pembahasan

5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1 Hasil Percobaan Sampel Dietil Eter Metanol Run I II I II Massa labu Erlenmeyer 34,79 gr 41,79 gr 34,74 gr 41,90 gr Massa labu erlenmeyer,aluminium foil dan karet gelang 34,88 gr 41,96 gr 35,22 gr 42,30 gr Massa labu erlenmeyer,aluminium foil,karet gelang dan cairan vol 34,90 gr 41,97 gr 35,27 gr 42,39 gr Massa labu erlenmeyer dan air 92,74 gr 99,92 gr 94,12 gr 100,4 gr Massa air 57,86 gr 57,96 gr 58,9 gr 58,1 gr Massa cairan volatil 0,02 gr 0.01 gr 0,05 gr 0,09 gr Suhu penangas air ketika cairan volatil menguap 76 0 C 76 0 C 79 0 C 79 0 C Suhu air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer 28 0 C 28 0 C 29 0 C 29 0 C

description

BM volatil

Transcript of pembahasan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PercobaanTabel 4.1 Hasil PercobaanSampelDietil EterMetanol

RunIIIIII

Massa labu Erlenmeyer34,79 gr41,79 gr34,74 gr41,90 gr

Massa labu erlenmeyer,aluminium foil dan karet gelang34,88 gr41,96 gr35,22 gr42,30 gr

Massa labu erlenmeyer,aluminium foil,karet gelang dan cairan vol34,90 gr41,97 gr35,27 gr42,39 gr

Massa labu erlenmeyer dan air92,74 gr99,92 gr94,12 gr100,4 gr

Massa air57,86 gr57,96 gr58,9 gr58,1 gr

Massa cairan volatil0,02 gr0.01 gr0,05 gr0,09 gr

Suhu penangas air ketika cairan volatil menguap760C760C79 0C790C

Suhu air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer280C280C290C290C

Tabel 4.2 Perbandingan Teori dengan PercobaanSampelRunBM praktek ( g / mol )BM teori( g / mol )Ralat ( % )

Dietil EterI10,016374,1286 %

II4,8674,1293 %

MetanolI24,4932,0423,56 %

II44,7132,0439,54 %

4.2 PembahasanPada percobaan Berat Molekul Relatif, cairan volatil dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian ditutup dengan aluminium foil. Setelah ditutup, aluminium foil dilubangi dengan jarum agar uapnya dapat keluar. Setelah dilubangi, labu erlenmeyer dipanaskan dalam penangas air sampai menguap seluruhnya. Uap ini kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Cairan yang terbentuk kemudian ditimbang. Massa cairan yang terbentuk selanjutnya dimasukkan dalam persamaan rumus gas ideal yaitu :

Pada saat kesetimbangan, tekanan (P) = tekanan udara luar (1 atm), suhu (T) = suhu desikator, dan volume (V) = volume erlenmeyer. Dengan demikian berat molekulnya dapat dihitung. Hasil yang diperoleh untuk sampel dietil eter diperoleh BM pada run I sebesar 10,0163 gr/mol dan pada run II sebesar 4,86 gr/mol sedangkan jika dibandingkan dengan BM teorinya yaitu 74,12 gr/mol akan diperoleh % ralat pada run I sebesar 86 % dan pada run II sebesar 93 %. Sedangkan untuk sampel metanol diperoleh BM pada run I sebesar 24,49 gr/mol dan pada run II sebesar 44,71 gr/mol sedangkan jika dibandingkan dengan BM teorinya yaitu 32,04 gr/mol akan diperoleh % ralat pada run I sebesar 23,56 % dan pada run II sebesar 39,54 %. Pada percobaan ini, temperatur dan tekanan juga mempengaruhi perhitungan berat molekul. Karena uap cairan volatil bukanlah merupakan gas ideal, maka sebenarnya di sini tejadi penyimpangan dari hukum gas sederhana P.V = n.R.T.Yang menjadi sumber kesalahan pada percobaan ini sehingga terdapat perbedaan hasil praktek dan teori adalah: Tingkat ketelitian dari neraca elektrik yang digunakan. Ketidaktelitian praktikan pada waktu mengamati semua cairan volatil menguap. Lubang tempat keluarnya uap dibuat terlalu besar sehingga banyak uap yang keluar dari erlenmeyer selama pemanasan. Erlenmeyer berisi sampel sudah dikeluarkan dari desikator sebelum semua uap mengembun kembali. Tidak sesuainya keadaan gas pada percobaan dengan hukum gas ideal yang digunakan dalam perhitungan hasil percobaan.Pada perhitungan agar BM hasil percobaan lebih mendekati BM sebenarnya, maka berat cairan volatil tersebut harus ditambah dengan berat udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer. Massa yang ditambahkan inilah yang disebut faktor koreksi.Adapun kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut :1. Dengan metode ini, kita dapat menentukan berat molekul suatu senyawa volatil dengan peralatan yang lebih sederhana.2. Percobaan ini menggunakan penangas air sebagai pengatur suhu sehingga percobaan ini lebih cocok untuk senyawa yang memiliki titik didih kurang dari 100 0CAdapun kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut :1. Ketidaktepatan pengamatan pada saat cairan telah menguap semua atau sebelum dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Jika, masih ada cairan yang belum menguap atau masih ada cairan yang tersisi dalam labu erlenmeyer, maka dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan massa jenis gas dan akhirnya akan mengakibatkan kesalahan pada perhitungan berat molekul.2. Metode penentuan berat molekul ini tidak cocok untuk senyawa dengan titik didih di atas 100 0C.