PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN...

103
PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI JURNALIS TELEVISI (Studi Pada Wartawan Televisi di Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh Ardi Purwadi 6662120676 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018

Transcript of PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN...

Page 1: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI

KOMPETENSI JURNALIS TELEVISI

(Studi Pada Wartawan Televisi di Ikatan Jurnalis

Televisi Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh

Ardi Purwadi

6662120676

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

Page 2: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang
Page 3: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang
Page 4: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang
Page 5: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang
Page 6: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

ABSTRAK

Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang Uji

Kompetensi Jurnalis Televisi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Program Studi Ilmu Komunikasi. Konsentrasi Jurnalistik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. 2018. Puspita Asri P, M.Ikom. Ronny Yudhi SP,

M.Si.

Pesatnya perkembangan media di Indonesia membuat rivalitas sebuah kualitas

media semakin selektif. Kemasan sebuah pemberitaan kini menjadikan tolak ukur

sebuah media yang unggul, dalam hal ini peran yang sangat penting dalam

keunggulan sebuah media yaitu proses pembuatan berita dengan mutu dari

seorang jurnalis atau wartawan. Prinsip jurnalisme yang sering disalah artikan

serta profesionalitas dilapangan yang masih belum sesuai dengan harapan dalam

proses pengemasan berita. Maka dari itu pentingnya wartawan melaksanakan uji

kompetensi wartawan, belum keseluruhan wartawan memaknai uji kompetensi

wartawan yang seharusnya sudah tertanam dalam pemikiran seorang jurnalis.

Terutama jurnalis televisi yang berbeda uji kompetensinya dari uji kompetensi

media cetak. Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada pemaknaan

sertifikasi pada uji kompetensi jurnalis televisi. Metode yang digunakan adalah

kualitatif deskriptif dengan paradigm post-positivis. Penelitian ini menggunakan

teori Konsep Diri Blumer dimana konsep diri merupakan perangkat relatif yang

stabil mengenai persepi seseorang yang dipegang mengenai diri mereka sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. kompetensi wartawan tidak hanya dilihat

dari sebuah uji kompetensi wartawan saja melainkan pada sebuah pembentukan

diri memaknai profesi yang dijalaninya. 2. Kode etik jurnalistik kerapkali

berbenturan dengan idealisme dan realita di lapangan .3. pembentukan diri

menjadi sebuah yang professional dalam profesi wartawan tentu dari bagaimana

seorang jurnalis memaknai uji kompetensi jurnalis dengan sepenuh hari yang

berasal dari dirinya dan idealis yang dipegangnya. Tentu dalam penelitian ini

penulis memberikan saran kepada lembaga uji kompetensi yang seharusnya

melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan porsi kerja yang sedang dia

laksanakan, bukan hanya sekedar dari keanggotaan, karena pada praktiknya

dilapangan, ada beberapa praktisi yang menduduki jabatan media elektronik

padahal dia berlatar belakang dan uji kompetensinya tidak sesuai dengan

profesinya kini.

Kata Kunci : Sertifikasi, Uji Kompetensi, Jurnalis, Konsep Diri.

Page 7: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

ABSTRACT

Ardi Purwadi, 6662120676. Thesis. The Meaning of Journalist About

Journalist Profession Certification. Faculty of Social Science and Political

Science. Communication Studies Program. Journalistic Concentration.

University of Sultan Ageng Tirtayasa. 2018. Puspita Asri P, M.Ikom. Ronny

Yudhi SP, M.Sc.

The rapid development of media in Indonesia makes the rivalry of a quality of the

media more selective. The packaging of a newsletter now makes the benchmark

of a superior media, in this case a very important role in the superiority of a media

that is the process of making news with the quality of a journalist. The principle of

journalism is often misunderstood and professionalism in the field that is still not

in accordance with expectations in the process of packaging news. Therefore the

importance of a journalist to conduct a competency test, not all journalists

interpret the competence test of journalists that should have been embedded in the

thinking of a journalist. Especially different television journalists competence test

of competence test print media. In this study the authors emphasize on the

definition of certification in the competency test of television journalists. The

method used is qualitative descriptive with post-positivist paradigm. This study

uses Blumer's Self Concept theory where self-concept is a stable relative device

regarding the persepi of a person held about themselves. The results showed that

the competence of journalists is not only seen from a test of journalist competence

alone but on a formation of self-interpreted professions undertaken. 2. The

journalistic code of ethics often conflicts with idealism and reality in the field. the

establishment of a professional into the profession of journalists, of course, of

how a journalist interpret the test of journalist competence with the full day that

comes from himself and the idealist.Of course in this study the authors provide

advice to the competency test institutions that should carry out the competency

test in accordance with the portion of work that he was doing, not just from

membership, because in practice in the field, there are some practitioners who

occupy the position of electronic media when he had a background and test his

competence is incompatible with his current profession.

Keywords: Certification, Competency Test, Journalist, Self Concept.

Page 8: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, segala puji dan syukur saya panjatkan kepada

Sang Maha Pencipta Tuhan Semesta alam Allah SWT, karena atas berkat rahmat

serta segala kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan judul Pemaknaan Jurnalis Tentang Uji Kompetensi Jurnalis Televisi

(Studi Wartawan Pada Wartawan Televisi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia).

Tujuan penulisan penelitian ini untuk memenuhi sebagai salah satu dari

syarat untuk meraih gelar sarjana di program studi Ilmu Komunikasi konsenterasi

Jurnalistik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa

penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu dengan kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak demi mewujudkan kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis selalu mendapatkan bimbingan,

dorongan, serta semangat dari banyak pihak. Penghargaan dan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada Ibu tersayang Sulastri, dan Alm. Ayahanda Ihwanudin

yang senantiasa membantu tentu dengan alam yang sudah berbeda Semoga Allah

selalu memberikan kesehatan, karunia dan tempat yang layak bagi ibu di dunia

dan ayah di akhirat. Atas budi baik yang telah dilimpahkan kepada penulis. Tidak

lupa juga, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat., M.Pd. selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi.

4. Ibu Puspita Asri P, M.Ikom., selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia membimbing penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan

walaupun dengan waktu yang cukup lama.

Page 9: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

5. Bapak Ronny Yudhi SP, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang juga

telah bersedia membimbing penulis hingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Bpk Ari Pandu S.Sos selaku dosen Pembimbing Ilmu Komunikasi

yang juga telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Prof Yoki Yusanto selaku dosen Ilmu Komunikasi yang juga

telah memberikan banyak ilmu sekaligus sebagai sahabat yang

memberi banyak arahan.

8. Kepada seluruh dosen Ilmu Komunikasi Untirta yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis, terima kasih

banyak.

9. Kepada Bapak Rachmat Hidayat Kepala pruduksi berita MNC NEWS

yang bersedia menjadi informan dan juga telah memberikan

pemahaman baru

10. Kepada mba Putri Jurnalis Muda ANTV (Viva News) yang juga

bersedia untuk menjadi informan tambahan sebagai pelengkap dari

penelitian ini.

11. Kepada Anggi staff khusus Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)

pusat yang senantiasa bersedia memberikan data dan juga informasi.

12. Kepada Keluarga Besar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Page 10: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

13. Sahabat dan keluarga teman kostan, main , berbagi keluh kesah dan

juga support Rzky, Gian, Fahrian, Hardiyansyah, Tio, Riyad, Rengga,

Awaludin.

14. Teman Perbojakan Dian, Asri, Yohana, Eko, Nina , Jannah, Rahel

Mutia

15. Sahabat JURNAL12TIK yang selalu menyemangati dengan angan-

angannya membentuk media yang bersih dan jujur. Terima kasih telah

menjadi teman berbagi selama ini.

16. Teman - Teman di Lab Ilmu Komunikasi (UTV, Radio Tirta FM,

Multimedia dan Fotografi) yang telah berbagi suka dan duka selama

perkuliahan dan menjadi tempat pelepas penat: Teh Fingkan, Sarah,

Teh Syilvi, Bang Galuh, Deni, Hanum, Cindy, Fitra, Ena, Jalal, Arif,

Bang Anton, Bang Hegar, Bang Ibad, Bang Dhenim, Pipit, dan

seluruh keluarga Lab. Ilmu Komunikasi yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

17. Crew UBIKOM FISIP UNTIRTA, Ferdinand, Jalal, Adam Paula,

Fitri. Bu Asri, Pak Ari pandu

18. Keluarga Besar Serang Ahmad family, bibi lilis, om maman, ua titin

dan keluarga lainnya yang senantiasa mendukung.

19. Semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah

mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapapun yang

memerlukan. Aamiin.

Page 11: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Serang, 31 Mei 2018

Penulis,

Ardi Purwadi

Page 12: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah . ............................................................................................. 7

1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................ 7

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7

1.5 Signifikansi Penelitian ........................................................................................ 8

1.5.1 Manfaat Teoritis .................................................................................... 8

1.5.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 8

ii

Page 13: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konseptual ................................................................................. 9

2.1.1 Definisi Sertifikasi Kompetensi ............................................... 9

2.1.2 Definisi Jurnalisme ............................................................... 10

2.1.3 Jurnalisme Televisi ................................................................. 12

2.1.4 Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ........................................ 12

2.1.5 Pofesionalisme Wartawan ...................................................... 13

2.2 Tinjauan Teoritis .................................................................................... 17

2.2.1 Konsep Diri ........................................................................... 17

2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 19

2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 24

3.2 Paradigma Penelitian ......................................................................... 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 27

3.3.1 Observasi ............................................................................... 27

3.3.2 Wawancara Mendalam ......................................................... 28

3.3.3 Dokumentasi ......................................................................... 28

3.4 Analisis Data ......................................................................................... 29

3.5 Uji Keabsahan Data ............................................................................. 31

3.6 Informan Penelitian .............................................................................. 32

3.7 Lokasi Penelitian ................................................................................. 33

3.8 Jadwal Penelitian ................................................................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Penelitian …………....................................................35

4.1.1 Gambaran Sertifikasi Kompetensi Wartawan ………….35

4.1.2. Gambaran IJTI Sebagai lembaga Uji Sertifikasi .................37

ii

Page 14: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

4.2. Analisis Data……………............................................................38

4.2.1 Deskripsi Informan…………….......................................... 38

4.2.1.1 Rachamat Hidayat ……………..........................38

4.2.1.1 Puteri Gita Agustina ……………........................... 39

4.3 Hasil dan Pembahasan ……………................................................ 39

4.3.1 Sertifikasi Wartawan dalam Profesi Wartawan ........................39

4.3.2 Standar Kompetensi Wartawan dan Profesionalisme ...............45

4.3.3 Pembentukan Identitas Jurnalis Profesional …..........................50

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 55

5.2. Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 15: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Perbandingan Dengan Pnelitian Terdahulu ............................. 20

TABEL 3.1 Jadwal Penelitian ..................................................................... 34

iii

Page 16: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Alur Bagan Kerangka Penelitian .............................................23

iv

Page 17: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Transkrip Wawancara.

LAMPIRAN 2 Dokumentasi dan Biodata Penelitian

v

Page 18: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media yang sangat pesat mempengaruhi sebuah nilai berita

saat ini di Indonesia, dahulu untuk memperoleh berita masyarakat bisa

mendapatkan hanya dari beberapa media saja. Namun kini msayrakat bisa

mendapatkan media dari banyak media yang menghadirkan sajian berbeda dari

setiap karakter yang berbeda pada sebuah media. Tentu ini juga mempengaruhi

kualitas berita yang dibuat oleh seorang jurnalis dan pewarta berita, mudahnya

menjadi wartawan saat ini, tidak harus berlatar belakang pendidikan jurnalis.

Dengan hanya bermodalkan kemampuan menulis dan menuturkan sebuah kasus

menjadi beberapa paragraf untuk dijadikan kesatuan berita. Juga Sedikir

kemampuan, bagaimana mengoperasikan sebuah alat perekam suara dan gambar

mereka sudah menjadi seorang wartawan. Kondisi ini berdampak pada banyaknya

media-media serta wartawan yang meyebar di seluruh pelosok daerah di Indonesia

yang mengakibatkan sebuah kualitas wartawan dipertanyakan kompetensinya

sebagai wartawan.

Wartawan atau jurnalis memiliki makna sebagai profesi yang bergerak

dalam kegiatan jurnalistik. Kegiatan seni dan profesi dalam mencari, mengolah

dan menyiarkan sebuah berita yang diperoleh untuk konsumsi publik secara

berkala. Menjadi seorang wartawan merupakan hak asasi seluruh warga negara.

Tidak ada ketentuan yang membatasi hak seseorang untuk menjadi wartawan.

Page 19: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Pekerjaan wartawan sendiri sangat berhubungan dengan kepentingan publik,

karena wartawan adalah bidan sejarah, pengawal kebenaran dan keadilan, musuh

penjahat kemanusiaan seperti koruptor dan politisi busuk1 .

Dja’far H. Assegaft mengemukakan bahwa pekerjaan wartawan

merupakan profesi yang mulia dan memiliki tanggung jawab yang besar. Profesi

wartawan juga mempunyai status sosial yang tinggi, karena di banyak negara

berkembang wartawan merupakan pemimpin opini publik dan sekaligus juga

berperan membentuk opini publik2.

Pada prakteknya, profesi wartawan tidak bisa disamakan dengan profesi

lainnya seperti hukum dan kedokteran dimana mereka lebih bersifat otonom dan

perilaku apapun langsung terlihat secara fisik.. dalam profesi wartawan tentu ada

beberapa hal mendasar keahlian yang dimiliki untuk mendukung kinerja seorang

wartawan dalam membentuk profesionalisme kewartawanan. Mempunyai

banyak kecakapan dan juga wawasan yang luas, kemampuan memahami etika

dan hukum pers, serta aspek teknologi yang penting dalam instrumen jurnalis

televisi. Itu semua harus dilakukan oleh seorang wartawan

Era konvergensi dan kemajuan teknologi media di Indonesia,

mengharuskan jurnalis memiliki kompetensi yang sangat baik, agar tidak

tertinggal jauh dengan perkembangan jurnalis yang ada di negara lain. Masyarakat

yang kini sadar dan cerdas memilah dan memilih sebuah bahan konsumsi publik ,

1 Ahmad Alhafiz dkk, Uji Kompetensi Wartawan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI KDT. 2014.

Hal. 1 2 Dja’far H. Assegaft. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.1982. Hal.19

Page 20: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

menjadikan hal ini sebuah pegangan penuh, atas kelayakan profesionalisme dan

kompetensi jurnalis.

Pada sisi lain, Indonesia telah bergabung dan memasuki pada babak

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Artinya ruang lingkup kerja wartawan tak

tertutup hanya di negeri sendiri tapi di 10 negara ASEAN yang lain. Begitu pula

para wartawan dari negara lain, bisa dengan masuk dan bekerja di Indonesia,

ruang lingkup dan persaingan semakin ketat, yang pada intinya peranan

kompetensi sertifikasi profesi memgang penting dalam menghadapi MEA, tidak

terlepas profesi sebagai jurnalis.

Sertifikasi kompetensi wartawan (SKW) merupakan hal penting yang

harus dimiliki wartawan sebagai legistimasi kompetensi dan peningkatan kualitas

serta profesionalisme wartawan3. bukan hanya lagi sekedar formalitas tapi

sertifikasi berperan penting dalam sebuah pembentukan identitas wartawan yang

profesional, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) serta

mengimbangi tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, demi tercapainya

kualitas jati diri bangsa.

Dalam melaksanakan profesinya, seorang jurnalis harus memiliki standar

kompetensi yang memadai dan disepakati oleh masyarakat pers. Melalui proses

Uji Kompetensi Wartawan. Etika pers dan kode etik jurnalistik merupakan

aturan dan pedoman dalam jati diri seorang pewarta berita yang harus dipegang

3 Ida ayu F.M. Wartawan Perlu Sertifikasi diakses dari

http://rri.co.id/surabaya/post/berita/205862/pendidikan/wartawan_perlu_sertifikasi.html pada tanggal 27 April 2016 pukul 12.17.

Page 21: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

erat dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik, bekerja tanpa kode etik dan etika

jurnalistik menunjukan seseorang tidak professional. Dibalik Standar kompetensi,

menjadi alat ukur profesionalitas jurnalis dalam melindungi kepentingan publik

dan hak pribadi masyarakat, serta menjaga kehormatan profesi jurnalis4.

Sejak Dewan Pers menetapkan pada 2010 bahwa wartawan harus

memiliki sertifikasi, sejumlah media, organisasi pers, berbenah. Sertifikasi

wartawan bukan sekedar pendaftaran dan pendataan tapi juga pemenuhan

standar kompetensi yang diharapkan.

Dewan Pers sudah menerbitkan standar kompetensi yang dapat

membedakan, mana wartawan asli dan mana yang gadungan. Uji kompetensi

diselenggarakan banyak lembaga. Ada institusi pendidikan, seperti Lembaga

Pendidikan Pers Dr. Soetomo (LPDS). Ada organisasi profesi wartawan, seperti;

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Juga

sejumlah perusahaan pers yang tersertifikasi.

Sementara profesi wartawan atau jurnalis penyiaran – khususnya televisi –

memiliki ke-khasan yang sulit diuji dengan instrumen uji wartawan cetak.

Aspek teknologi. Presentasi layar dan aspek teknis lainnya, sangat membedakan

profesi jurnalis TV dengan media lainnya. Untuk Itu lembaga uji kompetensinya

pun berbeda. Sehingga dirasakan sangat perlu jurnalis televisi diuji dengan

instrumen yang sesuai kebutuhan dan pekerjaaan mereka sehari-hari. Sejak

ditetapkan sebagai Lembaga Sertifikasi Pers pada Desember 2012, Ikatan

4 Ahmad alhafiz dkk, Uji Kompetensi Wartawan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI KDT. 2014.

Hal. X

Page 22: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) secara khusus membentuk Bidang Sertifikasi

dan Kompetensi yang merumuskan Pedoman Uji Kompetensi Jurnalis Televisi5.

Uji Kompetensi Wartawan ini belum sepenuhnya dijadikan sebuah

kewajiban untuk memiliki lisensi dan sertifikasi dari lembaga penguji oleh

seluruh wartawan di belahan daerah di Indonesia. Dari 40 ribu wartawan di

Indonesia yang aktif baru 4900 ribu wartawan yang mengantongi sertifikasi 6.

IJTI sebagai lembaga khusus sertifikasi yang mewadahi jurnalis televisi

Indonesia, memiliki Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia sebagai wadah bagi

wartawan televisi yang berada di daerah di sebagian wilayah Indonesia.

IJTI merupakan organisasi yang menaungi jurnalis televisi yang mencakup

wilayah diberbagai pelosok di Indonesia, kualitas pemberitaan jurnalis TV masih

bisa dibilang professional peneliti menemukan pada prariset ada beberapa jurnalis

yang tidak sesuai dengan tupoksi kerja sebagai jurnalis televisi. Juga tingkat

kesejahteraan serta realitas wartawan jurnalis Banten yang memahami profesi

wartawan yang tersertifikas tidak berpengaruh kepada penghasilan dan juga

tingkat kesejahteraan yang diinginkan.

Dalam hal ini ada yang terlupakan dalam sebuah Uji Kompetensi Jurnalis

Televisi, perhatian yang belum sepenuhnya tertuju pada fakta dilapangan ada

dua hal yang memperngaruhi sebagian wartawan belum melaksanakan Ujian

5 Ahmad alhafiz dkk, Uji Kompetensi Wartawan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI KDT. 2014.

Hal. XI 6 Ida ayu F.M. Wartawan Perlu Sertifikasi diakses dari

http://rri.co.id/surabaya/post/berita/205862/pendidikan/wartawan_perlu_sertifikasi.html pada tanggal 27 April 2016 pukul 12.17.

Page 23: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Kompetensi Wartawan salah satunya tidak berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat, serta jaminan karier yang belum jelas.

Sementara itu , ukuran tentang pelaksanaan tugas jurnalis televisi tidak

sama seperti dengan jurnalis media cetak, nilai-nilai yang dari awal telah

memikul tanggung jawab sosial. menggunakan frekuensi publik untuk

menyiarkan berita dengan jangkauan lebih luas dalam menyiarkan sebuah berita

dan kabar terkini , dengan jangkauan frekuensi publik membangun pemancar dan

ikut membeli space untuk kanal di Indonesia yaitu satelit PALAPA.

Kebebasan pers dan penggunaan frekuensi publik dewasa ini telah

membuat persepsi sebagian masyarakat Indonesia mengenal wartawan sebagai

pekerjaan yang dipandang sebelah mata, dengan fakta di lapangan, wartawan

bodrex, penggunaan frekuensi publik untuk alat kampanye serta kemudahan

menjadi seorang wartawan hanya dengan bermodalkan kecakapan dan pandai

mengaplikasikan kamera.

Untuk itu peneliti ingin mrngrtahui sejauh mana wartawan memanahami

sebuah pemaknaan terhadap sertifikasi dan memiliki pertanyaan bagaimana

profesionalisme dan idealisme serta kelayakan kualitas Uji Kompetensi wartawan

yang ada di Indonesia terlebih pada wartawan televisi yang menggunakan

frekuensi publik, serta tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pemaknaan Jurnalis Tentang Uji Kompetensi Jurnalis Televisi (Studi Pada

Wartawan Televisi di Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia“.

Page 24: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

1.2. Rumusan masalah

Untuk memberikan paparan yang jelas dan agar terfokusnya pembahasan

maka focus dari penelitian ini adalah ““Pemaknaan Jurnalis Tentang Uji

Kompetensi Jurnalis Televisi (Studi Pada Wartawan Televisi di Ikatan Jurnalis

Televisi Indonesia“.

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti

mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti ke dalam identifikasi sebagai

berikut :

1. Bagaimana wartawan televisi memaknai Kompetensi Wartawan

dan sertifikasi kewartawanan ?

2. Bagaimana wartawan televisi menjalankan profesionalismenya

sesuai dengan kode Etik yang berlaku ?

3. Bagaimana wartawan televisi membentuk identitas profesinal

Wartawan ?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui wartawan televisi terserifikasi memaknai Kompetensi

Wartawan dan sertifikasi kewartawanan .

Page 25: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

2. Mengetahui wartawan televisi tersertifikasi menjalankan

profesionalismenya sesuai dengan kode Etik yang berlaku.

3. Mengetahui wartawan televisi terserifikasi membentuk identitas

profesinalisme setelah melakukan Uji Kompetensi Wartawan. .

1.5. Signifikansi Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengaruh yang

bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan pengetahuan terutama dalam

bidang jurnalistik untuk kompetensi wartawan dalam melaksanakan

profesionalismenya sebagai pekerja bersertifikasi.

1.5.2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan dapat

menambah pengetahuan dari perkembangan kompetensi wartawan sekarang dan

juga dimasa yang akan datang, peneliti juga berharap penelitian ini bermanfaat

bagi masyarakat luas pada umumnya terutama bagi wartawan Televisi yang belum

memahami akan keprofesian dan juga kewajiban sertifikasi.

Page 26: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konseptual

2.1.1 Definisi Sertifikasi Komptensi

Sertifikasi merupakan istilah yang sudah tidak lazim didengar pada

kalangan pekerja profesi, kita mengenal sertifikasi sebagai sebuah tanda bahwa

kita diakui kualitas secara professional, atau suatu penetapan yang diberikan oleh

suatu organisasi professional terhadap seseorang untuk menunjukan bahwa orang

tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sertifikasi

biasanya harus diperbaharui secara berkala atau dapat pula hanya berlaku untuk

suatu periode tertentu sebagai bagian dari pembaharuan sertifikasi, umumnya

diterapkan berkelanjutan atau memperoleh nilai CEU (Continuing Education

Unit)7.

Melalui sertifikasi kompetensi, sertifikat yang diberikan memberikan

manfaat bagi pekerja professional ataupun bagpemberi kerja, baik dalam skala

nasional maupun skala internasional. Sertifikasi kompetensi menunjukan kualitas

dan produktivitas SDM ( Sumber Daya Manusia) serta pemenuhan standar dalam

menjalankan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan industry. Dalam hal ini perlu

7 Sertifikasi professional. diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sertifikasi_profesional ,

tanggal, 23 September 2016 Pukul 14:19WIB.

Page 27: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

merumuskan system, kelembagaan, dan mekanisme sertifikasi kompetensi profesi

yang efektif, efisien, dan kredibel8.

Penempatan Sertifikasi wartawan jika dilihat dari proses pembuatannya

harus kita lihat sebagai hal yang positif. Dewan pers menginisiasi berbagai

kegiatan untuk menyusun standar kompetensi wartawan, dan setelah standar

teresbut disusun, maka dihasilkanlah sejumlah penatar atau penguji standart

kompetensi tersebut. Mereka yang berhasil lolos dari kompetensi ini layak

menerima sertifikat. Ini semacam cap atau tanda bahwa mereka adalah wartawan

yang memang professional9

2.1.2 Definisi Jurnalisme

Jurnalisme merupakan proses perilaku yang dimiliki individu atau

sekelompok orang yang bertugas mencari, mengolah, hingga menyiarkan sebuah

informasi kepada khalayak dan disebarkan melalui media massa (cetak atau

elektronik)10

. Dalam perkembangannya jurnalisme menjadi sebuah profesi yang

dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada media massa. Di dalam profesi

dibutuhkan keahlian dan kerja sesuai dengan keahliannya sehingga orang

mendapatkan sebuah imbalan11

.

Definisi jurnalisme dengan sendirinya berkembang sesuai dengan

perkembangan teknologi komunikasi. Setelah muncul internet, definisi jurnalisme

juga sudah mengalami perubahan. Jurnalisme yang awalnya dilekatkan pada

8 Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, Sertifikasi Kompetensi Profesi. Jakarta:2014. Hal.11

9 Ignatus Haryanto. Jurnalisme Era Digital. Jakarta:PT.Gramedia.2014.Hal.99

10 Nurudin. Jurnalisme masa kini. Jakarta:Rajawali Pers.2009.Hal.9

11 Ibid. Hal.9

Page 28: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

orang yang berkerja pada media cetak, saat ini sudah berubah dengan berbagai

macam jurnalis, diantaranya jurnalisme televisi, radio, online dan juga jurnalisme

warga atau (citizen journalism). Masyarakat yang tidak mempunyai penerbitan

bisa menjadi wartawan atas dirinya sendiri dengan menggunakan website dan

blog. Meskipun masih perdebatan perkembangan ini adalah realitas dalam

lapangan kerja jurnalisme.

Dalam literatur disebutkan jurnalis memiliki berbagai macam person.

Perannya yang utama adalah menyiarkan informasi (to inform) tentang persitiwa

yang terjadi, gagasan, atau pikiran orang. Orang membaca sur kabar terutama

karena ingin mencari informasi. kemudian yang adalah mendidik (to educate).

Lewat pemberitannya, pers mencoba memberi pencerahan, mencerdaskan, dan

meluaskan wawasan khalayak pembacanya. Dalam konteks politik, pers

memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, menyadarkan hak dan

kewajibannya sebagai warga negara.

Selanjutnya yang ketiga adalah menghibur (to entertain). Hal-hal yang

bersifat menghibur sering kita temukan di media massa, yang terakhir adalah

mempengaruhi (to influence). Media independen yang bebas dan dapat

mempengaruhi dan melakukan fungsi control sosial (social control). Yang

dikotrol bukan hanya penguasa, pemerintah, parlemen institusi pengadilan,

militer, tetapi juga berbagai hal di dalam masyarakat itu sendiri12

12

dari F.Rachmadi, perbandingan system pers : analisis deskriptif system pers di berbagai negara Jakarta:gramedia 1990, hal. 16-18

Page 29: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

2.1.3 Jurnalisme Televisi

Jurnalis televisi jurnalis siaran ini banyak tertuju pada berita televisi dan

radio (meskipun ada yang mengatakan tertuju pula pada berita online) dalam

siarannya. Dalam jurnalisme televisi seorang wartawan tidak hanya dituntut bisa

mengambil gambar pada sebuah peristiwa, tetapi sekaligus menulis dan

menyiarkannya. Sebuah profesi yang tidak seua orang bisa menggelutinya13

.

Seorang jurnalis siaran juga harus mampu memberikan ilustrasi pendukung

(misalnya data) dalam wawancara atau laporan jurnalistiknya.

Jurnalis televisi bersandar pada informasi visual dalam mengilustrasika

laporannya. Yang melibatkan orang diwawancarain dengan menggunakan alat

perekam atau kamera . serta grafis yang mendukungnya.

2.1.4 Uji Kompetesi Wartawan (UKW)

kualitas wartawan atau jurnalis sangat dibutuhkan demi tercapainya

kualitas masyarakat pada umumnya serta perusahaan pers pada khususnya. Untuk

itulah uji kompetensi wartawan sanat diperlukan sebagai saah satu syarat

peningkatan jurnalis dalam mengemas sbuah pemberitaan dan berperngaruh pada

peningkatan kecerdasan masyarakat dalam mengkonsumsi sebuah pemberitaan14

.

Kecerdasan wartawan dalam mengangkat persoalan atau informasi untuk

disiarkan, mau tidak mau berkorelasi erat dengan peningkatan pengetahuan dan

wawasan.

13

Ibid. Hal.15 14

Nurudin. Jurnalisme masa kini. Jakarta:Rajawali Pers.2009.Hal.161

Page 30: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Begitu rumit dan banyaknya syarat kualitas yang tidak sembarangan

dipunyai oleh seorang jurnalis, sampai sampai Ignas Kleden pernah mengatakan

pekerjaan atau profesi seorang jurnalis adalah pekerjaan intelektual. Sebab

wartawan dalam bekerja mendasarkan diri pada perangkat ilmu yang tidak bisa

dilakukan orang lain, orang cerdas boleh saja cerdas, tetapi tidak semua orang bisa

melakukan kerja jurnalistik15

. Untuk itulah jurnalis membutuhkan kompetensi.

Berdasarkan Rumusan Dewan Pers (Luwarso dan Gayatri, 2006) ada

setidaknya tiga kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis

antara lain16

:

1. Kesadaran (awareness); mencakup kesadaran tentang etika, hukum dan

karier.

2. Pengetahuan (knowledge); mencakup pengetahuan umum dan pengetahuan

khusus sesuai bidang kewartawanan yang bersangkutan.

3. Keterampilan (skills); mencakup keterampilan menulis wawancara, riset,

investigasi, menggunakan berbagai peralatan, seperti computer, kamera,

mesin scanned, faksmili, dan sebagainya.

2.1.5 Profesionalisme Wartawan

Profesionalisme didefinisikan sebagai: mutu, kualitas, dan tindak tanduk

yang merupakan ciri suatu profesi. Jurnalis bekerja berdasarkan profesinalisme,

maka tidak bisa lepas dari kompetensi, dengan kompetensi profesionalisme kerja

jurnalis akan lebih berkualitas. Tidak ada praktik-praktik yang banyak mencoreng

15

Ibid. Hal.162 16

Ibid. Hal. 163.

Page 31: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

nama baik jurnalis atau wartawan. Kompetensi pula yang menjadi pedoman

sejauh mana profesioanalisme wartawan atau jurnalis dibuktikan secara tertulis.

Jurnalisme memang sebuah profesi, kerenanya jurnalis harus bekerja sesuai

dengan profesinya dengan segala konsekuensi idealnya. Hanya profesinya sering

kali luluh karena persoalan kebutuhan materi dan “tinvisible hand” (tangan

tersembunyi) yang mengitari jurnalis.

Profesi merupakan sebuah pernghargaan atas karya etika profesi berarti

suatu cabang ilmu yang secara sistematis merefleksikan moral yang melekat pada

suatu profesi. Etika profesi juga dipahami sebagai nilai-nilai dan asas moral yang

melekat pada pelaksanaan fungsi professional tertentu dan wajib dilaksanakan

oleh pemegang profesi tersebut.17

. Untuk menjadi jurnalis yang professional,

maka harus memahami elemen-elemen jurnalisme. Bill Kovack dan Tom

Rosenstiel merumuskan Sembilan elemen jurnalisme yang merupakan prinsip

dasar yang harus dipahami oleh jurnalis, yaitu:

1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada kebenaran.

Kebenaran yang dimaksud adalah mendapatkan fakta yang sebenar-

benarnya ketika akan menyiarkan sebuah berita kepada masyarakat.

2. Loyalitas utama adalah kepada masyarakat.

Jurnalis tidak seperti pegawai di perusahaan lain, mereka mempunyai

kewajiban sosial yang sebetulnya mengkesampingkan kepentingan

pemilik perusahaan dimana sewaktu-waktu bertentangan dengan

17

Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Yogyakarta:2004. Hal.35

Page 32: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

kesuksesan finansial pemilik, dan memiliki loyalitas kepada

masyarakat.

3. Inti dari jurnalisme adalah disiplin verifikasi.

Mengecek kembali atau verifikasi berita yang akan disiarkan kepada

khalayak umm menjadi sebuah tanggung jawab seorang jurnalisme,

jika pada proses verifikasi ada sebuah hal yang tidak berimbang pada

sebuah pemberitaan, maka akan berdampak pada penerima berita yaitu

masyarakat.

4. Para praktisinya harus mempertahankan independensi terhadap

sumber berita.

Berdiri demi keujuran dan memberi informasi kepada publik.

5. Jurnalis harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan.

Jurnalis tidak hanya menjadika manajemen dan pelaksana kekuasaan

berlaku transparan semata, tetapi juga menjadikan akibat dari

kekuasaan itu diketahui dan dipahami untuk itu jurnalis berperan

sebagai watchdog.

6. Jurnalis harus menyediakan forum publik untuk kritik dan

kompromi.

Jurnalis harus menyediakan forum untuk kritik dan saran serta

kompromi bagi publik. diskusi darus dibangun atas kejujuran, fakta,

seperti hal lainnya dalam jurnalisme.

Page 33: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

7. Jurnalis harus berupaya untuk embuat hal penting, menarik dan

relevan.

Jurnalis menyediakan informai yang dibutuhkan masyarakat untuk

memahami apa yang terjadi didunia ini, untuk itu jurnalis bertanggung

jawab menyediakan informasi yang bermakna dan relevan dan enak di

simak.

8. Jurnalis harus menjaga agar berita komperhensif dan

proporsional.

untuk memahami berita tetap dalam proporsi adalah dengan

memahami selera, kebutuhan dan tren masyarakat.

9. Para praktisnya harus diperbolehkan untuk mengikuti hati nurani

mereka.

Setiap wartawan dari redaksi hingga dewan redaksi harus memiliki

rasa etika tanggung jawab personal sebuah panduan moral. Mereka

punya tanggung jawab untuk menyuarakan sekuat-kuatnya hari nurani

mereka, dan membiarkan yang lain melakukan hal serupa. Artinya

mereka yang bekerja di organisasi berita harus mengakui adanya

kewajiban pribadi untuk bersikap beda dan menentang jika kejujuran

dan akurasi mengharuskan mereka bertinak seperti itu.

Page 34: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

2.2 Tinjauan Teoritis

2.2.1 Konsep Diri

Menurut Blumer konsep diri merupakan sebuah perangkat relatif yang

stabil mengenai persepi seseorang yang dipegang mengenai diri mereka sendiri.

Konsep diri ini terbentuk dari fisik,fitur, peraturan dan prinsip, keahlian dan

kemampuanm keadaan emosi, nilai kemampuan sosial dan keterbatasan,

kepandaian dan lain-lain yang mendukung terbentuknya konsep diri. Lingkungan

membentuk konsep diri seutuhnya,karena individu akan senantiasa aktif

memberikan reaksi terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya, sehingga

pembentukan konsep diri tersebut tidak lepas dari teman, keluarga, orang lain

yang tidak dikenal, guru, orang yang dicintai dan orang-orang lain yang

memberikan pengaruh kepadanya.

Individu akan membentuk konsep dirinya melalui interaksi yang

ditimbulkan kepada lingkungan serta konsep diri tersebut akan memberikan

motivasi penting dalam berperilaku. Burns juga memaparkan bahwa konsp diri

merupakan hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri.

Sedangkan Pemily mendefinisikan sebagai sistemyang dinamis dan kompleks dari

keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan,

persepsi, nilai-nlai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Dari

berbagai pendapat dan pandangan tentang konsep diri yang sudah dikemukakan

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep diri merupakan Sebuah persepsi

Page 35: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

seseorang tentang diri sendiri, melalui pengalaman dan interpretasi lingkungan

sekitar.

Bagaimana individu memproses informasi mengenai dirinya, juga motif-

motif yang menyertainya, keadaan emosional, evaluasi diri, serta kemampuan.

Hal tersebutlah yang menjadikan sebuah kerangka individu yang terbentuk dari

hasil interaksi individu dengan orang-orang dan ligkungan sekitarnya yang

membentuk dirinya sendiri.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep diri merupakan persepsi dan

kepercayaan tentang diri yang didapat melalui pengalaman dan interpretasi

lingkungan sekitar. Faktor lingkungan adalah faktor yang sangat penting dalam

mengkonstruk konsep diri, salah satu pemberi penyumbang penting dalam

pembentukan kepercayaan adalah agama. Agama merupakan dimensi penting

dalam kehidupan manusia yang dapat mempengaruhi cara seseorang berfikir,

merasa, bertindak dan berhubungan dengan orang lain.

Dalam hal penelitian ini wartawan membentuk diri dari lingkungan luar

yang membentuk sebuah persepsi bersama ketika melakukan sebuah kegiatan

juralistik serta bagaimana mereka membangun konsep sebuah pemikirannya

masing-masing dari apa yang mereka dapatkan selama menjalankan aktifitasnya

sebagai jurnalis, juga konsep diri wartawan yang membantu dalam memaknai

sebuah idealis, profesionalisme serta kesadaran diri tentang uji kompetensi

wartawan sebagai sebuah kualitas diri.

Page 36: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Menurut Larossa dan Reitzes dalam west dan Turner konsep, diri dapat

diasumsikan beberapa konsepsi, antara lain :

1. Individu akan membentuk konsep dirinya melalui interaksi yang

ditimbulkan kepada lingkungan.

2. Konsep diri tersebut akan memberi motivasi penting dalam sebuah

perilaku

Hubungan tersebut terbentang dari keiginan individu yang bebas didapatkan pada

desakan aturan yang diciptakan dalam kehidupan sosial. Dalam memahami

pemaknaan seorang jurnalis, peneliti menggunakan teori konsep diri, dengan teori

konsep diri ini, peneliti ingin meliat bagaimana seorang wartawan atau jurnalis

memaknai sertifikasi yang dilihat dari pembentukan konsep diri melalui proses

sebuah pembentukan diri dari proses uji kompetensi yang menimbulkan sebuah

makna profesinalisme dalam sebuah profesi sebagai jurnalis.

2.3 Penelitian Terdahulu

Ada dua penelitian yang dianggap memiliki kemiripan kasus dengan yang

dibahas dalam penelitian ini. Berikut kedua penelitian yang didapat dari

perpustakaan Fisip Untirta dan Universitas Indonesia Library.

Kedua penelitian hampir memiliki kasus yang sama dengan penelitian ini.

Penelitian Ririn Muthia Rislaesa dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

berjudul “Pemahaman Idealisme dalam Profesi Wartawan”. Dalam penelitian

Page 37: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

tersebut sama-sama meneliti tentang profesi wartawan dalam pemahaman

idealism dan kode etik profesi. Namun, pada penelitian tersebut terdapat

perbedaan dengan peneliti ini yaitu hanya terpaut profesi wartawan yang dimaknai

dengan sertifikasi wartawan atau kompetensi wartawan.

Sedangkan pada penelitian kedua yang berjudul “Pemahaman Jurnalis

Mengenai Konsep Jurnalisme Bencana” milik Adika Pertiwi yaitu memfokuskan

pada pemahaman jurnalisme bencana dan perbedaannya pun terletak pada

mekanisme pemahaman profesi wartawan tentang jurnalisme bencana dengan

wawancara lima jurnalis dari media cetak dan juga media elektronik, tentu sangat

berbeda dengan penelitian ini yang hanya memfokuskan pada wartawan media

Televisi dalam organisasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)

Secara keseluruhan, kedua penelitian tersebut yaitu sama-sama meneliti

pemahaman profesi jurnalis atau wartawan. Berikut merupakan tabel

perbandingan kedua penelitian tersebut dengan penelitian saya:

Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Ririn Muthia Rislaesa Adhika Pertiwi Ardi Purwadi

Judul

Penelitian

Pemahaman Idealisme

dalam Profesi

Wartawan (Studi pada

Wartawan di Banten)

Pemahaman Jurnalis

Mengenai Konsep

Jurnalisme Bencana

(Wawancara Lima Jurnalis

dari Media Cetak,Televisi,

Pemaknaan Wartawan

Tentang Sertifikasi Profesi

Wartawan (Studi

Wartawan Televisi )

Page 38: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

dan Media Online0

Tahun

Penelitian 2012 2012 2017

Metode

Penelitian

Metode penelitian yang

digunakan adalah

kualitatif deskriptif,

dimana peneliti

mendeskripsikan

bagaimana pemahaman

idealism profesi

seorang wartawan local

Banten.

Penelitian bersifat

deskriftif, metode yang

dilakukan manajemen

data, penyempitan data

dan pegembangan konsep.

Dalam penelitian ini data

hasil wawancara

mendalam dan observasi

yang dilakukan terhadap

para jurnalis kemudian

akan dikelompokan

sehingga dapat

menghasilkan tema yang

bisa mendeskripsikan

focus penelitian dan

memungkinkan

interpretasi

Pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif yang

menjelaskan pemaknaan

wartawan tentang

sertifikasi wartawan

Metode yang dilakukan

yaitu studi kasus.

Sedangkan uji keabsahan

data, dilakukan melalui

teknik triangulasi sumber,

yaitu dengan

membandingkan

jawaban/penjelasan dari

tiap-tiap informan.

Kesimpulan

Penelitian

Idealism wartawan

sangat tergantung pada

beberapa faktorn yang

memperngaruhinya.

Banyak hal yang

dilakukan wartawan

dalam menjalankan

profesinya, mulai dari

hal positif sampai

Pemahaman jurnalis

mengenai jurnalisme

bencana ini tidak

didapatkan dari pendidikan

formal jurnalistik meupun

pelatihan yang dibekali

oleh media. Jurnalis

paham dari pengalaman

saat turun lanngsung

1. kompetensi wartawan

tidak hanya dilihat dari

sebuah uji kompetensi

wartawan saja melainkan

pada sebuah pembentukan

diri memaknai profesi

yang dijalaninya. 2. Kode

etik jurnalistik kerapkali

berbenturan dengan

Page 39: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

negative. Banyak yang

dilakukan wartawan

menyimpang yang

berlandaskan

“kesejahteraan”.

meliput persitiwa bencana,

karena sebagian besar

informan sudah meliput

bencana lebih dari sekali.

idealisme dan realita di

lapangan .3. pembentukan

diri menjadi sebuah yang

professional dalam profesi

wartawan tentu dari

bagaimana seorang

jurnalis memaknai uji

kompetensi jurnalis

dengan sepenuh hari yang

berasal dari dirinya dan

idealis yang dipegangnya

Sumber

Perpustakaan Fisip-

Untirta .PDF

http://lib.ui.ac.id/detail?id

=20285010&lokasi=lokal

pdf. (diakses pada 4

Oktober 2016,)

2.4 Kerangka Pemikiran

Dari uraian konsep-konsep yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti

ingin menggambarkan pemaknaan sebuah jurnalis televisi yang tersertifikasi

dalam melaksanakan kinerjanya di lapangan, terutama jurnalis televisi yang

menjadi bagian dari sebuah organisasi Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI),

dengan sebuah pemaknaan bagaimana wartawan yang telah melakukan sertifikasi,

serta bagaimana prosefionalisme dengan sertifikasi wartawan mempengaruhi

dalam sebuah kinerja baik yang terjadi dilapanngan ataupun terjadi didalam

sebuah organisasi jurnalis tersebut.

Page 40: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Untuk itu peneliti menggunakan teori konsep diri, dimana sebuah persepsi

seseorang jurnalis yang dipegang mengenai diri mereka sendiri, konsep diri ini

kemudian dibentuk oleh lingkungan, karena individu akan senantiasa aktif

memberi reaksi terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya, sehingga

pembentukan konsep diri tersebut tidak lepas dari ruang lingkup kerja, teman

keluarga dan orang lain yang tidak dikenal.

Gambar konsep awal penelitian :

Gambar 2.1 Alur Bagan Kerangka Pemikiran

Paham Sertifikasi Wartawan .

Pemaknaan Jurnalis Tentang Uji Kompetensi Jurnalis Televisi

Teori Konsep Diri

Pemahaman

Sertifikasi Uji

kompetensi

Profesionalisme

Jurnalis

Page 41: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Studi Kualitatif.

Metode Kualitatif adalah sebuah riset yang bertujuan untuk menjelaskan

fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-

dalamnya. riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan

populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah

mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari

sampling lainnya. Riset yang ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas)

data bukan banyaknya (kuantitas) data18

.

Penelitian kualitatif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,

serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh

dari suatu fenomena. Jadi penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau

peristiwa. Penelitian kualitatif digunakan karena dapat menggali informasi

tersembunyi yang tidak dapat diungkap melalui pendekatan formal dan terstruktur

seperti yyang terdapat dalam penelitian kuantitatif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskripsi kualitatif,

dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkonstruksi wawancara-wawancara

18

Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,Jakarta:Kencana.2010. Hal.56

Page 42: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

mendalam terhadap subjek penelitian. Peneliti bertindak sebagai fasilitator dan

tindak sebagai aktivis yang ikut memberi makna secara kritis pada realitas yang di

konstruksi subjek penelitian. Tujuan penggunaan ini untuk menggambarkan

secara detail mengenai fakta Pemaknaan wartawan tentang sertifikasi wartawan,

dan karakter objek penelitian secara faktual dan cermat.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang

bertujuan untuk menggambarkan suatu mengenai proses, komunikasi. peneliti

mengobservasi dan kemudian menjelaskan apa yang telah di observasi. Melalui

penelitian deskriptif, peneliti memberikan gambaran akurat mengenai sebuah

kelompok, serta enggambarkan mekanisme dari sebuah proses atau hubungan

dalam penelitian deskriptif ini peneliti telah memiliki definisi jelas mengenai

subjek penelitian, kerangka konseptual, serta landasan teori yang akan digunakan.

Deskripsi adalah sebuah tugas analisis inti yang menyajikan pondasi

analisis data dan mengungkapkan konteks perilaku yang dapat memberikan

pertunjukan makna sosial maupun kultural. (hennik, 2011:234)

Data yang dikumpulkan dalam riset ini adalah pemaknaan wartawan dari

sertifikasi wartawan, sehingga data yang disetujuui merupakan suatu informasi

dalam bentuk wawancara yang akan dijelaskan secara deskriptif. Peneliti

mengharapkan suatu makna yang actual dibalik data tersebut. Untuk itu sebuah

wawancara diolah, dideskripsikan berdasarkan ungkapan, bahasa,cara berfikir dan

pandangan subjek peneliti sehingga mengungkapkan sebuah pemkanaan

wartawan dari sertifikasi wartawan, untuk itu penelitian kualitatif lebih efektif

digunakan dalam riset ini.

Page 43: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

3.2. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas

dunia nyata. Paradigm tertenam kuat dalam sosialisasi para penganut dan

praktisninya, bersifat normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistimologi

yang panjang. dua arti pokok dari paradigm: (1) seperangkat bentuk yang

berbeda-beda dari sebuah kata seperti pada ungkapan verb paradigm; sehingga

muncullah istilah hubungan paradigmatic atau paradigmatic relationship, (2) jenis

sesuatu, pola, atau model seperti dalam ungkapan a paradigm for others to copy

.dalam metodologi penelitian, paradigm merujuk pada seperangkat pranata

kepercayaan bersama metode-metode yang menyertainya. Selain berperan sebagai

rujukan dan sudut pandang, paradigma juga berperan sebagai ruang batas peneliti

dan sudut pandang, paradigma berpesan sebagai pembatas kisi metodologis sesuai

dengan paradigma yang diikuti. Ada seperangkat asumsi, teori, konsep, dan

proposisi yang berkaitan secara logis mengorientasikan seorang peneliti19

.

Paradigma penelitian dalam riset ini adalah post-positivis. Penelti

mengupayakan untuk mengetahui lebih dalam, sebuah pemaknaan wartawan dari

sertifikasi wartawan. Dalam paradigma ini menganggap bahwa sebuah

pemaknaan harus dipahami secara kontekstual, bahwa objek penelitian merupakan

hal terpenting, yang apabila diteliti dan dipahami dalam setiap bagiannya akan

membentuk suatu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan.

19

A.Chaedar Alwasih. Pokoknya kualitatif.Jakarta:Pustaka Jaya.2006.Hal 77-78

Page 44: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian adalat alat atau cara menjawab pertanyaan penelitian.

Observasi, menginterviu dan dokuemntasi. Merupakan cara untuk mengetahui

kefektifan metode yang sedang diteliti, dalam penelitian ini teknik tersebut

digunakan dan dapat dijelaskan sebagai berikut.:

3.3.1. Observasi

Dalam teknik observasi ini peneliti menggunakan observasi langsung yang

memungkinkan peneliti menarik inferensi kesmipulan terkait dengan makna dan

sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat

observasi ini, peneliti akan melihat pemahaman yang tidak terucapkan (tacit

understanding), sebagaimana teknik langsung lewat wawancara atau survey20

.

Melalui teknik ini peneliti akan mengamati pemahaman yang tidak terucapkan

dari pemaknaan wartawan tentang sertifikasi wartawan. Peneliti secara langsung

melihat atau mengamati bagaimana seorang jurnalis televisi sertifikasi menyusun

draf sebelum liputan, peliputan lapangan, verifikasi berita sehingga. menyiarkan

hasil berita kepada masyarakat.

20

Ibid. Hal 154-155

Page 45: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

3.3.2. Wawancara Mendalam

Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak

mungkin diperoleh lewat observasi. Untuk mengetahui langsung proses

bagaimana objek melakukan sebuah aktifitas dan proses kinerjanya jurnalis

pofesional yang memaknai sertifikasi kompetensi jurnalis.

Pada wawancara mendalam, pewawancara relatif tidak mempunyai

Kontrol atas respon informn, artinya informan bebas memberikan jawaban.

Karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan

jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan.

Dalam riset ini penelti memiliki pedoman utama yaitu menggunakan

teknik wawancara mendalam, dengan jenis wawancara terstuktur dan tidak

terstruktur, dengan tujuan peneliti tetap mendapatkan data yang sesuai, serta

menjadikan suasana tanya jawab menjadi kondusif dan juga komunikatif agar,

pola komunikasi sendiri akan efektif ketika komunikasi berjalan dengan kondusif

dan komunikatif.

3.3.3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bertujuan untuk

menggali data yang terdahulu secara sistematis dan juga objektif. Dalam sebuah

metode penelitian penelusuran dokumentasi sangat dibutuhkan sebagai metode

pendukung dari metode sebelumnya yang memiliki satu kesatuan agar menjadikan

sebuah penelitian dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Dokumen bisa

Page 46: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

berbentuk dokumen publik atau dokumen privat. Dokumen publik bisa berupa

sebuah tayangan rekam video hasil sebuah liputan berita, serta dokumen privat

meliputi hasil draft wawancara, data perusahaan atau lembaga yang berkaitan

dalam sebuah liputan.

3.4. Analisis Data

Proses analisis data adalah teknik-teknik yang dapat digunakan untuk

memberikan arti kepada berates-ratus atau bahkan beribu-ribu, lembar catatan

lapangan, transkrip wawancara, dan komentar peneliti21

. Analisis data

memerlukan usaha untuk secara formal mengidentifikasi tema dan menyusun

hipotesis yang ditampilkan oleh data, serta upaya untuk menunjukan bahwa tema

dan hipotesis tersebut didukung oleh data. Tujuan penyusunan hipotesis di

lapangan adalah agar peneliti peka terhadap sikap perilaku di dalam lingkungan

penelitian dan sifat interaksi sosial secara umum, sekaligus utuk membantu

peneliti memahami gejala yang sebelumnya tidak dimengerti22

Dalam metode ini ada beberapa tahapan analisis data diantaranya :

1. Tahap Pralapangan

a. Peneliti Mempersiapkan pedoman pengamatan dan wawancara

dengan draft wawancara yang sudah disediakan

b. Peneliti Memilih lokasi penelitian

21

Dr.Basrowi,M.pd & Dr.Suwandi,M.si. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta:2008. Hal 223-224 22

Ibid. Hal.224

Page 47: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

c. Peneliti Memilih model pengamatan dengan cara wawancara

mendalam

d. Peneliti Melakukan pengamatan pendahuluan dengan pra-riset

datang ke lokasi penelitian

2. Tahap pralapangan

a. Peneliti Melakukan pengamatan partisipasi (go to the people)

b. Peneliti Melakukan wawancara

c. Peneliti mencatat data pengamatan (catatan lapangan)

d. Peneliti data wawancara termasuk dokumen pribadi (transkrip

wawancara)

e. Peneliti Data dokumentasi

f. Peneliti Menyusun hipotesis sementara dilapangan

g. Peneliti Membuat tema

h. Peneliti Memperbaiki hipotesisdan tema

3. Tahap pasca lapangan

a. Peneliti Mengidentifikasi ulang tema dan membuan bagan

hubungan antara tema .

b. Peneliti Menyusun hipotesis dan memperbaiki/memperhalus

hipotesis

c. Peneliti Memeriksa data untuk memperbaiki tema dan hipotesis

4. Temuan penelitian

a. Peneliti mengemukakan dan menguji hasil penelitian

Page 48: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Dalam analisis data ini peneliti melakukan tahapan diatas secara

terstruktur, yang ditujukan agar peneliti tidak melakukan kesalahan dalam sebuah

penelitian. Juga sebagai acuan ketika melakukan riset lapangan dan juga megolah

data dari lapangan, yang kemudian akan dilakukan uji teori dan juga uji

keabsahan data, dengan proses data yang telah diperoleh, dilakukan klasifikasi,

sesudah dilakukan klasifikasi data kemudian sampailah pada kesimpulan.

3.5. Uji Keabsahan Data

Dalam kualitatif periset dijadikan sebagai intrumennya, maka validitas dan

reliabilitas instrument ada pada peneliti yang berarti keabsahan data tergantung

pada kemampuan peneliti23

. Triangulasi data merupakan ukuran menganalisis

jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data

lainnya) yang tersedia24

. Pada tahapan inilah jawaban dari subjek harus di cross-

check dengan dokumen yang sudah dimiliki. Dalam uji keabsahan data penelitian

ini digunakan analisis triangulasi data sumber Membandingkan atau mengecek

ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang

berbeda, misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara

membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.

23

Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset komunikasi. hal 152 24

Ibid. Hal 72

Page 49: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Dengan triangulasi data tersebut merupakan teknik mempertahankan

sebuah keabsahan peneliti yang berposes dari membandingkan dari setiap hasil

dari wawancara peneliti dilapangan.

3.6. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar

mengetahui dan menguasai masalah, serta terlihat langsung dengan masalah

penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti

sangat erat kaitannya dengan factor-faktor konteksional, informan penelitian

dimaksudkan untuk mengali informasi yang menjadi dasar permasalahan. Dalam

wawancara informan dijadikan subjek utama (key informant), subjek kedua

(second informant) dan juga subjek pendukung.

Informan penelitian ini adalah wartawan atau jurnalis televisi yang

tergabung dalam organisasi kewartawanan, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia

(IJTI). yang merupakan wartawan aktif dan terdaftar di organisasinya dan juga

perusahan. Masing-masing subjek penelitian memiliki latar belakag pendidikan

mengenai jurnalistik dan juga pengalaman sebagai pewarta televisi yang sudah

lebih dari 3 tahun, selanjunya peneliti melakukan pemilihan informan berdasarkan

karakteristik dan kualifikasi informan dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Informan bekerja dalam pengurus aktif organisasi IJTI.

2. Informan bekerja dalam perusahaan media.

3. Informan berfungsi mencari,melaporkan,menulis, dan menyiarkan

berita.

Page 50: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

4. Informan memiliki wewenang dalam menentukan pemilihan angle

berita.

Pemilihan informan diatas sebagai sumber data dalam penelitian

ini adalah berdasarkan pada asas subjek yang menguasai permasalahan,

memiliki data, dan bersedia memberokan informasi lengkap dan akurat

3.7. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa tempat diantaranya :

1. Kantor ikatan jurnalis televisi Indonesia (IJTI) Pusat

Gd. Dewan Pers Lantau V, Jl. Kebon Sirih No.32-34, Jakarta 10110

Telp, 021-3500774/ fax 021 – 3481005, website : www.ijti.org , email :

[email protected] / [email protected]

2. Kantor Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Banten yang

beralamat di Jl.Yusuf Martadilaga. Gg.Kejaksaan II No.24. Telp. (0254)

9030992 Kota Serang – Banten . Email : [email protected]

3. MNC Tower Lt. 23 Jl. Kebon Sirih Raya 17 – 19 Jakarta Pusat 10340

Phone : 021 – 3905302 Fax : (+62-21) 392 0032 Email

: [email protected]

4. Komplek Rasuna Epicentrum Lot 9, Jl. H.R Rasuna Said, Karet Kuningan

Setiabudi, Jakarta Selatan , DKI Jakarta 12940 , 021-29912155

Page 51: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan rincian seperti yang tertera pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Keterangan Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov

1. Studi Pustaka X X

2. Observasi Awal

3. Revisi Bab 1, II dan III

4. Sidang Outline

5. Penyusunan Laporan

6. Sidang Skripsi

Page 52: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Penelitian

4.1.1 Gambaran Sertifikasi Kompetensi Wartawan

Dalam beberapa referensi yang telah dikaji, sebuah

penyusunan standar kompetensi wartawan memiliki tiga kategori

kompetensi yaitu kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge)

dan keterampilan (skills). Kesadaran tentang etika hukum dan

karir, serta pengetahuan mencakup umum dan khusus sesuai

dengan bidang kewartawanan yang diperoleh. Sebagai upaya untuk

menjadi seorang jurnalis yang bersertifikasi tiga standart

kompetensi itu harus sudah melekat pada diri seorang jurnalis.

Sejauh ini sertifikasi kompetensi tidak begitu diprioritaskan oleh

sebagian jurnalis karena tidak adanya sebuah kewajiban dan juga

keharusan untuk melakukan sebuah uji kompetensi.

Mengenai kegelisahan wartawan ini sudah dibahas pada

2008, hal ini menghasilkan pelaksanaan sertifikasi sejak 2010,

dengan keluarnya peraturan Dewan Pers Nomor 1Tahun 2000

tentang Standar Kompetensi Wartawan pada 2 Februari 2010.

Sertifikat secara sederhana adalah sebuah seleksi formal yang

menentukan wartawan itu professional atau bukan.

Page 53: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Ditegaskan kembali Pada februari 2017, Dewan Pers mulai

melakukan pendataan ulang kembali pada seluruh perusahaan pers

media yang ada di seluruh bagian Indonesia. Hal ini bertujuan agar

seluruh media di Indonesia terdaftar dalam list Dewan Pers. Alasan

adanya pendataan ini disebabkan membludaknya angka

perusahaan pers yang kian menjamur di Indonesia. Sehingga

karenanya sebuah kompetensi jurnalis diperlukan agar perusahaan

pers dapat terverifikasi dan mendapatkan perlindungan dari dewan

pers. Upaya ini dilakukan untuk menghadapi langkah strategis

ketika Indonesia sudah memasuki pasar bebas Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA).

Sebuah sertifikasi menjadi penting dalam sebuah

persaingan tenaga profesi di dalam negeri maupun luar negeri.

Sehingga masyarakat Indonesia siap bersaing dengan lingkup

global karena tidak hanya berbekal ijazah saja namun

kemampuannya dalam bidang profesi didukung oleh sebuah lisensi

khusus yaitu sertifikasi. Sertifikasi ini juga bisa digunakan sebagai

sistem evaluasi bagi sebuah perusahaan media atas kualititas yang

dimiliki jurnalis itu sendiri yang mendorong adanya standarisasi

terhadap profesi yang bergerak di bidang media massa. Sehingga

diharapkan dalam jangka panjang akan menjaga nama baik profesi

jurnalis. Meski tak dirumuskan tertulis adanya lisensi khusus tentu

saja mencegah wartawan abal-abal yang memanfaatkan profesi ini.

Page 54: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

4.1.2 Gambaran Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sebagai

Lembaga Penguji Sertifikasi Jurnalis Televisi .

Dewan pers telah mengelurkan empat surat keputusan

tentang bagaimana kriteria dan tata cara yang harus dipenuhi

lembaga atau organisasi yang bisa menjadi lembaga Uji

Kompetensi Wartawan (UKJ). Organisasi dan lembaga yang

memiliki sertifikat menguji data itu salah satunya Ikatan Jurnalis

Televisi Indonesia (IJTI) .

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) merupakan sebuah

wadah pemberdayaan dan peningkatan profesi para jurnalis

televisi. Awalnya, IJTI juga merupakan lembaga penguji khusus

profesi ini, terbentuk dari sebuah perbincangan serta pertemuan

beberapa reporter stasiun televisi indosiar dan SCTV yang sedang

melakukan peliputan di Pulau Panjang Kepulauan Seribu pada 25

April 1998. Dari pembicaraan tersebut maka disepakati ide

pembentukan organisasi jurnalis televisi. Kemudian dilanjutkan

dengan pertemuan pada 30 Mei 1998 hingga 03 Juli 1998. Dari

pembentukan tersebut maka dibentuklah panitia persiapan

pembentukan organisasi yang didalamnya terdiri dari Pokja

AD/ART : Ruslan Abdul Ghani (ketua), Pokja Kode Etik : Sumita

Tobing (ketua), Pokja Persiapan kongres : Herling Tumbel (Ketua).

Dari pembentukan panitia kemudian diteruskan dengan

persiapan kongres dan seminar degan topik “Peran Politik

Page 55: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Jurnalisme”. Kongres berlangsng pada tanggal 8-9 Agustus 1998

dengan hasil deklarasi pembentukan organisasi dengan nama

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia atau yang disingkat IJTI diketuai

oleh Haris jauhari dengan ketua formatur da anggota formatur

Reva Deddy Utama, Zihni Rifai, Nugroho F. Yudho dan Iskandar

Siahaan.

Pada tahun 1999 pengembangan organisasi terbentuk untuk

mewakili setiap daerah dengan pemebtukan awal yang berjumlah 9

koordinator Daerah (korda) diantaranya ; Korda Jawa Barat, Korda

Jawa Tengah, Korda Jawa Timur, Korda Sumatera Utara, Korda

Sumatera Selatan, Korda Kalimantan Selatan Korda Sulawesi

Selatan, Korda Sulawesi Utara, Korda Bali dan NTB .

4.2 Analisis Data Wawancara dan Observasi

4.2.1 Deskripsi Informan

4.2.1.1 Rachmat Hidayat

Lahir pada 30 januari 1976,. Mengawali karir jurnalis

sebagai koordinasi biro Jawa Timur majalah Gatra. Pria yang lulus

kuliah pada 2002 memutuskan untuk menetap di ibu kota dan sekarang

tinggal di Depok ini pernah menjadi jurnalis televisi di TPI yang kini

menjadi MNC TV yang bermula sebagai reporter dibarengi dengan

menekuni peliputan investigatif. Kasus pembunuhan paska konflik

SARA di Poso, Sulawesi Tengah salah satu hasil karyanya, serta

Page 56: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

gempa Yogyakarta dan semburan lumpur Sidoarjo, begitu penjelasan

singkat terkait dengan karyanya pada masanya. Sejak 2007, mas dayat

mengurusi newsroom untuk berita-berita buletin MNC TV. Kini Mas

Dayat menjadi kepala produksi berita di MNCTV.

4.2.1.2 Puteri Gita Agustina

Seorang wartawan muda yang mengawali karir menjadi

seoraang Customer Service and Database pada salah satu perusahaan

swasta di Jakarta kemudian kini berkarir pada sebuah media swasta

dijakarta, yaitu ANTV. Dengan latar belakang Sarjana Ekonomi

Wanita kelahiran tahun 1987 bulan Agustus Tanggal 10 dijakarta kini

sudah menjadi seorang jurnalis yang memiliki sertifikasi kompetensi

sebagai jurnalis muda pada akhir tahun 2016.

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Sertifikasi Wartawan dalam Profesi Wartawan

Kendati menjadi wartawan saat ini bisa berangkat dari

jurusan apapun walau bukan kelulusan Ilmu Komunikasi atau

Jurnalistik, namun untuk dianggap professional dan siap bersaing,

maka dibutuhkan “alat ukur”. Sertifikasi wartawan dalam profesi

wartawan kemudian dianggap sebagai elemen yang penting.

Page 57: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Sesuai yang kita tahu bahwa hari ini wartawan tidak harus

berangkat dari pendidikan jurnalis, melainkan semua jurusan di

luar komunikasi dan jurnalistik boleh terjun ke profesi ini,

sehingga karenanya dibutuhkan pemahaman terkait dengan

jurnalistik serta uji kompetensi dan sertifikasi sebagai tanda bahwa

jurnalis tersebut menyampaikan informasi sesuai dengan

kompetensinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala

produksi berita MNC media Rachmat Hidayat, memahami bahwa

sebuah sertifikasi wartawan merupakan sebuah keharusan di era

globalisasi ini. Dikarenakan sebuah sertifikat kini sama

berharganya sengan sebuah ijazah, karena orang yang berijazah

belum tentu berpengalaman dengan orang yang sudang memiliki

sebuah sertifikat terutama sertifikat keprofesian.

Profesi apapun tentu selalu memiliki aturan mainnya

masing-masing, diantaranya profesi yang memiliki Kode Etik

Jurnalistik Indonesia yang disepakati oleh Dewan Pers bersama 29

organisasi wartawan pada 1999 dan direvisi atau disempurnakan

pada tahun 2006 yang terdiri dari 11 pasal. Pada dasar tersebutah

IJTI sebagai lembaga sertifikasi yang memiliki peran sebagai

Pembina keprofesian untuk selalu menegaskan seluruh anggota

yang bekerja di media harus memiliki sebuah sertifikat yang jelas.

Karena pada dasarnya sebuah sertifkat tidak hanya sebuah simbol

Page 58: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

yang formal sehingga seseorang dianggap memiliki identitas

keahlian yang profesinal.

Sertifikat itu sendiri diperoleh setelah melalui beberapa

tahap yang dinilai tidak mudah. Seorang jurnalis dipandang

professional apabila telah mengantongi banyak pengalaman di

bidang jurnalistik ini, yang kemudian diuji resmi oleh suatu

lembaga berbadan hukum dan bertanggung jawab.

Seperti yang diungkap Rachmat Hidayat, “Sertifikasi

merupakan sebuah tolak ukur sejauh mana wartawan televisi

sudah kompeten atau belum.“ (Wawancara Ketika di ruang

redaksi Inews Tower Maret 2017) . Untuk itu sebuah sertifikasi

penting bagi profesi wartawan, di tengah perusahaan media yang

kian menjamur di berbagai penjuru Indonesia, yang berarti

bertambah juga tenaga profesi kewartawanan. Karenanya peran

sebuah lembaga sertifikasi dan perusahaan kemediaan dianggap

penting untuk melakukan sebuah tinjauan ulang mengenai

kelayakan sumber daya sebagai tenaga professional yang seusai

dengan keahlian dan kemampuannya. Mas dayat mengatakan

sebuah prifesionalitas harus dapat mempertahankan indepedensi

terhadap sumber berita, indepedensi disini berarti bida

membedakan mana berita yang mengandung profit bagi

Page 59: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

perusahaannya dan juga berita yang benar dan untuk dikonsumsi

bagi khalayak. Untuk itu butuh proses verifikasi wartawan dari

mulai wartawan muda, madya dan utama. Mereka semua harus

melalui tahapan yang diperuntukan untuk sebuah sertifikasi dan

identias professional agar sebuah indepensi berita sesuai dengan

aturan yang berlaku.

Dalam uji kompetensi yang ditetapkan dewan pers ada 11

elemen kunci kompetensi, karena sifat khas mekanisme, tanggung

jawab dan fungsi dalam sistem keredaksian televisi tidak semua

elemen dapat diterapkan dalam penilaian pada tiap jenjang jurnalis

TV.

Diantara 11 elemen kompetensi diantaranya :

1. Memahami dan menaati kode etik jurnalistik dan P3SPS

2. Mengidentifikasi masalah yang terkait dan memilik nilai berita

3. Membangun dan memelihara jejaring dan lobi

4. Menguasai bahasa

5. Mengumpulkan dan menganalisis informasi berupa fakta dan

data dari bahan berita.

6. Menyusun berita

7. Menyunting berita

8. Merancang rubric dan slot program

9. Manajemen redaksi

10. Menentukan kenijakan dan arah pemberitaan

Page 60: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

11. Menggunakan peralatan teknologi informasi pemberitaan

Dari kesebelas elemen di atas Rachmat Hidayat

memandang bahwa cara kerja jurnalis adalah memahami

keseluruhan elemen yang merupakan tugas individu untuk

membentuk seorang yang professional dalam artian mampu

bertanggung jawab atas profesi dan aturan yang dipedomankan

kepada diri individu tersebut.

Dalam sebuah profesi Puteri memandang bahasa setiap

profesi harus memiliki sertifikasi .

“Semua yang sudah tersertifikasi otomatis sudah berkompeten

menjadi jurnalis setidaknya dia tau apa tugas sebagai jurnalis dan

memahami kode etik serta P3SPS”. (Wawancara Ketika di ruang

redaksi Inews Tower Maret 2017)

Informan memandang bahwa setiap jurnalis yang

tersertifikasi dan memiliki sertifikat sudah bisa dibilang sebagai

jurnalis yang berkompeten, dan layak dikatakan sebagai jurnalis

yang professional. Profesional yang dimaksud sebuah pencapaian

yang dilalui melalui sebuah proses test untuk mendapatkan sebuah

sertifikat uji kompetensi. Serta memahami betul tentang pedoman

apa yang boleh dan tidak dilakukan, serta apa yang layak tayang

atau tidak dalam publikasi sebuah pemberitaan. serta memaknai

Page 61: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

jurnalis sebagai orang yang bersifat netral dalam memenuhi

kepentingan konsumsi publik yaitu pemberitaan.

“Professional itu tidak berat sebelah, missalya lebih

mementingkan urusan kelompok disbanding urusan publik dengan

contoh kita adalah pendiri salah satu parpol atau ketum parpol,

tetap harus professional dalam menyajikan sebuag berita. Ketika

kita harus memberitakan sesuai dengan data dan fakta yang ada

dilapangan.” (Wawancara Ketika di ruang redaksi Inews Tower

Maret 2017)

Dalam pernyataan diatas, informan memahami betul apa

yang disebut dengan keberimbangan sebuah penyajian berita untuk

konsumsi publik, begitu juga konsep diri yang terbentuk sudah

memiliki sebuah penjiwaan sebagai jurnalis yang bersifat netral,

namun masih bisa berubah ketika lingkungan akan

memperngaruhinya. Karena pada dasarnya dilapangan akan

berubah dengan sebuah hasil yang akan di edit dalam ruang redaksi

berita.dalam hal ini peneliti memahami betul sebuah produksi

berita yang dilakukan sebuah redaksi pemberitaan. Tidak sebuah

data dan fakta bisa disajikan dengan keberimbangan.Atasan

kerapkali melakukan beberapa tindakan diluar ekspektasi yang

tidak mencerminkan sebuah jurnalis dalam koridor yang

tersertifikasi. Peneliti pernah melakukan sebuah praktik kerja

Page 62: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

lapangan pada sebuah media yang dimiliki petinggi parpol di

Indonesia.

Sebuah sertifikasi bukan hanya saja dimiliki namun bisa

dipertanggung jawabkan sehingga dapat meningkatkan kualitas

berita di Indonesia. Selain itu sertifikasi mampu membentuk

sebuah konsep diri sehingga kemudian akan memberikan motivasi

penting dalam berperilaku agar tidak mudah terpengaruh oleh

pihak luar yang berusaha mencampuri sebuah pandangan yang

tidak seharusnya dilakukan kepada wartawan yang telah memiliki

sertifikasi jurnalis.

4.3.2 Standar Kompetensi Wartawan dan Profesionalisme

Pengoptialisasian standar proposional seorang jurnalis

dapat dilihat dari bagaimana seorang wartawan memaknai tentang

kode etik sebagai wartawan , juga elemen dan pedoman jurnalitik

yang berlaku di Indonesia,

“ Bekerja seusai standart dan kode etik itu professional

kita juga harus menjaga etika harus bisa menempatakan posisinya

sesuai fungsinya. Fungsi seorang jurnalis itu memberikan sebuah

pemberitaan yang akan dikonsumsi masyarakat berdasarkan fakta

lapangan yang sesuai dengan kebenaran.”. (Wawancara Ketika di

ruang redaksi Inews Tower Maret 2017)

Page 63: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Dari Interpretasi yang dikemukakan oleh Rachmat Hidayat

diatas, ia beranggapan bahwa professional bisa dibentuk dari

sebuah pemahaman tentang kode etik serta menempatkan sebagai

fungsi dari profesi yang telah diembannya sebaga jurnalis. Jurnalis

merupakan ujung tombak dalam sebuah produksi berita yang akan

disampaikan pada kahalyak publik. jika berita berkualitas maka

insan pers akan jauh berkuatias diatas standart.

“ jurnalis yang professional dapat melakukan tupoksi

kerjanya sesuai kemampuan dalam bidangnya”

(Wawancara Ketika di ruagn redaksi Inews Tower Maret

2017)

Dalam penyampaian sebagai seorang yang professional

Rachmat hidayat selaku kepala poduksi berita MNC News , telah

melakukan profesi yang sangat professional ketika dia dapat

membagi tugasnya sebagai kepala produksi berita dengan peran

dalam organisasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dalam

bidang sertifikasi dan juga kompetensi.

Hal ini dilihat dari pertemuan yang dilakukan oleh peneliti

dalam acara uji kompetensi jurnalis televisi yang didakan di

Gedung ANTV. disana pak rachmat hidayat bertugas sebagai tim

penguji untuk jurnalis muda yang melakukan sertfikasi. Dari setiap

Page 64: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

penyampaian materi yang dilakukan penuh dengan materi yang

mencerminkan bahwa dia seorang yang professional.

“Menerapkan kode etik yang berlaku dalam sebuah

pemberiaan, dan berimbang, karena jurnalis yang telah

tersertifikasi merupakan jurnalis yang telah diuji serta

senantiasa menerapkan kode etik yang berlaku, jurnalis

yang masih menjunjung idealisme sebagai jurnalis.

“(Wawancara Ketika di Epicentrum ANTV Maret 2017)

“ professional tidak berat sebalah, mencari data

dan fakta serta mengolah menjadi sebuah berita

sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.”

“(Wawancara Ketika di Epicentrum ANTV Maret

2017)

Dari ungkapan puteri professional harus menanamkan

sebuah nilai diri sebagai jurnalis yang sesuai dengan kinerja dan

porsinya demi menjadikan terciptanya sebuah trandar kompetensi

yang professional.

Puteri membentuk serta mempersiapkan dirinya menjadi

jurnalis yang sesuai dengan starndart kompetensi selama 3 tahun

menjadi soerang jurnalis, kini dia menganggap bahwa standar

kompetensi harus didukung oleh sebuah sertifikat, oleh karena itu

puteri mengikuti uji kompetensi jurnalis TV yang diadakan oleh

Page 65: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

perusahan medianya yaitu ANTV yang dilaksanakan di Kantornya

Kuningan Epicentrum Jakarta.

Setiap uji kompetensi tidak sembarangan, hal ini hanya

dilakukan oleh lembaga-lembaga penguji sertifikasi wartawan

yang diakui oleh dewan pers. Khususnya di Ikatan Jurnalis Televisi

Indonesia (IJTI). Urgensi uji kompetensi wartawan kini diharuskan

dan sangat penting karena kini, pejabat atau pemangku

kepentingan kini bisa menolak sebuah wawancara apabila seorang

wartawan itu belum melakukan uji kompetensi.

Hal ini ditegaskan pada sebuah media. Kompetensi kerja

merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang terhadap

segala aspek pekerjaan yang akan dilakkan dan keterampilan

tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai

berbagai tujuan dalam pekerjaannya. Standart kompetensi kerja

yang dilakukan oleh puteri sudah termasuk dalam kategori

professional bagaimana dia menganggap penting sebuah uji

kompetensi dan sertifikasi bagi dirinya untuk memperkuat diri

menjadi jurnalis yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Indonesia.

Banyak pernyataan ketika peneliti melakukan pertanya

acak kepada setiap jurnalis. Tentang sertifikasi wartawan apakah

dari mereka mengatahui tetang uji kompetensi , ada yang bemun

mengetahuinya. Ada sebagian dari mereka yang belum mengetahui

Page 66: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

tentang uji kompetensi jurnalis dan wartawan, mereka

beranggapan, apakah harus seorang profesi jurnalistik mengikuti

kompetensi ? akankah berpengaruh pada kesejahteraan kami?

Beberapa orang yang beranggapan seperti ini, tidak

mewajibkan bahwa dirinya harus melakukan standart kompetensi

sebagai jurnalis. Degan konsep diri yang terpengaruh dari luar ini

mereka bisa menjadi seseorang yang tidak memperdulikan

bagaimana sebuah kualitas dan standart kompetensi yang harus

melekat pada dirinya, diri mereka melaukan sebuah pekerjaan

sesuai dengan apa yang mereka kerjakan dilapangan. Pada

kenyatannya banyak sekali jurnalis yang mengaku dirinya sudah

professional tanpa harus meakukan sebuah uji kompetensi. Disini

peneliti menganalisis dari diksi yang di ucapkan ketika dia berkata

“apakah kita harus melakukan itu” “(Wawancara Ketika di

Epicentrum ANTV Maret 2017) dari diksi itu mereka mengakui

bahwa dirinya sudah menjadi seorang yang professional. Tanpa

harus di uji hanya berbekal pengalaman saja tanpa harus

diberlakukan sebuah lisensi yang seharusnya diuji kembali.

Dalam praktiknya dilapangan memang tak semudah yang

dibayangkan kerja sebagai jurnalis tentu berhubungan dengan

orang ternama dan orang pernting, bukan orang sembarangan.

Semakin kita bisa mengenal narasumber kita sebagai objek berita

kita akan lebih mudah mendapatkan sebuah berita yang tentunya,

Page 67: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

bisa sama-sama saling menguntungkan dalam hal ini peneliti

mendapatkan temuan penelitian diantaranya, kedekatan antar

jurnalis dengan lembaga pers bisa menjadikan kemudahan dalam

sebuah uji kompetensi kewartawanan. serta formalitas sertifikasi

dalam sebuah profesi jurnalistik.

4.3.3 Pembentukan Identitas Jurnalis Profesional.

Identitas merupakan sebuah jati diri seseorang untuk

menunjukan bahwa dia memiliki kepribadian yang beberbeda dari

yang lainnya, dalam melaksanakan tugasnya seorang jurnalis perlu

memiliki identitas diri agar ketika melaksanakan kegiatan meliput

mengolah, dan menayangkan berita terlihat sebagai seorang

jurnalis . Karena dalam hal ini seorang jurnalis mengungkapkan

kebenaran bagi kepentingan kebaikan masyarakat. Tidak hanya

dengan menggunakan id card saja namun sebuah identitas jurnalis

bisa kita lihar cari bagaimana ketika dilapangan seorang jurnalis

memiliki etika laynya seorang jurnalis. Identitas yang telah

melekat di masyrakat kini memang jauh sangat negarif terhadap

profesi jurnalis, karena jurnalis dilapangan kerapkali tidak

menerapkan etika seorang jurnals. Dalam hal ini penulis

menemukan beberapa temuan lainnya dipalapngan, ada beberapa

oknum yang mengaku jurnalis dan memiliki identitas jurnalis

hanya bermodalkan id card yang dapat dibuat dengan sendirinya.

Page 68: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Kasus ini kerap terjadi dan membuat identitas jurnalis semakin

tidak baik di wajah masyarakat pada umumnya.

Identitas jurnalis terbentuk dari sebuah individu dan

kelompok, serta bagaimana individu itu menerapkan konsep

dirinya. Dalam teori koinsep diri yang telah penulis tuliskan,

konsep diri terbentuk melalui interaksi yang di timbulkan kepada

lingkungnannya yang akan memberikan motivasi penting dalam

berperilaku. Maka dari itu identitas terhadap lingkungan

berpengaruh terutama dilapangan, karena pada praktiknya jurnalis

yang melaksanakan peliputan berita tidak semuanya memiliki

sertifikasi dan telah melaksanakan uji kompetensi. Pembentukan

identitas yang professional bisa dibentuk dari uji kompetensi

jurnalis, dalam prosesnya uji kompetensi dan sertifikasi ini

menguji kembali kelayakan kualitas dan kuantitas seorang jurnalis

dalam memproduksi sebuah berita, dengan starndart yang berbeda.

Tentu dengan pentingnya uji kompetensi ini sangat membantu

memulihkan identitas negative yang telah melekat di msyarakat

pada umumnya.

Dalam dunia jurnalis TV identitas dibentuk dari karakter

media itu sendiri. Karena media TV selalu mengahruskan memakai

atribut lengkap dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik.

Bagaimana identitas itu terbentuk, terlihat dari hasil yang

ditayangkan setelah melaksanakan peliputan berita. Proses

Page 69: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

peliputan berita tentu akan di edit oleh seorang produser dan di

preview oleh executive produser, lalu tayang di TV. Peran editor

berita sangat memerngaruhi kualitas berita. Kualitas jurnalis

lapangan yang telah meliput berita tentu akan menulis sesuai

karakter media dimana dia bekerja sebagai praktisi media.

Sejauh mana seorang jurnalis memahami sertifikasi dan uji

kompetensi jurnalis, tentu akan berpengaruh juga terhadap sejauh

mana identitas professional jurnalis itu terbentuk. Tentu dalam

observasi lapangan itu diungkapkan oleh informan yang telah

penulis observasi. Uji kompetensi kini sebagai tolak ukur kualitas

seorang jurnalis dari mulai dia memahami kembali kode etik,

memahami proses uji kompetensi, serta membentuk identtitas dri

menjadi seorang yang professional. Dalam uji kompetensi mereka

diuji kembali dari kelayakan menjadi seorang yang professional ,

dalam dalam tahapan uji kompetensi kembali ditekankan

menereapkan kode etik, serta pemahaman jurnalis yang seharusnya

seperti apa dilapangam agar identitas jurnalis dan wartawan

kembali menjadi yang positif.

Dalam pemahaman profesinalisme jurnalis tidak bisa

terbentuk dengan bauk dalam tahapan tertentu yaitu self dimana

pada proses ini konep diri bukan dating dari interaksi yang telah

diciptakan keoada orang lain sehingga orang lain dapat

memberikan penggambaran mengenau dirinya. Dengan contoh diri

Page 70: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

sendiri telah memahami apa itu makna profesionalisme namun

kerap kali dilapangan itu semua bergeser dengan realita yang ada

dilapangang. Terutama jika kajiannya sudan profit untuk sebuah

perusahaan media dan juga komisi yang diterima untuk dirinya

sendiri. Dalam hal ini peneliti mewawancarai informan pendukung

pada salah satu sebuah media nasional yang baru mendaparkan ijin

siarnya. Para petinggi disana memaknai soal profesionalitas namun

pada praktiknya dilapangan tentu saja sangat berbeda degan apa

yang dilakukan. Kadang tidak seusai dengan apa yang di harapkan.

Kepentingan media lebih di prioritaskan untuk mendapatkan profit

bagi perusahaan . karena media tidak bisa hidup dari hanya sebuah

produksi berita . namun juga didukung dengen berita yang

mengandung profit dan pemasukan bagi perusahaan media

tersebut.

Dalam hal ini peneliti memposisikan sebagai karyawan

dalam sebuah media tersebut. Dengan latar belakang sertifikasi

yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Yang seharunya mereka

memiliki kompetensi sebagai jurnalis televisi. Namun keseluruhan

mereka yang sudah sertifikasi merupakan lembaga cetak. ini

merupakan sebuah blunder bagaimana professional terbentuk jika

tidak sesuai dengan kompetensinya. Perlu aturan yang sangat tegas

dan jugapublikasi yang secara berulang agar bagi pendiri media

sesuai dengan kompetensi yang seharunya sesuai kemampuan

Page 71: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

pendirinya. Peneliti memandang bahwa pendidikan berperngaruh

terhadap kegiatan jurnalistik. Hal ini dikarenakan individu yang

memiliki latar belakang jurnalis lebih mudah melaksanakannya,

begitupun khususnya dalam penelitian ini memaknai sertifikasi

profesi jurnalis TV, tentu mereka harus memiliki latar belakang

jurnalis TV dan juga dasar penyiaran. Menurut informan tambahan

ini itu bukan masalah. SS memandang bahwa latar belakang

jurnalis cetak pun masih bisa menyesuaikan dengan kegiatan

jurnalistik TV jika individunya masih memiliki keinginan untuk

mengembangkan latar belakang jurnalis cetak menjadi jurnalis

televisi. Peneliti menemukan temuan ini dan memasukan dalam

hasi penelitia untuk menambah pemahaman profesi jurnalis

televisi. Peneliti juga menemui temuan baru dalam memaknai

prosei jurnalis dalam sebuah media local dengan frekuensi siar

nasional.

Page 72: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada temuan penelitian, dapat disimpulkan

bahwa konsep memaknai sertifikasi untuk profesionalisme yang

dipahami oleh sebagian jurnalis hanya sebatas pekerjaan jurnalis

sebagai penyampai informasi, sementara pemahaman urgensi

sertifikasi sendiri bagi para jurnalis dianggap kurang bermanfaat

karena tidak menghasilkan dampak yang positif seperti kesejahteraan

atau jaminan lain yang menjanjikan seperti tunjangan atau lainnya,

bahkan dalam beberapa kondisi justru membahayakan bila status

sertifikasi disalahgunakan oleh jurnalis yang tidak bertanggung

jawab. Profesonalisme merupakan metode efisien dan ekonomis yang

dimana sebuah organisasi berita megontrol reporter dan editor

Akan tetapi organisasi berita tidak hanya menandalkan

norma profesionalisme pekerjaan mereka selanjutnya dalam

menentukan perilaku jurnalis organisasi berita harus

mengembangkan aturan atau kebijakan baru. Organisasi berita

mengandalkan pengaruh profesionalisme berita secara umum dan

kebijakan berita dalam mengontrol.

Kebijakan profesionalisme sebagai jurnalis hanya dilihat

dari bagaimana jurnalis tersebut menyelesaikan tugas dan fungsinya.

Page 73: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Management organisasi hanya melihat sekedar dari apa yang telah

dilakukan dan dilaksanakan dalam upaya peliputan berita saja

dilapangan.

Organisasi tidak tegas memberi aturan atau yang mengacu

pada undang-udang yang telah berlau selama ini. Bagaimana perilaku

jurnalis dilapangan tidak kontroversi dalam pelaksanaan kegiatan

jurnalistik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti melihat bahwa

masalah utama dari profesionalisme yang dimaknai dengan uji

kompetensi dan sertfikasi wartawan adalah kesadaran untuk seroang

jurnalis itu sendiri untuk keikutsertaan dalam melaksanakan uji

kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga khusus pelaksana uji

kompetensi jurnalis televisi (UKJTV).

Selain itu peneliti memandang bahwa IJTI pusat perlu

membuat ketentuan yang jelas mengenai bagaimana pelaksanaan uji

komptensi dari mekanisme yang sesuai dengan ketentuan beserta.

Ketentuan yang jelas dimaksudkan kepada sebuah regulasi dimana

media televisi diharuskan mengikuti uji kompetensi yang sesuai

dengan kompetensinya, agar pada praktiknya proses dan mekanisme

jurnalis tv sesuai dengan sebagai mana mestinya.

Page 74: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

5.3 Keterbatasan penelitian

Penelitian kualitatif dengan paradigma deskriptif ini hanya

memandang pada sebuah pemaknaan uji kompetensi jurnalis televisi.

Belum pada tahapan jurnalis cetak, cyber dan juga radio. Namun

karena keterbatasan peneliti melakukan penelitian mengenai jurnalis

TV saja, peneliti tidak dapat menganalisis lebih lanjut sejauh mana

penerapan dan mekanisme uji kompetensi yang berlaku di Indonesia

sendiri.

Hal lain juga yang dapat diperlukan dan diperhatikan

adalah objek penelitian yaitu jurnalis muda dan juga jurnalis madya

serta jurnalis utama, hal ini hanya mampu memahami dari segi

jurnalis muda saja dan sedikit pemaparan dari seorang jurnalis utama.

Page 75: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

DAFTAR PUSTAKA

Assegaff, Djafar. (1983). Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indoneis .

Alhafiz dkk. (2014) Uji Kompetensi Wartawan. Jakarta: Perpustakaan Nasional

RI KDT.

Alwasih. (2006) Pokoknya kualitatif. Jakarta: Pustaka jaya.

Baksin, Askurifai.(2006). Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Basrowi. et. Al. (2008) Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Bungin, Burhan. (2008) Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana.

Basroi. et.al. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryanto. (2014) Jurnalisme Era Digital. Jakarta: PT.Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. (2010) Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Masduki, et. al. (2004) Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalisrik Yogyakarta:

UII Press.

Morissan. (2008) Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Prenada Media Group.

Nurudin. (2009) Jurnalisme Masa Kini. Jakarta : Rajawali Pers.

William. et.al. (2003) Mass Media and Modern Society 2nd

Edition. Jakarta:

Prenda Media

Yayasan Tenaga Keja Indonesia. (2014). Sertifikasi Kompetensi Profesi. Jakarta.

Page 76: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Jurnal :

Jurnal F.Rachmadi, perbandingan system pers : analisis deskriptif system pers di

berbagai negara Jakarta:gramedia 1990

Situs Website :

Ida ayu F.M. Wartawan Perlu Sertifikasi diakses dari

http://rri.co.id/surabaya/post/berita/205862/pendidikan/wartawan_perlu_sertifikasi.html pada

tanggal 27 April 2016 pukul 12.17.

Page 77: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

LAMPIRAN 1

Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara Informan

Nama Informan : Rachmat Hidayat ( News Production

Departement Head)

Hari/tanggal : Kamis / 02 Maret 2017

Waktu : 18.55 WIB

Page 78: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Lokasi : Jl. Kebon sirih Kav 17-19 jakarta 10340 –

Indonesia

Keterangan:

P: Peneliti

I1: Informan pertama

P : Selamat malam, terimakasih telah meluagkan waktu untuk melakukan

wawancara penelitian terkait dengan pemaknaan wartawan tentang

sertifikas wartawan.

Sebelumnya om rachmat ini jabatannya apa ya di Lembaga IJTI ?

I1 : ohya tidak apa-apa , mohon maaf ya kita bertemu tidak sesuai jam

yang di tentukan diawal perjanjian jam 5 tadi, saya menjabat sebagai

P : bisa jelaskan sedikit terkait dengan desripsi kerjanya om ?

I1 : saya bekerja menjadi kepala produksi berita news mnc jadi saya yang

menghandle, megawasi dan berita mana yang layak tayang atau tidak.

P : seperti apa fungsi dan peran om di lembaga IJTI pada sertifikasi

jurnalis ?

I1 : IJTI itukan organisasi profesi, dia itu berkewajiban untuk membina

anggotanya, meningkatkan kompetensi anggotanya, untuk bisa mencapai

Page 79: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

standart pofesional seperti yang disyaratkan oleh dewan pers. Berbicara

jurnalis televisi, nah peran IJTI itu lebih kearah pembinaan tadi itu, ,

kemudian IJTI itu ehh… pada waktu ada kewajiban untuk

menstandarkan kompetensi jurnalis perlu diadakannya sertifikasi. Nah

sertifikasi itu untuk mengukur sejauh mana jurnalis televisi itu sudah

berkompeten atau belum berkompeten. Untuk alat ukurnya ada nah nanti

bisa dibaca dibuku itu ada beberapa. Terus perannya sampai saat ini IJTI

terus mendorong semua anggotanya disertifikasi, itu menjadi tanggung

jawab IJTI juga, jadi tidak hanya berperan sebagai pelaksana penguji

jurnalis televisi, tapi dia juga punya tanggung jawab untuk mensertifikasi

anggotanya yang sekarang sudah mencapai 1700 Orang.

Nah IJTI itu telah menjadi lembaga uji sejak 2012 yang telah

disahkan oleh dewan pers, lembaga ujinya itu baru berjalan di dua tahun

kemudian, dengan terbitnya buku edisi pertama, kenapa ditandai dengan

terbitnya buku itu?, karena itu salah satu tanda dan alat ukur buat kita

menstandarkan seorang jurnalis televisi. Akhirnya kita baru mula berani

menguji jurnalis jurnalis tv seetelah buku itu keluar. Apakah semua

anggota IJTI itu harus tersertifikasi ? iya , apakah jurnalis televisi diluar

IJTI boleh sertifikasi? Boleh , jadi memang satu-satunya lembaga uji

khusus jurnalis televisi hanya IJTI

apakah anggota IJTI boleh minta sertifikasi ke PWI ke AJI

silakan , tapi alat ukurnya berbeda, masasih jurnalis televisi diujinya

Page 80: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

sama jurnals cetak. Seharunys sama lembaga uji yang sesuai dengan

ikatan jurnalis profesinya, itu perannya.

Kita juga meningkatkan kapabilitas anggota IJTI juga melalui

workshop, nah workshop itu juga akan larinya ke sertifikasinya juga jadi

semua disesuaikan , kita menyusun workshop itu juga mengarah ke uji

kompetensi, apa aja, ya mulai masuk dari etika, terus undang-undang

penyiaran, harus paham terus ada pedoman perilaku penyiaran (P3SPS)

itu softskillnya nah terus apa hardskillnya ? ada pelatihan kamera,

standup, presenting, reporting,, jadi contohnya begini ada jurnalis televisi

yang baru bergabung setahun dua tahun bergabung, bolehga uji

kompetensi ? boleh, tapi nunggu dua tahun ya, karena kita minimal baru

2 tahun , baru boleh megikuti uji kompetensi , jadi jurnalis muda kita

mengistiahkannya. Jadi biar paham dulu, kasiankan jika masih belum

paham dan belum berkompeten, salah satu hardskill yang harus dimiliki

yaitu tadi standup, itu harus dimiliki oleh jurnalis muda, mereka harus

bida standup, kalo kameraman mereka harus paham mendirect orang,

menempatkan posisi mana yang sesuai dengan lokasi yang bagus untuk

wawancara, mana visual yang bagus untuk dijadikan bahan materi liputan

nah itu, hardskillnya juga ada.

P : menurut om kode jurnalistik itu seperti apa ya ?

I1 : kode etik merupakan sebuah pengingat kita agar kita tetap mengacu

pada sebuah peraturan mana yang tidak boleh dilanggar. kode etik tidak

Page 81: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

sembarangan dibuat, karena kode etik berita mrupakan rancangan dari

sebuah profesi. Tidak semua profesi memiliki kode etik yang berlaku.

P : Bagaiamana peran pendidikan yang melekat pada seorang jurnalis

apakah berpengaruh terhadap kinerja seorang jurnalis ketika dilapangan

?

I1 : kita tidak ada masalah siapapun wartawan dengan latarbelakang

apapun tidak harus dari komunikasi, dari teknik pun ada, yang dari

kedokteran juga ada cuman sayang aja kedokteran jadi jurnalis hehe , tapi

itu adalah passion masu dia kuliahnya apa dari mana soalnya pasti larinya

ke jurnalis, IJTI tetap mengadakan pelatihan tadi yang aku bilang

workshop itu, workshopnya juga macem-macem tadi, dari mulai kode

etik, teknik reportase, editing dan itu dibentuk dari situ, tapi biasanya

masing-masing stasion atau perusahaan media punya pelatihan, nah kal

IJTI organisasi profesi kita punya pelatihan tapi biasanya untuk anggota

IJTI, kan macem-macem tuh latar belakangnya biar disama ratakan , biar

ikut pelatihan dikita, apakah boleh diluar keanggotaan ikut pelatihan?

boleh , waktu itu juga kita mengadakan workshop di NET, yang sama

sekali bukan anggota IJTI sebagian besarnya. Itu sama sekali mereka

belum mendaftarkan diri menjadi keanggotaan IJTI, kan kita ga

memaksakan orang, masa ikut keanggotaan suatu organisasi harus dalam

bentuk paksaan kan itu kesadaran pribadinya masing-masing aja, jadi bisa

kita memberikan pelatihan itu kemana aja, ga keharus anggota IJTI saj.

Jadi pendidikannya akan disama standartkan , ini loh cara membuat lead

Page 82: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

berita, ini loh cara penulisan naskah berita, ini loh cara penggunaan

kalimat berita diTV yang tentunya berbeda dengan cara penulisan skripsi.

P : bagaimana dengan persepsi bahwa sertifikasi belum bisa

mensejahterakan profesi wartawan ?

I1 : ini yang didorang sama IJTI, jadi IJTI itu mendorong mereka yang

sudah tersertifikasi untuk disesuaikan, dalam artian entah itu golongan

grade ya, kan dalam sebuah perusahan ada golongan atau grade

istilahnya, yang itu berdampak pada kenaikan gaji, ada beberapa

paerusahaan media yang telah mengikuti sarannya IJTI, misalnya kita

menyarankan ke perusahaan media itu, tolong dong mereka yang sudah di

sertifikasi di perharikan atau tolong dong HRD perusahaan media

sertifikasi in penting lo, untuk kalian bisa menilai karyawan kalian seuai

kompetensinya, kalo memang dia harus kompetensi muda tarolah

ditempat muda, kalo ditempat madya tarolah di madya, biar kalian tidak

salah tempat karena ini berdampak pada pekerjaan yang otomatis yang

kaitannya dengan pendapatan dan penhasilan jadi kita mendorong untuk

perusahaan media mereka yang sudah tersertifikasi di perhatikan , di

MNC itu sudah mengikuti saran IJTI mereka yang sudah akan

dipromosikan mereka harus lolos sertifikasi dulu, jadi misalnya ada

reporternih mau dipromosikan menjadi produser mereka harus lolos

sertifikasi sebagai jenis muda, ketika dia sudah dinyatakan berkompeten

Page 83: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

di jurnalis muda silakan digunakan utuk kalian mempromosikan dan itu

diterapkan diMNC dan Emtek.

Berbeda dengan Kontributor karena mereka tenaga lepas, ini

pendapat pribadi ya, kontri itu ibarat pedagang, dia menjual berita diakan

dibayar jika beritanya naik. Istilahnya pedangang akan dibeli barangnya

jika kualitas barangnya bagus, kalo misalnya ga bagus ya ga akan laku

kontri seperti itu. Apakah kontri boleh sertifikasi? Boleh, jadi kontributor

yang telah melakukan komptensi dan sertifikasi dan dinyatakan

kompeten mereka bisa menjual kompetensinya itu, maksunya dirinya itu

ya mereka bisa menjual dirinya keperusahaan media lain, “ eh gue sudah

sertifikasi nih, gue mau ngelmar disini, kira-kira gajih yang ditawarin lu

berapa nih 3 juta, wah gue gamau , gue maunya 4,5 juta “ nah itu menjadi

nilai tambah tawar dia jadi itu bisa dipakai.

P : apakah IJTI KORDA bisa melaksanakan kompetensi ?

I1 : ga bisa, jadi yang berhak dan bisa melaksanakn uji kompetensi itu

hanya lembaga uji kompetensi IJTI, bagaimana posisi lembaga uji

kompetensi IJTI di organisasi? Dia itu bagian dari IJTI lembaga uji ini,

ada kepala bidangnya, kepala bidang sertifikasi, kompetensi dan diklat

ijti, kalo kepala lembaga ujinya aku, sebagai kepala ujinya jadi aku

dibawah kepala bidang posisinya, cuman ada satu . KORDA di daerah

mengadakan uji kompetensi? Tidak bisa karena lembaga ujinya ini hanya

Page 84: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

bisa disahkan dan dikeluarkan oleh dewan pers. Sedangkan korda belum

bisa kaena hanya IJTI pusat saja.

Jika anggota korda ingin melakukan uji komptensi tahanpannya

mendaftar dulu secara kolektif dikorda baru mengajukan kepusat. Dengan

melampirkan pernayaratan yag diberlkukan.

P : apakah jika melakukan sertifikasi dibiayai oleh IJTInya?

I1 : jika di korda kan banyak dari berbagai perusahaan media, nah dari

mana pembiayaain itu? Itu pembiayaan mandiri atas dasar kesadaran diri

sendiri mengajukan sertifikasi, dengan biaya 1,5 juta itu berlaku untuk

semua, apakah jika belum lulus atau dinyatakan belum kompeten boleh

melakukan ulang? Boleh itu dilakukan hingga lulus dan gratis . sekali

bayar hingga lulus.

Jadi kenapa harus bayar ini profesi mandiri ini melekat pribadi kalo lu

mau ningkatain kompetensi lu ya harus usaha, ya usaha seperti apa ya

usaha harus dengan biaya bila ingin kompeten. Kenapa sih harus bayar?

Memang IJTI tidak membiayai? IJTI hidup dari iuran anggota doang, tapi

program banyak ya hanya mengandalkan iuran saja dan sponsor, jadi ga

cuman mensertifikasi anggotanya saja tapi ada kegiatan lain yang harus

dibiayai, workshop dan pelatihan itupun belum cukup. IJTI anti tidak

menerima uang dari pemerintah. Ko IJTI bisa melaksanakan konferensi

internasional? Ya bisa soalnya kita dari sponsor. Gitu soang biayanya.

Page 85: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

P : menurut om seperti apa peran jurnalis di masyarakat ?

I1 : peran jurnalis tidak akan lepas dari masyarakat karena jurnalis saling

berhubungan. Berhubungan disini berarti masyarakat perlu informasi

yang didapatkan oleh jurnalis. Begitupun jurnalis perlu msyarakat sebagai

penikmat berita yang di publikasi oleh jurnalis.

P: bagaiman cara kerja om ketika dulu pernah melakukan kegiatan

jurnalistik dilapangan ?

I1 : selalu detail dalam mengambil sebuah permasalahan berita yagn akan

diangkat. Serta peka dalam sebuah masalah yang sedang terjadi itu apaan.

P : menurut om apa saja yang dilakukan sebelum mendapatkan sebuah

berita ?

I1 : membuat sebuah rancangan, short list menentukan topic berita. Riset

terlebuh dahulu baru melakukan sebuah peliputan.

P : menurut om sebaiknya seperti apa berita yang seharusnya diberikan

kepada masyarakat ?

I1 : berita yang berlandaskan fakta dan berimbang. Walaupun kadang

persepsi penonton berbeda dalam sebuah media. Tapi kita tetap

melakukan sebuah pemberitaa yang berdasarkan fakta.

P : apa sih om professional itu ?

Page 86: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

I1 : berkerja sesuai standar dan kode etik itu profesional, kita juga harus

menjaga etika, harus bisa menempatkan posisinya sesuai fungsinya,

fungsinya seorang jurnalis itu apa sih ya itu memberitakan sesuai

kebenaran untuk masyarakat.

P : bagaimana menjadi seorang jurnalis yang profesional menurut om ?

I1 : jurnalis yang professional dapat melakukan tupoksi kerjanya seusai

kemampuan dalam bidangnya .

P : seperti apa sih om proses menjadi seorang yang professional hingga

mencapai julukan jurnalisTV yang tersertifikasi ?

I1 : menereapkan kode etik yang berlaku dalam sebuah pemberitaan, dan

berimbang . karena jurnalis yang telah tersertifikasi merupakan jurnalis

yang telah diuji serta sudah mendapatka sebuah lisensi bahwa ia

merupakan jurnals yang layak dan dapat dipertimbangkan dari jurnalis

lainnya.

P : apa saja yang dilakukan ketika wartawan sebelum melakukan uji

kompetensi wartawan ?

I1 : latihan dengan membaca kembali dari apa yang telah kita pelajari

dan mengevaluasli kembali kerja kami

Page 87: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

P : bagaimana om menerapkan profesionalisme dalam profesi sebagai

jurnalis ?

I1 : tetap berpegang teguh pada hati nurani dan tidak menitik beratkan

pada sebuah kepentingan, tetap berimbang dalam memberitakan suatu

informasi

P : seperti apa peran IJTI selama ini untuk para anggotanya ?

I1 : peran IJTI menaungi dan mengkoordinir dari setiap wilayah, serta

menjadi wadah yang berlandaskan lembaga sah dari dewan pers. Dalam

hal ini IJTI menaugi jurnalis televisi untuk melakukan segala sesuatu

pekerjaan dengan kode etik yang berlaku. Serta IJTI disini sebagai poros

dan juga lembaga sertifikasi jurnalis televisi dalam profesionalisme

jurnalis televisi.

Page 88: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara Informan

Nama Informan : AIMAR ( Ketua IJTI Korda

Banten/Kontributir

MNCNEWS )

Hari/tanggal : Kamis, 08 Desember 2016

Waktu : 18.07 WIB

Lokasi : Jl. Yusuf Martadilaga Gg. Kejaksaan 2 No.24

Keterangan

P : Peneliti

I2: Informan 2

P : apakah semua keanggoataan di IJTI Korda Banten merupakan

Kontributor?

I2 : IJTI local atau Korda Banten ini yang mendominasi adalah TVlokal

yang ada di Banten, seperti CTV (Carlita TV), BarayaTV, dan

kontributor televisi yang ada di daerah Banten ini, IJTI banten memiliki

setiap Korlap di setiap kabupaten dan kota seperti pandeglang,

tanggerang, rangkas, cilegon dan lainnya, Akan tetapi dalam keanggotaan

Page 89: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

organisasi ini tidak memaksa dan dipaksakan unruk menjadi anggota,

meskipun berbasis jurnalis televisi, secara tidak langsung diberi

kebabasan lah yah , karena organisasi profesi yang diakui oleh dewan

pers yaitu PWI,AJI dan IJTI ini, tapi resikonya adalah kalo ada anak TV

yang lari ke PWI atau AJI ya putus garis profesi keorganisasiannya.

P : menurut om apakah sertifikasi perlu dan akan berdampak ?

I2 : sertifikasi tidak akan berdampak pada apapun bagi sebuah kontributor

, dan tidak akan mempengaruhi keejahteraan kita .

Page 90: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara Informan

Nama Informan : BOWO ( Anggota IJTI Korda

Banten/Kontributir

MetroTV)

Hari/tanggal : Kamis, 08 Desember 2016

Waktu : 18.07 WIB

Lokasi : Jl. Yusuf Martadilaga Gg. Kejaksaan 2 No.24

Keterangan

P : Peneliti

I2: Informan 2

I2 : Jika kita berbcara tentang jurnalis dulu pada saat forum acara terkait

dengan sertifikasi dari PWI, AJI dan IJTI dari pihak AJI menolak

sedangkan IJTI abu abu, terus juga sertifikasi kan bayar juga berapa itu

3,5 juta yah. Dan juga waktu itu di Banten belum ada satupun yang

tersertifikasi dan melakukan uji kompeensi dari keanggotaannya IJTI,

kita juga jika melakukan uji kompetensi kan harus menghafal uu

pernyiaran dan apa itu namanya yang satu lagi pedoman pengaduan,

Page 91: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

(p3sps ) itu ya sehingga kompetensi ini semakin berat untuk kita terus

juga belum biaya dibayar sendiri dan pegangannya 2 kan kalo kita beda

dengan media cetak. Gua ajah udah 12 tahun yang lalu sampai sekarang

gue berifikir uga buat pa adanya sertifikasi wartawan juga. Toh ga

bakalan sama kaab merubah jabatan gue menjadi seorang kontributor

yang akan merubah sebua jabatan gue di daerah ini

Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara Informan

Nama Informan : Putri

Hari/tanggal : Rabu, 29 Maret 2017 – 22 May 2017

Waktu : 10.04 WIB

Lokasi : ANTV

P: Peneliti ,

I3 : Informan

P : bagaimana kaka memaknai sertifikasi wartawan ?

Page 92: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

I3 : menurut saya semua profesi memang ada sertifikasinya begitu juga

wartawan dan juga jurnalis .

P : kenapa jurnalis harus memiliki sertifikasi ka ?

I3 : semua yang sudah tersertifikasi otomatis sudah berkompeten menjadi

jurnalis setidaknya dia tau apa tugas sebagai jurnalis dan memahami kode

etik jurnalistik serta P3SPS

P : kode etik dan P3SPS itu apa menurut kaka ?

I3 : kode etik iru menurut saya pedoman tentang apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan, sedangkan P3SPS menurut saya itu apa yang dan tidak

boleh tayang di tv atau yang tidak boleh di radio. Secara harfiah itu

merupakan sebuah acuan dan juga regulasi untuk siar televisi pedoman .

serta jurnalis itu netral dan mementingkan kepentingan publik.

P : bagai mana seseorang bisa dikategorikan sebagai juralis ?

I3 : seseorang yang dapat dikategorikan sebagai jurnalis merupakan

seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik, sepertihalnya sebuah

peliputan untuk menadapatkan sebuah berita kemudian di siarkan kepada

masyarakat.

P : seperti apa person jurnalis di masyarakat ka ?

I3 : jurnalis sangat berperan bagi masyarakat untuk mengambil sebuah

keputusan maka daru itu jurnalis tidak boleh menggiring opini publik .

Page 93: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

missal dari media dia tau harga cabai naik atau harga sembako naik dia

harus ambil keputusan bagaimana cara meghadapi masalah itu.

P : menurut kaka professional itu apa ?

I3 : professional itu tdak berat sebelah, missal lebih mementingkan

urusan kelompok disbanding kepentingan publik, misalnya atasan kita

adalah pendiri salah satu parpol atau ketum parpol, ya kita harus

professional dalam menyajikan berita, ketika kita harus memberitakan

sesuai dengan data dan fakta yang ada dilapangan.

P : bagaimana kaka menerapkan profesinal dalam sebuah profesi jurnalis

?

I3 : bekerja professional itu mencari data dan fakta serta megolah menjadi

sebuah berita sesuai degan kondisi yang ada dilapangan sesuai yang ita

temui dilapangan, mencari seorang narasumber dari kedua belah pihak

yang sedang kontroversi tidak boleh berat sebalah atau kita kelihatan

memihak satu sama lain, serta jangan menggirig opini publik dengan

menggunakan salah satu kelompok atau narasumber. Agar masyarakat

tidak salah persepsi daan tidak salah mencerna berita. Intinya jurnalis itu

harus berpihak kepada masyarakat .

P : bagaimana kakamembentuk identitas sebagai jurnalis yang

professional ?

Page 94: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

I3 : lewat sebuah pemberitaan , membentuk jurnalis yang profesinal ya

lewat liputan harus ada dua unsur yang pro dan kontra. Tapi jurnalis

mendukung kepentingan publik.

P : apakah ada perbedaan ketika kaka sudah tersertfikasi dan belum ?

I 3 : sejauh ini belum ada perubahan yang signifikan .

Page 95: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

LAMPIRAN 2

Page 96: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Figure 1 Aktifitas kegiatan jurnalistik menguji kompetensi jurnalis.

Figure 2Aktifitas kegiatan jurnalistik menguji kompetensi jurnalis.

Page 97: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Figure 3Aktifitas kegiatan jurnalistik menguji kompetensi jurn

Figure 4Aktifitas kegiatan jurnalistik menguji kompetensi jurnalis.

alis.

Page 98: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Figure 5Aktifitas kegiatan jurnalistik menguji kompetensi ju

Figure 6 foto bersama UKJTV

Page 99: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Figure 7 verifikasi ber

Figure 8 previrew hasil berita

ita

Page 100: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang

Figure 9 wawancara hasil liputan

Page 101: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang
Page 102: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang
Page 103: PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG UJI KOMPETENSI …repository.fisip-untirta.ac.id/1114/1/PEMAKNAAN JURNALIS TENTANG... · ABSTRAK Ardi Purwadi, 6662120676. Skripsi. Pemaknaan Jurnalis Tentang