Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember
PEMBEKALAN PENGETAHUAN TENTANG PENGENALAN, … fileDemikian pula dengan keberadaan bangunan-bangunan...
Transcript of PEMBEKALAN PENGETAHUAN TENTANG PENGENALAN, … fileDemikian pula dengan keberadaan bangunan-bangunan...
PEMBEKALAN PENGETAHUAN TENTANG PENGENALAN, IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN JENIS-JENIS ULAR DI
CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE ACEH
Karya Pengabdian Pada Masyarakat yang tidak Dipublikasikan (Tersimpan dalam Perpustakaan Kampus) Untuk Keperluan Kelengkapan Unsur Pelaksanaan Pengabdian
Kepada Masyarakat (Point E) Pada Laporan Beban Kinerja Dosen Semester Genap 2017/2018
Dibuat oleh: Erwan Baharudin, S.Sos, M.Si
NIDN: 0317047602
Ernawati, SHI, MH NIDN: 0304028203
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Semester Genap 2017 / 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat, Hidayah dan Anugrah-Nya yang telah
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini
Keberhasilan penyusunan dan penyelesaian tulisan ini tidak terlepas dari dukungan,
masukan dan bantuan dari berbagai pihak.
Tulisan ini merupakan hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan penulis pada hari
Rabu tanggal 11 Juli 2018 yang tidak dipublikasikan (tersimpan dalam perpustakaan
kampus) untuk keperluan kelengkapan unsur pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat point
E, pada laporan beban kinerja dosen semester genap 2017/2018
Namun selain untuk kepentingan tersebut di atas, harapan penulis adalah semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, sebagai sumbangsih penulis di dalam perkembangan dunia
pendidikan dan hukum.
Kurang dan lebihnya penulis mohon maaf atas kekurangan dan kekhilafan dari penulis. Penulis
Erwan Baharudin, S.Sos, M.Si
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi ………………….………………………………………………………… 1
B. Permasalahan Mitra..…………………………………………...…………………….….… 2
C. Solusi Permasalahan……………………………………………………………………….. 3
D. Metode Pelaksanaan ………………………………………………………………………. 3 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengenalan Berbagai Jenis Ular yang ada di Lingkungan..…………………………….... 4
B. Cara Penanganan Jika bertemu ular di dalam Pemukiman maupun di luar pemukiman..... 4 C. Penanganan Jika tergigit ular berbisa dan tidak berbisa
BAB III KESIMPULAN…………….………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Penyerahan lahan bekas kompleks perumahan exxon mobil seluas 107
hektar dari Pemerintah ke Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe dilakukan
setelah enam tahun perusahaan exxon tersebut hengkang dari Indonesia. Kurun
waktu enam tahun tersebut menjadikan lahan tersebut tidak terawat dan menjelma
seperti hutan belantara, karena selain ilalang, lahan tersebut banyak ditumbuhi
pohon-pohon yang besar dan lebat.
Demikian pula dengan keberadaan bangunan-bangunan yang ada di
lingkungan tersebut, terlihat dibeberapa bagian banyak yang rusak seperti
temboknya retak karena pertumbuhan akar-akar besar, eternit yang jebol karena
tertimpa tikus dan biawak serta banyak lagi kerusakan yang diakibatkan oleh
tumbuhnya pepohonan dan kehadiran beberapa satwa liar.
Keberadaan satwa-satwa liar yang muncul di lingkungan Universitas
Malikussaleh tersebut juga penulis lihat dan dengar sendiri saat berkeliling di
lingkungan tersebut. Banyak sekali terlihat monyet yang sedang “nangkring” di
pagar rumah. Demikian juga keberadaan ular-ular yang sering melintas di jalanan
dan di dalam rumah. Keberadaan mereka sudah menjadi pemandangan yang biasa
setiap harinya.
Sumber: teukukemalfasya
5
Satwa yang paling banyak dan menjadi sumber ketakutan yang paling
ditakutkan disini adalah reptil, khususnya ular. Hal ini tidak mengherankan,
karena dari berbagai macam reptile yang ada ularlah yang paling banyak
dibandingkan dengan reptile atau satwa lainnya, karena mereka penyebaran
jenisnya beraneka ragam, dan mereka lebih adaptif dibandingkan satwa lainnya
(Anggarani & Baharudin, 2015).
Selain itu, Masyarakat awam cenderung menganggap reptil sebagai
binatang yang menakutkan, buas, menjijikkan, bahkan ada yang mengaitkan
reptil dengan hal-hal mistis, sehingga jika bertemu dengan reptil khususnya ular,
manusia cenderung untuk menghindar atau malah membunuhnya. (Baharudin,
2007), (Sabrina & Asri, 2015)
B. Permasalahan Mitra
Lokasi Kampus Bukit Indah Universitas Malikussaleh yang berada di
Jalan Sumatera No. 3 dan 4 Blang Pulo Muara Satu Lhokseumawe ini mempunyai
luas tanah sebesar 107 hektar. Sebagian besar dari lahan tersebut masih berupa
lahan yang ditumbuhi pepohonan dan tumbuhan yang snagat lebat, dikarenakan
selama enam tahun wilayah ini tidak berpenghuni. Tidak mengherankan pada saat
mulai digunakan oleh civitas akademik Unimal, banyak sekali dijumpai ular.
Bahkan, hingga saat ini di beberapa lokasi yang telah ditempati juga
ternyata masih sering dimasuki oleh ular. Sayangnya, tidak semua orang yang ada
di lingkungan tersebut mengenal ular, sehingga jika bertemu mereka cenderung
panik, takut dan membunuhnya. Hal ini disampaikan oleh Al Chaidar Abdul
Rahman Puteh seorang pengajar dari jurusan Antropologi dan seorang mahasiswa
dari Fakultas Hukum yang bernama Jaka.
Beberapa ular yang ditemui, dan dibunuh saat itu oleh sekuriti di foto oleh
Jaka. Foto tersebut diperlihatkan kepada kami dan ternyata ular tersebut adalah
seekor ular sanca batik dengan motif yang tergolong bagus dibandingkan dengan
motif yang normal, dan ular Chrysopelea paradise (ular terbang). Kedua ular ini
sebenarnya tidak berbahaya, namun karena tidak banyak yang mengetahui jenis-
jenis ular maka kedua ular ini dianggap berbahaya.
Dengan demikian tidak dapat disalahkan juga saat security yang
menemukan ular sanca kembang ini langsung membunuhnya, karena takut akan
6
melukai manusia dan lain sebagainya karena ketidaktahuannya. Berdasarkan
kondisi lapangan dan pengetahuan yang masih kurang terhadap jenis-jenis ular,
maka kami mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang kami beri tema
“Pembekalan Pengetahuan dan Penanganan Jenis-Jenis Ular”.
C. Solusi Permasalahan
Dengan melihat permasalahan mitra di atas, maka solusi yang dapat
diberikan pada permasalahan tersebut adalah:
1. Memberikan penyuluhan pengetahuan tentang jenis-jenis ular dan
cara penanganannya apabila bertemu dengan mereka
2. Memberikan teknik menghalau ular, cara menangkap saat masuk
pemukiman, serta cara menangani ketika ada korban tergigit ular.
D. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung pada tanggal
11 Juli 2018 dari jam 10.00 sd 15.30 di jurusan Antropologi Universitas
Malikussaleh. Alat yang digunakan sebagai visualisasi adalah berupa ppt yang
ditampilkan serta beberapa jenis ular dan reptile secara langsung. Proses
penyuluhan ini terdiri dari dua kegiatan, yang Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari
dua sesi. Sesi pertama adalah pemberian materi melalui in fokus tentang ular di
Indonesia terdiri dari jenis ular, jenis gigi, jenis bisa, habitat, cara pertahanan serta
cara hidupnya. Cara kedua adalah dengan memberikan simulasi secara langsung
kepada para civitas akademika cara menangani ular secara benar ketika masuk ke
pemukiman agar tidak terjadi korban tergigit, serta memberikan pengetahuan
dalam pertolongan pertama ketika ada korban yang tergigit ular.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Berbagai Jenis Ular yang ada di Lingkungan
Di Indonesia terdapat 380 jenis ular. Karena banyaknya jenis-jenis spesies
ular dan kurangnya pengetahuan dan penanganan tentang jenis-jenis ular yang
ada disekitar masyarakat, maka pembekalan pengetahuan tentang ular di
masyarakat sangat penting. Sebagian besar para karyawan di Universitas
Malikussaleh ini takut dengan ular. Ketakutan disini ada bermacam-macam, ada
yang takutnya karena pemahaman yang salah berdasarkan pengalaman masa
lalunya maupun pengalaman orang lain. Ada juga karena ketakutannya karena
cerita-cerita dari masyarakat. Hal ini wajar sekali, karena ternyata berdasarkan
beberapa penelitian, sebagian besar manusia memang takut terhadap ular.
Tahap pertama yang dilakukan dalam kegiatan ini adalahmemberikan
pengetahuan ular melalui infokus, dimana disitu dapat dilihat beberapa jenis
ular beserta keterangan-keterangannya dari jenis yang berbisa dan tidak berbisa.
Pada sesi satu ini memang disengaja untuk tidak menampilkan fisik ular secara
langsung. Perlahan-lahan para audiens diarahkan bisa melihat dan
memperhatikan jenis-Jenis ular. Pemberian materi melalui LCD ini berlangsung
sekitar satu jam kemudian diikuti dengan tanya jawab interaktif antara
audiens dengan instruktur.
Pada dasarnya, banyak ular masuk ke rumah karena habitat mereka
terganggu, mereka masuk ke pemukiman biasanya pada saat musim hujan
dimana suhu tubuh ular membutuhkan kehangatan, sehingga mereka mencari suhu
yang hangat/panas untuk menstabilkan suhu tubuhnya. Hal ini karena ular
berdarah dingin. Selain itu, ular tidak dapat berkomunikasi dengan sesamanya,
hidup ular adalah nomaden, mereka tidak menetap atau tinggal dalam satu tempat
saja.Untuk jenis ular yang ada disekitar kita tidak semuanya berbisa meskipun
mereka mempunyai warna yang sama.
Jenis bisa ular sendiri ada yang ringan, menengah dan tinggi. Jika tergigit
ular berbisa ringan tentunya tidak membahayakan manusia, yang perlu diwaspadai
adalah ular-ular yang mempunyai bisa menengah sampai tinggi karena bisa
berefek negatif pada tubuh, bahkan sampai meninggal dunia. Audiens juga
8
diberikan pengenalan bekas-bekas gigitan ular dari yang tidak berbisa, berbisa
ringan, menengah sampai berbisa tinggi. Dari materi yang disampaikan disisipin
beberapa kuis, dimana jawaban-jawaban mereka ini kami jadikan tolak ukur
apakah materi tentang identifikasi jenis ular dapat dimengerti oleh audiens atau
tidak. Jika belum dimengerti, maka kami akan kembali mengulang-ulang materi
tersebut untuk dapat lebih dimengerti lagi.
Gambar 1
Pengenalan jenis ular sanca kembang
Gambar 2
Pengenalan Jenis Varanus Salvator dan Cara Penanganan lilitan ular
9
B. Cara Penanganan jika bertemu Ular di dalam Pemukiman dan di luar
Pemukiman Warga
Perlu dipahami bahwa:
1. Otak ular terdiri dari dua komando, lari dan menyerang
2. Pada dasarnya, ular akan menghindar jika bertemu manusia
3. 80% kematian tergigit ular disebabkan ulah manusia sendiri
Dengan demikian, hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan saat bertemu
dengan ular adalah:
1. Jangan kaget, dan ingat bahwa ular sebenarnya takut dengan manusia.
Dengan demikian, kita secara tidak langsung menenangkan diri kita
sendiri sehingga tidak menjadi panik.
2. Kenali jenis ular tersebut, sehingga kita tahu cara penanganan yang
tepat
3. Untuk ular-ular yang berbisa dan kita belum mengenalinya, tidak
boleh menggunakan tangan kosong untuk menangkapnya.
Dengan kita mengetahui jenis dan karakter ular, maka secara tidak
langsung dapat membuat mental kita lebih berani ketika suatu saat kita bertemu
dengan mereka. Namun, jika kita belum tahu karakter dan jenis dari ular yang kita
temui tersebut, maka kita harus meyakinkan kepada diri kita sendiri bahwa ular
sebenarnya takut kepada manusia, ular tidak akan melukai manusia apabila
manusia tidak mengganggu mereka.
Namun, untuk mengamankan kita dan ular tersebut, maka kita harus
memanggil teman-teman kita untuk datang dengan membawa perlengkapan untuk
mengamankan ular tersebut. Supaya ular tersebut tidak pergi dan hilang. Sebelum
pertolongan datang, maka yang harus kita perbuat adalah melihat gerakan-gerakan
ular tersebut supaya tidak hilang, karena jika hilang maka kita akan kesulitan
menemukannya kembali.
Namun, jika kita bertemu ular di luar rumah, maka biarkan saja ular
tersebut berlalu, namun selalu dilihat jangan sampai ular tersebut masuk kedalam
perumahan. Pada dasarnya ular hidupnya nomaden, mereka tidak menetap disatu
tempat yang tetap. Jadi, jika ada ular yang masuk ke dalam rumah, untuk
1
mengusirnya semua pintu-pintu dibuka, maka dengan sendirinya ular yang masuk
tersebut nantinya akan keluar melalui pintu tersebut.
C. Penanganan Jika tergigit ular berbisa dan tidak berbisa
Penanganan terhadap gigitan ular berbeda-beda, untuk ular tidak berbisa
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Raba daerah sekitargigitan, pastikan tidak ada gigi ular tertinggal
Bersihkan luka dengan sabun antiseptik, lalu bungkus dengan perban
Penanganan gigitan ular berbisa menengah:
Bersihkan luka dengan sabun antiseptik
Perbanyak istirahat dan makan makanan berkalori dan berprotein tinggi, serta
tambahan vitamin
Penanganan gigitan ular berbisa tinggi:
Usahakan tetap tenang, jangan panik supaya bisa tidak cepat menyebar
Minum air putih yang banyak supaya tidak dehidrasi
Perban daerah yang tergigit ular, dimulai dua cm di atas bekas gigitan
Jangan terlalu kencang dalam mengikat, yang penting dapat menghambat
peredaran darah
Segera bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut
1
BAB III
KESIMPULAN
Keberadaan reptil dan ular memang sangat dekat dengan manusia, apalagi
yang perumahannya di dekat dengan habitat sawah, rawa-rawa serta perladangan.
Mereka yang tempat tinggalnya berdekatan dengan tempat tersebut, sudah tidak
aneh lagi jika perumahan mereka sering di masuki oleh ular-ular liar. Jenis ular
ada dua yaitu berbisa dan tidak berbisa. Mereka bisa saja melukai manusia apabila
manusia tidak memperhitungkan cara penanganan kepada mereka. Penanganan
bukan berarti harus berani dan dapat menangkap ular itu sendiri, namun
penanganan yang yang penting jika bertemu dengan ular dan kita tidak berani
untuk menangani sendiri, maka cara yang harus dilakukan adalah
menginformasikan keberadaan jenis ular tersebut dan meminta bantuan kepada
orang yang paling dekat dengan kita. Cara tersebut dapat memberikan keamanan
pada diri kita sendiri, diri orang lain, dan juga keselamatan ular itu sendiri.
Hasil dari kegiatan pengabdian pada masyarakat di civitas akademika
Universitas Malikussaleh ini adalah terjadinya transformasi pengetahuan tentang
pengenalan, identifikasi, dan cara penanganan jenis-jenis ular berbisa dan tidak
berbisa. Dengan demikian para civitas akademika tersebut dapat mengambil
tindakan tanpa harus takut dan juga melukai bahykan membunuh ular yang
mereka temui di lingkungan sekitarnya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Anggarani, A., Prasetyoning, W., & Baharudin, E. (2015). PEMBEKALAN
PENGETAHUAN TENTANG IDENTIFIKASI JENIS ULAR BERBISA DAN
TIDAK BERBISA SERTA CARA PENANGANANNYA DI YAYASAN
ALWATHONIYAH 19 CAKUNG JAKARTA TIMUR.
Baharudin, E. (2007). Konstruksi Pengetahuan Tentang Reptil Di Komunitas Deric
( Depok Reptile Amphibi Community ).
Sabrina, A., & Asri, K. (2015). Persepsi Masyarakat Terhadap Ular Sebagai Upaya
Konservasi Satwa Liar Pada Masyarakat Dusun Kopendukuh , Desa Grogol,
Kecamatan Giri , Kabupaten Banyuwangi, 6(1), 42–47.