pariwisata konvensional.

2. Pariwisata berbasis komunitas memiliki peluang lebih mampu

mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-atraksi berskala kecil

dan oleh karena itu dapat dikelola oleh komunitas-komunitas

berskala kecil dan pengusaha lokal.

3. Berkaitan sangat erat dan sebagai konsekuensi dari keduanya lebih

dari pariwisata konvensional, dimana komunitas lokal melibatkan

diri dalam menikmati keuntungan perkembangan pariwisata, dan

oleh karena itu lebih memberdayakan masyarakat.(Nasikun, 2000:

26-27)

Kepedulian dan komitmen, serta peran pemerintah dalam upaya

pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata telah diatur dan tertuang dalam

Undang-undang No. 10 Tahun 2009 pengganti Undang-undang No. 9 Tahun

1990 tentang kepariwisataan yang menyebutkan bahwa dampak yang

diakibatkan dari pengembangan kepariwisataan berupa peningkatan

kesejahteraan masyarakat, pengurangan angka kemiskinan dan pengganguran,

serta pelestarian lingkungan.

Kota Batam merupakan salah satu kota yang sedang mengembangkan

potensi pariwisata. Kota Batam memiliki luas daratan sebasar 1.038,84 km²

serta mempunyai 12 kecamatan dan 64 kelurahan. Jumlah penduduk Batam

Tahun 2014 mencapai 1.141.816 jiwa dengan tingginya Laju Pertumbuhan

Penduduk (LPP) 4,31 persen. (BPS Kota Batam Tahun 2015)

Kota Batam telah berupaya menjawab tantangan pembangunan

berkelanjutan dengan beberapa kebijakan yang telah diambil salah satunya

kebijakan Pemko Batam dibidang kepariwisataan adalah pengembangan wisata

unggulan dikawasan Kelurahan Pulau Abang. Sejak diadakannya program visit

Batam 2010 telah memberikan dampak positif, terbukti objek wisata bahari

Pulau Abang mulai ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun

mancanegara. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2014 jumlah

keseluruhan wisatawan yang berkunjung di Kelurahan Pulau Abang tercatat

3395 orang.

Pulau Abang adalah sebuah pulau kecil yang berada disebelah selatan

Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih

2.000× 5.000 m, dan berjarak lebih kurang 50 km dari daerah Muka-kuning

Batam. Dan terdapat kurang lebih 411 orang kepala keluarga, serta 8 (delapan)

RT (Rukun Tetangga) dan 3 (tiga) RW (Rukun Warga). Pulau ini dapat

dijangkau dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal pompong dari

jembatan enam Barelang Batam.

Pulau Abang merupakan tempat wisata yang dikembangkan oleh Pemko

Batam dan telah ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia

sebagai destinasi wisata unggulan daerah untuk wisata bahari tahun 2011.

Untuk pengelolaan potensi daerah tersebut sepenuhnya diberikan kepada

kelompok sadar wisata Pulau Abang. Saat ini di Kelurahan Pulau Abang telah

terbentuk kelompok sadar wisata yang menghimpun masyarakat untuk

memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengolah dan mengembangkan Pulau

Abang menjadi desa tujuan wisata. Kelompok sadar wisata tersebut merupakan

kelompok yang peduli dengan kemajuan daerah melalaui pariwisata.

Kelompok sadar wisata dibentuk oleh dinas pariwisata Kota Batam.

Kelurahan Pulau Abang memiliki pesona sumber daya alam yang

menawan, pantainya yang indah dengan pasir pantai yang lembut dan putih,

Pulau Abang dilengkapi dengan terumbu karang disertai ekosistem laut seperti

ikan hias beraneka ragam. Pulau Abang memiliki potensi yang sangat besar

diantaranya wisata pantai, wisata selam dan snorkelling. Meski memiliki

pesona menarik, sayangnya Pulau Abang belum dikelola secara profesional

sebab untuk menjangkau wilayah tersebut masih cukup sulit karena

keterbatasan transfortasi.

Pemberdayaan masyarakat melalaui pengembangan destinasi pariwisata

di Kelurahan Pulau Abang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian

masyarakat kelurahan tersebut, meningkatkan pengetahuan, pengalaman,

wawasan dan keterampilan masyarakat Kelurahan Pulau Abang, serta

menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Salah satu permasalahan yang sangat mendasar yakni pola pikir

masyarakat Pulau Abang yang tidak semuanya sadar akan potensi pariwisata

yang ada didaerah tersebut, sehingga hanya beberapa dari masyarakat yang

tergabung dalam kelompok sadar wisata saja yang mengelola pariwisata.

Kelompok sadar wisata yang terbentuk pada Tahun 2008 memiliki nama yakni

KAPPA (Kami pemuda pemudi pulau abang), namun sayangnya Kelompok ini

mulai berkurang keanggotanya disebabkan konflik internal kelompok

sehingga menyebabkan pengelolaan wisata di Kelurahan tersebut kekurangan

anggota.

Masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan terkait dalam

pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan objek wisata di Kelurahan

Pulau Abang meliputi:

1. Rendahnya kesadaran dan komitmen masyarakat dalam mendukung

kegiataan pariwisata.

Rendahnya kesadaran masyarakat dan komitmen masyarakat dalam

mendukung kegiatan pariwisata ditandai dengan ketidaksadaran masyarakat

kelurahan Pulau Abang tentang potensi pariwisata yang dapat menambah

penghasilan diluar mata pencarian sebagai nelayan, masyarakat yang tidak

sadar wisata ini menganggap wisata bukan suatu bisnis yang menguntungkan,

padahal menurut Pak ledi selaku ketua kelompok sadar wisata dikelurahan

tersebut.

jika masyarakat dapat memanfaatkan wisatawan yang datang dengan

menjual cendera mata atau makanan-makanan khas Pulau Abang, serta dapat

mengantarkan wisatawan berkeliling ketika sedang tidak melaut maka akan

menambah penghasilan, namun sayangnya kesempatan ini diabaikan begitu

saja oleh sebagian masyarakat. Kemudian selain tidak memanfaatkan

kesempatan dengan baik, hal yang dituturkan oleh ketua kelompok sadar

wisata bahwa masyarakat kurang peduli dengan kebersihan laut, karena

masyarakat masih membuang sampah kelaut, sehingga menyebabkan laut

menjadi tidak bersih dan mengganggu kenyamanan wisatawan.

2. Terbatasnya sumber daya manusia yang profesional untuk mengelola dan

mengembangkan potensi dibidang pariwisata.

Sumber daya manusia yang profesional merupakan faktor yang sangat

mendukung dalam perkembangan pariwisata, hal ini dikarenakan dengan

adanya sumber daya manusia yang profesional tentunya dapat dengan mudah

berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara, sehingga mereka dapat

mengenalkan hal-hal istimewa dan kelebihan-kelebihan serta keindahan yang

terdapat dalam wisata Pulau Abang. Sedangkan sumber daya manusia

profesional di Kelurahan Pulau masih kurang Hal ini terjadi karena tidak ada

pelatihan khususnya pelatihan bahasa asing dari pemerintah Kota Batam

khususnya oleh dinas pariwisata.

3. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pariwisata.

Salah satu komponen dari sistem pariwisata adalah sarana dan prasarana

kepariwisataan, merupakan komponen yang menentukan dan menyukseskan

penyelenggaraan pariwisata. Wisatawan pada umunya adalah orang yang

melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah-daerah

yang sama sekali asing baginya, wisatawan memerlukan pelayanan sesuai

kebutuhan dan keinginannya, yaitu semenjak ia berangkat sampai ditempat

tujuan, hingga ia kembali. Sarana dan prasarana yang dimaksud misalnya

fasilitas transfortasi, pelabuhan, fasilitas akomodasi, catering service, fasilitas

perbelanjaan, listrik, air bersih, jaringan telekomunikasi.

Dalam pengelolaan pariwisata di Kelurahan Pulau Abang terkait sarana

dan prasarana yang tersedia dapat dikatakan kuarang. Hal ini dibuktikan untuk

menjangkau daerah wisata tersebut bagi wisatawan yang ingin berkunjung

fasilitas transfortasi laut yang disedikan hanya beberapa pompong dengan

menempuh jarak waktu kurang lebih satu jam perjalanan dari pelabuhan

cakang (jembatan enam Barelang) Batam.

Sementara untuk pelabuhan yang ada cukup bagus karena pelabuhan

tersebut sudah terbuat dari semen. Untuk fasilitas akomodasi yang disediakan

hingga saat ini hanya ada 4 (empat) buah penginapan (homestay) yang dibantu

oleh pemerintah sejak tahun 2014. Sementara penginapan tersebut menurut

ketua kelompok sadar wisata kelurahan Pulau Abang tidak cukup untuk

menampung wisatawan yang menginap. Upaya untuk meminta tambahan

penginapan telah dilakukan oleh kelompok sadar wisata, selama tahun 2015

telah berkali-kali mengajukan proposal namun tidak kunjung mendapatkan

respon dari pemerintah Kota Batam. Sedangkan untuk catering service bagi

wisatawan yang datang pengelolaannya diberikan kepada sebagian ibu-ibu

dikelurahan tersebut untuk menyediakan makanan bagi wisatawan yang datang

dengan sistem masak bergiliran.

Untuk fasilitas perbelanjaan dikelurahan tersebut tidak ada tempat

perbelanjaan yang ada hanya warung atau kedai-kedai sederhana saja yang

tidak lengkap. Sedangkan untuk listrik yang ada dikelurahan tersebut sangat

kurang, karena listrik hanya dioprasikan hidup pada pukul 17:00 Wib sore dan

kemudian padam pada pukul 00:00 Wib malam, dan ini ternyata menurut

keluhan yang disampaikan wisatawan lokal yang menginap kepada ketua

pengelola pariwisata Pulau Abang bahwa mereka sangat tidak nyaman dengan

kondisi bergelap-gelapan dan mereka merasa kepanasan. Untuk fasilitas

jaringan telekomunikasi dikelurahan Pulau Abang, jaringan telekomunikasi

sangat sulit karena ketiadaan tower jaringan komunikasi. Hal ini menyebabkan

wisatawan merasa kurang nyaman.

Dengan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang

“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KELURAHAN

PULAU ABANG KECAMATAN GALANG KOTA BATAM TAHUN

2014-2015”.

B. Landasan Teori

Menurut Sulistiyani (2004:7) menjelaskan bahwa secara etimologis

pemberdayaan berasal dari kata ’’daya” yang berarti kekuatan atau

kemampuan”. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai

sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau

pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya

kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.

Sedangkan Kartasasmita (2000: 50-52) menyatakan bahwa upaya

pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui :

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling). Dengan titik tolak bahwa setiap

manusia dan masyarakat pada dasarnya memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Jadi, pemberdayaan itu adalah merupakan upaya untuk

membangun dan mengembangkan potensi tersebut dengan cara

mendorong (encourage), memotivasi dan membangkitkan kesadaran

(awareness) akan potensi yang dimiliki.

2. Memperkuat potensi atau daya masyarakat (empowering) untuk itu

diperlukan langkah-langkah positif yang nyata, dalam wujud

penyediaan berbagai input yang dibutuhkan (opportunities) yang dapat

membantu masyarakat menjadi semangkin berdaya. Dalam konteks

ini, upaya yang amat penting dilakukan adalah peningkatan taraf

pendidikan dan derajat kesehatan serta akses pada sumber-sumber

kemajuan ekonomi, misalnya modal, teknologi, informasi, lapangan

kerja, dan pasar.

3. Memberdayakan juga berarti melindungi.

Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi

bertambah lemah, karena kurang berdaya dalam mengahadapi yang

kuat. Oleh karena itu dalam konsep pemberdayaan masyarakat,

perlindungan dan keterpihakan kepada yang lemah harus dilihat

sebagai upaya pencegahan terjadinya persaingan yang tidak sehat, atau

tidak seimbang, serta ekplorasi yang kuat atas yang lemah.

C. Hasil Penelitian

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang.

Merupakan upaya untuk membangun dan mengembangkan potensi-

potensi yang dimiliki masyarakat Kelurahan Pulau Abang sebagai upaya

meningkatkan perekonomian masyarakat. Misalnya dengan mendorong

(encourage), memotivasi dan membangkitkan kesadaran (awareness)

masyarakat terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Indikator menciptakan

suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang,

dilihat dari:

a. Kemampuan memotivasi dan membangkitkan potensi yang dimiliki

oleh masyarakat

Dalam memotivasi dan membangkitkan potensi yang dilakukan oleh

pemerintah Kota Batam yakni dimulai pada tahun 2004 masuknya program

Cormap (Coral Reef Rehabilitation and Managemen Program) yang

dilaksanakan secara bertahap, pada Tahap kedua Program Cormap yang

dilaksanakan di Kelurahan Pulau Abang ini pada tahun 2004 dengan

mengadakan sosialisasi dan penyampain lokasi. Pada tahun 2005 Cormap

memberikan bantuan peralatan snorkelling pada masyarakat sebanyak 20 (dua

puluh) buah. Pada tahun 2007-2011 diadakan kegiatan pengembangan Marine

Managemen Area (MPA) meliputi: budidaya ikan, rumput laut, pengelolaan

kerupuk ikan dan kerajinan tangan.

Upaya Pemerintah Kota Batam dalam memberdayakan masyarakat

Kelurahan Pulau Abang melalui pengembangan pariwisata adalah dengan

membentuk sebuah Kelompok Sadar Wisata pada Tahun 2014. Kelompok ini

diberikan pelatihan dan pembinaan yang selanjutnya Kelompok Sadar Wisata

ini mengembangkan kepada masyarakat.

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimikili masyarakat.

a. Menyediakan sarana dan prasarana pariwisata.

Upaya yang dilakuakan Pemerintah Kota Batam untuk

meningkatkan potensi serta daya Kelompok Sadar Wisata Pulau Abang,

dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat yang dilakukan melalui

penyediaan sarana dan prasarana pariwisata misalnya, peralatan

snorkelling, homestay, pelabuhan dan lainnya.

b. Pemberian pelatihan dan pengetahuan kepada masyarakat.

Merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam

untuk meningkatkan potensi serta daya Kelompok Sadar Wisata Pulau

Abang dan masyarakat. Dalam pengelolan pariwisata di Kelurahan Pulau

Abang yang dilakukan melalui pemberian pelatihan dan pengetahuan

kepada anggota Kelompok Sadar Wisata. Misalnya pelatihan dasar

Kelompok Sadar Wisata, manjemen pengelolaan usaha pariwisata,

pelatihan kewirausahaan, pelatihan teknis. Tujuan pemberian pelatihan dan

pengetahuan kepada anggota Kelompok Sadar Wisata Pulau Abang agar

anggota Kelompok Sadar Wisata memiliki pengetahuan dan keterampilan

dalam pengelolaan dan pengembangan obyek wisata di Pulau Abang.

c. Bantuan pemasaran.

Merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam

untuk meningkatkan potensi serta daya Kelompok Sadar Wisata Pulau

Abang dalam pengelolaan pariwisata melalui pemberian bantuan

pemasaran terhadap usaha pengembangan pariwisata, misalnya bantuan

untuk promosi pariwisata Pulau Abang, dengan diadakannya kegiatan-

kegiatan pariwisata untuk menarik wisatawan, bantuan pemasarkan produk

kerajinan tangan Pulau Abang seperti gantungan kunci, kaos, lukisan dan

lainnya agar Kelompok Sadar Wisata Pulau Abang memiliki akses atau

saluran untuk untuk menjual dan mempromosikan produk-produk dari

usaha Kelompok Sadar Wisata yang dilakukan, sehingga nantinya produk

kerajinan yang dihasilkan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi

anggota yang mengusahakannya.

3. Melindungi masyarakat.

a. Pemantauan perkembangan usaha masyarakat.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Batam untuk

meningkatkan potensi serta daya Kelompok Sadar Wisata yang ada di

Kelurahn Pulau Abang dilaukan melalui pematauan. Dengan adanya

pemantauan ini adalah bertujuan untuk melihat dan mengetahui

keberhasilan dan perkembangan usaha kelompok. Selain itu dengan

adanya pemantauan kelompok ini dapat paham dan mengerti akan

administrasi kelompok yang kemudian diharapkan dapat menunjang usaha

kelompok yang dijalankan.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian terhadap permasalahan pemberdayaan

masyarakat melalui pengembangan destinasi pariwisata di Kelurahan Pulau

Abang maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat

melalui program pengembangan destinasi pariwisata di Kelurahan Pulau

Abang Kecamatan Galang Kota Batam berjalan baik. Hal ini disebabkan oleh

beberapa indikator yakni:

1. Memperkuat potensi yang dimiliki oleh masyarakat (empowering) yang

tejadi dilapangan telah adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh

pemerintah khususnya pemerintah Kota Batam dalam membangkitkan

potensi yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Abang, dengan

adanya potensi objek wisata Pulau Abang yakni Pantai Dedap, Pulau

Rano, Pulau Hantu, Pulau Pengalap dan Pantai Pasir Merah serta potensi

terumbu Karang Pulau Abang yang bagus untuk wisata bawah laut maka

pemerintah Kota Batam membentuk Kelompok Sadar Wisata. Kelompok

Sadar Wisata merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang

memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan

kepariwisataan di daerahnya.

Sehingga Kelompok Sadar Wisata ini didukung dan dibina agar

dapat berperan lebih efektif dalam menggerakkan partisipasi masyarakat

untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh

dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di sekitar destinasi

pariwisata. Kemudian upaya membangkitkan potensi yang dimiliki oleh

masyarakat Kelurahan Pulau Abang yakni diberikan fasilitas sarana dan

prasarana pariwisata untuk menunjang kegiatan pariwisata. Sarana dan

prasarana yang diberikan oleh pemerintah berupa pelabuhan, peralatan

snorkelling, toilet umum, homestay dan sebagainya.

2. Indikator kedua yakni pengembangan (enabling), upaya yang telah

dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memberikan pelatihan-pelatihan

kepada Kelompok Sadar Wisata, pelatihan yang diberikan rutin tiap 2

(dua) bulan sekali.

3. Indikator selanjutnya yakni kemandirian, salah satu tujuan dari

pegembangan pariwisata adalah terciptanya kemandirian masyarakat untuk

mengelola pariwisata di daerahnya. Kemandirian dalam pengelolan

pariwisata di kelurahan Pulau Abang sudah mulai tampak karena

masyarakat setempat yang mengelola pariwisata Pulau Abang.

2. Saran

Adapun saran yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan kelompok, perlu

ditingkatkan melalui pembinaan, pelatihan, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan baik pengetahuan, dan keterampilan. Pemerintah atau dinas

terkait hendaknya memfasilitasi dan memberikan kemudahan-kemudahan

yang diperlukan untuk merealisasikan gagasan mereka. Karena,

kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki masih sangat terbatas

sehingga. Untuk itu perlu ditingkatkannya pembinaan, pengarahan,

pengawasan, baik dalam administrasinya, maupun yang lainnya.

2. Dalam proses pemberdayaan masyarakat, kelompok sadar wisata yang

ada di Kelurahan Pulau Abang sebaiknya memberikan fasilitas sistem

edukasi masyarakat, dengan cara memberikan ruang yang lebar kepada

masyarakat untuk menyampaikan saran, ide, masukan, tanpa dibebani

sangsi dan ancaman dan memberikan informasi serta transparan kepada

masyarakat.

3. Dalam menghadapi kendala dan permasalahan yang ada, maka

diperlukan kreativitas pengurus maupun anggota untuk terus

mengembangkan prestasi. Pendekatan multipihak dengan melibatkan

semua pihak dapat menyelaraskan persepsi tentang tujuan pengembangan

pariwisata berbasis masyarakat. Selain itu dengan lebih digiatkannya

kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat

dikembangkannya pariwisata, akan lebih memberikan pengertian kepada

pengunjung. Kelompok sadar wisata hendaknya menghadapi

kecemburuan sosial yang ada ditengah masyarakat dengan memberikan

kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk terlibat dalam setiap

kegiatan pengembangan obyek wisata yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Teguh Ambar S. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan.

Yogyakarta: Gama Media.

Jacob,2000. Membongkar Mitos Masyarakat Madani. Yogyakarta:Pustaka

Pelajar

Kartasasmita, Ginandjar, 2000. Pembangunan Untuk rakyat: mamadukan

pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: PT Pustaka Cidesindo.

Moleong, Lexy. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rusdakarya.

Muhammad Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasikun, 2000. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nijikuluw, Viktor PH. 2001. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir

Serta Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan

Sumberdaya Pesisisr Secara terpadu. Bogor: IPB

Prasetyantoko, dkk 2012. Pembangunan Inklusif Prospek dan Tantangan

Indnesia, Jakarta: LP3ES

Sudriamunawar, Haryono. 2009. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Sulistiyani, A.T 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.

Yogyakarta:Gaya media.

Sumaryadi, I. Nyoman, 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta : citra utama.

Sri Kuntari. 2009. Strategi Pemberdayaan (Quality Growth) Melawan

Kemiskinan, Yogyakarta: B2P3KS PRESS

Sunyoto Usaman, 2008. Pembangunan dan Pemberdayan Masyarakat.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susmiyati. 2008. Kepemimpinan Kreatif Dalam Proses Pemberdayaan

Masyarakat.Yogyakarta: Alfabeta.

Wardiyanto. (2011). Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung:

Lubuk Agung.

Internet

BPS Kota Batam (http://batam kota.bps.go.id tanggal 5 maret 2016 Jum’at

jam 11: 30 wib)

Perundang-undangan

Perda Kepri No.2 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Daerah Tahun 2012-2013

Perwako Batam No.21 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Destinasi

Pariwisata Unggulan Daerah