PEMBAHASAN BORAKS2.docx

4
Pada praktikum ini, dilakukan analisis terhadap sampel makanan yang diduga mengandung bahan kimia natrium tetraborat, atau yang lebih dikenal dengan nama boraks. Seperti yang kita ketahui, boraks merupakan senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat ataupun specimen-spesimen biologi lainnya. Boraks juga biasanya digunakan dalam industri gelas, bahan pelapis kayu tahan air, semen, pelican porselin, alat pembersih, pengawet, dan pembasmi semut. Dalam dunia medis boraks digunakan sebagai antiseptik. Natrium tetraborat atau boraks, menurut BPOM sendiri,sama sekali dilarang penggunaan nya dalam makanan ataupun minuman. Alasan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan karena asam borat dapat menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme, sehingga makanan tetap segar dan tahan lama. Selain itu asam borat yang ditambahkan pada makanan pati dapat mengontrol gelatinasi zat tepung, sehingga dapat meningkatkan ketajaman warna, tekstur dan cita rasa makanan. Di masyarakat, Boraks atau bleng atau pijer biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan berikut ini: - Karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuat gendar (adonan calon kerupuk) - Mie - Lontong dan ketupat, sebagai pengeras - Bakso, sebagai pengawet dan pengeras - Cenil, sebagai pengeras - Daun singkong pada Masakan Padang, agar lebih cepak masak serta daun tidak cepat menghitam dan tetap segar Penggunaan boraks dalam dosis yang rendah tidak akan menyebabkan kerusakan namun akan terakumulasi di otak, hati, lemak dan ginjal. Jika terakumulasi terus akan menyebabkan mal fungsi dari organ-organ tersebut sehingga membahayakan tubuh. Penggunaan boraks dalam dosis yang banyak mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, demam, anuria. Dan dalam jangka panjang akan menyebabkan radang kulit merangsang SPP, apatis, depresi, slanosis, pingsan, kebodohan dan karsinogen. Bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh sebab itu berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dilarang menggunakan boraks sebagai bahan campuran dan pengawet makanan.

Transcript of PEMBAHASAN BORAKS2.docx

Pada praktikum ini, dilakukan analisis terhadap sampel makanan yang diduga mengandung bahan kimia natrium tetraborat, atau yang lebih dikenal dengan nama boraks. Seperti yang kita ketahui, boraks merupakan senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat ataupun specimen-spesimen biologi lainnya. Boraks juga biasanya digunakan dalam industri gelas, bahan pelapis kayu tahan air, semen, pelican porselin, alat pembersih, pengawet, dan pembasmi semut. Dalam dunia medis boraks digunakan sebagai antiseptik. Natrium tetraborat atau boraks, menurutBPOMsendiri,sama sekali dilarang penggunaan nya dalam makanan ataupun minuman. Alasan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan karena asam borat dapat menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme, sehingga makanan tetap segar dan tahan lama. Selain itu asam borat yang ditambahkan pada makanan pati dapat mengontrol gelatinasi zat tepung, sehingga dapat meningkatkan ketajaman warna, tekstur dan cita rasa makanan.Di masyarakat, Boraks atau bleng atau pijer biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan berikut ini: - Karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuat gendar (adonan calon kerupuk) - Mie - Lontong dan ketupat, sebagai pengeras - Bakso, sebagai pengawet dan pengeras - Cenil, sebagai pengeras - Daun singkong pada Masakan Padang, agar lebih cepak masak serta daun tidak cepat menghitam dan tetap segar

Penggunaanboraksdalam dosis yang rendah tidak akan menyebabkan kerusakan namun akan terakumulasi di otak, hati, lemak dan ginjal. Jika terakumulasi terus akan menyebabkan mal fungsi dari organ-organ tersebut sehingga membahayakan tubuh. Penggunaan boraks dalam dosis yang banyak mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, demam, anuria. Dan dalam jangka panjang akan menyebabkan radang kulit merangsang SPP, apatis, depresi, slanosis, pingsan, kebodohan dan karsinogen. Bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh sebab itu berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dilarang menggunakan boraks sebagai bahan campuran dan pengawet makanan.Boraks (Na2B4O7) dengan nama kimia natrium tetra borat, natrium biborat, natrium piroborat merupakan senyawa kimia yang berbentuk kristal dan berwarna putih dan jika dilarutkan dalam air menjadi natrium hidroksida serta asam boraks. Natrium hidroksida dan asam boraks masing-masing bersifat antiseptik, sehingga banyak digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya : salep, bedak, larutan kompres, dan obat pencuci mata. Penggunaan boraks di industri farmasi ini sudah sangat dikenal. Hal ini dikarenakan banyaknya boraks yang dijual di pasaran dan harganya yang sangat murah.Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya boraks dalam makanan secara kualitatif, dan apabila sampel makanan positif mengandung boraks, dilakukan uji kuntitatif untuk mengetahui kadar boraks yang terkandung dalam makanan tersebut. Dalam hal ini, sampel yang digunakan adalah sampel bakso yang didapat dari tempat wisata.Analisis diawali dengan preparasi sampel bakso yang didapat. Preparasi sampel diawali dengan menghaluskan sampel dengan mortar and pastle, Tujuannya agar sampel tersebut dapat hancur menjadi partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya, sehingga memudahkan dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif nanti nya.lalu menimbang sampel sebanyak 18 gram, ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml, . Setelah sampel cukup halus, maka sampel disaring dengan kertas saring, kemudian filtrate nya dipisahkan. Tahap preparasi sampel telah selesai dilakukan dan siap untuk dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif.Selanjutnya, dilakukan analisis kualitatif terhadap sampel yang telah diambil (filtratnya).).Pada analisa kualitatif menggunakan tiga tabung yang berisi control positif,control negatif dan sampel,pada tabung control berisi asam borak yang dilarutkan dengan air,control negatif berisi aquadest saja dan pada sampel berisi filtrat sampel.Kemudian masing-masing diteteskan pada kertas tumerik(kertas saring yang telah diberi warna kunyit)dan diamati warna nya ,dibandingkan dengan kontrol positif dan negative. Karena Boraks bersifat basa, maka keberadaan boraks dapat dideteksi dengan menggunakan indikator basa (larutan kurkumin dalam alkohol), yang akan menunjukkan warna merah kecoklatan yang merupaka senyawa rososiania. Reaksi yang terjadi adalah:Boraks + Kurkumin Rosocyanine Na2B4O7 + C21H20O6 B[C21H19O6]2Cl

Dari 4 sampel bakso yang dianalisis diperoleh 3 sampel yang mengalami perubahan warna seperti control positif yaitu berwarna jingga sampai merah kecoklatan 3 sampel itu adalah sampel A, sampel bakso Wonogiri dan sampel bakso Malang. Sedangkan sampel bakso pinggir jalan negative, sehingga tidak dilakukan uji kuantitatif.

Setelah dilakukan analisis kualitatif terhadap sampel, dilakukan pembakuan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N yang akan digunakan untuk titrasi nantinya, pembakuan dilakukan dengan melakukan titrasi10 ml laurutan asam oksalat 0,1 N dengan larutan baku NaOH. Dengan menggunakan indicator phenolftalein (3 tetes). Hasil titrasi diliat dari volume NaOH yang mengubah warna larutan as. Oksalat dari bening menjadi merah muda. Dari titrasi ini di peroleh konsentrasi NaOH sebesar . Setelah pembakuan larutan NaOH, maka dilakukan analisis kuantitatif terhadap larutan sampel yang diduga mengandungboraks. Analisis diawali dengan mengambil larutan sampel sebanyak 25 ml, dimasukkan dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan HCl 37% bertujuan agar terjadi reaksi antara asam klorida pekat dengan boraks. Hasil dari penambahan HCl pekat menghasilkan produk-produk, salah satunya berupa asam borat Adapun reaksinya sebagai berikut:Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O 4H3BO3 + 2 NaCldan ditambahkan 0,2 gram manitol agar dapat melepaskan ion H+sehingga dapat dititrasi dengan larutan NaOH,dan larutan indicator pp beberapa tetes. Kemudian dilakukan titrasi hingga mencapai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adengan menggunakan indicator pp ditandai dengan berubahnya warna larutan yang tadinya tak berwarna, menjadi berwarna merah muda (fuchsia) pada titik akhir titrasi nya. Reaksi antara asam borak dengan NaOH akan menghasilkan Natrium Boraks... Titrasi ini dilakukan sebanyak 2 kali (duplo), dan volume HCl yang digunakan dalam titrasi adalah rata-rata sebanyak ....ml. Volume hasil titrasi ini kemudian dimasukkan dalam perhitungan untuk menentukan kadar boraks. Hasil perhitungan kadarnya adalah ............DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Direktorat Jenderal PengawasanObat dan Makanan. Jakarta.Hamdani,2012. Boraks. Tersedia dihttp://catatankimia.com/catatan/ boraks-dalam-makanan.html[diakses tanggal 25 Mei 2013]Rohman, A. 2007.Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. YogyakartaRoth, H. J. 1988.Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Simpus. 2005. Bahaya Boraks. Tersedia dihttp://catatankimia.com/catatan/ boraks-dalam-makanan.html[diakses tanggal 25 Mei 2013]Underwood,A. L dan R. A. Day, JR. 1996.Analisis Kimia Kuantitatif EdisiKelima. Penerbit Erlangga.Jakarta.Wardayati, Tatik. 2012. Boraks. Tersediadihttp://intisari-online.com/read/bahan-kimia-berbahaya-pada-makanan[diakses tanggal 25 Mei 2013]