PEMBAHASAN

3
IV. PEMBAHASAN Percobaan kali ini memiliki tujuan untuk mengetahui efek obat stimulan dan depresan terhadap aktivitas lokomotor mencit yang dimasukkan ke dalam wheel cage. Aktivitas lokomotor yang terjadi diamati berdasarkan jumlah putaran roda yang dilakukan mencit. Obat yang digunakan untuk pengujian aktivitas lokomotor adalah obat depresan dan stimulan. Obat depresan adalah obat yang mempunyai efek hipnotik-sedatif yang relatif tidak selektif, dapat bersifat menidurkan, menimbulkan rasa kantuk atau tenang, hingga yang berat yaitu kehilangan kesadaran, anestesi, koma dan mati. Obat-obat ini tidak selektif dalam mendepresi struktur sinaptik, termasuk jaringan prasinaptik dan sinaptik. Obat depresan yang digunakan pada praktikum ini adalah golongan benzodiazepin, yaitu diazepam. Golongan benzodiazepin hanya bersifat sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi atau ansietas (rasa takut dan kegelisahan), relaksasi otot dan antikonvulsi. Mekanisme obat golongan diazepam sendiri adalah dengan mempotensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-amino butirat (GABA) sebagai mediator. GABA dan benzodiazepin akan terikat bersama reseptor GABA/benzodiazepin/chlorida ionofor kompleks. Pengikatan ini akan menyebabkan pembukaan kanal Cl sehingga meningkatkan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sulit tereksitasi. Obat stimulan adalah obat yang bersifat merangsang susunan saraf pusat dan bekerja melalui dua mekanisme yaitu mengadakan blokade sistem penghambatan dan meninggikan perangsangan sinaps. Obat stimulan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kafein. Kafein termasuk dalam golongan xanthin. Obat-obat golongan xanthin mempunyai mekanisme relaksasi otot polos, terutama otot polos bronkus, merangsang sistem saraf pusat, otot jantung dan meningkatkan diuresis. Kafein adalah perangsang system saraf pusat yang kuat. Kafein disebut juga tein, merupakan kristal putih yang agak pahit. Dalam pemberian secara oral, biasanya diberikan dalam bentuk basa bebas atau bentuk garam, sedangkan untuk pemberian secara parenteral perlu diberikan dalam bentuk garamnya. Pada percobaan ini digunakan metode roda putar ( wheel cage method ). Parameter yang digunakan adalah banyaknya putaran yang dilakukan oleh mencit yang telah diinduksi stimulan atau depresan dan ditunjukkan oleh angka pada alat tersebut. Mencit yang digunakan adalah mencit putih jantan yang mempunyai berat badan antara 21-22 gram. Obat yang digunakan sebagai stimulan adalah kafein dan yang digunakan sebagai depresan adalah fenobarbital. Pada

Transcript of PEMBAHASAN

Page 1: PEMBAHASAN

5/17/2018 PEMBAHASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e6f84193 1/3

 

IV.  PEMBAHASANPercobaan kali ini memiliki tujuan untuk mengetahui efek obat stimulan dan depresan

terhadap aktivitas lokomotor mencit yang dimasukkan ke dalam wheel cage. Aktivitas lokomotor

yang terjadi diamati berdasarkan jumlah putaran roda yang dilakukan mencit. Obat yangdigunakan untuk pengujian aktivitas lokomotor adalah obat depresan dan stimulan.

Obat depresan adalah obat yang mempunyai efek hipnotik-sedatif yang relatif tidak 

selektif, dapat bersifat menidurkan, menimbulkan rasa kantuk atau tenang, hingga yang berat

yaitu kehilangan kesadaran, anestesi, koma dan mati. Obat-obat ini tidak selektif dalam

mendepresi struktur sinaptik, termasuk jaringan prasinaptik dan sinaptik. Obat depresan yang

digunakan pada praktikum ini adalah golongan benzodiazepin, yaitu diazepam. Golongan

benzodiazepin hanya bersifat sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi atau

ansietas (rasa takut dan kegelisahan), relaksasi otot dan antikonvulsi. Mekanisme obat golongan

diazepam sendiri adalah dengan mempotensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-amino

butirat (GABA) sebagai mediator. GABA dan benzodiazepin akan terikat bersama reseptor

GABA/benzodiazepin/chlorida ionofor kompleks. Pengikatan ini akan menyebabkan pembukaan

kanal Cl sehingga meningkatkan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel

sulit tereksitasi.

Obat stimulan adalah obat yang bersifat merangsang susunan saraf pusat dan bekerja

melalui dua mekanisme yaitu mengadakan blokade sistem penghambatan dan meninggikan

perangsangan sinaps. Obat stimulan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kafein.

Kafein termasuk dalam golongan xanthin. Obat-obat golongan xanthin mempunyai mekanisme

relaksasi otot polos, terutama otot polos bronkus, merangsang sistem saraf pusat, otot jantung

dan meningkatkan diuresis. Kafein adalah perangsang system saraf pusat yang kuat. Kafein

disebut juga tein, merupakan kristal putih yang agak pahit. Dalam pemberian secara oral,

biasanya diberikan dalam bentuk basa bebas atau bentuk garam, sedangkan untuk pemberian

secara parenteral perlu diberikan dalam bentuk garamnya.Pada percobaan ini digunakan metode roda putar (wheel cage method ). Parameter yang

digunakan adalah banyaknya putaran yang dilakukan oleh mencit yang telah diinduksi stimulan

atau depresan dan ditunjukkan oleh angka pada alat tersebut. Mencit yang digunakan adalah

mencit putih jantan yang mempunyai berat badan antara 21-22 gram. Obat yang digunakan

sebagai stimulan adalah kafein dan yang digunakan sebagai depresan adalah fenobarbital. Pada

Page 2: PEMBAHASAN

5/17/2018 PEMBAHASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e6f84193 2/3

 

uji kontrol digunakan PGA yang cenderung tidak memiliki aktivitias apapun baik sebagai

depresan maupun stimulan.

Mula-mula hewan dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari 3 mencit yaitu mencit

kontrol (PGA), mencit uji I (Fenobarbital) dan mencit uji II (Coffein), kemudian masing-masing

mencit ditimbang, untuk menyesuaikan dosis peroral yang diberikan dengan berat badan mencit.

Pada mencit kontrol diberikan larutan suspensi PGA 1-2 % secara peroral. Pada mencit uji I

diberikan obat depresan fenobarbital secara peroral sedangkan pada mencit uji II diberikan obat

stimulan coffein secara peroral.

Setelah pemberian obat secara peroral, tiga puluh menit kemudian mencit dimasukkan ke

dalam alat roda putar (wheel cage) kemudian alat tersebut dinyalakan. Mencit dibiarkan selama

30 menit, karena diduga efek pemberian obat secara per oral yang melalui proses panjang di

saluran pencernaan baru akan bekerja setelah kira-kira 30 menit terhadap mencit. Mencit yang

dimasukkan ke dalam roda putar diamati aktivitasnya selama 30 menit dan setiap 5 menit alat

direset dan dicatat jumlah putaran yang dihasilkan mencit.

Pada mencit uji I diberi depresan dan akan diamati efek fenobarbital terhadap mencit

tersebut. Dan dari data yang diperoleh terlihat bahwa mencit cenderung memberikan aktivitas

lokomotorik yang lebih rendah (lebih diam dan tenang) sehingga akan menyebabkan sedikitnya

 jumlah putaran yang dihasilkan oleh mencit. Bahkan ada mencit yang mengalami efek sedasi

dari obat (tidur). Sedangkan pada mencit uji II yang diberi stimulan akan diamati efek coffeinterhadap mencit tersebut. Dari data yang diperoleh dalam praktikum kali ini mencit uji II yang

telah diberi stimulan memang mempunyai aktivitas lokomotorik yang lebih tinggi (lebih aktif 

dan banyak bergerak) sehingga menyebabkan tingginya jumlah putaran yang dihasilkan oleh

mencit. Sedangkan mencit kontrol yang hanya diberikan suspensi PGA memberikan aktivitas

lokomotorik seperti mencit normal, tidak terlalu aktif, namun juga tidak terlalu diam.

Berdasarkan tabel, data pengamatan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pada tiap

kelompok, mencit normal paling tinggi pada menit ke 10 dan paling rendah pada menit ke 25.

Rata-rata semua data mencit kontrol menunjukkan jumlah putaran roda yang lebih rendah

daripada mencit uji II (stimulan) dan menunjukkan jumlah putaran roda yang lebih tinggi

daripada mencit uji I (depresan) pada dosis yang sama. Hal ini telah sesuai dengan yang

diharapkan dan menunjukkan aktivitas mencit normal. Namun pada data terlihat jelas ada 2

Page 3: PEMBAHASAN

5/17/2018 PEMBAHASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e6f84193 3/3

 

mencit yang tidak berlari dan putaran yang dihasil adalah 0. Ini mungkin disebabkan kesalahan

teknikal semasa pemberian oral sehingga mencit berasa lemas dan tidak aktif.

Pada mencit uji I, didapatkan rata-rata hasil jumlah putaran roda yang paling banyak 

adalah pada menit ke 20, yaitu 158 dan jumlah putaran roda yang paling rendah pada menit ke

25 yaitu 108. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan aktivitas lokomotorik mencit sebagai efek 

dari pemberian depresan fenobarbital paling efektif bekerja pada menit ke 30. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata waktu kerja fenobarbital tertinggi terhadap mencit setelah

pemberian oral adalah 90 menit.Pada menit ke30, terdapat kenaikan jumlah putaran. Ini mungkin

karenaefek fenobarbital telah berkurang.

Pada mencit uji II, didapatkan hasil jumlah putaran roda yang paling banyak adalah pada

menit ke 20, yaitu 256 dan jumlah putaran roda yang paling sedikit adalah pada menit ke 30,

yaitu 162. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas lokomotorik mencit yang

disebabkan oleh stimulan kafein paling tinggi pada menit ke 30. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa rata-rata waktu kerja kafein yang paling tinggi pada pemberian oral terhadap mencit

adalah 30 menit ditambahkan dengan waktu kenaikan aktivitas yang paling tinggi, yaitu kira-kira

1 jam. Dan di menit ke 25 terlihat peningkatan jumlah putaran kembali, karena mungkin saja di

menit ini efek stimulan coffein sudah mulai berkurang, jadi mencit mulai beraktivitas dengan

normal.

Pada praktikum ini, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan error. Contohnya,teknik pemberian oral yang tidak tepat menyebabkan mencit menjadi lemas dan aktivitasnya

berkurangan. Selain itu, aktivitas mencit juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Keadaan

yang bising menyebabkan aktivitas mencit menjadi tinggi dan putaran meningkat.

Kesimpulan data di atas dapat diperkuat dengan tampilan grafik dan diagram yang

menunjukkan bahwa aktivitas lokomotor tertinggi terjadi pada mencit yang diberi coffein, lalu

selanjutnya kontrol, dan aktivitas terendah terjadi pada mencit yang diberi fenobarbital, dengan

perbedaan satu sama lain yang sangat mencolok. Berdasarkan data anava dapat disimpulkan

bahwa ketiga perlakuan terhadap mencit (kontrol (PGA), uji I (Fenobarbital), dan uji II

(Coffein)) rata-rata memberikan efek yang berbeda terhadap mencit.