PELATIHAN PEMBUATAN POC (PUPUK ORGANIK CAIR) DARI …
Transcript of PELATIHAN PEMBUATAN POC (PUPUK ORGANIK CAIR) DARI …
PELATIHAN PEMBUATAN POC (PUPUK ORGANIK CAIR) DARI LIMBAH RUMAH
TANGGA SEBAGAI SOLUSI PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENINGKATAN
PRODUKSI PERTANIAN DI DESA LORAM WETAN
Agung Dwi Prasetyo1, Alina Ika Putri2, Fina Rufiana3, Yoga Hardiyanto4, Ismiyati5
Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected], [email protected]
Abstract
Households are the biggest contributor to waste every day. An alternative effort to reduce household
waste in Loram Wetan Village is to use household waste to make environmentally friendly liquid
organic fertilizer. The waste material comes from household waste which has been tested with
inorganic waste first. Wet waste that was previously put into the vat is immediately added with a bio-
activator for fermentation, and the result is lindu that can be used after 2-3 weeks of fermentation.
Liquid Organic Fertilizer (POC) has advantages over solid organic fertilizers, namely POC with
nutrient content which is more quickly available and easily absorbed by plant roots and the
manufacture of this POC in order to help increase crop production as well as a solution for managing
household organic waste. The method used in this service is to use online media through Groub
WhatsApp, which in breaking the chain of Covid-19 spread, the results of community service,
especially PKK mothers and agricultural actors, can understand the benefits of making POC (Liquid
Organic Fertilizer) because they have benefits and made from organic materials are also
environmentally friendly. The suggestion developed in this service is that hopefully with the discovery
of this POC, many people can know about it so that they can take advantage of the manufacture.
Keywords: Household Waste, POC, Agricultural Production
Abstrak
Rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar setiap harinya. Upaya alternatif
untuk mengurangi limbah rumah tangga di Desa Loram Wetan adalah dilakukan dengan
memanfaatkan limbah rumah tangga untuk pembuatan pupuk organik cair ramah
lingkungan. Bahan limbah sampah sepenuhnya berasal dari hasil sampah rumah tangga
yang terlebih dahulu sudah dipisahkan dengan limbah anorganik. Sampah basah yang
sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam tong segera ditambahkan dengan bioaktivator
untuk difermentasi, dan hasilnya berupa lindu dapat digunakan setelah 2-3 minggu
fermentasi. Pupuk Organik Cair (POC) memiliki keunggulan dibandingkan pupuk organik
padat yakni POC memiliki kandungan unsur zat hara yang lebih cepat tersedia dan dengan
mudah diserap oleh akar tanaman serta pembuatan POC ini dalam rangka membantu
peningkatan produksi panen sekaligus solusi dalam pengelolaan limbah organik rumah
tangga. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan menggunakan media
daring melalui Groub WhatsApp yang mana dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-
19 ,hasil pengabdian diketahui warga khususnya ibu ibu PKK dan pelaku pertanian dapat
memahami dari manfaat dari pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) karena memilikki
manfaat dan terbuat dari bahan organik juga ramah lingkungan. Saran yang dikembangkan
dalam pengabdian ini adalah semoga dengan penemuan POC tersebut dapat diketahui
banyak orang agar dapat mengambil manfaat dari pembuatan tersebut.
Kata Kunci: Limbah Rumah Tangga, POC, Produksi Pertanian
PENDAHULUAN
Desa Loram Wetan merupakan
Desa dengan luas wilayah 254 Ha yang
terdiri dari 147 Ha merupakan lahan
persawahan. Sebanyak 52 warga Desa
Loram Wetan merupakan petani/pekebun.
Untuk meningkatkan hasil panen, masih
banyak warga yang menggunakan pupuk
kimia. Kebutuhan pupuk kimia untuk
pertanian maupun perkebunan semakin
banyak. Namun, tidak seimbang terhadap
produksi pupuk. Penggunaan pupuk
kimia yang berlebihan dan dalam jangka
waktu yang panjang justru akan
menyebabkan kerugian karena dapat
merusak lingkungan, seperti struktur
tanah menjadi keras, mikroorganisme
tanah yang semakin berkurang dan
berakibat pada menurunnya produksi
tanah (Handayani dkk, 2015). Dalam
menanggapi hal tersebut, melalui
program pengabdian masyarakat ini
upaya alternatif akan dilakukan dengan
memanfaatkan limbah rumah tangga
untuk pembuatan pupuk organik cair
ramah lingkungan dan bioaktivator MOL.
Pupuk organik dibagi menjadi dua
yaitu pupuk organik padat dan pupuk
organik cair . Pupuk Organik Cair (POC)
memiliki keunggulan dibandingkan
pupuk organik padat yaitu POC memiliki
kandungan unsur zat hara yang lebih
cepat tersedia dan dengan mudah diserap
oleh akar tanaman. Selain itu, sumber
bahan untuk POC ini mudah didapatkan
karena jumlahnya yang melimpah
terutama dalam bentuk limbah, baik
limbah rumah tangga, limbah
perternakan, limbah industri dan lain-lain
(Febrianna dkk, 2018), Pemanfaatan
limbah rumah tangga ini dipilih dengan
tujuan mengurangi volume sampah yang
ada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Desa Loram Wetan.
Pembuatan POC ini dalam rangka
membantu peningkatan produksi panen
sekaligus membantu dalam pengelolaan
limbah organik rumah tangga karena
rumah tangga adalah penyumbang
sampah terbesar setiap harinya. Namun,
pengetahuan masyarakat Desa Loram
Wetan tentang hal ini masih cukup
minim. Sehingga, perlu diadakan
sosialisasi dan pelatihan tentang tata cara
pembuatan POC dari limbah organik
rumah tangga. Hal ini diharapkan selain
dapat menunjang produksi pertanian dan
solusi pengelolaan sampah, tetapi juga
dapat menjadi potensi dalam
meningkatkan perekonomian di Desa
Loram Wetan.
METODE
Lokasi Pengabdian
Pengabdian ini dilakukan di Desa
Loram Wetan RT 04 RW 06. Pembuatan
POC ini dilakukan bersama pemangku
kepentingan (stakeholder) seperti kelompok
sadar wisata (darwis) dan pegiat
lingkungan masyarakat desa yang mulai
berinovasi dalam menciptakan sesuatu
yang membantu proses perkembangan
pertanian di desa Loram Wetan pada
khususnya yaitu dengan menciptakan
(POC) pupuk organik cair yang terbuat
dari limbah organik ramah lingkungan
yang sekaligus urgensinya dalam
mempercepat proses pertumbuhan dan
produksi tanaman padi. Serta solusi
dalam mengatasi degradasi kualitas lahan
yang sekarang ini banyak petani yang
menggunakan pupuk dari bahan kimia.
Bahan dan Alat Pengabdian :
Bahan limbah sepenuhnya berasal dari
hasil sampah rumah tangga yang terlebih
dahulu sudah dipisahkan dengan limbah
anorganik, sebagai percobaan diambil dari
warga desa loram wetan, yang mana
sampah tersebut di kumpulkan secara
kolektif oleh ibu-ibu yang pada umumnya
menghasilkan sampah dapur seperti
sayuran, buah-buahan, duri ikan hingga
sisa cucian air beras juga bisa digunakan
dalam proses pembuatan POC (Pupuk
Organik Cair).
Alat penelitian yang digunakan
berasal dari material yang mudah
didapatkan oleh masyarakat karena bisa
menggunakan media yang mudah
didapat dan juga harga yang terjangkau,
perlu diketahui juga bahwa bioaktivator
yang digunakan adalah berjenis activator
MOL (Mikro Organisme Lokal). Alat - alat
yang digunakan antara lain:
- Tong Plastik dengan ukuran ml
yang mempunyai tutup
- Selang
- Bioaktivator MOL
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Pengabdian :
Pembuatan POC
Sampah basah yang sebelumnya
sudah dimasukkan ke dalam tong
fermentasi yang pada bagian bawahnya
sudah dilubangi beberapa lubang, tong
yang digunakan adalah dua buah,
dengan bagian atas sebagai pasokan
sampah basah dan media pengurai
sekaligus sebagai filter yang kemudian
tertampung di tong yang kedua
pengumpul hasil dari proses fermentasi.
Gambar 1. Pemasukan limbah organik ke
tong untuk fermentasi
dalam proses tersebut, selanjutnya segera
ditambahkan bioaktivator dengan cara
disemprot. Penyemperotan bioaktivator
dilakukan setiap pagi sesudah setelah
sampah basah tersebut dimasukkan
kedalam tong fermentasi. Dan hasil dari
cairan fermentasi/ lindi, bisa digunakan
dan diambil pupuk organik cairnya
setelah 2-3 minggu kemudian.
Gambar 2. Pembuatan POC
Pelatihan Pembuatan POC secara daring
Pelatihan pembuatan POC ini
dilakukan secara daring karena dimasa
pandemi Covid-19 segala aktivitas
dibatasi, apalagi saat ini kasus infeksi
Covid-19 di Kabupaten Kudus terutama
Desa Loam Wetan terus bertambah.
Pelatihan dilakukan melalui WhatsApp
grup dengan peserta pelatihan yaitu ibu-
ibu PKK Desa Loram Wetan yang
merupakan kunci utama penyumbang
sampah terbesar.
Pelatihan meliputi penyampaian
materi (pengertian POC, persiapan alat
dan bahan, kelebihan POC) sesuai dengan
yang dilakukan pada saat pembuatan
POC mandiri, sosialisasi pelatihan (proses
pembuatan POC), dan tanya jawab
seputar pembuatan POC. selain itu, para
petani juga di berikan pemahaman
tentang pengaplikasian POC ini. Karena
disamping itu kegiatan dilakukan secara
daring mengingat bahwa mayoritas petani
di Desa Loram Wetan adalah usia yang
berumur lebih dari 40 tahun, yang mana
sangat rentan terinfeksi penyebaran Covid
19.
Gambar 3. Sosialisasi secara daring di group
WhatsApp Ibu – ibu PKK dan Kelompok Tani
loram wetan
Kegiatan yang dilakukan meliputi
pembuatan POC, Sosialisasi pemanfaatan
limbah rumah tangga, dan pelatihan
secara daring melalui whatsapp grup.
Pada proses pembuatan POC ini
menggunakan bioaktivator MOL. Larutan
MOL merupakan salah satu aktivator
yang dapat mempercepat ketersediaan
pupuk. Larutan MOL dapat diperoleh
dari limbah rumah tangga atapun industri
yang diolah melalui fermentasi sebagai
sumber bakteri. Larutan MOL
mengandung unsur hara mikro dan
makro serta bakteri yng berpotensi
sebagai perombak bahan organik,
perangsang tumbuhan, dan sebagai agen
pengendali hama (Mardikasari, 2015).
Bioaktivator MOL ini di beri merk Go-
clean yang merupakan hak paten buatan
Desa Loram Wetan. dimana sudah
diujikan di laboratorium Ungaran
Kabupaten Semarang. Penambahan
bioaktivator dilakukan secara cepat dan
langsung ditutup, agar tidak ada
penambah materi bakteri yang merugikan
seperti lalat dan bau yang tidak sedap.
Gambar 4. Bioaktivator MOL “Go-Clean”
Hasil kegiatan pelatihan
pembuatan POC dari mulai pembuatan
POC mandiri, pelatihan secara daring
sampai dengan sesi tanya jawab terlihat
dalam tabel berikut:
Tabel 1. Hasil kegiatan pelatihan
pembuatan POC secara
daring
No. Kegiatan Indikator
1. Pembuatan POC
secara mandiri
Diikuti oleh 3
mahasiswa
KKN, darwis
dan pegiat
lingkungan
desa.
2. Sosialisasi dan
peningkatan
pemahaman
warga Desa Loram
Wetan dalam
memanfaatkan
limbah rumah
tangga
Bertambahnya
pengetahuan
warga Desa
Loram Kulon
dalam
pemanfaatan
limbah rumah
tangga
menjadi pupuk
organik cair.
3. Pelatihan secara
daring mengenai
pembuatan
bioaktivator MOL
Bertambahnya
pengetahuan
peserta
pelatihan
dalam
memanfaatkan
limbah organik
menjadi
bioaktivator
MOL.
4. Pelatihan secara
daring mengenai
pembuatan POC
Peserta
pelatihan
dapat
membuat POC
secara mandiri
dengan
memanfaatkan
limbah organik
rumah tangga
5. Pemanfaatan
produk
(bioaktivator dan
POC)
Kulit buah,
sayur-sayuran
yang terbuang,
air cucian
beras dapat
dijadikan
bahan
pembuatan
POC dan
peserta
pelatihan
memahami
manfaat dari
bioaktivator
dan POC
antara lain
untuk sebagai
solusi
pengelolaan
sampah, dan
dapat
meningkatkan
produksi
pertanian serta
perekonomian
masyarakat
Desa Loram
Wetan.
Pengaplikasian POC (Pupuk
Organik Cair) dikhususkan untuk para
petani Desa Loram Wetan, perlu diketahui
bahwa Nitrogen berperan penting dalam
fase pertumbuhan tanaman, sehingga
pupuk N organik cair baik digunakan
pada tanaman saat berumur 0-60 hari,
atau dapat juga digunakan pada saat
tanaman padi berumur 25-60 hari setelah
tanam. Caranya dengan disemprotkan ke
tanaman dengan dosis 1 liter pupuk
ditambah 17 liter air, dilakukan seminggu
sekali.
Dengan memiliki ilmu pengolahan
jadi pupuk organik yang baik maka akan
menjadikan produksi pertanian yang
bebas kimia dan hasil panen sehat untuk
dikonsumsi. Jadi, peluang untuk
mengembangkan usaha pertanian organik
berbasis pengolahan sampah cukup besar.
terdapat kendala dalam melakukan
pertanian organik yaitu, disaat masa
peralihan dari pertanian anorganik ke
pertanian organik. Karena jika belum
paham, penurunan produksi hasil panen
bisa terjadi pada konsis-konsisi tertentu,
terutama jika kesuburan tanah sangat
rendah akibat kekurangan materi dan zat
hara organik tanah.
Seorang aktifis lingkungan Heru
mengatakan ‚panen padi yang
sebelumnya memakai bahan kimia hanya
menghasilkan produksi 4 s/d 6 ton,
dengan formula POC (Pupuk Organik
Cair) dari bahan baku sampah bisa
menghasilkan 10-12 ton per hektar hanya
butuh waktu pada tahun ke -10,
mengingat ada proses memperbaiki
kesuburan tanah. Hasil formulanya
terbukti menghasilkan panen dengan
lebih cepat dan lebih subur dengan uji
coba selama lebih 20 tahun. Karena
didalam kandungan POC (Pupuk Organik
Cair) terkandung karbohidrat, serat,
protein, mineral, dan asam amino yang
bisa menyehatkan tanaman dan
mengembalikan kesuburan tanah
(Triawan dkk, 2020)
Setelah melakukan kegiatan
pelatihan pembuatan POC secara daring,
dilakukan evaluasi tentang sosialisasi dan
pelatihan pembuatan pupuk organik cair.
Berdasarkan tabel 1 dan dari hasil respon
para peserta pelatihan, mengungkapkan
bahwa pemahaman peserta pelatihan
semakin meningkat terkait pembuatan
POC. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa kegiatan penelitian pengabdian
berupa pelatihan pembuatan POC secara
daring ini berhasil.
SIMPULAN
Berdasarkan pengabdian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pelatihan pembuatan POC secara
daring ini dapat dikategorikan sebagai
metode yang efektif karena mencegah
timbulnya kerumuanan dan sebagai
tindak pencegahan penyebaran Covid-19.
Kegiatan ini mendapat respon positif bagi
masyarakat dan dapat menambah
pengetahuan terhadap pemanfaatan
limbah rumah tangga sebagai solusi
pengelolaan sampah yang mempunyai
banyak manfaat salah satunya untuk
meningkatkan produksi pertanian Desa
Loram Wetan. Selain itu juga pengabdian
ini membawa manfaat yang
berkesinambungan antar warga dan
petani secara khusus, serta untuk
memajukan desa loram wetan dalam
kemandirian pangan.
SARAN
Saran dalam pengabdian ini adalah
dengan adanya pelatihan pembuatan POC
(pupuk Organik Cair) ini dapat membawa
manfaat khusunya dalam bidang
pertanian di Desa Loram Wetan dan juga
dapat diketahui oleh masarakat luas
dengan sasaran seluas-luasnya. Selain itu
juga dapat membawa kemadirian pangan
dan tidak lagi bergantung pada obat dan
pupuk kimia.
REFERENSI
Febrianna, M., Prijono, S., Kusumarini, N.
(2018). Pemanfaatan Pupuk
Organik Cair Untuk Meningkatkan
Serapan Nitrogen serta
Pertumbuhan dan Produksi Sawi
(Brassica juncea L.) pada Tanah
Berpasir. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan, 5(2), 1009-1018.
Hadisuwito, S. (2012). Membuat Pupuk
Kompos Cair. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.
Handayani, Yunus A, Susilowati A.
(2015). Uji Kualitas Pupuk Organik
Cair Dari Berbagai Macam
Mikroorganisme Lokal (MOL).
Jurnal Biosains Pascasarjana, 223-
256.
Mardhika, S., Djoko Purnomo, Triyono D
S. (2015). Penggunaan PPupuk
Cair Ekstrak Limbah Rumah
Tangga Dalam Budidaya Oragnik
Kedelai pada Agroforestri. Journal
of Sustainable Agriculture, 30(1), 13-
19.
Triawan, D A. , Dyah Fitriani, Nesbah.
(2020). PEMBUATAN PUPUK
ORGANIK DARI SAMPAH
RUMAH TANGGA DI
PERUMAHAN BUKIT DEWA
RESIDENCE KOTA BENGKULU.
Jurnal Dharma Bakti, 3, 73-79.
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK BERBASIS INK (INOVATIF-KREATIF)
PADA KOMUNITAS KARDUS
Nadya Efriyani1 Riza Istiqomah2 Dwi Mariana Ulfa3 Choirun Nisa4
Pendidikan Ekonomi Koperasi, Pendidikan Tata Boga, Pendidikan IPA, Ilmu Hukum,
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia semakin lama semakin meningkat, adanya
peningkatan kuantitas sampah terutama plastik di Kota Kudus khususnya di Desa Loram
Wetan ini akan menjadi masalah serius bila tidak dicari penyelesaiannya.Dari munculnya
permasalahan tersebut, sangat diperlukan adanya pengolahan dari sampah yang ada agar
menjadi barang berdaya guna dan dapat mengurangi peningkatan limbah plastik.Tujuan
dari kegiatan ini adalah memberikan keterampilan dan kemampuan dalam
mengoptimalkan sampah plastik menjadi barang yang berguna dan bernilai jual dengan
sasaran utama anggota PKK Desa Loram Wetan.Metode yang digunakan adalah pelatihan
interaktif dengan tahapan pemberdayaan masyarakat, analisis potensi lokal desa dan
sosialisasi program, pemilihan mitra, pembentukan tim kerja, dan pelatihan
masyarakat.Hasil dari pelaksanaan ini adalah meningkatnya keterampilan dan kemampuan
dalam mengoptimalkan sampah plastik menjadi barang yang berguna dan bernilai jual
seperti pengolahan kantong plastik menjadi bunga hiasan, gelas plastik menjadi tas cantik,
plastik bungkus makanan atau produk tertentu menjadi tas, dan botol plastik bekas
minuman menjadi kalung.
Kata Kunci – Peningkatan limbah plastik, Optimalisasi sampah plastik, Pelatihan.
PENDAHULUAN
Limbah merupakan barang hasil rumah tangga yang tidak lagi digunakan atau
buangan yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun domestic
(rumah tangga). Limbah ini terdapat berbagai macam jenis bentuknya, ada limbah padat
dan ada limbah cair, limbah padat biasanya sukar untuk teruarai namun limbah cair
sebaliknya sangat mudah terurai. (Surono, 2013) mengatakan sampah plastik berdampak
negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat
menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat
menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga menyebabkan banjir.
Selain itu sampah plastik yang dibakar biasanya mengeluarkan zat-zat yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Permasalahan lingkungan telah menjadi isu global,
setelah hampir semua elemen masyarakat menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari
kerusakan lingkungan. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh menumpuknya limbah yang dihasilkan oleh manusia
Limbah padat sangat banyak dihasilkan baik dari industri maupun rumah tangga, contoh
limbah yang sulit untuk terurai seperti: kantong plastik, kemasan detergen, dan berbagai
macam jenis lainnya, sehingga membuat semua jenis limbah terdapat dimana-mana, baik
itu jalan umum, tempat umum, tempat wisata dan lainnya yang membuat lingkungan
tercemar dan kotor dengan adanya banyak sampah-sampah plastik, hal ini membuat
keindahan alam jauh dari kesegaran, dan kesuburan tanah yang semakin rendah, semua
ini akan membuat kerusakan lingkungan secara perlahan-lahan.
Semakin meningkatnya sampah di Kota Kudus khususnya di Desa Loram Wetan ini
akan menjadi masalah serius bila tidak dicari penyelesaiannya. Penanganan sampah
plastik yang populer selama ini adalah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Reuse
adalah memakai berulang kali barang-barang yang terbuat dari plastik. Reduce adalah
mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-
barang yang sekali pakai. Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat
dari plastik. Di satu sisi penemuan plastik ini mempunyai dampak positif yang luar
biasa, karena plastik memiliki keunggulan- keunggulan dibanding material lain.
Menurut (Putra & Yuriandala, 2010) keunggulan plastik dibanding material lain
diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna,
mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik. Oleh sebab itu, limbah plastik
memiliki banyak keunggulan jika dapat dimanfaatkan menjadi produk daur ulang.
Gambar 1.Penumpukan Sampah
Sejumlah kota-kota besar di Indonesia tengah berupaya mengurangi penggunaan
plastik seperti mengganti plastik kresek dengan kantong belanja dari kain, bahkan di
sejumlah tempat makan ada yang sudah tidak menggunakan sedotan lagi. Selain itu ada
juga yang memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang bernilai. Seperti
mengubahnya menjadi kerajinan tangan.
Selain itu tak kalah juga kota kecil di Jawa Tengah yaitu kota Kudus,tepatnya
Desa Loram Wetan pun ikut menyuarakan dalam pengurangan sampah plastik Gerakan
tersebut adalah tekad bulat agar Kabupaten Kudus terbebas dari sampah. Upaya ini
dilakukan agar lingkungan menjadi bersih, sehat, dan mengurangi dampak penyakit.
Sebab apabila sampah tidak segera diatas maka akan menimbulkan berbagai
permasalahan. Salah satu desa yang terletak di Kabupaten kudus yaitu desa loram
wetan merupakan salah satu desa yang dinilai masyarakatnya cukup aktif untuk turut
serta dalam kegiatan sosial. Seperti adanya pertemuan PKK, kegiatan posyandu, atau
gerakan karang taruna dan kegiatan sosial lainnya.
Seperti halnya pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan oleh (Diana et al.,
2018) menjelaskan bahwa sampah plastik bekas dari kemasan deterjen, sabun, pewangi
pakaian, maupun plastik dapat dibuat aneka kerajinan tangan seperti dompet dan tas.
Pengabdian masyarakat lainnya juga pernah dilakukan oleh (Nasution et al., 2019)
dengan topik yang sama yaitu mendaur ulang limbah plastik dari bungkus kopi bekas
yang kemudian dianyam menjadi tas. Serta pengabdian masyarakat yang pernah
dilakukan oleh (Maya et al., 2018) juga menghasilkan luaran yang serupa yakni
pemanfataan sampah plastik bekas menjadi vas bunga dan bunga. Merujuk pada
beberapa pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan sebelumnya, maka kami
tertarik untuk mengadakan pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan
berupa pengolahan limbah plastik kresek bekas dan limbah plastic lainya dengan sasaran
ibu-ibu PKK Desa Loram.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
untuk emberikan keterampilan dan kemampuan dalam mengoptimalkan sampah plastik
menjadi barang yang berguna dan bernilai jual dan mewujudkan program pokok PKK
yaitu melestarikan lingkungan hidup khususnya limbah plastik dengan memanfaatkan
teknologi internet secara online.
Adapun manfaat dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini yaitu melatih
atau memberikan ketrampilan dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan
yang bernilai guna dan memiliki daya jual
METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (KKN-PPM)
adalah sebagai berikut:
a. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat difokuskan pada kegiatan-kegiatan masyarakat yang
sifatnya dapat dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan dan berkelanjutan, serta
menambah daya kreatifitas serta keterampilan masyarakat sehingga dimungkinkan dapat
mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta sebagai upaya mencegah dan
mengatasi pencemaran lingkungan di Desa Loram Wetan
b. Analisis Potensi Lokal Desa dan Sosialisasi Program
Analisa Potensi Desa dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung ke
Komunitas Kardus Desa Loram wetan dengan beberapa tahapan diantaranya mengunjungi
kantor desa, sosialisasi program kepada masyarakat dan perangkat desa, penentuan jadwal
pelaksanaan program.
c. Pemilihan mitra
Pemilihan mitra dilakukan dengan mempertimbangkan keahlian mitra di
bidang pengolahan limbah daur ulang sampah plastik serta sampah organik dan non
organik, khususnya dalam hal pemasaran serta pengemasan sehingga memiliki daya
jual yang tinggi
d. Pembentukan Tim Kerja
Pembentukan tim kerja dilakukan setelah usulan program kerja disetujui oleh
Kepala Desa Loram Wetan dan Kepala komunitas kardus, kemudian dalam
kelompok Komunitas kardus dibagi dalam beberapa bagian yang mana terdapat
tugas bagian masing masing, berupa pengolahan limbah plastik, pembersihan,
penyetrikaan, dll.
e. Pelatihan Masyarakat
Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan memberikan pembekalan dan
pengatahuan melatih daya kreatifitas serta ketrampilan masyarakat, masing anggota
masyarakat PKK Desa Loram Wetan dengan memberikan bekal pengetahuan
pengolahan limbah organik serta non organik,dan pelatihan kerajinan dari botol
plastik guna meningkatkan nilai jual yang tinggi.
Pelatihan dan penyuluhan ini dilakukan untuk membantu masyarakat untuk
dapat mengelola sampah yang berpotensi sulit diurai serta menimbulkan
permasalahan serius menjadi sebuah produk yang diharapkan dapat menambah
pendapatan keluarga.Kondisi yang terjadi saat ini masih terdapat banyak rumah
tangga yang belum paham bagaimana pemisahan sampah serta pengelolaan sampah
yang tidak dapat diurai
f. Pendampingan Kegiatan
Pendampingan dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan monitoring
dan evaluasi kegiatan
g. Pembentukan Usaha Kecil Masyarakat (Home Industry)
Pembentukan Usaha Kecil Masyarakat (home industry) dimulai dengan
menentukan pananggung jawab yang dipilih dari Ketua komunitas kardus yang
memiliki tanggung jawab mengelola serta memimpin jalanya pengelolaan limbah
rumah tangga serta kerajinan botol bekas di Desa Loram Wetan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pertambahan jumlah
penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan
jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Penanganan sisa
sampah di TPS hingga saat ini masih dengan cara pembakaran di tempat terbuka dan
pembusukan secara alami (Novi Marliani, 2014).Dan sejauh ini, keterlibatan masyarakat
dalam mengurangi pemakaian dan mendaur ulang plastik masih sangat minim (Hijrah
Purnama P. dan Yebi Yuriandala, 2010).
Dari sekian banyak jenis, sampah yang paling berbahaya terutama bagi lingkungan
yaitu sampah plastik yang sangat sulit didegradasi oleh alam.Hal ini akan akan
menimbulkan penumpukan sampah plastik jika tidak dilakukan berbarengan dengan
pengelolahan sampah yang baik. Sehingga tanpa sadar akan menyebabkan penurunan
kualitas, keindahan, serta kenyamanan di lingkungan sekitar.
Salah satu pengelolahan sampah plastik yang dilakukan oleh ‘Komunitas Kardus’ di
Desa Loram Wetan yaitu dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi sebuah produk
yang inovatif dan kreatif, serta memiliki nilai jual yang ekonomis.Memanfaatkan sampah
plastik merupakan suatu kegiatan pemberdayaan dan pembinaan yang dilakukan untuk
membantu masyarakat di Desa Loram Wetan dalam membiasakan perilaku hidup yang
baik dan ikut serta menjaga lingkungan desa.
Beberapa jenis sampah plastik yang didaur ulang dan digunakan sebagai bahan
baku membuat produk baru, diantaranya kantong plastik berbagai warna yang dibuat
menjadi bunga hiasan, gelas plastik minuman yang bibir gelasnya dirangkai menjadi tas
cantik, plastik bungkus makanan atau produk tertentu yang dibentuk menjadi tas, dan botol
plastik bekas minuman dibuat menjadi kalung.
Berikut langkah-langkah pembuatan bunga hiasan dari kantong plastik:
1) Kantong plastik bekas dirapikan terlebih dahulu, lalu dipotong bagian atas dan
bawahnya sehingga membentuk persegi.
2) Plastik dipotong salah satu sisinya sehingga membentuk persegi panjang yang lebar.
3) Siapkan setrika yang dipanaskan terlebih dahulu, kain sebagai alas, dan kertas
minyak untuk melapisi plastik.
4) Plastik yang sudah berbentuk persegi panjang kemudian ditumpuk dengan jumlah
minimal dua lembar, hal ini agar hasilnya nanti dapat dibentuk dengan bagus dan
tidak terlalu tipis saat disetrika.
5) Setrika plastik dengan dilapisi kertas minyak hingga menciptakan kerutan-kerutan
di permukaan plastik secara merata dan plastik dapat saling menempel sempurna.
Jika sudah terbentuk kerutan, plastik siap dibentuk menjadi bunga hiasan
dengan cara manual menggunakan gunting.
6) Plastik dipotong menjadi segi empat sesuai ukuran yang dikehendaki, kemudian
dilipat menjadi segitiga sebanyak tiga kali dan dipotong kecil bagian ujung atasnya.
Sedangkan bagian bawahnya, dipotong menyerupai bentuk kelopak bunga.
7) Untuk membentuk tulang bunga dan menambah kesan bunga asli, bagian bekas
lipatan dipanaskan menggunakan bantuan api lilin.
Bunga hiasan dari kantong plastik dapat langsung dirangkai dalam tangkai tiruan yang
banyak tersedia di toko-toko.Setiap satu tangkai bunga hiasan dengan jumlah enam sampai
tujuh kelopak bunga dapat dijual dengan harga Rp5.000,00 atau Rp15.000,00 untuk setiap
satu vas bunga yang berisi 4 tangkai.
Gambar 2.Bunga hiasan dari kantong plastik
Berikut langkah-langkah pembuatan bunga hiasan dari kantong plastik:
1) Bibir gelas plastik dipotong secara rapi dan dibersihkan.
2) Kemudian lapisi bibir gelas plastik menggunakan pita yang dililitkan secara penuh
ke seluruh bagian bibir gelas plastik.
3) Susun bibir gelas plastik yang sudah dilapisi dengan pita dan kaitkan dengan
menggunakan benang.
4) Tempelkan susunan bibir gelas plastik pada kain yang digunakan sebagai lapisan tas
menggunakan lem perekat.
5) Bentuk menjadi tas sesuai bentuk yang diinginkan, tambahkan kaitan di atasnya
untuk menggenggam tas, dan beri hiasan pada bagian depan untuk mempercantik
penampilan tas.
Untuk bagian menjahit tas, biasanya Komunitas Kardus akan meminta bantuan kepada ibu-
ibu yang berprofesi sebagai penjahit di Desa Loram Wetan.
Gambar 3.Produk tas dari gelas plastik
Berikut langkah-langkah pembuatan bunga hiasan dari kantong plastik:
1) Botol plastik bekas dicuci bersih dan dikeringkan.
2) Potong botol plastik bekas sesuai bentuk yang diinginkan, misalnya seperti bentuk
daun, biji asam, dan sebagainya.
3) Agar bagian pinggir tidak tajam, panaskan menggunakan api lilin.
4) Beri lubang bagian atasnya untuk dikaitkan dengan kalung.
5) Susun pada bagian tengah kalung dan rapikan.
Produk-produk ini semua dipasarkan dengan cara sederhana, yaitu melalui mulut ke
mulut.Selain itu, juga seringkali mengikuti berbagai event, salah satunya yaitu pameran
yang selain dengan tujuan untuk menjual produk, juga dapat dimanfaatkan sebagai
kesempatan untuk memperkenalkan produk hasil Komunitas Kardus kepada masyarakat
luas.
Gambar 4.Antusiasme peserta pelatihan
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sampah plastik yang kuantitasnya semakin meningkat namun proses
pengolahannya masih belum ditangani dengan serius menjadi ancaman besar bagi
keberlangsungan hidup manusia saat ini. Maka cara yang sedikitnya dapat
mengurangi bahaya dari penumpukan sampah tersebut dengan menggalakkan
penggunaan limbah dan mengelola sampah yang sudah ada.
Kegiatan kreasi dari sampah plastik ini dapat menjadi salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengurangi limbah plastik dan juga dapat dijadikan sebagai
gerakan untuk pemberdayaan masyarakat serta dapat membuka lapangan pekerjaan
sehingga dari pengelolaan sampah plastik mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat itu sendiri.
b. Saran
Pada khususnya peran pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat seharusnya
menumbuhkan kesadaran bahaya dari penggunaan plastik, dari itu dengan membuat
peraturan ketat dan pemberi efek jera bahkan hukuman pidana harus diberikan kepada
pelaku yang tidak mentaati
Banyak memberikan perhatian khusus kepada lembaga atau komunitas pengelola
sampah daur ulang agar selalu menggencarkan kegiatannya sehingga banyak
masyarakat yang mengetahui sisi lain penggunaan sampah plastic.
DAFTAR PUSTAKA
Diana, S., Marlina, M., Amalia, Z., & Amalia, A. (2018). Pemanfaatan Sampah Plastik
Menjadi Produk Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis Bagi Remaja Putus Sekolah.
Jurnal Vokasi - Politeknik Negeri Lhokseumawe, 1(1), 68–73.
https://doi.org/10.30811/vokasi.v1i1.570
Maya, S., Haryono, S., & Kholisya, U. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pengelolaan Sampah Menjadi Nilai Ekonomis dan Pembentukan Bank Sampah di
Kelurahan Tanjung Barat. Proceeding of Community Development, 1(2), 157.
https://doi.org/10.30874/comdev.2017.21
Nasution, S. R., Rahmalina, D., Sulaksono, B., & Doaly, C. O. (2019). IbM: PEMANFAATAN
LIMBAH PLASTIK SEBAGAI KERAJINAN TANGAN DI KELURAHAN SRENGSENG
SAWAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 6(2), 117–
123. https://doi.org/10.24912/jitiuntar.v6i2.4119
Putra, H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk
dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2(1), 21–31.
https://doi.org/10.20885/jstl.vol2.iss1.art3
Surono, U. B. (2013). Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik. Jurnal Teknik, 3(1), 32–40.
Penerapan Sistem Akuaponik ( Budidaya Tanaman Kangkung dan Ikan Lele) Untuk
Memenuhi Kebutuhan Pangan Keluarga di Tengah Pandemi COVID-19
1Dian Yuliati Utami 2Yusuf Bachtiar 3Annisa Monik Koesdelania 4Umi Latifah
Universitas Negeri Semarang, Sekaran-Gunungpati, Semarang 50299 Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Saat ini, dunia sedang menghadapi pandemi COVID 19. Covid 19 merupakan virus baru
yang menyerang saluran pernapasan. Di Indonesia peningkatan jumlah penderita positif
Covid 19 bergerak cepat. Jadi, pemerintah memberlakukan aturan PSBB sebagai langkah
preventif. Dengan berlakunya regulasi tersebut maka kegiatan menjadi terhambat dan
memperburuk kondisi perekonomian di Indonesia. Sebagai langkah yang diambil
pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian dengan memperkuat peran umkm.
Budikdamber dengan system aquaponik adalah teknik menanam tanaman dan sayuran
dalam ember dengan cara yang sederhana dan dengan modal yang kecil. Dengan
ditemukannya teknik pertanian dan perikanan yang sederhana yaitu budikdamber dengan
sistem aquaponik diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada.
Pemerintah memberikan pelatihan dan pendanaan kepada masyarakat untuk
mengembangkan budikdamber. Orang-orang yang sukses dengan teknik budikdamber
mampu menciptakan peluang bisnis dan meningkatkan pendapatan di tengah pandemi co-
19 saat ini. Dengan penguatan umkm, beban pemerintah akan sedikit berkurang.
Kata Kunci : covid-19, budikdamber, peluang bisnis
ABSTRACT
At this time, the world is facing a pandemic covid-19. Covid-19 is a new virus that attacks
therespiratory tract. In Indonesia the increase in the number of positive patients covid-19 moves
quickly. So, the government imposed PSBB regulations as a preventative measure. With the
enactment of these regulations, activities are hampered and worsened economic conditions in
Indonesia. As a step taken by the government to maintain economic conditions by strengthening the
role of the UMKM. Budikdamber plus aquaponics a technique for growing plants and vegetables in a
bucket in a simple way an with little capital. With the simple discovery of agricultural and fisheries
techniques, namely budikdamber plus aquaponics, it is hoped that they can help with the current
problems. The government provides training and funding to the community to develop budikdamber.
The people who succed with the budikdamber technique are able to create business opportunities and
increase income amid the current covid-19 pandemic. By strengthening the UMKM, the government
burden will be slightly reduced.
Keyword : covid-19, budikdamber, enterpreneurship
PENDAHULUAN
Pada pertengahan bulan Maret, di Indonesia tengah dihebohkan oleh berita COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru. Virus dan
penyakit baru ini tidak diketahui oleh manusia sebelum wabah di mulai di Wuhan,
Tiongkok bulan Desember 2019. Virus ini mengakibatkan segala aktivitas yang dilakukan
oleh semua orang menjadi terhambat. Orang-orang yang bekerja dianjurkan WFH (Work
From Home), siswa sekolah maupun mahasiswa juga dianjurkan belajar dirumah. Ekonomi
di Indonesia mengalami penurunan akibat COVID tersebut. Menurut data BPS, dampak
dari Covid-19, penduduk miskin naik Jadi 26,42 juta orang.
Sebagai bentuk upaya memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab
COVID-19, pemerintah Indonesia memberlakukan aturan bagi masyarakat agar
menerapkan Work From Home (WFH) yang merupakan bagian dari Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Dalam penerapannya, sistem kerja WFH memiliki fleksibilitas yang
tinggi. Hal ini juga dimaksudkan guna mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan
kehidupan di rumah, sehingga masyarakat juga memiliki banyak waktu luang yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selagi menjalankan WFH, ada beberapa hal lain yang
mungkin juga dapat dilakukan sembari mengisi waktu luang pada masa pandemi di rumah
dengan seperti Urban Farming. Urban Farming adalah suatu metode pertanian kota dengan
konsep berkebun di lahan yang terbatas. Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga, juga menunjang kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri
melalui pemasaran hasil panen urban farming.
Indonesia Against Covid -19 (IAC-19) sebagai penggiat Urban Farming mencontohkan
kegiatan yang sudah dilakukan dan terbukti membuahkan hasil, yakni budidaya kangkung
dan pembesaran ikan lele dalam ember (budikdamber). Konsepnya sederhana dan yang
jelas tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan ruangan atau kolam
yang luas. Cukup satu ember besar dengan kapasitas 60 liter atau lebih untuk 60 ekor. Selain
ember, hal yang juga dibutuhkan adalah beberapa pot plastik air mineral, media tanam
seperti arang, sekam dan lainnya serta kawat jemuran untuk pengait pot yang mudah
didapatkan dari limbah rumah tangga. Barang-barang pendukung tersebut juga dapat dibeli
melalui situs belanja daring.
Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) Plus Akuaponik ini adalah membudidaya
ikan dan sayuran dalam satu ember yang merupakan sistem akuaponik (polikultur ikan dan
sayuran). Biasanya sistem akuaponik yang berkembang selama ini membutuhkan pompa
dan filter yang akhirnya membutuhkan listrik, lahan yang luas, biaya yang mahal dan
rumit. Budikdamber ini kebalikan dari cara yang rumit tersebut. Konsep yang sederhana
dan yang jelas tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan ruangan atau
kolam yang luas menjadi kan nilai tambah. Teknik bisa menjadi salah satu solusi yang dapat
dilakukan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur dan data sekunder
yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pusat Staistik
(BPS).Pendidikan Masyarakat: digunakan untuk kegiatan-kegiatan, seperti a) pelatihan
semacam in-house training; b) penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman serta
kesadaran, dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peluang Usaha Budidaya Ikan Lele di Kudus
Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis bisnis yang sejak dulu diminati oleh
banyak orang. Seperti yang kita tahu bahwa ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah
untuk dipelihara dan mudah untuk dipasarkan. Permintaan ikan lele di masyarakat
sangatlah besar, itu bisa kita lihat dengan banyaknya usaha kuliner yang menyajikan menu
lele selalu ramai.
Hingga saat ini produksi lele konsumsi di Kabupaten Kudus masih sangat jauh dari
kebutuhan pasar sehingga kekurangan pasokan diisi oleh para tengkulak yang membeli
dari luar Kudus. Seperti Kabupaten Pati dan Demak. Bahkan kadang-kadang
mendatangkan ikan lele dari wilayah Jawa Timur yakni Tulungagung, Blitar dan Kediri.
Saat ini jumlah ikan lele dari Kudus 3,4 ton perhari. Ditambah lima orang tengkulak
yang mendatangkan ikan lele dari Demak, Pati dan Boyolali sekitar paling banyak 10
sampai12 ton. Sebenarnya masih ada 10 tengkulak ikan lainnya yang sering mendatangkan
dari luar kota, tapi mereka tidak dibidang lele.
Seperti mendatangkan bandeng, ikan laut, gurami, nila dan lainnya. Jadi masih ada
kekurangan sekitar 10 ton perhari. Angka ini bisa semakin bertambah karena jumlah
penduduk di Kudus juga bertambah dan pelaku usaha warung pinggir jalan juga
bertambah. Jadi Kudus sangat kekurangan pasokan. Ini peluang untuk budidaya
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID- 19. Virus Corona
menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom
Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV).
Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan manusia.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus COVID-19 di Wuhan
berawal pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan Municipal Health Committee
mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”.
Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. Sampai saat ini
terdapat 188 negara yang mengkorfirmasi terkena virus Corona. Penyebaran virus Corona
yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak pada perekonomian
Indonsia, baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata.
Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail
pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami
penurunan sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya
wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar
konsumennya adalah para wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada
industri retail. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Manado,
Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan Jakarta. Penyebaran virus Corona juga
berdampak pada sektor investasi,perdagangan,,usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
dan juga karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli
oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan
menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM mendominasi
unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga kerja. Di lain sisi,
virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat memberikan dampak
positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya~ 148 ~ adalah terbukanya peluang
pasar ekspor baru selain China.
Selain itu, peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena
pemerintah akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada
menarik keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi
agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang. Ekonomi
adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Dapat dipastikan dalam
keseharian kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan kebutuhan ekonomi.
Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian, tempat tinggal, dan lain
sebagainya. Pentingnya ekonomi dalam kehidupan manusia tersebut menuntut negara
untuk mengatur kebijakan tentang perekonomian dan menjamin perekonomian warga
negara khususnya di Indonesia yang memproklamirkan diri sebagai negara kesejahteraan
(welfare staat). Dalam konsep negara kesejahteraan adalah negara berhak untuk ikut campur
dalam segala aspek kehidupan warga negaranya termasuk dalam bidang ekonomi. Selain
daripada itu, pertumbuhan ekonomi juga merupakan faktor yang mendukung
pembangunan nasional dalam sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan dapat
meningkatkan pembangunan nasional.
Adanya guncangan pandemi Covid-19 akan berdampak pada distribusi pendapatan
serta pengeluaran rumah tangga, hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang telah melanda
dunia telah berhasil merumahkan tenaga kerja baik di sektor formal maupun di sektor non
formal. Di sektor formal yang di-PHK ada 229.789 orang. Sementara itu yang dirumahkan
ada 1.270.367 orang. Sehingga total pekerja terdampak di sektor formal ada 1.500.156 orang
di 83.546 perusahaan. Sedangkan di sektor informal juga terdampak. Sebanyak 443.760
orang dari 30.794 perusahaan di-PHK. "Total yang terdampak 1,9 juta orang, baik yang di-
PHK dan dirumahkan (Shalilah, 2020).
Oleh sebab itu diperlukan peran pemerintah dalam rangka memperkuat ketahanan
ekonomi di tengah pandemi yang melanda seluruh dunia pada hari ini. Dampak ekonomi
tersebut dapat mengancam ketahanan pangan keluarga, terutama dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi rumah tangga. Sebab di tengah ancaman pertumbuhan manusian
yang terpapar oleh virus ini masih sangat tinggi, masyarakat disamping harus dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang memadai juga harus dapat memiliki
ketahanan tubuh yang baik agar dapat selalu sehat dan bugar secara fisik maupun mental.
Ketahanan pangan menjadi salah satu isu penting di tengah pandemi global Corona.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahkan sudah mengeluarkan peringatan
akan terjadinya krisis pangan dan bencana kelaparan yang mengancam dunia di masa
mendatang akibat pandemi Covid-19 ini. Mengantisipasi polemik krisis pangan ini, ada
baiknya masyarakat juga mulai memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri dan
jangan hanya bergantung pada pemerintah. Banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat di
rumahnya masing-masing berkaitan dengan ketahanan pangan di masa pandemi ini. Salah
satunya adalah budidaya lele dan sayuran, misalnya kangkung, di ember (Budikdamper)
dengan sistem aquaponik.
Sistem Akuaponik (Budidaya Tanaman Kangkung dan Ikan Lele)
Inovasi teknologi yang murah dan efisien diperlukan untuk memperbaiki kualitas air
dengan menghilangkan zat pencemar berupa amonia serta efisiensi dalam menggunakan air
dan ramah terhadap lingkungan. Inovasi teknologi tersebut diperkenalkan oleh Badan
Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
konsep Blue Ekonomi yaitu budidaya ikan yang terintegrasi dengan tanaman melalui sistem
akuaponik dengan sebutan BLANKON (Blue Ekonomi Dengan Akuaponik). Teknologi
akuaponik terbukti mampu berhasil memproduksi ikan secara optimal pada lahan sempit
dan sumber air terbatas, termasuk di daerah perkotaan (Ahmad et al. 2007). Teknologi ini
pada prinsipnya disamping menghemat penggunaan lahan dan air juga meningkatkan
efisiensi usaha melalui pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolisme ikan, serta
merupakan salah satu sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan dengan metode sistem
akuaponik. Pada teknologi akuaponik tidak menggunakan media tanah sebagai media
tumbuhnya sehingga perannya digantikan oleh beberapa jenis media tanam antara lain
arang sekam, rockwool,spons, serbuk kayu, pasir, kerikil, pecahan genting, coir,
perlite,grow beds, dan sebagainya.
Media tanam yang digunakan pada wadah akuaponik adalah batu kerikil yang
merupakan media organik. Secara prinsip media akuaponik dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu media organik dan media anorganik. Media organik umumnya berasal dari
bagian makhluk hidup yang telah mengalami proses untuk dijadikan media tanam. Media
organik dipandang lebih unggul dibandingkan dengan media anorganik karena pada media
organik telah mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu,
media organik memiliki struktur pori yang baik untuk resirkulasi udara. Jenis tanaman
yang digunakan untuk teknik sistem akuaponik adalah tanaman kangkung. Nutrisi
tanaman kangkung diperoleh dari penyerapan oleh akar-akar tanaman kangkung terhadap
nutrisi yang ada. Pada sistem akuaponik tanamanmenyerap nitrat yang ada pada perairan.
Nitrat yang dihasilkan dari proses nitrifikasi tersebut dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi
oleh tanaman kangkung. Setelah proses tersebut maka air yang telah diserap limbahnya
oleh tanaman air pada sistem akuaponik dapat kembali dialirkan pada kolam budidaya
sehingga tidak memberikan pengaruh yang buruk berupa penurunan kualitas air dan
konsentrasi amonia menurun.
Dalam usaha budidaya ikan, kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Ikan lele termasuk
ikan yang tahan terhadap kualitas air yang minim atau kualitas air yang kurang baik
bahkan ikan lele dapat hidup pada kondisi oksigen yang sangat rendah, hal ini disebabkan
karena ikan lele mempunyai alat bantu pernafasan berupa arborescant yang dapat
mengambil oksigen langsung dari udara. Tahap yang dilakukan untuk budidaya ikan lele
dan sayuran dalam ember sebagai berikut:
Alat dan bahan yang diperlukan:
1. Ember ukuran 80 liter atau ukuran 15 liter.
2. Benih ikan lele atau ikan nila yang tahan terhadap kualitas air.
3. Benih kankung atau benih sayuran dataran rendah.
4. Gelas plastik ukuran 250 ml.
5. Arang batok kelapa atau arang kayu.
6. Kawat yang agak lentur untuk mengaitkan gelas pada ember.
7. Tang.
8. Solder
Cara pembuatan:
1. Sediakan gelas untuk tempat bibit kangkung sebanyak 10-15 buah, lubangi dengan
solder pada bagian samping dan bawah gelas.
2. Untuk benih kangkung (ukuran bijinya besar) bisa ditaruh pada arang yang telah
dihaluskan, lalu tutup dengan arang lagi. Jika ukuran benihnya kecil, bisa ditaruh
dalam kapas, lalu tutup dengan arang yang telah dihaluskan. Jika ingin
menanam106 Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa, 2(1), 2020 kangkung yang sudah
disemai terlebih dahulu, kangkung dimasukan bersama akar dengan ukuran bibit
kangkung sebesar kurang lebih 10 cm.
3. Isikan arang batok kelapa sebanyak 50 - 80 persen ukuran gelas.
4. Potong kawat sepanjang 12 cm dan buat kait untuk pegangan gelas dalam ember.
5. Isi ember dengan air sebanyak 60 liter diamkan selama dua hari.
6. Isi ember dengan bibit ikan lele ukuran 5 - 12 cm (semakin besar semakin baik)
sebanyak 60 - 100 ekor. Diamkan selama 1 - 2 hari.
7. Setelah itu, rangkai gelas kangkung dalam ember.
Gambar 1. Teknik budidaya ikan dalam ember dengan tanaman aquaponik
Sumber : https://znews.id/2020/05/03/budidaya-lele-dengan-sistem-aquaponik-di-
ember-2/
Dengan demikian sistem akuaponik dapat digunakan sebagai solusi masalah tersebut.
Penggunaan sistem akuaponik masih tergolong sedikit. Oleh karena itu, teknik ini budi
daya semacam ini layak untuk dikembangkan pada masa pandemi seperti sekarang. Hasil
yang didapatkan dari bukdidamber dapat digunakan sebagai tambahan pendapatan.
Dengan alat dan bahan yang mudah didapatkan, bukdidamber dapat dilakukan oleh
seorang wirausahawan yang kreatif.
SIMPULAN
Strategi pemulihan ekonomi pasca Covid-19 tidak hanya tanggung jawab pemerintah,
namun juga diperlukan peran serta masyarakat bersama-sama dalam memperkuat
ketahanan ekonomi rumah tangga. Salah satu cara dalam rangka memperkuat ketahanan
ekonomi, yaitu dengan cara memperkuat ketahanan pangan rumah tangga, rumah tangga
mengupayakan pangan dari rumah-rumah untuk konsumsi pangan sehari-hari, sehingga
dapat mengurangi pengeluaran konsumsi rumah tangga tanpa mengurangi kebutuhan gizi
keluarga. Salah satu strategi tersebut adalah melalui sistem akuaponik budidaya tanaman
kangkung dan ikan lele.
REFERENSI
Ahmad T, Sofiarsih L, and Rusmana. 2007. The growth of patin (Pangasius hypopthalmus) in a
close system tank. Indonesian Aquaculture Journal
Amonia, K., Sistem, P., & Ikan, B. (2014). © e-JRTBP Volume 3 No 1 Oktober 2014. III(1), 2–5.
Annis, S., Saputri, D., & Rachmawatie, D. (2020). Budidaya ikan dalam ember: strategi keluarga
dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di tengah pandemi covid-19 fish culture in a
bucket: family strategy in order to strengthen food security in the covid-19 pandemic period.
2(1), 102–109.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius.
Firdaus, M. R., Hasan, Z., Gumilar, I., & Subhan, U. (2018). Efektivitas Berbagai Media
Tanam Untuk Mengurangi Karbon Organik Total Pada Sistem Akuaponik Dengan
Tanaman Selada. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol., IX(1), 35–48.
Hanoatubun, S., Kristen, U., Wacana, S., & Indonesia, P. (2020). Universitas muhammadiyah
enrekan. 2, 146–153.
Junianto. (2003). Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya.
Nugroho E & Sutrisno. (2008). Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Penebar
Swadaya.
Reza Perdana, T., Said Raza’i, T., & Zulfikar, A. (2015). Tingkat Penyerapan Tanaman
Kangkung (Ipomoea reptans) Dengan Luasan Wadah Tanam Sistem Akuaponik Yang
Berbeda Terhadap Kandungan Amonia (NH3) Pada Limbah Budidaya Lele. Tingkat
Penyerapan Tanaman Kangkung (Ipomoea Reptans) Dengan Luasan Wadah Tanam Sistem
Akuaponik Yang Berbeda Terhadap Kandungan Amonia (NH3) Pada Limbah Budidaya Lele, 9.
Suharsono, Riyanto ; Rahmasari, Gusti Putu Ayu, 2016. (2016). Jurnal 1. In Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Cost of Capital (COC) Dengan
Kepemilikan Institusional Sebagai (Vol. 109, Issue 1, pp. 109–119).
Sukoco, F. A., Rahardja, B. S., & Manan, A. (2019). Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda
Dalam Sistem AKkuaponik Terhadap FCR (Feed Convervation Ratio) dan Biomassa Ikan
Lele (Clarias sp.). Journal of Aquaculture and Fish Health, 6(1), 24.
https://doi.org/10.20473/jafh.v6i1.11271
Zidni, I. (2019). Efektivitas Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda
Terhadap Kualitas Air Media Budidaya Ikan. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 9(1), 81–94.
Pelatihan Pembuatan Herbarium Sederhana Sebagai Pendampingan Belajar Sains Dari
Rumah Untuk Anak Sekolah Dasar Selama Masa Pandemi Covid-19
Fitriana Sari1 , Haifa Astrianingsih2, Lisda Arnima Meiyanti3 , Nurino Firmansyah4
Fakultas Bahasa dan Seni1, Fakultas Ilmu Sosial2 , Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam3 , Fakultas Hukum4 , Universitas Negeri Semarang
A B S T R A C T
Very high vegetation richness can be well documented by making
herbarium specimens. Herbarium comes from the word "hortus
dan botanicus", which means a botanical garden that is dried. In
simple terms, what is meant by herbarium is a collection of
specimens that have been dried, usually arranged according to a
classification system. Herbarium is part of a plant that has been
preserved by certain techniques, is labeled with an identity and is
generally used for scientific purposes. Herbarium is also called the
building or the place where the specimens are stored.
Environmental-based learning using herbarium media supported
by plant identification techniques will make biology learning more
interesting and fun, so that the way of introducing and describing
plants that have been done by memorizing can be abandoned. The
preparation of the herbarium goes through several stages, starting
from taking specimens in the field, preserving while in the field,
drying, mounting and storing the specimens. The purpose of
making herbarium specimens is to document plant health. While
the benefits can be used for research and learning materials in
elementary schools as a medium for elementary school children to
know the plant vegetation in the school environment. The training
products in the form of a dry herbarium, identification keys, and a
list of the names of plant species that have been identified in the
school environment can be used as learning tools that support the
learning objectives of biodiversity and ecology in schools.
Keywords: Herbarium , Learning tools, Plant, Speciment,.
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 yang terjadi
membawa perubahan besar pada seluruh
sektor kehidupan tak terkecuali pada
bidang pendidikan. Banyak sekolah yang
bertransformasi dari yang biasanya
pembelajaran dilaksanakan secara tatap
muka (luring) sekarang menjadi daring
(virtual). Hampir 90% kegiatan belajar
mengajar di Indonesia dilaksanakan
secara daring sehingga para siswa sekolah
terpaksa belajar di rumah.
Sayangnya,tidak semua peserta didik
memiliki smartphone dan jaringan
internet yang memadai untuk tetap
mengikuti pembelajaran secara virtual.
Pandemi yang berlangsung lama
mengakibatkan peserta didik menjadi
bosan karena harus terus berada di rumah
dan tidak dapat berkumpul dengan
teman-temannya di sekolah. Apabila hal
tersebut dibiarkan maka semangat belajar
dari anak-anak sekolah akan perlahan
menurun dan materi pembelajaran yang
seharusnya sudah disampaikan secara
tatap muka terpaksa tersendat.
Solusi yang dapat diterapkan dari
permasalahan tersebut adalah dengan
mengadakan pendampingan belajar dari
rumah, sehingga peserta didik dapat
mengisi waktu luangnya supaya tidak
bosan dengan kegiatan belajar yang
monoton. Pendampingan belajar berbasis
sains dengan pendekatan lingkungan
sekitar yang efektif untuk diterapkan
pada saat pandemi ini adalah pelatihan
pembuatan herbarium. Herbarium dapat
menjadi alternatif media pembelajaran
sains pada materi mengenal macam-
macam bentuk daun.
Herbarium merupakan material
yang berupa koleksi tumbuhan yang
diawetkan dengan cara dikeringkan,
diberi label, dan dimounting yang disebut
dengan specimen kering, sedangkan
untuk tumbuhan yang sudah di koleksi,
diawetkan dan diberi label disebut
specimen basah (Tjitrosoepomo dalam
Muswita, et.all, 2019, p.171) . Sejalan
dengan pendapat tersebut Mertha (dalam
Ranti & Hazizah, 2019, p.44) mengatakan
bahwa herbarium kering merupakan
tumbuhan yang telah diawetkan dengan
cara dikeringkan. Sementara itu, menurut
Nisa, Lestari, & Astuti, herbarium
merupakan koleksi spesimen-spesiman
yang telah diawetkan dan disimpan untuk
kurun waktu yang lama (Nisa, Lestari, &
Astuti, 2019, p.6).
Ada beberapa kelebihan yang
dapat diambil dari pelatihan herbarium
ini. Pelatihan herbarium dapat
meningkatkan ketertarikan dan antusias
anak dalam mengenal bentuk-bentuk
daun. Sebab teknik herbarium merupakan
teknik yang unik dan menarik yaitu
menggunakan bagian tanaman yang
dapat ditemukan di sekitar rumah untuk
diawetkan. Selain itu, teknik herbarium
ini mudah dilakukan dan mudah diingat
oleh anak. Sehingga hal tersebut menjadi
sangat mudah dan menyenangkan bagi
anak.
Oleh karena itu, pelatihan dengan
teknik herbarium dapat dijadikan
alternatif untuk belajar mengenal
klasifikasi tumbuhan khususnya daun.
Selain itu, pelatihan ini juga dapat
memberikan pengetahuan tentang
keterampilan membuat herbarium.
Berdasarkan penjabaran diatas,
tim KKN UNNES Bersama Melawan
Covid-19 termotivasi untuk melakukan
pengabdian masyarakat yang berfokus
pada pelatihan pembuatan herbarium
sebagai pembelajaran pengenalan macam
bentuk daun untuk anak sekolah dasar.
Pelatihan ini diharapkan dapat
meningkatkan semangat dan antusiasme
anak-anak untuk tetap belajar di masa
pandemi ini.
METODE PELAKSANAAN
Jenis kegiatan pengabdian adalah
pelatihan atau training dengan
menggunakan metoda PRA (Participatory
Rural Appraisal). Metode tersebut
merupakan suatu metode yang
melibatkan masyarakat khalayak yang
menjadi subyekatau sasaran kegiatan
(Yelianti dkk., 2016). Kegiatan pelatihan
dilaksanakan dua kali pertemuan dalam 2
minggu yaitu pada tanggal 27 Juli 2020
dan 3 Agustus 2020,
di Desa Tumpangkrasak Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus. Guna mencegah
penularan wabah Covid-19 maka sasaran
dalam kegiatan
ini adalah hanya dibatasi 3 anak sekolah
dasar yang terdiri dari kelas 2-5.
Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengabdian pelatihan
pembuatan koleksi herbarium
dilaksanakan dengan beberapa tahap
kegiatan meliputi sosialisasi (penyuluhan)
dan pelatihan. Kegiatan sosialisasi yang
dilakukan adalah penjelasan mengenai
pentingnya koleksi herbarium bagi
peserta didik sekolah dasar yang
mendapatkan materi tentang sains dalam
hal ini merujuk pada pendekatan
lingkungan sekitar. Dalam kegiatan
sosialisai ini, diberikan juga penjelasan
mengenai alat dan bahan yang digunakan
untuk membuat herbarium. Setelah
sosialisasi dilakukan,tahap selanjutnya
dilakukan pelatihan. Kegiatan pelatihan
dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Mendemonstrasikan cara pembuatan
herbarium;
2. Menunjukkan cara pengambilan sampel
tumbuhan di lapangan sesuai dengan
prosedur;
3. Langkah selanjutnya adalah kegiatan
pengklasifikasian serta pengkoleksian.
4. Melakukan evaluasi. Evaluasi
dilakukan dengan meggunakan kuesioner
untuk mendapatkan data tingkat
ketercapaian dan manfaat yang dirasakan
oleh para peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pelatihan.
Metode pembuatan herbarium
Merujuk pada beberapa metode
pembuatan koleksi herbarium (Bridson &
Forman, 2009: Onrizal, 2016 dan Yelianti
dkk., 2016 serta Zebua, 2017) maka koleksi
yang dibuat adalah koleksi kering dengan
metode yang diringkas sebagai berikut:
1. Alat dan bahan
Alat yang diperlukan antara lain
pisau, cutter, gunting tanaman, kertas
hvs berwarna dan polos, kantong
plastik besar dan kantong plastik
kecil, tali plastik, selotip, tumpukan
buku besar (alat pengepres), spidol,
bolpoin, etiket gantung, kertas karton
tebal, kertas mika, benang kasur,
pensil 2B, kertas herbarium, dan
kamera.
2. Material
Material yang diambil disesuaikan
dengan keperluan pembuatan koleksi,
lokasi dan waktu. Dalam kegiatan
pengabdian ini, lokasi pengambilan
material herbarium dilakukan di
sekitar Desa Tumpangkrasak
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
Material herbarium adalah material
berbagai daun terdiri dari : daun
pepaya,daun ketela,daun
rumput,daun waru dan daun jambu.
Material tersebut digunakan untuk
identifikasi dan pengklasifikasian
bentuk daun. Pada saat pengambilan
sampel daun,peserta pelatihan sudah
dilengkapi dengan label gantung yang
berisikan kode (singkatan nama),
kolektor (nama pengumpul), nomor
koleksi, nama lokal, lokasi dan waktu
pengumpulan sampel.
3. Cara kerja
Sampel tumbuhan termasuk etiket
gantung yang menyertai dikeluarkan
dari kantong plastik ukuran 40x60 cm
dan diletakkan di atas kertas koran.
Posisi sampel diatur sedemikian rupa
yang mengekspresikan keseluruhan
bagian tumbuhan pada kondisi
aslinya, dan menunjukkan morfologi
semua bagian sampel untuk
memaksimalkan informasi tumbuhan
tersebut. Penyusunan sampel saat
dipres juga harus memperhatikan
jenis sampel yang dikoleksi.
Setiap tumpukan kertas hvs
dibatasi dengan kertas hvs lain,
kemudian jumlah maksimal 10
tumpukan karton tersebut (30-50
sampel) diatur sedemikian rupa
dijepit tumpukan buku besar/ alat pres
kemudian diikat dan dikencangkan
dengan sabuk sasak/alat pres. Sampel
tumbuhan yang telah dipres
kemudian dikeringkan di bawah
matahari. Proses pengeringan berkisar
2-3 hari tergantung pada jenis
tumbuhan, kelembaban, dan
temperatur tempat yang digunakan.
Spesimen yang telah dikeringkan
kemudian dipindahkan secara hati-
hati ke kertas herbarium/kertas hvs
berwarna. Penempelan specimen
herbarium menggunakan selotip
bebas asam, apabila specimen
berukuran besar dan tebal, maka cara
penempelan pada kertas herbarium
dilakukan dengan cara dijahit
menggunakan benang yang tahan
asam.
Tahap akhir adalah specimen
diberi nama sesuai dengan nama
peserta didik selama pelatihan dan
nama bentuk daun yang mereka
temple pada pojok kiri bawah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian ini terdiri
dari dua tahap, yaitu (1) kegiatan
penyuluhan, (2) kegiatan pelatihan.
Seluruh aktifitas kegiatan pengabdian
dilakukan di ruang tamu salah satu
rumah mahasiswa KKN UNNES Bersama
Melawan Covid-19 Desa Tumpangkrasak.
Tahahan-tahapan kegiatan pengabdian
adalah sebagai berikut :
Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ini
merupakan kegiatan pendahuluan untuk
memperkenalkan kepada peserta
pengabdian tentang herbarium. Materi
penyuluhan terdiri atas : 1) pengenalan
istilah herbarium; 2) proses pembuatan
herbarium; 3) alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat herbarium; 4)
menjelaskan tentang proses pengepresan,
pengeringan, dan penanganan herbarium
kering; 5) proses pembuatan herbarium
untuk hiasan dinding.
Kegiatan pengabdian diikuti oleh
peserta didik yang berminat untuk belajar
dan mengetahui cara pembuatan
herbarium kering. Siswa-siswi tersebut
sangat antusias
mengikuti penyuluhan atau sosialisasi
cara membuat herbarium kering, hal ini
terlihat dari mereka keaktifan dalam
memberikan pertanyaan kepada tim
pengabdi. Peserta juga tidak sungkan
untuk aktif membantu tim pengabdi
dalam mempraktekkan cara meletakkan
spesimen dalam alat pengepres. Dalam
kegiatan demontrasi cara pembuatan
koleksi herbarium, tim pengabdi
melibatkan salah satu peserta untuk
membantu dan berperan aktif untuk
mengambil sampel tumbuhan yang akan
dibuat herbarium.
Kegiatan selanjutnya adalah
mempraktekkan cara mengatur sampel
spesimen tumbuhan dalam alat
pengepres. Alat tersebut terdiri dari
tumpukan buku tebal dikarenakan
ketersediaan alat dan bahan yang belum
cukup memadai. Selain penjelasan
tentang cara membuat herbarium, tim
pengabdi juga menjelaskan cara membuat
herbarium untuk hiasan dinding.
Beberapa
contoh herbarium untuk hiasan dinding
juga
diperlihatkan kepada para peserta
(Gambar 1). Bahan untuk menempel
hebarium kering pada hiasan dinding
kertas karton tebal.
Menurut Murni dkk., (2015) herbarium
memiliki beberapa fungsi, diantaranya
sebagai bahan dasar untuk studi flora dan
vegetasi, sebagai bukti nyata bahwa
tumbuhan tersebut pernah ada pada
lokasi atau tempat dilakukan koleksi
tumbuhan dimaksud, sebagai sarana yang
penting dalam identifikasi tumbuhan,
sebagai penyimpanan bahan-bahan acuan,
dan sebagai bank data.
Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini terdiri dari
dua
tahap, yaitu (1) kegiatan pengambilan
sampel
daun di lingkungan sekitar, serta (2)
kegiatan membuat herbarium kering.
Sampel tumbuhan yang dijadikan sampel
herbarium
terdiri 4 tumbuhan dengan jenis dan
genus berbeda (Tabel 1).
Tabel 1. Nama Tumbuhan dan Bentuk
Daun
No Nama
tumbuhan
Ciri-ciri
daun
Bentuk
1. Cyperus
rotundus
(rumput
teki)
Lurus,ada
garis panjang
di tengah
Sejajar
2. Carica
papaya
(pepaya)
Bertoreh 5
dengan tepi
yang tidak
Menjari
rata
3. Guava
javanica
(jambu)
Tepi rata dan
berbentuk
seperti sirip
kan
Menyirip
4. Hibiscus
tiliaceus
(waru)
Tepi rata
dengan
pangkal sisi
kanan dan iri
mengembang
Melengkung
5. Manihot
uttilisima
(ketela)
Bertoreh 5
dengan tepi
rata
Menjari
Untuk kegiatan pengambilan
sampel, peserta dilatih menggunakan
gunting tanaman untuk mengunting
ranting dan daun, sedangkan kegiatan
membuat herbarium, peserta kegiatan
dilatih membuat etiket gantung,
menempel specimen dalam alat
pengepres, menempel spesimen dalam
kertas herbarium (Gambar 2).
Gambar 2. Hasil akhir kegiatan
pelatihan herbarium kering (pertemuan
pertama)
Gambar 3. Hasil akhir kegiatan
pelatihan herbarium kering (pertemuan
terakhir)
Berdasarkan wawancara serta
analisis
angket yang diberikan kepada para
peserta, 100% peserta berpendapat bahwa
kegiatan pelatihan membuat herbarium
merupakan suatu pengetahuan yang baru
bagi mereka, karena mereka tertarik
dengan herbarium yang dapat dijadikan
hiasan dinding, kemudian 75% peserta
dapat mengerti dan memahami dengan
mudah tentang cara-cara membuat
herbarium kering dan menyebutkan
macam-macam bentuk daun.
KESIMPULAN
Kegiatan pelatihan telah berjalan
dengan baik. Para peserta dapat mengerti
dan memahami dengan mudah tentang
materi pelatihan, dan mereka sangat
antusias serta berperan aktif dalam
kegiatan dari awal hingga berakhirnya
pelatihan. Para pesertapun mampu
mempraktekkan secara baik pembuatan
herbarium kering.
DAFTAR PUSTAKA
Fadly.H, Harto.W, Asma.L, Atika.W,
Kuncoro.B.P, Baiq.F.W. 2019. Berbagi
Pengetahuan Tentang Herbarium:
Kolaborasi Dosen, Guru Dan Siswa Di
Ma Al Asror Patemon Gunung Pati.
Jurnal Puruhita, Volume 1 No.1
Hidayat, A., & Xxx, A. (2019). Petunjuk
penulisan naskah di jurnal
pengabdian pada masyarakat (JPPM).
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(2),
1-7.
Lisye Iriana. Z, Henderina J. Keiluhu.
2020. Pelatihan Pembuatan Herbarium
Kering Di Kampung Wisata
Birdwatching Rhepang Muaif-
Nimbokrang Kabupaten Jayapura.
Jurnal Pengabdian Papua Vol 4 No 1.
Murni, P., Muswita, Harlis, U. Yelianti
dan W.D. Kartika. 2015. Lokakarya
Pembuatan Herbarium untuk
Pengembangan Media Pembelajaran
Biologi di MAN Cendikia Muaro
Jambi. Jurnal Pengabdian pada
Masyarakat Volume 30, Nomor 2 April-
Juni 2015: 1-6.
Muswita, Yelianti, U., Sukmono, T.,
Harlis, Kartika, W. D. (2019). Pelatihan
Pembuatan Herbarium sebagai Media
Pembelajaran Biologi di SMAN Muaro
Jambi. Jurnal Karya Abdi Masyarakat,
3(2), 170-176.
Nisa, R. A., Lestari, S., & Astuti, Y. (2019).
Pelatihan Pembuatan Herbarium
sebagai Salah Satu Pengembangan
Media Pembelajaran Biologi Berbasis
Lingkungan di SMA
Muhammadiyah 1 dan 2 Tangerang.
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA
dan Pendidikan MIPA, 3(1), 4-10.
Ranti, E. S., & Hazizah, A. Pengaruh
Kegiatan Herbarium Terhadap
Perkembangan Krativitas Anak di
PAUD Kasih Ibu I Luar Parit. Jurnal
PG-PAUD Trunojoyo: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia
Dini, 6(1), 43-48.