Pembahasan Oven Apd

11
1. Penggunaan Oven dan Perawatannya Oven atau drying oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi atau pembersihan dengan menggunakan udara kering. Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridish (cawan petri), tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu, pada umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-170 0 C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas. Bagian-bagian dan fungsi oven : a. Tombol pemutar Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada di dalam oven. b. tombol pemutar waktu berfungsi sebagai pengatur lamanya waktu untuk kerja alat dengan menyesuaikan pada suhu c. termometer berfungsi untuk mengetahui suhu pada bagian dalam alat saat bekerja d. Rak oven berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan atau alat yang akan di sterilisasi. e. knob Pintu oven berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven. f. Pada bagian samping alat juga terdapat lubang untuk sirkulasi udara pada alat Cara Penggunaan 1. Hubungkan drying oven dengan sumber listrik 2. Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat. 3. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian

description

OVEN

Transcript of Pembahasan Oven Apd

1. Penggunaan Oven dan PerawatannyaOven atau drying oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi atau pembersihan dengan menggunakan udara kering. Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridish (cawan petri), tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu, pada umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-1700C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas.Bagian-bagian dan fungsi oven :

a.Tombol pemutar Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada di dalam oven.b. tombol pemutar waktu berfungsi sebagai pengatur lamanya waktu untuk kerja alat dengan menyesuaikan pada suhu c. termometer berfungsi untuk mengetahui suhu pada bagian dalam alat saat bekerja d. Rak oven berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan atau alat yang akan di sterilisasi.e. knob Pintu oven berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven.f. Pada bagian samping alat juga terdapat lubang untuk sirkulasi udara pada alat

Cara Penggunaan

1. Hubungkan drying oven dengan sumber listrik

2. Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.

3. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian lampu di drying oven akan berkedip.

4. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100C.

Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam

Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam

Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam

Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam

5. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali ke nol

6. Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata kembali peralatan laboratorium dengan rapi.

7. Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1 antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.Cara kalibrasi alatv~ secara berkala dilakukan pemeriksaan suhu dengan termoeter~ Cocokkan hasil yang didapat didapat antarasuhu yang tercantum dalam oven dengan suhu yang ditunjukkan oleh termometer standar Dapus : Arnis.2010.Oven alat lanoratorium. http://arnisfarida.wordpress.com/2010/02/16/oven-alat-laboratorium/Anita.2013. sterilisasi. Online:http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/12/sterilisasi/

2. Penggunaan APDAlat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki.Peralatan dan pakaian perlindungan diri adalah suatu penghalang untuk memperkecil resiko paparan terhadap aerosol, percikan dan inokulasi tak sengaja. Pakaian dan peralatan yang dipilih bergantung pada tempat pekerjaan dilakukan. Pakaian pelindung harus dikenakan ketika bekerja di laboratorium. Sebelum meninggalkan laboratorium, pakaian pelindung harus dibuka, dan tangan harus dicuci.a. APD pada wajah dan mata

Dalam memilih jenis alat pelindung mata dan wajah yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pekerja harus mempertimbangkan hal-hal berikut: Kemampuan alat tersebut untuk melindungi dari bahaya ditempat kerja yang spesifik. Kesesuaian dan kenyamanan untuk digunakan. Memberikan pandangan yang jelas dan keleluasaan bergerak yang tidak dibatasi. Tahan lama dan mudah dibersihkan. Secara fungsi dapat digunakan dengan APD lain jika diperlukan.Sebaiknya membeli alat pelindung mata dan wajah dari pemasok yang sudah memiliki reputasi baik dan memiliki standar dalam penyediaan APD. Standar yang paling banyak digunakan dan direkomendasikan oleh OSHA adalah standar ANSI (American National Standard Institute) dengan nomor ANSI Z87.1-1989. Beberapa jenis alat pelindung mata dan wajah adalah sebagai berikut: Kacamata Safety; bahan kacamata ini memiliki kemampuan untuk melindungi mata dengan lensa yang tahan benturan dan frame dari palstik atau logam. Beberapa model memiliki perisai samping (Lihat gambar 1). Goggles; adalah kacamata pelindung yang menutupi semua area disekitar mata. Goggles dapat melindungi mata dari debu dan percikan bahan kimia cair. Goggles juga bisa digunakan bersamaan dengan kacamata resep karena disainnya yang lebih besar (lihat gambar 2). Perisai Pengelasan (Welding); umumnya dibuat dari fiberglass dan dilengkapi dengan lensa saring sehingga bisa melindungi mata dari luka bakar akibat radiasi sinar inframerah yang berasal dari pengelasan, perisai ini juga dapat melindungi wajah dari percikan api dan logam panas dari pengelasan. OSHA mensyaratkan lensa filter memiliki nomor peneduh (shade number) yang bisa diatur sesuai dengan radiasi sinar pada saat pengelasan (lihat gambar 3). Kacamata Pengaman Laser; kacamata ini khsusus dibuat untuk melindungi mata dari sinar laser. Pemilihan jenis kacamata ini tergantung pada peralatan dan kondisi operasi ditempat kerja. Perisai Wajah; terbuat dari lembaran plastic transparan yang dapat menutupi semua wajah yang dapat melindungi semua wajah dari percikan atau semprotan cairan atau debu berbahaya. Tetapi perisai wajah tidak dapat melindungi dari bahaya benturan dan karena itu harus digunakan bersamaan dengan kacamata safety untuk perlindungan terhadap benturan (lihat gambar 4).Setiap jenis pelindung mata dan wajah tersebut dirancang untuk melindungi dari bahaya secara specific, oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi bahaya sebelum menentukan jenis alat pelindung mata dan wajah yang diperlukan.

b. Perlindungan Badan

Jas Laboratorium lebih baik seluruhnya tertutup dengan kancing. Namun, jas laboratorium dengan lengan panjang, bukaan di belakang akan memberikan perlindungan lebih baik dibanding jas laboratorium yang umum digunakan dan lebih disarankan untuk digunakan pada laboratorium mikrobiologi untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kabinet Biosafety.Jas laboratorium dirancang untuk melindungi kulit dan pakaian dari bahan kimia yang mungkin tumpah. Jas ini harus selalu dipakai dan lebih baik jika panjangnya selutut. Ada beberapa jenis mantel laboratorium yang berbeda untuk jenis perlindungan yang berbeda; Kapas melindungi dari objek inhalasi, tepian yang keras atau tajam dan pada umumnya perlindungan terhadap api Wol melindungi dari percikan bahan yang dicairkan, cuka dalam jumlah kecil, dan nyala api kecil Serat Buatan melindungi dari percikan dan radiasi inframerah atau ultra ungu. Bahan anti statikJas laboratorium dari serat buatan dapat meningkatkan beberapa resiko laboratorium. Sebagai contoh, beberapa bahan pelarut bisa menghancurkan beberapa kelas serat buatan tertentu, dengan demikian mengurangi efek perlindungan dari mantel tersebut. Sebagai tambahan, pada kontak dengan nyala api, beberapa serat buatan akan meleleh. JasLaboratorium juga dapat dibuat dengan snaps/fasteners yang membuat pemakai bisa bergerak cepat dalam suatu keadaan darurat.Celemek merupakan suatu alternatif untuk mantel laboratorium. Pada umumnya dibuat dari plastik atau karet untuk melindungi pemakai terhadap bahan kimia bersifat menghancurkan. Celemek atau apron harus dikenakan di atas jas laboratorium jika diperlukan untuk memberi perlindungan terhadap tumpahan bahan kimia atau bahan biologi seperti darah atau cairan kultur.3. APD pada tanganCuci tangan dan penggunaan sarung tangan, merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infesi (Garner dan Favero, 1986).Kegunaan atau manfaat pemakaian sarung tangan : 1. Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari pasien2. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien3.Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lainnya (kontaminasi silang) Jenis sarung tangan :1.Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan.2.Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.3.Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memroses peralatan, menangani bahan bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan terkontaminasi.4. APD pada telingaPelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin.Alat Pelindung yang digunakan untuk kondisi seperti ini antara lain:1) Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredam suara.2) Sumbat Telinga (Ear plugs )Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu3) Tutup Telinga (Ear muff )Frekuensi 28004000 Hz sampai 42 dB (3545 dB)Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

5. APD pada KAKI

Proteksi kaki untuk melindungi kaki kemungkinan tumpahan bahan kimiakorosif/beracun, sepatu biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai.Pemakaian sandal atau sepatu yang terbuka perlu dihindarkan.a.Sepatu Latex/KaretSepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.b.Sepatu ButhylSepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa.c.Sepatu VinylTahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.d.Sepatu NitrileSepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

6. Masker Pernafasan

Dalam dunia kesehatan , dikenal 2 macam jenis masker yang umum di gunakan antara lain :Masker BiasaMasker biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah (surgical Mask) yang sudah umum digunakan masyarakat umum , biasanya memiliki bagian luar berwarna hijau muda dan bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali/karet untuk memudahkan terpasang ke bagian belakang kepala atau telinga.Disebut masker bedah (surgical mask) karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika melakukan tindakan operasi dan efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan hidung sehingga tidak menkontaminasi sekeliling.Tetapi perlu diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri turbekulosis. Oleh karena itu orang yang sehat tidak disarankan untuk menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit saja.Masker respirator N95 Masker jenis ini merupakan alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi dengan orang sakit. M