PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada...

27
Volume VIII No. 2 Juli – D Pusat Studi Sosial dan FISIP Universitas M PELAK DALAM UP PA Penyusunan pe penelitian, ternyata k Majalengka masih re pelaksanaan pengawa pengawasan. Setelah dilakuk dengan tehnik pengum yang dijadikan respond sebanyak 21 orang, den : Dalam pelaks pengukuran analisis da akan menghambat di d dalam pelaksanaan tug kinerja pegawai pada K dari hasil penelitian te Majalengka, yaitu bar berdasarkan “pengukur Berdasarkan h kesimpulan, yaitu pelak prinsip pengawasan me pegawai pada Kantor C PENDAHU Negara Indone sedang giat-giatnya pembangunan nasional untuk meningkatkan kehidupan masyaraka akhirnya dapat mengara tujuan nasional, yaitu adil dan makmur bai maupun secara spir Pancasila dan UUD 194 Tujuan pemb tersebut pada dasarny oleh seluruh lapisan m sejalan dengan dibe CE Jurnal Ilmu Ad Desember 2015 n Kebijakan (PUSAKA) Majalengka KSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMA PAYA MENINGKATKAN KINERJA PEG ADA KANTOR CAMAT MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : Hj. TATI HARTATI, Dra, M,Si ABSTRAK enelitian ini di dasarkan pada hasil pengamata kinerja pegawai pada Kantor Camat Mala endah, gejala tersebut diduga terjadi karen asan belum sepenuhnya berusaha menerapka kan penelitian dengan menggunakan metode d mpulan data melalui observasi, wawancara sert den adalah sebanyak 20 orang dari keseluruhan ngan menggunakan metode sensus, diperoleh ha sanaan pengawasan, ternyata Camat berda ata” baru mencapai predikat “cukup baik”. Kond dalam meningkatkan kepatuhan dan tanggung j gasnya, yang pada akhirnya akan menghambat d Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka entang kinerja pegawai pada Kantor Camat Ma ru berada pada interval terendah dari predika uran analisis data”. hasil penelitian tersebut, maka penyusun dapa aksanaan pengawasan oleh Camat yang didasark empunyai hubungan serta pengaruh terhadap pe Camat Malausma Kabupaten Majalengka. ULUAN esia pada saat ini a melaksanakan l. Hal ini ditujukan n seluruh aspek at, sehingga pada ah pada tercapainya u masyarakat yang ik secara material ritual berdasarkan 45. bangunan nasional ya harus dinikmati masyarakat. Hal ini erlakukannya azas desentralisasi di bidan yaitu penyerahan wewen oleh Pemerintah Pusat Otonom dalam kerangka Republik Indonesia Berdasarkan Nomor 32 Tahun Pemerintahan Daerah ya dengan Undang-Undang 2014, maka Pemerinta mampu mengoptimalka daerah yang beror kepentingan masyarakat. Otonomi daer wewenang untuk m ENDEKIA dministrasi Negara 83 ISSN 1907-6711 AT GAWAI an pada saat pra ausma Kabupaten na Camat dalam an prinsip-prinsip deskriptif analitis, ta angket, dimana n jumlah populasi asil sebagai beriku asarkan “kriteria disi demikian jelas jawab pegawai di dalam peningkatan a. Hal ini terbukti alausmaKabupaten at “cukup baik”, at menarik suatu kan pada prinsip- eningkatan kinerja ng pemerintahan, nang pemerintahan t kepada Daerah a Negara Kesatuan Undang-Undang 2004 Tentang ang sudah dirubah Nomor 23 Tahun ah Daerah harus an pembangunan rientasi kepada . rah merupakan mengatur urusan

Transcript of PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada...

Page 1: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

83

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT MALAUSMAKABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Hj. TATI HARTATI, Dra, M,Si

ABSTRAK

Penyusunan penelitian ini di dasarkan pada hasil pengamatan pada saat prapenelitian, ternyata kinerja pegawai pada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka masih rendah, gejala tersebut diduga terjadi karena Camat dalampelaksanaan pengawasan belum sepenuhnya berusaha menerapkan prinsip-prinsippengawasan.

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis,dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta angket, dimanayang dijadikan responden adalah sebanyak 20 orang dari keseluruhan jumlah populasisebanyak 21 orang, dengan menggunakan metode sensus, diperoleh hasil sebagai beriku:

Dalam pelaksanaan pengawasan, ternyata Camat berdasarkan “kriteriapengukuran analisis data” baru mencapai predikat “cukup baik”. Kondisi demikian jelasakan menghambat di dalam meningkatkan kepatuhan dan tanggung jawab pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnya akan menghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka. Hal ini terbuktidari hasil penelitian tentang kinerja pegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupatenMajalengka, yaitu baru berada pada interval terendah dari predikat “cukup baik”,berdasarkan “pengukuran analisis data”.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penyusun dapat menarik suatukesimpulan, yaitu pelaksanaan pengawasan oleh Camat yang didasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan mempunyai hubungan serta pengaruh terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka.

PENDAHULUAN

Negara Indonesia pada saat inisedang giat-giatnya melaksanakanpembangunan nasional. Hal ini ditujukanuntuk meningkatkan seluruh aspekkehidupan masyarakat, sehingga padaakhirnya dapat mengarah pada tercapainyatujuan nasional, yaitu masyarakat yangadil dan makmur baik secara materialmaupun secara spiritual berdasarkanPancasila dan UUD 1945.

Tujuan pembangunan nasionaltersebut pada dasarnya harus dinikmatioleh seluruh lapisan masyarakat. Hal inisejalan dengan diberlakukannya azas

desentralisasi di bidang pemerintahan,yaitu penyerahan wewenang pemerintahanoleh Pemerintah Pusat kepada DaerahOtonom dalam kerangka Negara KesatuanRepublik Indonesia

Berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah yang sudah dirubahdengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014, maka Pemerintah Daerah harusmampu mengoptimalkan pembangunandaerah yang berorientasi kepadakepentingan masyarakat.

Otonomi daerah merupakanwewenang untuk mengatur urusan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

83

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT MALAUSMAKABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Hj. TATI HARTATI, Dra, M,Si

ABSTRAK

Penyusunan penelitian ini di dasarkan pada hasil pengamatan pada saat prapenelitian, ternyata kinerja pegawai pada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka masih rendah, gejala tersebut diduga terjadi karena Camat dalampelaksanaan pengawasan belum sepenuhnya berusaha menerapkan prinsip-prinsippengawasan.

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis,dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta angket, dimanayang dijadikan responden adalah sebanyak 20 orang dari keseluruhan jumlah populasisebanyak 21 orang, dengan menggunakan metode sensus, diperoleh hasil sebagai beriku:

Dalam pelaksanaan pengawasan, ternyata Camat berdasarkan “kriteriapengukuran analisis data” baru mencapai predikat “cukup baik”. Kondisi demikian jelasakan menghambat di dalam meningkatkan kepatuhan dan tanggung jawab pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnya akan menghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka. Hal ini terbuktidari hasil penelitian tentang kinerja pegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupatenMajalengka, yaitu baru berada pada interval terendah dari predikat “cukup baik”,berdasarkan “pengukuran analisis data”.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penyusun dapat menarik suatukesimpulan, yaitu pelaksanaan pengawasan oleh Camat yang didasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan mempunyai hubungan serta pengaruh terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka.

PENDAHULUAN

Negara Indonesia pada saat inisedang giat-giatnya melaksanakanpembangunan nasional. Hal ini ditujukanuntuk meningkatkan seluruh aspekkehidupan masyarakat, sehingga padaakhirnya dapat mengarah pada tercapainyatujuan nasional, yaitu masyarakat yangadil dan makmur baik secara materialmaupun secara spiritual berdasarkanPancasila dan UUD 1945.

Tujuan pembangunan nasionaltersebut pada dasarnya harus dinikmatioleh seluruh lapisan masyarakat. Hal inisejalan dengan diberlakukannya azas

desentralisasi di bidang pemerintahan,yaitu penyerahan wewenang pemerintahanoleh Pemerintah Pusat kepada DaerahOtonom dalam kerangka Negara KesatuanRepublik Indonesia

Berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah yang sudah dirubahdengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014, maka Pemerintah Daerah harusmampu mengoptimalkan pembangunandaerah yang berorientasi kepadakepentingan masyarakat.

Otonomi daerah merupakanwewenang untuk mengatur urusan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

83

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT MALAUSMAKABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Hj. TATI HARTATI, Dra, M,Si

ABSTRAK

Penyusunan penelitian ini di dasarkan pada hasil pengamatan pada saat prapenelitian, ternyata kinerja pegawai pada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka masih rendah, gejala tersebut diduga terjadi karena Camat dalampelaksanaan pengawasan belum sepenuhnya berusaha menerapkan prinsip-prinsippengawasan.

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis,dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta angket, dimanayang dijadikan responden adalah sebanyak 20 orang dari keseluruhan jumlah populasisebanyak 21 orang, dengan menggunakan metode sensus, diperoleh hasil sebagai beriku:

Dalam pelaksanaan pengawasan, ternyata Camat berdasarkan “kriteriapengukuran analisis data” baru mencapai predikat “cukup baik”. Kondisi demikian jelasakan menghambat di dalam meningkatkan kepatuhan dan tanggung jawab pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnya akan menghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka. Hal ini terbuktidari hasil penelitian tentang kinerja pegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupatenMajalengka, yaitu baru berada pada interval terendah dari predikat “cukup baik”,berdasarkan “pengukuran analisis data”.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penyusun dapat menarik suatukesimpulan, yaitu pelaksanaan pengawasan oleh Camat yang didasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan mempunyai hubungan serta pengaruh terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat Malausma Kabupaten Majalengka.

PENDAHULUAN

Negara Indonesia pada saat inisedang giat-giatnya melaksanakanpembangunan nasional. Hal ini ditujukanuntuk meningkatkan seluruh aspekkehidupan masyarakat, sehingga padaakhirnya dapat mengarah pada tercapainyatujuan nasional, yaitu masyarakat yangadil dan makmur baik secara materialmaupun secara spiritual berdasarkanPancasila dan UUD 1945.

Tujuan pembangunan nasionaltersebut pada dasarnya harus dinikmatioleh seluruh lapisan masyarakat. Hal inisejalan dengan diberlakukannya azas

desentralisasi di bidang pemerintahan,yaitu penyerahan wewenang pemerintahanoleh Pemerintah Pusat kepada DaerahOtonom dalam kerangka Negara KesatuanRepublik Indonesia

Berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah yang sudah dirubahdengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014, maka Pemerintah Daerah harusmampu mengoptimalkan pembangunandaerah yang berorientasi kepadakepentingan masyarakat.

Otonomi daerah merupakanwewenang untuk mengatur urusan

Page 2: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

84

ISSN 1907-6711

pemerintahan yang bersifat lokalitasmenurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat. Dengan kata lainOtonomi Daerah adalah kewenangandaerah otonom untuk dapat mengatur danmengurus kepentingan masyarakatsetempat sesuai dengan prakarsa danaspirasi masyarakat berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Guna menyelenggarakan kegiatanpemerintahan dan pembangunan didaerah, maka unsur manusia merupakanfaktor yang sangat menentukan, dalam artitercapai atau tidaknya tujuanpemerintahan dan pembangunan di daerahsangat tergantung pada kemampuan paraaparatur pemerintah daerah di dalamproses penyelenggaraan administrasinegara, diantaranya melakukanpeningkatan disiplin dalam pelaksanaantugasnya, yaitu senantiasa patuh, taat padaperaturan perundang-undangan danketentuan yang berlaku serta senantiasamenunjukkan rasa tanggung jawab,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyadapat mengarah pada tercapainya kinerjapegawai.

Sejalan dengan uraian di atas,Kantor Camat Malausma sebagai unsurPerangkat Daerah mempunyai peranpenting dalam mewujudkan tujuan daripembangunan, dalam arti pencapaianmasyarakat yang adil dan makmur, makapara pegawai perlu ditingkatkankepatuhan, ketaatan pada peraturanperundang-undangan dan ketentuan yangberlaku serta senantiasa menunjukkan rasatanggung jawab, sehingga dalampelaksanaan pekerjaannya dapatmewujudkan pencapaiuan kinerja pegawaisecara optimal. Hal ini dapat terwujudapabila Camat dalam pelaksanaantugasnya melaksanakan salah satu fungsimanajemen, yaitu pengawasan.

Berdasarkan pengamatanpenyusun pada saat melaksanakanpenjajagan, ternyata kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka belum sepenuhnya memenuhikriteria dari kinerja pegawai. Hal ini dapatterlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1) Masih terdapat sebagian pegawai yang

kurang menunjukan kecakapan,sehingga belum mencapai target kerjayang telah ditetapkan

2) Gairah kerja sebagian pegawai masihrendah, sehingga penyelesaianpekerjaan tidak selesai secara tepatwaktu.

3) Masih adanya sebagian pegawai yangkurang disiplin, dimana dalampelaksanaan tugas kurangmemperhatikanprosedur kerja.

Gejala tersebut menurut dugaan penyusundisebabkan karena Camat dalampelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya menerapkan prinsip-prinsippengawasan.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang

masalah tersebut di atas, maka penyusunmerumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah dengan pelaksanaan

pengawasan oleh Camat dapatmendorong pencapaian kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka ?

2. Apakah dengan pelaksanaanpengawasan oleh Camat akanmembuat pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengkadapat mencapai target kerja yang telahditetapkan ?

3. Apakah pegawai dapat menyelesaikanpekerjaan secara tepat waktu apabilapengawasan sudah dilaksanakan pada

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

84

ISSN 1907-6711

pemerintahan yang bersifat lokalitasmenurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat. Dengan kata lainOtonomi Daerah adalah kewenangandaerah otonom untuk dapat mengatur danmengurus kepentingan masyarakatsetempat sesuai dengan prakarsa danaspirasi masyarakat berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Guna menyelenggarakan kegiatanpemerintahan dan pembangunan didaerah, maka unsur manusia merupakanfaktor yang sangat menentukan, dalam artitercapai atau tidaknya tujuanpemerintahan dan pembangunan di daerahsangat tergantung pada kemampuan paraaparatur pemerintah daerah di dalamproses penyelenggaraan administrasinegara, diantaranya melakukanpeningkatan disiplin dalam pelaksanaantugasnya, yaitu senantiasa patuh, taat padaperaturan perundang-undangan danketentuan yang berlaku serta senantiasamenunjukkan rasa tanggung jawab,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyadapat mengarah pada tercapainya kinerjapegawai.

Sejalan dengan uraian di atas,Kantor Camat Malausma sebagai unsurPerangkat Daerah mempunyai peranpenting dalam mewujudkan tujuan daripembangunan, dalam arti pencapaianmasyarakat yang adil dan makmur, makapara pegawai perlu ditingkatkankepatuhan, ketaatan pada peraturanperundang-undangan dan ketentuan yangberlaku serta senantiasa menunjukkan rasatanggung jawab, sehingga dalampelaksanaan pekerjaannya dapatmewujudkan pencapaiuan kinerja pegawaisecara optimal. Hal ini dapat terwujudapabila Camat dalam pelaksanaantugasnya melaksanakan salah satu fungsimanajemen, yaitu pengawasan.

Berdasarkan pengamatanpenyusun pada saat melaksanakanpenjajagan, ternyata kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka belum sepenuhnya memenuhikriteria dari kinerja pegawai. Hal ini dapatterlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1) Masih terdapat sebagian pegawai yang

kurang menunjukan kecakapan,sehingga belum mencapai target kerjayang telah ditetapkan

2) Gairah kerja sebagian pegawai masihrendah, sehingga penyelesaianpekerjaan tidak selesai secara tepatwaktu.

3) Masih adanya sebagian pegawai yangkurang disiplin, dimana dalampelaksanaan tugas kurangmemperhatikanprosedur kerja.

Gejala tersebut menurut dugaan penyusundisebabkan karena Camat dalampelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya menerapkan prinsip-prinsippengawasan.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang

masalah tersebut di atas, maka penyusunmerumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah dengan pelaksanaan

pengawasan oleh Camat dapatmendorong pencapaian kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka ?

2. Apakah dengan pelaksanaanpengawasan oleh Camat akanmembuat pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengkadapat mencapai target kerja yang telahditetapkan ?

3. Apakah pegawai dapat menyelesaikanpekerjaan secara tepat waktu apabilapengawasan sudah dilaksanakan pada

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

84

ISSN 1907-6711

pemerintahan yang bersifat lokalitasmenurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat. Dengan kata lainOtonomi Daerah adalah kewenangandaerah otonom untuk dapat mengatur danmengurus kepentingan masyarakatsetempat sesuai dengan prakarsa danaspirasi masyarakat berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Guna menyelenggarakan kegiatanpemerintahan dan pembangunan didaerah, maka unsur manusia merupakanfaktor yang sangat menentukan, dalam artitercapai atau tidaknya tujuanpemerintahan dan pembangunan di daerahsangat tergantung pada kemampuan paraaparatur pemerintah daerah di dalamproses penyelenggaraan administrasinegara, diantaranya melakukanpeningkatan disiplin dalam pelaksanaantugasnya, yaitu senantiasa patuh, taat padaperaturan perundang-undangan danketentuan yang berlaku serta senantiasamenunjukkan rasa tanggung jawab,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyadapat mengarah pada tercapainya kinerjapegawai.

Sejalan dengan uraian di atas,Kantor Camat Malausma sebagai unsurPerangkat Daerah mempunyai peranpenting dalam mewujudkan tujuan daripembangunan, dalam arti pencapaianmasyarakat yang adil dan makmur, makapara pegawai perlu ditingkatkankepatuhan, ketaatan pada peraturanperundang-undangan dan ketentuan yangberlaku serta senantiasa menunjukkan rasatanggung jawab, sehingga dalampelaksanaan pekerjaannya dapatmewujudkan pencapaiuan kinerja pegawaisecara optimal. Hal ini dapat terwujudapabila Camat dalam pelaksanaantugasnya melaksanakan salah satu fungsimanajemen, yaitu pengawasan.

Berdasarkan pengamatanpenyusun pada saat melaksanakanpenjajagan, ternyata kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka belum sepenuhnya memenuhikriteria dari kinerja pegawai. Hal ini dapatterlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1) Masih terdapat sebagian pegawai yang

kurang menunjukan kecakapan,sehingga belum mencapai target kerjayang telah ditetapkan

2) Gairah kerja sebagian pegawai masihrendah, sehingga penyelesaianpekerjaan tidak selesai secara tepatwaktu.

3) Masih adanya sebagian pegawai yangkurang disiplin, dimana dalampelaksanaan tugas kurangmemperhatikanprosedur kerja.

Gejala tersebut menurut dugaan penyusundisebabkan karena Camat dalampelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya menerapkan prinsip-prinsippengawasan.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang

masalah tersebut di atas, maka penyusunmerumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah dengan pelaksanaan

pengawasan oleh Camat dapatmendorong pencapaian kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka ?

2. Apakah dengan pelaksanaanpengawasan oleh Camat akanmembuat pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengkadapat mencapai target kerja yang telahditetapkan ?

3. Apakah pegawai dapat menyelesaikanpekerjaan secara tepat waktu apabilapengawasan sudah dilaksanakan pada

Page 3: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

85

ISSN 1907-6711

Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka ?

TujuanAdapun tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :1. Untuk mengetahui dan memahami

bagaimana pelaksanaan pengawasanoleh Camat dalam upaya mencapaikinerja pegawa pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui dan memahamihambatan-hambatan yang dihadapioleh Camat dalam pelaksanaanpengawasan.

3. Untuk mengetahui dan memahamiupaya-upaya yang dilakukan olehCamat dalam menanggulangihambatan-hambatan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

PengawasanPengawasan berarti

mendeterminasi apa yang telahdilaksanakan, mengevaluasi hasil kerjadan apabila dipandang perlu dapatmelakukan tindakan-tindakan korektif,sehingga hasil pekerjaan akan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkansebelumnya atau sesuai dengan ketentuanserta kebijakan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian pengawasanmerupakan alat untuk membantu seorangpimpinan organisasi dalam rangkapencapaian tujuan organisasi yang telahditetapkan sebelumnya, oleh karena itupelaksanaan pengawasan merupakansesuatu yang mutlak harus dilakukan olehseorang pimpinan organisasi, sehinggaproses pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh para bawahan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkansebelumnya.

Guna mengetahui tentangpengertian pengawasan, maka penulisakan mengemukakan beberapa pendapatdari para ahli tentang pengawasan,diantaranya sebagai berikut :

M. Manullang dalam bukunya“Dasar-Dasar Manajemen”,mengemukakan tentang pengertianpengawasan, yaitu sebagai berikut :Pengawasan adalah penilaian akanpekerjaan yang sedang dikerjakan maupunyang sudah selesai, dengan maksudmengadakan tindakan perbaikan bilamanaperlu, agar benar-benar dapat dihasilkantujuan yang sudah digariskan sebelumnya.(2000 : 18)

Selanjutnya Dalton Mc. Farlandmengemukakan defenisi tentangpengertian pengawasan seperti yangdikutip oleh Soewarno Handayaningratdalam bukunya “Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen”, yaitusebagai berikut : “Pengawasan adalahsuatu proses dimana pimpinan inginmengetahui apakah hasil pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan olehbawahannya sesuai dengan rencana,perintah, tujuan atau kebijakan yang telahditentukan” (2006 : 143).

Sedangkan Sarwoto dalambukunya “Dasar-Dasar Organisasi”mengemukakan : “Pengawasan adalahkegiatan manajer yang mengusahakanagar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuaidengan rencana yang ditetapkan dan atauyang dikehendaki” (1981 : 93).

Kemudian Soekarno K. dalambukunya “Dasar-Dasar Manajemen”mengemukakan : “Pengawasan dapatdiartikan sebagai suatu tugas untukmencocokan sampai dimanakah programatau rencana yang telah digariskan atauditetapkan itu dilaksanakan sebagaimana

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

85

ISSN 1907-6711

Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka ?

TujuanAdapun tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :1. Untuk mengetahui dan memahami

bagaimana pelaksanaan pengawasanoleh Camat dalam upaya mencapaikinerja pegawa pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui dan memahamihambatan-hambatan yang dihadapioleh Camat dalam pelaksanaanpengawasan.

3. Untuk mengetahui dan memahamiupaya-upaya yang dilakukan olehCamat dalam menanggulangihambatan-hambatan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

PengawasanPengawasan berarti

mendeterminasi apa yang telahdilaksanakan, mengevaluasi hasil kerjadan apabila dipandang perlu dapatmelakukan tindakan-tindakan korektif,sehingga hasil pekerjaan akan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkansebelumnya atau sesuai dengan ketentuanserta kebijakan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian pengawasanmerupakan alat untuk membantu seorangpimpinan organisasi dalam rangkapencapaian tujuan organisasi yang telahditetapkan sebelumnya, oleh karena itupelaksanaan pengawasan merupakansesuatu yang mutlak harus dilakukan olehseorang pimpinan organisasi, sehinggaproses pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh para bawahan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkansebelumnya.

Guna mengetahui tentangpengertian pengawasan, maka penulisakan mengemukakan beberapa pendapatdari para ahli tentang pengawasan,diantaranya sebagai berikut :

M. Manullang dalam bukunya“Dasar-Dasar Manajemen”,mengemukakan tentang pengertianpengawasan, yaitu sebagai berikut :Pengawasan adalah penilaian akanpekerjaan yang sedang dikerjakan maupunyang sudah selesai, dengan maksudmengadakan tindakan perbaikan bilamanaperlu, agar benar-benar dapat dihasilkantujuan yang sudah digariskan sebelumnya.(2000 : 18)

Selanjutnya Dalton Mc. Farlandmengemukakan defenisi tentangpengertian pengawasan seperti yangdikutip oleh Soewarno Handayaningratdalam bukunya “Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen”, yaitusebagai berikut : “Pengawasan adalahsuatu proses dimana pimpinan inginmengetahui apakah hasil pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan olehbawahannya sesuai dengan rencana,perintah, tujuan atau kebijakan yang telahditentukan” (2006 : 143).

Sedangkan Sarwoto dalambukunya “Dasar-Dasar Organisasi”mengemukakan : “Pengawasan adalahkegiatan manajer yang mengusahakanagar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuaidengan rencana yang ditetapkan dan atauyang dikehendaki” (1981 : 93).

Kemudian Soekarno K. dalambukunya “Dasar-Dasar Manajemen”mengemukakan : “Pengawasan dapatdiartikan sebagai suatu tugas untukmencocokan sampai dimanakah programatau rencana yang telah digariskan atauditetapkan itu dilaksanakan sebagaimana

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

85

ISSN 1907-6711

Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka ?

TujuanAdapun tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :1. Untuk mengetahui dan memahami

bagaimana pelaksanaan pengawasanoleh Camat dalam upaya mencapaikinerja pegawa pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui dan memahamihambatan-hambatan yang dihadapioleh Camat dalam pelaksanaanpengawasan.

3. Untuk mengetahui dan memahamiupaya-upaya yang dilakukan olehCamat dalam menanggulangihambatan-hambatan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

PengawasanPengawasan berarti

mendeterminasi apa yang telahdilaksanakan, mengevaluasi hasil kerjadan apabila dipandang perlu dapatmelakukan tindakan-tindakan korektif,sehingga hasil pekerjaan akan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkansebelumnya atau sesuai dengan ketentuanserta kebijakan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian pengawasanmerupakan alat untuk membantu seorangpimpinan organisasi dalam rangkapencapaian tujuan organisasi yang telahditetapkan sebelumnya, oleh karena itupelaksanaan pengawasan merupakansesuatu yang mutlak harus dilakukan olehseorang pimpinan organisasi, sehinggaproses pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh para bawahan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkansebelumnya.

Guna mengetahui tentangpengertian pengawasan, maka penulisakan mengemukakan beberapa pendapatdari para ahli tentang pengawasan,diantaranya sebagai berikut :

M. Manullang dalam bukunya“Dasar-Dasar Manajemen”,mengemukakan tentang pengertianpengawasan, yaitu sebagai berikut :Pengawasan adalah penilaian akanpekerjaan yang sedang dikerjakan maupunyang sudah selesai, dengan maksudmengadakan tindakan perbaikan bilamanaperlu, agar benar-benar dapat dihasilkantujuan yang sudah digariskan sebelumnya.(2000 : 18)

Selanjutnya Dalton Mc. Farlandmengemukakan defenisi tentangpengertian pengawasan seperti yangdikutip oleh Soewarno Handayaningratdalam bukunya “Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen”, yaitusebagai berikut : “Pengawasan adalahsuatu proses dimana pimpinan inginmengetahui apakah hasil pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan olehbawahannya sesuai dengan rencana,perintah, tujuan atau kebijakan yang telahditentukan” (2006 : 143).

Sedangkan Sarwoto dalambukunya “Dasar-Dasar Organisasi”mengemukakan : “Pengawasan adalahkegiatan manajer yang mengusahakanagar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuaidengan rencana yang ditetapkan dan atauyang dikehendaki” (1981 : 93).

Kemudian Soekarno K. dalambukunya “Dasar-Dasar Manajemen”mengemukakan : “Pengawasan dapatdiartikan sebagai suatu tugas untukmencocokan sampai dimanakah programatau rencana yang telah digariskan atauditetapkan itu dilaksanakan sebagaimana

Page 4: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

86

ISSN 1907-6711

mestinya dan apakah hasilnya sesuaidengan yang dikehendaki” (1986 : 145).

Dann Sugandha dalam bukunya“Kepemimpinan di Dalam Administrasi”,mengemukakan bahwa pengertianpengawasan, adalah sebagi berikut :Pengawasan merupakan suatu kegiatanuntuk mencocokan hasil kerja dengansasaran yang telah ditetapkan danmelakukan pengamatan apakah pekerjaanatau kegiatan yang sedang dilakukansesuai dengan cara yang ditetapkan dalamrencana atau tidak. (1986 : 43).

Dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa padamasing-masing defenisi terdapatpenekanan pada hal-hal tertentu, akantetapi walaupun demikian pada dasrnyaterdapat kesamaan, yaitubahwa rencanaatau tugas yang telah ditetapkanmerupakan ukuran dari pada pengawasan,baik melalui penilaian, pengamatanmaupun tindakan-tindakan koreksi.

Dengan demikian, maka dapatdikatakan bahwa pengawasan merupakansuatu proses kegiatan untukmengusahakan agar pelaksanaanpekerjaan berjalan sesuai dengan rencana,perintah maupun kebijakan yang telahditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan asumsi tersebut,maka rencana tanpa pengawasan akanmenimbulkan penyimpangan-penyimpangan dan tanpa ada alat untukmencegahnya walaupun tujuannyatercapai, akan tetapi membutuhkanpengorbanan yang besar sekali, karenadalam pelaksanaanya terjadi kebocoranserta pemborosan.

Tujuan PengawasanTujuan pengawasan adalah agar

hasil pelaksanaan pekerjaan diperolehsecara berdaya guna (efisien) dan berhasil

guna (efektif), sesuai dengan rencana sertakebijakan yang telah ditetapkansebelumnya.

Guna mengetahui tentang tujuanpengawasan, maka penulis akanmengemukakanb beberapa pendapat daripara ahli, diantaranya :

Soewarno Handayaningrat dalambukunya “Pengantar Ilmu Administrasidan Manajemen”, menyatakan : “Tujuanpengawasan adalah agar hasil pelaksanaanpekerjaan diperoleh secara berdaya guna(efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuaidengan rencana yang telah ditentukansebelumnya”. (1985 : 143).

Selanjutnya Arifin Abdurachmandalam bukunya “Kerangka Pokok-PokokManajemen Umum”, mengemukakantentang tujuan pengawasan adalah “Untukmembuat segenap kegiatan-kegiatanmanajemen dinamis dan berhasil gunasecara efektif dan efisien” (2000 : 99).

Sedangkan M. Hadi dalambukunya “Administrasi KeuanganRepublik Indonesia”, mengemukakantentang tujuan pengawasan, yaitu :1) Segala sesuatu berjalan menurut

rencana.2) Segala sesuatu yang dijalankan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.3) Tugas itu dijalankan dengan efisien

dan tidak terjadi pemborosan.(1981 : 110)

Dengan demikian, maka dapatditarik suatu kesimpulan bahwa tujuanpengawasan adalah untuk menumbuhkanrasa ketaatan, kepatuhan serta tanggungjawab di dalam pelaksanaan suatupekerjaan terhadap ketentuan maupunperaturan yang berlaku, sehingga hasilpelaksanaan pekerjaan tersebut dicapaisecara efektif dan efisien.Fungsi Pengawasan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

86

ISSN 1907-6711

mestinya dan apakah hasilnya sesuaidengan yang dikehendaki” (1986 : 145).

Dann Sugandha dalam bukunya“Kepemimpinan di Dalam Administrasi”,mengemukakan bahwa pengertianpengawasan, adalah sebagi berikut :Pengawasan merupakan suatu kegiatanuntuk mencocokan hasil kerja dengansasaran yang telah ditetapkan danmelakukan pengamatan apakah pekerjaanatau kegiatan yang sedang dilakukansesuai dengan cara yang ditetapkan dalamrencana atau tidak. (1986 : 43).

Dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa padamasing-masing defenisi terdapatpenekanan pada hal-hal tertentu, akantetapi walaupun demikian pada dasrnyaterdapat kesamaan, yaitubahwa rencanaatau tugas yang telah ditetapkanmerupakan ukuran dari pada pengawasan,baik melalui penilaian, pengamatanmaupun tindakan-tindakan koreksi.

Dengan demikian, maka dapatdikatakan bahwa pengawasan merupakansuatu proses kegiatan untukmengusahakan agar pelaksanaanpekerjaan berjalan sesuai dengan rencana,perintah maupun kebijakan yang telahditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan asumsi tersebut,maka rencana tanpa pengawasan akanmenimbulkan penyimpangan-penyimpangan dan tanpa ada alat untukmencegahnya walaupun tujuannyatercapai, akan tetapi membutuhkanpengorbanan yang besar sekali, karenadalam pelaksanaanya terjadi kebocoranserta pemborosan.

Tujuan PengawasanTujuan pengawasan adalah agar

hasil pelaksanaan pekerjaan diperolehsecara berdaya guna (efisien) dan berhasil

guna (efektif), sesuai dengan rencana sertakebijakan yang telah ditetapkansebelumnya.

Guna mengetahui tentang tujuanpengawasan, maka penulis akanmengemukakanb beberapa pendapat daripara ahli, diantaranya :

Soewarno Handayaningrat dalambukunya “Pengantar Ilmu Administrasidan Manajemen”, menyatakan : “Tujuanpengawasan adalah agar hasil pelaksanaanpekerjaan diperoleh secara berdaya guna(efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuaidengan rencana yang telah ditentukansebelumnya”. (1985 : 143).

Selanjutnya Arifin Abdurachmandalam bukunya “Kerangka Pokok-PokokManajemen Umum”, mengemukakantentang tujuan pengawasan adalah “Untukmembuat segenap kegiatan-kegiatanmanajemen dinamis dan berhasil gunasecara efektif dan efisien” (2000 : 99).

Sedangkan M. Hadi dalambukunya “Administrasi KeuanganRepublik Indonesia”, mengemukakantentang tujuan pengawasan, yaitu :1) Segala sesuatu berjalan menurut

rencana.2) Segala sesuatu yang dijalankan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.3) Tugas itu dijalankan dengan efisien

dan tidak terjadi pemborosan.(1981 : 110)

Dengan demikian, maka dapatditarik suatu kesimpulan bahwa tujuanpengawasan adalah untuk menumbuhkanrasa ketaatan, kepatuhan serta tanggungjawab di dalam pelaksanaan suatupekerjaan terhadap ketentuan maupunperaturan yang berlaku, sehingga hasilpelaksanaan pekerjaan tersebut dicapaisecara efektif dan efisien.Fungsi Pengawasan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

86

ISSN 1907-6711

mestinya dan apakah hasilnya sesuaidengan yang dikehendaki” (1986 : 145).

Dann Sugandha dalam bukunya“Kepemimpinan di Dalam Administrasi”,mengemukakan bahwa pengertianpengawasan, adalah sebagi berikut :Pengawasan merupakan suatu kegiatanuntuk mencocokan hasil kerja dengansasaran yang telah ditetapkan danmelakukan pengamatan apakah pekerjaanatau kegiatan yang sedang dilakukansesuai dengan cara yang ditetapkan dalamrencana atau tidak. (1986 : 43).

Dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa padamasing-masing defenisi terdapatpenekanan pada hal-hal tertentu, akantetapi walaupun demikian pada dasrnyaterdapat kesamaan, yaitubahwa rencanaatau tugas yang telah ditetapkanmerupakan ukuran dari pada pengawasan,baik melalui penilaian, pengamatanmaupun tindakan-tindakan koreksi.

Dengan demikian, maka dapatdikatakan bahwa pengawasan merupakansuatu proses kegiatan untukmengusahakan agar pelaksanaanpekerjaan berjalan sesuai dengan rencana,perintah maupun kebijakan yang telahditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan asumsi tersebut,maka rencana tanpa pengawasan akanmenimbulkan penyimpangan-penyimpangan dan tanpa ada alat untukmencegahnya walaupun tujuannyatercapai, akan tetapi membutuhkanpengorbanan yang besar sekali, karenadalam pelaksanaanya terjadi kebocoranserta pemborosan.

Tujuan PengawasanTujuan pengawasan adalah agar

hasil pelaksanaan pekerjaan diperolehsecara berdaya guna (efisien) dan berhasil

guna (efektif), sesuai dengan rencana sertakebijakan yang telah ditetapkansebelumnya.

Guna mengetahui tentang tujuanpengawasan, maka penulis akanmengemukakanb beberapa pendapat daripara ahli, diantaranya :

Soewarno Handayaningrat dalambukunya “Pengantar Ilmu Administrasidan Manajemen”, menyatakan : “Tujuanpengawasan adalah agar hasil pelaksanaanpekerjaan diperoleh secara berdaya guna(efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuaidengan rencana yang telah ditentukansebelumnya”. (1985 : 143).

Selanjutnya Arifin Abdurachmandalam bukunya “Kerangka Pokok-PokokManajemen Umum”, mengemukakantentang tujuan pengawasan adalah “Untukmembuat segenap kegiatan-kegiatanmanajemen dinamis dan berhasil gunasecara efektif dan efisien” (2000 : 99).

Sedangkan M. Hadi dalambukunya “Administrasi KeuanganRepublik Indonesia”, mengemukakantentang tujuan pengawasan, yaitu :1) Segala sesuatu berjalan menurut

rencana.2) Segala sesuatu yang dijalankan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.3) Tugas itu dijalankan dengan efisien

dan tidak terjadi pemborosan.(1981 : 110)

Dengan demikian, maka dapatditarik suatu kesimpulan bahwa tujuanpengawasan adalah untuk menumbuhkanrasa ketaatan, kepatuhan serta tanggungjawab di dalam pelaksanaan suatupekerjaan terhadap ketentuan maupunperaturan yang berlaku, sehingga hasilpelaksanaan pekerjaan tersebut dicapaisecara efektif dan efisien.Fungsi Pengawasan

Page 5: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

87

ISSN 1907-6711

Menurut SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Administrasi danManajemen”, fungsi pengawasan adalahsebagai berikut :1. Mempertebal rasa tanggung jawab

terhadap pejabat yang diserahi tugasdan wewenang dalam pelaksanaanpekerjaan.

2. Mendidik para pejabat agar merekamelaksanakan pekerjaannya sesuaidengan prosedur yang telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinyapenyimpangan, kelalaian dankelemahan, agar tidak terjadi kerugianyang tidak diinginkan.

4. Untuk memperbaiki kesalahan danpenyelewengan agar pelaksanaanpekerjaan tidak mengalami hambatandan pemborosan-pemborosan (2006 :144).

Prinsip-Prinsip PengawasanAgar pelaksanaan pengawasan

mendapatkan hasil yang optimal, dalamarti hasil pelaksanaan pekerjaan sesuaidengan rencana, perintah serta kebijakanyang telah ditetapkan sebelumnya, makaseorang pimpinan organisasi di dalampelaksanaan pengawasan harusberpedoman pada prinsip-prinsippengawasan, sebagaimana dikemukakanoleh Arifin Abdurachman dalam bukunya“Kerangka Pokok-Pokok Manajemen”,yaitu sebagai berikut :

1) Prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan.

2) Prinsip efisiensi.3) Prinsip penglihatan kemuka.4) Prinsip pengawasan langsung.5) Prinsip dari kestandaran.6) Prinsip dari titik-titik strategis.7) Prinsip teliti ulang.(2000 : 103)

Untuk lebih jelasnya mengenaiprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makaakan diuraikan sebagai berikut :1. Prinsip penjaminan terhadap

tercapainya tujuan.Tindakan pengawasan harus dapatdijadikanb jaminan di dalam mencapaitujuan organisasi yang telah ditetapkansebelumnya. Bila tidak dilaksanakanpengawasan, maka seolah-olah tujuanorganisasi tidak akan tercapai, olehkarena itu pengawasan merupakankegiatan yang mutlak harusdilaksanakan dan sekaligus merupakaninstrumen yang penting di dalampencapaian tujuan organisasi yangtelah ditentukan, yaitu melalui prosesmelakukan perbandingan antararencana dengan pelaksanaan sertamelakukan tindakan-tindakan koreksiterhadap adanya penyimpangan.

2. Prinsip EfisiensiPelaksanaan pengawasan dalam suaturangkaian pekerjaan yang telahditentukan dapat dicapai denganmenentukan batasan sumber dana sertasumber daya yang tersedia. Hal iniberarti di dalam pelaksanaanpengawasan harus diusahakanpenggunaan dana dan tenaga secaratepat serta melakukan rasionalitasdalam penggunaan waktu.

3. Prinsip penglihatan kemuka.Pelaksanaan pekerjaan yangdilaksanakan sekarang akan berkaitandengan pekerjaan lain yang belumdilaksanakan, sehingga perencanaanyang sekarang dilaksanakan harusberkaitan dengan perencanaanberikutnya, dengan demikian harus adasuatu kesinambungan dari rencanayang sudah dilaksanakan dan rencanayang akan dilaksanakan nanti. Hal ini

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

87

ISSN 1907-6711

Menurut SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Administrasi danManajemen”, fungsi pengawasan adalahsebagai berikut :1. Mempertebal rasa tanggung jawab

terhadap pejabat yang diserahi tugasdan wewenang dalam pelaksanaanpekerjaan.

2. Mendidik para pejabat agar merekamelaksanakan pekerjaannya sesuaidengan prosedur yang telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinyapenyimpangan, kelalaian dankelemahan, agar tidak terjadi kerugianyang tidak diinginkan.

4. Untuk memperbaiki kesalahan danpenyelewengan agar pelaksanaanpekerjaan tidak mengalami hambatandan pemborosan-pemborosan (2006 :144).

Prinsip-Prinsip PengawasanAgar pelaksanaan pengawasan

mendapatkan hasil yang optimal, dalamarti hasil pelaksanaan pekerjaan sesuaidengan rencana, perintah serta kebijakanyang telah ditetapkan sebelumnya, makaseorang pimpinan organisasi di dalampelaksanaan pengawasan harusberpedoman pada prinsip-prinsippengawasan, sebagaimana dikemukakanoleh Arifin Abdurachman dalam bukunya“Kerangka Pokok-Pokok Manajemen”,yaitu sebagai berikut :

1) Prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan.

2) Prinsip efisiensi.3) Prinsip penglihatan kemuka.4) Prinsip pengawasan langsung.5) Prinsip dari kestandaran.6) Prinsip dari titik-titik strategis.7) Prinsip teliti ulang.(2000 : 103)

Untuk lebih jelasnya mengenaiprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makaakan diuraikan sebagai berikut :1. Prinsip penjaminan terhadap

tercapainya tujuan.Tindakan pengawasan harus dapatdijadikanb jaminan di dalam mencapaitujuan organisasi yang telah ditetapkansebelumnya. Bila tidak dilaksanakanpengawasan, maka seolah-olah tujuanorganisasi tidak akan tercapai, olehkarena itu pengawasan merupakankegiatan yang mutlak harusdilaksanakan dan sekaligus merupakaninstrumen yang penting di dalampencapaian tujuan organisasi yangtelah ditentukan, yaitu melalui prosesmelakukan perbandingan antararencana dengan pelaksanaan sertamelakukan tindakan-tindakan koreksiterhadap adanya penyimpangan.

2. Prinsip EfisiensiPelaksanaan pengawasan dalam suaturangkaian pekerjaan yang telahditentukan dapat dicapai denganmenentukan batasan sumber dana sertasumber daya yang tersedia. Hal iniberarti di dalam pelaksanaanpengawasan harus diusahakanpenggunaan dana dan tenaga secaratepat serta melakukan rasionalitasdalam penggunaan waktu.

3. Prinsip penglihatan kemuka.Pelaksanaan pekerjaan yangdilaksanakan sekarang akan berkaitandengan pekerjaan lain yang belumdilaksanakan, sehingga perencanaanyang sekarang dilaksanakan harusberkaitan dengan perencanaanberikutnya, dengan demikian harus adasuatu kesinambungan dari rencanayang sudah dilaksanakan dan rencanayang akan dilaksanakan nanti. Hal ini

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

87

ISSN 1907-6711

Menurut SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Administrasi danManajemen”, fungsi pengawasan adalahsebagai berikut :1. Mempertebal rasa tanggung jawab

terhadap pejabat yang diserahi tugasdan wewenang dalam pelaksanaanpekerjaan.

2. Mendidik para pejabat agar merekamelaksanakan pekerjaannya sesuaidengan prosedur yang telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinyapenyimpangan, kelalaian dankelemahan, agar tidak terjadi kerugianyang tidak diinginkan.

4. Untuk memperbaiki kesalahan danpenyelewengan agar pelaksanaanpekerjaan tidak mengalami hambatandan pemborosan-pemborosan (2006 :144).

Prinsip-Prinsip PengawasanAgar pelaksanaan pengawasan

mendapatkan hasil yang optimal, dalamarti hasil pelaksanaan pekerjaan sesuaidengan rencana, perintah serta kebijakanyang telah ditetapkan sebelumnya, makaseorang pimpinan organisasi di dalampelaksanaan pengawasan harusberpedoman pada prinsip-prinsippengawasan, sebagaimana dikemukakanoleh Arifin Abdurachman dalam bukunya“Kerangka Pokok-Pokok Manajemen”,yaitu sebagai berikut :

1) Prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan.

2) Prinsip efisiensi.3) Prinsip penglihatan kemuka.4) Prinsip pengawasan langsung.5) Prinsip dari kestandaran.6) Prinsip dari titik-titik strategis.7) Prinsip teliti ulang.(2000 : 103)

Untuk lebih jelasnya mengenaiprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makaakan diuraikan sebagai berikut :1. Prinsip penjaminan terhadap

tercapainya tujuan.Tindakan pengawasan harus dapatdijadikanb jaminan di dalam mencapaitujuan organisasi yang telah ditetapkansebelumnya. Bila tidak dilaksanakanpengawasan, maka seolah-olah tujuanorganisasi tidak akan tercapai, olehkarena itu pengawasan merupakankegiatan yang mutlak harusdilaksanakan dan sekaligus merupakaninstrumen yang penting di dalampencapaian tujuan organisasi yangtelah ditentukan, yaitu melalui prosesmelakukan perbandingan antararencana dengan pelaksanaan sertamelakukan tindakan-tindakan koreksiterhadap adanya penyimpangan.

2. Prinsip EfisiensiPelaksanaan pengawasan dalam suaturangkaian pekerjaan yang telahditentukan dapat dicapai denganmenentukan batasan sumber dana sertasumber daya yang tersedia. Hal iniberarti di dalam pelaksanaanpengawasan harus diusahakanpenggunaan dana dan tenaga secaratepat serta melakukan rasionalitasdalam penggunaan waktu.

3. Prinsip penglihatan kemuka.Pelaksanaan pekerjaan yangdilaksanakan sekarang akan berkaitandengan pekerjaan lain yang belumdilaksanakan, sehingga perencanaanyang sekarang dilaksanakan harusberkaitan dengan perencanaanberikutnya, dengan demikian harus adasuatu kesinambungan dari rencanayang sudah dilaksanakan dan rencanayang akan dilaksanakan nanti. Hal ini

Page 6: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

88

ISSN 1907-6711

dapat terwujud apabila pimpinanorganisasi mengupayakan hasilpengawasan dijadikan pedoman bagipenyusunan rencana selanjutnya sertamelakukan pengembangan ke arahyang lebih baik bagi organisasi.

4. Prinsip pengawasan langsungPengawasan harus dilakukan secaralangsung oleh pimpinan organisasi,yaitu dengan mengusahakan secaralangsung dapat melihat, menilai danmembandingkan dengan obyek yangnyata. Hal ini dapat dilakukan melaluiinspeksi langsung serta memintalaporan ditempat.

5. Prinsip kestandaranPelaksanaan pengawasan harus benar-benar dilaksanakan berdasarkan padaketentuan yang seharusnya dengantanpa mengurangi nilai standar yangtelah ditetapkan. Oleh karena itu dalammekaksanakan pengawasan seorangpimpinan organisasi harus berusahabertindak secara obyektif serta mampumenentukan standar kerja yang dapatdijadikan pedoman bagi para bawahandalam pelaksanaan kerjanya.

6. Prinsip dari titik-titik strategis.Sebelum dilaksanakan pengawasanhendaknya seorang pimpinanorganisasi harus berusaha menentukanskala prioritas dan menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif dalamtahapan pelaksanaan pekerjaan,sehingga pada akhirnya dapatditetapkan bagian yang strategis dalamproses pengawasan.

7. Prinsip teliti ulangSeorang pimpinan organisasi dalampelaksanaan pengawasan harusberusaha melakukan teliti ulangterhadap hasil pelaksanaan pekerjaanyang dilakukan para bawahan, hal inidapat dilakukan melalui penekanan

pentingnya laporan periodik sertaadanya tindakan-tindakan korektif darisetiap pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh para bawahan.

Dari uraian-uraian tentangprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makadapat diketahui bahwa penguasaan tentangprinsip-prinsip pengawasan merupakansuatu keharusan bagi seorang pimpinanorganisasi dalam pelaksanaanpengawasan, sehingga apa yangdilakakukan oleh para bawahan dalampelaksanaan pekerjaan akan memperolehhasil yang optimal sesuai dengan rencana,perintah maupun kebijakan yang telahditetapkan sebelumnya.

Pengertian Kinerja PegawaiMengenai pengertian kinerja,

Mangkunegara dalam bukunya”Perencanaan dan Pengembangan SumberDaya Manusia”, menyatakan sebagaiberikut : ”Kinerja adalah merupakan hasilkerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai seseorang dalam melaksanakanfungsinya sesuai dengan tanggung jawabyang diberikan kepadanya”. (2003 : 89).

SedangkanIrham Fahmi dalambukunya ”Manajemen Kinerja Teori danAplikasi”, mengemukakan sebagai berikut:Kinerja pegawai adalah gambaranmengenai tingkat pencapaian pelaksanaansuatu kegiatan/program/kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, misi, danvisi organisasi yang tertuang dalamperumusan skema strategis (strategicplanning) suatu organisasi (2010 : 2).

Selanjutnya pengertian kinerjamenurut Moeheriono dalam bukunya”Pengukuran Kinerja BerbasisKompetensi”, menyatakan :Kinerja merupakan gambaran mengenaitingkat pencapaian pelaksanaan program

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

88

ISSN 1907-6711

dapat terwujud apabila pimpinanorganisasi mengupayakan hasilpengawasan dijadikan pedoman bagipenyusunan rencana selanjutnya sertamelakukan pengembangan ke arahyang lebih baik bagi organisasi.

4. Prinsip pengawasan langsungPengawasan harus dilakukan secaralangsung oleh pimpinan organisasi,yaitu dengan mengusahakan secaralangsung dapat melihat, menilai danmembandingkan dengan obyek yangnyata. Hal ini dapat dilakukan melaluiinspeksi langsung serta memintalaporan ditempat.

5. Prinsip kestandaranPelaksanaan pengawasan harus benar-benar dilaksanakan berdasarkan padaketentuan yang seharusnya dengantanpa mengurangi nilai standar yangtelah ditetapkan. Oleh karena itu dalammekaksanakan pengawasan seorangpimpinan organisasi harus berusahabertindak secara obyektif serta mampumenentukan standar kerja yang dapatdijadikan pedoman bagi para bawahandalam pelaksanaan kerjanya.

6. Prinsip dari titik-titik strategis.Sebelum dilaksanakan pengawasanhendaknya seorang pimpinanorganisasi harus berusaha menentukanskala prioritas dan menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif dalamtahapan pelaksanaan pekerjaan,sehingga pada akhirnya dapatditetapkan bagian yang strategis dalamproses pengawasan.

7. Prinsip teliti ulangSeorang pimpinan organisasi dalampelaksanaan pengawasan harusberusaha melakukan teliti ulangterhadap hasil pelaksanaan pekerjaanyang dilakukan para bawahan, hal inidapat dilakukan melalui penekanan

pentingnya laporan periodik sertaadanya tindakan-tindakan korektif darisetiap pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh para bawahan.

Dari uraian-uraian tentangprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makadapat diketahui bahwa penguasaan tentangprinsip-prinsip pengawasan merupakansuatu keharusan bagi seorang pimpinanorganisasi dalam pelaksanaanpengawasan, sehingga apa yangdilakakukan oleh para bawahan dalampelaksanaan pekerjaan akan memperolehhasil yang optimal sesuai dengan rencana,perintah maupun kebijakan yang telahditetapkan sebelumnya.

Pengertian Kinerja PegawaiMengenai pengertian kinerja,

Mangkunegara dalam bukunya”Perencanaan dan Pengembangan SumberDaya Manusia”, menyatakan sebagaiberikut : ”Kinerja adalah merupakan hasilkerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai seseorang dalam melaksanakanfungsinya sesuai dengan tanggung jawabyang diberikan kepadanya”. (2003 : 89).

SedangkanIrham Fahmi dalambukunya ”Manajemen Kinerja Teori danAplikasi”, mengemukakan sebagai berikut:Kinerja pegawai adalah gambaranmengenai tingkat pencapaian pelaksanaansuatu kegiatan/program/kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, misi, danvisi organisasi yang tertuang dalamperumusan skema strategis (strategicplanning) suatu organisasi (2010 : 2).

Selanjutnya pengertian kinerjamenurut Moeheriono dalam bukunya”Pengukuran Kinerja BerbasisKompetensi”, menyatakan :Kinerja merupakan gambaran mengenaitingkat pencapaian pelaksanaan program

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

88

ISSN 1907-6711

dapat terwujud apabila pimpinanorganisasi mengupayakan hasilpengawasan dijadikan pedoman bagipenyusunan rencana selanjutnya sertamelakukan pengembangan ke arahyang lebih baik bagi organisasi.

4. Prinsip pengawasan langsungPengawasan harus dilakukan secaralangsung oleh pimpinan organisasi,yaitu dengan mengusahakan secaralangsung dapat melihat, menilai danmembandingkan dengan obyek yangnyata. Hal ini dapat dilakukan melaluiinspeksi langsung serta memintalaporan ditempat.

5. Prinsip kestandaranPelaksanaan pengawasan harus benar-benar dilaksanakan berdasarkan padaketentuan yang seharusnya dengantanpa mengurangi nilai standar yangtelah ditetapkan. Oleh karena itu dalammekaksanakan pengawasan seorangpimpinan organisasi harus berusahabertindak secara obyektif serta mampumenentukan standar kerja yang dapatdijadikan pedoman bagi para bawahandalam pelaksanaan kerjanya.

6. Prinsip dari titik-titik strategis.Sebelum dilaksanakan pengawasanhendaknya seorang pimpinanorganisasi harus berusaha menentukanskala prioritas dan menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif dalamtahapan pelaksanaan pekerjaan,sehingga pada akhirnya dapatditetapkan bagian yang strategis dalamproses pengawasan.

7. Prinsip teliti ulangSeorang pimpinan organisasi dalampelaksanaan pengawasan harusberusaha melakukan teliti ulangterhadap hasil pelaksanaan pekerjaanyang dilakukan para bawahan, hal inidapat dilakukan melalui penekanan

pentingnya laporan periodik sertaadanya tindakan-tindakan korektif darisetiap pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh para bawahan.

Dari uraian-uraian tentangprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makadapat diketahui bahwa penguasaan tentangprinsip-prinsip pengawasan merupakansuatu keharusan bagi seorang pimpinanorganisasi dalam pelaksanaanpengawasan, sehingga apa yangdilakakukan oleh para bawahan dalampelaksanaan pekerjaan akan memperolehhasil yang optimal sesuai dengan rencana,perintah maupun kebijakan yang telahditetapkan sebelumnya.

Pengertian Kinerja PegawaiMengenai pengertian kinerja,

Mangkunegara dalam bukunya”Perencanaan dan Pengembangan SumberDaya Manusia”, menyatakan sebagaiberikut : ”Kinerja adalah merupakan hasilkerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai seseorang dalam melaksanakanfungsinya sesuai dengan tanggung jawabyang diberikan kepadanya”. (2003 : 89).

SedangkanIrham Fahmi dalambukunya ”Manajemen Kinerja Teori danAplikasi”, mengemukakan sebagai berikut:Kinerja pegawai adalah gambaranmengenai tingkat pencapaian pelaksanaansuatu kegiatan/program/kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, misi, danvisi organisasi yang tertuang dalamperumusan skema strategis (strategicplanning) suatu organisasi (2010 : 2).

Selanjutnya pengertian kinerjamenurut Moeheriono dalam bukunya”Pengukuran Kinerja BerbasisKompetensi”, menyatakan :Kinerja merupakan gambaran mengenaitingkat pencapaian pelaksanaan program

Page 7: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

89

ISSN 1907-6711

kegiatan atau kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misiorganisasi yang dituangkan melaluiperencanaan strategis suatu organisasi.(2009 : 60).

Wibowo dalam bukunya“Manajemen Kinerja“, mengemukakansebagai berikut : ”Kinerja adalahmelakukan pekerjaan dan hasil yangdicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerjaadalah tentang apa yang dikerjakan danbagaimana cara mengerjakannya”. (2010: 7).

Rivai, Veithzal dalam buknya”Performance Appraisal”,mengemukakan tentang pengertianKinerja sebagai berikut :Kinerja adalah hasil atau tingkatankeberhasilan seseorang secara keseluruhanselama periode tertentu di dalammelaksanakan tugas dibandingkan denganberbagai kemungkinan seperti standarhasil kerja, target atau sasaran atau kriteriayang telah ditentukan terlebih dahulu dantelah disepakati bersama. (2005 : 14).

Berdasarkan uraian-uraiantersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa kinerja pegawai adalah suatu hasil(out-put) dari seorang atau sekelompokpegawai dalam suatu proses kegiatan ataupekerjaan, sehingga sesuai dengan rencanadan target yang telah ditetapkan.

Guna mengetahui baik atautidaknya kinerja dari para pegawai, makadapat diketahui melalui indikator-indikator yang dikemukan oleh Armstrongdan Baron yang dikutip oleh Wibowodalam bukunya ”Manajemen Kinerja”,yaitu :Ukuran kinerja bagi individu berhubungandengan akuntabilitas dan ditetapkan dalamkriteria sebagai berikut :1) Kuantitas.2) Kualitas.

3) Produktivitas.4) Ketepatan waktu, dan5) Efektivitas biaya

(2010 :246).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akandilakukan pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka adalah penelitiankualitatif, yaitu untuk mengetahui secaramendalam tentang upaya meningkatkankinerja pegawai.Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut S. Nasution data primeradalah data yang diperoleh langsung darilapangan atau tempat penelitian,sedangkan menurut Lofland sumber datautama dalam penelitian kualitatif ialahkata-kata dan tindakan.

Kata-kata dan tindakanmerupakan sumber data yang diperolehdari lapangan dengan mengamati danwawancara. Peneliti menggunakan data iniuntuk mendapatkan informasi langsungtentang Pengawasan Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yangdidapat dari sumber bacaan dan berbagaimaqcam sumber lainnya yang terdiri darisurat-surat pribadi, buku harian, notularapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansipemerintah.

Data sedkunder bisa juga berupamajalah, buletin, publikasi dari berbagaiorganisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, hasil survey,studi historis dan sebagainya.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

89

ISSN 1907-6711

kegiatan atau kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misiorganisasi yang dituangkan melaluiperencanaan strategis suatu organisasi.(2009 : 60).

Wibowo dalam bukunya“Manajemen Kinerja“, mengemukakansebagai berikut : ”Kinerja adalahmelakukan pekerjaan dan hasil yangdicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerjaadalah tentang apa yang dikerjakan danbagaimana cara mengerjakannya”. (2010: 7).

Rivai, Veithzal dalam buknya”Performance Appraisal”,mengemukakan tentang pengertianKinerja sebagai berikut :Kinerja adalah hasil atau tingkatankeberhasilan seseorang secara keseluruhanselama periode tertentu di dalammelaksanakan tugas dibandingkan denganberbagai kemungkinan seperti standarhasil kerja, target atau sasaran atau kriteriayang telah ditentukan terlebih dahulu dantelah disepakati bersama. (2005 : 14).

Berdasarkan uraian-uraiantersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa kinerja pegawai adalah suatu hasil(out-put) dari seorang atau sekelompokpegawai dalam suatu proses kegiatan ataupekerjaan, sehingga sesuai dengan rencanadan target yang telah ditetapkan.

Guna mengetahui baik atautidaknya kinerja dari para pegawai, makadapat diketahui melalui indikator-indikator yang dikemukan oleh Armstrongdan Baron yang dikutip oleh Wibowodalam bukunya ”Manajemen Kinerja”,yaitu :Ukuran kinerja bagi individu berhubungandengan akuntabilitas dan ditetapkan dalamkriteria sebagai berikut :1) Kuantitas.2) Kualitas.

3) Produktivitas.4) Ketepatan waktu, dan5) Efektivitas biaya

(2010 :246).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akandilakukan pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka adalah penelitiankualitatif, yaitu untuk mengetahui secaramendalam tentang upaya meningkatkankinerja pegawai.Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut S. Nasution data primeradalah data yang diperoleh langsung darilapangan atau tempat penelitian,sedangkan menurut Lofland sumber datautama dalam penelitian kualitatif ialahkata-kata dan tindakan.

Kata-kata dan tindakanmerupakan sumber data yang diperolehdari lapangan dengan mengamati danwawancara. Peneliti menggunakan data iniuntuk mendapatkan informasi langsungtentang Pengawasan Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yangdidapat dari sumber bacaan dan berbagaimaqcam sumber lainnya yang terdiri darisurat-surat pribadi, buku harian, notularapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansipemerintah.

Data sedkunder bisa juga berupamajalah, buletin, publikasi dari berbagaiorganisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, hasil survey,studi historis dan sebagainya.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

89

ISSN 1907-6711

kegiatan atau kebijakan dalammewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misiorganisasi yang dituangkan melaluiperencanaan strategis suatu organisasi.(2009 : 60).

Wibowo dalam bukunya“Manajemen Kinerja“, mengemukakansebagai berikut : ”Kinerja adalahmelakukan pekerjaan dan hasil yangdicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerjaadalah tentang apa yang dikerjakan danbagaimana cara mengerjakannya”. (2010: 7).

Rivai, Veithzal dalam buknya”Performance Appraisal”,mengemukakan tentang pengertianKinerja sebagai berikut :Kinerja adalah hasil atau tingkatankeberhasilan seseorang secara keseluruhanselama periode tertentu di dalammelaksanakan tugas dibandingkan denganberbagai kemungkinan seperti standarhasil kerja, target atau sasaran atau kriteriayang telah ditentukan terlebih dahulu dantelah disepakati bersama. (2005 : 14).

Berdasarkan uraian-uraiantersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa kinerja pegawai adalah suatu hasil(out-put) dari seorang atau sekelompokpegawai dalam suatu proses kegiatan ataupekerjaan, sehingga sesuai dengan rencanadan target yang telah ditetapkan.

Guna mengetahui baik atautidaknya kinerja dari para pegawai, makadapat diketahui melalui indikator-indikator yang dikemukan oleh Armstrongdan Baron yang dikutip oleh Wibowodalam bukunya ”Manajemen Kinerja”,yaitu :Ukuran kinerja bagi individu berhubungandengan akuntabilitas dan ditetapkan dalamkriteria sebagai berikut :1) Kuantitas.2) Kualitas.

3) Produktivitas.4) Ketepatan waktu, dan5) Efektivitas biaya

(2010 :246).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akandilakukan pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka adalah penelitiankualitatif, yaitu untuk mengetahui secaramendalam tentang upaya meningkatkankinerja pegawai.Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut S. Nasution data primeradalah data yang diperoleh langsung darilapangan atau tempat penelitian,sedangkan menurut Lofland sumber datautama dalam penelitian kualitatif ialahkata-kata dan tindakan.

Kata-kata dan tindakanmerupakan sumber data yang diperolehdari lapangan dengan mengamati danwawancara. Peneliti menggunakan data iniuntuk mendapatkan informasi langsungtentang Pengawasan Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yangdidapat dari sumber bacaan dan berbagaimaqcam sumber lainnya yang terdiri darisurat-surat pribadi, buku harian, notularapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansipemerintah.

Data sedkunder bisa juga berupamajalah, buletin, publikasi dari berbagaiorganisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, hasil survey,studi historis dan sebagainya.

Page 8: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

90

ISSN 1907-6711

Peneliti menggunakan datasekunder ini untuk memperkuat penemuandan melengkapi informasi yang telahdikumpulkan data primer melaluiwawancara langsung dengan Camat danpegawai yang terkait dengan masalahpenelitian.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang

digunakan, yaitu :1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah teknikpengumpulan data dengan mengadakanpengamatan secara langsung ke lokasipenelitian dengan melibatkan diri dengankegiatan yang sedang berlangsung. Tujuanmenggunakan metode ini adalah untukmencatat hal-hal, perilaku, perkembangandan sebagainya tentang pelaksanaanpengawasan Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Observasi langsung juga dapatmemperoleh data dari subyek baik yangtidak dapat berkomunikasi secara verbalatau yang tidak mau berkomunikasi secaraverbal.2. Wawancara

Wawancara adalah prosesmemperoleh keterangan untuk tujuanpenelitian dengan cara tanya jawab sambilbertatap muka antara si penanya dengan sipenjawab dengan menggunakan alatbyang dinamakan interview guide(panduan wawancara).

Tujuan menggunakan metode iniadalah untuk memperoleh data secara jelasdan konkret tentang pengawasan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai. Dalam penelitian ini, penelitiakan mengadakan wawancara dengan

Camat dan pegawai yang terkait denganmasalah yang diteliti.3. Dokumen

Dokumentasi adalah setiap bahantertulis baik berupa karangan, memo,pengumuman, instruksi, majalah, buletin,peraturan, aturan suatu lembagamasyarakat dan berita yang disiarkankepada media massa.4. Angket

Angket adalah teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaan yang telahdisiapkan alternatif jawabannya padaresponden.

Analisis DataAnalisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan datakedalam pola, kategori dan satuan uraiandasar, sehingga dapat ditemukan tema dandapat dirumuskan hipotesis kerja sepertiyang disarankan oleh data.

Dari rumusan di atas, maka dapatdiketahui \bahwa analisis data bermaksudpertama-tama mengorganisasikan data.Data yang terkumpul banyak sekali danterdiri dari catatan lapangan, komentarpeneliti, gambat, foto, dokumen berupalaporan biografi, artikel dan sebagainya.Setelah data dari lapangan terkumpuldengan menggunakan metodepengumpulan data di atas, maka penelitiakan mrengolah dan menganalisis datatersebut dengan menggunakan analisissecara deskriptif-kualitatif, tanpamenggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatifmerupakan suatu teknik yangmenggambarkan danmenginterprestasikan arti data yangterkumpul dengan memberikan perhatiandan merekam sebanyak mungkin aspeksituasi yang diteliti pada saat itu, sehingga

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

90

ISSN 1907-6711

Peneliti menggunakan datasekunder ini untuk memperkuat penemuandan melengkapi informasi yang telahdikumpulkan data primer melaluiwawancara langsung dengan Camat danpegawai yang terkait dengan masalahpenelitian.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang

digunakan, yaitu :1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah teknikpengumpulan data dengan mengadakanpengamatan secara langsung ke lokasipenelitian dengan melibatkan diri dengankegiatan yang sedang berlangsung. Tujuanmenggunakan metode ini adalah untukmencatat hal-hal, perilaku, perkembangandan sebagainya tentang pelaksanaanpengawasan Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Observasi langsung juga dapatmemperoleh data dari subyek baik yangtidak dapat berkomunikasi secara verbalatau yang tidak mau berkomunikasi secaraverbal.2. Wawancara

Wawancara adalah prosesmemperoleh keterangan untuk tujuanpenelitian dengan cara tanya jawab sambilbertatap muka antara si penanya dengan sipenjawab dengan menggunakan alatbyang dinamakan interview guide(panduan wawancara).

Tujuan menggunakan metode iniadalah untuk memperoleh data secara jelasdan konkret tentang pengawasan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai. Dalam penelitian ini, penelitiakan mengadakan wawancara dengan

Camat dan pegawai yang terkait denganmasalah yang diteliti.3. Dokumen

Dokumentasi adalah setiap bahantertulis baik berupa karangan, memo,pengumuman, instruksi, majalah, buletin,peraturan, aturan suatu lembagamasyarakat dan berita yang disiarkankepada media massa.4. Angket

Angket adalah teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaan yang telahdisiapkan alternatif jawabannya padaresponden.

Analisis DataAnalisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan datakedalam pola, kategori dan satuan uraiandasar, sehingga dapat ditemukan tema dandapat dirumuskan hipotesis kerja sepertiyang disarankan oleh data.

Dari rumusan di atas, maka dapatdiketahui \bahwa analisis data bermaksudpertama-tama mengorganisasikan data.Data yang terkumpul banyak sekali danterdiri dari catatan lapangan, komentarpeneliti, gambat, foto, dokumen berupalaporan biografi, artikel dan sebagainya.Setelah data dari lapangan terkumpuldengan menggunakan metodepengumpulan data di atas, maka penelitiakan mrengolah dan menganalisis datatersebut dengan menggunakan analisissecara deskriptif-kualitatif, tanpamenggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatifmerupakan suatu teknik yangmenggambarkan danmenginterprestasikan arti data yangterkumpul dengan memberikan perhatiandan merekam sebanyak mungkin aspeksituasi yang diteliti pada saat itu, sehingga

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

90

ISSN 1907-6711

Peneliti menggunakan datasekunder ini untuk memperkuat penemuandan melengkapi informasi yang telahdikumpulkan data primer melaluiwawancara langsung dengan Camat danpegawai yang terkait dengan masalahpenelitian.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang

digunakan, yaitu :1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah teknikpengumpulan data dengan mengadakanpengamatan secara langsung ke lokasipenelitian dengan melibatkan diri dengankegiatan yang sedang berlangsung. Tujuanmenggunakan metode ini adalah untukmencatat hal-hal, perilaku, perkembangandan sebagainya tentang pelaksanaanpengawasan Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Observasi langsung juga dapatmemperoleh data dari subyek baik yangtidak dapat berkomunikasi secara verbalatau yang tidak mau berkomunikasi secaraverbal.2. Wawancara

Wawancara adalah prosesmemperoleh keterangan untuk tujuanpenelitian dengan cara tanya jawab sambilbertatap muka antara si penanya dengan sipenjawab dengan menggunakan alatbyang dinamakan interview guide(panduan wawancara).

Tujuan menggunakan metode iniadalah untuk memperoleh data secara jelasdan konkret tentang pengawasan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai. Dalam penelitian ini, penelitiakan mengadakan wawancara dengan

Camat dan pegawai yang terkait denganmasalah yang diteliti.3. Dokumen

Dokumentasi adalah setiap bahantertulis baik berupa karangan, memo,pengumuman, instruksi, majalah, buletin,peraturan, aturan suatu lembagamasyarakat dan berita yang disiarkankepada media massa.4. Angket

Angket adalah teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaan yang telahdisiapkan alternatif jawabannya padaresponden.

Analisis DataAnalisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan datakedalam pola, kategori dan satuan uraiandasar, sehingga dapat ditemukan tema dandapat dirumuskan hipotesis kerja sepertiyang disarankan oleh data.

Dari rumusan di atas, maka dapatdiketahui \bahwa analisis data bermaksudpertama-tama mengorganisasikan data.Data yang terkumpul banyak sekali danterdiri dari catatan lapangan, komentarpeneliti, gambat, foto, dokumen berupalaporan biografi, artikel dan sebagainya.Setelah data dari lapangan terkumpuldengan menggunakan metodepengumpulan data di atas, maka penelitiakan mrengolah dan menganalisis datatersebut dengan menggunakan analisissecara deskriptif-kualitatif, tanpamenggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatifmerupakan suatu teknik yangmenggambarkan danmenginterprestasikan arti data yangterkumpul dengan memberikan perhatiandan merekam sebanyak mungkin aspeksituasi yang diteliti pada saat itu, sehingga

Page 9: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

91

ISSN 1907-6711

memperoleh gambaran secara umum danmenyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

Menurut M. Nazir, tujuandeskriptif ini adalah untuk membuatdepenelitian, gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akurat mengenaifakta-fakta, sifat-sifat serta hubunganantar fenomena yang diselidiki.

Selain teknik analisis data tersebutdi atas, penyusun juga menggunakanteknik modus, yaitu suatu cara analisisdata dari hasil angket dengan mengambiljawaban yang paling banyak. Dalam artiuntuk menganalisis data, baik darivariabel bebas maupun variabel terikat.Penyusun hanya memfokuskan padapilihan dari alternatif jawaban yang dipiliholeh responden, di mana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisis data tersebut, yang hasilnyaberbentuk persentase.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Oleh CamatDalam Upaya Meningkatkan KinerjaPegawai Pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka

Guna membahas tentangpelaksanaan pengawasan olehCamatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, maka penyusunmenyebarkan angket kepada 20 orangpegawai sebagai responden dalampenelitian ini dari juumlah populasisebanyak 21 orang. Penentuan sampelpenelitian menggunakan tehnik survey,artinya seluruh populasi yang ada padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka dijadikan responden dalampenelitian ini.

Dalam penelitian ini penyusunmenyebarkan angket yang berisipertanyaan-pertanyaan mengenai

pengawasan Camat yang didasarkan padapenerapan prinsip-prinsip pengawasan,sebagai mana yang dikemukakan olehArifin Abdulrachman dalam bukunya“Kerangka Pokok-Pokok Manajemen”,yaitu :1) Prinsip penjaminan terhadap

tercapainya tujuan.2) Prinsip efisensi.3) Prinsip penglihatan kemuka.4) Prinsip pengawasan langsung.5) Prinsip dari kestandaran.6) Prinsip dari titik-titik strategis.7) Prinsip teliti ulang.(2000 : 105)

Berikut ini akan penyusunkemukakan tentang hasil penelitianbeserta pembahasannya mengenaipelaksanaan pengawasan yang dilakukanoleh Camatditinjau dari setiap prinsippengawasan tersebut di atas.1. Prinsip Penjaminan Terhadap

Tercapainya TujuanGuna meniungkatkan disip[lin

kerja pegawai, maka Camatdalampelaksanaan pengawasan harus berusahauntuk melakukan langkah-langkahpenjaminan terhadap tercapainya tujuandari suatu pelaksanaan pekerjaan,sehingga para pegawai di dalampelaksanaan tugasnya akan senantiasaberpedoman terhadap langkah-langkahpenjaminan tersebut.

Untuk mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsippenjaminan terhadap tercapainya tujuan,maka penyusun melakukan penelitianterhadap dua sub variabel dari prinsippengawasan tersebut, yaitu :1) Melakukan perbandingan antara

pelaksanaan dengan rencanaDalam pelaksanaan

penagawasan Camatharus senantiasamelakukan pengarahan serta

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

91

ISSN 1907-6711

memperoleh gambaran secara umum danmenyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

Menurut M. Nazir, tujuandeskriptif ini adalah untuk membuatdepenelitian, gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akurat mengenaifakta-fakta, sifat-sifat serta hubunganantar fenomena yang diselidiki.

Selain teknik analisis data tersebutdi atas, penyusun juga menggunakanteknik modus, yaitu suatu cara analisisdata dari hasil angket dengan mengambiljawaban yang paling banyak. Dalam artiuntuk menganalisis data, baik darivariabel bebas maupun variabel terikat.Penyusun hanya memfokuskan padapilihan dari alternatif jawaban yang dipiliholeh responden, di mana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisis data tersebut, yang hasilnyaberbentuk persentase.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Oleh CamatDalam Upaya Meningkatkan KinerjaPegawai Pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka

Guna membahas tentangpelaksanaan pengawasan olehCamatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, maka penyusunmenyebarkan angket kepada 20 orangpegawai sebagai responden dalampenelitian ini dari juumlah populasisebanyak 21 orang. Penentuan sampelpenelitian menggunakan tehnik survey,artinya seluruh populasi yang ada padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka dijadikan responden dalampenelitian ini.

Dalam penelitian ini penyusunmenyebarkan angket yang berisipertanyaan-pertanyaan mengenai

pengawasan Camat yang didasarkan padapenerapan prinsip-prinsip pengawasan,sebagai mana yang dikemukakan olehArifin Abdulrachman dalam bukunya“Kerangka Pokok-Pokok Manajemen”,yaitu :1) Prinsip penjaminan terhadap

tercapainya tujuan.2) Prinsip efisensi.3) Prinsip penglihatan kemuka.4) Prinsip pengawasan langsung.5) Prinsip dari kestandaran.6) Prinsip dari titik-titik strategis.7) Prinsip teliti ulang.(2000 : 105)

Berikut ini akan penyusunkemukakan tentang hasil penelitianbeserta pembahasannya mengenaipelaksanaan pengawasan yang dilakukanoleh Camatditinjau dari setiap prinsippengawasan tersebut di atas.1. Prinsip Penjaminan Terhadap

Tercapainya TujuanGuna meniungkatkan disip[lin

kerja pegawai, maka Camatdalampelaksanaan pengawasan harus berusahauntuk melakukan langkah-langkahpenjaminan terhadap tercapainya tujuandari suatu pelaksanaan pekerjaan,sehingga para pegawai di dalampelaksanaan tugasnya akan senantiasaberpedoman terhadap langkah-langkahpenjaminan tersebut.

Untuk mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsippenjaminan terhadap tercapainya tujuan,maka penyusun melakukan penelitianterhadap dua sub variabel dari prinsippengawasan tersebut, yaitu :1) Melakukan perbandingan antara

pelaksanaan dengan rencanaDalam pelaksanaan

penagawasan Camatharus senantiasamelakukan pengarahan serta

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

91

ISSN 1907-6711

memperoleh gambaran secara umum danmenyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

Menurut M. Nazir, tujuandeskriptif ini adalah untuk membuatdepenelitian, gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akurat mengenaifakta-fakta, sifat-sifat serta hubunganantar fenomena yang diselidiki.

Selain teknik analisis data tersebutdi atas, penyusun juga menggunakanteknik modus, yaitu suatu cara analisisdata dari hasil angket dengan mengambiljawaban yang paling banyak. Dalam artiuntuk menganalisis data, baik darivariabel bebas maupun variabel terikat.Penyusun hanya memfokuskan padapilihan dari alternatif jawaban yang dipiliholeh responden, di mana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisis data tersebut, yang hasilnyaberbentuk persentase.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Oleh CamatDalam Upaya Meningkatkan KinerjaPegawai Pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka

Guna membahas tentangpelaksanaan pengawasan olehCamatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, maka penyusunmenyebarkan angket kepada 20 orangpegawai sebagai responden dalampenelitian ini dari juumlah populasisebanyak 21 orang. Penentuan sampelpenelitian menggunakan tehnik survey,artinya seluruh populasi yang ada padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka dijadikan responden dalampenelitian ini.

Dalam penelitian ini penyusunmenyebarkan angket yang berisipertanyaan-pertanyaan mengenai

pengawasan Camat yang didasarkan padapenerapan prinsip-prinsip pengawasan,sebagai mana yang dikemukakan olehArifin Abdulrachman dalam bukunya“Kerangka Pokok-Pokok Manajemen”,yaitu :1) Prinsip penjaminan terhadap

tercapainya tujuan.2) Prinsip efisensi.3) Prinsip penglihatan kemuka.4) Prinsip pengawasan langsung.5) Prinsip dari kestandaran.6) Prinsip dari titik-titik strategis.7) Prinsip teliti ulang.(2000 : 105)

Berikut ini akan penyusunkemukakan tentang hasil penelitianbeserta pembahasannya mengenaipelaksanaan pengawasan yang dilakukanoleh Camatditinjau dari setiap prinsippengawasan tersebut di atas.1. Prinsip Penjaminan Terhadap

Tercapainya TujuanGuna meniungkatkan disip[lin

kerja pegawai, maka Camatdalampelaksanaan pengawasan harus berusahauntuk melakukan langkah-langkahpenjaminan terhadap tercapainya tujuandari suatu pelaksanaan pekerjaan,sehingga para pegawai di dalampelaksanaan tugasnya akan senantiasaberpedoman terhadap langkah-langkahpenjaminan tersebut.

Untuk mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsippenjaminan terhadap tercapainya tujuan,maka penyusun melakukan penelitianterhadap dua sub variabel dari prinsippengawasan tersebut, yaitu :1) Melakukan perbandingan antara

pelaksanaan dengan rencanaDalam pelaksanaan

penagawasan Camatharus senantiasamelakukan pengarahan serta

Page 10: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

92

ISSN 1907-6711

bimbingan kepada para pegawai, yaitudengan jalan melakukan perbandinganantara pelaksanaan pekerjaan yangsedang dilakukan dengan rencanayang telah ditetapkan. Hal ini pentingdilakukan agar para pegawai di dalampelaksanaan kerjanya mempunyaipedoman serta merasa termotivasiuntuk senantiasa patuh danbertanggung jawab terhadap proseduryang berlaku dalam pelaksanaanpekerjaan.

2) Melakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan

Camatdalam pelaksanaanpengawasan harusberusahamemberikan keleluasaan bagi seluruhpegawai untuk berbuat salah, namundari kesalahan tersebut Camatharusmelakukan perbaikan, sehingga akanmenumbuhkan kreativitas sertatanggung jawab bagi para pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, yangpada akhirnya berpengaruh terhadappeningkatan kinerja pegawai.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaipengawasan Camatdalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan, yaitu sebagai berikut :1) Melakukan perbandingan antara

pelaksanaan dengan rencanaSebanyak 13 responden (65

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan perbandinganantara pelaksanaan dengan rencana,sedangkan sebanyak 4 responden (20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukanperbandingan antara pelaksanaandengan rencana dan sisanya sebanyak

3 responden (15 %) menyatakanbahwa Camattidak berusahamelakukan perbandingan antarapelaksanaan dengan rencana.

Memperhatikan komposisitanggapan responden tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamatbelum sepenuhnya berusahauntuk melakukan perbandingan antarapelaksanaan dengan rencana. Kondisidemikian jelas akan berpengaruhterhadap terhambatnya kepatuhanserta tanggung jawab pegawai didalam pelaksanaan pekerjaannya,karena kurang mempunyai pedomanserta tidak merasa termotivasi untukmencapai hasil yang terbaik, yangpada akhirnya akan menghambatterhadap peningkatan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa masihadanya keterbatasan waktu, sehinggadalam pelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya melakukan perbandinganantara pelaksanaan dengan rencana.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam pelaksanaan pekerjaanmasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tentangprosedurdan tata cara dalam prosespelaksanaan pekerjaan. Misalnyadalam bidang kearsipan, ternyatapengklasifikasian arsip masih belumsesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Melakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan perbaikanterhadap suatu penyimpangan,sedangkan sebanyak 4 responden (20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukan perbaikan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

92

ISSN 1907-6711

bimbingan kepada para pegawai, yaitudengan jalan melakukan perbandinganantara pelaksanaan pekerjaan yangsedang dilakukan dengan rencanayang telah ditetapkan. Hal ini pentingdilakukan agar para pegawai di dalampelaksanaan kerjanya mempunyaipedoman serta merasa termotivasiuntuk senantiasa patuh danbertanggung jawab terhadap proseduryang berlaku dalam pelaksanaanpekerjaan.

2) Melakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan

Camatdalam pelaksanaanpengawasan harusberusahamemberikan keleluasaan bagi seluruhpegawai untuk berbuat salah, namundari kesalahan tersebut Camatharusmelakukan perbaikan, sehingga akanmenumbuhkan kreativitas sertatanggung jawab bagi para pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, yangpada akhirnya berpengaruh terhadappeningkatan kinerja pegawai.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaipengawasan Camatdalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan, yaitu sebagai berikut :1) Melakukan perbandingan antara

pelaksanaan dengan rencanaSebanyak 13 responden (65

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan perbandinganantara pelaksanaan dengan rencana,sedangkan sebanyak 4 responden (20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukanperbandingan antara pelaksanaandengan rencana dan sisanya sebanyak

3 responden (15 %) menyatakanbahwa Camattidak berusahamelakukan perbandingan antarapelaksanaan dengan rencana.

Memperhatikan komposisitanggapan responden tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamatbelum sepenuhnya berusahauntuk melakukan perbandingan antarapelaksanaan dengan rencana. Kondisidemikian jelas akan berpengaruhterhadap terhambatnya kepatuhanserta tanggung jawab pegawai didalam pelaksanaan pekerjaannya,karena kurang mempunyai pedomanserta tidak merasa termotivasi untukmencapai hasil yang terbaik, yangpada akhirnya akan menghambatterhadap peningkatan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa masihadanya keterbatasan waktu, sehinggadalam pelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya melakukan perbandinganantara pelaksanaan dengan rencana.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam pelaksanaan pekerjaanmasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tentangprosedurdan tata cara dalam prosespelaksanaan pekerjaan. Misalnyadalam bidang kearsipan, ternyatapengklasifikasian arsip masih belumsesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Melakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan perbaikanterhadap suatu penyimpangan,sedangkan sebanyak 4 responden (20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukan perbaikan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

92

ISSN 1907-6711

bimbingan kepada para pegawai, yaitudengan jalan melakukan perbandinganantara pelaksanaan pekerjaan yangsedang dilakukan dengan rencanayang telah ditetapkan. Hal ini pentingdilakukan agar para pegawai di dalampelaksanaan kerjanya mempunyaipedoman serta merasa termotivasiuntuk senantiasa patuh danbertanggung jawab terhadap proseduryang berlaku dalam pelaksanaanpekerjaan.

2) Melakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan

Camatdalam pelaksanaanpengawasan harusberusahamemberikan keleluasaan bagi seluruhpegawai untuk berbuat salah, namundari kesalahan tersebut Camatharusmelakukan perbaikan, sehingga akanmenumbuhkan kreativitas sertatanggung jawab bagi para pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, yangpada akhirnya berpengaruh terhadappeningkatan kinerja pegawai.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaipengawasan Camatdalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan, yaitu sebagai berikut :1) Melakukan perbandingan antara

pelaksanaan dengan rencanaSebanyak 13 responden (65

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan perbandinganantara pelaksanaan dengan rencana,sedangkan sebanyak 4 responden (20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukanperbandingan antara pelaksanaandengan rencana dan sisanya sebanyak

3 responden (15 %) menyatakanbahwa Camattidak berusahamelakukan perbandingan antarapelaksanaan dengan rencana.

Memperhatikan komposisitanggapan responden tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamatbelum sepenuhnya berusahauntuk melakukan perbandingan antarapelaksanaan dengan rencana. Kondisidemikian jelas akan berpengaruhterhadap terhambatnya kepatuhanserta tanggung jawab pegawai didalam pelaksanaan pekerjaannya,karena kurang mempunyai pedomanserta tidak merasa termotivasi untukmencapai hasil yang terbaik, yangpada akhirnya akan menghambatterhadap peningkatan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa masihadanya keterbatasan waktu, sehinggadalam pelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya melakukan perbandinganantara pelaksanaan dengan rencana.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam pelaksanaan pekerjaanmasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tentangprosedurdan tata cara dalam prosespelaksanaan pekerjaan. Misalnyadalam bidang kearsipan, ternyatapengklasifikasian arsip masih belumsesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Melakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan perbaikanterhadap suatu penyimpangan,sedangkan sebanyak 4 responden (20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukan perbaikan

Page 11: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

93

ISSN 1907-6711

terhadap suatu penyimpangan dansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusahamelakukan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik untukmelakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan di dalam pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan oleh parapegawai. Kondisi demikian jelas akanberpengaruh terhadap peningkatankepatuhan serta tanggung jawabpegawai di dalam pelaksanaanpekerjaannya, dalam arti dalampelaksanaan pekerjaan para pegawaisenantiasa berpedoman pada rencanamaupun kebijakan yang telahditetapkan, yang pada akhirnya akanmenunjang terhadap peningkatankinerja pegawai.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk melakukanperbaikan terhadap suatupenyimpangan pada dasarnya telahdilakukan, sehingga melalui usaha iniakan memotivasi para pegawai untuksenantiasa berpedoman pada rencanamaupun kebijakan yang telahditetapkan di dalam pelaksanantugasnya.

Dari hasil observasi, nampakpara pegawai dalam pelaksanaantugasnya berusaha untuk memahamitentang arahan Camattentang solusiuntuk memperbaiki proses kerja yangsedang dilakukan, sehinggatermotivasi untuk melakukanperbaikan berdasarakan padakebijakan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian mengenaipenerapan dua sub variabel dari prinsippenjaminan terhadap tercapainya tujuanoleh Camat, maka dapat diketahui bahwadalam pelaksanaan pengawasan ternyataCamat telah berusaha dengan cukup baikmenerapkan prinsip penjaminanterhadaptercapainya tujuan. Hal ini nampak darinilai rata-rata tertinggi penerapan dua subvariabel dari prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan telah mencapai sebesar67,50 %,. Sehingga bila dihubungakandengan kriteria pengukuran analisis data,maka telah mencapaipredikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akan menunjangdalam peningkatan disiplin kerja pegawaidalam pelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah pada peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausmaKabupaten Majalengka2. Prinsip Efisiensi

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka akan terwujud, apabila Camatdalam pelaksanaan pengawasan berusahauntuk menentukan batasan sumber danaserta sumber daya yang tersedia. Dengankata lain dalam pelaksanaan pengawasanhendaknya Camatmengusahakanpenggunaan dana dan tenaga secara tepatserta melakukan rasionalisasi dalampenggunaan waktu.

Guna mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan prinsipefisiensi, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap dua sub variabel dariprinsip pengawasan tersebut, yaitu sebagaiberikut :1) Penggunaan dana dan tenaga secara

tepatDalam pelaksanaan

pengawasan, hendaknyaCamatberusaha untuk menentukanstandar penggunaan dana serta tenaga

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

93

ISSN 1907-6711

terhadap suatu penyimpangan dansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusahamelakukan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik untukmelakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan di dalam pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan oleh parapegawai. Kondisi demikian jelas akanberpengaruh terhadap peningkatankepatuhan serta tanggung jawabpegawai di dalam pelaksanaanpekerjaannya, dalam arti dalampelaksanaan pekerjaan para pegawaisenantiasa berpedoman pada rencanamaupun kebijakan yang telahditetapkan, yang pada akhirnya akanmenunjang terhadap peningkatankinerja pegawai.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk melakukanperbaikan terhadap suatupenyimpangan pada dasarnya telahdilakukan, sehingga melalui usaha iniakan memotivasi para pegawai untuksenantiasa berpedoman pada rencanamaupun kebijakan yang telahditetapkan di dalam pelaksanantugasnya.

Dari hasil observasi, nampakpara pegawai dalam pelaksanaantugasnya berusaha untuk memahamitentang arahan Camattentang solusiuntuk memperbaiki proses kerja yangsedang dilakukan, sehinggatermotivasi untuk melakukanperbaikan berdasarakan padakebijakan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian mengenaipenerapan dua sub variabel dari prinsippenjaminan terhadap tercapainya tujuanoleh Camat, maka dapat diketahui bahwadalam pelaksanaan pengawasan ternyataCamat telah berusaha dengan cukup baikmenerapkan prinsip penjaminanterhadaptercapainya tujuan. Hal ini nampak darinilai rata-rata tertinggi penerapan dua subvariabel dari prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan telah mencapai sebesar67,50 %,. Sehingga bila dihubungakandengan kriteria pengukuran analisis data,maka telah mencapaipredikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akan menunjangdalam peningkatan disiplin kerja pegawaidalam pelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah pada peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausmaKabupaten Majalengka2. Prinsip Efisiensi

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka akan terwujud, apabila Camatdalam pelaksanaan pengawasan berusahauntuk menentukan batasan sumber danaserta sumber daya yang tersedia. Dengankata lain dalam pelaksanaan pengawasanhendaknya Camatmengusahakanpenggunaan dana dan tenaga secara tepatserta melakukan rasionalisasi dalampenggunaan waktu.

Guna mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan prinsipefisiensi, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap dua sub variabel dariprinsip pengawasan tersebut, yaitu sebagaiberikut :1) Penggunaan dana dan tenaga secara

tepatDalam pelaksanaan

pengawasan, hendaknyaCamatberusaha untuk menentukanstandar penggunaan dana serta tenaga

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

93

ISSN 1907-6711

terhadap suatu penyimpangan dansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusahamelakukan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik untukmelakukan perbaikan terhadap suatupenyimpangan di dalam pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan oleh parapegawai. Kondisi demikian jelas akanberpengaruh terhadap peningkatankepatuhan serta tanggung jawabpegawai di dalam pelaksanaanpekerjaannya, dalam arti dalampelaksanaan pekerjaan para pegawaisenantiasa berpedoman pada rencanamaupun kebijakan yang telahditetapkan, yang pada akhirnya akanmenunjang terhadap peningkatankinerja pegawai.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk melakukanperbaikan terhadap suatupenyimpangan pada dasarnya telahdilakukan, sehingga melalui usaha iniakan memotivasi para pegawai untuksenantiasa berpedoman pada rencanamaupun kebijakan yang telahditetapkan di dalam pelaksanantugasnya.

Dari hasil observasi, nampakpara pegawai dalam pelaksanaantugasnya berusaha untuk memahamitentang arahan Camattentang solusiuntuk memperbaiki proses kerja yangsedang dilakukan, sehinggatermotivasi untuk melakukanperbaikan berdasarakan padakebijakan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian mengenaipenerapan dua sub variabel dari prinsippenjaminan terhadap tercapainya tujuanoleh Camat, maka dapat diketahui bahwadalam pelaksanaan pengawasan ternyataCamat telah berusaha dengan cukup baikmenerapkan prinsip penjaminanterhadaptercapainya tujuan. Hal ini nampak darinilai rata-rata tertinggi penerapan dua subvariabel dari prinsip penjaminan terhadaptercapainya tujuan telah mencapai sebesar67,50 %,. Sehingga bila dihubungakandengan kriteria pengukuran analisis data,maka telah mencapaipredikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akan menunjangdalam peningkatan disiplin kerja pegawaidalam pelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah pada peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausmaKabupaten Majalengka2. Prinsip Efisiensi

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka akan terwujud, apabila Camatdalam pelaksanaan pengawasan berusahauntuk menentukan batasan sumber danaserta sumber daya yang tersedia. Dengankata lain dalam pelaksanaan pengawasanhendaknya Camatmengusahakanpenggunaan dana dan tenaga secara tepatserta melakukan rasionalisasi dalampenggunaan waktu.

Guna mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan prinsipefisiensi, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap dua sub variabel dariprinsip pengawasan tersebut, yaitu sebagaiberikut :1) Penggunaan dana dan tenaga secara

tepatDalam pelaksanaan

pengawasan, hendaknyaCamatberusaha untuk menentukanstandar penggunaan dana serta tenaga

Page 12: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

94

ISSN 1907-6711

dalam proses pelaksanaan pekerjaan,sehingga akan terwujud adanyaefisiensi. Dengan telah ditetapkannyastandar penggunaan dana dan tenaga,maka dengan sendirinya akanmenumbuhkan sikap patuh danbertanggung jawab dari para pegawaidi dalam pelaksanaan pekerjaan,dalam arti akan senantiasaberpedoman pada standar yang telahditetapkan.

2) Rasionalitas dalam penggunaan waktuAgar terwujud peningkatan

kinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma, maka dalam pelaksanaanpengawasan hendaknyaCamatberusaha untuk mewujudkanadanya rasionalitas dalam penggunaanwaktu, dalam arti untuk setiap jenispelaksanaan pekerjaan senantiasaditentukan standar waktu penyelesaianpekerjaan. Melalui usaha ini, makapara pegawai akan termotivasi untukmemenuhi standar waktu yang telahditetapkan dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaipengawasan Camatdalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan prinsip efisiensi, yaitu sebagaiberikut :1) Menentukan standar dalam

penggunaan dana dan tenagaSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga,sedangkan sebanyak 5 responden (25%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga dan

sisanya sebanyak 3 responden (15 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga.

Memperhatikan komposisitanggapan responden tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamatbelum sepenuhnya berusahauntuk menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga. Kondisidemikian jelas akan berpengaruhterhadapterhambatnya peningkatankepatuhan serta tanggung jawabpegawai di dalam pelaksanaanpekerjaannya, karena kurangmempunyai pedoman serta tidakmerasa termotivasi untuk mencapaihasil yang terbaik, yang pada akhirnyaakan menghambat terhadappeningkatan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa untukmenentukan standar penggunaan danadan tenaga, belum sepenuhnyadilakukan karena yang menjadiprioritas adalah hasil dari proses suatupelaksanaan pekerjaan, sehinggamasih terdapat sebagian pekerjaanyang dikerjakan tidak berdasarkanstandar penggunaan tenaga.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam pelaksanaan pekerjaanmasih belum sepenuhnya terwujudrasionalisasi antara beban kerjadengan jumlah pegawai yang terlibat.Misalnya dalam menyelenggarakanpembinaan terhadap pemerintahandesa, hampir semua pegawaidikerahkan. Dimana padakenyataannya terdapat pegawai yangtidak jelas tugas dan fungsinya, dalamarti tidak melakukan kegiatan yang

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

94

ISSN 1907-6711

dalam proses pelaksanaan pekerjaan,sehingga akan terwujud adanyaefisiensi. Dengan telah ditetapkannyastandar penggunaan dana dan tenaga,maka dengan sendirinya akanmenumbuhkan sikap patuh danbertanggung jawab dari para pegawaidi dalam pelaksanaan pekerjaan,dalam arti akan senantiasaberpedoman pada standar yang telahditetapkan.

2) Rasionalitas dalam penggunaan waktuAgar terwujud peningkatan

kinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma, maka dalam pelaksanaanpengawasan hendaknyaCamatberusaha untuk mewujudkanadanya rasionalitas dalam penggunaanwaktu, dalam arti untuk setiap jenispelaksanaan pekerjaan senantiasaditentukan standar waktu penyelesaianpekerjaan. Melalui usaha ini, makapara pegawai akan termotivasi untukmemenuhi standar waktu yang telahditetapkan dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaipengawasan Camatdalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan prinsip efisiensi, yaitu sebagaiberikut :1) Menentukan standar dalam

penggunaan dana dan tenagaSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga,sedangkan sebanyak 5 responden (25%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga dan

sisanya sebanyak 3 responden (15 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga.

Memperhatikan komposisitanggapan responden tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamatbelum sepenuhnya berusahauntuk menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga. Kondisidemikian jelas akan berpengaruhterhadapterhambatnya peningkatankepatuhan serta tanggung jawabpegawai di dalam pelaksanaanpekerjaannya, karena kurangmempunyai pedoman serta tidakmerasa termotivasi untuk mencapaihasil yang terbaik, yang pada akhirnyaakan menghambat terhadappeningkatan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa untukmenentukan standar penggunaan danadan tenaga, belum sepenuhnyadilakukan karena yang menjadiprioritas adalah hasil dari proses suatupelaksanaan pekerjaan, sehinggamasih terdapat sebagian pekerjaanyang dikerjakan tidak berdasarkanstandar penggunaan tenaga.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam pelaksanaan pekerjaanmasih belum sepenuhnya terwujudrasionalisasi antara beban kerjadengan jumlah pegawai yang terlibat.Misalnya dalam menyelenggarakanpembinaan terhadap pemerintahandesa, hampir semua pegawaidikerahkan. Dimana padakenyataannya terdapat pegawai yangtidak jelas tugas dan fungsinya, dalamarti tidak melakukan kegiatan yang

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

94

ISSN 1907-6711

dalam proses pelaksanaan pekerjaan,sehingga akan terwujud adanyaefisiensi. Dengan telah ditetapkannyastandar penggunaan dana dan tenaga,maka dengan sendirinya akanmenumbuhkan sikap patuh danbertanggung jawab dari para pegawaidi dalam pelaksanaan pekerjaan,dalam arti akan senantiasaberpedoman pada standar yang telahditetapkan.

2) Rasionalitas dalam penggunaan waktuAgar terwujud peningkatan

kinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma, maka dalam pelaksanaanpengawasan hendaknyaCamatberusaha untuk mewujudkanadanya rasionalitas dalam penggunaanwaktu, dalam arti untuk setiap jenispelaksanaan pekerjaan senantiasaditentukan standar waktu penyelesaianpekerjaan. Melalui usaha ini, makapara pegawai akan termotivasi untukmemenuhi standar waktu yang telahditetapkan dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaipengawasan Camatdalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan prinsip efisiensi, yaitu sebagaiberikut :1) Menentukan standar dalam

penggunaan dana dan tenagaSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga,sedangkan sebanyak 5 responden (25%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga dan

sisanya sebanyak 3 responden (15 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga.

Memperhatikan komposisitanggapan responden tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamatbelum sepenuhnya berusahauntuk menentukan standarpenggunaan dana dan tenaga. Kondisidemikian jelas akan berpengaruhterhadapterhambatnya peningkatankepatuhan serta tanggung jawabpegawai di dalam pelaksanaanpekerjaannya, karena kurangmempunyai pedoman serta tidakmerasa termotivasi untuk mencapaihasil yang terbaik, yang pada akhirnyaakan menghambat terhadappeningkatan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa untukmenentukan standar penggunaan danadan tenaga, belum sepenuhnyadilakukan karena yang menjadiprioritas adalah hasil dari proses suatupelaksanaan pekerjaan, sehinggamasih terdapat sebagian pekerjaanyang dikerjakan tidak berdasarkanstandar penggunaan tenaga.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam pelaksanaan pekerjaanmasih belum sepenuhnya terwujudrasionalisasi antara beban kerjadengan jumlah pegawai yang terlibat.Misalnya dalam menyelenggarakanpembinaan terhadap pemerintahandesa, hampir semua pegawaidikerahkan. Dimana padakenyataannya terdapat pegawai yangtidak jelas tugas dan fungsinya, dalamarti tidak melakukan kegiatan yang

Page 13: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

95

ISSN 1907-6711

ada hubungannya dengan programpembinaan tersebut.

2) Rasionalitas dalam penggunaan waktuSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standar waktubagi penyelesaian setiap jenispekerjaan, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadangberusahamenentukan standar waktubagi penyelesaian setiap jenispekerjaan dan sisanya sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanstandar waktu bagi penyelesaian setiapjenis pekerjaan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa Camatdalampelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya berusaha untukmenentukan rtasionalisasi penggunaanwaktu. Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanpeningkatan disiplin pegawai terhadapketentuan yang telah ditetapkan, yangpada akhirnya akan menghambatterhadap usaha peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa untukmenentukan standar penggunaanwaktu bagi penyelesaian setiap jenispekerjaan, pada dasarnya telahdilakukan. Namun karena masihadanya hambatan berupa perbedaankemampuan diantara para pegawai,maka masih terdapat adanyaketerlambatan penyelesaian pekerjaanoleh sebagian pegawai.

Berrdasarkan observasi,nampak masih ada beberapa pegawai

yang masih terlambat di dalampenyelesaian suatu pekerjaan,misalnya dalam hal pembuatanlaporan hasil pekerjaan di mana masihterdapat beberapa seksi yang terlambatdalam menyampaikan laporan hasilpekerjaan.

Dari uraian mengenai penerapandua sub variabel prinsip efisiensi tersebutdi atas, maka dapat diketahui bahwaCamat belum sepenuhnya berusahamenerapkan prinsip efisiensi. Hal initerlihat dari pencapaian nilai rata-ratatertinggi dari dua sub variabel prinsipefisiensi baru mencapai sebesar 60 %, danbila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, ternyatapenerapan prinsip efisiensi olehCamatbaru berada pada interval terendahdari kriteria predikat cukup basik. Kondisidemikian jelas akan menghambata dalammewujudkan peningkatan ketaatanterhadap peraturan serta tanggung jawabpegawai dalam pelaksanaan tugasnya,yang pada akhirnya akan menghambatdalam usaha peningkatan kinerja pegawaipada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.3. Prinsip Penglihatan Kemuka

Agar terwujud peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka, makaCamatdalam pelaksanaan pengawasanharus berusaha untuk mewujudkan adanyakesinambungan antara rencana yang telahdilaksanakan dengan rencana yang akandilaksanakan. Dalam arti hasilpengawasan dijadikan pedoman bagipenyusunan rencana yang akan datang.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan prinsippenglihatan kemuka, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua sub

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

95

ISSN 1907-6711

ada hubungannya dengan programpembinaan tersebut.

2) Rasionalitas dalam penggunaan waktuSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standar waktubagi penyelesaian setiap jenispekerjaan, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadangberusahamenentukan standar waktubagi penyelesaian setiap jenispekerjaan dan sisanya sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanstandar waktu bagi penyelesaian setiapjenis pekerjaan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa Camatdalampelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya berusaha untukmenentukan rtasionalisasi penggunaanwaktu. Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanpeningkatan disiplin pegawai terhadapketentuan yang telah ditetapkan, yangpada akhirnya akan menghambatterhadap usaha peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa untukmenentukan standar penggunaanwaktu bagi penyelesaian setiap jenispekerjaan, pada dasarnya telahdilakukan. Namun karena masihadanya hambatan berupa perbedaankemampuan diantara para pegawai,maka masih terdapat adanyaketerlambatan penyelesaian pekerjaanoleh sebagian pegawai.

Berrdasarkan observasi,nampak masih ada beberapa pegawai

yang masih terlambat di dalampenyelesaian suatu pekerjaan,misalnya dalam hal pembuatanlaporan hasil pekerjaan di mana masihterdapat beberapa seksi yang terlambatdalam menyampaikan laporan hasilpekerjaan.

Dari uraian mengenai penerapandua sub variabel prinsip efisiensi tersebutdi atas, maka dapat diketahui bahwaCamat belum sepenuhnya berusahamenerapkan prinsip efisiensi. Hal initerlihat dari pencapaian nilai rata-ratatertinggi dari dua sub variabel prinsipefisiensi baru mencapai sebesar 60 %, danbila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, ternyatapenerapan prinsip efisiensi olehCamatbaru berada pada interval terendahdari kriteria predikat cukup basik. Kondisidemikian jelas akan menghambata dalammewujudkan peningkatan ketaatanterhadap peraturan serta tanggung jawabpegawai dalam pelaksanaan tugasnya,yang pada akhirnya akan menghambatdalam usaha peningkatan kinerja pegawaipada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.3. Prinsip Penglihatan Kemuka

Agar terwujud peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka, makaCamatdalam pelaksanaan pengawasanharus berusaha untuk mewujudkan adanyakesinambungan antara rencana yang telahdilaksanakan dengan rencana yang akandilaksanakan. Dalam arti hasilpengawasan dijadikan pedoman bagipenyusunan rencana yang akan datang.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan prinsippenglihatan kemuka, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua sub

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

95

ISSN 1907-6711

ada hubungannya dengan programpembinaan tersebut.

2) Rasionalitas dalam penggunaan waktuSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standar waktubagi penyelesaian setiap jenispekerjaan, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadangberusahamenentukan standar waktubagi penyelesaian setiap jenispekerjaan dan sisanya sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanstandar waktu bagi penyelesaian setiapjenis pekerjaan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa Camatdalampelaksanaan pengawasan belumsepenuhnya berusaha untukmenentukan rtasionalisasi penggunaanwaktu. Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanpeningkatan disiplin pegawai terhadapketentuan yang telah ditetapkan, yangpada akhirnya akan menghambatterhadap usaha peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa untukmenentukan standar penggunaanwaktu bagi penyelesaian setiap jenispekerjaan, pada dasarnya telahdilakukan. Namun karena masihadanya hambatan berupa perbedaankemampuan diantara para pegawai,maka masih terdapat adanyaketerlambatan penyelesaian pekerjaanoleh sebagian pegawai.

Berrdasarkan observasi,nampak masih ada beberapa pegawai

yang masih terlambat di dalampenyelesaian suatu pekerjaan,misalnya dalam hal pembuatanlaporan hasil pekerjaan di mana masihterdapat beberapa seksi yang terlambatdalam menyampaikan laporan hasilpekerjaan.

Dari uraian mengenai penerapandua sub variabel prinsip efisiensi tersebutdi atas, maka dapat diketahui bahwaCamat belum sepenuhnya berusahamenerapkan prinsip efisiensi. Hal initerlihat dari pencapaian nilai rata-ratatertinggi dari dua sub variabel prinsipefisiensi baru mencapai sebesar 60 %, danbila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, ternyatapenerapan prinsip efisiensi olehCamatbaru berada pada interval terendahdari kriteria predikat cukup basik. Kondisidemikian jelas akan menghambata dalammewujudkan peningkatan ketaatanterhadap peraturan serta tanggung jawabpegawai dalam pelaksanaan tugasnya,yang pada akhirnya akan menghambatdalam usaha peningkatan kinerja pegawaipada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.3. Prinsip Penglihatan Kemuka

Agar terwujud peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka, makaCamatdalam pelaksanaan pengawasanharus berusaha untuk mewujudkan adanyakesinambungan antara rencana yang telahdilaksanakan dengan rencana yang akandilaksanakan. Dalam arti hasilpengawasan dijadikan pedoman bagipenyusunan rencana yang akan datang.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan prinsippenglihatan kemuka, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua sub

Page 14: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

96

ISSN 1907-6711

variabel dari prinsip penglihatan kemuka,yaitu sebagai berikut :1) Hasil pengawasan dijadikan pedoman

bagi penyusunan perencanaan yangakan datang

Camatdalam pelaksanaanpengawasan, hendaknya berusahauntuk menjadikan hasil pengawasansebagai pedoman dalam penyusunanperencanaan selanjutnya. Hal inimerupakan upaya untuk mewujudkanadanya kesinambungan di dalamproses pelaksanaan pekerjaan,disamping untuk lebihmenyempurnakan hasil pekerjaanpegawai, dalam arti kesalahan ataupenyimapangan pada masa lalu tidakakan terulang kembali di masa yangakan datang.

2) Pengembangan ke arah yang lebihbaik bagi organisasi

Dalam pelaksanaanpengawasan Camat harus berusahauntuk melakukan pengembangan kmearah yang lebih baik bagi organisasi,hal ini bisa dilakukan melaluipenerapan kebijakan yang adil sertamenumbuhkan adanya persainganyang sehat diantara pegawai, sehinggaakan memotivasi para pegawai untuksenantiasa menumbuhkan budayadisiplinn dalam pelaksanaanpekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan prinsippenglihatan kemuka, yaitu sebagaiberikut:1) Hasil pengawasan dijadikan pedoman

bagi penyusunan perencanaan yangakan datang

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menjadikan hasil

pengawasan sebagai pedoman dalampenyusunan perencanaan yang akandatang, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusahamenjadikan hasil pengawasan sebagaipedoman dalam penyusunanperencanaan yang akan datang dansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menjadikan hasilpengawasan sebagai pedoman dalampenyusunan perencanaan yang akandatang.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat telah berusahadengan cukup baik menjadikan hasilpengawasan sebagai pedoman dlampenyusunan perencanaan yang akandatang. Hal ini jelas akan merupakansuatu upaya yang baik di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai, dalam arti tidak akanmengulangi kesalahan yang sama padamasa yang akan datang, yang akhirnyaakan berpengaruh terhadappeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa dalampenyusunan perencanaan untuk tahunberikutnya, senantiasa memperhatikanhasil-hasil dari pengawasansebelumnya, dengan harapan dapatmengurangi penyimpangan sertamenyempurnakan hasil kerja pegawaipada masa yang akan datang.

Hasil observasi, nampat dalampenyusunan perencanaan yangdilakukan melalui proses pengambilankeputusan, Camatsenantiasa berusaha

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

96

ISSN 1907-6711

variabel dari prinsip penglihatan kemuka,yaitu sebagai berikut :1) Hasil pengawasan dijadikan pedoman

bagi penyusunan perencanaan yangakan datang

Camatdalam pelaksanaanpengawasan, hendaknya berusahauntuk menjadikan hasil pengawasansebagai pedoman dalam penyusunanperencanaan selanjutnya. Hal inimerupakan upaya untuk mewujudkanadanya kesinambungan di dalamproses pelaksanaan pekerjaan,disamping untuk lebihmenyempurnakan hasil pekerjaanpegawai, dalam arti kesalahan ataupenyimapangan pada masa lalu tidakakan terulang kembali di masa yangakan datang.

2) Pengembangan ke arah yang lebihbaik bagi organisasi

Dalam pelaksanaanpengawasan Camat harus berusahauntuk melakukan pengembangan kmearah yang lebih baik bagi organisasi,hal ini bisa dilakukan melaluipenerapan kebijakan yang adil sertamenumbuhkan adanya persainganyang sehat diantara pegawai, sehinggaakan memotivasi para pegawai untuksenantiasa menumbuhkan budayadisiplinn dalam pelaksanaanpekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan prinsippenglihatan kemuka, yaitu sebagaiberikut:1) Hasil pengawasan dijadikan pedoman

bagi penyusunan perencanaan yangakan datang

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menjadikan hasil

pengawasan sebagai pedoman dalampenyusunan perencanaan yang akandatang, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusahamenjadikan hasil pengawasan sebagaipedoman dalam penyusunanperencanaan yang akan datang dansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menjadikan hasilpengawasan sebagai pedoman dalampenyusunan perencanaan yang akandatang.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat telah berusahadengan cukup baik menjadikan hasilpengawasan sebagai pedoman dlampenyusunan perencanaan yang akandatang. Hal ini jelas akan merupakansuatu upaya yang baik di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai, dalam arti tidak akanmengulangi kesalahan yang sama padamasa yang akan datang, yang akhirnyaakan berpengaruh terhadappeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa dalampenyusunan perencanaan untuk tahunberikutnya, senantiasa memperhatikanhasil-hasil dari pengawasansebelumnya, dengan harapan dapatmengurangi penyimpangan sertamenyempurnakan hasil kerja pegawaipada masa yang akan datang.

Hasil observasi, nampat dalampenyusunan perencanaan yangdilakukan melalui proses pengambilankeputusan, Camatsenantiasa berusaha

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

96

ISSN 1907-6711

variabel dari prinsip penglihatan kemuka,yaitu sebagai berikut :1) Hasil pengawasan dijadikan pedoman

bagi penyusunan perencanaan yangakan datang

Camatdalam pelaksanaanpengawasan, hendaknya berusahauntuk menjadikan hasil pengawasansebagai pedoman dalam penyusunanperencanaan selanjutnya. Hal inimerupakan upaya untuk mewujudkanadanya kesinambungan di dalamproses pelaksanaan pekerjaan,disamping untuk lebihmenyempurnakan hasil pekerjaanpegawai, dalam arti kesalahan ataupenyimapangan pada masa lalu tidakakan terulang kembali di masa yangakan datang.

2) Pengembangan ke arah yang lebihbaik bagi organisasi

Dalam pelaksanaanpengawasan Camat harus berusahauntuk melakukan pengembangan kmearah yang lebih baik bagi organisasi,hal ini bisa dilakukan melaluipenerapan kebijakan yang adil sertamenumbuhkan adanya persainganyang sehat diantara pegawai, sehinggaakan memotivasi para pegawai untuksenantiasa menumbuhkan budayadisiplinn dalam pelaksanaanpekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan prinsippenglihatan kemuka, yaitu sebagaiberikut:1) Hasil pengawasan dijadikan pedoman

bagi penyusunan perencanaan yangakan datang

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menjadikan hasil

pengawasan sebagai pedoman dalampenyusunan perencanaan yang akandatang, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusahamenjadikan hasil pengawasan sebagaipedoman dalam penyusunanperencanaan yang akan datang dansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menjadikan hasilpengawasan sebagai pedoman dalampenyusunan perencanaan yang akandatang.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat telah berusahadengan cukup baik menjadikan hasilpengawasan sebagai pedoman dlampenyusunan perencanaan yang akandatang. Hal ini jelas akan merupakansuatu upaya yang baik di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai, dalam arti tidak akanmengulangi kesalahan yang sama padamasa yang akan datang, yang akhirnyaakan berpengaruh terhadappeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Dari hasil wawancara,diperoleh keterangan bahwa dalampenyusunan perencanaan untuk tahunberikutnya, senantiasa memperhatikanhasil-hasil dari pengawasansebelumnya, dengan harapan dapatmengurangi penyimpangan sertamenyempurnakan hasil kerja pegawaipada masa yang akan datang.

Hasil observasi, nampat dalampenyusunan perencanaan yangdilakukan melalui proses pengambilankeputusan, Camatsenantiasa berusaha

Page 15: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

97

ISSN 1907-6711

menyampaikan tentang permasalahanyang perlu diperhatikan berdasarkanhasil dari pengawasan, maksudnyaadalah untuk mengingatkan bahwadiperlukan adanya perbaikan danpenyempurnaan, sehingga kesalahanmaupun penyimpangan dalampelaksanaan rencana tersebut dapatdiminimalisir.

2) Pengembangan ke arah yang lebihbaik bagi orgnaisasi

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan pengembanganke arah yang lebih baik bagiorgnaisasi, sedangkan sebanyak 5responden (25 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadangberusahamelakukan pengembangan kearah yang lebih baik bagi orgnaisasidan sisanya sebanyak 3 responden (15%) menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan pengembanganke arah yang lebih baik bagiorgnaisasi.

Berdasarkan komposisitanggapan responden tersebut, makadapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamat belum sepenuhnya berusahauntuk melakukan pengembangan kearah yang lebih baik bagi organisasi.Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanpeningkatan tanggung jawab pada diripegawai dalam pelaksanaan tugasnya,sehingga akan berpengaruh terhadapterhambatnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk kepentinganpengembangan organisasi ke depan,pada dasarnya telah diusahakan yaitu

melalui proses persaingan yang sehatdiantara para pegawai, sehingga akanmemotivasi para pegawai untuksenantiasa memberikan yang terbaikbagi organisasi. Namun dikarenakanmasih adanya perbedaan individupegawai, maka masih menghambatdalam pengembangan ke arah yanglebih baik bagi organisasi

Berdasarkan hasil observasi,nampak bahwa karena masih adanyaperbedaan kemampuan sertakecakapan diantara para pegawaidalam pelaksanaan tugasnya, makabelum spenuhnya terwujud adanyaiklim persaingan nyang sehat,sehingga para pegawai belumsepenuhnya termotivasi untukmemberikan yang terbaik bagiorganisasi. Hal ini terlihat dari hasilkerja yang belum memenuhi standaratau target yang telah ditetapkan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip penglihatan kemuka oleh Camat,maka dapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata penerapan dua subvariabel dari prinsip penglihatan kemukasebesar 65 %, sehingga bila dihubungkandengan kriteria pengukuran analisis data,baru mencapai interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi demikianjelas akan menyulitkan bagipengembangan ke arah yang lebihbagibagi organisasi, diantaranya adalah dalampenyusunan perencanaan yang di dasarkanpada hasil pengawasan yang telahdilakukan pada tahun sebelumnya, dengansendirinya akan menghambat dalammemotivasi para pegawai untukmemperhatikan ketentuan atau kebijakandalam pelaksaan tugasnya, yang padaakhirnya akan berpengaruh terhadapterhambatnya peningkatan kinerja

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

97

ISSN 1907-6711

menyampaikan tentang permasalahanyang perlu diperhatikan berdasarkanhasil dari pengawasan, maksudnyaadalah untuk mengingatkan bahwadiperlukan adanya perbaikan danpenyempurnaan, sehingga kesalahanmaupun penyimpangan dalampelaksanaan rencana tersebut dapatdiminimalisir.

2) Pengembangan ke arah yang lebihbaik bagi orgnaisasi

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan pengembanganke arah yang lebih baik bagiorgnaisasi, sedangkan sebanyak 5responden (25 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadangberusahamelakukan pengembangan kearah yang lebih baik bagi orgnaisasidan sisanya sebanyak 3 responden (15%) menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan pengembanganke arah yang lebih baik bagiorgnaisasi.

Berdasarkan komposisitanggapan responden tersebut, makadapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamat belum sepenuhnya berusahauntuk melakukan pengembangan kearah yang lebih baik bagi organisasi.Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanpeningkatan tanggung jawab pada diripegawai dalam pelaksanaan tugasnya,sehingga akan berpengaruh terhadapterhambatnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk kepentinganpengembangan organisasi ke depan,pada dasarnya telah diusahakan yaitu

melalui proses persaingan yang sehatdiantara para pegawai, sehingga akanmemotivasi para pegawai untuksenantiasa memberikan yang terbaikbagi organisasi. Namun dikarenakanmasih adanya perbedaan individupegawai, maka masih menghambatdalam pengembangan ke arah yanglebih baik bagi organisasi

Berdasarkan hasil observasi,nampak bahwa karena masih adanyaperbedaan kemampuan sertakecakapan diantara para pegawaidalam pelaksanaan tugasnya, makabelum spenuhnya terwujud adanyaiklim persaingan nyang sehat,sehingga para pegawai belumsepenuhnya termotivasi untukmemberikan yang terbaik bagiorganisasi. Hal ini terlihat dari hasilkerja yang belum memenuhi standaratau target yang telah ditetapkan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip penglihatan kemuka oleh Camat,maka dapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata penerapan dua subvariabel dari prinsip penglihatan kemukasebesar 65 %, sehingga bila dihubungkandengan kriteria pengukuran analisis data,baru mencapai interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi demikianjelas akan menyulitkan bagipengembangan ke arah yang lebihbagibagi organisasi, diantaranya adalah dalampenyusunan perencanaan yang di dasarkanpada hasil pengawasan yang telahdilakukan pada tahun sebelumnya, dengansendirinya akan menghambat dalammemotivasi para pegawai untukmemperhatikan ketentuan atau kebijakandalam pelaksaan tugasnya, yang padaakhirnya akan berpengaruh terhadapterhambatnya peningkatan kinerja

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

97

ISSN 1907-6711

menyampaikan tentang permasalahanyang perlu diperhatikan berdasarkanhasil dari pengawasan, maksudnyaadalah untuk mengingatkan bahwadiperlukan adanya perbaikan danpenyempurnaan, sehingga kesalahanmaupun penyimpangan dalampelaksanaan rencana tersebut dapatdiminimalisir.

2) Pengembangan ke arah yang lebihbaik bagi orgnaisasi

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan pengembanganke arah yang lebih baik bagiorgnaisasi, sedangkan sebanyak 5responden (25 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadangberusahamelakukan pengembangan kearah yang lebih baik bagi orgnaisasidan sisanya sebanyak 3 responden (15%) menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan pengembanganke arah yang lebih baik bagiorgnaisasi.

Berdasarkan komposisitanggapan responden tersebut, makadapat diketahui bahwa dalampelaksanaan pengawasan, ternyataCamat belum sepenuhnya berusahauntuk melakukan pengembangan kearah yang lebih baik bagi organisasi.Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanpeningkatan tanggung jawab pada diripegawai dalam pelaksanaan tugasnya,sehingga akan berpengaruh terhadapterhambatnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk kepentinganpengembangan organisasi ke depan,pada dasarnya telah diusahakan yaitu

melalui proses persaingan yang sehatdiantara para pegawai, sehingga akanmemotivasi para pegawai untuksenantiasa memberikan yang terbaikbagi organisasi. Namun dikarenakanmasih adanya perbedaan individupegawai, maka masih menghambatdalam pengembangan ke arah yanglebih baik bagi organisasi

Berdasarkan hasil observasi,nampak bahwa karena masih adanyaperbedaan kemampuan sertakecakapan diantara para pegawaidalam pelaksanaan tugasnya, makabelum spenuhnya terwujud adanyaiklim persaingan nyang sehat,sehingga para pegawai belumsepenuhnya termotivasi untukmemberikan yang terbaik bagiorganisasi. Hal ini terlihat dari hasilkerja yang belum memenuhi standaratau target yang telah ditetapkan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip penglihatan kemuka oleh Camat,maka dapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata penerapan dua subvariabel dari prinsip penglihatan kemukasebesar 65 %, sehingga bila dihubungkandengan kriteria pengukuran analisis data,baru mencapai interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi demikianjelas akan menyulitkan bagipengembangan ke arah yang lebihbagibagi organisasi, diantaranya adalah dalampenyusunan perencanaan yang di dasarkanpada hasil pengawasan yang telahdilakukan pada tahun sebelumnya, dengansendirinya akan menghambat dalammemotivasi para pegawai untukmemperhatikan ketentuan atau kebijakandalam pelaksaan tugasnya, yang padaakhirnya akan berpengaruh terhadapterhambatnya peningkatan kinerja

Page 16: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

98

ISSN 1907-6711

pegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka.4. Prinsip Pengawasan Langsung

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, akan terwujud bila Camatdalam pelaksanaan pengawasannyaberusaha untuk melakukan pengawasansecara langsung terhadap prosespelaksanaan pekerjaan yang dilakukanoleh para pegawai, sehingga secaraobyektif akan mengetahui tentangpermasalahan yang dihadapi dan dengansendirinya akan terdorong untukmelakukan tindakan-tindakan yangdianggap perlu untuk memecahkanpermasalahan yang dihadapi pada saatpelaksanaan pekerjaan tersebut. Melaluiusaha demikian, maka para pegawai akantermotivasi untuk lebih memperhatikandan mematuhi ketentuan serta kebijakanyang telah ditetapkan, dengan sendirinyaakan berpengaruh terhadap peningkatankinerja pegawai.

Untuk mngetahui tentang usahaCamatdalam penerapan prinsippengawasan langsung, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari prinsip pengawasan tersebut,yaitu sebagai berikut :1) Inspeksi langsung

Camatdalam pelaksanaanpengawasan hendaknya berusahauntuk melakukan inspeksi langsungterhadap pelaksanaan suatu pekerjaanyang dilakukan oleh para pegawai,sehingga dapat mengetahui denganobyektif tentang penerapan prosedur,ketentuan maupun kebijakan yangtelah ditetapkan oleh para pegawaidalam proses pekerjaan tersebut.Disamping itu melalui inspeksi, dapatdilakukan tindakan-tindakan korektifterhadap adanya suatu penyimpangan.

2) Laporan di tempatEkfektivitas kerja pegawai

akan meningkat apabila Camatdalampelaksanaan pengawasan berusahauntuk meminta laporan dari parapegawai mengenain proses pekerjaanyang sedang dilakukan, sehinggadapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi olehparta pegawai dan selanjutnyamemberikan solusi bagi penyelesaianpermasalahan tersebut. Melalui usahademikian dengan sendirinya akanmemotivasi para pegawai untuksenantiasa bertanggung jawab dalamsetiap pelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip pengawasanlangsung, yaitu sebagai berikut :1) Pengawasan langsung

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan inspeksilangsung, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamelakukan inspeksi langsung dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan inspeksilangsung.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat belum sepenuhnyaberusaha melakukan inspeksilangsung. Hal ini jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanadanya rasa tanggung jawab pada diripara pegawai dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnyaakan menghambatan di dalam upaya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

98

ISSN 1907-6711

pegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka.4. Prinsip Pengawasan Langsung

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, akan terwujud bila Camatdalam pelaksanaan pengawasannyaberusaha untuk melakukan pengawasansecara langsung terhadap prosespelaksanaan pekerjaan yang dilakukanoleh para pegawai, sehingga secaraobyektif akan mengetahui tentangpermasalahan yang dihadapi dan dengansendirinya akan terdorong untukmelakukan tindakan-tindakan yangdianggap perlu untuk memecahkanpermasalahan yang dihadapi pada saatpelaksanaan pekerjaan tersebut. Melaluiusaha demikian, maka para pegawai akantermotivasi untuk lebih memperhatikandan mematuhi ketentuan serta kebijakanyang telah ditetapkan, dengan sendirinyaakan berpengaruh terhadap peningkatankinerja pegawai.

Untuk mngetahui tentang usahaCamatdalam penerapan prinsippengawasan langsung, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari prinsip pengawasan tersebut,yaitu sebagai berikut :1) Inspeksi langsung

Camatdalam pelaksanaanpengawasan hendaknya berusahauntuk melakukan inspeksi langsungterhadap pelaksanaan suatu pekerjaanyang dilakukan oleh para pegawai,sehingga dapat mengetahui denganobyektif tentang penerapan prosedur,ketentuan maupun kebijakan yangtelah ditetapkan oleh para pegawaidalam proses pekerjaan tersebut.Disamping itu melalui inspeksi, dapatdilakukan tindakan-tindakan korektifterhadap adanya suatu penyimpangan.

2) Laporan di tempatEkfektivitas kerja pegawai

akan meningkat apabila Camatdalampelaksanaan pengawasan berusahauntuk meminta laporan dari parapegawai mengenain proses pekerjaanyang sedang dilakukan, sehinggadapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi olehparta pegawai dan selanjutnyamemberikan solusi bagi penyelesaianpermasalahan tersebut. Melalui usahademikian dengan sendirinya akanmemotivasi para pegawai untuksenantiasa bertanggung jawab dalamsetiap pelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip pengawasanlangsung, yaitu sebagai berikut :1) Pengawasan langsung

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan inspeksilangsung, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamelakukan inspeksi langsung dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan inspeksilangsung.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat belum sepenuhnyaberusaha melakukan inspeksilangsung. Hal ini jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanadanya rasa tanggung jawab pada diripara pegawai dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnyaakan menghambatan di dalam upaya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

98

ISSN 1907-6711

pegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka.4. Prinsip Pengawasan Langsung

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, akan terwujud bila Camatdalam pelaksanaan pengawasannyaberusaha untuk melakukan pengawasansecara langsung terhadap prosespelaksanaan pekerjaan yang dilakukanoleh para pegawai, sehingga secaraobyektif akan mengetahui tentangpermasalahan yang dihadapi dan dengansendirinya akan terdorong untukmelakukan tindakan-tindakan yangdianggap perlu untuk memecahkanpermasalahan yang dihadapi pada saatpelaksanaan pekerjaan tersebut. Melaluiusaha demikian, maka para pegawai akantermotivasi untuk lebih memperhatikandan mematuhi ketentuan serta kebijakanyang telah ditetapkan, dengan sendirinyaakan berpengaruh terhadap peningkatankinerja pegawai.

Untuk mngetahui tentang usahaCamatdalam penerapan prinsippengawasan langsung, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari prinsip pengawasan tersebut,yaitu sebagai berikut :1) Inspeksi langsung

Camatdalam pelaksanaanpengawasan hendaknya berusahauntuk melakukan inspeksi langsungterhadap pelaksanaan suatu pekerjaanyang dilakukan oleh para pegawai,sehingga dapat mengetahui denganobyektif tentang penerapan prosedur,ketentuan maupun kebijakan yangtelah ditetapkan oleh para pegawaidalam proses pekerjaan tersebut.Disamping itu melalui inspeksi, dapatdilakukan tindakan-tindakan korektifterhadap adanya suatu penyimpangan.

2) Laporan di tempatEkfektivitas kerja pegawai

akan meningkat apabila Camatdalampelaksanaan pengawasan berusahauntuk meminta laporan dari parapegawai mengenain proses pekerjaanyang sedang dilakukan, sehinggadapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi olehparta pegawai dan selanjutnyamemberikan solusi bagi penyelesaianpermasalahan tersebut. Melalui usahademikian dengan sendirinya akanmemotivasi para pegawai untuksenantiasa bertanggung jawab dalamsetiap pelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip pengawasanlangsung, yaitu sebagai berikut :1) Pengawasan langsung

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan inspeksilangsung, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamelakukan inspeksi langsung dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan inspeksilangsung.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat belum sepenuhnyaberusaha melakukan inspeksilangsung. Hal ini jelas akanmenghambat di dalam mewujudkanadanya rasa tanggung jawab pada diripara pegawai dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnyaakan menghambatan di dalam upaya

Page 17: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

99

ISSN 1907-6711

meningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untukmelakukaninspeksi langsung terhadappelaksanaan pekerjaan para pegawai,diakui belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini dikarenakan adanya hambatanberupa keterbatasan waktu.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannyamasih ada sebagian pegawai yangkurang menunjukkan rasa tanggungjawab, dalam arti masih mengabaikanprosedur maupuan ketentuan yangberlaku. Misalnya belum memenuhitarget yang telah ditetapkan.

2) Meminta laporan di tempatSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha meminta laporan di tempat,sedangkan sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha meminta laporan ditempat dan sisanya sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha meminta laporandi tempat.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camatbelum sepenuhnyaberusaha meminta laporan di tempat.Hal ini jelas akan menghambat didalam mewujudkan adanya rasatanggung jawab pada diri parapegawai, sehingga pada akhirnya akanmenghambatan di dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk meminta

laporan di tempat terhadappelaksanaan pekerjaan para pegawai,diakui belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini dikarenakan adanya hambatanberupa masih adanya perbedaanpengetahuan serta kemampuandiantara individu pegawai.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannyamasih ada sebagian pegawai yangkurang memeperhatikan mekanismepertanggung jawaban dari suatu prosespekerjaan, dalam arti belumsepenuhnya mampu membuat progresreport dari pekerjaan yang sedangdilakukan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip pengawasan langsung oleh Camat ,maka dapat diketahui bahwa Camatbarumencapai nilai rata-rata sebesar 60 %dalam penerapan dua sub variabel dariprinsip pengawasan langsung, sehinggabila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, baru mencapaibatas interval terendah dari predikat cukupbaik. Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkan rasatanggung jawab pada diri para pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, sehinggaakan menghambat di dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.5. Prinsip Dari Kestandaran

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka akan terwujud, apabila dalampelaksanaan pengawasannyaCamatberusaha menentukan standar didalam pelaksanaan pekerjaan, sehinggaakan menjadi pedoman bagi para pegawaidi dalam pelaksanaan tugasnya.

Guna mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsip darikestandaran, maka penyusun melakukan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

99

ISSN 1907-6711

meningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untukmelakukaninspeksi langsung terhadappelaksanaan pekerjaan para pegawai,diakui belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini dikarenakan adanya hambatanberupa keterbatasan waktu.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannyamasih ada sebagian pegawai yangkurang menunjukkan rasa tanggungjawab, dalam arti masih mengabaikanprosedur maupuan ketentuan yangberlaku. Misalnya belum memenuhitarget yang telah ditetapkan.

2) Meminta laporan di tempatSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha meminta laporan di tempat,sedangkan sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha meminta laporan ditempat dan sisanya sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha meminta laporandi tempat.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camatbelum sepenuhnyaberusaha meminta laporan di tempat.Hal ini jelas akan menghambat didalam mewujudkan adanya rasatanggung jawab pada diri parapegawai, sehingga pada akhirnya akanmenghambatan di dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk meminta

laporan di tempat terhadappelaksanaan pekerjaan para pegawai,diakui belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini dikarenakan adanya hambatanberupa masih adanya perbedaanpengetahuan serta kemampuandiantara individu pegawai.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannyamasih ada sebagian pegawai yangkurang memeperhatikan mekanismepertanggung jawaban dari suatu prosespekerjaan, dalam arti belumsepenuhnya mampu membuat progresreport dari pekerjaan yang sedangdilakukan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip pengawasan langsung oleh Camat ,maka dapat diketahui bahwa Camatbarumencapai nilai rata-rata sebesar 60 %dalam penerapan dua sub variabel dariprinsip pengawasan langsung, sehinggabila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, baru mencapaibatas interval terendah dari predikat cukupbaik. Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkan rasatanggung jawab pada diri para pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, sehinggaakan menghambat di dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.5. Prinsip Dari Kestandaran

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka akan terwujud, apabila dalampelaksanaan pengawasannyaCamatberusaha menentukan standar didalam pelaksanaan pekerjaan, sehinggaakan menjadi pedoman bagi para pegawaidi dalam pelaksanaan tugasnya.

Guna mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsip darikestandaran, maka penyusun melakukan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

99

ISSN 1907-6711

meningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untukmelakukaninspeksi langsung terhadappelaksanaan pekerjaan para pegawai,diakui belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini dikarenakan adanya hambatanberupa keterbatasan waktu.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannyamasih ada sebagian pegawai yangkurang menunjukkan rasa tanggungjawab, dalam arti masih mengabaikanprosedur maupuan ketentuan yangberlaku. Misalnya belum memenuhitarget yang telah ditetapkan.

2) Meminta laporan di tempatSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha meminta laporan di tempat,sedangkan sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha meminta laporan ditempat dan sisanya sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha meminta laporandi tempat.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camatbelum sepenuhnyaberusaha meminta laporan di tempat.Hal ini jelas akan menghambat didalam mewujudkan adanya rasatanggung jawab pada diri parapegawai, sehingga pada akhirnya akanmenghambatan di dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk meminta

laporan di tempat terhadappelaksanaan pekerjaan para pegawai,diakui belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini dikarenakan adanya hambatanberupa masih adanya perbedaanpengetahuan serta kemampuandiantara individu pegawai.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannyamasih ada sebagian pegawai yangkurang memeperhatikan mekanismepertanggung jawaban dari suatu prosespekerjaan, dalam arti belumsepenuhnya mampu membuat progresreport dari pekerjaan yang sedangdilakukan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip pengawasan langsung oleh Camat ,maka dapat diketahui bahwa Camatbarumencapai nilai rata-rata sebesar 60 %dalam penerapan dua sub variabel dariprinsip pengawasan langsung, sehinggabila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, baru mencapaibatas interval terendah dari predikat cukupbaik. Kondisi demikian jelas akanmenghambat di dalam mewujudkan rasatanggung jawab pada diri para pegawai didalam pelaksanaan tugasnya, sehinggaakan menghambat di dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.5. Prinsip Dari Kestandaran

Peningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka akan terwujud, apabila dalampelaksanaan pengawasannyaCamatberusaha menentukan standar didalam pelaksanaan pekerjaan, sehinggaakan menjadi pedoman bagi para pegawaidi dalam pelaksanaan tugasnya.

Guna mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsip darikestandaran, maka penyusun melakukan

Page 18: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

100

ISSN 1907-6711

penelitian terhadap dua sub variabel dariprinsip pengawasan tersebut, yaitu :1) Bersikap obyektif dalam pemberian

sangsiCamathendaknya

mengusahakan untuk bersikapobyektif dalam pemberian sangsiterhadap pegawai yang melanggarketentuan kinerja, hal sangat pentinguntuk menumbuhkan perasaandiperlakukan secara adil, sehinggadengan sendirinya akanmenumbuhkan rasa btanggung jawabpada diri para pegawai.

2) Penentuan standar kerjaDalam pelaksanaan

pengawasan, Camatharus berusahamenetapkan standar hasil kerja didalam setiap pelaksanaan pekerjaan.Hal ini akan mendorong para pegawaiuntuk memperhatikan serta memenuhistandar hasil kerja pada setiappelaksanaan tugasnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip dari kestandaran,yaitu sebagai berikut :1) Bersikap obyektif dalam pemberian

sangsiSebanyak 14 responden (70

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha bersikap obyektif dalampemberian sangsi, sedangkansebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha bersikap obyektifdalam pemberian sangsi dan sisanyasebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha bersikap obyektif dalampemberian sangsi.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapat

diketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat telah berusahadengan baik untuk bersikap obyektifdalam pemberian sangsi. Hal ini jelasakan menunjang ke arah terwujudnyapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, karena para pegawaimerasakan diperlakukan secara adilapabila melanggar ketentuan disiplinkerja.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untukmelakukanpenetapan pemberiansangsi senantiasa memperhatikanketentuanyang berlaku danmemperhatikan kesalahan yang telahdilakukan oleh pegawai, sehinggapenentuan sangsi tersebut benar-benaradil dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari hasil observasi, nampakdalam penentuan sangsi terhadappelanggaran disiplin kerja yangdilakukan oleh pegawai ternyataCamatselalu memperhatikanperundang-undangan serta ketentuanyangberlaku.

2) Meminta laporan di tempatSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standar hasilkerja, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamenentukan standar hasil kerja dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan standar hasilkerja.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat beklum

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

100

ISSN 1907-6711

penelitian terhadap dua sub variabel dariprinsip pengawasan tersebut, yaitu :1) Bersikap obyektif dalam pemberian

sangsiCamathendaknya

mengusahakan untuk bersikapobyektif dalam pemberian sangsiterhadap pegawai yang melanggarketentuan kinerja, hal sangat pentinguntuk menumbuhkan perasaandiperlakukan secara adil, sehinggadengan sendirinya akanmenumbuhkan rasa btanggung jawabpada diri para pegawai.

2) Penentuan standar kerjaDalam pelaksanaan

pengawasan, Camatharus berusahamenetapkan standar hasil kerja didalam setiap pelaksanaan pekerjaan.Hal ini akan mendorong para pegawaiuntuk memperhatikan serta memenuhistandar hasil kerja pada setiappelaksanaan tugasnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip dari kestandaran,yaitu sebagai berikut :1) Bersikap obyektif dalam pemberian

sangsiSebanyak 14 responden (70

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha bersikap obyektif dalampemberian sangsi, sedangkansebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha bersikap obyektifdalam pemberian sangsi dan sisanyasebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha bersikap obyektif dalampemberian sangsi.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapat

diketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat telah berusahadengan baik untuk bersikap obyektifdalam pemberian sangsi. Hal ini jelasakan menunjang ke arah terwujudnyapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, karena para pegawaimerasakan diperlakukan secara adilapabila melanggar ketentuan disiplinkerja.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untukmelakukanpenetapan pemberiansangsi senantiasa memperhatikanketentuanyang berlaku danmemperhatikan kesalahan yang telahdilakukan oleh pegawai, sehinggapenentuan sangsi tersebut benar-benaradil dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari hasil observasi, nampakdalam penentuan sangsi terhadappelanggaran disiplin kerja yangdilakukan oleh pegawai ternyataCamatselalu memperhatikanperundang-undangan serta ketentuanyangberlaku.

2) Meminta laporan di tempatSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standar hasilkerja, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamenentukan standar hasil kerja dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan standar hasilkerja.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat beklum

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

100

ISSN 1907-6711

penelitian terhadap dua sub variabel dariprinsip pengawasan tersebut, yaitu :1) Bersikap obyektif dalam pemberian

sangsiCamathendaknya

mengusahakan untuk bersikapobyektif dalam pemberian sangsiterhadap pegawai yang melanggarketentuan kinerja, hal sangat pentinguntuk menumbuhkan perasaandiperlakukan secara adil, sehinggadengan sendirinya akanmenumbuhkan rasa btanggung jawabpada diri para pegawai.

2) Penentuan standar kerjaDalam pelaksanaan

pengawasan, Camatharus berusahamenetapkan standar hasil kerja didalam setiap pelaksanaan pekerjaan.Hal ini akan mendorong para pegawaiuntuk memperhatikan serta memenuhistandar hasil kerja pada setiappelaksanaan tugasnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip dari kestandaran,yaitu sebagai berikut :1) Bersikap obyektif dalam pemberian

sangsiSebanyak 14 responden (70

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha bersikap obyektif dalampemberian sangsi, sedangkansebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha bersikap obyektifdalam pemberian sangsi dan sisanyasebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha bersikap obyektif dalampemberian sangsi.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapat

diketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat telah berusahadengan baik untuk bersikap obyektifdalam pemberian sangsi. Hal ini jelasakan menunjang ke arah terwujudnyapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, karena para pegawaimerasakan diperlakukan secara adilapabila melanggar ketentuan disiplinkerja.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untukmelakukanpenetapan pemberiansangsi senantiasa memperhatikanketentuanyang berlaku danmemperhatikan kesalahan yang telahdilakukan oleh pegawai, sehinggapenentuan sangsi tersebut benar-benaradil dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari hasil observasi, nampakdalam penentuan sangsi terhadappelanggaran disiplin kerja yangdilakukan oleh pegawai ternyataCamatselalu memperhatikanperundang-undangan serta ketentuanyangberlaku.

2) Meminta laporan di tempatSebanyak 12 responden (60

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan standar hasilkerja, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamenentukan standar hasil kerja dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan standar hasilkerja.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camat beklum

Page 19: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

101

ISSN 1907-6711

sepenuhnya berusaha untukmenentukan standar hasil kerjas. Halini jelas akan menghambat bagi parapegawai untuk memperhatikan danmemenuhi standar hasil kerja yangtelah ditetapkan dalam setiappelaksanaan tugasnya, sehingga padaakhirnya akan menghambatterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa penentuan standarhasil kerja selalu diusahakan,tujuannya agar para pegawai memilikipedoman serta arah yang jelas dalampelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannya parapegawai belum sepenuhnyamemperhatikan standar hasil kerjayang telah ditetapkan, kondisidemikian menunjukkan bahwa parapegawai belum sepenuhnya memilikirasa tanggung jawab dalampelaksanaan tugasnya.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip dari kestandaran oleh Camat ,maka dapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar65 %dalam penerapan dua sub variabel dariprinsip pengawasan langsung, sehinggabila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, baru mencapaiinterval terendah daripredikat cukup baik.Kondisi demikian jelas akan menghambatdi dalam mewujudkan rasa tanggungjawab pada diri para pegawai di dalampelaksanaan tugasnya, sehingga padaakhirnya akan menghambat dalam usahapeningkatan kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka.6. Prinsip Dari Titik-Titik Strategis

Peningkatan kinerja Pada KantorCamat Malausma dapat terwujud, apabilaCamatdalam pelaksanaan pengawasanberusaha menentukan skala prioritas sertamenentukan bagian-bagian yang dianggapkritis pada setiap proses dari suatupelaksanaan pekerjaan yang dilakukanoleh para pegawai.

Guna mengetahui tentang usahaCamatdalam menertapkan prinsip darititik-titik strategis, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari prinsip pengawasan tersebut,yaitu sebagai berikut :1) Penentuan skala prioritas

Camatdalam pelaksanaanpengawasan harus berusahamenentukan skala prioritas di dalamproses pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan para pegawai, sehingga parapegawai termotivasi untuk mencapaihasil kerja yang optimal, dalam artimengupayakan hasil yang optimal daripelaksanan pekerjaan yang telahdiprioritaskan.

2) Penentuan bagian-bagian yangdianggap sensitif

Dalam pelaksanaanpengawasan agar terwujud adanyapeningkatan kinerja pegawai, makaCamatharus berusaha untukmenentukan bagian-bagian yangdianggap sensitif dalam suatu prosespelaksanaan pekerjaan, sehingga parapegawai termotivasi untuk bersikapteliti dalam menangani bagian yangdianggap sensitif dari prosespelaksanaan pekerjaan., dalam artidampak negatifnyaq dapatdiminimalisir.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua sub

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

101

ISSN 1907-6711

sepenuhnya berusaha untukmenentukan standar hasil kerjas. Halini jelas akan menghambat bagi parapegawai untuk memperhatikan danmemenuhi standar hasil kerja yangtelah ditetapkan dalam setiappelaksanaan tugasnya, sehingga padaakhirnya akan menghambatterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa penentuan standarhasil kerja selalu diusahakan,tujuannya agar para pegawai memilikipedoman serta arah yang jelas dalampelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannya parapegawai belum sepenuhnyamemperhatikan standar hasil kerjayang telah ditetapkan, kondisidemikian menunjukkan bahwa parapegawai belum sepenuhnya memilikirasa tanggung jawab dalampelaksanaan tugasnya.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip dari kestandaran oleh Camat ,maka dapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar65 %dalam penerapan dua sub variabel dariprinsip pengawasan langsung, sehinggabila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, baru mencapaiinterval terendah daripredikat cukup baik.Kondisi demikian jelas akan menghambatdi dalam mewujudkan rasa tanggungjawab pada diri para pegawai di dalampelaksanaan tugasnya, sehingga padaakhirnya akan menghambat dalam usahapeningkatan kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka.6. Prinsip Dari Titik-Titik Strategis

Peningkatan kinerja Pada KantorCamat Malausma dapat terwujud, apabilaCamatdalam pelaksanaan pengawasanberusaha menentukan skala prioritas sertamenentukan bagian-bagian yang dianggapkritis pada setiap proses dari suatupelaksanaan pekerjaan yang dilakukanoleh para pegawai.

Guna mengetahui tentang usahaCamatdalam menertapkan prinsip darititik-titik strategis, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari prinsip pengawasan tersebut,yaitu sebagai berikut :1) Penentuan skala prioritas

Camatdalam pelaksanaanpengawasan harus berusahamenentukan skala prioritas di dalamproses pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan para pegawai, sehingga parapegawai termotivasi untuk mencapaihasil kerja yang optimal, dalam artimengupayakan hasil yang optimal daripelaksanan pekerjaan yang telahdiprioritaskan.

2) Penentuan bagian-bagian yangdianggap sensitif

Dalam pelaksanaanpengawasan agar terwujud adanyapeningkatan kinerja pegawai, makaCamatharus berusaha untukmenentukan bagian-bagian yangdianggap sensitif dalam suatu prosespelaksanaan pekerjaan, sehingga parapegawai termotivasi untuk bersikapteliti dalam menangani bagian yangdianggap sensitif dari prosespelaksanaan pekerjaan., dalam artidampak negatifnyaq dapatdiminimalisir.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua sub

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

101

ISSN 1907-6711

sepenuhnya berusaha untukmenentukan standar hasil kerjas. Halini jelas akan menghambat bagi parapegawai untuk memperhatikan danmemenuhi standar hasil kerja yangtelah ditetapkan dalam setiappelaksanaan tugasnya, sehingga padaakhirnya akan menghambatterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa penentuan standarhasil kerja selalu diusahakan,tujuannya agar para pegawai memilikipedoman serta arah yang jelas dalampelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannya parapegawai belum sepenuhnyamemperhatikan standar hasil kerjayang telah ditetapkan, kondisidemikian menunjukkan bahwa parapegawai belum sepenuhnya memilikirasa tanggung jawab dalampelaksanaan tugasnya.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip dari kestandaran oleh Camat ,maka dapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar65 %dalam penerapan dua sub variabel dariprinsip pengawasan langsung, sehinggabila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, baru mencapaiinterval terendah daripredikat cukup baik.Kondisi demikian jelas akan menghambatdi dalam mewujudkan rasa tanggungjawab pada diri para pegawai di dalampelaksanaan tugasnya, sehingga padaakhirnya akan menghambat dalam usahapeningkatan kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka.6. Prinsip Dari Titik-Titik Strategis

Peningkatan kinerja Pada KantorCamat Malausma dapat terwujud, apabilaCamatdalam pelaksanaan pengawasanberusaha menentukan skala prioritas sertamenentukan bagian-bagian yang dianggapkritis pada setiap proses dari suatupelaksanaan pekerjaan yang dilakukanoleh para pegawai.

Guna mengetahui tentang usahaCamatdalam menertapkan prinsip darititik-titik strategis, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari prinsip pengawasan tersebut,yaitu sebagai berikut :1) Penentuan skala prioritas

Camatdalam pelaksanaanpengawasan harus berusahamenentukan skala prioritas di dalamproses pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan para pegawai, sehingga parapegawai termotivasi untuk mencapaihasil kerja yang optimal, dalam artimengupayakan hasil yang optimal daripelaksanan pekerjaan yang telahdiprioritaskan.

2) Penentuan bagian-bagian yangdianggap sensitif

Dalam pelaksanaanpengawasan agar terwujud adanyapeningkatan kinerja pegawai, makaCamatharus berusaha untukmenentukan bagian-bagian yangdianggap sensitif dalam suatu prosespelaksanaan pekerjaan, sehingga parapegawai termotivasi untuk bersikapteliti dalam menangani bagian yangdianggap sensitif dari prosespelaksanaan pekerjaan., dalam artidampak negatifnyaq dapatdiminimalisir.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua sub

Page 20: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

102

ISSN 1907-6711

variabel dari prinsip dari titik-titkstrategis, yaitu sebagai berikut :1) Penentuan skala prioritas

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan skala prioritas,sedangkan sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha menentukan skalaprioritas dan sisanya sebanyak 2responden (10 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanskala prioritas.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camattelah berusahadengan cukup baikuntuk menentukanskala prioritas. Hal ini jelas akanmengarah pada terwujudnyapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, karena para pegawaisepenuhnya akan termotivasi gunamemperhatikan pedoman dan arahyang telah ditetapkan di dalampelaksanan tugasnya.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk menentukanskala prioritas dalam prosespelaksanaan suatu pekerjaansenantiasa dilakukan, hal ini untukmemotivasi para pegawai agarsenantiasa memperhatikan pedomandan arah yang telah ditetapkan dalampelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakCamat telah berusaha melakukanpenentuan skala prioritas dalampelaksanaan suatu pekerjaan, di manapara pegawai selalu memperhatikanskala prioritas yang telah ditetapkan.

2) Menentukan bagian-bagian yangdianggap sensitif.

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan bagian-bagianyang dianggap sensitif, sedangkansebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan bagian-bagianyang dianggap sensitif.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camatbelum sepenuhnyaberusaha dalam menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif. Hal inijelas akan menghambat di dalammewujudkan adanya disiplin kerjapegawai, dalam arti sikap untukmemperhatikan dan teliti di dalammengerjakan bagian-bagian yangdianggap sensitif dalam prosespelaksanaan suatu pekerjaan, sehinggapada akhirnya akan menghambatpeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa penentuan bagian-bagian yang dianggap sensitif selaludiusahakan, agar para pegawaimemiliki pedoman serta akan berikapteliti di dalam mengerjakan bagianyang dianggap sensitif tersebut.Namun dikarenakan masih adanyaperbedaan pengetahuan sertakecakapan diantara para pegawai,maka belum sepenuhnya terwujud.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannya parapegawai belum seluruhnyamemperhatikan bagian yang dianggap

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

102

ISSN 1907-6711

variabel dari prinsip dari titik-titkstrategis, yaitu sebagai berikut :1) Penentuan skala prioritas

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan skala prioritas,sedangkan sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha menentukan skalaprioritas dan sisanya sebanyak 2responden (10 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanskala prioritas.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camattelah berusahadengan cukup baikuntuk menentukanskala prioritas. Hal ini jelas akanmengarah pada terwujudnyapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, karena para pegawaisepenuhnya akan termotivasi gunamemperhatikan pedoman dan arahyang telah ditetapkan di dalampelaksanan tugasnya.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk menentukanskala prioritas dalam prosespelaksanaan suatu pekerjaansenantiasa dilakukan, hal ini untukmemotivasi para pegawai agarsenantiasa memperhatikan pedomandan arah yang telah ditetapkan dalampelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakCamat telah berusaha melakukanpenentuan skala prioritas dalampelaksanaan suatu pekerjaan, di manapara pegawai selalu memperhatikanskala prioritas yang telah ditetapkan.

2) Menentukan bagian-bagian yangdianggap sensitif.

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan bagian-bagianyang dianggap sensitif, sedangkansebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan bagian-bagianyang dianggap sensitif.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camatbelum sepenuhnyaberusaha dalam menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif. Hal inijelas akan menghambat di dalammewujudkan adanya disiplin kerjapegawai, dalam arti sikap untukmemperhatikan dan teliti di dalammengerjakan bagian-bagian yangdianggap sensitif dalam prosespelaksanaan suatu pekerjaan, sehinggapada akhirnya akan menghambatpeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa penentuan bagian-bagian yang dianggap sensitif selaludiusahakan, agar para pegawaimemiliki pedoman serta akan berikapteliti di dalam mengerjakan bagianyang dianggap sensitif tersebut.Namun dikarenakan masih adanyaperbedaan pengetahuan sertakecakapan diantara para pegawai,maka belum sepenuhnya terwujud.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannya parapegawai belum seluruhnyamemperhatikan bagian yang dianggap

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

102

ISSN 1907-6711

variabel dari prinsip dari titik-titkstrategis, yaitu sebagai berikut :1) Penentuan skala prioritas

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan skala prioritas,sedangkan sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha menentukan skalaprioritas dan sisanya sebanyak 2responden (10 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanskala prioritas.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camattelah berusahadengan cukup baikuntuk menentukanskala prioritas. Hal ini jelas akanmengarah pada terwujudnyapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, karena para pegawaisepenuhnya akan termotivasi gunamemperhatikan pedoman dan arahyang telah ditetapkan di dalampelaksanan tugasnya.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk menentukanskala prioritas dalam prosespelaksanaan suatu pekerjaansenantiasa dilakukan, hal ini untukmemotivasi para pegawai agarsenantiasa memperhatikan pedomandan arah yang telah ditetapkan dalampelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakCamat telah berusaha melakukanpenentuan skala prioritas dalampelaksanaan suatu pekerjaan, di manapara pegawai selalu memperhatikanskala prioritas yang telah ditetapkan.

2) Menentukan bagian-bagian yangdianggap sensitif.

Sebanyak 12 responden (60%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan bagian-bagianyang dianggap sensitif, sedangkansebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif dansisanya sebanyak 4 responden (20 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha menentukan bagian-bagianyang dianggap sensitif.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camatbelum sepenuhnyaberusaha dalam menentukan bagian-bagian yang dianggap sensitif. Hal inijelas akan menghambat di dalammewujudkan adanya disiplin kerjapegawai, dalam arti sikap untukmemperhatikan dan teliti di dalammengerjakan bagian-bagian yangdianggap sensitif dalam prosespelaksanaan suatu pekerjaan, sehinggapada akhirnya akan menghambatpeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa penentuan bagian-bagian yang dianggap sensitif selaludiusahakan, agar para pegawaimemiliki pedoman serta akan berikapteliti di dalam mengerjakan bagianyang dianggap sensitif tersebut.Namun dikarenakan masih adanyaperbedaan pengetahuan sertakecakapan diantara para pegawai,maka belum sepenuhnya terwujud.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan pekerjaannya parapegawai belum seluruhnyamemperhatikan bagian yang dianggap

Page 21: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

103

ISSN 1907-6711

sensitifyang telah ditetapkan, kondisidemikian menunjukkan bahwa masihada pegawai yang kurang memilikirasa tanggung jawab dalampelaksanaan tugasnya.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip dari kestandaran oleh Camat, makadapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar65 %dalam penerapan dua sub variabel prinsipdari titik-titik strategis, sehingga biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, baru mencapai intervalterendah daripredikat cukup baik. Kondisidemikian jelas akan menghambat di dalammewujudkan rasa tanggung jawab padadiri para pegawai di dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnya akanmenghambatpeningkatan kinerja pegawaipada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.7) Prinsip Teliti Ulang

Dalam pelaksanaan pengawasanhendaknya Camat berusaha untukmelakukan kegiatan teliti ulang terhadapproses pelaksaan pekerjaan yangdilakukan para pegawai, sehingga dapatmeminimalisir hambatan dalampencapaian target kerja yang telahditetapkan serta untuk mengurangipenyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan pekerjaan.

Untuk mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsip telitiulang, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap dua sub variabel dartiprinsip pengawasan tersebut, yaitu sebagaiberikut :1) Laporan secara periodik

Camat dalam pelaksanaanpengawasan, hendaknya berusahamenentukan adanya laporan periodikdari setiap unit kerja, sehingga parapegawai termotivasi untuk lebih

bertanggung jawab di dalampelaksanaan tugasnya.

2) Melakukan kegiatan evaluasiDalam pelaksanaan

pengawasan, Camatharus berusahamelakukan evaluasi terhadap hasilsuatu pekerjaan, sehingga parapegawai mengetahui tentangkekurangan-kekurangan di dalamproses pelaksanaan pekerjaan dandengan sendirinya akan termotivasiuntuk tidak mengulangi kesalahanyang sama di dalam pelaksananpekerjaan selanjutnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip teliti ulang, yaitusebagai berikut :1) Laporan secara periodik

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan adanya laporansecara periodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamenentukan adanya laporan secaraperiodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan dan sisanya 2 sebanyakresponden (10 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaan.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camattelah berusahadengan cukup baik untuk menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaan. Kondisidemikian akan menunjang ke arahterwujudnya rasa tanggung jawab parapegawai dalam pelaksanaan tugasnya.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

103

ISSN 1907-6711

sensitifyang telah ditetapkan, kondisidemikian menunjukkan bahwa masihada pegawai yang kurang memilikirasa tanggung jawab dalampelaksanaan tugasnya.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip dari kestandaran oleh Camat, makadapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar65 %dalam penerapan dua sub variabel prinsipdari titik-titik strategis, sehingga biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, baru mencapai intervalterendah daripredikat cukup baik. Kondisidemikian jelas akan menghambat di dalammewujudkan rasa tanggung jawab padadiri para pegawai di dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnya akanmenghambatpeningkatan kinerja pegawaipada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.7) Prinsip Teliti Ulang

Dalam pelaksanaan pengawasanhendaknya Camat berusaha untukmelakukan kegiatan teliti ulang terhadapproses pelaksaan pekerjaan yangdilakukan para pegawai, sehingga dapatmeminimalisir hambatan dalampencapaian target kerja yang telahditetapkan serta untuk mengurangipenyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan pekerjaan.

Untuk mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsip telitiulang, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap dua sub variabel dartiprinsip pengawasan tersebut, yaitu sebagaiberikut :1) Laporan secara periodik

Camat dalam pelaksanaanpengawasan, hendaknya berusahamenentukan adanya laporan periodikdari setiap unit kerja, sehingga parapegawai termotivasi untuk lebih

bertanggung jawab di dalampelaksanaan tugasnya.

2) Melakukan kegiatan evaluasiDalam pelaksanaan

pengawasan, Camatharus berusahamelakukan evaluasi terhadap hasilsuatu pekerjaan, sehingga parapegawai mengetahui tentangkekurangan-kekurangan di dalamproses pelaksanaan pekerjaan dandengan sendirinya akan termotivasiuntuk tidak mengulangi kesalahanyang sama di dalam pelaksananpekerjaan selanjutnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip teliti ulang, yaitusebagai berikut :1) Laporan secara periodik

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan adanya laporansecara periodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamenentukan adanya laporan secaraperiodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan dan sisanya 2 sebanyakresponden (10 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaan.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camattelah berusahadengan cukup baik untuk menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaan. Kondisidemikian akan menunjang ke arahterwujudnya rasa tanggung jawab parapegawai dalam pelaksanaan tugasnya.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

103

ISSN 1907-6711

sensitifyang telah ditetapkan, kondisidemikian menunjukkan bahwa masihada pegawai yang kurang memilikirasa tanggung jawab dalampelaksanaan tugasnya.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip dari kestandaran oleh Camat, makadapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar65 %dalam penerapan dua sub variabel prinsipdari titik-titik strategis, sehingga biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, baru mencapai intervalterendah daripredikat cukup baik. Kondisidemikian jelas akan menghambat di dalammewujudkan rasa tanggung jawab padadiri para pegawai di dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnya akanmenghambatpeningkatan kinerja pegawaipada Kantor Camat Malausma KabupatenMajalengka.7) Prinsip Teliti Ulang

Dalam pelaksanaan pengawasanhendaknya Camat berusaha untukmelakukan kegiatan teliti ulang terhadapproses pelaksaan pekerjaan yangdilakukan para pegawai, sehingga dapatmeminimalisir hambatan dalampencapaian target kerja yang telahditetapkan serta untuk mengurangipenyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan pekerjaan.

Untuk mengetahui tentang usahaCamatdi dalam menerapkan prinsip telitiulang, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap dua sub variabel dartiprinsip pengawasan tersebut, yaitu sebagaiberikut :1) Laporan secara periodik

Camat dalam pelaksanaanpengawasan, hendaknya berusahamenentukan adanya laporan periodikdari setiap unit kerja, sehingga parapegawai termotivasi untuk lebih

bertanggung jawab di dalampelaksanaan tugasnya.

2) Melakukan kegiatan evaluasiDalam pelaksanaan

pengawasan, Camatharus berusahamelakukan evaluasi terhadap hasilsuatu pekerjaan, sehingga parapegawai mengetahui tentangkekurangan-kekurangan di dalamproses pelaksanaan pekerjaan dandengan sendirinya akan termotivasiuntuk tidak mengulangi kesalahanyang sama di dalam pelaksananpekerjaan selanjutnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui mengenaiusaha Camatdi dalam menerapkan dua subvariabel dari prinsip teliti ulang, yaitusebagai berikut :1) Laporan secara periodik

Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha menentukan adanya laporansecara periodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan, sedangkan sebanyak 4responden (20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamenentukan adanya laporan secaraperiodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan dan sisanya 2 sebanyakresponden (10 %) menyatakan bahwaCamattidak berusaha menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaan.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan Camattelah berusahadengan cukup baik untuk menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaan. Kondisidemikian akan menunjang ke arahterwujudnya rasa tanggung jawab parapegawai dalam pelaksanaan tugasnya.

Page 22: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

104

ISSN 1907-6711

Hal ini jelas akan menunjang ke arahterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaansenantiasa dilakukan, dengan tujuanagar para pegawai memiliki pedomanserta menunjukan rasa tanggung jawabdalam pelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakdengan adanya penentuan laporansecara periodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan, mampu memotivasi parapegawai untuk senantiasamenunjukkan rasa tanggung jawabdalam setiap pelaksanaan pekerjaan.

2) Melakukan evaluasi.Sebanyak 14 responden (70

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan kegiatanevaluasi, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamelakukan kegiatan evaluasidansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan kegiatanevaluasi.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan melalui penerapankegiatan evaluasi, ternyata Camattelahberusaha dengan cukup baik untukmelakukan kegiatan evaluasi terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan pegawai. Hal ini jelas akanmengarah pada peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk melakukanevaluasi terhadap hasil pelaksanaanpekerjaan pegawai, sehingga parapegawai memiliki pedoman padapekerjaan selanjutnya.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan evaluasi terhadaphasil pekerjaan, para pegawai cukupmemahami tujuan dari evaluasitersebut, dalam arti memahamikesalahan dalam pelaksanaanpekerjaannya. Misalnya dalamketentuan yang menyangkutpenyelesaian laporan, telah adapeningkatan untuk memenuhiketentuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip teliti ulang oleh Camat, makadapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar 70 %dalam penerapan dua sub variabel prinsipdari titik-titik strategis, sehingga biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, telahmencapai predikatcukup baik. Kondisi demikian jelas akanmenunjang di dalam mewukudkanpeningkatan rasa tanggung jawab pada diripara pegawai di dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnya akanmengarah pada terwujudnya peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tabel tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan prinsip-prinsip pengawasanternyata Camatbaru mencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar 64,64 %. Dan biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, maka baru berada padainterval terendah dari kriteria cukup baik.Kondisi demikian jelas akan menghambatdi dalam meningkatkan kepatuhan sertarasa tanggung jawab pegawai dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

104

ISSN 1907-6711

Hal ini jelas akan menunjang ke arahterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaansenantiasa dilakukan, dengan tujuanagar para pegawai memiliki pedomanserta menunjukan rasa tanggung jawabdalam pelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakdengan adanya penentuan laporansecara periodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan, mampu memotivasi parapegawai untuk senantiasamenunjukkan rasa tanggung jawabdalam setiap pelaksanaan pekerjaan.

2) Melakukan evaluasi.Sebanyak 14 responden (70

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan kegiatanevaluasi, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamelakukan kegiatan evaluasidansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan kegiatanevaluasi.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan melalui penerapankegiatan evaluasi, ternyata Camattelahberusaha dengan cukup baik untukmelakukan kegiatan evaluasi terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan pegawai. Hal ini jelas akanmengarah pada peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk melakukanevaluasi terhadap hasil pelaksanaanpekerjaan pegawai, sehingga parapegawai memiliki pedoman padapekerjaan selanjutnya.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan evaluasi terhadaphasil pekerjaan, para pegawai cukupmemahami tujuan dari evaluasitersebut, dalam arti memahamikesalahan dalam pelaksanaanpekerjaannya. Misalnya dalamketentuan yang menyangkutpenyelesaian laporan, telah adapeningkatan untuk memenuhiketentuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip teliti ulang oleh Camat, makadapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar 70 %dalam penerapan dua sub variabel prinsipdari titik-titik strategis, sehingga biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, telahmencapai predikatcukup baik. Kondisi demikian jelas akanmenunjang di dalam mewukudkanpeningkatan rasa tanggung jawab pada diripara pegawai di dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnya akanmengarah pada terwujudnya peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tabel tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan prinsip-prinsip pengawasanternyata Camatbaru mencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar 64,64 %. Dan biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, maka baru berada padainterval terendah dari kriteria cukup baik.Kondisi demikian jelas akan menghambatdi dalam meningkatkan kepatuhan sertarasa tanggung jawab pegawai dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

104

ISSN 1907-6711

Hal ini jelas akan menunjang ke arahterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk menentukanadanya laporan secara periodik darisuatu pelaksanaan pekerjaansenantiasa dilakukan, dengan tujuanagar para pegawai memiliki pedomanserta menunjukan rasa tanggung jawabdalam pelaksanaan tugasnya.

Dari hasil observasi, nampakdengan adanya penentuan laporansecara periodik dari suatu pelaksanaanpekerjaan, mampu memotivasi parapegawai untuk senantiasamenunjukkan rasa tanggung jawabdalam setiap pelaksanaan pekerjaan.

2) Melakukan evaluasi.Sebanyak 14 responden (70

%) menyatakan bahwa Camatselaluberusaha melakukan kegiatanevaluasi, sedangkan sebanyak 4responden(20 %) menyatakan bahwaCamatkadang-kadang berusahamelakukan kegiatan evaluasidansisanya sebanyak 2 responden (10 %)menyatakan bahwa Camattidakberusaha melakukan kegiatanevaluasi.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan melalui penerapankegiatan evaluasi, ternyata Camattelahberusaha dengan cukup baik untukmelakukan kegiatan evaluasi terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan pegawai. Hal ini jelas akanmengarah pada peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Melalui wawancara, diperolehketerangan bahwa untuk melakukanevaluasi terhadap hasil pelaksanaanpekerjaan pegawai, sehingga parapegawai memiliki pedoman padapekerjaan selanjutnya.

Dari hasil observasi, nampakdalam pelaksanaan evaluasi terhadaphasil pekerjaan, para pegawai cukupmemahami tujuan dari evaluasitersebut, dalam arti memahamikesalahan dalam pelaksanaanpekerjaannya. Misalnya dalamketentuan yang menyangkutpenyelesaian laporan, telah adapeningkatan untuk memenuhiketentuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian mengenai penerapanprinsip teliti ulang oleh Camat, makadapat diketahui bahwa Camattelahmencapai nilai rata-rata sebesar 70 %dalam penerapan dua sub variabel prinsipdari titik-titik strategis, sehingga biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, telahmencapai predikatcukup baik. Kondisi demikian jelas akanmenunjang di dalam mewukudkanpeningkatan rasa tanggung jawab pada diripara pegawai di dalam pelaksanaantugasnya, sehingga pada akhirnya akanmengarah pada terwujudnya peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tabel tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan prinsip-prinsip pengawasanternyata Camatbaru mencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar 64,64 %. Dan biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisis data, maka baru berada padainterval terendah dari kriteria cukup baik.Kondisi demikian jelas akan menghambatdi dalam meningkatkan kepatuhan sertarasa tanggung jawab pegawai dalam

Page 23: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

105

ISSN 1907-6711

pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnyaakan menghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diuraikanmengenai kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,yaitu sebagai berikut :1. Kuantitas

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi kuantitas ternyata para pegawaibaru mencapai interval terendah daripredikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum tercapainyatarget kerja yang telah ditetapkan karenaadanya hambatan berupa belumtersedianya sarana kerja yang memadai.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai belum sepenuhnya ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.

2. KualitasBerdasarkan tanggapan

responden, maka dapat diketahui bahwadari segi kkualitas ternyata pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka baru mencapai intervalterendah dari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum terselesaikannyapekerjaaan secara tepat waktu,dikarenakan masih adanya hambatankoordinasi diantara para pegawai.

Hasil observasi menunjukkanbahwa dalam hal koordinasi diantara parapegawai masih belum terwujud secaraoptimal, sehingga masih terjadi tidakadanya satu tindakan dalammenyelesaikan suatu pekerjaan.3. Produktivitas

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi produktivitas ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa para pegawai belumsepenuhnya menunjukkan kemampuandalam pelaksanaan pekerjaan, karenamasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tugas pokok sertafungsinya.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanyamasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tentang tugas pokokserta fungsinya..4. Ketepatan waktu

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi ketepatan waktu ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum terselesaikannyapekerjaan secara tepat waktu yang telahditetapkan karena adanya hambatanberupa belum tersedianya sarana kerjayang memadai.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai belum sepenuhnya ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.5. Efektivitas biaya

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi efektivitas biaya ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum sepenuhnyaberdasarkan anggaran yang telahditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaanyang telah ditetapkan karena adanya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

105

ISSN 1907-6711

pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnyaakan menghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diuraikanmengenai kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,yaitu sebagai berikut :1. Kuantitas

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi kuantitas ternyata para pegawaibaru mencapai interval terendah daripredikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum tercapainyatarget kerja yang telah ditetapkan karenaadanya hambatan berupa belumtersedianya sarana kerja yang memadai.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai belum sepenuhnya ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.

2. KualitasBerdasarkan tanggapan

responden, maka dapat diketahui bahwadari segi kkualitas ternyata pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka baru mencapai intervalterendah dari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum terselesaikannyapekerjaaan secara tepat waktu,dikarenakan masih adanya hambatankoordinasi diantara para pegawai.

Hasil observasi menunjukkanbahwa dalam hal koordinasi diantara parapegawai masih belum terwujud secaraoptimal, sehingga masih terjadi tidakadanya satu tindakan dalammenyelesaikan suatu pekerjaan.3. Produktivitas

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi produktivitas ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa para pegawai belumsepenuhnya menunjukkan kemampuandalam pelaksanaan pekerjaan, karenamasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tugas pokok sertafungsinya.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanyamasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tentang tugas pokokserta fungsinya..4. Ketepatan waktu

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi ketepatan waktu ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum terselesaikannyapekerjaan secara tepat waktu yang telahditetapkan karena adanya hambatanberupa belum tersedianya sarana kerjayang memadai.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai belum sepenuhnya ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.5. Efektivitas biaya

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi efektivitas biaya ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum sepenuhnyaberdasarkan anggaran yang telahditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaanyang telah ditetapkan karena adanya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

105

ISSN 1907-6711

pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnyaakan menghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diuraikanmengenai kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,yaitu sebagai berikut :1. Kuantitas

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi kuantitas ternyata para pegawaibaru mencapai interval terendah daripredikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum tercapainyatarget kerja yang telah ditetapkan karenaadanya hambatan berupa belumtersedianya sarana kerja yang memadai.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai belum sepenuhnya ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.

2. KualitasBerdasarkan tanggapan

responden, maka dapat diketahui bahwadari segi kkualitas ternyata pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka baru mencapai intervalterendah dari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum terselesaikannyapekerjaaan secara tepat waktu,dikarenakan masih adanya hambatankoordinasi diantara para pegawai.

Hasil observasi menunjukkanbahwa dalam hal koordinasi diantara parapegawai masih belum terwujud secaraoptimal, sehingga masih terjadi tidakadanya satu tindakan dalammenyelesaikan suatu pekerjaan.3. Produktivitas

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi produktivitas ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa para pegawai belumsepenuhnya menunjukkan kemampuandalam pelaksanaan pekerjaan, karenamasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tugas pokok sertafungsinya.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanyamasih terdapat sebagian pegawai yangkurang memahami tentang tugas pokokserta fungsinya..4. Ketepatan waktu

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi ketepatan waktu ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum terselesaikannyapekerjaan secara tepat waktu yang telahditetapkan karena adanya hambatanberupa belum tersedianya sarana kerjayang memadai.

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai belum sepenuhnya ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.5. Efektivitas biaya

Berdasarkan tanggapanresponden, maka dapat diketahui bahwadari segi efektivitas biaya ternyata parapegawai baru mencapai interval terendahdari predikat cukup baik.

Dari hasil wawancara, diperolehketerangan bahwa belum sepenuhnyaberdasarkan anggaran yang telahditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaanyang telah ditetapkan karena adanya

Page 24: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

106

ISSN 1907-6711

hambatan berupa masih adanya perubahandalam penentuan target kerja

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai dihadapkan pada adanyaperubahan dalam proses pencapaian targetkerja.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa tingkat prosentase rata-rata dari kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,ternyata baru mencapai sebesar61,50%dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisa data, maka kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, baru berada padainterval terendah dari predikat cukup baik.

Memperhatikan uraian tentangpenerapan prinsip-prinsip pengawasanoleh Camat, maka dapat diketahui bahwapengawasan Camat yang didasarkan padaprinsip-prinsip pengawasan mempunyaipengaruh terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka. Hal ini terlihatdari pencapaian rekapitulasi nilai rata-ratatertinggi penerapan prinsip-prinsippengawasan oleh Kepala Camat yangsebesar 64,64 %dengan predikat “cukupbaik”, menyebabkan peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka baru mencapainilai rata-rata sebesar 61,50 % , yaitu baruberada pada interval terendah dari predikat“cukup baik”.

KESIMPULAN

Bertitik tolak dari pembahasanmengenai pelaksanaan pengawasanCamatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagaiberikut :

Dalam pelaksanaan pengawasanternyata Camat belum sepenuhnyamenerapkan prinsip-prinsip pengawasan.Hal ini terlihat dari pernyataan respondenterhadap pertanyaan yang penyusunsebarkan melalui angket, diantaranya yaitusebagai berikut :1) Dalam penerapan prinsip penjaminan

terhadap tercapainya tujuan, ternyataCamatberdasarkan kriteria pengukurananalisa data telah mencapai predikatcukup baik. Kondisi seperti ini jelasakan menunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka. Hal ini nampak dalampelaksanaan tugasnya pegawai telahmemahami tentang pentingnyamemperhatikan tentang standar danpedoman kerja yang telah ditetapkan.

2) Dalam penerapan prinsip efisiensi,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data barumencapai pada interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi sepertiini jelas akan menghambat di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya pegawai, dimana belumsepenuhnya melakukan efisiensi baikdalam penggunaan dana maupunwaktu.

3) Dalam penerapan prinsip penglihatankemuka, ternyata Camat berdasarkan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

106

ISSN 1907-6711

hambatan berupa masih adanya perubahandalam penentuan target kerja

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai dihadapkan pada adanyaperubahan dalam proses pencapaian targetkerja.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa tingkat prosentase rata-rata dari kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,ternyata baru mencapai sebesar61,50%dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisa data, maka kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, baru berada padainterval terendah dari predikat cukup baik.

Memperhatikan uraian tentangpenerapan prinsip-prinsip pengawasanoleh Camat, maka dapat diketahui bahwapengawasan Camat yang didasarkan padaprinsip-prinsip pengawasan mempunyaipengaruh terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka. Hal ini terlihatdari pencapaian rekapitulasi nilai rata-ratatertinggi penerapan prinsip-prinsippengawasan oleh Kepala Camat yangsebesar 64,64 %dengan predikat “cukupbaik”, menyebabkan peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka baru mencapainilai rata-rata sebesar 61,50 % , yaitu baruberada pada interval terendah dari predikat“cukup baik”.

KESIMPULAN

Bertitik tolak dari pembahasanmengenai pelaksanaan pengawasanCamatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagaiberikut :

Dalam pelaksanaan pengawasanternyata Camat belum sepenuhnyamenerapkan prinsip-prinsip pengawasan.Hal ini terlihat dari pernyataan respondenterhadap pertanyaan yang penyusunsebarkan melalui angket, diantaranya yaitusebagai berikut :1) Dalam penerapan prinsip penjaminan

terhadap tercapainya tujuan, ternyataCamatberdasarkan kriteria pengukurananalisa data telah mencapai predikatcukup baik. Kondisi seperti ini jelasakan menunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka. Hal ini nampak dalampelaksanaan tugasnya pegawai telahmemahami tentang pentingnyamemperhatikan tentang standar danpedoman kerja yang telah ditetapkan.

2) Dalam penerapan prinsip efisiensi,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data barumencapai pada interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi sepertiini jelas akan menghambat di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya pegawai, dimana belumsepenuhnya melakukan efisiensi baikdalam penggunaan dana maupunwaktu.

3) Dalam penerapan prinsip penglihatankemuka, ternyata Camat berdasarkan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

106

ISSN 1907-6711

hambatan berupa masih adanya perubahandalam penentuan target kerja

Berdasarkan hasil observasinampak dalam pelaksanaan kerjanya parapegawai dihadapkan pada adanyaperubahan dalam proses pencapaian targetkerja.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa tingkat prosentase rata-rata dari kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,ternyata baru mencapai sebesar61,50%dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisa data, maka kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, baru berada padainterval terendah dari predikat cukup baik.

Memperhatikan uraian tentangpenerapan prinsip-prinsip pengawasanoleh Camat, maka dapat diketahui bahwapengawasan Camat yang didasarkan padaprinsip-prinsip pengawasan mempunyaipengaruh terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka. Hal ini terlihatdari pencapaian rekapitulasi nilai rata-ratatertinggi penerapan prinsip-prinsippengawasan oleh Kepala Camat yangsebesar 64,64 %dengan predikat “cukupbaik”, menyebabkan peningkatan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka baru mencapainilai rata-rata sebesar 61,50 % , yaitu baruberada pada interval terendah dari predikat“cukup baik”.

KESIMPULAN

Bertitik tolak dari pembahasanmengenai pelaksanaan pengawasanCamatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagaiberikut :

Dalam pelaksanaan pengawasanternyata Camat belum sepenuhnyamenerapkan prinsip-prinsip pengawasan.Hal ini terlihat dari pernyataan respondenterhadap pertanyaan yang penyusunsebarkan melalui angket, diantaranya yaitusebagai berikut :1) Dalam penerapan prinsip penjaminan

terhadap tercapainya tujuan, ternyataCamatberdasarkan kriteria pengukurananalisa data telah mencapai predikatcukup baik. Kondisi seperti ini jelasakan menunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padapeningkatan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka. Hal ini nampak dalampelaksanaan tugasnya pegawai telahmemahami tentang pentingnyamemperhatikan tentang standar danpedoman kerja yang telah ditetapkan.

2) Dalam penerapan prinsip efisiensi,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data barumencapai pada interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi sepertiini jelas akan menghambat di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya pegawai, dimana belumsepenuhnya melakukan efisiensi baikdalam penggunaan dana maupunwaktu.

3) Dalam penerapan prinsip penglihatankemuka, ternyata Camat berdasarkan

Page 25: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

107

ISSN 1907-6711

kriteria pengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai senantiasadisiplin dalam pelaksanaan pekerjaan,sehingga menumbuhkan motivasiuntuk senantiasa memenuhi targetkerja yang telah ditetapkan.

4) Dalam penerapan prinsip pengawasanlangsung, ternyata Camatberdasarkankriteria pengukuran analisa data barumencapai pada interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi sepertiini jelas akan menghambat di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya masih terdapat sebagianpegawai yang kurang menunjukkankecakapan di dalam menyelesaikanlaporan hasil pekerjaan, dalam artimasih sering terlambat.

5) Dalam penerapan prinsip kestandaran,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerja

pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawabdalam proses pencapaian tujuanorganisasi, yaitu senantiasamemperhatikan tentang standar kerjayang telah ditetapkan.

6) Dalam penerapan prinsip dari titik-titik strategis, ternyataCamatberdasarkan kriteria pengukurananalisa data telah mencapai predikatcukup baik. Kondisi seperti ini jelasakan menunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawabdalam proses pencapaian tujuanorganisasi, yaitu senantiasamemperhatikan pencapaian tujuan daripelaksanaan pekerjaan yangdiprioritaskan.

7) Dalam penerapan prinsip teliti ulang,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawab

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

107

ISSN 1907-6711

kriteria pengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai senantiasadisiplin dalam pelaksanaan pekerjaan,sehingga menumbuhkan motivasiuntuk senantiasa memenuhi targetkerja yang telah ditetapkan.

4) Dalam penerapan prinsip pengawasanlangsung, ternyata Camatberdasarkankriteria pengukuran analisa data barumencapai pada interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi sepertiini jelas akan menghambat di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya masih terdapat sebagianpegawai yang kurang menunjukkankecakapan di dalam menyelesaikanlaporan hasil pekerjaan, dalam artimasih sering terlambat.

5) Dalam penerapan prinsip kestandaran,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerja

pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawabdalam proses pencapaian tujuanorganisasi, yaitu senantiasamemperhatikan tentang standar kerjayang telah ditetapkan.

6) Dalam penerapan prinsip dari titik-titik strategis, ternyataCamatberdasarkan kriteria pengukurananalisa data telah mencapai predikatcukup baik. Kondisi seperti ini jelasakan menunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawabdalam proses pencapaian tujuanorganisasi, yaitu senantiasamemperhatikan pencapaian tujuan daripelaksanaan pekerjaan yangdiprioritaskan.

7) Dalam penerapan prinsip teliti ulang,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawab

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

107

ISSN 1907-6711

kriteria pengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai senantiasadisiplin dalam pelaksanaan pekerjaan,sehingga menumbuhkan motivasiuntuk senantiasa memenuhi targetkerja yang telah ditetapkan.

4) Dalam penerapan prinsip pengawasanlangsung, ternyata Camatberdasarkankriteria pengukuran analisa data barumencapai pada interval terendah daripredikat cukup baik. Kondisi sepertiini jelas akan menghambat di dalammewujudkan peningkatan disiplinkerja pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya masih terdapat sebagianpegawai yang kurang menunjukkankecakapan di dalam menyelesaikanlaporan hasil pekerjaan, dalam artimasih sering terlambat.

5) Dalam penerapan prinsip kestandaran,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerja

pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawabdalam proses pencapaian tujuanorganisasi, yaitu senantiasamemperhatikan tentang standar kerjayang telah ditetapkan.

6) Dalam penerapan prinsip dari titik-titik strategis, ternyataCamatberdasarkan kriteria pengukurananalisa data telah mencapai predikatcukup baik. Kondisi seperti ini jelasakan menunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawabdalam proses pencapaian tujuanorganisasi, yaitu senantiasamemperhatikan pencapaian tujuan daripelaksanaan pekerjaan yangdiprioritaskan.

7) Dalam penerapan prinsip teliti ulang,ternyata Camat berdasarkan kriteriapengukuran analisa data telahmencapai predikat cukup baik.Kondisi seperti ini jelas akanmenunjang terhadap peningkatandisiplin kerja pegawai dalampelaksanaan tugasnya, yang padaakhirnya akan mengarah padaterwujudnya peningkatan kinerjapegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka.Hal ini nampak dalam pelaksanaantugasnya para pegawai telahmenunjukkan rasa tanggung jawab

Page 26: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

108

ISSN 1907-6711

yang baik, yaitu hasil kerja telahsesuai dengan target yang telahditetapkan.

Jika diperhatikan secarakeseluruhan dari usaha Camatdalammenerapkan prinsip-prinsip pengawasan,ternyata bersadarkan kriteria pengukurananalisa data baru mencapai intervalterendah dari predikat “cukup baik”.Dengan demikian dapat ditarikkesimpulan bahwa pelaksanaanpengawasan oleh Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, yang didasarkan padaprinsip-prinsp pengawasan, ternyataCamat belum sepenuhnya menerapkanprinsip-prinsip pengawasan, dengandemikian akan menghambat di dalampeningkatan disiplin kerja pegawai, yangpada akhirnya akan menghambat dalampeningkatan kinerja pegawai. Hal ininampak dari hasil penelitian tentangtingkat kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,dimana baru mencapai interval terendahdari predikat “cukup baik”.

Belum diterapkannya prinsip-prinsip pengawasan secara maksimal olehCamat, dikarenakan masih adanyabeberapa hambatan, diantaranyaadalah :1. Keterbatasan waktu, sehingga

menghambat dalam penerapan prinsip :1) Penjaminan terhadap pencapaian

tujuan, yaitu dalam melakukanperbandingan antara pelaksanaandengan rencana, sehingga belumsepenuhnya terwujud adanyakepatuhan terhadap kebijakan yangtelah ditetapkan.

2) Pengawasan langsung, yaitu dalammelakukan inspeksi langsung

2. Masih adanya perbedaan-perbedaanindividu pegawai, sehinggamenghambat dalam penerapan prinsip :1) Efisiensi, yaitu dalam melakukan

rasionalisasi penggunaan waktu,sehingga masih terdapat sebagianpegawai yang masih terlambatdalam menyelesaikan suatupekerjaan.

2) Penglihatan kemuka, yaitu dalammelakukan pengembangan ke arahyang lebih baik bagi organisasi,sehingga sulit untuk menciptakanadanya persaingan yang sehat.

3) Teliti ulang, yaitu dalammelakukan laporan secara periodik,dimana masih ada pegawai yangkurang mampu meenyelesaikanlaporan secara tepat waktu.Berdasarkan uraian tersebut di

atas, maka penyusun dapatmenarikkesimpulan akhir dari hasilpenelitian mengenai pengawasan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka yang didasarkanpada penerapan prinsip-prinsippengawasan, yaitu sebagai berikut :

Bahwa tingkat persentase dariusaha Camatdalam menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dapat mempengaruhitingkat persentase dari peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka. Dalamarti penerapan prinsip-prinsip pengawasansecara baik oleh Camat akan berpengaruhterhadap terwujudnya peningkatan kinerjayang optimal pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka, dansebaliknya penerapan prinsip-prinsippengawasan secara buruk oleh Camatakan berpengaruh terhadap rendahnyatingkat kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

108

ISSN 1907-6711

yang baik, yaitu hasil kerja telahsesuai dengan target yang telahditetapkan.

Jika diperhatikan secarakeseluruhan dari usaha Camatdalammenerapkan prinsip-prinsip pengawasan,ternyata bersadarkan kriteria pengukurananalisa data baru mencapai intervalterendah dari predikat “cukup baik”.Dengan demikian dapat ditarikkesimpulan bahwa pelaksanaanpengawasan oleh Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, yang didasarkan padaprinsip-prinsp pengawasan, ternyataCamat belum sepenuhnya menerapkanprinsip-prinsip pengawasan, dengandemikian akan menghambat di dalampeningkatan disiplin kerja pegawai, yangpada akhirnya akan menghambat dalampeningkatan kinerja pegawai. Hal ininampak dari hasil penelitian tentangtingkat kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,dimana baru mencapai interval terendahdari predikat “cukup baik”.

Belum diterapkannya prinsip-prinsip pengawasan secara maksimal olehCamat, dikarenakan masih adanyabeberapa hambatan, diantaranyaadalah :1. Keterbatasan waktu, sehingga

menghambat dalam penerapan prinsip :1) Penjaminan terhadap pencapaian

tujuan, yaitu dalam melakukanperbandingan antara pelaksanaandengan rencana, sehingga belumsepenuhnya terwujud adanyakepatuhan terhadap kebijakan yangtelah ditetapkan.

2) Pengawasan langsung, yaitu dalammelakukan inspeksi langsung

2. Masih adanya perbedaan-perbedaanindividu pegawai, sehinggamenghambat dalam penerapan prinsip :1) Efisiensi, yaitu dalam melakukan

rasionalisasi penggunaan waktu,sehingga masih terdapat sebagianpegawai yang masih terlambatdalam menyelesaikan suatupekerjaan.

2) Penglihatan kemuka, yaitu dalammelakukan pengembangan ke arahyang lebih baik bagi organisasi,sehingga sulit untuk menciptakanadanya persaingan yang sehat.

3) Teliti ulang, yaitu dalammelakukan laporan secara periodik,dimana masih ada pegawai yangkurang mampu meenyelesaikanlaporan secara tepat waktu.Berdasarkan uraian tersebut di

atas, maka penyusun dapatmenarikkesimpulan akhir dari hasilpenelitian mengenai pengawasan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka yang didasarkanpada penerapan prinsip-prinsippengawasan, yaitu sebagai berikut :

Bahwa tingkat persentase dariusaha Camatdalam menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dapat mempengaruhitingkat persentase dari peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka. Dalamarti penerapan prinsip-prinsip pengawasansecara baik oleh Camat akan berpengaruhterhadap terwujudnya peningkatan kinerjayang optimal pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka, dansebaliknya penerapan prinsip-prinsippengawasan secara buruk oleh Camatakan berpengaruh terhadap rendahnyatingkat kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

108

ISSN 1907-6711

yang baik, yaitu hasil kerja telahsesuai dengan target yang telahditetapkan.

Jika diperhatikan secarakeseluruhan dari usaha Camatdalammenerapkan prinsip-prinsip pengawasan,ternyata bersadarkan kriteria pengukurananalisa data baru mencapai intervalterendah dari predikat “cukup baik”.Dengan demikian dapat ditarikkesimpulan bahwa pelaksanaanpengawasan oleh Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Malausma KabupatenMajalengka, yang didasarkan padaprinsip-prinsp pengawasan, ternyataCamat belum sepenuhnya menerapkanprinsip-prinsip pengawasan, dengandemikian akan menghambat di dalampeningkatan disiplin kerja pegawai, yangpada akhirnya akan menghambat dalampeningkatan kinerja pegawai. Hal ininampak dari hasil penelitian tentangtingkat kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka,dimana baru mencapai interval terendahdari predikat “cukup baik”.

Belum diterapkannya prinsip-prinsip pengawasan secara maksimal olehCamat, dikarenakan masih adanyabeberapa hambatan, diantaranyaadalah :1. Keterbatasan waktu, sehingga

menghambat dalam penerapan prinsip :1) Penjaminan terhadap pencapaian

tujuan, yaitu dalam melakukanperbandingan antara pelaksanaandengan rencana, sehingga belumsepenuhnya terwujud adanyakepatuhan terhadap kebijakan yangtelah ditetapkan.

2) Pengawasan langsung, yaitu dalammelakukan inspeksi langsung

2. Masih adanya perbedaan-perbedaanindividu pegawai, sehinggamenghambat dalam penerapan prinsip :1) Efisiensi, yaitu dalam melakukan

rasionalisasi penggunaan waktu,sehingga masih terdapat sebagianpegawai yang masih terlambatdalam menyelesaikan suatupekerjaan.

2) Penglihatan kemuka, yaitu dalammelakukan pengembangan ke arahyang lebih baik bagi organisasi,sehingga sulit untuk menciptakanadanya persaingan yang sehat.

3) Teliti ulang, yaitu dalammelakukan laporan secara periodik,dimana masih ada pegawai yangkurang mampu meenyelesaikanlaporan secara tepat waktu.Berdasarkan uraian tersebut di

atas, maka penyusun dapatmenarikkesimpulan akhir dari hasilpenelitian mengenai pengawasan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat MalausmaKabupaten Majalengka yang didasarkanpada penerapan prinsip-prinsippengawasan, yaitu sebagai berikut :

Bahwa tingkat persentase dariusaha Camatdalam menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dapat mempengaruhitingkat persentase dari peningkatankinerja pegawai pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka. Dalamarti penerapan prinsip-prinsip pengawasansecara baik oleh Camat akan berpengaruhterhadap terwujudnya peningkatan kinerjayang optimal pada Kantor CamatMalausma Kabupaten Majalengka, dansebaliknya penerapan prinsip-prinsippengawasan secara buruk oleh Camatakan berpengaruh terhadap rendahnyatingkat kinerja pegawai pada KantorCamat Malausma Kabupaten Majalengka.

Page 27: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · Tujuan pembangunan nasional tersebut pada dasarnya harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

109

ISSN 1907-6711

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrachman Arifin. 2000. KerangkaPokok-Pokok ManajemenUmum.Jakarta : Ichtiar Baru.

Abdurrachman, 2001, Prinsip-Prinsip ManajemenDalam Pemerintahan.Bandung : Bina Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2006.Prosedur PenelitianSuatu PendekatanPraktek.Jakarta :Ghalia Indonesia.

Atmosudirdjo Prajudi.2000. Dasar-DasarManagement Umum. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Handayaningrat Soewarno. 1996.Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen.Jakarta : Gunung Agung.

Hasibuan, Malayu, 2006, ManajemenDasar, Pengertian danMasalah, Jakarta : GunungAgung.

Manullang M. 1988. Dasar-DasarManajemen. Jakarta : GhaliaIndonesia.

Moeheriono, 2009. Pengukuran KinerjaBerbasisi Kompetensi.Jakarta :Ghalia Indonesia

Prawirosentono, Suyadi. 2009, KebijakanKinerja Karyawan.Yogyakarta : BPFE

Rivai, Veithzal. 2005. PerformanceApprasial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Sarwoto. 1995. Dasar-Dasar Organisasidan Manajemen. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Siagian P.Sondang. 2006. FilsafatAdministrasi. Jakarta : CVBumi Aksara

Soekarno K. 1986. Dasar-DasarManajemen. Jakarta : Miswar.

Sugandha Dann. 1998. Kepemimpinan DiDalam Administrasi. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. 2009. Metode PenelitianAdministrasi. Bandung :Alfabeta

________. 2014. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta

Sujamto. 1983. Beberapa Pengertian diBidang Pengawasan. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Surakhmad Winarno. 1998. PengantarPenelitian Ilmiah DasarMetode Teknik.Bandung :Tarsito.

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.Jakarta : Rajawali Pers.

Wursanto. 1983. Dasar-DasarManajemen Umum.Jakarta :Pustaka Dian.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

109

ISSN 1907-6711

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrachman Arifin. 2000. KerangkaPokok-Pokok ManajemenUmum.Jakarta : Ichtiar Baru.

Abdurrachman, 2001, Prinsip-Prinsip ManajemenDalam Pemerintahan.Bandung : Bina Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2006.Prosedur PenelitianSuatu PendekatanPraktek.Jakarta :Ghalia Indonesia.

Atmosudirdjo Prajudi.2000. Dasar-DasarManagement Umum. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Handayaningrat Soewarno. 1996.Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen.Jakarta : Gunung Agung.

Hasibuan, Malayu, 2006, ManajemenDasar, Pengertian danMasalah, Jakarta : GunungAgung.

Manullang M. 1988. Dasar-DasarManajemen. Jakarta : GhaliaIndonesia.

Moeheriono, 2009. Pengukuran KinerjaBerbasisi Kompetensi.Jakarta :Ghalia Indonesia

Prawirosentono, Suyadi. 2009, KebijakanKinerja Karyawan.Yogyakarta : BPFE

Rivai, Veithzal. 2005. PerformanceApprasial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Sarwoto. 1995. Dasar-Dasar Organisasidan Manajemen. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Siagian P.Sondang. 2006. FilsafatAdministrasi. Jakarta : CVBumi Aksara

Soekarno K. 1986. Dasar-DasarManajemen. Jakarta : Miswar.

Sugandha Dann. 1998. Kepemimpinan DiDalam Administrasi. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. 2009. Metode PenelitianAdministrasi. Bandung :Alfabeta

________. 2014. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta

Sujamto. 1983. Beberapa Pengertian diBidang Pengawasan. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Surakhmad Winarno. 1998. PengantarPenelitian Ilmiah DasarMetode Teknik.Bandung :Tarsito.

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.Jakarta : Rajawali Pers.

Wursanto. 1983. Dasar-DasarManajemen Umum.Jakarta :Pustaka Dian.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VIII No. 2 Juli – Desember 2015

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

109

ISSN 1907-6711

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrachman Arifin. 2000. KerangkaPokok-Pokok ManajemenUmum.Jakarta : Ichtiar Baru.

Abdurrachman, 2001, Prinsip-Prinsip ManajemenDalam Pemerintahan.Bandung : Bina Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2006.Prosedur PenelitianSuatu PendekatanPraktek.Jakarta :Ghalia Indonesia.

Atmosudirdjo Prajudi.2000. Dasar-DasarManagement Umum. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Handayaningrat Soewarno. 1996.Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen.Jakarta : Gunung Agung.

Hasibuan, Malayu, 2006, ManajemenDasar, Pengertian danMasalah, Jakarta : GunungAgung.

Manullang M. 1988. Dasar-DasarManajemen. Jakarta : GhaliaIndonesia.

Moeheriono, 2009. Pengukuran KinerjaBerbasisi Kompetensi.Jakarta :Ghalia Indonesia

Prawirosentono, Suyadi. 2009, KebijakanKinerja Karyawan.Yogyakarta : BPFE

Rivai, Veithzal. 2005. PerformanceApprasial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Sarwoto. 1995. Dasar-Dasar Organisasidan Manajemen. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Siagian P.Sondang. 2006. FilsafatAdministrasi. Jakarta : CVBumi Aksara

Soekarno K. 1986. Dasar-DasarManajemen. Jakarta : Miswar.

Sugandha Dann. 1998. Kepemimpinan DiDalam Administrasi. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. 2009. Metode PenelitianAdministrasi. Bandung :Alfabeta

________. 2014. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta

Sujamto. 1983. Beberapa Pengertian diBidang Pengawasan. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Surakhmad Winarno. 1998. PengantarPenelitian Ilmiah DasarMetode Teknik.Bandung :Tarsito.

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.Jakarta : Rajawali Pers.

Wursanto. 1983. Dasar-DasarManajemen Umum.Jakarta :Pustaka Dian.