Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

47
TATA KELOLA KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA Oleh M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

description

Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx. Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!! Bagi yang Membuituhkan Pelatihan ini, Hubungi Fast Response : 0878-7063-5053

Transcript of Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Page 1: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

TATA KELOLA

KEHIDUPAN

MANUSIA

DI

DUNIA

Oleh

M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

Page 2: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 1

BAB 2 TATA KELOLA KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA

Pada akhir zaman ini, banyak tumbuh subur di kalangan

masyarakat kita yang materialistis (materialistic society)

suatu pandangan hidup yang memisahkan tentang

kepentingan dunia (duniawi) dengan kepentingan akhirat

(ukhrowi). Dikotomi (pemisahan) ini dikategorikan sebagai

sekularisme dalam beragama. Dikotomi berjalan antara

unsur kebendaan (materi) dengan unsur rohani, unsur visible

(tampak) dan unsur invisible (tak tampak), dan antara

hedonisme dan spiritualisme. Mereka yang memiliki dimensi

vertikal (urusan ketuhanan dan akhirat) menganggap

eksistensi dunia adalah bagian yang harus dinisbikan dan

dimarjinalkan. Mereka hanya unggul dalam muhasabah

(psycho spiritual contemplation) untuk mengejar akhirat

semata namun ketinggalan di bidang ekonomi, sosial, bahkan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan mereka yang

memilih dimensi horisontal (urusan dunia), memang unggul

dalam hal keduniawian, namun hati nuraninya kering dan

gersang karena serta masih terbelenggu oleh faktor

keberadaan (materialis) dan kesenangan hidup (hedonis)

semata. Pikiran dan Nurani (akal dan budi) yang merupakan

Fitrah Utama Manusia berada diluar fitrah kehidupan

yang sebenarnya sehingga perbuatan dan tindak-tanduk

mereka sangat jauh dari tuntutan agama, yang telah

ditanamkan oleh Allah kepada akal budi (af’idah) sejak

zaman „azali (zaman asal pertama kali ada).

Dengan terjadinya dua keadaan ekstrim ini, yang satu ekstrim

positif dan yang satunya ekstrim negatif, akan menjauhkan

titik keseimbangan tersebut. Islam tidak menginginkan

Page 3: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 2

terjadinya keadaan keadaan ekstrim tersebut karena Islam

adalah ajaran (syariat) yang selaras dan seimbang (tawazun-

balance). Sistem (manhaj) Islam diciptakan Allah SWT

secara seimbang sebagaimana diciptakannya segala sesuatu

di alam semesta ini yang berjalan secara teratur (orderly)

tanpa terjadi kontradiksi dan benturan sedikitpun,

dikarenakan Allah yang menciptakan sistem tersebut bersifat

Maha Adil (Al-Adlu), yang secara implisit juga berarti Maha

Seimbang dalam menetapkan hukum-hukum dan Sunatullah-

Nya.

Berikut ini akan diuraikan mengenai Tata Kelola Kehidupan

Manusia di Dunia yang merupakan Fitrah atas Kehidupan

Manusia di Alam Dunia yang telah dicanangkan Allah SWT

karena Qudrot (Kuasa) dan Irodat (Kehendak) Nya kepada

seluruh manusia dengan diiringi Rasa Sayang (Rohman) dan

Cinta (Rohim) kepada makhluq-Nya yang bernama Manusia.

1. TUGAS HIDUP (Task of Life)

Tugas hidup (task of life) merupakan unsur kedua dari fitrah

kehidupan manusia. Adapun tugas manusia di dunia ini

semata-mata tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai

kholifah Allah (wakil Allah) di muka bumi, sebagaimana

diterangkan dalam Firman-Nya :

”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman

kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku

hendak menciptakan seorang kholifah di

muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa

Engkau handak menjadikan manusia yang

akan membuat kerusakan di muka bumi dan

Page 4: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 3

menumpahkan darah, padahal kami selalu

bertasbih dengan memuji dan mensucikan-

Mu.’ Allah berfirman, ‘Sungguh Aku lebih

tahu dari apa-apa yang kamu tidak

ketahui.’” (Q.S. Al-Baqoroh : 30)

Begitulah yang dikatakan Allah mengenai tugas hidup

manusia sebagai kholifah.

Kata “kholifah” berasal dari Bahasa Arab yang berarti

“wakil” (vicegerent) dari Tuhan. Perwakilan (khilafah)

manusia atas Allah ini kedudukannya berada di bawah

kedaulatan (Qudrot) Allah SWT, sehingga khilafah manusia

di muka bumi (di dunia) ini haruslah memenuhi tujuan dan

maksud yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Oleh sebab

itu, manusia di dunia ini haruslah bertindak dan berbuat

sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya. Itulah hakikat

yang terkandung dalam maksud Allah menjadikan manusia

sebagai kholifah di dunia ini.

Secara umum, tugas-tugas kholifah di muka bumi ini dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Memakmurkan muka bumi.

Manusia mempunyai tugas yang diembankan Allah SWT

untuk mensejahterakan manusia dari kemiskinan dan

keterbelakangan, baik dari segi materi maupun spiritual.

Metode yang dapat dipakai bermacam-macam, salah

satunya mungkin dengan menggali (explore) kekayaan

alam bagi kemanfaatan seluas-luasnya pneduduk bumi.

Seyogianya hasil pertambangan tersebut dapat dinikmati

setiap orang di muka bumi ini secara adil dan merata

Page 5: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 4

demi mengentaskan kemiskinan dan kefakiran. Adalah

sebuah Hadits mengatakan : “Kefakiran dapat menjurus

kepada kekafiran.”

2) Memelihara dan menjaga bumi.

Selain tugas manusia untuk memakmurkan bumi, jangan

dilupakan pula tugasnya untuk memelihara dan menjaga

bumi dari kehancuran atas ulah tangan-tangan yang tidak

bertanggungjawab. Menjaga kelestarian bumi adalah

wajib hukumnya dan merupakan sebagian dari iman

karena akhlaq yang baik akan menambah keimanan

seseorang. Menjaga kelestarian alam dapat dimulai

dengan membina manusia (SDM) nya. Karena jika

sumber daya manusianya rusak maka akan berpotensi

pula bagi kerusakan alam dan lingkungan yang ada.

2. MISI HIDUP (Mission of Life)

Misi hidup adalah unsur yang ketiga dari fitrah kehidupan

manusia. Misi hidup manusia di dunia ini adalah: untuk

beribadah kepada Allah SWT, dan sebagaimana telah

disampaikan oleh Allah sendiri dalam Al-Qur‟an :

“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia

melainkan untuk beribadah kepada-Ku”.

(Q.S. Adz-Dzariyat : 56)

Ayat ini merupakan sumber dari segala sumber hukum-

hukum Allah yang mewajibkan penyembahan (ibadah)

kepada Allah. Sumber-sumber hukum lainnya yang

Page 6: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 5

merupakan perintah Allah untuk beribadah kepada Allah

adalah sebagai berikut :

1) “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang

telah menciptakan kamu”.

(Q.S. Al-Baqoroh : 21)

2) “Kamu sembahlah Allah dan janganlah

kamu menyekutukan-Nya (musyrik)”.

(Q.S. An-Nisa‟: 346)

3) “Dan kamu tidaklah diperintah kecuali

untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa”.

(Q.S. At-Taubah : 31)

Dan ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk taat

kepada perintah Allah adalah salah satunya :

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah dan taatilah Rasul dan taatilah orang-

orang yang memimpin di antara kamu,

maka jika kamu berbeda pendapat di antara

kamu tentang sesuatu, kembalikanlah

(rujuklah) kepada Allah dan Rasul-Nya jika

kamu benar-benar beriman kepada Allah

dan hari kiamat, yang demikian itu lebih

baik dan merupakan sebaik-baiknya tempat

kembali (rujukan)”. (Q.S. An-Nisa‟: 59)

Dengan demikian, apabila misi hidup kita adalah untuk

beribadah maka Mission Statement (pernyataan misi) kita

tersebut harus kita pandang sebagai fenomena hidup untuk

memegang tanggung jawab moral multi dimensi, artinya

seluruh tindakan dan perbuatan kita, baik yang nampaknya

Page 7: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 6

sepele, harus diletakkan sebagai tindakan pengabdian kepada

Allah SWT. Jadi haruslah dilakukan dengan sadar sebagai

bagian dari rencana universal Allah yang dikehendaki-Nya.

Dalam terminologi Islam, setiap perbuatan bernilai ibadah

asalkan perbuatan itu murni dilakukan karena Allah semata,

diniatkan dan ditujukan hanya untuk mendapatkan Ridho

Allah SWT. Pengertian ibadah seperti itu akan sangat

memberikan makna yang luas dalam kehidupan manusia di

dunia.

Hanya sistem (manhaj) Islam sajalah yang dapat

menunjukkan kita bahwa kita boleh menggapai

kesempurnaan hidup di dunia, dan itu sama sekali tidak

dilarang. Islam tidak mencegah manusia untuk mencapai

kebahagiaan hidup di atas dunia, dan Islam sama sekali tidak

menangguhkan pemberian kesempurnaan hidup hingga

menunggu jasadnya terkubur terlebih dahulu lantas baru

setelah itu diberi kesempurnaan hidup di akhirat. Islam tidak

seperti itu, seperti orang-orang di luar Islam menganggap.

Islam adalah suatu sistem (manhaj) agama yang diciptakan

Allah secara seimbang (tawazun-balance) antara kepentingan

dunia dan kepentingan akhirat, karena Penciptanya sendiri

adalah Yang Maha Seimbang (Al-„Adlu). Akhirat tanpa

dunia, tak akan pernah digapai, sebaliknya dunia tanpa

akhirat adalah suatu kerugian besar. Dunia adalah tempat

bercocok tanam, sedangkan akhirat adalah tempat menuai

dan memanen.

Untuk itu marilah kita melihat Firman Allah SWT berikut ini

yang menunjukkan adanya keseimbangan antara kepentingan

dunia dengan kepentingan akhirat :

Page 8: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 7

“Wahai orang-orang beriman, apabila kamu

disuruh untuk menunaikan ibadah sholat

jum’at pada Hari Jum’at maka bersegeralah

kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah

jual beli, yang demikian itu lebih baik

bagimu jika kamu mengetahui”.

(Q.S. Al-Jumu‟ah : 9)

Firman Allah ini memerintahkan kepada orang-orang

Mu‟min untuk meninggalkan segala kegiatan jual beli ketika

mendengar adzan lalu melakukan Sholat Jum‟at berjamaah di

mesjid. Ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar

manusia meninggalkan sejenak urusan dunia dan menyuruh

melaksanakan urusan akhirat.

Kemudian dalam ayat berikutnya :

“Apabila Sholat Jum’at telah ditunaikan

(diselesaikan), maka bertebaranlah kamu di

muka bumi, dan carilah karunia Allah

sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.

(Q.S. Al-Jumu‟ah : 10)

Firman Allah ini menunjukkan bahwa apabila Sholat Jum‟at

telah ditunaikan maka silahkan kembali meneruskan dan

menggeluti urusan dunia yang sempat tertinggal sementara

tadi. Lihatlah, betapa seimbangnya Syariat (ajaran) Islam

dalam urusan dunia dan akhirat, antara urusan materi dengan

urusan spiritual.

Disamping itu, Islam juga menganjurkan sikap zuhud

terhadap kesenangan dunia yang berlebih-lebihan, yang

dalam istilah modern sering disebut Hedonisme. “Zuhud”

Page 9: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 8

disini bukan berarti identik dengan “Kependetaan” yang di

antaranya tidak boleh beristeri ataupun bersuami (bagi

biarawan/biarawati). Bila yang dimaksud pengertian zuhud

seperti itu berarti sama saja dengan melanggar Hak Asasi

Manusia (HAM) di dunia karena sebenarnya masalah

pernikahan antara dua orang yang berlainan jenis sangatlah

dihalalkan dan sama sekali tidak dilarang dalam Islam

asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.

“Zuhud” dalam pengertian Islam bukan pula memusatkan

(memfokuskan) aktifitas manusia semata-mata dikhususkan

hanya untuk beribadah dalam arti sempit serta untuk

mengisolir diri dan menjauhkan diri dari kehidupan materi

sama sekali. Bukan itu maksud “zuhud” di sini. Pengertian

“zuhud” di sini maksudnya adalah “jangan sampai dunia dan

segala kesenangannya menjadi perhatian utama sehingga

melupakan perhatian kepada akhirat”.

Dengan demikian, “zuhud” dalam pengertian Islam adalah

meletakkan kesenangan duniawi hanya sebatas di tangan,

bukan di hati. Dalam hal ini Rasulullah SAW menjelaskan

tentang zuhud sebagai berikut :

“Zuhud di dunia bukanlah dengan

mengharamkan yang halal, bukan pula

dengan membuang (meninggalkan) harta.

Tetapi zuhud di dunia adalah bahwa apa

yang ada di tanganmu tidak lebih kokoh

daripada apa yang ada di tangan Allah”.

Adalah satu hal yang keliru apabila menganggap zuhud

adalah berpaling sepenuhnya dari nikmat-nikmat Allah SWT

sehingga enggan berusaha mecari rizki dan bekerja. Sikap

Page 10: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 9

yang seperti ini oleh Marwan Al-Qadiry dalam bukunya At-

Tawazun Bainar Ruuh wal „Aqli wal Jazadi yang

diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dengan judul

Seimbanglah dalam Beragama, dikatakan sebagai “jumud”

(beku/fatal). Dengan demikian, orang-orang yang zuhudnya

benar adalah orang-orang yang tidak dilalaikan oleh

kesenangan-kesenangan hidup yang berada dalam

genggamannya untuk berjihad di jalan Allah, baik dengan

hartanya maupun dengan jiwa raganya.

Adapun orang-orang yang sepenuhnya meninggalkan dan

mengharamkan nikmat-nikmat Allah, maka Allah

menjelaskannya dalam Al-Qur‟an sebagai berikut :

“Wahai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu mengharamkan apa-apa

yang Allah halalkan bagi kamu, dan

janganlah kamu melampaui batas,

sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang melampaui batas”.

(Q.S. Al-Maidah : 87)

Dan Firman Allah :

“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu

yang indah-indah setiap memasuki masjid,

makan dan minumlah dan jangan berlebih-

lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah,

‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan

dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk

hamba-hamba-Nya, dan siapa pulakah yang

mengharamkan rezeki yang baik-baik?”

Page 11: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 10

Katakanlah, ‘Semua itu disediakan bagi

orang-orang yang beriman dalam

kehidupan dunia, khusus (bagi mereka saja)

di hari kiamat nanti. ’Demikianlah Kami

jelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang

yang mengetahui”. (Al-A‟raf : 31-32)

Selanjutnya, Ibadah yang diwajibkan Allah kepada manusia

mencakup 2 (dua) hal, yakni :

1) Ibadah Murni (Mahdah)

Yaitu ibadah yang telah ditetapkan caranya, waktunya,

dan syarat-syaratnya oleh dalil-dalil Al-Qur‟an dan

Hadits. Ibadah ini tidak boleh diubah dengan ditambah

atau dikurangi. Contohnya adalah ibadah-ibadah yang

terkait dengan rukun Islam : sholat, puasa, zakat, haji.

2) Ibadah Umum (‘Ammah)

Yaitu jenis ibadah dalam konteks pengabdian yang

dilakukan manusia kepada Allah, dalam bentuk segala

aktivitas hidup yang dilaksanakan dan dijalankan manusia

dengan niat untuk mencari keridhoan Allah SWT.

Contohnya amat banyak, mulai dari yang palinh

sederhana, semisal menyingkirkan duri di jalan. Seluruh

aktivitas selain Ibadah Murni (Mahdah) adalah berarti

Ibadah Umum asalkan diniatkan karena Allah semata.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa misi hidup

manusia di dunia ini hakikatnya adalah untuk beribadah

kepada Allah SWT, dan untuk memenuhi fungsinya sebagai

makhluq Allah. Dan setiap perbuatan manusia di dunia yang

Page 12: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 11

ditujukan untuk mencari keridhoan Allah, seluruhnya akan

dinilai oleh Allah SWT sebagai ibadah.

3. TUJUAN HIDUP (Purpose of Life)

Tujuan hidup adalah unsur yang keempat dari fitrah

kehidupan manusia. Tujuan manusia di dunia ini adalah

semata-mata untuk menjadi hamba Allah yang ikhlas dalam

menggapai Keridhoan Allah SWT (mardhotillah). Kata

kunci dalam Goal Statement (pernyataan tujuan) manusia ini

adalah Hati Ikhlas dan Ridho Allah.

Tujuan hidup manusia sesuai dengan misi dan mendukung

pelaksanaan misi hidup manusia itu sendiri, yakni beribadah

kepada Allah, dan setiap perbuatan manusia di dunia ini

apapun bentuk dan realisasinya, yang hanya semata-mata

ditujukan untuk memperoleh keridhoan Allah semuanya

bernilai ibadah, tanpa terkecuali bagi seorang muslim.

Ikhlas adalah sebuah Kata Kunci (keyword) bagi manusia

dalam menjalankan dan melaksanakan tujuan hidupnya untuk

mencapai tingkat (level) tertinggi, yaitu Keridhoan Allah.

Tanpa adanya keikhlasan dalam hati, mustahil Ridho Allah

dapat diraih, sehingga segala perbuatan kebajikan (virtues)

yang telah dilakukan, yang pada awal seharusnya bernilai

ibadah, akan tetapi menjadi batal dan gugur (canceled) di

mata Allah serta tidak bernilai apapun selain hanya kesia-

siaan belaka.

Perhatikanlah Firman Allah berikut ini :

Page 13: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 12

“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali

supaya beribadah kepada Allah dengan

murni (ikhlas)”. (Q.S. Al-Bayinah : 5)

Dalam Firman Allah yang lain dikatakan :

“Ketahuilah, bahwa Aku (Muhammad)

diperintahkan untuk beribadah kepada Allah

dengan ikhlas”. (Q.S. Az-Zumar : 11)

Firman-Firman Allah tersebut diperkuat lagi dengan Sabda-

Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Qudsi-Nya :

1) “Aku tidak akan menerima sesuatu ibadah,

kecuali yang ikhlas niatnya untukKu”.

(HR. Bukhori)

2) “Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima

amal perbuatan seseorang kecuali bila

dilakukan dengan ikhlas semata-mata

mengharapkan keridhoan-Nya”.

(HR. Abu Dawud dan An-Nasa‟i)

Salah satu doa yang sering diucapkan oleh salah seorang

sahabat Rasul yakni Umar Ibnu Khotob adalah :

“Jadikanlah amalku seluruhnya baik, dan

jadikanlah amalku itu ikhlas semata-mata

karena Engkau (Allah), dan janganlah

sedikitpun amalku itu dijadikan karena

ditujukan untuk siapapun juga”.

Tujuan hidup manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT

juga selaras dengan tujuan penciptaan alam semesta ini, yang

Page 14: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 13

mana tidak untuk kesia-siaan dan bukan untuk kesenangan

Allah semata. Dalam Firman-Nya dikatakan :

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan

bumi dan segala yang ada di antara

keduanya sebagai permainan belaka.

Sekiranya Kami hendak membuat suatu

permainan tentulah Kami telah membuatnya

dari sisi Kami, sekiranya Kami

menghendaki berbuat demikian.”

(Q.S. Al-Anbiya : 16-17)

Allah menciptakan alam semesta ini dimaksudkan untuk

mendukung (support) kepada pelaksanaan tujuan hidup

manusia sebagai makhluq istimewa di dunia ini, yakni untuk

memperoleh Keridhoan Allah SWT.

Mari kita perhatikan Firman-Firman Allah berikut :

1) “Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah

menundukkan (memudahkan) untukmu apa-

apa yang ada di langit dan yang ada di

bumi”. (Q.S. Lukman : 20)

2) “Dia (Allah) menundukkan untukmu apa-

apa yang ada di langit dan yang ada di

bumi semuanya sebagai rahmat dari-Nya”.

(Al-Jaziah : 13)

3) “Dia (Allah) yang telah menciptakan

untukmu apa-apa yang ada di bumi

semuanya”. (Al-Baqoroh : 29)

Page 15: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 14

Lalu, semua yang dinyatakan Allah itu dibenarkan dan

dikonfirmasi (confirmed) oleh manusia sendiri dengan

mengatakan bahwa semua yang telah dijadikan Allah tersebut

tidaklah sia-sia, perhatikanlah Firman Allah berikut ini :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan

bumi, dan silih bergantinya malam dan

siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang

berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat

Allah sambil berdiri, duduk ataupun

berbaring, serta mereka memikirkan

penciptaan langit dan bumi, seraya berkata,

‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan

ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka

jauhkanlah kami dari siksa neraka”.

(Ali Imron : 190-191)

Begitulah gambaran orang-orang yang selalu mengharapkan

keridhoan Allah (Mardhotillah) dalam hidupnya.

4. PEDOMAN HIDUP (Guidance of Life)

Pedoman hidup adalah unsur kelima dari fitrah kehidupan

manusia (The Seven Human Genuinity). Untuk bisa

menerapkan seluruh Syari‟at (perintah, aturan atau ajaran)

yang telah diturunkan-Nya maka Allah menurunkan suatu

pedoman hidup kepada manusia sebagai acuan dan rujukan

(references) manusia dalam berbuat dan bertindak, yakni :

“Al-Qur‟an dan Hadits”.

Page 16: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 15

A. AL-QUR‟AN (Firman Allah S.W.T.)

Al-Qur‟an adalah perkataan-perkataan (Firman) Allah yang

diturunkan sebagai wahyu dari Allah kepada Rasulullah

SAW secara bertahap (berangsur-angsur). Al-Qur‟an telah

diturunkan Allah dalam rentang waktu selama 22 tahun 2

bulan 22 hari. Al-Qur‟an pertama kali diturunkan Allah

kepada Rasulullah SAW dalam bentuk Surat Al-„Alaq ayat 1-

5 pada tanggal 17 Romadhon, 13 tahun sebelum Rasulullah

Hijrah ke Madinah (610 Masehi), di Gua Hiro, ketika

Rasulullah sedang melakukan renungan (Spiritual

Contemplation). Sehingga untuk selanjutnya, hari

diturunkannya Al-Qur‟an untuk pertama kali ini sering

diperingati sebagai hari Nuzulul Qur‟an.

Perlu diketahui, saat ini Allah hanya mengakui Eksistensi dan

Validitas (keabsyahan) Al-Qur‟an sebagai satu-satunya

Pedoman dari Allah disamping Sunnah (Al-Hadits)

Rasulullah SAW untuk diikuti, dipedomani, dan sekaligus

diimani supaya diaplikasikan dalam setiap aktifitas

kehidupan manusia sebagai kholifah di bumi.

Sebelum Al-Qur‟an diturunkan, Allah juga telah menurunkan

tiga buah kitab suci kepada tiga orang Rasul, yaitu: Musa

A.S. (Kitab Taurat), Daud A.S. (Kitab Zabur), dan Isa A.S.

(Kitab Injil). Di samping Kitab-Kitab suci tersebut, Allah

juga telah menurunkan Suhuf (lembaran-lembaran perintah

‒ bukan kitab) sebanyak 100 Suhuf yang diturunkan kepada

Rasul-Rasul (Nabi-Nabi) : Idris A.S. (30 suhuf), Syits A.S.

(50 suhuf), Ibrahim A.S. (10 suhuf) dan Musa A.S. (10

suhuf). Sepuluh Suhuf terakhir yang diturunkan kepada Nabi

Musa A.S. ini dikenal dengan nama Sepuluh Perintah

Tuhan (The Ten Commandment). Seluruh suhuf-suhuf dan

Page 17: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 16

Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan tersebut bersifat

menggantikan (mansyukh) terhadap suhuf-suhuf dan kitab-

kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Jadi, dengan

demikian, setelah Al-Qur‟an diturunkan maka Al-Qur‟an

menjadi pengganti (mansyukh) bagi Kitab Injil maupun kitab-

kitab sebelumnya (Zabur dan Taurat). Suhuf-suhuf dan

Kitab-kitab Suci selain Al-Qur‟an juga bersifat lokal, artinya

hanya berlaku pada saat itu saja dan hanya diperuntukkan

bagi kaumnya Nabi-Nabi yang membawa kitab atau suhufnya

masing-masing. Kitab Taurat misalnya hanya berlaku untuk

umat Nabi Musa, Kitab Zabur hanya untuk umat Nabi Daud,

juga Kitab Injil hanya berlaku untuk umat Nabi Isa saja.

Berbeda halnya dengan Kitab Taurat, Zabur dan Injil, Kitab

Suci Al-Qur‟an, Allah turunkan kepada Rasulullah SAW

dengan membawa keistimewaan tersendiri dibandingkan

dengan Kitab-Kitab Suci lainnya. Di antara keistimewaan Al-

Qur‟an, salah satunya adalah Al-Qur‟an tidak hanya

diperuntukkan bagi umat Muhammad SAW saja, akan tetapi

ditujukan untuk seluruh umat manusia.

Al-Qur‟an yang telah Allah SWT turunkan secara bertahap

sedikit demi sedikit (tidak sekaligus) ini setelah dianalisa dan

dikaji oleh Para Pakar Al-Qur‟an ternyata di dalamnya

memiliki keseimbangan kata-kata yang tiada taranya. Ini juga

merupakan keistimewaan dari Al-Qur‟an, yakni sebagai

berikut :

1) Kata-kata yang saling Berlawanan makna (Antonim),

jumlahnya sama, contoh :

Al-Hayat (Hidup) dan Al-Maut (Mati) = 145 kata

Page 18: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 17

An-Nafi‟ (Manfaat) dan Al-Mudhorot (Mudorot) = 50

kata

Al-Har (Panas) dan Al-Bard (Dingin) = 4 kata

As-Sholihat (Kebajikan) dan As-Sayyiat (Keburukan) =

167 kata

At-Tuma‟ninah (Kelapangan) dan Adh-Dhiq

(Kesempitan) = 13 kata

Ar-Rohbah (Cemas/Takut) dan Ar-Roghbah

(Harap/Ingin) = 8 kata

Al-Kufur (Kekafiran) dan Al-Iman (Keimanan) = 17

kata

As-Shoif (Musim Panas) dan As-Syita‟ (Musim Dingin)

= 1 kata

Al-Kufur (Kekafiran) dan Al-Iman (Keimanan) dalam

bentuk indefinite masing-masing sebanyak 8 kata

2) Kata-kata yang Bersamaan makna (Sinonim), jumlahnya

sama, contoh :

Al-Harf dan Az-Ziroah (Membajak/Bertani) = 14 kata

Al-Ushb dan Adh-Dhurur (Membanggakan

diri/Angkuh) = 27 kata

Adh-Dhollun dan Al-Mauta (Yang mati/Sesat jiwanya)

= 17 kata

Al-Islam dan Al-Wahyu (Qur‟an/Islam/Wahyu) = 70

kata

Al-Aql dan An-Nur (Akal/Cahaya) = 49 kata

Al-Jahr dan Al-„Alamiyah (Nyata) = 16 kata

3) Kata yang menjadi Sebab dengan kata yang menjadi

Akibat jumlahnya sama, contoh :

Page 19: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 18

Al-Infaq (Infaq) dan Ar-Ridho (Rela) = 73 kata

Al-Bukhl (Kekikiran) dan Al-Hasaroh (Penyesalan) =

12 kata

Az-Zakah (Penyucian) dan Al-Barokah (Kebaikan yang

banyak) = 32 kata

Al-Fahisyah (Kekejian) dan Al-Ghodhob (Kemurkaan)

= 26 kata

4) Kata yang satu menjadi Relevansi kata yang lain,

jumlahnya sama, contoh :

Al-Isrof (Pemborosan) dan Al-Su‟rah (Tergesa-gesa) =

23 kata

Al-Mauizhoh (Nasihat) dan Al-Lisan (Lidah) = 25 kata

Al-Asro‟ (Tawanan) dan Al-Harb (Perang) = 6 kata

As-Salam (Selamat) dan At-Thoyyibat (Kebaikan) = 60

kata

5) Kata-kata yang Cocok dengan Realita kehidupan di dunia,

contoh :

Al-Yaum (Hari) dalam bentuk tunggal (Singular)

sebanyak 365 kata, hal ini menunjukkan jumlah hari

dalam 1 tahun (Masehi).

Al-Yaum (Hari) dalam bentuk jama‟ (plural) ada

sebanyak 30 kata, hal ini menunjukkan jumlah hari

dalam 1 bulan.

As-Syahr (bulan) hanya ada sebanyak 12 kata, hal ini

menunjukkan jumlah bulan dalam 1 tahun.

Al-Qur‟an menjelaskan bahwa langit ada tujuh lapis,

penjelasan ini diulangi dalam 7 kali pula di dalam Al-

Qur‟an.

Page 20: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 19

Al-Qur‟an menjelaskan bahwa “cahaya matahari

bersumber dari dirinya sendiri sedangkan cahaya bulan

bersumber dari matahari”, sesuai yang dijelaskan dalam

Al-Qur‟an Surat Yunus ayat 5.

6) Al-Qur‟an menerangkan ramalan-ramalan atas kejadian

yang belum terjadi, dan kemudian ramalan itu benar-benar

terbukti, misalnya :

(1) Tentang kemenangan Bangsa Romawi dalam

peperangan melawan Bangsa Persia, hal ini terbukti

yang kemudian Bangsa Persia berhasil dikuasai

(dijajah) oleh Bangsa Romawi.

(2) Tentang jasad (badan) Fir‟aun yang akan diselamatkan

Allah (baca Surat Yunus ayat 92) sebagai bukti dan

pelajaran bagi umat-umat (generasi) berikutnya.

Kemudian pada tahun 1896, seorang ahli purbakala

yang bernama Loret menemukan mummi seseorang di

lembah (kuburan) raja-raja di Luxor Mesir yang

selanjutnya diduga kuat bahwa mummi tersebut adalah

jasad Fir‟aun yang pernah mengejar Musa A.S. yang

ditenggelamkan Allah di Laut Merah. Hingga kini

setiap orang yang sempat berkunjung ke Museum di

Kairo dapat melihat mummi (jasad) Fir‟aun tersebut.

7) Al-Qur‟an banyak menerangkan ayat-ayat yang bernuansa

ilmiah, yaitu ayat-ayat yang menjadi sumber untuk kajian-

kajian dan penelitian-penelitian atas ilmu pengetahuan, di

antaranya menerangkan :

Page 21: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 20

(1) Bahwasannya bumilah yang mengelilingi matahari

(heliocentris) dan bukan matahari yang mengelilingi

bumi (geocentris).

(2) Bahwasannya cahaya bulan adalah bersumber dari

cahaya matahari (Q.S. Yunus : 5).

(3) Bahwasanya manusia tidak dapat naik ke luar angkasa

kecuali dengan kekuasaan (maksudnya IPTEK).

(4) Bahwasanya manusia akan merasakan sesak dadanya

apabila ia naik ke luar angkasa (karena kekurangan

oksigen) jika tanpa dibantu dengan tabung oksigen.

(5) Bahwasanya apabila langit telah terbelah adalah

seperti bunga mawar merah yang sedang mekar (Q.S.

Ar-Rohman : 37), maka terbukti dengan ditemukannya

Peristiwa Supernova (bintang meledak) di jagad raya

ini oleh Hubble yang berhasil diabadikan dengan

gambar yang dibuat melalui teleskop Hubble tersebut.

Semua ini adalah menunjukan bahwa Al-qur‟an adalah

Firman Allah yang Maha Benar (Sodaqollahul „Adjim) yang

diturunkan Allah kepada manusia, dan bukanlah kitab

karangan atau buatan Muhammad SAW. Tidak akan ada

manusia ataupun jin yang mampu membuat semacam kitab

yang sama dengan Al-Qur‟an apalagi dapat menandinginya,

hal ini telah Allah klaim dengan Firman-Nya :

“Sungguh jika manusia dan jin bersatu

untuk membuat sesuatu yang sama dengan

Al-Qur’an ini, tidaklah mereka sanggup

membuatnya sekalipun mereka saling

membantu”. (Q.S. Al-Isro‟: 88)

Page 22: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 21

Itu merupakan tantangan dari Allah SWT untuk

membuktikan bahwasannya Al-Qur‟an sungguh benar-benar

diturunkan oleh-Nya kepada manusia.

Al-Qur‟an diturunkan sebagai petunjuk, pedoman, penerang,

dan sebagai pelajaran (peringatan) bagi manusia,

sebagaimana ditegaskan dalam Firman-Firman-Nya, sbb :

1) “Inilah Kitab (Al-Qur’an) yang tak ada

keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-

orang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqoroh : 2)

2) “Inilah (Al-Qur’an) sebagai penerang bagi

manusia, dan petunjuk serta pelajaran

(peringatan) bagi orang-orang yang

bertaqwa”. (Q.S. Ali Imron : 138)

3) “Telah diturunkan kepadamu Kitab (Al-

Qur’an) yang benar dan membenarkan

(mengakui) Kitab-Kitab sebelumnya...”

(Q.S. Ali Imron : 3)

Isi kandungan Al-Qur‟an secara umum (garis besar) adalah

berupa : Ayat-ayat yang Muhkamat (jelas) dan Ayat-ayat

yang Mutasyabihat (tidak jelas). Maksud tidak jelas di sini

adalah beberapa ayat yang terdapat pada permulaa-permulaan

surat seperti : Alif-Laam-Miim (Al-Baqoroh), Yaa-Siin

(Yasin), Kaf-Ha-Ya-‘Ain-Shood (Maryam), Tho-Ha (Thoha),

Haa-Miim (Al-Mu‟min), dan sejenisnya. Ayat-ayat tersebut

tidak diketahui maknanya karena hanya Allah sajalah yang

mengetahui makna dan maksudnya.

Page 23: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 22

Al-Qur‟an tidak hanya diperuntukkan bagi umat Muhammad

saja, akan tetapi juga ditujukan untuk seluruh umat manusia

yang hidup pada zaman Nabi Muhammad dan pada zaman-

zaman sesudahnya hingga akhir zaman (kiamat) nanti. Allah

memperlakukan Al-Qur‟an sedemikian istimewa karena di

dalamnya banyak sekali terkandung unsur-unsur pedoman

yang lengkap dan sempurna (completely perfect) sebagai

suatu pedoman dan petunjuk bagi hidup manusia di dunia

yang sangat lengkap, cocok dan sesuai dengan segala

permasalahan hidup manusia di dunia ini hingga akhir zaman

nanti. Sehingga Allah SWT menutup Al-qur‟an dengan

Firman terakhirnya yang berbunyi :

“Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu

agamamu, dan Aku cukupkan nikmatKu (Al-

Qur’an) untukmu, serta Aku ridho Islam

menjadi agamamu”. (Q.S. Al-Maidah : 3)

Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah SWT secara berangsur-

angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Isi kandungan Al-

Qur‟an mudah dimengerti dan bahkan mudah dihafalkan.

Pada zaman Rasulullah SAW banyak sekali orang yang hafal

Al-Qur‟an, terutama para sahabat dekat dan para kerabatnya.

Al-Qur‟an sejak diturunkan hingga kini pasti akan sangat

terjaga keaslian dan kemurniannya karena Allah sendiri yang

menjamin hal itu, sebagaimana difirmankan-Nya :

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-

Qur’an, dan sungguh Kami benar-benar

akan menjaganya”. (Q.S. Al-Hijr : 9)

Bagi Islam dan orang-orang Muslim, Al-Qur‟an tidak hanya

sekedar bacaan yang apabila orang membacanya akan

Page 24: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 23

memperoleh pahala dari Allah SWT, akan tetapi juga telah

ditetapkan oleh Allah SWT yang menciptakan dan

menurunkannya sebagai pedoman atau petunjuk bagi orang-

orang yang bertaqwa, dimana isi kandungannya tidak perlu

diragukan lagi kebenarannya (Unskeptical Truth).

Perhatikan lagi pernyataan Allah berikut ini :

“Kitab (Al-Qur’an) ini tak ada keraguan di

dalamnya, merupakan petunjuk bagi orang-

orang yang bertaqwa”.

(Q.S. Al-Baqoroh : 2)

Wasiat (pesan) Rasulullah berkaitan dengan Al-Qur‟an :

“Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua hal,

yang apabila kamu berpegang teguh kepada

keduanya maka kamu tak akan sesat selama-

lamanya, dua hal itu adalah Kitab Allah (Al-

Qur’an) dan Sunahku (Al-Hadits)”.

(HR. Bukhori dan Muslim)

Pesan Rasulullah tersebut sangatlah tepat karena menjelaskan

tentang Al-Qur‟an yang telah diturunkan oleh Allah untuk

menjadi Solusi (problem solver) bagi tiap-tiap problema

hidup yang dihadapi manusia di atas dunia ini. Allah SWT

mengingatkan manusia untuk menjadikan Al-Qur‟an sebagai

referensi (sumber rujukan) :

“Wahai orang-orang beriman, taatilah

Allah dan taatilah Rasul dan ‘Ulil Amri‟

(pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika

kamu berbeda pendapat tentang sesuatu hal

Page 25: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 24

maka ‘kembalikanlah’ kepada Allah (yakni

Al-Qur’an) dan Rasul (yakni Hadits) jika

kamu benar-benar percaya kepada Allah

dan hari kiamat”. (Q.S. An-Nisa‟: 59)

Disini, “kembalikanlah” maksudnya adalah merujuk (refers

to) kepada Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai Solusi (problem

solver) nya, bukan kepada hal-hal selain daripada itu.

Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa fungsi dari Al-Qur‟an

dalam hal ini adalah sebagai Jalan Keluar (way out) dari

permasalahan hidup yang pelik serta kebuntuan manusia

dalam menghadapi permasalahan hidup di dunia ini.

Al-Qur‟an, baik isi kandungannya maupun keindahan

bahasanya tidak dapat ditiru oleh siapapun dan tidak akan

dapat terkalahkan dan tertandingi oleh hasil karya manusia

apapun bentuknya, sebagaimana Firman Allah SWT sbb :

“Sekiranya kamu ragu tentang apa yang

Kami turunkan (Al-Qur’an) kepada hamba

Kami, maka buatlah sebuah surat saja yang

semisal dengannya serta ajaklah saksi-

saksimu selain daripada Allah jika kamu

orang-orang yang benar. Jika kamu tidak

dapat melakukan itu (karena pasti kamu tak

dapat melakukannya), maka jagalah dirimu

dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri

dari manusia dan batu, yang disediakan

bagi orang-orang kafir”.

(Q.S. Al-Baqoroh : 23-24)

Page 26: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 25

Informasi-informasi yang terkandung di dalam Al-Qur‟an

secara garis besarnya adalah sbb :

1) Nama-nama Al-Qur‟an, diantaranya :

Al-Furqon (Pembeda), terdapat pada Surat Al-Furqon:1.

Kitabullah (Kitab Allah), terdapat pada Surat Al-

Baqoroh : 2.

Adz-Dzikri (Pengingat), terdapat pada Surat Al-Hijr : 9.

At-Tanzil (Yang diturunkan), terdapat pada Surat Asy-

Syu‟aro‟: 192.

2) Fungsi Al-Qur‟an :

Sebagai petunjuk dan tuntunan hidup bagi umat manusia

dalam memecahkan problema hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Dalil Naqlinya sebagai berikut :

Surat Al-Baqoroh : 2

Surat Al-Isro‟: 9

Surat Ali Imron : 138

Surat Ali Imron : 3

3) Kedudukan Al-Qur‟an :

Sebagai sumber Hukum Utama dari Hukum (Syariat)

Islam, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah

SWT (Hablum Minallah), hubungan manusia dengan

manusia (Hablum Minan Naas), serta hubungan antara

manusia dengan lingkungannya (Hablum Minal

Makhluq).

Page 27: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 26

Dalil Naqlinya adalah sebagai berikut :

Surat An-Nisa‟: 59

Surat An-Nisa‟: 105; serta

Hadits Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud (Berdasarkan

dialog antara Rasulullah SAW dengan Mu‟az bin Jabal

(yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Yaman).

Hadits tersebut menceritakan dialog antara Rasulullah

dengan Mu‟az, sebagai berikut :

“Rasulullah : Wahai Mu’az, bagaimana cara engkau

memutuskan perkara yang diajukan

kepadamu?

Mu’az : Saya akan memutuskan dengan Kitab

Allah (Al-Qur’an).

Rasulullah : Jika engkau tidak menemukannya dalam

Kitab Allah?

Mu’az : Saya akan memutuskannya dengan

Sunah Nabi (Al-Hadits).

Rasulullah : Jika engkau tidak menemukannya dalam

sunahku?

Mu’az : Saya akan berusaha memutuskannya

dengan pikiran atau pendapatku yang

tanpa keraguan (Ijtihad).

Rasulullah : Segala puji bagi Allah yang telah

memberi petunjuk kepada utusan Rasul-

Nya (maksudnya Mu’az) atas apa yang

diridhoi-Nya.”

(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

Page 28: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 27

4) Susunan Al-Qur‟an, terdiri atas :

30 Juz

114 Surat :

89 Surat diturunkan di Makkah (Makkiyyah)

25 Surat diturunkan di Madinah (Madaniyyah)

Jumlah Ayat :

6000 Ayat (menurut Ibnu Katsier)

6204 Ayat (menurut Ulama Basyroh)

6210 Ayat (menurut Ulama Makkah)

6214 Ayat (menurut Ulama Madinah)

6217 Ayat (menurut Ulama Kufah)

6226 Ayat (menurut Ulama Syam)

6236 Ayat (menurut Ulama Masjid Al-Azhar,

Jakarta, Indonesia)

6666 Ayat (menurut Organisasi Islam

Muhammadiyah, Indonesia)

Perbedaan-perbedaan jumlah ayat ini, disebabkan ada

beberapa bagian-bagian ayat yang hanya dihitung

sebagai satu kesatuan ayat.

5) Isi dan kandungan Al-Qur‟an :

(1) Hukum-hukum yang berkaitan dengan Aqidah

(Istiqodiah). Yaitu ketetapan-ketetapan tentang wajib

beriman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya,

Rasul-rasul-Nya, Kitab-Kitab Suci-Nya, Hari Kiamat

serta Qodo‟ dan Qodar-Nya.

(2) Hukum-hukum yang berkaitan dengan Akhlaq

(Khuluqiah). Yaitu ajaran-ajaran yang menyuruh agar

Page 29: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 28

setiap pemeluk agama Islam (Muslim) memiliki

Akhlaq (moral dan perilaku) yang mulia serta

menjauhi sifat-sifat tercela.

(3) Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan

manusia (Amaliah).

Yaitu diantaranya tentang ucapan-ucapan, perbuatan-

perbuatan, perjanjian-perjanjian, perniagaan, hutang-

piutang, dan sebagainya.

Hukum Amaliah ini terbagi lagi menjadi 2, yakni :

a) Hukum Ibadah.

Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan amal

ibadah kepada Allah SWT, seperti: sholat,

berpuasa, zakat, haji, nadzar, sumpah, dan

sebagainya.

b) Hukum Muamalah.

Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan

kemasyarakatan, atau hubungan antara manusia

dengan manusia lainnya (Hablum Minan Naas),

seperti perjanjian, hukum pidana, hukum perdata,

jual-beli, perekonomian secara umum dan secara

khusus, pernikahan/perkawinan, pendidikan, ilmu

pengetahuan, da‟wah, dan lain sebagainya.

Bila diperinci lagi, yang berkaitan dengan Hukum

Muamalah ini sangatlah banyak, di antaranya :

(untuk lebih rincinya pembaca bisa baca buku

berjudul Fiqih Islam karya H. Sulaiman Rasyid)

Page 30: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 29

(a) Hukum Transaksi :

Jual-beli, riba’, mendirikan perusahaan,

utang-piutang, wali, ikrar, perwakilan, pinjam-

meminjam, hibah, sedekah, hadiah, barang

temuan, membuka tanah baru, pampasan

perang, wakaf, dan sebagainya.

(b) Hukum Waris (Mawaris) :

Hak waris, ahli waris, sebab-sebab waris,

harta waris, Hijab, pembagian waris, wasiat,

dan sebagainya.

(c) Hukum Pernikahan (Ta’rif)

(d) Hukum Balas (Jinayat/Qishos)

(e) Hukum melanggar Larangan Allah (Hudud)

(f) Hukum Peperangan (Jihad)

(g) Hukum Makanan dan Hewan Sembelihan

(h) Hukum Pengadilan (Aqdiyah)

(i) Hukum Pemerintahan (Khilafah)

B. HADITS (Sunnah Rasulullah SAW)

Hadits ialah segala tingkah laku dan perbuatan Rasulullah

SAW, baik yang berupa perkataan (Qouli), perbuatan (Fi’li),

maupun sikap diamnya (Taqriri). Dalam penggunaannya

(pengamalannya), sebagian Ulama berpendapat bahwa Hadits

Rasulullah SAW dibedakan antara :

Page 31: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 30

1) Zaman Sunnah

Yaitu pengamalan Hadits oleh umat Islam ketika

Rasulullah masih hidup. Umat Islam ketika itu dapat

bertanya dan berdialog langsung dengan Rasulullah

tentang apa-apa saja yang belum jelas dan ingin

ditanyakan. Setiap pertanyaan pada saat itu akan langsung

dijawab Rasulullah dengan gamblang dan rinci serta jelas.

2) Zaman Hadits

Yaitu pengamalan Hadits oleh umat Islam setelah

Rasulullah SAW wafat (pasca Rasulullah).

Hadits merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah

Al-Qur‟an. Berdasarkan definisinya, hadits terbagi lagi

menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1) Hadits (Sunnah) Qouliyah

Yaitu Hadits yang didasarkan atas apa segala perkataan

dan ucapan Rasulullah, misalnya Sabda Rasulullah yang

menegaskan bahwa rukun iman itu ada enam dan rukun

Islam itu ada lima.

2) Hadits (Sunnah) Fi‟liyah

Yaitu Hadits yang didasarkan atas segala perilaku dan

perbuatan Rasulullah, misalnya tata cara mengerjakan

sholat dan melaksanakan ibadah haji.

3) Hadits (Sunnah) Takririyah

Yaitu Hadits atau Sunnah yang disandarkan pada

persetujuan Rasulullah atas apa-apa yang dilakukan para

sahabatnya. Persetujuan ini artinya tidak melarang

Page 32: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 31

perbuatan tersebut tetapi hanya mendiamkan atau

membiarkan saja perbuatan tersebut dilakukan.

Diamnya Rasulullah dalam hal ini merupakan suatu tanda

atas persetujuannya (tidak dilarang).

Misalnya:

Membiarkan sebagian sahabatnya berdzikir dengan

mengeluarkan suara yang keras.

Membiarkan orang buta melakukan jual-beli.

Membiarkan kaum wanita untuk pergi meninggalkan

rumah-rumah mereka untuk mendatangi masjid, dan

menghadiri pengajian-pengajian.

Adapun dasar hukum diberlakukannya Hadits sebagai hukum

Islam yang kedua setelah Al-Qur‟an adalah :

“...dan apa-apa yang diberikan Rasul

kepadamu terimalah, dan apa-apa yang

dilarang bagimu maka tinggalkan...”

(Q.S. Al-Hasyr : 7)

Hadits berfungsi sebagai berikut :

1) Memperkuat hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh

Al-Qur‟an.

Misalnya: Perintah dalam Al-Qur‟an: “...dan jauhkanlah

perkataan-perkataan dusta.” (Q.S. Al-Haj: 30). Perintah

ini diperkuat dengan Hadits: “‟Ingatlah aku akan

menjelaskan kepadamu semua tentang sebesar-besarnya

Page 33: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 32

dosa besar’. Dijawab oleh para sahabat, ‘Baik ya

Rasulullah’. Beliau meneruskan Sabdanya, ‘Syirik

kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua’. Saat

itu Rasulullah sedang bersandar kemudian duduk seraya

berkata, ‘Hati-hati, jauhilah berkata dusta.’”

(HR. Bukhori dan Muslim)

2) Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat

Al-Qur‟an yang masih bersifat garis besar (umum).

Misalnya: Tentang perintah untuk mendirikan sholat

sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam serta

mendirikan sholat subuh.

3) Memberikan batasan terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an yang

belum ada batasannya.

Misalnya: Hadits yang menerangkan tentang hukuman

potong tangan bagi seorang pencuri.

4) Mengkhususkan hal-hal yang diterangkan dalam Al-

Qur‟an yang masih bersifat mutlak yang umum.

Misalnya: Perintah dalam Al-Qur‟an: “Diharamkan

bagimu bangkai, darah, dan daging babi...” (Al-Maidah:

3). Larangan ini dikhususkan dengan Hadits :

“Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua

macam darah. Adapun dua macam bangkai adalah ikan

dan belalang, dan dua macam darah adalah hati dan

limpa”. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

5) Menetapkan hukum-hukum atau aturan-aturan yang tidak

terdapat dalam Al-Qur‟an.

Page 34: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 33

Misalnya: Hadits “Sucikan bejanamu yang dijilat anjing

dengan menyucikannya sebanyak 7 kali, yang salah

satunya dicampur dengan tanah”. (HR. Muslim Ahmad,

Abu Dawud dan Baihaqi)

C. IJTIHAD

Selain kedua pedoman yang telah disebutkan, yaitu Al-

Qur‟an dan Al-Hadits, maka apabila suatu urusan atau

perkara yang tidak ada dasar hukumnya di dalam Al-Qur‟an

dan Al-Hadits maka manusia diperbolehkan melakukan

Ijtihad (yang dasar hukumnya adalah Al-Hadits).

Ijtihad, definisinya adalah : bersungguh-sungguh dalam

menggunakan pikiran dan pendapat pribadi yang tanpa

keraguan untuk merumuskan dan menetapkan hukum

atas suatu perkara atau persoalan yang tidak ditemukan

kepastian hukumnya dalam Al-Qur‟an dan Hadits.

Sedangkan untuk masalah atau perkara-perkara yang sudah

jelas diterangkan dalam Al-Qur‟an dan Hadits tidak boleh

lagi diijtihadkan. Hasil dari ijtihad ini merupakan (bisa

dijadikan) sumber hukum yang ketiga setelah Al-Qur‟an dan

Hadits. Bahkan dalam Islam, Ijtihad sangat dihargai dan

mendapatkan pahala walaupun ijtihad tersebut salah,

sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Rasulullah SAW :

“Apabila seorang hakim memutuskan

perkara, kemudian ia berijtihad dan

ternyata ijtihadnya benar maka ia

memperoleh dua pahala. Dan apabila

seorang hakim memutuskan perkara melalui

Page 35: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 34

ijtihad dan ternyata hasilnya salah maka ia

memperoleh satu pahala”.

(HR. Mutafaq ‟Alaih)

Adapun bentuk-bentuk Hasil dari Ijtihad yang dikenal dalam

Syariat Islam, adalah sebagai berikut :

1) Ijma’, yaitu kesepakatan para Ulama tentang hukum

suatu masalah yang belum disebutkan secara kongkrit

(nyata) dalam Al-Qur‟an atau Hadits.

2) Qiyas, yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang

belum ada ketentuannya berdasarkan kepada yang sudah

ada ketentuannya dengan cara memperhatikan kesamaan

di antara keduanya. Misalnya, menetapkan hukum haram

atas ganja, heroin, morfin dan sejenis zat-zat adiktif serta

obat-obatan psikotropika, yang secara eksplisit tidak ada

ketentuannya dalam Al-Qur‟an dan Hadits tetapi melihat

ada kesamaannya dengan haramnya Khomar (minuman

keras) yang mengandung lebih banyak mudhorotnya

daripada manfaatnya, serta sama-sama bersifat muskir

(memabukkan).

3) Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang

telah ada dan telah ditetapkan dengan suatu dalil, selama

belum ada (ditemukan) dalil lain yang dapat mengubah

kedudukan (status) hukum tersebut.

4) Istihsan (Istislah), yaitu menetapkan hukum atas suatu

masalah yang tidak dijelaskan secara nyata di dalam Al-

Qur‟an dan Hadits yang didasarkan pada kepentingan

umum atau kemaslahatan umum ataupun demi keadilan.

Imam Hanafi menyebutnya sebagai Istihsan, sedangkan

Imam Maliki menyebutnya Istislah.

Page 36: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 35

5) Istislal, yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang

tidak disebutkan secara nyata dalam Al-Qur‟an dan

Hadits, hanya bersandarkan kepada adat istiadat atau

kebiasaan masyarakat setempat (masyarakat lokal).

Termasuk juga hukum-hukum agama yang diturunkan

Allah sebelum turunnya Islam asalkan tidak bertentangan

dengan Al-Qur‟an dan Hadits maka diakui dan

dibenarkan oleh Islam.

6) Mashlahah Mursalah, yaitu kebaikan-kebaikan yang

tidak disinggung sama sekali dalam hukum syaro’

(syariat) tetapi sesuai dengan esensi hukum syaro’

(syariat), yang apabila perbuatan tersebut dilakukan akan

membawa manfaat dan terhindar dari keburukan-

keburukan, misalnya :

Kodifikasi Al-Qur‟an pada masa Abu Bakar Shiddiq

dan Utsman bin „Affan.

Mengganti rugi kepada pemilik barang atas barang-

barang yang telah rusak walaupun kerusakan itu tidak

dijelaskan klausulnya di dalam perjanjian atau

kesepakatan.

7) ‘Urf, yaitu urusan yang disepakati oleh sekelompok orang

karena sudah menjadi kebiasaan, baik dalam ucapan

maupun perbuatan. Misalnya, kebiasaan transaksi jual-

beli tanpa adanya tanda terima ataupun akta jual-beli.

8) Zaro’i (Wasilah), yaitu perbuatan-perbuatan atau

pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan (perintis) untuk

mendapatkan kemanfaatan (mashlahat) dan

menghilangkan keburukan (mudhorot).

Page 37: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 36

Untuk dapat menjadi seorang yang boleh berijtihad (disebut

mujtahid), harus memenuhi kriteria (syarat-syarat) berikut :

1) Memahami Al-Qur‟an beserta Asbabun Nuzulnya

(sebab-sebab turunnya suatu ayat dalam Al-Qur‟an).

2) Mengetahui ayat-ayat Nasikh (yang menghapus

hukum), dan ayat-ayat Mansyukh (yang dihapuskan).

3) Memahami Hadits dan wurudnya (sebab-sebab

munculnya Hadits tersebut).

4) Memiliki kemampuan Bahasa Arab yang fasih.

5) Mengetahui tempat dan letak-letak Ijma‟.

6) Mengetahui dan menguasai ilmu Ushul Fiqih.

7) Mengetahui maksud-maksud syariat ditetapkan.

8) Memahami masyarakat dan Adat Istiadatnya setempat.

9) Mempunyai sifat Adil, Bijaksana dan Bertaqwa.

10) Mendalami ilmu Ushuludin (ilmu tentang Asal-usul

atau Aqidah Islam).

11) Memahami ilmu tentang Mantiq (ilmu Logika).

12) Mengetahui cabang-cabang Ilmu Fiqih.

Karena begitu banyaknya persyaratan yang harus dimiliki

oleh seorang Mujtahid maka berarti untuk melakukan Ijtihad

tidak sembarangan dan tidak dapat dilakukan oleh semua

orang. Oleh sebab itu bagi seorang pemeluk Agama Islam

(Muslim) dewasa ini dapat menggunakan Hasil dari Ijtihad

para Ulama Mujtahid yang telah diakui Kepiawaiannya

dalam berijtihad, sehingga kita tidak salah dan terperosok ke

dalam apa yang dinamakan sebagai bid’ah (mengada-ada).

Ketetapan hukum-hukum Islam yang didapat dan dihasilkan

dari Ijtihad dinamakan Madzhab. Para Ulama yang

mempunyai madzhab-madzhab terkenal itu cukup banyak,

namun hanya ada 4 (empat) Madzhab hingga kini yang

Page 38: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 37

paling banyak dipakai ijtihadnya oleh para Ulama Islam dan

pemeluk Islam di seluruh dunia, yaitu :

1) Madzhab Hanafi

Madzhab ini dinamakan Madzhab Hanafi karena Ulama

penyusunnya adalah yang bernama Abu Hanifah An-

Nu‟man Ibnu Tsabit At-Taimi, yang lahir di Kuffah tahun

80 H (700 M) dan wafat tahun 150 H di Baghdad.

Madzhab Hanafi banyak dipakai pada masa Dinasti

Utsmani dan banyak dianut di Irak. Sekarang ini banyak

berkembang di Syiria, Afghanistan, Turki, Turkmenistan

dan India. Saat ini negara yang secara resmi memakai

madzhab ini adalah Syiria, Libanon dan Mesir.

2) Madzhab Maliki

Madzhab ini dinamakan Madzhab Maliki karena Ulama

penyusunnya adalah Imam Malik Ibnu Anas Al-Asbani,

yang lahir di Madinah tahun 93 H (713 M) dan wafat

pada tahun 179 H (798 M). Kakeknya bernama Abu Amir

yang merupakan salah seorang sahabat Nabi SAW.

Madzhab Maliki banyak dianut oleh negara: Hijaz,

Maroko, Tunis, Tripoli, Mesir, Maghribi Afrika,

Andalusia, Bahrain dan Kuwait.

3) Madzhab Syafi‟i

Madzhab ini dinamakan Madzhab Syafi‟i karena Ulama

penyusunnya adalah Muhammad Ibnu Idris Ibnu Syafi‟i,

yang lahir di Khuzzah (Gaza) pada tahun 767 M dan

wafat di Mesir pada tahun 820 M. Madzhab Imam Syafi‟i

banyak berkembang di negara: Mesir, Palestina, Suriah,

Page 39: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 38

Libanon, Irak, Hijaz, India, Persia, Yaman dan juga di

Indonesia.

4) Madzhab Hambali

Madzhab ini dinamakan Madzhab Hambali karena Ulama

penyusunnya adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu

Hambal, yang lahir di Baghdad pada tahun 164 H (780

M) dan wafat pada tahun 241 H (855 M). Ia adalah murid

dari Imam Syafi‟i. Madzhab ini berkembang di negara:

Irak, Mesir, Palestina, Suriah dan Saudi Arabia. Di Saudi

Arabia (Arab Saudi) madzhab ini resmi digunakan dan

ditetapkan sebagai madzhab negara.

5. TELADAN HIDUP (Model of Life)

Dalam melaksanakan misi hidup manusia dan untuk

mencapai tujuan hidupnya, Allah SWT memberikan contoh

teladan yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW,

sebagaimana difirmankan di dalam Al-Qur‟an :

1) “Sesungguhnya pada diri Rasulullah

terdapat contoh teladan yang baik bagi

orang-orang yang mengharapkan Rahmat

Allah dan takut kepada hari kiamat serta ia

banyak mengingat Allah”.

(Q.S. Al-Ahzab : 21)

2) “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad)

benar-benar berbudi pekerti (berakhlaq)

agung”. (Q.S. Al-Qolam : 4)

Page 40: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 39

Rasulullah SAW pada tanggal 17 Romadhon tahun 610 M

(13 tahun sebelum beliau hijrah) menerima wahyu dengan

turunnya Malaikat Jibril yang membawa wahyu pertama

Surat Al-„Alaq ketika beliau sedang “bertahannus”

(berkontemplasi/merenung) di Gua Hiro. Pada saat itu usia

beliau genap 40 tahun. Nabi Muhammad SAW diutus Allah

SWT sebagai Rasul untuk membawa berita kebenaran

(message of truth) dan berita gembira (message of happiness)

kepada seluruh umat manusia di dunia ini.

Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Firman-Nya :

“Sesungguhnya Kami mengutus engkau

(Muhammad) dengan membawa berita

gembira sebagai pemberi peringatan...”.

(Q.S. Al-Fathir : 24)

Beliau diutus Allah SWT sebagai bentuk kasih sayang Allah

kepada seluruh alam semesta (Rohmatan lil ‘Alamin) :

“Dan Kami tidaklah mengutus engkau

(Muhammad), melainkan sebagai suatu

Rohmatan lil ‘Alamin”.

(Q.S. Al-Anbiya : 107)

Allah menyuruh manusia untuk mencontoh perilaku dan

perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW karena beberapa

faktor, di antaranya yang disebutkan Allah SWT sbb :

1) Rasulullah memiliki sifat-sifat dan perilaku yang sangat

terpuji dan merupakan Model (teladan) manusia yang

paling paripurna dan sempurna (completely perfect).

Page 41: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 40

2) Rasulullah selalu mendapatkan bimbingan dan arahan

langsung dari Allah SWT sehingga jika sedikit saja

melenceng dari yang digariskan oleh Allah maka beliau

langsung ditegur dan dikoreksi oleh Allah SWT.

3) Rasulullah SAW adalah satu-satunya manusia yang dosa-

dosanya (kalau ada) baik yang sekarang, yang lalu

maupun yang akan datang sudah mendapatkan Ampunan

dari Allah SWT, sehingga beliau merupakan satu-satunya

manusia yang ma‟shum (terbebas dari dosa, baik dosa

besar maupun dosa kecil).

Adalah seseorang yang bernama Michael Hart, yang pada

tahun 1978 membuat daftar urutan ranking nama-nama

orang yang paling berpengaruh di dunia. Ia telah

melakukan observasi ilmiah sebelum me-realease daftar

tersebut kepada publik dengan cara menganalisa dan

mengamati serta mengukur sebanyak tak kurang dari 100

(seratus) orang yang memegang peranan dan kontribusi

sangat penting dalam mencatatkan jalannya sejarah dunia.

Analisa itu didasarkan pada jumlah keseluruhan peran yang

dilakukan bagi umat manusia di dunia. Maka dari hasil

analisanya tersebut kemudian ia menyimpulkan dengan

menempatkan Profil Nabi Muhammad SAW pada

Urutan Pertama (teratas). Michael Hart mengatakan bahwa

Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya manusia

dalam sejarah yang meraih sukses luar biasa, baik dari

segi lingkup agama maupun dalam ukuran dunia.

Kemudian hasil analisanya tersebut diterbitkan dalam bentuk

buku yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,

salah satunya dalam Bahasa Indonesia dengan judul Seratus

Page 42: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 41

Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Ia juga

mengatakan dalam bukunya : ”Muhammad bukanlah

sekedar Pemimpin Agama tetapi juga berhak disebut

sebagai Pemimpin Dunia yang Sukses”.

Meneladani Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang

mendapatkan banyak gelar, baik dari Allah maupun dari

manusia. Berbagai julukan diberikan kepada beliau atas

kesuksesan beliau dalam melakukan misi risalahnya di muka

bumi ini. Beliau berhasil menjadi pemimpin agama (sebagai

Nabi) berhasil menjadi pemimpin negara (ketika memimpin

negara Madinah). Di samping itu beliau juga berhasil dalam

menjalankan berbagai kepemimpinan lainnya, seperti :

memimpin perang, memimpin musyawarah serta memimpin

keluarga. Karena itulah sudah sepantasnya Umat Islam

menjadikan Beliau sebagi Contoh Teladan yang Terbaik

(Uswatun Hasanah).

Terkait dengan hal ini maka Allah SWT telah berfirman :

”Sesungguhnya telah ada pada (diri)

Rasulullah itu suatu Suri Teladan yang baik

bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

serta dia banyak menyebut nama Allah.”

(QS. Al-Ahzab : 21)

Untuk dapat meneladani Nabi Muhammad SAW dalam

kehidupan kita sehari-hari, tentunya kita Umat Islam, harus

Page 43: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 42

mengetahui terlebih dahulu Sifat-sifat apa saja yang dimiliki

oleh Baginda Rasulullah SAW serta bagaimana Perilakunya

dalam kehidupan sehari-hari. Perlu ditegaskan bahwa Para

Rasul adalah manusia yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan

sebagaimana manusia lainnya juga (QS. Al-Kahfi : 110 dan

QS. Al-Fushilat : 6).

Di antara sifat-sifat kemanusiaan yang dimiliki Rasulullah

SAW adalah makan dan minum (QS. Al-Furqon : 20) serta

menikah (QS. Ar-Ra‟d : 38). Di dalam Al-Qur‟an juga

ditegaskan bahwa semua Rasul dan Nabi adalah laki-laki,

tidak ada yang perempuan (QS. Al-Anbiya‟ : 7). Oleh karena

tugas risalah adalah tugas yang teramat berat, maka para

Rasul dibekali oleh Allah dengan Sifat-sifat Khusus.

Sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Rasulullah SAW maupun

Para Nabi dan Rasul lainnya adalah :

1. Shiddiq : yang berarti Jujur.

Nabi dan Rasul selalu jujur dalam perkataan dan

perbuatannya serta mustahil akan berbuat yang sebaliknya,

yakni berdusta, munafik, dan yang semisalnya.

2. Amanah : yang berarti dapat Dipercaya.

Nabi dan Rasul selalu amanah dalam segala tindakannya,

seperti menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan

menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku

yang sebaliknya.

3. Tabligh : yang berarti Menyampaikan.

Nabi dan Rasul selalu menyampaikan apa saja yang

diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia dan

Page 44: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 43

mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan wahyu yang

telah diterimanya tersebut.

4. Fathonah : yang berarti Cerdas.

Semua Nabi dan Rasul cerdas dan selalu mampu berpikir

jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan

yang dihadapinya. Tidak ada satu pun Nabi dan Rasul

yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu teramat

berat dan penuh dengan tantangan pada zamannya.

5. Sifat lainnya, Nabi dan Rasul juga tidak pernah berbuat

maksiat kepada Allah, terutama Rasulullah SAW adalah

satu-satunya Manusia yang tidak mempunyai Dosa

(Ma’shum). Namun sebagai manusia bisa saja Nabi dan

Rasul itu salah dan lupa, namun kesalahannya selalu

mendapat teguran dan koreksi langsung dari Allah SWT

sehingga pada akhirnya terbebas dari segala kesalahan

serta dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Disamping memiliki sifat-sifat seperti di atas, Nabi

Muhammad SAW juga dikenal dengan sebutan Al-Amin,

yang berarti selalu dapat Dipercaya. Gelar ini diperoleh Nabi

Muhammad sejak masih usia belia. Dalam kehidupan

kesehariannya Nabi Muhammad belum pernah berdusta atau

berbohong dan tidak pernah merugikan orang lain yang ada

di sekitarnya, bahkan Beliau selalu membawa Manfaat

(Rahmatan Lil ‘Alamin) bagi lingkungan sekitarnya.

Dalam salah satu bukunya, Sa‟id Hawwa (2002: hal.164-

186) menguraikan Keluhuran Budi Rasulullah SAW yang

sangat patut diteladani oleh seluruh Umat Islam. Sa‟id

Hawwa diantaranya menguraikan tentang Akhlaq Nabi

Page 45: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 44

dalam hal kesabarannya dan kasih sayangnya, baik terhadap

keluarganya maupun umatnya, kemurahan hatinya,

kedermawanannya, kerendahan hatinya, serta kebersahajaan

(elegant) nya.

Akhlaq Rasulullah SAW inilah yang patut diteladani dan

diterapkan di dalam kehidupan Umat Islam sehari-hari.

Menerapkan Sifat-sifat Rasulullah SAW seperti di atas

tidaklah mudah karena membutuhkan proses yang amat

panjang serta pengorbanan yang amat besar bagi kita

Umatnya. Hanya dengan bermodalkan kecintaan dan ketaatan

kepada Beliau sajalah Insya Allah kita akan mampu

meneladaninya dan menerapkannya dalam kehidupan kita

sehari-hari. Meneladani beliau secara sempurna 100% jelas

tidaklah mungkin karena beliau diciptakan Allah SWT

sebagai Satu-satunya Insan Kamil (Manusia Sempurna) yang

tiada bandingannya hingga akhir zaman. Namun demikian,

kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

meneladani dan menerapkan Sifat-sifat dan Perilaku yang

Beliau miliki, di manapun dan sampai kapanpun.

Adapun Cara-cara Praktis yang dapat kita lakukan untuk

meneladani dan menerapkan Sifat-sifat Rasulullah SAW

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kita harus selalu bertaubat kepada Allah SWT atas segala

dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan setiap hari.

Sebagai manusia biasa kita harus menyadari bahwa kita

selalu berbuat kesalahan dan dosa baik kepada Allah

maupun kepada sesama manusia. Rasulullah SAW yang

tidak memiliki dosa saja selalu memohon Ampunan

(beristighfar) dan bertaubat kepada Allah SWT sebanyak

70 kali setiap harinya. Oleh karena itu bila kita tidak mau

Page 46: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 45

bertaubat kepada Allah berarti kita tidak menyadari akan

sifat kemanusiaan kita yang selalu dapat berbuat kesalahan

(lalai) maka kita akan termasuk orang-orang yang Arogan

(takabbur).

2. Semaksimal mungkin kita Wajib menjaga dan

melaksanakan Amanat yang telah diberikan Allah SWT

kepada kita selaku manusia. Amanat apapun yang

diberikan kepada kita, terutama Amanat Syari‟at,

haruslah kita laksanakan sesuai dengan yang dikehendaki

oleh Si Pemberi Amanat tersebut. Oleh karena itu, apapun

aktifitas yang kita lakukan, jangan sampai menyimpang

dari Aturan-aturan Syari‟at yang sudah diberlakukan

sesuai dengan Tuntunan Al-Qur‟an dan Hadits. Kita juga

Wajib berusaha menjaga Amanat Syari‟at ini sebagaimana

Rasulullah SAW juga tidak pernah berkhianat walaupun

hanya sekali.

3. Kita harus selalu memelihara Sifat Jujur dalam kehidupan

keseharian kita. Jujur merupakan sifat yang sangat mulia,

tetapi memang sulit untuk diaplikasikan dan diwujudkan.

Terkadang orang dengan sengaja berlaku tidak jujur

dengan alasan bahwa jujur akan mengakibatkan hancur.

Padahal pendapat itu sangatlah fatal dan sangat keliru,

mungkin dikarenakan sekarang ini kejujuran sudah sangat

sulit ditemukan di tengah-tengah masyarakat kita dan di

tengah peradaban manusia yang semakin maju. Orang

sudah teramat banyak yang membiasakan diri untuk

berperilaku tidak jujur.

Seandainya saja kejujuran ini dapat kita pelihara dengan

sebaik-baiknya, maka para pembela hukum dan keadilan

di negeri ini Niscaya tidak akan terlalu sulit untuk

Page 47: Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 46

mewujudkan Keadilan (Justice) Sosial bagi seluruh

Rakyat Indonesia di tengah-tengah Bangsa kita. Tetapi

realitasnya, sebagian besar orang tidak mau berbuat jujur

sehingga seringkali orang yang jujur malah menjadi

terpuruk (akibat menjadi kambing hitam orang yang tidak

jujur). Rasulullah SAW selalu berbuat jujur, tidak hanya

kepada para sahabatnya tetapi juga kepada lawan-

lawannya. Hal inilah yang menjadikan Kunci Sukses

Rasulullah SAW dalam Misi Risalah Kenabiannya.

Kontemplasi

Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang Agung

Akhlaknya dan Luhur Budinya (QS. Al-Qolam : 4). Jika

Allah SWT saja telah memberikan pujian atas keluhuran

budinya, tentu hal ini tidaklah main-main (Luar Biasa) karena

Allah SWT Yang Maha Benar tidak akan pernah berdusta

atas Ucapan-Nya (Shodaqollahul ‘Azhim). Sebagai Umat

Islam dan sekaligus Umat Nabi Muhammad SAW kita harus

senantiasa menjadikan Rasulullah SAW sebagai Teladan

yang Paripurna (Completely Perfect of Life Model) yang

harus selalu kita contoh dan ikuti semua Perilaku, Perbuatan

serta Tindakannya.

Di zaman yang serba canggih sekarang ini, tidaklah sedikit

tantangan yang akan kita hadapi dalam rangka meneladani

dan menerapkan sifat-sifat dan perilaku Beliau. Namun

dengan kesadaran yang tinggi dan dengan ketulusan hati serta

dengan bermodalkan kecintaan dan ketaatan kepada Allah

SWT dan Rasulullah SAW maka Insya Allah kita akan dapat

dan Mampu meneladani Beliau dalam kehidupan kita sehari-

hari. Amien…