PELAKSANAAN PEMICUAN CLTS

38

description

CLTS

Transcript of PELAKSANAAN PEMICUAN CLTS

  • PENGERTIAN PRAPRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL) Menurut Robert Chamber (orang yang mengembangkan metode PRA): Sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan.

  • PENGGUNAAN PRA DALAM TAHAPAN PENGEMBANGAN PROGRAM (DAUR PROGRAM)Mengkaji atau mengidentifikasi masalah dan kebutuhan;Mengkaji potensi dan alternatif kegiatan;Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan;Pemantauan (melihat kemajuan perkembangan program;Mengkaji hasil akhir (evaluasi).

  • TEKNIK DAN ALAT PRAPENELUSURAN SEJARAH DESABAGAN KECENDRUNGAN & PERUBAHANKALENDER MUSIM DIAGRAM VENN PENYUSUNAN JADWAL SEHARIPETA DESA (MAPPING)PENELUSURAN DESA (TRANSECT WALK)PEMBUATAN SKETSA KEBUN BAGAN ALUR KAJIAN MATA PENCAHARIANMATRIKS RANGKINGWAWANCA SEMI TERSTRUKTUR

  • Prinsip-prinsip yang Harus Dipegang Ketika Menerapkan Metode PRABersifat partisipasif belajar dari dan bersama anggota masyarakat;Menghormati anggota masyarakat;Memberikan perhatian terhadap apa yang diketahui, dikatakan, ditunjukkan dan dilakukan oleh masyarakat;Sabar, tidak tergesa-gesa dan tidak memotong pembicaraan;Mendengarkan, bukan mengajarkan;Rendah hati ;Menggunakan cara yang membuat masyarakat mampu mengekspresikan, membagi, menganalisis dan meningkatkan pengetahuannya.

  • ELEMEN ELEMEN PEMICU DAN FAKTOR PENGHAMBAT

  • ELEMEN PEMICU & ALAT YANG DIGUNAKANPERASAAN JIJIKPERASAAN MALUPERASAAN TAKUT SAKITPERASAAN HARGA DIRIPERASAAN TAKUT DOSAELEMEN PEMICUALAT YG DIGUNAKANTRANSECT WALK & FGD

    TRANSECT WALK & DEMO AIR TERCEMAR TINJA

    FGD

    KUTIP HADIST, PENDAPAT ULAMA

    FGD

    DAN LAIN2 SBG-NYA

    SESUAIKAN DNG SI-KON-..

  • FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PRILAKUFAKTOR YANG DIPICUALAT/TEHNIK YANG DIGUNAKAN

    RASA JIJIK

    TRANSECT WALK

    DIAGRAM ALUR: DEMO AIR YANG MENGANDUNG TINJA, UNTUK DIGUNAKAN CUCI MUKA, KUMUR-KUMUR, SIKAT GIGI, CUCI PIRING, CUCI PAKAIAN, CUCI MAKANAN/BERAS, WUDLU DLL

  • FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU

    RASA MALU

    TRANSECT WALK (MENG-EXPLORE PELAKU DOLBON)

    PETA KONDISI SANITASI LINGKUNGAN

    FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) TERUTAMA UNTUK PEREMPUANFAKTOR YANG DIPICUALAT/TEHNIK YANG DIGUNAKAN

  • TAKUT SAKIT

    FGD: PERHITUNGAN JUMLAH TINJA

    PEMETAAN :PEMETAAN RUMAH WARGA YANG TERKENA DIARE (DENGAN DIDUKUNG DATA PUSKESMAS).

    DIAGRAM ALUR: ALUR KONTAMINASI

    FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKUFAKTOR YANG DIPICUALAT/TEHNIK YANG DIGUNAKAN

  • FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU

    ASPEK AGAMA

    MENGUTIP HADIST ATAU PENDAPAT AHLI AGAMA YANG RELEVAN DENGAN PRILAKU MANUSIA YANG DILARANG KARENA MERUGIKAN DIRI SENDIRI/ORANG LAINFAKTOR YANG DIPICUALAT/TEHNIK YANG DIGUNAKAN

  • FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU

    PRIVACY/HARGA DIRI

    FGD:

    TERUTAMA KAUM PEREMPUAN

    FAKTOR YANG DIPICUALAT/TEHNIK YANG DIGUNAKAN

  • FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU

    KEMISKINAN

    MEMBANDINGKAN KONDISI DI DESA YANG BERSANGKUTAN DENGAN MASYARAKAT TERMISKIN SEPERTI DI BANGLADESH, INDIA ATAU DAERAH MISKIN DI INDONESIAFAKTOR YANG DIPICUALAT/TEHNIK YANG DIGUNAKAN

  • FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PEMICUAN

    Faktor PenghambatSolusi Kebiasaan dengan subsidi / bantuanJelaskan dari awal bahwa kita tidak punya apa-apa, kita tidak membawa bantuan

  • FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PEMICUAN

    Faktor PenghambatSolusi Faktor gengsi; malu untuk membangun jamban yang sangat sederhana (ingin jamban permanen)Gali model-model jamban menurut masyarakat dan jangan memberikan 1 pilihan model jamban

  • FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PEMICUAN

    Faktor PenghambatSolusi

    Tidak ada tokoh panutanMunculkan natural leader, jangan mengajari dan biarkan masyarakat mengerjakannya sendiri.

  • PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT-ALAT UTAMA PRA DALAM PEMICUAN CLTS

  • 1. PEMETAANBertujuan untuk mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat).

  • ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMETAANTanah lapang atau halaman Bubuk putih untuk membuat batas desa. Potongan potongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk.Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran.Spidol.Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasiBahan tersebut bisa digantikan dengan bahan lokal seperti: daun, batu, ranting kayu, dll.

  • PROSES PEMETAANAjak masyarakat untuk membuat outline desa / dusun / kampung, seperti batas desa/dusun/kampung, jalan, sungai dan lain-lain.

    Siapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat untuk mengambilnya, menuliskan nama kepala keluarga masing-masing dan menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas rumah masing-masing.

    Minta mereka untuk menyebutkan tempat BAB masing-masing. Jika seseorang BAB di luar rumahnya baik itu di tempat terbuka maupun numpang di tetangga, tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk kuning. Beri tanda (garis akses) dari masing-masing KK ke tempat BAB.

    Tanyakan pula di mana tempat melakukan BAB dalam kondisi darurat seperti pada saat malam hari, saat hujan atau saat terserang sakit perut.

  • Pendalaman / Analisa Partisipatif dari Kegiatan PemetaanTanyakan berapa kira-kira jumlah tinja yang dihasilkan oleh setiap orang setiap harinya. Sepakati jumlah rata-ratanya.

    Minta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga di atas kertas yang berisi nama KK dan berapa jumlah total tinja yang dihasilkan oleh 1 keluarga/ rumah setiap harinya.

    Ajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang masih BAB di sembarang tempat) yang paling banyak menghasilkan tinja. (Beri tepuk tangan).

    Pada penduduk yang BAB di sungai, tanyakan ke mana arah aliran airnya dan digunakan untuk apa saja air sungai tersebut.

  • Kepada penduduk yang berada di daerah hilir, tanyakan di mana mereka mandi. Picu masyarakat bahwa mereka telah mandi dengan air yang ada tinjanya.

    Ajak masyarakat menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang masih BAB di sembarang tempat per hari, dan kemudian per bulan. Berapa banyak tinja yang ada di desa / dusun tersebut dalam 1 tahun? Berapa lama kebiasaan BAB di sembarang tempat berlangsung?.

    Tanyakan kemana kira-kira perginya tinja tinja tersebut.

    Di akhir kegiatan, tanyakan: kira-kira kemana besok mereka akan BAB? Apakah mereka akan melakukan hal yang sama?Pendalaman / Analisa Partisipatif dari Kegiatan Pemetaan

  • Penggunaan Peta Setelah PemicuanUntuk kepentingan masyarakat dalam memonitor kondisi wilayahnya sendiri, peta di atas lahan harus disalin ke atas kertas yang cukup lebar (flipchart atau kartun manila).Peta akan digunakan untuk pemicuan ulang pada saat RTL.Jika tempat tidak memungkinkan, pemetaan bisa dilakukan dengan menggunakan kertas yang cukup besar.

  • 2. TRANSECT WALKTujuan :Untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik.Memicu rasa malu bagi orang yang biasa BAB di tempat tersebut.

  • PROSES TRANSECT WALKAjak masyarakat untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang sering dijadikan tempat BAB (didasarkan pada hasil pemetaan).

    Lakukan analisa partisipatif di tempat tersebut.

    Tanya siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut atau siapa yang hari ini telah BAB di tempat tersebut.

    Jika di antara masyarakat yang ikut transek ada yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut, tanyakan:Bagaimana perasaannya, Berapa lama kebiasaan itu berlangsung, Apakah besok akan melakukan hal yang sama?

  • PROSES TRANSECT WALKJika di antara masyarakat yang ikut transek tidak ada satu pun yang biasa melakukan BAB di tempat itu, tanyakan pula bagaimana perasaannya melihat wilayah tersebut. Tanyakan hal yang sama pada warga yang rumahnya berdekatan dengan tempat yang sering dipakai BAB tersebut.

    Jika ada anak kecil yang ikut dalam transek atau berada tidak jauh dengan tempat BAB itu, tanyakan apakah mereka senang dengan keadaan itu? Jika anak-anak kecil menyatakan tidak suka, ajak anak-anak untuk menghentikan kebiasaan tersebut, yang bisa dituangkan dalam nyanyian, slogan, puisi, dan bentuk-bentuk kesenian (lokal) lainnya.

  • MENGULANG KEMBALI TRANSECT WALKJika masyarakat sudah terpicu tetapi belum total (yang mau berubah baru sebagian), natural leader (tokoh yang muncul secara alamiah) dan anggota masyarakat lainnya dapat melakukan kembali transek dengan membawa peta.

    Natural leader dan anggota masyarakat lainnya melakukan transek dengan cara mengunjungi rumah-rumah dan menanyakan kepada mereka kapan mereka mau berubah seperti masyarakat lainnya yang sudah mulai berubah?

    Natural leader meminta waktu yang rinci, misalnya tanggal berapa keluarga tersebut akan mengubah perilaku BAB-nya. Tandai rumah masing-masing dengan tanggal sesuai kesiapan mereka.

  • 3. ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)Tujuan : Mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

    Alat yang digunakan :Gambar tinja dan gambar mulutPotongan potongan kertasSpidol

  • PROSES ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja bisa masuk ke dalam mulut?

    Tanyakan bagaimana tinja bisa dimakan oleh kita? melalui apa saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan atau menuliskan hal hal yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut.

    Analisa hasilnya bersama sama dengan masyarakat dan kembangkan diskusi (misalnya FGD untuk memicu rasa takut sakit).

  • 4. SIMULASI AIR YANG TELAH TERKONTAMINASITujuan :Mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

    Alat yang digunakan:Ember yang diisi air (air mentah/sungai atau air masak/minum)Polutan air (tinja)

    Catatan; Bisa dilakukan saat Transek, pemetaan dan FGD

  • PROSES 1SIMULASI AIR YANG TELAH TERKONTAMINASIDengan disaksikan oleh seluruh peserta, ambil 1 ember air sungai dan minta salah seorang untuk menggunakan air tersebut untuk cuci muka, kumur-kumur, dan lain-lain yang biasa dilakukan oleh warga di sungai.

    Ambil kayu atau lidi yang sudah diolesi tinja. Aduk air di dalam ember yang sama dengan kayu atau lidi tersebut dan minta salah seorang peserta untuk melakukan hal yang dilakukan sebelumnya.

    Tunggu reaksinya. Jika ia menolak melakukannya, tanyakan apa alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masyarakat yang sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu? Apa yang akan dilakukan masyarakat di kemudian hari?

  • PROSES 2SIMULASI AIR YANG TELAH TERKONTAMINASISiapkan 1 gelas air (air mineral kemasan), tawarkan kepada beberapa peserta untuk meminum air dari gelas tersebut.

    Dengan disaksikan oleh seluruh peserta, aduk air tadi dengan lidi bekas mengaduk air di dalam ember (atau ambil selembar rambut dan oleskan pada kotoran manusia kemudian masukkan ke dalam gelas minuman.

    Minta salah seorang peserta untuk meminum air tersebut.

    Tunggu reaksinya. Jika ia menolak melakukannya, tanyakan apa alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masyarakat yang sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu? Apa yang akan dilakukan masyarakat di kemudian hari?

  • 5. DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS (FGD)Tujuan :Bersama-sama dengan masyarakat, melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan.

    Pembahasan meliputi:FGD untuk menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang BAB di sembarang tempat selama 1 hari, 1 bulan, dalam 1 tahun dst.FGD tentang privacy, agama, kemiskinan dll.

  • a. Proses FGD untuk memicu rasa jijik dan takut sakitAjak masyarakat untuk menghitung jumlah tinja yang sudah dihasilkan oleh warga kampung perkeluarga rata-rata dalam sehari, satu bulan dan satu tahun. Kalikan jumlah tersebut dengan jumlah KK yang ada. Tuliskan semua hasil perhitungan pada kertas manila. Tanyakan kemana perginya tinja tersebut.

    Jika pada saat melakukan diagram alur tai mulut ada masyarakat yang berpendapat bahwa lalat adalah salah satu media menghantar tai ke mulut, lakukan probing tentang lalat, misalnya : berapa jumlah kaki lalat, bagaimana lalat hinggap di kotoran kemudian terbang kemana saja dengan membawa kotoran di kakinya, bagaimana memastikan bahwa rumah-rumah dan makanan di kampung kita dijamin bebas dari lalat, dsb.

  • Ajak peserta untuk melihat kembali peta, tanyakan rumah mana saja yang anggota keluarganya pernah menderita diare (dalam 1 tahun ini), berapa kali dalam setahun mereka terkena diare, berapa biaya yang dikeluarkan untuk berobat? Adakah penderita yang meninggal, siapa yang paling sering terkena diare dan meninggal akibat diare? Bagaimana perasaan anggota keluarga tersebut?

    Tanyakan : Apa yang akan dilakukan esok hari ? Apakah akan tetap melakukan kebiasaan yang sama?Proses FGD untuk memicu rasa jijik dan takut sakit

  • b. Proses FGD untuk memicu rasa malu dan hal-hal yang bersifat pribadiAjukan pertanyaan-pertanyan berikut:Berapa banyak perempuan yang biasa BAB di tempat terbuka dan alasan mereka melakukannya.Bagaimana perasaan kaum perempuan ketika BAB di tempat terbuka sehingga apa yang dilakukannya dapat dilihat oleh banyak orang?Bagaimana perasaan kaum laki-laki ketika istrinya, anak perempuannya atau ibunya melakukan BAB di tempat terbuka dan dapat dilihat oleh siapa saja baik sengaja maupun tidak sengaja.Apa yang dilakukan perempuan ketika harus BAB (di tempat terbuka padahal dia sedang mendapat haid. Apa yang dirasakan?Apa yang akan dilakukan esok hari ? Apakah akan tetap melakukan kebiasaan yang sama?

  • c. FGD menyangkut kemiskinanFGD ini dilakukan ketika masyarakat sudah terpicu dan ingin berubah namun terhambat dengan tidak adanya uang untuk membuat jamban.

    Proses : Apabila masyarakat mengatakan bahwa membangun jamban perlu biaya besar, fasilitator menanyakan : Apakah benar jamban itu mahal ? Tanyakan kepada peserta lain siapa yang pernah melihat atau punya ide tentang bentuk jamban yang murah atau bahkan tanpa biaya?

    Apabila masyarakat masih mengharapkan bantuan, tanyakan kepada masayarakat : Tanggung jawab siapa masalah BAB ini? Apakah untuk BAB saja kita harus menunggu diurus oleh pemerintah dan pihak luar lainnya?