Pembahasan

3
Pasien dalam skenario hanya tidur-tiduran saja selama 2 minggu. Berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan dapat menyebabkan imobilisasi pada usia lanjut. Rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah psikologis yang terjadi akibat proses menua dapat menyebabkan imobilisasi pada pasien tersebut. Sejak 5 hari yang lalu, pasien mengalami kesulitan BAB dan makan hanya sedikit. Kesulitan BAB pada usia lajutdapat disebabkan oleh lamanya transit feses di kolon. Hal ini dipengaruhi oleh adanya disfungsi pleksus mienterikus yang menginervasi kolon dalam gerak peristaltik. Selain itu, pada beberapa lansia yang mengalami konstipasi juga ditemukan adanya peningkatan kadar endorphin yang dapat berikatan dengan reseptor opioid di mukosa kolon dan menghambat gerak peristaltik. Pada pasien dalam skenario ini, kesulitan BAB dipengaruhi juga oleh imobilisasi yang akan semakin meningkatkan lama transit feses di kolon. Akibatnya, penyerapan air akan meningkat dan feses menjadi keras sehingga semakin sulit dikeluarkan. Sementara itu, kesulitan makan pada pasien lansia dipengaruhi beberapa faktor seperti: 1.Kondisi traktus digestifus yang mulai menurun baik secara anatomis maupun fisiologis,misalnya: berkuangnya jumlah gigi sehingga kemampuan mengunyah makanan berkurang, menurunnya peristaltik

description

pembahasan

Transcript of Pembahasan

Page 1: Pembahasan

Pasien dalam skenario hanya tidur-tiduran saja selama 2 minggu. Berbagai

faktor fisik, psikologis, dan lingkungan dapat menyebabkan imobilisasi

pada usia lanjut. Rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah

psikologis yang terjadi akibat proses menua dapat menyebabkan imobilisasi pada

pasien tersebut. Sejak 5 hari yang lalu, pasien mengalami kesulitan BAB dan

makan hanya sedikit. Kesulitan BAB pada usia lajutdapat disebabkan oleh

lamanya transit feses di kolon. Hal ini dipengaruhi oleh adanya

disfungsi pleksus mienterikus yang menginervasi kolon dalam gerak peristaltik.

Selain itu, pada beberapa lansia yang mengalami konstipasi juga ditemukan

adanya peningkatan kadar endorphin yang dapat berikatan dengan reseptor opioid

di mukosa kolon dan menghambat gerak peristaltik. Pada pasien dalam

skenario ini, kesulitan BAB dipengaruhi juga oleh imobilisasi yang

akan semakin meningkatkan lama transit feses di kolon.

Akibatnya, penyerapan air akan meningkat dan feses menjadi keras sehingga

semakin sulit dikeluarkan. Sementara itu, kesulitan makan pada pasien lansia dipengaruhi

beberapa faktor seperti:

1.Kondisi traktus digestifus yang mulai menurun baik secara anatomis

maupun fisiologis,m i sa lnya : be rkuangnya j umlah g ig i s eh ingga

kemampuan mengunyah makanan  berkurang, menurunnya peristaltik

usus sehingga lama transit makanan meningkat dan mengurangi rasa lapar.

2.Depresi yang mengurangi motivasi untuk makanPenurunan nafsu makan

pada pasien juga dapat disebabkan oleh imobilisasi. Hal tersebut disebabkan

adanya penurunan kecepatan metabolik sehingga terjadi penurunan

rangsang lapar. Rangsang lapar yang menurun menyebabkan pasien makan hanya

sedikit. Saat dirawat dirumah anaknya keadaan pasien yang tampak semakin

lemas dan tidak ma umakan sama sekali. Keadaan tidak mau makan ini

kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor psikis pasien terhadap perubahan

lingkungan tempat tinggalnya. Kurangnya perhatian dan kasih sayang juga dapat

mengakibatkan keadaan tersebut. Selain itu, keadaan penyakit yang dideritanya

juga berperan terhadap kondisi pasien. Dengan penyakit yang

Page 2: Pembahasan

diderita pasien ditambah dengan keadaan tidak mau makan, asupan gizi pasien

menjadi tidak adekuat, menyebabkan pasien tampak semakin lemas.

Sejak 3 minggu yang lalu, pasien juga mengalami batuk berdahak, tidak

berdarah,tidak demam, dan tidak didapatkan nyeri dada dan pasien gelisah dan

tampak bingung. Batuk adalah keluhan paling sering didapatkan pada hampir

semua penyakit yang mengenai saluran napas. Batuk merupakan mekanisme

pertahanan untuk membersihkan dan melindungi saluran napas dari bahan yang tidak

diinginkan yang terdapatdi saluran napas. Etiologi batuk dapat dibagi menjadi 4

kategori yaitu infeksi akut maupunkronik, inflamasi parenkim ataupun

saluran napas, tumor, benda asing, dan gangguan kardiovaskular.

Sementara itu, dahak adalah materi yang dikeluarkan dari saluran napas bawah

oleh batuk. Batuk dengan dahak menunjukkan adanya eksudat bebas dalam

saluran pernapasan, seperti pada bronkitis kronik, bronkiektasis, dan kavitas.

Gelisah dan bingung yang terjadi pada pasien dapat merupakan tanda

depresi. Pada usia lanjut gejala depresi s e r i n g k a l i t i d a k k h a s .

B e b e r a p a k a r a k t e r i s t i k d e p r e s i p a d a u s i a l a n j u t a n t a r a

l a i n sedih / murung biasanya kurang tampak, keluhan hipokondriasis yang

dominan, gangguanmemori, apatis dan kehilangan motivasi, ansietas dan agitasi.