PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

9
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, kami melakukakan proses sterilisasi alat. Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk mikroorganisme hidup baik yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif (spora) dari suatu objek atau bahan. Proses sterilisasi sangat penting dilakukan karena merupakan salah satu elemen penting dalam suatu rangkaian proses pembuatan sediaan steril. Dalam melakukan proses sterilisasi, kita dapat menggunakan beberapa metode yaitu metode sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap atau sterilisasi panas basah (autoklaf), sterilisasi panas kering (oven), sterilisasi gas atau etilen oksida, sterilisasi radiasi dan sterilisasi filtrasi. Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode sterilisasi panas basah dan sterilisasi panas kering. Pada prinsipnya metode sterilisasi panas basah ini adalah sterilisasi menggunakan uap bertekanan tinggi.Cara membunuh mikroorganismenya yaitu dengan mengkoagulasi protein. Secara teoritis proses sterilisasi dengan autoklaf lebih sedikit membutuhkan waktu karena uap air dari pemanasan lebih cepat berpenetrasi sehingga cepat membunuh mikroorganisme.Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara ireversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel.

description

Laporan

Transcript of PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

Page 1: PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami melakukakan proses sterilisasi alat. Sterilisasi adalah

suatu proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk

mikroorganisme hidup baik yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif (spora)

dari suatu objek atau bahan. Proses sterilisasi sangat penting dilakukan karena merupakan

salah satu elemen penting dalam suatu rangkaian proses pembuatan sediaan steril.

Dalam melakukan proses sterilisasi, kita dapat menggunakan beberapa metode yaitu

metode sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap atau sterilisasi panas basah

(autoklaf), sterilisasi panas kering (oven), sterilisasi gas atau etilen oksida, sterilisasi radiasi

dan sterilisasi filtrasi. Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode

sterilisasi panas basah dan sterilisasi panas kering.

Pada prinsipnya metode sterilisasi panas basah ini adalah sterilisasi menggunakan uap

bertekanan tinggi.Cara membunuh mikroorganismenya yaitu dengan mengkoagulasi protein.

Secara teoritis proses sterilisasi dengan autoklaf lebih sedikit membutuhkan waktu karena

uap air dari pemanasan lebih cepat berpenetrasi sehingga cepat membunuh

mikroorganisme.Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh

pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi

pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara

ireversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Siklus sterilisasi uap meliputi pada

fase pemanasan (conditioning), pemaparan uap (exposure), pembuangan (exhaust) dan

pengeringan.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap yaitu waktu, suhu dan

kelembaban(Lukas,2006).

Sterilisasi uap atau sterilisasi panas basah merupakan metode yang paling efektif dan

ideal karena:

a. Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan

pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan terjadinya

koagulasi.

b. Bersifat nontoksik, mudah diperoleh dan relative mudah dikontrol (Lukas, 2006).

Selain itu, kelebihan metode sterilisasi panas basah yaitu uap air mempunyai daya bakterisida

yang lebih besar dibandingkan sterilisasi panas kering sehingga sterilisasi dapat dilakukan

pada suhu yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat.

Sedangkan untuk sterilisasi panas kering dapat membunuh mikroorganisme dengan

cara oksidasi dengan suhu tinggi sekitar 160-1700C. Semakin tinggi suhu yang digunakan

maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan.Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui

Page 2: PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan,

lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi

tercapai.Siklus sterilisasi panas kering meliputi fase pemanasan (udara panas disirkulasikan

pada chamber), periode plateau (tercapainya suhu pada chamber), equilibrium atau holding

time (seluruh chamber memiliki suhu yang sama) dan pendinginan chamber (mensirkulasikan

udara dingin ke dalam chamber). Keuntungan menggunakan metode sterilisasi panas kering

adalah alat-alat yang disterilkan akan tetap kering.

Alat-alat yang disterilisasi dalam praktikum ini yaitu beaker glass, pinset, pipet tetes,

gelas ukur, batang pengaduk, kaca arloji diameter 3 cm, kaca arloji diameter 7 cm, spatula

dan erlenmeyer.Sebelum dilakukan sterilisasi, maka alat-alat tersebut harus dicuci

menggunakan air bersih. Untuk alat-alat gelas, dilakukan pencucian menggunakan HCl encer

10 menit, kemudian direndam menggunakan larutan tepol 1% dan Na2CO30,5% (aa) dan

mendidihkan selama 15 Menit. Mengulangi sampai larutan agar tetap jernih (maksimal 3

kali).Selanjutnya dibilas dengan menggunakan aquadest sebanyak tiga kali.Fungsi dari HCl

encer adalah untuk menghilangkan larutan bersifat basa dan melarutkan endapan atau kotoran

pada dinding gelas seperti kotoran garam yang bukan kotoran lemak, protein dan

karbohidrat.Sedangkan fungsi direndam menggunakan larutan tepol 1% adalah sebagai

surfaktan yang memiliki gugus lipofil dan hidrofil. Gugus lipofil dari tepol akan mengikat

lemak pada alat dan gugus hidrofilnya yang membuat kotoran bisa terbuang bersama air.

Selain itu, juga untuk membebaskan pirogen (depirogenasi) dan disinfektan. Sementara

Na2CO3 0,5% berfungsi untuk menetralkan sisa asam akibat HCl encer.

Untuk pencucian alumunium, langkah yang dilakukan yaitu mendidihkan di dalam

tepol 1% selama 10 menit. Merendam dalam larutan Na2CO30,5% selama 5 menit lalu dibilas

dengan aquadest mengalir. Kemudian mendidihkan dengan air 15 menit dan

membilasnya.Langkah selanjutnya adalah mendidihkan dengan aquadest 15 menit dan

membilasnya dengan aquadest 3 kali.Pada pencucian alumunium, tidak digunakan larutan

HCl karena dapat menyebabkan alumunium mengalami kororsif.

Sedangkan untuk pencucian karet, langkah pencuciannya hampir sama dengan

pencucian alat-alat gelas. Namun konsentras HCl yang digunakan pada pencucian karet lebih

besar yaitu HCl 2% karena pada karet lebih banyak basa yang dinetralkan.Kemudian perlu

ditambahkan etanol 70% untuk membilas karena karet memiliki pori-pori yang bisa

menyimpan partikel asing.Sehingga etanol dapat membunuh partikel-partikel asing yang ada

pada pori-pori.

Page 3: PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

Selanjutnya adalah proses pengeringan alat dengan menggunakan oven 100oC selama

10 menit dengan keadaan terbalik. Pada proses pengeringan ini, kita harus memperhatikan

posisi dari penyusunan alat-alat yang akan dikeringkan. Untuk alat-alat gelas harus disusun

agak renggang, hal ini dilakukan agar aliran udara dapat menembus dan dapat terdispersi

secara merata di seluruh permukaan alat.Setelah kering, alat-alat tersebut dikeluarkan dari

oven dan dibungkus. Alat-alat tersebut dibungkus sesuai dengan metode yang akan

digunakan pada masing-masing alat. Untuk alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan

oven, maka harus dibungkus dengan menggunakan aluminium foil. Alasan penggunaan

aluminium sebagai pembungkusnya adalah karena aluminium foil bersifat menghantarkan

panas. Selain itu, agar panasnya oven tidak langsung mengenai alat yang dapat menyebabkan

pecahnya alat tersebut.Sedangkan alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan autoklaf

dibungkus menggunakan kertas perkamen. Alasan penggunaan kertas perkamen ini adalah

karena kertas perkamen memiliki pori-pori yang lebih besar dibandingkan aluminium foil

sehingga uap panas dapat masuk. Pada masing-masing metode, alat harus dibungkus rangkap

dua.Tujuan dibungkus rangkap dua karena untuk menghindari kontaminasi dari ruangan kelas

3 ke ruangan kelas 2.

Setelah dibungkus, alat-alat yang ingin disterilisasi dimasukkan ke dalam oven atau

autoklaf. Alat dapat dimasukkan ke dalam oven atau autoklaf tergantung dari masing-masing

jenis alat yang akan disterilisasi. Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan oven harus

bersifat tahan panas dan bukan merupakan alat ukur (tidak memiliki skala). Alat ukur atau

alat yang memiliki skala tidak dapat disterilisasi menggunakan oven karena dapat memuai

dan mengakibatkan tanda (skala) tidak sesuai dengan sebenarnya, sehingga alat tersebut tidak

dapat digunakan lagi untuk mengukur dengan akurat. Sedangkan alat-alat yang akan

disterilisasi menggunakan autoklaf harus bersifat tidak tahan panas, alat-alat yang memiliki

ketebalan tipis dan alat-alat yang terbuat dari karet. Pada praktikum ini, alat-alat yang

disterilisasimenggunakan oven yaitu beaker glass, pinset, batang pengaduk, kaca arloji,

spatula dan erlenmeyer.Untuk pipet tetes dan gelas ukur disterilisasi menggunakan autoklaf.

Pada proses sterilisasi dapat diketahui beberapa jenis waktu, misalnya pada sterilisasi

menggunakan oven terdapat 5 jenis waktu yang dapat ditentukan yaitu waktu pemanasan,

waktu kesetimbangan, waktu pembinasaan, waktu tambahan jaminan sterilitas dan waktu

pendinginan. Berikut merupakan definisi dari 5 jenis waktu tersebut:

Waktu pemanasan: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang diinginkan.

Waktu pemanasan pada hasil percobaan kami adalah 20 menit artinya oven mencapai

suhu 100oC selama 20 menit sejak dihidupkan.

Page 4: PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

Waktu kesetimbangan: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang sama

antara di dalam alat dan di luar alat karena alat tidak ditutup meskipun memakai

aluminium foil sehingga diinginkan suhu yang sama antara diluar atau didalam alat.

Waktu kesetimbangan yang diperoleh yaitu 0 menit karena tidak ada ruang jadi suhu

antara di dalam dan diluar dianggap sama, jadi waktu suhu setimbang 0 menit

Waktu pembinasaan: waktu yang dibutuhkan untuk membunuh seluruh mikroba.

Waktu pembinasaan atau waktu sterilisasi yang di butuhkan dalam praktikum kali ini

adalah 30 menit.

Waktu tambahan jaminan sterilitas: waktu yang ditambahkan untuk mengantisipasi

adanya ketidaksesuaian waktu kesetimbangan. Jumlahnya adalah setengah dari waktu

kesetimbangan. Karena waktu kesetimbangan 0 menit maka Waktu tambahan jaminan

sterilitas juga 0 menit

Waktu pendinginan: waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat dan waktu suhu

diturunkan, oven dimatikan, dibuka dan didiamkan. Waktu pendimginan pada

praktikum kali ini adalah 15 menit.

Dari hasil praktikum kali ini, lama waktu pemanasan dengan oven yaitu 20 menit.Waktu

kesetimbangannya bernilai nol, hal ini karena wadah dalam keadaan terbuka ketika di oven,

sehingga tidak ada perbedaan suhu di dalam dan di luar wadah.Sedangkan untuk waktu

pembinasaan selama 30 menit.Waktu pembinasaan selama 30 menit tersebut bertujuan untuk

mensterilkan atau membunuh mikroorganisme asing yang tidak diinginkan.Adapun waktu

tambahan jaminan sterilitas yaitu 50% dari waktu kesetimbangan.Karena waktu

kesetimbangan bernilai nol, maka waktu tambahan jaminan sterilitas juga bernilai nol. Dan

yang terakhir adalah waktu pendinginan selama 15 menit.Jadi, total waktu yang dibutuhkan

dalam proses sterilisasi menggunakan oven yaitu sebesar 65 menit.

Sedangkan pada proses sterilisasi menggunakan autoklaf terdapat 8 jenis waktu yang

dapat ditentukan yaitu waktu pemanasan, waktu pengeluaran udara, waktu menaik, waktu

kesetimbangan, waktu pembinasaan, waktu tambahan jaminan sterilitas, waktu penurunan

dan waktu pendinginan. Berikut merupakan definisi dari beberapajenis waktu tersebut:

waktu pemanasan : waktu yang dibutuhkan autoklaf mencapai suhu yang di inginkan

yaitu 115oC

Waktu pengeluaran udara: waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan udara dalam

autoklaf agar suhunya dapat ditingkatkan.

Waktu menaik : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu sterilisasi.

Page 5: PEMBAHASAN praktikum sterilisasi

waktu kesetimbangan : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang sama

antara di dalam alat dan di luar alat karena alat tidak ditutup meskipun memakai

kertas perkamen sehingga diinginkan suhu yang sama antara diluar atau didalam alat.

waktu pembinasaan : waktu yang dibutuhkan untuk membunuh seluruh mikroba.

waktu tambahan jaminan sterilitas : waktu yang ditambahkan untuk mengantisipasi

adanya ketidaksesuaian waktu kesetimbangan.

Waktu penurunan: waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dan tekanan di

dalam autoklaf agar autoklaf dapat dibuka.

Waktu pendinginan: waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat dan waktu suhu

diturunkan, oven dimatikan, dibuka dan didiamkan

Dari hasil praktikum kali ini, lama waktu pemanasan dengan menggunakan autoklaf yaitu 8

menit., waktu pengeluaran udara 7 menit, waktu menaik yaitu 4 menit, waktu kesetimbangan

0 menit, Waktu pembinasaannya 20 menit, waktu tambahan jaminan sterilitas 0 menit karena

waktu kesetimbangan 0 menit, waktu penurunan suhu 15 menit dan waktu pendinginannya

selama 3 menit. Pada percobaan ini waktu yang dibutuhkan pada sterilisasi autoklaf lebih

cepat dibandingkan dengan oven yang ditunjukkan oleh waktu pembinasaan yaitu waktu

sterilisasi dimana pada autoklaf membutuhkan waktu selama 20 menit meskipun waktunya

hanya 20 menit metode panas basah mempunyai daya bakterisida yang lebih besar

dibandingkan sterilisasi panas kering sehingga sterilisasi dapat dilakukan pada suhu yang

lebih rendah dan waktu yang lebih singkat.

sedangkan oven membutuhkan waktu selama 30 menit. Hal ini sudah sesuai dengan

teoritis bahwa sterilisasi panas basah lebih efektif dan ideal.