PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …
Transcript of PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 813
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG PENGEMBANGAN
KARAKTER PESERTA DIDIK
Handoko Santoso Dosen Kopertis Wilayah II Palembang Dipekerjakan pada Uninersitas Muhammadiyah Metro
Alalamat Korespondensi: Jl. Hasanudin No 177, Kota Metro. 08127226145
Email: [email protected]
Abstrak
Pendidikan merupakan proses olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Pendidkan dilkasanakan untuk
menyiapkan genesari yang akan datang, generasi yang berkarakter baik sehingga bisa hidup dengan baik pada
masanya. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kulitas pembelajaran, pembelajaran yang baik tentu akan
mengasilkan hasil yang baik pula. Keberhasailan pengembangan karakter peserta didik di sekolah, dengan
demikian sangat ditentukan oleh peran pembelajaran yang berlangsung disamping faktor lain yang ada di
sekolah tersebut. Semua pihak sudah menyadari akan pentingnya mengembangkan karakter peserta didik
dalam rangka menyiapkan generasi mendatang dengan karakter yang tangguh untuk memajukan bangsanya.
Setiap mata pelajaran perlu mempersiapkan melaksanakan pembelajaran dengan baik agar dapat
mengembangkan karakter peserta didik. Perangkat pembelajaran perlu disiapan dengan baik untuk
mengembangkan karakter peserta didik: baik pemilihan metode, pemilihan media, pemilihan media, juga
dalam proses pembelajarannya.
Kata kunci: Pembelajaran, pengembangan karakter, peserta didik
1. PENDAHULUAN
Pentingnya pendidikan untuk kemajuan suatu bangsa disadari dan diakui oleh semua pihak.
Apabila pendidikan suatu bangsa maju, berkualitas maka menunjukkan bahwa bangsa itu juga maju
dan berkualitas. Hal ini mudah dimengerti, karena pendidikan adalah upaya meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia. Kulitas sumberdaya manusia itu yang menyebabkan majunya suatu bangsa,
karena sumberdaya manusia itulah yang menjalankan, mengelola kehidupan suatu bangsa.
Manusialah yang mengelola, memanfaatkan, dan menjaga kelestraian alam tempat hidupnya. Kalau
manusianya baik, benar, cerdas dalam mengelola alam tentu alam akan memberikan manfaat yang
optimal kepada manusia. Demikian itu kalau diterapkan dalam suatu bangsa, bangsa akan maju
apabila warganya terdidik, memilki karakter yang baik. Adalah benar ungkapan yang menyatakan
bahwa untuk melihat kulaitas atau kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari kulaitas pendidikannya.
Profil peserta didik saat ini merupakan cerminan kualitas bangsa dan negara ke depan.
Memikirkan dan berbuat secara cermat untuk meningkatkan kualitas atau mutu peserta didik yang
notabennya adalah generasi muda melalui pendidikan menjadi penting pada setiap waktu.
Pengembangan kualitas SDM sangat penting untuk kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Negara
akan maju, apabila sumberdaya manusianya handal (berkarakter), kehandalan sumberdaya manusia
bisa dicapai dengan kualitas pendidikan yang baik [1]. Pendidikan yang baik tentu pendidkan yang
mengembangkan potensi fisik dan non-fisik. BJ Habibi Presiden RI ke tiga pernah menyatakan
bahwa di era globalisasi ini sumberdaya manusia dengan jaringan yang dimiliki akan sangat
menentukan kualitas kehidupan masyarakat tempat yang bersangkutan berakar dan bergerak. Karena
pada akhirnya, daya saing dan produktivitas sumberdaya manusia menentukan keunggulan dalam
msyarakat lokal, nasional, regional, dan global [2]
Paling tidak dalam dua dasa warsa ini, dunia pendidikan banyak memperoleh sorotan yang
bersifat negatif dari berbagai kalangan. Sorotan negatif ini ingin menyatakan tuduhan bahwa
pendidikan di Indosenia tidak berhasil (“gagal”) menjalankan fungsinya untuk mencerdaskan bangsa,
membanguan karakter bangsa Tuduhan ini memang bukan tidak beralasan, yaitu dengan munculnya
persitiwa yang memilukan bangsa, baik yang terjadi dikalangan peserta didik maupun dalam
kehidupan berbangsa pada umumnya [3]. Diantara indikator gagalnya moral dan kepribadian bangsa
sebagaimana dinyatakan oleh [4] adalah sering terjadinya perilaku yang penuh kekerasan, curang,
tidak menghormati figur yang lebih tua apalagi sesama, kejam kepada sesama, mementingkan dirinya
sendiri (egois), dan tidak demokratis tetapi memaksakan kehendak kepada orang lain. Indikator
tersebut tidak hanya terjadi pada peserta didik, tetapi juga generasi tua pada umumnya pada semua
814 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
lini kehidupan, di pemerintahan maupun diluar pemerintahan. Mendasarkan pada berbagai kenyataan
yang terjadi itu, maka juga dinayatakan bahwa itu semua menunjukkan institusi pendidikan telah
gagal dalam menumbuhkan manusia yang beerkarakter atau berakhlak mulia [5].
Gagalnya institusi pendidikan dalam menumbuhkan manusia berkarakter, dimungkinan
karena lalainya dunia pendidikan selama ini dalam mengembangkan kemampuan afektif peserta
didik. Pendidikan lebih mementingkan dan fokus pada pengembangan kognitif. Kondisi demikian
tentu tidak bisa hanya menyalahkan intitusi pendidikan, dengan menafikan faktor yang terkait dengan
institusi pendidikan. Fenomena “guru” yang memberi kunci jawaban ujian akhir nasional, adalah
suatu fenomena yang menarik untuk hal ini. Kenapa siswa yang yang sedang menempuh ujian akhir
diberi kunci jawaban? Tentu jawabnya sudah pasti, agar memperoleh nilai yang bagus. Kenapa
“guru” berbuat demian, bukan tidak mungkin karena disuruh oleh pimpinan sekolahnya. Lebih jauh
lagi, kenapa pimpinan sekolah berbuat demikian, tentu ada juga yang menyuruh, begitu seterusnya,
dan itu berlangsung dari tahun ke tahun. Fauziah [6] menyebutkan bahwa selama ini pendidikan
masih cenderung kepada pengembangan kecerdasan kognitif dan belum menunjukkan keperpihakan
kepada pendidikan dan pengembangan karakter. Ungkapan ini kalau dikaitkan dengan fenomena
yang terjadi dalam ujuan akhir nasional menjadi lebih parah, saat pembelajaran selama mengikuti
pendidikan di suatu satuan pendidikan peserta didik tidak (kurang) difasiltasi dalam pengembangan
karakternya, pada akhir pendidikan justru diberi contoh dan disuruh melakukan kecurangan atau
ketidak jujuran dalam ujiannya.
Dalam agama Islam, karakter (akhlak) memegang peranan yang sangat penting. Nabi
Muhammad SAW diutus oleh Allah di muka bumi tidak lain adalah untuk mnyempurnakan akhlak
umatnya (Hadist). Nabi Muhammad SAW diutus setelah sekitar 600 tahun meninggalnya Nabi Isa
As, yang pada saat itu akhlak (karakter) umat manusia perlu diperbaiki, sering disebut sebagai zaman
jahiliyah (kebodohan, terkait dengan akidah dan akhlak). Dalam mendidik anak, Islam
memerintahkan agar orang tua meluruskan akidah (keimanan) kemudian memperbaiki adab (akhlak,
karakter). Anak akan hidup pada zamannya nanti (bukan zaman saat ini) yang tentu tantangan dan
tuntutanya akan berbeda dengan saat ini, untuk itu diperlukan karakter mulia dan kokoh sehingga
mampu menjalani hidup dengan benar. Nabi Muhammad SAW mengajarkan umanya harus menjadi
sosok manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain, beliau menyatakan dalam suatu hadits
bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang banyak memberikan manfaat kepada orang lain [7]
. Bahkan dalam suatu riwayat hadits dikatakan bahwa baiknya islam seseorang itu bisa dilihat dari
akhlanya.
Menginngat kondisi dunia pendidikan di Indonesia beberapa waktu belakangan ini, juga
berbagai fenomena memilukan yang marak terjadi, dan terus terjadi sampai dengan saat ini, maka
pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terus berbenah dan melakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki pendidikan. Upaya yang telah dan tengah dilakukan adalah
peninjauan kurikulum dan telah lahir dan berlaku Kurikulum 2013 yang sering disebut sebagai K-13
dan juga Kurikulum Pendidikan Berkarakter. Juga lahirnya Perpres pada tanggal 6 September 2017
yang terkait dengan penguatan pendidikan karakter peserta didik. Pengembangan karakter, bahkan
tidak hanya menjadi tugas pendidikan formal, tetapi juga oleh pendidikan non formal, bahkan semua
pihak harus punya komitmen untuk itu.
Inti pendidikan adalah dalam proses pembelajaran. Kulitas pendidikan ditentukan oleh
kualitas pembelajaran, kulitas pembelajaran yang baik diharapkan akan menghasilkan luaran (out
come) yang baik juga. Sebaliknya apabila proses pembelajaran tidak baik (jelek) maka sulit
diharapkan akan mengasilkan yang baik. Terkait dengan peran pendidikan dalam pengembangan
karakter, maka perlu diperhatikan dan dikaji apa yang harus diperhatikan dalam pembelajran di
sekolah agar bisa pengembangan karakter peserta didik. Masalah yang dibahas dalam artikel ini
adalah apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran untuk dapat mengembangkan karakter
peserta didik. Berdasar pada masalah itu maka artikel ini ditulis dengan tujuan membahas tentang
apa saja yang perlu memperoleh perhatian dalam pembelajaran sehingga dapat membantu dalam
pengembangan karakter peserta didik.
2. METODE
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 815
Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam artikel ini adalah dengan
menggunakan metode kajian referensi/literatur (literatury study). Ide pemikiran atau gagasan serta
kajian literatur yang relevan digunakan untuk membahas dan menjawan masalah.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran pendidikan dalam menyiapkan peserta didik untuk menjadi generasi mendatang yang
tangguh berkarakter dapat dilihat dari rumusan fungsi pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Pasal
3 yaitu mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(UU Sisdiknas). Fungsi yang diemban oleh pendidikan nasional jelas adalah mengembangkan
potensi peserta didik menjadi manusia dengan karakter yang baik dan kokoh. Kemendiknas
memberikan rambu-rambu fungsi pendidikan karakter sebagai berikut: 1) pengembangan; yaitu
pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang baik, 2) berperilaku baik; membina
peserta didik untuk memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa,
3) perbaikan; memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat, dan 4) penyaring; untuk menyaring
budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang bermartabat.
Manusia diciptakan dengan banyak potensi, secara garis besar potensi itu dikelompokkan ke
dalam dua macam, yaitu potensi positif (baik) dan potensi negatif (jelek). Dalam Kitab Suci Al-
Qur’an Allah berfirman yang artinya “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia
mengilhamkan kepdanya (jalan) kejahatan dan ketakwaan” (Q.S 91:7-8). Potensi Karakter seseorang
tidak bersifat permanen tetapi dapat mengalami perubahan. Perubahan itu sangat dipengaruhi oleh
lingkungan seseorang, apabila lingkungan baik maka potensi positif (baik) akan berkembang dngan
baik, sebaliknya jika linkungannya tidk baik, maka potensi negatif (jelek) yang akan berkembang.
Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh [8] bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
karakter sesorang, diantaranya adalah pendidikan. Pendidikan idealnya memberikan lingkungan
yang kondusif untuk berkembangnya potensi baik peserta didik, sehingga menyediakan lingkungan
sekolah yang sebaik mungkin untuk berkembangnya karakter anak harus menjadi perhatian dalam
pendidikan. Lingkungan dalam hal ini diartikan sebagai segala sesuatu baik fisik maupun nonfisik
(manusia, suasana, ketauladanan, proses pembelajaran, dll)
Keberadaan peserta didik di sekolah, waktunya lebih banyak berinteraksi dalam proses
pembelajaran. Banyak hal yang dilihat, didengar, diucapkan, dirasakan, dipikirkan, dan dilakukann
selama pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi aktivitas pikir, aktivitas hati (rasa, afektif), dan
aktivitas fisik. Oleh karena itu merencanakan, mengemas, dan melaksanakan pembelajaran yang
tepat akan bermafaat secara optimal untuk mengembangkan potensi karakter baik peserta didik. Apa
yang harus diperhatikan dalam pembelajaran agar secara optimal bisa mengembangkan karakter
peserta didik. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, ada beberapa hal yang harus di rencanakan dan
dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut.
3.1 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran apabila disiapkan dengan matang, cermat untuk
membelajarkan peserta didik maka sangat bermakna dalam peningkatan kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Semua kompnen dalam RPP diuapayakan menunjang pengembangan karakter pserta
didik. Pengembangan karakter peserta didik akan terfasiltasi dengan perangkat pembelelajaran
seperti itu. Dalam perangkat pembelajaran ini diantaranya adalah perumusan tujuan pembelajaran,
pemilihan metode, pemilihan media, juga menyusun langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran harus disusun dengan menekankan pada aktivitas peserta didik (berpusat pada peserta
didik).Perangkat pemelajaran yang disiapkan dengan cermat akan memudahkan guru dan peserta
didikan dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran kooperati [9], memeperoleh kesimpulan dari
perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki keefektifan dalam peningkatan karakter,
816 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
motivasi, dan prestasi belajar siswa. Peningkatan yang terjadi diantaranya peserta didik menyimak
dengan baik, menghargai orang lain, berbicara dengan bahasa halus, minta ijin setiap akan keluar
kelas selama pembelajaran berlangsung, mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa rapi dalam
mengerjakan tugas, tekun belajar, mengerjakan tugas secara mandiri, dan siswa masuk kelas dengan
tertib.
Kegiatan pembelajaranya disusun yang bersifat memfasilitasi pengenalan nilai-nilai karakter
sehingga berlangsung internalisasi nilai karakter tersebut. Kegiatan semacam ini akan membantu
peserta didik mengembangkan karakternya. Penyusunan indikator, tujuan, pemilihan media
diupayakan mendukung pengembangan karakter peserta didik. secara singkat maka rencana
pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan pendidik seharusnya dapat menciptakan pembelajaran
yang berwawasan pada pengembangan karakter.
3.2 Penggunaan Media Pembelajaran
Pentingnya media dalam pembelajaran diantaranya dikemukakan oleh Slavin bahwa
penggunaan bahan/media yang menarik akan meningkatan motivasi belajar peserta didik. Pada
pendidikan dasar penggunaan video atau animasi misalnya, karakter tokoh akan sangat bagus untuk
menimbulkan semangat meniru karakter tokoh tersebut. Dalam penelitianya [10] menyimpulkan
bahwa penggunaan media video animasi terbukti afektif untuk meningkatkan motivasi belajar
karakter semangat. Jenis media yang lain, apabila disiapkan dengan baik sabagai sarana interaksi
materi dengan peserta didik akan memilki pengaruh yang berarti untuk pengembangan karakter
peserta didik.
3.3. Proses pembelajaran
Kegiatan pembelajaran mengacu kepada RPP yang telah disusun, dari tahapan pendahuluan
sampai dengan penutup dilaksanakan dengan mengajak peserta didik untuk mempraktikkan nilai-
nilai karakter (perilaku, perkataan, dan sifat yang baik). Pada tahap pendahuluan, banyak karakter
peserta didik yang bisa dikembangkan melalui pendidik datang awal waktu, mengucapkan salam,
memimpin do’a, menanyakan yang tidak hadir dan mengajak mendo’akan peserta didik yang tidak
hadir atau sakit, mengajak mensyukuri kesehatan, dan mengajak bersungguh-sungguh dalam belajar
[11]. Dari tahap pendahuluan ini pembelajaran sudah dapat memicu pengembangan karakter disiplin,
kesantunan, peduli sesama, dan lainya.
Pada kegiatan inti, lebih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh peserta didik sehingga
mengembangkan karakter tertentu. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip berpusat
pada peserta didik. Peserta didik dibimbing untuk melakukan aktivitas otak (berpikir), aktivitas rasa
(afektif, saling menghargai, bekerjasama, saling membantu), dan aktivitas fisik (psikomotor). Dalam
mengerjakan tugas secara kelompok misalnya, akan mengembangkan karakter kerjasama, toleransi,
saling menghargai, saling membantu, kesungguhan, disiplin, kecermatan, kesabaran, jujur, dan
tanggung jawab. Pada saat mengerjakan tugas mandiri, akan mengembangkan karakter kemandirian,
ketekunan, ulet, jujur, dll. Melalui kegiatan penutup, pendidik kembali bisa menanamkan dan
mengembangkan karakter jujur, rendah hati, menyadari kekurangan diri sedniri, rasa syukur, kritis.
3.4. Eavaluasi Pembelajaran
Mendasarkan kepada perangkat pembelajaran yang disusun dengan misi mengembangkan
karakter peserta didik, maka dalam evaluasi pembelajaran harus menyesuaikan. Evaluasi yang terkait
dengan karakter yang dikembangkan tentu harus dilakukan. Intrumen evaluasi apa, pendidik harus
bisa mempersiapkan dengan baik. Mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan penutupan
hendaknya terpantau dan tercatat aktivitas siswa oleh pendidik. Catatan hasil evaluasi akan sangat
berguna untuk perbaikan pembelajaran berikutnya, sehingga upaya membantu mengembangkan
karakter peserta didik bisa terwujud secara bertahap. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Marzuki
[12] bahwa karakter tidak bisa dibentuk dalam waktu yang singkat, tetapi butuh waktu lama dan
berkesinambungan.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 817
3.5. Lingkungan Sekolah
Peserta didik menghabiskan waktu dengan mengikuti berbagai kegiatan di sekolah, baik
kegiatan pembelajaran di kelas maupuan aktiviats di luar kelas. Pada saat berada di luar kelas peserta
didik akan berinterkasi dengan peserta didik yang lain, pendidik, juga semua unsur personalia yang
ada di lingkungan sekolah itu, termasuk para pedagang makanan atau maupun yang sering dijumpai
dilingkungan sekolah. Selain dengan sesama manusia dengan berbagai macam karakter, juga dengan
lingkungan alam sekitarnya. Kondisi manusia dan alam lingkungan sekitar tentu akan berpengaruh
juga terhadap perembangan karakter peserta didik, untuk itu harus diupayakan dalam
keadaan/kondisi yang mendukung atau kondusif untuk pengembangan karakter peserta didik.
Kondisi sekolah akan membentuk kultur sekolah, yang berpengaruh kepada perkembangan karakter
peserta didik. Melalaui suatau penelitian dinyatakan bahwa pengelolaan pengembangan karakter
peserta didik dapat dilakukan melalui empat pilar, diantaranya melalui strategi internal dengan
kegiatan keseharian peserta didik di sekolah dengan kegiatan pembiasaan (habituation) [13].
3.6 Ekstra Kurikuler
Sekolah mengelola kegatan kurikuler mauapun ekstrakurikuler, keduanya dilakasanakan
dalam rangka mendidik anak secara komprehensif. Seperti halnya kegiatan kerikuler melalui
pembelajaran setiap mata pelajaran, maka setiap kegiatan ekstra kurikuler harus juga dijadikan
sebagai media atau sarana mengembangkan karakter peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler
dilakukan biasanya dalam keadaan lebih rileks, leluasa, apa adanya, maka menjadi media yang sangat
bagus untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih luas cakupannya. Kegiatan ekstra
kurikuler ini banyak jenisnya misalnya kepramukaan, cabang olah raga tertentu, kepalang merahan,
kesenian, karya ilmiah remaja, dll.
Untuk menjelaskan peran kegiatan ekstra kurikuler, berikut dijelaskan peranan kegiatan
kepramukaan untuk memberikan gambaran kegiatan ekstra kurikuler dalam mengembangkan
karakter peserta didik. Penjelasan ini diambilkan dari laporan penelitian yang menyimpukan bahwa
kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan memberikan sumbangsih besar dalam mengembangkan
karakter peserta didik. Secara umum kegiatan kepramukaan yang diwadahi dalam satu gerakan yang
disebut gerakan pramuka memiliki beberapa tujuan: (1) agar anggotanya menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti, dan kuat keyakinan
beragamanya; (2) anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya; (3)
anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya; dan (4) anggotanya menjadi warga negara
Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia, patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna yang sanggup dan mampu
menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara [12]
4. KESIMPULAN
Pengembangan karakter peserta didik menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama
institusi pedididkan. Setiap kegiatan di sekolah harus melibatkan pengembangan karakter peserta
didik, baik kegiatan kurikuler di kelas maupun kegiatan ekstra kurikuler di luar kelas. Setiap mata
pelajaran mengemban tugas untuk mengembangkan karakter peserta didik. Perangkat pembelajaran
perlu disiapkan dengan baik sehingga semua tahap kegiatan pembelajaran sengaja mengembangkan
karakter peserta didik. Pengembangan karakter peserta didik pada pembelajaran sudah bisa dimulai
dari kegiatan pendahuluan, diteruskan pada kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pengembangan
karakter peserta didik melalui pembelajaran setiap mata pelajaran ini harus dilakukan
berkesinambungan dan silmultan sehingga menghnatarkan kepada kemantapan karakter peserta
didik. Perlu dukungan semua pihak dalam sekolah, termasuk alam lingkungan sekitar sekolah untuk
mengembangkan karakter peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Santoso, Handoko. 2017.Pendidikan Karakter untuk Menyiapkan Generasi Indonesia
Berkemajuan. Proseeding Seminar Nasional Pendidikan: Membangun Generasi
Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkremajuan. FKIP Universitas
Muhammadiyah Metro
818 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
[2] Mundilarto. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan
Karakter. Tahun. III. No.2. Universitas Negeri Yogyakarta
[3] Santoso, Handoko. 2016. Pembelajaran di Sekolah Sebagai Wahana Pengembangan Karakter
Peserta Dididk. Jurnal Lentera Pendidikan. Vol.1, No.2 (197-203). Desember 2016. Pusat
Penelitian LPPM UM Metro
[4] Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rieneka Cipta.
[5] Kurnia, Nandy Intan dan Fitria, Yunika Juniarti. 2016. Pemanfaatn Nursery Rhymes sebagai
Media Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. Vol. 8,
No. 1 Universitas Negeri Yogyakarta.
[6] Fauziah, Amalia. 2012. Sekolah Holistik: Pendidikan Karakter Ala IHF. Makalah Dismpaikan
pada Seminar Nasional Psikologi Islam pada Tanggal 21 April 2012 di Surakarta.
[7] Santoso, Handoko. 2016. The Importance of Character Development on Young Genertion for
The Nation’s Progress through Education. Proceeding Iconlee 2016. Universitas
Muhammadiyah Metro.
[8] Hajam, Nurrohman. 2011. Pendidikan Karakter: Materi pada Pertemuan dan
SeminarNasional LPTK Muhammadiyah di Babel.
[9] Wahyuni, Mei dan Mustadi, Ali. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Collaborative
Learning Berbasis Kearifan Lokal untuki Meningkatkan Karakter Kreatif dan Bersahabat.
Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun VI. No. 2. Universitas Negeri Yogyakarta.
[10] Rhisabethe, Abiy dan Astuti, Budi. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa Kelas V SD.
Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun VII. No.1. Universitas Negeri Yogyakarta.
[11[ Maliki, Maliki. 2016. Tataran Praktis Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran IPS. Jurnal Penelitian Guru Indonesai. Vo. 1. No. 1
[12] Marzuki, Marzuki. 2015. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN I Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun V. No. 1. Universitas Negeri
Yogyakarta.
[13] Maunah, Binti. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian
Holistik Siawa. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun V. No. 1 Univerits Negeri Yogyakarta.