PEMBAHAGIAN HARTA SEPENCARIAN PASCA ...repository.uinjambi.ac.id/3950/1/skripsi yang betul...

80
PEMBAHAGIAN HARTA SEPENCARIAN PASCA PERCERAIAN MENURUT ENAKMEN UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM TAHUN 2002 SEKSYEN 122(STUDI KASUS DI MAHKAMAH TINGGI SYARIAH KOTA BHARU, NEGERI KELANTAN, MALAYSIA.) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperolehi Gelar Sarjana Hukum (S.H) Dalam Ilmu Hukum Keluarga Islam Oleh: ISA BIN MOHAMED NIM :SHK 101180010 PEMBIMBING: Dr. H Ishaq, SH, M.Hum SITI MARLINA, S.Ag M.HI PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAMFAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN, JAMBI 2019/2020

Transcript of PEMBAHAGIAN HARTA SEPENCARIAN PASCA ...repository.uinjambi.ac.id/3950/1/skripsi yang betul...

  • PEMBAHAGIAN HARTA SEPENCARIAN PASCA PERCERAIAN

    MENURUT ENAKMEN UNDANG-UNDANG KELUARGA

    ISLAM TAHUN 2002 SEKSYEN 122(STUDI KASUS DI

    MAHKAMAH TINGGI SYARIAH KOTA BHARU,

    NEGERI KELANTAN, MALAYSIA.)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperolehi Gelar

    Sarjana Hukum (S.H) Dalam Ilmu Hukum Keluarga Islam

    Oleh:

    ISA BIN MOHAMED

    NIM :SHK 101180010

    PEMBIMBING:

    Dr. H Ishaq, SH, M.Hum

    SITI MARLINA, S.Ag M.HI

    PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAMFAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN,

    JAMBI

    2019/2020

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • v

    MOTTO

    ة ِإَون َن يُۡصل َحا بَۡيَنُهَما ٱۡمَرأ

    َٓ أ ۡيه َما

    ۡو إ ۡعَراٗضا فَََل ُجَناَح َعلَََخافَۡت م ۢن َبۡعل َها نُُشوًزا أ

    ۚ وَ ۡلحُ ُصۡلٗحا َت ٱلصُّ ۡحِض ُۗٞ َوأ نُفُس َخۡير

    َح ۚ ٱۡۡل فَإ ن ِإَون ٱلشُّ

    ْ ْ َوَتت ُقوا ُنوا َ ُُتۡس ََكَن ب َما ٱّلل ١٢٨ ٗياَتۡعَملُوَن َخب

    Artinya : “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acah

    dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya untuk mengadakan

    perdamaian yang sebenar –benarnya dan perdamaian itu lebih baik

    (bagi mereka) “(Qs. An-Nisa’ : 128)

  • vi

    ABSTRAK

    Penelitian ini berjudul Pembahagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian

    Menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam ( Studi Kasus Di

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan, Malaysia. Pertama Tujuan kajian ini dilakukan untuk mengetahui pembahagian harta sepencariaan

    yang diperoleh secara usaha sama oleh suami istri dalam masa perkahwinan yang

    sah. Dalam hal ini apa yang disyaratkan ialah sumbangan masing-masing ketika

    mendapat harta tersebut. Dalam menyelesaikan kasus harta sepencaraian di

    mahakamah mempunyai prosedur yang harus di ikuti oleh semua. Di mahkamah

    jga ada kendala-kendala yang kebiasannya yang perlewatkan kasus harta

    sepencarian ini lambat untuk diselesaikan di mahkamah. Kedua Metode yang

    digunakan dalam kajian ini adalah metode empiris yuridis untuk memperolehi

    informasi mengenai pembahagian harta sepencarian pasca penceraian menurut

    enakmen keluarga islam seksyen 122 keluarga islam (studi kasus di mahkamah

    tinggi syariah kota bharu, Kelantan, Malaysia. Rumusan dalam kajian ini ada tiga

    rumusan, yang pertama bagaimana prosedur penyelesaian kasus harta sepencarian

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan, yang kedua Apa kendala

    dalam penyelesaian harta sepencarian di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu

    Negeri Kelantan, dan yang ketiga untuk mengetahui apa saja pertimbangan hakim

    dalam menyelesaikan pembahagian harta sepencarian di Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Ketiga Hasil dari menelitian yang telah

    dibuat adalah mahkamah keluarkan perintah untuk pasangan membuktikan

    pernikahan, harta yang dipertikaikan, harus membawa saksi, jika keterangan

    orang yang menuntut itu benar maka harta diberikan kepada nya dan sebaliknya.

    Kata Kunci : harta sepencarian, prosedur harta, kendala-kendala di

    mahakamah

  • vii

    PERSEMBAHAN

    بسم هللا الرحمن الرحيم

    Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang kucintai:

    Ayahanda Mohamed Bin Abdullah dan ibunda Siti Mariem Binti Che Mood

    yang telah mendidik dan mengasuh anakanda dari kecil hingga dewasa dengan

    penuh kasih sayang, agar kelak anakanda menjadi anak yang berbakti kepada

    kedua orang tua dan bermanafaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa, seterusnya dapat

    meraih cita-cita murni. Terima kasih juga kepada Tuan Mohd Hafiz Bin Daud dan

    kesabaran dalam membantu saya sepanjang kajian saya di Jabatan Kehakiman

    Syariah Negeri Kelantan. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam Persatuan

    Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cabang Jambi, serta teman-

    teman dari Indonesia maupun teman-teman yang berada di Malaysia, yang setia

    telah memberikan semangat dan dorongan di kala suka maupun duka, semoga

    persahabatan kita tetap terjalin dengan baik selamanya.

    Terima kasih atas segalanya.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke hadirat

    Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salaam turut

    dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintai.

    Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis senantiasa diberi

    nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    yang diberi judul Pembahagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian Menurut

    Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam (Studi Kasus Di Mahkamah

    Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan.

    Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan

    ilmu syariah dalam bagian hukum. Juga memenuhi sebagian persyaratan guna

    memperoleh gelar Program Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum

    Keluarga pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi, Indonesia.

    Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan terima

    kasih kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung

    maupun secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

    1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA.,Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi. Ibu

    Dr. Rafiqoh Ferawati, SE., M.EI selaku Wakil Rektor 1, Bapak Dr. As’ad

    isma, M.d sealk Wakil Rektor 2, dan Bapak Dr. Bahrl Ulum, S.Ag, M.H

    selaku Wakil Rektor 3.

  • ix

    2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag,M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN

    STS Jambi, Indonesia.

    3. Bapak Agus Salim, M.A,M.I.R,Ph.D Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani dan

    Bapak Dr.H.Ishaq,SH, M.Hum selaku Wakil Dekan I,II dan III di Fakultas

    Syariah UIN STS Jambi.Ibu Mustiah. RH. S.Ag., M.SY selaku Ketua

    Jurusan Hukum Keluarga dan Bapak Irsadunas Noveri selaku Sekretaris

    Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    4. Bapak Dr. H Ishaq, SH, M.Hum, selaku Pembimbing I dan Ibuk Siti

    Marlina, M.H.I selaku pembimbing II yang telah banyak memberi

    masukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    5. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang bersangkutan.

    Di samping itu, jika ada kekurangan dalam skripsi ini harap semua pihak

    dapat beri kontribusi. Semoga apa yang diberikan dicatatkan sebagai amal jariah

    di sisi Allah SWT dan mendapatkan ganjaran yang selayaknya kelak.

    Jambi, 1 Mac 2020,

    Penulis,

    ISA BIN MOHAMED

    NIM: SHK 101180010

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL……………………………………………...……………..i

    PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………..…………ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………….……….………………iii

    SURAT PERNYATAAN……………………………………………...….…….iv

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………………..………v

    MOTO…………………………………………………………………….….….vi

    ABSTRAK……………………………………………………………….……..vii

    PERSEMBAHAN………………………………………………..…...…………ix

    DAFTAR ISI………………………………………………………..…………...xi

    DAFTAR SINGKATAN……………………………………….………………xiii

    BAB 1: PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah ……………………………………..…1 B. Rumusan masalah………………………………………………8 C. Batasan masalah………………………………………………...8 D. Tujuan dan kegunaan peneylitian………………………………9 E. Kerangka teori dan Konseptual………………..………………10 F. Tinjuaan pustaka……………………………………..………..13

    BAB II: METODE PENELITIAN

    A. Tempat penelitian……………………………………………..15 B. Pendekatan penelitian…………………………………………15 C. Jenis dan sumber data…………………………………………16 D. Unik Analisis……………………………………………….…18 E. Teknik pengumpulan data………………………………….....18 F. Teknik analisis data…………………………………………...19 G. Sistematika penulisan………………………………………....20

    BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah MTSKB…………………….……………………......22 B. Struktur Organisasi MTSKB………………………..…...…....25 C. Tugas dan fungsi MTSKB………..……………………...…....28 D. Kasus Pembahagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian di Mahakamah Tinggi Syariah Kota Bharu……………..…………..30

    BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Prosedur peneylesaian pembahagian harta sepencarian……...37 B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Mahkamah Dalam

    Menyelesaikan Kasus Harta Sepencarian Di Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu …………………….………………..…...46

  • xi

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan……………….……………………………..…...58 B. Saran-saran………………………………………………..….59 C. Kata penutup……………………………………………….,,.60

    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...61

    LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………......63

    CURICULUM VITA………………………………………………………..….64

  • xii

    DAFTAR SINGKATAN

    UIN STS : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    SWT :Subhanahuwata’ala

    SAW :Sallahu alaihiwasallam

    Ra :Radiallahu’an

    No. : Nomor

    Q.S : Al-Quran Dan Sunnah

    Cet. : Cetakan

    Bil : Bilangan

    Hlm : Halaman

    MTSKB : mahkamah tinggi Syariah kota bharu

    ITC : Information and Ccommunication Technologies

    LUTH : Lembaga Urusan Urusan Tabung Haji

    PAID : Pejabat Agama Islam Daera

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Harta sepencarian adalah harta diperolehi dalam masa perkahwinan

    seorang suami dengan isterinya hasil daripada sumber-sumber atau usaha mereka

    bersama. Harta sepencarian jga dikenai sebagai carian laki bini, pencarian, gono

    gini hareta sihrekat, dan harta suarang. Akta Undang-Undang Keluarga Islam

    Kelantan mendefinisikan harta sepencarian sebagia harta yang diperolehi oleh

    suami istri semasa perkahwinan berkuatkuasa mengikut syarat-syarat yang telah

    di tentukan oleh hukum syarak. Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia pasti

    mempunyai akibat yang harus di tanggung bersama. Demikian pula dengan

    pasangan suami istri yang berceraian, maka mereka harus menanggung nafkah

    iddah, mut’ah, nafkah anak-anak biaya pendidikan, masalah pemeliharaan anak

    hingga permasalahan pembahagian harta sepencarian.1 Pada tahun 2019 hingga

    2020 Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu telah pun membicarakan kasus-kasus

    harta sepencarian sebanyak 15 kasus. Dalam pembahagian harta sepencarian yang

    sering kali menjadi persengketaan yang berlarut-larut dan harus diselesaikan oleh

    Mahkamah diatur menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen

    122 tahun 2002 menyebutkan bahwa :

    1. Harta benda yang di peroleh selama perkahwinan menjadi harta bersama

    1 Laman web rasmi jabatan kehakiman Syariah negeri Kelantan

    http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian

    diakses tanggal 5 juni 2019.

    http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian

  • 2

    2. Bila perkahwinan putus karena perceraian harta bersama diatur menurut

    hukumnya masing-masing.2

    Di jelaskan dalam ayat yang kedua3 tersebut “menurut hukumnya masing-

    masing” adalah hukum agama, umum, adat dan hukum lainnya. Ketentuan-

    ketentuan tersebut di atas sekaligus memberikan pengakuan adanya harta

    sepencarian dan sekaligus memberikan legalitas terhadap berlakunya hukum dari

    para justifiable (pencari keadilan) yakni suami istri dalam mendapatkan

    penyelesaian hukum, atas pembahagian harta sepencarian sebagai salah satu

    akibat adanya perceraian bagi para pencari keadilan yang beragama Islam. Maka

    dari itu hukum Islam merupakan rujukan yang harus di patuhi dalam penyelesaian

    pembagian harta sepencarian.

    Harta sepencarian juga terbahagi kepada 2 kontribusi iaitu sumbangan

    secara langsung dan sumbangan secara tidak langsung.

    Sumbangan Secara Langsung4, dalam tuntutan harta sepencarian,

    sumbangan secara langsung atau bersama (suami istri) adalah harus dibuktikan di

    mahkamah. Bentuk sumbangan ini merupakan alasan penting bagi Mahkamah

    untuk menghukum adanya hak harta sepencarian selama dalam pernikahan.

    Seorang suami atau istri memberi sumbangan secara langsung ketika mereka

    sama-sama bekerja atau berusaha untuk mendapat kepemilikan sesuatu harta atau

    aset.

    2 http://www2.esyariah.gov.my, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen 122

    tahun 2002, diakses tanggal 5 juni 2019. 3 Enakmen undang-undang keluarga islam seksyen 122 tahun 2002. 4 Najihah Mohd Zin, Undang-Undang Kelaurga (Islam) Siri Kembangan Undang-

    Undang Di Malaysia, Selangor, Dawama Sdn,Bhd 2007.hlm 230.

    http://www2.esyariah.gov.my/

  • 3

    Di samping itu juga, sumbangan secara lamgsung juga dapat didefinisikan

    ketika pasangan itu sama-sama berusaha dan berkerja untuk mendapat sesuatu

    aset atau harta, misalnya pembelian sebidang tanah, yang bersama dan tidak dapat

    ditentukan siapa yang banyak memberi sumbangan dalam kepemilikan tanah dan

    kepemilikan itu bersama. Begitu juga, jika kepemilikan hanya oleh salah satu

    pasangan sedangkan usaha dan sumbangan dibuat oleh kedua belah pihak.

    Sumbangan langsung umumnya merujuk kepada usaha yang diberikan

    oleh kedua suami istri untuk memperoleh sesuatu aset atau harta. Sumbangan

    yang dimaksudkan ini termasuk sumbangan dana, bentuk keuangan mauapun

    usaha yang diberikan secara langsung untuk memperoleh harta tersebut.

    Sehubungan dengan itu, jika telah dapat dibuktikan bahwa adanya sumbangan

    diidentifikasi sebagai milik usaha bersama.5

    Umumnya, sumbangan secara langsung adalah sumbangan yang dapat

    dilihat dan dinilai melalui mata kasar seseorang yang mana kedua pihak sama-

    sama mengusahakan atau memajukan atau mengembangkan harta tersebut dengan

    memberikan sumbangan secara modal, pembelian property atau rumah dan

    sebagainya. Pada kenyataanya, kasus-kasus yang diputuskan di Mahkamah seperti

    kasus-kasus sebagaimana yang dijelaskan di atas, sumbangan secara langsung

    dapat dikategorikan sebagai sumbangan dalam “bentuk keuangan” dan ini jelas

    5 Laman web rasmi jabatan kehakiman Syariah negeri Kelantan

    http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian

    diakses tanggal 5 juni 2019.

    http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian

  • 4

    menunjukkan bahwa untuk membuktikan bahwa harta tersebut adalah hasil usaha

    sama, sumbangan dalam bentuk keuangan adalah sangat penting.6

    Sumbangan secara tidak langsung7, sumbangan secara tidak langsung

    adalah sumbangan yang dilakukan oleh pasangan suami istri tanpa melibatkan

    sumbangan yang dapat secara fisik dan material seperti ketaatan seorang istri

    mengelola rumahtangga dan dorongan seorang istri yang memungkinkan suami

    berhasil di dalam kerjaya.

    Sumbangan secara tidak langsung juga ditentukan oleh undang-undang

    Keluarga Islam sebagai peran istri dalam mengelola kesejahteraan keluarga dari

    segi memelihara rumahtangga atau menjaga keluarga dan menjaga kebutuhan

    anak-anak.

    Diskusi mengenai sumbangan secara tidak langsung juga dilihat dalam

    kasus-kasus yang diputuskan oleh Mahkamah. Misalnya, kasus Hamidah Binti

    Jaafar Lwn Mohammad Aiman Bin Mahmud, Hakim Datuk Daud Muhammad

    menyatakan harta bergerak yang diperoleh selama pernikahan adalah dianggap

    sebgai harta gono gini, meskipun istri tidak terlibat secara langsung dalam

    pekerjaan tersebut, seperti ia menemani suami untuk menjelaskan urusan bisnis,

    tetapi kehadirannya itu dianggap sebagai sumbangan terhadap keberhasilan suami.

    Pertimbangan Mahkamah Mengenai Kasus Pembagian Harta Sepencarian.

    6 Najihah Mohd Zin, Undang-Undang Kelaurga (Islam) Siri Kembangan Undang-

    Undang Di Malaysia, Selangor, Dawama Sdn,Bhd 2007.hlm 230. 7 Laman web rasmi jabatan kehakiman Syariah negeri Kelantan http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian

    diakses tanggal 5 juni 2019..

    http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian

  • 5

    Menurut Enakmen mengenai takat agihan harta sepencarian tidaklah

    ditetapkan berapa bagian sebagaimana dalam warisan yang mana pembagiannya

    telah ditentukan di dalam Al-Quran seperti satu perdua, satu perenam, satu

    perlapan dan sebagainya. Secara umum takat agihan harta sepencarian adalah

    bergantung kepada sumbangan kedua pihak.

    Berdasarkan kasus-kasus yang diputuskan oleh hakim dari tahun 2015

    sampai 2019, berbagai aspek dan dasar penentuan yang telah diambil dan dititik

    beratkan oleh Mahkamah dalam memutuskan takat agihan harta sepencarian.

    Berdasarkan riset dan penelitian penulis terhadap kasus ini, kebanyakan kasus

    harta gono gini adalah kasus harta sepencarian yag melibatkan perceraiaan suami

    istri dan kasus yang disebabkan kematian salah satu pihak. Kasus ini adalah

    berlainan titik agihannya dan ada dasar penentuannya untuk menghukum berapa

    agihan.

    Janda atau duda yang cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari

    harta bersama sepanjang tidak di tentukan lain dalam perjanjian perkahwinan. Hal

    ini bisa di terima jika suami istri sama-sama mencari nafkah dan penghasilannya

    sama. Namun ketika isti mencari nafkah dan penghasilan nya lebih besar,

    mungkin istri bisa menerima dengan ikhlas. Ketika situasi sangat sulit bagi istri

    atau suami untuk menerima pembahagian harta sepencarian yang tidak sepadan

    dengan perannya maka istri atau suami boleh datang ke mahkamah Tinggi Syariah

    Kota Bharu untuk memutuskan kasus tersebut dengan seadil-adilnya.

  • 6

    Tugas Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu untuk menyelesaikan kasus-

    kasus harta sepencarian menurut dalam Enakmen Undang-Undang keluarga

    Islam Seksyen 122 tahun 2002. Mahkamah mempunyai kuasa dalam hal ini untuk

    penentuan bahwa ahkamah Syariah mempunyai tugas dan kewenangan

    memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan dalam tingkat pertama terhadap

    perkara-perkara antara lain di dalam masalah pembahagian harta sepencarian

    menurut hukum Islam khususnya yang beragama Islam. Dan juga berhak untuk

    membahagikan harta dan aset-aset yang telah diperolehi oleh pihak-pihak yang

    berada dalam kasus harta sepencarian,

    Mengingat pembahgian harta sepencarian ini masih berdasarkan kepada

    ijtihad para hakim Mahkamah, maka masalah pembagian harta sepencarian ini

    penulis angkat dalam pembahasan skripsi dengan judul ‘Pembahagian Harta

    Sepencarian Pasca Perceraian Menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga

    Islam (Studi Kasus Di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri

    Kelantan, Malaysia.

    B. Rumusan Masalah

    Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dihuraikan maka

    penulis merumuskan masalah yang menjadi objek bahasan dalam skripsi ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana prosedur penyelesaian kasus harta sepencarian Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan ?

    2. Apa kendala dalam penyelesaian harta sepencarian di Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan ?

  • 7

    C. Batasan Masalah

    Batasan masalah penelitian merupakan suatu langkah untuk memberi arah

    agar masalah yang hendak diteliti menjadi dan masalah dipahami inti dari

    permasalahan yang sedang diteliti. Dalam proposal ini penulis hanya

    membahas tentang Pembahagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian Menurut

    Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen 122 (Studi Kasus Di

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan, Malaysia). Bererapa

    batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Luas lingkup hanya meliputi informasi sebutar pembahagian harta

    sepencarian menurut seksyen 122.

    2. Pembahasan ini adalah tentang umum dan hanya mengambil informasi dari

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan, Malaysia.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penyelitian

    1. Tujuan penelitian

    a. Ingin mengetahui prosedur penyelesaian harta sepencarian di Mahkamah

    Tinggi Kota Bharu di Kelantan.

    b. Ingin menjelaskan kendala-kendala dalam penyelesaian harta sepencarian di

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan, Malaysia.

    2. Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan tujuan tersebut di atas kegunaan penelitian penulis terbahagi

    kepada 2 iaitu penggunaan teoritis dan pengunaan praktis. Apabila dapat dicapai

    dengan baik dan dapat dirumuskan, maka penulisannya akan digunakan :

  • 8

    E. Kegunaan teoritis

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

    pengembangan teori-teori, atau konsep-konsep yang dilaksanakan oleh

    penegak hukum dalam menanggulangi kejahatan

    b. Untuk dijadian panduan dan setidak-tidaknya sebagai pertimbangan bagi

    pasangan yang berumah tangga dan masyarakat umumnya. Bahawa

    mempelajari dan menyelesaikan masalah harta sepencarian penting dalam

    kehidupan berumahtangga.

    2. Kegunaan praktis

    a. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak

    terutama bagi aparat penegak hukum, alim ulama, dan masyarakat pada

    umumnya.

    b. Untuk memenuhi salah satu pensyariatan dalam menyelesaikan studi dan

    meraih gelar Stara (S1) di Fakultas Syariah, Jurusan Hukum Keluarga, UIN

    Sulthan Saifuddin Jambi.

    F. Kerangka Teoritis dan Konseptual

    1. Kerangka Teoritis

    Pembahagian harta sepencarian pasca perceraian dengan seharusnya

    dengan apa yang telah di aplikasikan beberapa orang dalam masyarakat.

    Perbatan yang tidak sesai dengan ketentan Mahkamah Tinggi Syariah telah

  • 9

    menjadi perbincangan yang simpang ir terutama di kalangan masyarakat.

    Lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan mengenai hukum islam di Malaysia

    dengan memungkinkan terjadi pemyimpangan dan pelanggaran dengan apa yang

    telah di tetapkan

    Adanya harta sepencarian dalam perhawianan tidak menutup kemungkinan

    adnya harta milik masing-masing suami atau istri. Harta bawaan masing-masing

    suami istri dan harta bendayang diperolehi sebagai hadiah atau warisan adalah

    berapa di bawah penguasa masing-masing suami istri sepanjang tidak ditentukan

    lain. Suami istri mempunyai hak penuh untuk melakukan perbuatan hukum atas

    harta masing-masing.8

    2. kerangka konseptual

    a. Harta sepencarian

    Harta sepencarian berdasarkan Hukum Syarak ditafsirkan sebagai

    pemerolehan harta sepanjang tempoh perkahwinan sama ada membabitkan

    harta alih atau tak alih dan pihak yang memberi sumbangan sama ada secara

    langsung atau tidak langsung.Maka, pembahagian harta sepencarian

    menunjukkan pengiktirafan Syarak terhadap hak, habuan dan pemilikan pihak

    berusaha mendapatkan harta itu sepanjang perkahwinan. Pembahagian itu

    dibuat bersandarkan kemaslahatan pihak atas prinsip keadilan dan hak.

    Tuntutan terhadap harta sepencarian bukanlah dihadkan kepada isteri

    saja, malah suami juga berhak menuntut harta sepencarian daripada isteri.

    Jika diteliti tafsiran ini, ia menunjukkan bahawa harta yang sama-sama

    8 Komplikasi Hukum islam, pasal 35(2). Hlm 112.

  • 10

    diperolehi oleh suami isteri, bukannya harta yang diperolehi oleh isteri sahaja

    ataupun harta yang diperolehi oleh suami sahaja.9

    b. Pasca Penceraian

    Pasca Perceraian adalah sesudah perceraian yang merupakan

    terputusnya ikatan perkahwinan karena salah satu atau kedua pasanagan

    memutuskan untuk saling meninggalkan shingga mereka berhenti melakukan

    kewajibannya sebagai suami istri.10

    Perkahwinan boleh dianggap sebagai satu usahasama antara suami dan

    isteri. Namun, ada rumahtangga yang dibina bermasalah dan tidak

    berpanjangan. Masalah ini boleh timbul daripada pelbagai punca sama ada

    disebabkan faktor keadaan atau kesesuaian dalam menyempurnakan

    tanggungjawab. dan peranan masing-masing.Walaupun perkahwinan tersebut

    putus di tengah jalan, Islam sebagai agama yang adil telah menetapkan hak-

    hak yang wajib dituntut atau diterima bagi mengimbangi kehidupan hamba-

    hambanya. Hak-hak yang dimaksudkan khususnya selepas sesuatu penceraian

    adalah seperti harta sepencarian, nafkah iddah isteri, mutaah, nafkah anak-

    anak, hak penjagaan anak dan lain-lain.

    Isu mengenai harta isteri dan harta suami masih lagi tidak jelas

    kedudukannya lebih-lebih lagi dalam hal pembahagian harta sepencarian. Secara

    amnya, harta sepencarian pada asalnya diambil daripada adat resam Melayu yang

    telah diterimapakai oleh masyarakat setempat. Penerimaan adat resam ini menurut

    9 Suzana Ghazali, Buatmu Wanita, 2010(Buka Prima SDN. BHD., 2009),hlm. 25. 10 http://www.as-ansar.com/perceraian-menurut-pandangan-islam/ Diakses pada tanggal

    22 Maret 2020 jam 23.15pm.

    http://www.as-ansar.com/perceraian-menurut-pandangan-islam/

  • 11

    perspektif Islam menyatakan bahawa apabila sesuatu adat atau uruf diakui

    kebaikannya dan telah diberi pengiktirafan undang-undang, kedudukannya tidak

    lagi sebagai adat, tetapi telah menjadi suatu peraturan atau perundangan yang

    mesti diikuti dan dikuatkuasakan.

    c. Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Kelantan tahun 2002

    Suatu Enakmen bagi memperuntukkan dan menyatukan peruntukan-

    peruntukan Undang-Undang Keluarga Islam mengenai perkahwinan, perceraian,

    nafkah, penjagaan dan perkara-perkara lain berlaitan kehidupan kekeluargaan.11

    Sementar dari perspektif undang-undang, seksyen 122(1) Enakmen

    Undang-Undang Keluarga Islam (Kelantan) 2002 adalah peraturan bahawa

    mahkamah mempunyai kuasa apabila membenarkan lafaz talak atau apabila

    membuat suatu perintah perceraian untuk memerintah supaya aset yang diperoleh

    dalam masa perkahwinan dengan usaha bersama dibahagikan antara mereka atau

    supaya aset yang diperoleh pihak itu dalam masa perkahwinan dengan usaha

    bersama mereka dibahagikan antara mereka atau supaya mana-mana aset itu dijual

    dan dibahagikan antara pihak-pihak itu.

    G. Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

    penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek focus\tema yang

    11 Mukadimah Enakmen Undang-Undang Islam (Negeri Kelantan 2002), buku catatan di

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu.

  • 12

    diteliti. Dalam kajian pustaka ini, penelitian akan memaparkan beberapa

    penelitian mengenai pembahgian harta sepencarian pasca penceraian.

    Ada beberapa skripsi yang membahas tentang pembahagian harta

    sepencarian. Antara lain :

    Pertama, skripsi Dwi Rahmanta12, yang berjudul Konsekuensi Yuridis

    Harta Bersama Terhadap Kewajiban Suami Memberi Nafkah Dalam Kompilasi

    Hukum Islam (KHI) Dan UU No.1 Tahun 1974. Skripsi ini mambahaskan

    persamaan dan perbedaan pengaturan harta bersama terhadap pelaksanaan

    kewajiban suami memberi dalam kompilasi hukum islam (KHI) dan undang-

    undang no. 1 tahun 1974 dan konsekuensi yuridis harta bersama terhadap

    pelaksanaan kewajiban suami memberi nafkah dalam kompilasi hukum islam

    (HKI) dan undang-undang no. 1 tahun 1974.

    Kedua, skripsi Rabiatul Adawiyah. K13, yang berjudul Penyelesaian

    Sengketa Harta Bersama Dengan Harta Bawaan. Skripsi ini membahaskan

    kedudukan hukum dari harta bersama dengan harta bawaan dan tatacara

    penyelesaian harta bersama yang bercampur dengan harta bawaan di Pengadilan

    Agama Makassar.

    12 Adalah mahasiswa Program perbandingan Mazhab dan Hukum , UIN Sunan Kalijaga,

    Yogyakarta. Tahun 2019 13 Adalah mahasiswa Bagian Hukum Acara Fakultas Huku, Universitas Hasanuddin

    Makassar, Tahun 2014.

  • 13

    Ketiga skripsi Nia Istiamah14, yang berjudul Pembahagian Harta Gono

    Gini Akibat Perceraian Menurut Hukum Islam. Skripsi ini membahaskan hukum

    terhadap putusan Pengadilan Agama Rembang tentang pembahagian harta gono

    gini akibat perceraian dan tinjauan hukum materil terhadap pembahagian hara

    gono gini dalam perkara tersebut.

    Sedangkan peneliti yang terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat

    perbedaan persamaanya maka skripsi ini membedakan judul peneliti dengan

    penelelitian yang di tinjau terletak pada judul, tempat penelitian, rentang waktu

    penelitian, dan fokus penelitian yaitu secara khusus membahas tentang prosedur

    penyelesaian kasus harta sepencarian menurut enakmen di Mahkamah Tinggi

    Kota Bharu, kendala-kendala yang di alami oleh mahkamah dan juga

    pertimbangan mahkamah tentang harta sepencarian dan perbahasan di dalam

    penulisan ini. Namun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai rujukan bagi

    mengumpu semua data supaya analisis penulis terhadap skripsi ini dapat dicapai.

    Adapun skripsi yang tidak dinyatakan diatas adalah sebagai tambahan fakta judul

    skripsi.

    14 Adalah mahasiswa Fakultas Syariah , institusi agama islam negeri walisongo semarang,

    tahun 2011.

  • 14

    BAB ll

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi Penelitian

    Tempat penelitian yang dipilih adalah bertempat di Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Objek pelaksanaan adalah faktor

    penyebab terjadi pembahagian harta sepencarian pasca perceraian menurut

    Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Kelantan 2002. Penulis

    memilih lokasi ini di sebabkan karena hanya Mahkamah Tinggi Syariah Kota

    Bharu sahaja yang membicarakan kasus harta sepencarian di Negeri Kelantan.

    B. Pendekatan Penelitian

    Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian

    terhadap efektivitas hukum, yang membahas bagaimana hukum beroperasi dalam

    masyarakat. Factor-faktor yang mempengaruhi hukumitu berfungsi dalam

    masyarakat, yaitu (1) kaidah hukum\peraturan itu sendiri,(2) petugas\penegak

    hukum. (3) sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum,(4) kedaran

    masyarakat.15

    Peneliti memilih jenis penelitian secara yuridis empiris karena penelitian

    ini berhubungan dan bertitik tolak pada segi-segi hukum positif atau hukum yang

    berlaku saat ini, yang berupa ketentuan peraturan perundangan-undangan dan

    ketentuan lainnya yang kemudian dihubungkan dengan praktek yang terjadi di

    15 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Sinar grafika)2011, hlm 31.

  • 15

    lapangan. Tipe penelitian dalam penulisan tesis ini bersifat penelitian

    deskriptif analisis yaitu menganalisis data yang dipergunakan baik data primer

    dan data sekunder, meliputi isi dann struktur hukum hukum positif yang akan

    ditentukan penulis untuk menentukan isi atau makna aturan hukum yang dijadikan

    rujukan dalam menyelesaikan permaslahan hukm yang terjadi objek kajian.16

    Penelitian deskriptif analisisyaitu penelitian yang bertujuan

    mendiskripsikan(menggambarkan) secara sistematis dan factual untuk

    mendapatkan saran-saran apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan

    maslah yang terjadi. Penulis mengunakan jenis penelitian deskriptif analisis ini

    karena penulis ingin memperoleh gambaran yang jelas dan memberikan data yang

    seteliti mungkin tentang bagaimanakah pelaksaan Pembahagian Harta

    Sepencarian Pasca Perceraian Menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam

    Di Mahkamah Tinggi Syariah, Kota Bharu Kelantan, Malaysia.

    C. Jenis Data Dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Sumber data adalah tempat diperolehi data. Sumber data yang digunakan

    terdiri dari sumber data primer dan data sekunder

    a) Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat yang

    akan diteliti.17

    16 Ibid. hlm 107. 17 H, Ishaq, Metode Penelitian Hukum Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,

    (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm 100

  • Data primer di lapangan yaitu adalah data berupa informasi atau keterangan

    yang diperolehi dari lapangan penelitian terhadap petugas dan Ketua Pendaftaran

    di Mahkamah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.18

    b) Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh hasil daripada bacaan

    perpustakaan serta literature yang mempunyai hubungan dengan objek

    penelitian.19

    ini sebagai penguat data primer dalam bentuk buku-buku, artikel-artikal dan

    juga berkenaan data-data dokomentasi yang diperolehi di Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Data sekunder sebagai data pendukung

    dalam peroleh informasi yang berkaitan dengan penelitian.

    2. Sumber Data

    Sumber data primer berasal dari hasil wawancara dari sejumlah responden yang

    menyangkut permaslahan yang di teliti, sedangkan sumber berdata sekunder

    berasal dari hasil penelitian perpustakaan berupa buku-buku, jurnal, enakmen

    yang menyangkut permasalahan yang diteliti.

    D. Unit Analisis

    Penelitian ini di lakukan terhadap Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu,

    Kelantan, Malaysia. Kerana itu unit analisis yang ditetapkan adalah Mahkamah

    Tinggi Syariah Kota Bharu, Kelantan. Dengan waktu penelitian dilakukan pada

    18 Ibid..hlm 17 19 Ibid. hlm 17

  • tahun 2020. Pemilihan Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu sebagai unit

    analisis penelitian ini didasari dengan beberapa pertimbangan yaitu Mahkamah

    Tinggi Syariah merupakan Mahkamah yang membicarakan kasus pembahagian

    harta sepencarian dan Mahkamah Tinggi Syariah juga membantu dalam berkongsi

    informasi yang ini didapatkan oleh penelitian maka ini memudahkan penelitian

    untuk dapat melakukan penelitian secara lebih intensif dan informasi sebanyak

    mungkin.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memudahkan dalam menghimpun data-data dan fakta di lapangan,

    maka penulis menggunakan beberapa teknis pengumpulan data antara lain :

    a. Observasi : Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematika tentang

    fenomena yang diselidiki. Maka penulis mengamati secara langsung ke

    Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Jenis observasi

    yang dilakukan oleh penulis adalah observasi non partisipasi. Penulis hanya

    mengamati proses yang dilakukan oleh Mahkamah Tinggi Syariah Kota

    Bharu, Kelantan untuk mendapatkan maklumat yang berkaitan penelitian

    unutk memperoleh data mengenai pembagian harta sepencarian.

    b. Wawancara : wawancara adalah cara pemgumpulan data yang diambil secara

    lisan bagi memperolehi seusatu maklumat untuk mencapai satu tujuan. Teknis

    yang paling esensial adalah dengan mewawancara pihak-pihak yang terkait

    seperti pegawai-pegawai Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu untuk,

    Kelantan untuk mendapat komentar dan pandangan mengenai pembahagian

  • harta sepencarian pasca penceraian menurut enakmen keluarga islam sekysen

    122 tahun 2002. Nama petugas yang di wawancara ialah Mohd Hafiz Bin

    Daud, Samsudin Bin Ismail dan Siti Rahi Binti Mohamed.

    c. Dokumentasi : Yaitu sesuatu yang tertlis atau tercatat yang dapat dipakai

    sebagai bukti atau keterangan . penulis mengumpulkan bahan-bahan melalui

    dokumen tertulis yang berhubungan dengan penulisan ini dari alamat web

    internet. Metode ini di gunkan bertujuan untuk memperkuatkan data-data yang

    sudah ada.

    F. Teknis Analisis Data

    Setelah data terkumpul sesuai dengan permaslahan ditelitikan dan kemudian

    dipelajari serta dipahami, maka penulis menganalisis teknis seperti berikut :

    a. Reduksi Data20

    Reduksi data yaitu data yang diperoleheh daripada hasil wawancara. Data-

    data wawancara yang direkam kemudian ditranskripkan dengan tujuan

    memudahkan penulis memilihdata-data yang sesuai untuk dianalisis.

    b. Penyajian Data21

    Penyajian data ialah langkah setelah mereduksi data. Penajian data dilakukan

    dalam bentuk uraian singkat. Dengan mendisplaykan data, maka akan

    memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merancanakan kerja selanjutnya

    berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

    c. Verifikasi Dan Penarikan Kesimpulan22

    20 Sayuti Una dkk, Pedoman Penulisan Skripsi\Karya Ilmiah, (jambi : Institut Agama

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2012) hlm 57. 21 ibid

  • Verifikasi dan kesimpulan ailah langkah ketiga dalam analisis dan kuantitatif.

    Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

    berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

    tahap pemgumpulan data berikutnta

    G. Sistematik Penulisan

    Penyusunan skripsi ini terbagi pada lima bab yang mana setiap baa terdiri

    daripada susb-sub bab. Masing-masing bab membalas permasalahan-

    permasalahan tertentu tetapi tetap saling terkait antara satu sub dengan sub bab

    yang lainnya. Adapun sistematika perbahasan nya sebagai berikut :

    Bab pertama membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

    masalah, tujuan dan kegunaan penyelitian, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.

    Bab dua membahaskan tentang tempat penelitian, pendekatan penelitian,

    jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan

    sistematika penulisan.

    Bab tiga membahaskan tentang sejarah dan georgrafi MTSKB, struktur

    organisasi MTSKB, tugas dan fungsi MTSKB, sejarah mahkamah tinggi syariah

    Kota Bharu, moto, visi dan objektif mahkamah tinggi syariah Kota Bharu, dan

    piagam pelanggan

    Bab keempat pula membuat pembahasan prosedur penyelesaian

    pembahagian harta sepencarian, kendala-kendala yang dihadapi oleh mahkamah,

    dan pertimbangan mahkamah mengenai kasus pembahagian harta sepencarian.

    Bab lima membahaskan tentang kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.

    22 Ibid

  • 20

    BAB III

    GAMBARAN UMUM MAHKAMAH TINGGI SYARIAH KOTA

    BAHRU DAN KASUS PEMBAGIAN HARTA SEPENCARIAN

    PASCA PERCERAIAN

    A. Sejarah Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan terletak di Kompleks

    Mahkamah Syariah, Bandar Baru Tunjung, Jalan Pasir Mas-Salor, sekitar dua

    kilometer dari bandar Kota Bharu kabupaten Kota Bharu, propensi Kelantan

    Darul Naim, Malaysia. Mahkamah Syariah yang pertama didirikan di propinsi

    Kelantan ialah pada 1060 H bersaaan 1650 M. Kehakiman Syariah dan undang-

    undang Islam telah mula berkembang di negeri Kelantan ini sejak dari zaman

    pemerintahan Sultan Mohammed yang pertama (I) tahun (1801-1836), seterusnya

    undang-undang tersebut kian terserlah dalam pemerintahan Sultan Mohammed

    yang kedua (II) tahun (1836-1885 M) dimana baginda memerintah mengikuti

    jejak langkah Almarhum Sultan Muhammed yang pertama, yaitu memerintah

    negeri mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah.23

    Keadaan ini berjalan terus dengan baik sehingga pada masa mana adanya

    campur tangan penjajah yang telah memperkenalkan undang-undang mereka ke

    da;am system perundangan yang berkuat kuasa pada masa itu mulai mengenepkan

    undang-undang Islam demi sedikit melalui enakmen-enakmen yang berkaitan

    dengan pelaksanaan undang-undang mahkamah Syariah, sehingga hana tinggal

    23 Pentadbiran Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, Sejarah Penubuhan Jabatan

    Kehakiman Negeri Kelantan, (Kota Bharu Mahkamah Syariah, 1998), hlm 1

  • 21

    undang-undang yang berkaitan dengan keluarga dengan keluarga islam sahaja. Di

    antara enakmen-enakmen itu ialah :

    1. Enakmen tahun 1909 yang dikenal dengan peraturan berkuasa No. 5/1909.

    2. Enakmen tahun 1910 yang membataskan bidang kuasa Mahkamah Syariah

    yang ada di Kota Bharu pada masa itu.

    3. Enakamen tahun 1916 berhubung dengan nikah cerai No. 19/1916.

    4. Enakmen tahun 1938 berhubung dengan kesalahan melanggar agama

    muhammadiah No. 21/1983, No. 22/1938 bersabit dengan nikah cerai, No.

    31/1938 berhubung dengan nafkah.

    5. Pada tahun 1953 enakmen berhubung dengaan Majelis Agama Islam dan

    Adaat Istiadat Melayu Kelantan dan Qadhi No. 1/1953.24

    Pada masa itu, Mahkamah-mahkamah Syariah yang dikenal dengan istilah,

    Mahkamah Qadhi jajahan, Mahkamah Qadhi Besar, Mahkamah Jemaah

    Pengadilan (Mahakamah Rayuan) semuanya adalah dibawah Pejabat Mufti

    kerajaan Negeri Kelantan. Kemudiannya, pada tahun 1966 melalui Enakmen No.

    1/1966, Mahkamah Syariah yang dipengurusikan oleh mufti sendiri.

    Mulai tanggal 1 juli 1998, Kerajaan Negeri telah menubuhkan jabatan

    kehakiman Syariah negeri kelantan bagi menggantikan Mahkamah Qadhi.

    Susunan mahkamah kemudiannya berubah sebagai berikut :25

    24 Ibid. 25 Ibid 2-3

  • 22

    1. Mahkamah Rayuan Syariah yang bertempat di Kota Bharu akan di

    pengerusikan oleh Ketua Hakim Syarie dan tidak lagi dipengerusikan oleh

    mufti seperti mana sebelumnya.

    2. Mahkamah Tinggi Syariah akan diketuai oleh Hakim Mahkamah Tinggi.

    3. Mahkamah Rendah Syariah akan ketuai oleh Hakim Mahkamah Rendah

    Syariah.

    Tujuan penyusunan semula struktur Mahkamah-mahkamah Syariah itu

    adalah untuk memberi sepenuh penumpuan dan perhatian dan perhatian dibidang

    kehakiman Syariah serta pelaksanaan dan penguatkuasaan undang-undang dan

    kaedah-kaedah yang berkaitan dengan mahkamah.

    Pada tanggal 3julu 1996, Mesyuarat Jemaah Menteri bersetuju dengan

    cadangan penyusunan semula Mahkamah-mahkamah Syariah seluruh Malaysia

    melalui kaedah-kaedah :26

    a) Ditubuhkan Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia (JKSM) oleh kerajaan

    persatuan yang diketuai Hakim Syarie Malaysia juga Ketua Perkhidmatan

    Gunasama Pengawai Syariah.

    b) Wujudkan struktur organisasi Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia (JKSM).

    c) Wujudkan empat (4) jawatan Hakim Mahkamah Rayuan Syariah bagi

    menimbang semula kesus rayuan Mahkamah Rayuan Negeri-negeri dan

    Wilayah-wilayah.

    26 Dokmentasi di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Malaysia, diakses 20 november

    2019.

  • 23

    d) Mengenalkan strukrut Mahkamah Syariah Negeri-negeri dan Wilayah-

    wilayah termasuk pentauliahab Ketua Hakim Syarie serta Pegawai-

    pegawai Syariah.

    e) Kerajaan Persekutuan akan membanyai kos pegawai Syariah.

    B. Struktur Organisasi Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu.27

    Di Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu telah membentuk satu

    organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas dan peran-peran yang berada di

    Mahkamah dan untuk menguruskan hal-hal berkaitan tentang pengurusan

    map, surat-menyurat, mengankutan, stor penyimpanan barang.

    27 Jabatan Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, “Pengenalan Jabatan

    Syariah Malaysia” 2015

  • 24

    1. Struktur Kepimpinan Mahkamah Syariah Kota Bharu (table 2)28

    NO NAMA KETUA Tahun Berkhidmat

    1 Dato, Wan Hassan Bin Haji Ibrahim 21.04.1939 - 31.09.1935

    2 Dato, Haji Ahmad Maher Bin Haji Ismail 15.10.1935 - 31.12.1938

    3 Dato’ Haji Noor Bin Haji Ibrahim 21.01.1939 – 31.01.1941

    4 Dato’ Haji Muhammad Adeeb Bin Haji Nik

    Mohammad

    01.09.1941 – 17.07.1957

    5 Haji Umar Bin Haji Musa 20.08.1975 – 31.01.1961

    6 Dato’ Haji Ahmad Bin Haji Idris 01.02.1975 – 31.01.1961

    7 Dato’ Haji Yusoff Bin Haji Mohamad Othman 16.05.1969 – 31.12.1988

    8 Dato’ Haji Daud Bin Muhammad(Dato Arya

    Diraja)

    21.01.1989- Sekarang

    2. Struktur Organisasi (table 2)29

    28 http://www2.esyariah.gov.my Struktur Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu,

    Kelantan.

    http://www2.esyariah.gov.my/

  • 25

    Struktur Mahkamah Tinggi Syariah Propinsi Kelantan terdiri daripada dua

    jabatan utama yaitu Jabatan Pentadbiran Kehakiman, dan Jabatan Khidmat

    29 Ibid.

    KETUA HAKIM

    PENOLONG PENGAWAI

    SYARIAH

    PEMBANTU

    SYARIAH

    PEMBANTU TADBIR

    II

    PEMBANTU

    TADBIR RENDAH

    PENYERAH NOTIS

    III

    PEMBANTU AM

    PENYERAH NOTIS

    PEGAWAI

    PENDAFTARAN

    PEMBANTU

    TADBIR

    PEMBANTU

    SYARIAH

    PENYERAH NOTIS

    II

  • 26

    pengurusan dan Sumber Manusia. Di mana setiap jabatan mempunyai peran dan

    fungsi-fungsi tertentu dalam mengendalikan suatu perusahaan tersebut.

    1. Jabatan Pentadbiran Kehakiman.

    Pengurusan dan penyelarasan perjalanan pentadbiran hal-hal umum kantor

    seperti penggunaan ruang kantor, pengurusan map, surat-menyurat,

    pengangkutan, stor penyimpanan barang dan kenderaan.

    2. Jabatan Khidmat pengurusan dan sumber manusia

    Pengurusan khidmat pengurusan sumber manusia termasuk mengenai

    perjawatan, perkhidmatan personal, latihan dan motivasi, disiplin dan tatatertib.30

    3. Tugas Dan Fungsi Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu.

    Mahkamah Syariah adalah suatu badan yang bebas dan tidak dipengaruhi

    oleh pihak manapun karena mahkamah tersebut telah dibekali dengan wewenang

    tertentu melalui perubahan undang-undang yang ada pada mahkamah ini dapat

    menyelia (memantau) dan melaksanakan perkhidmatan (servis) pengadilan

    mengikut syarak secara adil dan bijaksana.

    Mahkamah tinggi Syariah negeri Kelantan mempunyai bidangkuasa di

    seluruh negeri Kelantan. Peruntukan ini terkandung dalam Enakmen No.3

    Pentadbiran Mahkamah Syariah Negeri Kelantan Tahun 1982. Berkenaan

    dengan jenis bidang kuasanya, ianya terbahagi kepada dua iaitu :

    1. Bidang Jenayah.

    30 Wawancara dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran Mahkamah

    Rayuan / Tinggi Syariah di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, 1 januari 2020.

  • 27

    2. Bidang Mal atau Sivil

    Mahkamah tinggi Syariah hendaklah mempunyai bidang kuasa di seluruh

    negeri Kelantan dan hendaklah diketuai oleh seorang hakim mahkamah tinggi

    Syariah. Di dalam subseksyen (1)31, Ketua Hakim Syarie boleh bersidang sebagai

    Hakim Mahkamah Tinggi Syariah dan mengetuai mahkamah itu.

    a. Dalam bidang kuasa jenayahnya, membicarakan apa-apa yang dilakukan

    oleh seseorang orang Islam dan boleh dihukum di bawah Enakmen

    Jenayah Syariah (Kelantan) 1995 atau di bawah mana-mana undang-

    undang bertulis lain yang sedang berkuat kuasa yang menetapkan

    kesalahan-kesalahan terhadap rukun-rukun agama Islam, dan boleh

    mengenakan apa-apa hukuman yang di peruntukkan bagi kesalahan itu.

    b. Dalam bidang kuasa malnya, mendengar dan memutuskan semua tindakan

    dan prosidang jika semua pihak dalam tindakan atau prosidang itu adalah

    seorang Islam dan tindakan atau prosidang itu adalah dengan :

    I. Pertunangan, perkahwinan, ruju’, perceraian, pembubaran, perkahwinan

    (fasakh), nusyuz, atau pemisahan kehakiman (faraq) atau apa-apa perkara

    yang berkaitan dengan perhubungan antara suami istri.

    II. Apa-apa pelupusan atau tuntutan harta yang berbangkit daripada mana-

    mana perkara yang dinyatakan dakam perenggan 1.

    III. Nafkah orang-orang tangungan, penjagaan atau jagaan (hadhanah).

    IV. Pembahagian atau tuntutan harta sepencarian.

    V. Wasiat atau alang semasa marad-al-maut. 31 Najihah Mohd Zin, Undang-Undang Kelaurga (Islam) Siri Kembangan Undang-Undang Di Malaysia, Selangor, Dawama Sdn,Bhd 2007, hlm 35

  • 28

    VI. Alang semasa hidup, atau penyelesaian yang di buat tanpa balasan yang

    memandai dengan wang atau nilaian wang, oleh seorang orang Islam.

    VII. Wakaf atau nazr

    VIII. Pembahagian dan pewarisan harta berwasiat atsu tak berwasiat.

    IX. Penentuan orang-orang yang berhak kepada bahagian harta pusaka

    seseorang si mati yang beragama Islam atau bahagian-bahagian orang

    yang berhak mendapatkannya.

    X. Pengisytiharan bahawa seseorang yang telah mati itu ialah seorang

    seorang Islam atau sebaliknya pada masa kematianya.

    XI. Petadbiran masjid-masjid. Perkara-perkara lain yang berkenaan dengannya

    bidang kuasa diberikan oleh mana-mana undang-undang.32

    4. Kasus Pembagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian Di Mahkamah

    Tinggi Syariah Kota Bharu.

    Dalam kasus harta sepencarian, yaitu antara Puan Aimi Nazura Binti Nawi

    merupakan penggugat lawan Mohamed Sobri Bin Ahmad yang meerupakan

    tergugat mengenai tutuntuan harta sepencarian. Obyek tuntutan penggugat adalah

    kadar sebahagian dari nilai sebuah rumah, sebuah mobil dan sebuah harta

    berbentuk saham.

    Semasa dalam tempoh ikatan perkahwianan, kedua belah pihak telah

    sama-sama bekerja dan masing-masing telah sama-sama berusaha memberi

    sumbangan kepad keluarga yang mana pengugat merupakan sorang guru, manakla

    32 Wawancara dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran Mahkamah

    Rayuan dan Tinggi Syariah di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, 1 januari 2020.

  • 29

    tergugat merupakan seorang pegawai bank di Johor. Sepanjang tempoh

    perkahwinan mereka selama 17 tahun, mereka talah dikurniakan dua orng anak

    dan hasil sikap hemat antara mereka berdua. Penggugat dan tergugat telah dapat

    membeli harta-harta yanf dituntut penggugat dalam kasus ini.

    Perolehan harta-

    Harta tersebut adalah semasa tempoh ikatan perkahwinan sah antara

    penggugat dan tergugat. Harta-harta tersebut adalah berupa :

    1) Harta Tidak Alih

    Sebuah rumah teres biasa 2 tingkat di atas tanah No. PDT 28767, Mukim

    Kluang, Johor berserta tapak tanah rumah tersebut, yang bernilai RM

    150.000.00 di bawah hak milik Mohamed Sobri Bin Ahamd (tergugat).

    2) Harta Alih

    a) Sebuah proton Waja 1.6 SOCH (M) yang bernombor pendaftaran JRH 508

    yang benilai RM 500.000.00 di bawah hak milik pendaftaran Mohamad

    Sobri Bin Ahmad (tergugat).

    b) Sebuah saham Public Bank yang bernilai RM 15.000.00 juga dimiliki oleh

    Mohamad Sobri Bin Ahmad (tergugat).

    Pada perbicaraan tanggal 211 juni 2012 yang lalu, hakim bicara di mahkamah

    tinggi kota bharu, Kelantan, Malaysia telah memutuskan bahwa hanya 10%

    daripada nilai rumah dan 20% dari nilai mobil dapat daripda pengugat. Manakala

    penggugat tidak mendapat apa-apa jumlah daripada nilai saham. Sebagaimana

    yang tersebut dalam putusan :

  • 30

    “keputusan yang dibuat oleh Mahkamah Tinggi Syariah berkaitan dengan

    tuntutan harta sepencarian pada 21 juni 2012, hakim bicara Mahkamah Tinggi

    Syariah memutuskan bahawa 10% daripada nilai rumah dapat kepada Plaintatif

    tidak mendapat apa-apa daripada nilai saham kerana pada masa kes ini

    difailkan, saham yang bernilai RM 15,000.00 telah dijual”.33

    Pada Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan Malaysia, putusan

    Hakim Bicara telah menolak permohonan Penggugat untuk menuntut sebagaian

    dari harta sepencarian berupa saham yang berjumlah RM 15,000.00 karena

    saham tersebut telah tiada. Saham tersebut tiada karena sudah terjual oleh

    tergugat sebelum kasus didaftarkan (difailkan) di pengadilan dan proses

    persidangan (prosiding) belum lagi selesai.

    Penjualan dan pindah milik saham tersebut langsung tidak diketahui oleh

    pengugat karena ia langsung tidak pernah dinyatakan. Penggugat hanya dapat

    mengetahui akan penjualan saham tersebut apabila dimaklumkan oleh tergugat

    semasa dalam soal balas peguam terhadapnya.

    Di Mahkamah Rendah Syariah, sewaktu disahkan telah bercerai oleh Hakim,

    penggugat melalui peguamnya telah memohon kepada mahkamah supaya

    mengeluarkan perintah tegahan menghilangkan (melupuskan) harta sepencarian

    dan mahkamah telah meluluskan mengikut undang-undang seperti yang tertulis :

    1) Mahkamah boleh, atas permohonan mana-mana pihak kepad perkahwinan-

    33 Putusan Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan tentang harta sepencarian

    pada 21 juni 2012.

  • 31

    a. Jika sesuatu prosiding hal ehwal suami masih belum selesai di

    mahkamah ; atau

    b. Dalam prosiding tersebut mahkamah boleh membuat perintah di

    bawah seksyen 122.

    Mengeluarkan suatu perintah tegahan, menahan suami atau isteri,

    mengikut mana-mana yang berkenaan, daripada melupuskan apa-apa

    harta yang telah doperolehi semasa perkahwinan mereka berkuat kuasa

    jika mahkamah berpuas hati adalah difikirkan perlu untuk berbuat

    demikian.

    2) kemungkinan mematuhi sesuatu perintah di bawah subseksyen (1)34 noleh

    dikenakan hukuman sebagai penghinaan kepada mahkamah.

    Manakala dalam seksyen 122, enakmen 635 , enakmen undang-undang

    keluarga islam negeri Kelantan Tahun 2002 tentnsg kuasa mahkamah

    memerintah pembagian harta sepencarian, dinyatakan bahwa :

    1) mahkamah adalah mempunyai kuasa apabila membenarkan lafaz talq atau

    apabila membuat suatu perintah perceraian untuk memerintah supaya

    membuat suatu perintah perceraian untuk memerintahkan supaya apa-apa

    asset yang diperolehi oleh pihak-pihak itu dakam masa perkahwinan dengan

    usaha mereka dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset yang

    diperolehi oleh pihak-pihak itu dalam masa perkahwinan dengan usaha

    34 Seksyen 108, Enakmen 6, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Kelantan

    Tahun 2002.

    35 Ibid.

  • 32

    bersama mereka dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset itu

    dijual dan hasil jualan itu dibahagi antara pihak-pihak itu.

    2) Pada menjalankan kuasa yang diberi oleh subsekyen(1), mahkamah

    hendaklah mengambil perhatian tentang-

    a. Takat sumbangan-sumbangan yang telah dibuat oleh tiap-tiap satu

    pihak dalam bentuk wang, harta atau kerja bagi memperolehi asset-

    aset itu;

    b. Apa-apa hutang yang terhutang oleh salah satu pihak yang telah

    dilakukan bagi manfaat bersama mereka.

    c. Leperluan-keperluan anak-anak yang belum dewasa dari

    perkahwinan itu, jika ada, tertakluk kepada pertimbangan-

    pertimbangan itu, mahkamah hendaklah membuat pembahgian yang

    sama banyak.

    3) Mahkamah adalah mempunyai kuasa, apabila membenarkan lafaz talaq atau

    apabila membuat perintah perceraian, memerintah supaya apa-apa asset

    yang diperolehi dala masa perkahwinan dengan usaha tunggal satu asset itu

    dijual dan hasil jualan itu dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana

    asset itu dijual dan hasil jualan itu dibahgi antara pihak-pihak itu.

    4) Pada menjalankan kuasa yang diberi oleh subseksyen(3)36, mahkamah

    hendaklah memberi perhatian kepada-

    36 Ibid.

  • 33

    a. Takat sumbangan-sumbangan ysng telah dibuat oleh pihak yang tidak

    memperolehi asset itu. Kepada kebajikan keluarga dengan memelihara

    rumahtangga atau menjaga keluarga.

    b. Keperluan-keperluan anak-anak yang belum dewasa dari perkahwinan

    itu jika ada, tertakluk kepada pertimbangan –pertimbangan itu,

    mahkamah boleh membahagikan asset-aset itu atau hasil jualan itu

    mengikut apa-apa kadar ysng difikirkannya munasabah, tetapi

    walaubagaimana pun, pihak yang telah memperoleh asset-aset itu

    dengan usahanya hendklah menerima suatu kadar yang lebih besar.

    4. Bagi maksud seksyen ini, rujukan-rujukan mengenai asset yang diperolehi

    dalam masa perkahwinan termasuklah asset-aset yang dipunyai oleh satu

    pihak sebelum perkahwinan itu yang telah dimajukan pada sebahagian

    besarnya dalam masa perkahwinan itu oleh pihak yang lagi itu atau dengan

    usaha bersama mereka.37

    Dalam kasus ini, tergugat tetap menjual harta yang menjadi tuntutan dan

    telah dikenakan sanksi oleh Mahkamah. Untuk rekod, kasus tuntutan saham yang

    sudah dijual semasa prosiding belum lagi selesai ini adalah merupakan kasus

    pertama yang berlaku di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan,

    Malaysia.

    37 Seksyen 122, Enakmen 6, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Kelantan

    Tahun 2002. http://www2.esyariah.gov.my, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam.

    http://www2.esyariah.gov.my/

  • 34

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Prosedur Penyelesaian Pembagian Harta Sepencarian

    Harta sepencarian boleh dituntut setelah terjadi perceraian, setelah

    terjadinya kematian salah satu pihak dan sebelum pembagian harta pusaka suami

    atau istri dilakukan, harta sepencarian juga boleh dituntut ketika suami memohon

    untuk berpoligami. Harta sepencarian ini boleh dituntut oleh suami atau istri,

    tuntutan harus dibuat di Mahkamah Syariah Negeri-Negeri. Mahkamah Syariah

    memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa pembahagian harta

    sepencarian, Mahkamah juga akan memperhatiakan beberapa hal sebelum

    menentukan tingkat bagian mantan suami dan istri terhadap harta tersebut.

    Subseksyen(1)38, takat sumbangan-sumbangan yang telah dibuat oleh tiap-tiap

    satu pihak dalam bentuk wang, harta atau kerja bagi memperolehi asset-aset itu,

    apa-apa hutang yang terhutang oleh salah satu pihak yang telah dilakukan bagi

    manfaat bersama mereka dan keperluan-keperluan anak-anak yang belum dewasa

    dari perkahwinan itu, jika ada, tertakluk kepada pertimbangan-pertimbangan itu,

    mahkamah hendaklah membuat pembahgian yang sama banyak. Dalam

    menentukan pembagian harta sepencarian mahkamah akan merujuk kepada

    Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen 122 enakmen 639 berbunyi ;

    38 http://www2.esyariah.gov.my, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen 122

    tahun 2002 39 Ibid..

    http://www2.esyariah.gov.my/

  • 35

    “mahkamah adalah mempunyai kuasa apabila membenarkan lafaz talq atau

    apabila membuat suatu perintah perceraian untuk memerintah supaya membuat

    suatu perintah perceraian untuk memerintahkan supaya apa-apa asset yang

    diperolehi oleh pihak-pihak itu dakam masa perkahwinan dengan usaha mereka

    dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset yang diperolehi oleh

    pihak-pihak itu dalam masa perkahwinan dengan usaha bersama mereka

    dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset itu dijual dan hasil jualan

    itu dibahagi antara pihak-pihak itu.”

    Mahkamah Syariah juga boleh mengeluarkan perintah dengan

    mengarahkan pendaftar atau Administrator Tanah untuk menegakkan hukuman

    atau perintah terkait dengtan tanah seperti kasus harta sepencarian, dan pendaftar

    atau Administrator Tanah wajib mematuhi perintah itu. Pihak yang menuntut

    harus memastikan bahwa pernikahan mereka itu sah menuntut hukum syarak dan

    didaftar di tempat mereka tinggal berdasarkan ketentuan yang diatur didalam

    hukum negeri. Pihak yang menuntut harus membuktikan harta yang dipertikai itu

    wujud dan diperoleh dalam waktu pernikahan mereka tidak termasuk harta

    bawaan. Pihak yang menuntut perlu membuktikan sumbangan bagi pihak masing-

    masing dan yang menuntut juga harus menyediakan dokumen-dokumen (berkas)

    yang berkaitan, mahkamah juga meminta pihak-pihak yang berkait untuk

    membawa saksi bagi membantu mahkamah untuk menyelesaikan sengketa

    pembagian harta sepencarian ini. Mahkamah akan meminta 2 saksi pria atau

    seorang pria dan dua orang perempuan. Jika ada keterangan yang mencukupi

    untuk membuktikan kontibusi orang yang menuntut, maka dia berhak mendapat

  • 36

    bagiannya sesuai tingkat sumbangan itu dan jika ada keterangan membuktikan

    kontribusi itu, kedua pihak harus bersumpah dan setelah itu harta itu dibagi dua.

    Jika kedua pihak menolak bersumpah, harta itu juga dibagi dua. Jika hanya satu

    pihak yang bersumpah, sedangkan pihak lain enggan, kesemua harta diberi kepada

    pihak yang bersumpah. Jika salah satu pihak atau kedua-duanya telah meninggal

    dunia sumpah itu hendklah dibuat oleh waris si mati. Jika ada adat yang

    mengikatnya, satu pihak itu membaeri kontribusi melebihi sumbangan pihak lain,

    pembagian itu harus dibuat berdasarkan prinsip (1) dan (2) di atas.40

    Harta dari segi bahasa adalah setiap barang yang benar-benar dimiliki dan

    dikendalikan (hiyazah) oleh seseorang, apakah barang tersebut berbentuk ‘ain

    atau manfaat. Misalnya harta ain adalah seperti emas, perak, binatang dan

    tumbuh-tumbuhan. Sedangkan contoh harta manfaat adalah seperti mengendarai,

    memakai dan mendiami rumah. Barang yang tidak dikendalikan oleh seseorang,

    tidak dinamakan harta dari segi Bahasa. Misalkan burung di udara, ikan di dalam,

    pohon di dalam laut dan mineral di perut bumi.

    Dari segi istilah pula, para ahli fiqh memiliki dua pendapat dalam

    menentukanmaksud harta tersebut yaitu menurut pendapat Ulama Hanafiyah,

    harta adalah benda atau barang yang dapat dikendalikan dan biasanya bias diambil

    manfaat darinya. Sementara menurut pendapat Jumhur Ulama selain dari Ulama

    Hanafiyah, harta adalah segala sesuatu (barang) yang memiliki harga (nilai)

    40 Wawancara bersama dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran Di

    Pejabat Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, Tanggal 1 Januari 2020,

  • dimana jika dirusak oleh seseorang maka orang yang merusak itu harus membayar

    ganti rugi. Definisi ini telah dijadikan hokum.41

    Jadi, penegertian harta dari segi perspektif hukum adalah setiap hal yang

    memiliki nilai properti. Justru itu, harta gono gini juga dapat dikategorikan

    sebagai harta menurut Islam.

    Perkataan sepencarian adalah berarti sama-sama mencari atau sama-sama

    berusaha. Justru itu, harta sepencarian ialah harta yang dimiliki atau diperolehi

    dalam tempoh perkahwinan dengan usaha Bersama suami istri sama ada secara

    langsung atau secara tidak langsung.

    Menurut M.B. Hooker juga harta sepencarian dapat diartikan sebagai ‘property

    jointly acquired by husband and wife during conventure’, harta yang diperoleh

    bersama oleh suami istri dalam pernikahan.42

    Menurut Hakim Bringgs harta sepencarian adalah “property acquired

    during the subsistence of their marriage by a husband and wife out their oint

    resouces or by their joint efforts”. Berarti : harta yang diperoleh selama

    pernikahan antara suami isteri hasil dari sumber-sumber mereka atau hasil dari

    usaha mereka bersama.43

    41 http//www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/lidiya/harta-dalam-

    pandangan-islam diakses 29 Januari 2020 42 Tim penyusun, PROCEEDINGS International Seminar on Islamic Jurisprudence in

    Contemporary 2017, ISLAC 2017, theme The Sosial Harmony Thrugh Islamic Law (Fakultas of

    Islamic Contemporary Studies, UniZA, 2017), hlm, 1224. 43 Ibid. hlm. 1224.

  • Selain itu, harta gono gini juga didefinikan sebagai dari hasil usaha suami

    istri untuk mendapat sesuatu harta saat berlangsungnya suatu perkahwinan dan

    membagi harta tersebut apabila terjadi perceraian.

    Harta sepencarian juga adalah harta yang diperoleh oleh pasangan suami

    istri baik secara langsung atau tidak langsung dalam pernikahan mereka sesuai

    persyaratan yang ditentukan oleh hukum syara’. Harta yang dimaksud termasuk

    harta bergerak seperti mobil, uang, perabut, rumah dan lan-lain dan harta tak

    bergerak seperti tanah dan rumah.

    Harta sepencarian juga termaksud harta yang diperoleh suami dan istri

    melalui usaha bersama mereka saat perkahwinan, harta yang diperoleh suami

    melalaui usahanya sendiri saat pernikahan dengan kontribusi secara tidak

    langsung dari istri dan apa-apa hasil dan nilai tambahan dari pengembangan dan

    pemajuan melalui usaha sendiri pihak satu lagi pada pernikahan itu atau usaha

    bersama pihak-pihak untuk pernikahan itu saat pernikahan.44

    Umumnya harta sepencarian adlah harta yang diperoleh hasil dari usaha

    Bersama suami istri dalam pernikahan mereka selain dari warisan atau pemberian

    atau apapun harta yang diperoleh dengan tidak melibatkan usaha bersama untuk

    memperoleh harta yang diperoleh harta tersebut baik secara langsung atau tidak

    langsung. Kondisi ini tidak menyangkal hak individu dalam kepemilikan harta

    dan Islam melarang seseorang memakan atau memiliki harta orang lain dengan

    cara yang salah (batil).

    44 Ismuha, Pencaharian Bersama Suami Istri, Jakarta : Pustaka Azzam, 2010. Hlm 15.

  • Secara skematis, harta sepencarian dapat dikategorikan sebagai harta

    bergerak atau harta tidak bergerak yang diperoleh selama pernikahan atau harta

    yang diperoleh sebelum pernikahan yang dimiliki oleh salah satu pihak dan

    dikembang oleh pihak lain atau kedua pasangan suami istri dalam pernikahan

    tersebut. Hal ini juga diperuntukan di bawah Seksyen 58 (5) UU Hukum Keluaga

    Islam (negeri Kelantan) 1984 yang memperuntukan

    “untuk maksud bagian ini, referensi-referensi tentang asset yang diperoleh dalam

    masa pernikahan termasuk asset-aset yang dimiliki oleh satu pihak sebelum

    pernikahan itu yang telah dikembangkan pada terutama dalam masa pernikahan

    itu oleh pihak yang satu lagi itu atau dengan usaha Bersama mereka”45

    Selain itu , harta sepencarian juga harus diperoleh hasil usaha bersama

    antara suami istri dalam pernikahan dengan melihat kontribusi kedua-dua

    pasangan apakah sumbangan secara langsung atau kontribusi secara tidak

    langsung.

    Di Malaysia, hukum mengenai harta sepencarian ini telah diterapkan serta

    diperuntukan di dalam Undang-Undang Keluarga Islam (negeri Kelantan) 1984 di

    bawah interpretasi Bagian 2 yang diperoleh oleh suami istri dalam masa

    pernikahan mereka berdasarkan kondisi yang ditentukan oleh hukum syariah

    sedangkan Pasal 58 pula memperuntukan kekuasaan mahkamah untuk

    memerintahkan pembahagian harta sepencarian. Interpretasi harta sepencarian di

    bawah Bagian 2UU Hukum Keluarga Islam Negeri Kelantan juga ditafsirkan

    45 http://www2.esyariah.gov.my, Seksyen 58 (5) UU Hukum Keluaga Islam (negeri

    Kelantan) 1984, Diakses 29 januari 2020

    http://www2.esyariah.gov.my/

  • maksud harta sepencarian yang sama oleh negeri-negeri,Selangor, Pulau Pinang,

    Johor, Melaka, Sarawak dan juga terengganu. Walau bagaiamanapun, di Negeri

    Sembilan telah melakukan amandemen terhadap interpretasi harta itu berdasarkan

    interpretasi yang dibuat di negeri Kelantan di mana interpretasi harta sepencarian

    negeri Kelantan di bawah “Enakmen Keluarga Islam 1982” adalah “harta yang di

    peroleh bersama oleh suami persyaratan yang diberikan oleh hukum Syariah”.46

    Umumnya, meskipun interpretasi yang diberikan oleh setiap negeri adalah

    berbeda dari segi matanya, namun konsep dan tujuan praktek pembagian harta ini

    adalah hamper sama diantara sebuah negeri dengan yang lain yaitu adlah hampir

    sama antara sebuah negeri dengan negeri yang lain yaitu memberikan hak yang

    sama kepada pasangan yang bertikai menuntut apa-apa harta yang diusahakan

    bersama baik melalui kontibusi modal atau usaha Bersama.

    Selanjutnya, sebagaimana yang diketahui Mahkamah Syariah telah diberi

    kekuasaan eksklusif untuk mendengar dan membicarakan tuntutan harta

    sepencarian dari setiap pasangan orang Islam yang telah bercerai hidup atau

    berpoligami sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Kleuarga Islam

    yang diperlakukan di negeri-negeri dan bercerai mati sebgaiamana yang di

    jelaskan dalam petunjuk praktek dan ketentuan lain untuk tujuan mendengarkan

    dan memutuskan permohonan pertanyaan pihak pasangannya yang hidup.

    46 Wawancara dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran Mahkamah

    Rayuan dan Syariah Tinggi, Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, 1 Januari 2020.

  • Sementara tuntutan setelah perceraian, Hukum Kelaurga Islam Negeri-

    negeri, misalnya dalam ketentuan di bawah Seksyen 58 (1) UU Hukum Keluarga

    Islam (negeri Kelantan) 1982 memperuntukan bahwa :

    “mahkamah harus memiliki kekuatan, apabila memungkinkan lafaz talak atau

    ketika membuat suatu perintah perceraian untuk memesan apa-apa asset yang

    diperoleh oleh pihak-pihak itu dalam masa pernikahan dengan usaha Bersama

    mereka dibagi antara mereka atau supaya setiap aset itu di jual dan hasil

    penjualan dibagi antara pihak-pihak itu.”47

    Dengan kata lain, Mahkamah Syariah hanya memiliki kekuasaan di negeri

    di mana perceraian terjadi dan didaftarkan (lafaz talak diizinkan oleh Mahkamah

    atau lafaz talak dijatuhkan diluar Mahkamah (tanpa izin Pengadilan) dan

    konfirmasi dibuat di Mahkamah tersebut begitu juga untuk kategori perceraian

    lain). Dan juga tuntutan harta sepencarian hanya dapat diajukan di Mahkamah di

    mana kasus perceraian itu diputuskan atau di sahkan. Misalkan, jika perceraian

    didengar ditempat tinggal pasangan di Pahang, kemudian kedua pihak pindah ke

    Kelantan, kasus harta sepencarian hanya bias didengar di Pahang.

    Selain itu, ketentuan terkait dengan harta sepencarian juga dapat dilihat

    dalam Arahan Amalan Tahun 2002 di mana semua kasus tuntutan harta

    sepencarian bergerak dan Ex-Parte harus dimulai dengan prosidingnya di

    Mahkamah Tinggi Syariah.

    47Tim penyusun, Buku Panduan Enakmen Pentadbiran Mahkamah Syariah Negeri

    Kelantan NO. 2/1982, hlm. 9.

  • Selanjutnya, ketentuan mengenai harta sepencarian setelah kematian pihak

    adalah tidak diperuntukan dalam setiap ketentuan bagian, walaubagaimana pun itu

    dapat dilihat dalam Arahan Amalan No.5 tahun 2003 yang mana menjelaskan

    tentang masa yang dibolehkan untuk menuntut harta sepencarian. Dalam Arahan

    Amalan ini menjelaskan bahawa

    “tuntutan harta sepencarian dibolehkan apakah saat tuntutan perceraian atau

    setelah perceraian atau setelah kematian pihak. Mahkamah dalam hal ini dapat

    menerima setiap tuntutan harta gono gini yang dibuat setelah kematian mana-

    mana pihak dalam tuntutan dan hendaklah dibuat kepada mana-mana kasus yang

    telah diputuskan oleh mahkamah.48

    َجالِّ يب ل ِّلر ِّ ا نَصِّ مَّ ۖ ٱْكتََسبُوا م ِّ لن َِّسآءِّ يب َولِّ ا نَصِّ مَّ ۖ ٱْكتََسْبنَ م ِّ َ َوْسـَٔلُوا ن ٱّللَّ ۖ فَْضلِّهِّۦٓ مِّ

    Artinya : bagi lelaki suatu bahagian daripada apa yang telah mereka usahakan

    dan bagi perempuan-perempuan suatu bahagian daripada apa yang telah mereka

    usahakan.49

    Demikian Islam menghormati hak individu. Selain itu, suami adalah

    dilarang mengambil sedikit pun dari harta yang yang telah diberikan kepada istri

    dalam berbagihidup mereka setelah ia menceraikan istrinya.

    48 Arahan Amalan NO. 5, Buku Panduan Arahan Amalan, tahun 2003, di Mahkamah

    tinggi Syariah Kota Bharu, Kelantan. 49 Surah An-Nisa’ (4) : 32

  • Selanjutnya, harta sepencarian adalah tidak bertentangan dengan hukum

    Syariah meskipun pada awalnya praktek ini merupakan praktek yang diambil

    berdasarkan adat. Sebagaimana yang dijelaskan sebelum ini, ketika adat

    mengambil tempat hukum dan yang diterima berdasarkan adat samalah posisinya

    seperti dibuat berdasarkan nas. Di Malaysia, konsumsi adat bagi harta sepencarian

    ini dapat dilihat dalam Adat Perpatih dan Adat Terengganu.50

    Selain itu, Mahkamah Syariah juga memiliki kewenangan untuk

    mendengarkan dan membicarakan tentang tuntutan harta sepencarian apakah

    karena perceraian atau kematian pihak atau poligami. Ketentuan mengenai harta

    sepencarian ini diperuntukan di bawah Undang-Undang Keluarga Islam Negeri-

    Negeri atau Wilayah Persekutuan dan juga diperuntukan dibawah Arahan

    Amalan.

    B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Mahkamah Dalam Menyelesaikan

    Kasus Harta Sepencarian Di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu

    Dalam penyelesaikan kasus harta sepencarian Mahkamah Tinggi Syariah

    Kota Bharu mengalami beberapa kendala-kendala. Sebagaimana yang telah di

    kemukakan oleh Hafiz Bin Daud bahwa kendala yang dihadapi oleh mahkamah

    adalah ketidak hadiran pihak-pihak. Pihak menuntut dan pihak yang kena tuntut

    gagal menghadirkan diri semasa perbicaraan dijalankan. Kehadiran pihak-pihak di

    Mahkamah pada masa yang ditetapkan adalah penting bagi memastikan

    50 Adat turun temurun di setiap negeri pantai timur iaitu Kelantan, Terengganu dan

    Pahang.

  • kelancaran pembicaan sesuatu kasus. Disebabkan setiap kali perbicaraan pihak

    yang kena tuntut tidak hadir mahkamah terpaksa menutup kasus tersebut.

    Hafiz Bin Daud juga mekemukakan kendala yang yang dihadapi

    mahkamah adalah kekurangan biaya yang mencukupi.Kebanyakan pembagian

    harta ini dijalankan secara tidak adil yaitu diluar mahkamah. Pihak yang tidak

    berpuas hati sukar untuk menuntut karena mereka kekurangan biaya itu yang

    menyebabkan ketidak adilan dalam membagikan harta sepencarian tersebut.

    Kekurangan biaya yang mencukupi untuk membayar proses pendaftaran kasus

    serta khidmat pengacara. Dengan keadaan ekonomi yang bertambah dan

    meningkat sekarang ini, mungkin beban terhadap pasangan suami istri.

    “mereka tidak mempunyai biaya, sehingga mereka mengatakan hidup susah,

    makan pun susah macam mana saya mahu hadir ke mahkamah. Itu yang

    menenyebabkan kasus tidak dapat diselesaikan”51

    Kemudian Samsudin Bin Ismail juga menjelaskan bahawa kendala-

    kendala yang dihadapi oleh mahkamah adalah tidak punya bukti yang lengkap.

    Penyelesaian pembahagian harta goni gini adalah sering sekali para pihak itu tidak

    punya yang lengkap. Terkait pembuktian bagi kasus pembahagian harta bersama,

    jika pengggat yang mengajukan permohonan maka penggugat yang harus

    membawa bukti yang melampai keraguan wajar di Mahkamah untuk menghukum

    tuntutan atas tergugat.

    51 Wawancara dengsn Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua pendaftaran Mahkamah Rayuan dan Tinggi Syariah,di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, 1 Januari 2020.

  • Keterangaan yang diberikan harus dapat meyakinkan bahwa adanya

    pembuktian. Hakim yang membicarakan kasus itu berpendapat deskripsi yang

    dikemukan oleh keduanya mencapai tingkat lebih kurang sama kuat, Hakim tidak

    harus membuat keputusan. Sebaliknya Hakim menemukan bukti dukungan untuk

    mencari argumen yang lebih kuat dari keduanya.

    Kemudian Samsudin Bin Ismail menambah lagi kendala yang dihadapi di

    mahkamah syariah kota bharu adalah tidak tahu Undang-Undang. Salah satu

    factor yang menjadi masalah dalam menyelesaikan kasus ialah pasangan suami

    istri yang tidak tahu undang-undang yang telah ditetapkan oleh pihak mahkamah.

    Kontribusi didalam perkahwinan terbagi kepada dua yaitu sumbangan secara

    langsung dan sumbangan secara tidak langsung. Kontribusi ini harus diteliti oleh

    Mahkamah untuk menyelesaikan kasus pembahagian harta sepencarian ini

    samada, terdapat sumbangan atau tidk dari pihak suami atau istri terhadap harta

    yang dituntut selama dalam tempoh perkahwinan.52

    Kemudian dikemukakan lagi oleh Siti Rhi Binti Mohamed tentang

    kendala-kendala yang di hadapi oleh Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu ialah

    tentangan dari ahli keluarga. Walaubagaimana, usaha-usaha yang dilakukan oleh

    mahkamah juga kebiasaanya tidak mengikut kemahuan ahli keluarga untuk

    menyelesaikan kasus harta sepencarian. Sehingga menyebabkan mereka tidak

    memberi kerjasama kepada Mahkamah untuk menjalankan peran menekan angka

    penceraian ini. Seperti yang telah diterangkan oleh Siti Rahi :

    52 Wawancara dengan En. Samsudin Bin Ismail, Penolong Pegawai Pennyelidikan,

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bahru, Kelantan. 2 januari 2020

  • Ada setengah kes yang saya dapat. Dari pihak keluarga mereka terutamanya

    ibubapa tidak beri kerjasama yang baik pada Mahkamah untuk menyelesaikan

    kasus harta sepencarian anak mereka. Ada juga yang ibubapa paksa anak mereka

    untuk tidak menghiraukan kasus harta sepencarian. Kadang-kadang setiap kasus

    harta sepencarian sampai bertahun-tahun untuk di selesaikan.

    Siti Rahi Binti Mohamed megemukakan lagi adalah kurang nyaman klien

    dengan peguam. Klien yang tidak jadi melanjutkan pembicaraan kasus harta

    sepencarian mereka karena pegam it tidak nyaman terhadap klien nya tersebut. Ini

    biasa berlaku di mana-mana mahkamah karena tindakan peguam itu sendiri yang

    bertentangan dengan perundangan bidang kausa dan tatacara Mahkamah Syariah

    dan Arahan Amalan Jabatan Kehakiman Malaysia.53

    Solusi mahkamah terhadap kendala-kendala yang telah dinyatakan

    sebelum ini adalah ;

    Mahkamah akan berusaha untuk menghantar surat rasmi kepada tergugat

    menyatakan bahawa penggugat yaitu istri atau suami telah mengfailkan tuntutan

    harta sepencarian kepada Mahkamah. Didalam surat tersebut menyatakan tarikh

    perbicaraan yang mana mengkehendaki yang tergugat untuk hadir ke Mahkamah

    bagi mendengar bagi pihak tergugat. Langkah ini menyatakan bahawasanya pihak

    Mahkamah tidak membuat keputusan melalui kenyataan sebelah pihak sahaja.

    53 Wawancara dengan Puan Siti Rahi Bin Mohamed, Peguam Syarie Mahkamah Tinggi

    Syariah Kota Bharu, Kelantan. 23 Maret 2020.

  • Seterusnya dalam hal ini juga jika melalui surat-surat tersebut jika tergugat

    tidak melakukan tindakbalas maka pihak Mahkamah akan menghubungi tergugat.

    Dengan menghubungi tergugat pihak Mahkamah akan menyatakan berkeaan

    bahasanya tergugat telah di failkan tuntutan oleh istri atau suami yang merupakan

    penggugat.

    Berhubung dengan perkara ini juga sekiranya tergugat tidak dapat di

    hubungi melalui talifon Mahkamah akan mengambil tindakan yang agresif yaitu

    menghantar pegawai polisi ketempat tinggi tergugat. Pihak polisi yang di hantar

    ke rumah tergugat akan di sertai dengan surat perintah mahkamah yang mana

    menyatakan jika seandainya tergugat tidak juga hadir, tergugat akan di tahan oleh

    pegawai polisi dalam beberapa tempoh. Mahkamah akan menghantar Laporan

    Saman(laporan yang menyatakan perlu hadir ke Mahkamah) kepada tergugat. Jika

    tergugat tidak juga menghadiri ke Mahkamah, Mahkamah akan menghantar

    Saman Tampal(saman alamat terakhir). Jika tergugat tidak jiga hadir maka

    mahkamah akan menghantar keputusan bahawasanya. pembicaraan telah pun

    berakhir. Mahkamah tidak akan menangguhkan lagi kasus yang telah pun

    penggugat failkan(berkas) ke Mahkamah untuk di bicarakan.54

    Sekiranya tergugat tidak di dapati keberadaan nya pada alamat terakhir

    yang diketahui oleh warisnya, pihak Mahkamah akan mengwar-warkan pencarian

    54 Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua pendaftaran Mahkamah Rayuan dan Tinggi

    Syariah,di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, 1 Januari 2020.

  • tergugat di media social seperti facebook, Instagram, twitter, di media cetak

    seperti surat khabar, majalah dan di media elektronik seperti telivisi dan radio.55

    Contoh-contoh kasus pembahagian harta sepencarian menurut enakmen pada

    tahun 2016-2019.

    Contoh Kasus Sumbangan Secara Langsung yang diputuskan Oleh

    Mahkamah :

    Dalam kasus Adnan Bin Jusuh lwn Zaiton Binti Amran, istri menyatakan

    bahwa dia ada menyubangkan uang untuk membeli tanah yang telah menjadi

    sebuah rumah mereka. Selain itu, dia juga menanggung sebagian besar buaya

    rumah tangga mereka. Qadi besar memutuskan bahwa tuntutan harta sepencarian

    dihukum dan memerintahkan suami memasukkan nama istri setengah bagian di

    atas tanah tersebut.

    Selanjutnya dalam kasus Amirol Bin Ahmad Naim Lwn Syamsiah Binti

    Muhamad Ali kedua pihak saling mengaku tentang sumbangan dalam kepemilikan

    rumah dan mobil. Jadi Mahkamah Rayuan Syariah Kelantan membagi dua rumah

    dan mobil tersebut. Kedua pihak mengaku Bersama-sama bayar deposit mobil,

    sama-sama bayar uang rumah dan sumbangan uang gaji setiap bulan. Pada saat

    yang sama juga utang yang belum dijelaskan untuk harta-harta tersebut juga harus

    ditnaggung berdua.

    55 Wawancara dengan Encik Samsudin Bin Ismail, Penolong Pegawai Peneylidikan,

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bahru, Kelantan

  • Contoh kasus sumbangan secara tidak langsung yang diputuskan oleh

    Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu :

    Kasus Che’ Puan Khadijah Lwn Datuk Anuar. Kasus ini dibicarakan di

    hadapan Ketua Hakim Syarie’ Kelantan Dato’ Datuk Daud Muhammad, Istri yang

    di cerai menuntut sebahagian harta goni gini. Dalam argument suami semua harta

    yang diperoleh maupun tanah dan rumah dalam pernikahan adalah atas usaha

    sendiri, istri tidak memberi apa-apa sumbangan baik yang berapa uang atau tenaga

    semuanya atas daya upaya dan kebijaksanaan suami.

    Ketua Hakim dalam membuat keputusannya mengatakan bahwa istri ada

    memberi sumbangan sekalipun tidak merupa uang tetapi sumbangan secara moral,

    karena bisnis suami bertabah maju dan meningkat adalah pada kepercayaan publik

    dan mendapat gelar datuk dengan cepat adalah bersumber dari pernikahannya

    dengan kerabat diraja. Oleh karena itu, istri patut diberi hak bagian dari harta

    sepencarian karena sumbangannya sekalipun tidak secara langsung dan hakim

    memutuskan istri diberi dua perenam harta yang dimiliki suaminya.

    Kasus harta sepencarian 2016.Kasus mohd awang bin che mad lwn siti

    Zainab binti Ibrahim. Perayu dalam kasus ini mengajukan rayuan (banding) tidak

    puas pada keputussan Hakim Mahkamah Syariah pada 17 ogostus 2015 yang

    memutuskan bahwa tuntutan harta sepencarian oleh pengugut (termohon)

    dihukum sebnyak 1/3 bagian dapat kepada pengugut dan 2/3 bagian dapat kepada