Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

31
PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DI S U S U N OLEH : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN

Transcript of Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

Page 1: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

DISUSUN

OLEH :

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM-BANDA ACEH

2010

Page 2: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

BAB I

PENDAHULUAN

M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses

pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal

dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan

supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).

Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu

perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara

maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya

maupun bagi masyarakat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:11).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa

bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar

dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa

agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance),

mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).

Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara

konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu

masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien

(Prayitno, 1997:106).

Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang

supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk

dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan

datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).

Dari pengertian tersebut, dapat dirangkum ciri-ciri pokok konseling, yaitu:

1. adanya bantuan dari seorang ahli,

2. proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,

Page 3: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

3. bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar

memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah

guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.

Page 4: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

BAB II

PEMBAHASAN

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut pelayanan apabila

kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran pelayanan

(klien /konseli), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun

kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran pelayanan itu. Kegiatan yang

merupakan pelayanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi

tersebut serta dampak positif pelayanan yang dimaksudkan diharapkan dapat

secara langsung dirasakan oleh sasaran (klien/konseli) yang mendapatkan

pelayanan tersebut. Berbagai jenis pelayanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran pelayanan,

yaitu peserta didik (klien/konseli). Ada sejumlah pelayanan dalam bimbingan dan

konse1ing di sekolah, diantaranya sebagai berikut.

1. Pelayanan Orientasi di Sekolah

Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru

dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di

lingkungan yang baru.Tujuan pelayanan orientasi ditujukan untuk siswa baru dan

untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan pemahaman

dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah

yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dan layanan orientasi ialah

dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan

belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga

orang tua siswa, dengan memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah,

anaknya akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar

anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan orientasi ialah

fungsi pemahaman dan pencegahan.

Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara,

yaitu meliputi hal berikut:

a. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya

b. Kurikulum yang sedang berlaku

Page 5: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

c. Penyelenggaraan pengajaran

d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan

e. Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas

f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas,

laboratorium, perpustakaan, ruang praktek)

g. Fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan

kesehatan, pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata

usaha)

h. Staf pengajar dan tata usaha Hak dan kewajiban siswa

i. Organisasi siswa

j. Orang tua siswa

k. Organisasi sekolah secara menyeluruh.

2. Pelayanan Informasi

Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru di

masuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli

dilingkungan yang baru.Tujuan pelayanan orientasi ditujukan untuk siswa baru

dan untuk pihak-pthak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan

pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap

lingkungan sekolah yang baru dimasuki.

Hasil yang diharapkan dan layanan orientasi ialah dipermudahnya

penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan

kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua

siswa, dengan memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan

dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan orientasi ialah

fungsi pemahaman dan pencegahan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan

orientasi ada berbagai cara, yaita meliputi hal berikut:

a. Informasi pengembangan pribadi

b. Informasi pendidikan

Page 6: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

o Pertama kali masuk sekolah

o Memasuki SMP

o Memasuki SMA/SMK

o Memasuki Perguruan Tinggi

c. Informasi jabatan

o Struktur dan kelompok-kelompok jabatan/pekerjaan utama

o Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan

o Kualifikasi tenaga yang dibutuhkan untuk masing-masing jabatan/

pekerjaan

o Cara-cara/prosedur rekrutmen

o Kondisi kerja

o Kesempatan-kesempatan pengembangan karier

o Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan kerja, seperti kesehatan,

perumahan, olahraga, rekreasi, kesempatan pendidikan bagi dan

sebagainya.

d. Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagaman, sosial

budaya, dan lingkungan

o Macam-macam suku bangsa

o Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan

o Agama dan kepercayaan-kepercayaan

o Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan kesalah

pahaman suku bangsa lainnya

o Potensi-potensi daerah

o Kekhususan daerah atau masyarakat tertentu

1) Langkah-Iangkah Penyajian Informasi

a. Langkah Persiapan

1. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya.

a. Untuk siapa informasi disiapkan?

b. Apakah akan tetap dibutuhkan siswa?

Page 7: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

c. Apakah berharga bagi siswa?

d. Apakab cukup akurat dan baru (tidak usang atau mubazir)?

e. Apakah ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah diketahui

siswa?

2. Mengidentifikasikan sasaran (siswa) yang akan menerima

informasi.

a. Berapa jumlahnya?

b. Bagaimana karakteristiknya?

3. Mengetahui sumber-sumber informasi.

a. Dan satu atau banyak sumber

b. Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan

4. Menetapkan teknik penyampaian informasi.

a. Cocokkah dengan tujuan, isi dan sumber?

b. Dapatkah menarik perhatian siswa?

c. Bagaimana konsekuensi waktu, biaya, dan

pengorganisasiannya?

5. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan

a. Kapan, berapa kali, di mana?

b. Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan?

6. Menetapkan ukuran keberhasilan

a. Apa kriterianya bahwa pemberian informasi berhasil dengan

baik?

b. Bagaimana mengukur keberhasilan itu?

Langkah persiapan di atas dapat diringkaskan dengan

pertanyaan-pertanyaan: siapa, apa, dan mana, bagaimana,

bilamana, dan di mana.

b. Langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah

persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Meskipun isi dan tujuan

penyajian informasi sama, bila diberikan dengan teknik yang berbeda maka

Page 8: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

pelaksanaannya pun akan berbeda pula. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan penyajian informasi, ialah:

1. Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para siswa.

2. Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan

manfaatnya.

3. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.

4. Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan sendiri informasi (karya

wisata dan pemberian tugas) persiapan sebaik mungkin sehingga setiap

siswa mengetahui apa yang harus di perhatikan, apa yang harus dicatat dan

apa yang harus dilakukan.

5. Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak

terjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar untuk

mengubahnya.

6. Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas, agar

isi informasi yang diberikan guru, wali kelas, dan guru pembimbing

(konselor), tidak saling bertentangan atau ada keselarasan antara sumber

informasi.

c. Langkah Evaluasi

Guru pembimbing (konselor) hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan

penyajian informasi. Langkah evaluasi ini acapkali dilupakan sehingga tidak

diketahui sampai seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi. Manfaat dan

langkah informasi ini, di antaranya adalah:

1. Guru pembimbing (konselor) mengetahui hasil pemberian

informasi.

a. Sampai seberapa jauh siswa telah memahami isi informasi.

b. Adakah kekeliruan penangkapan informasi oleh para siswa.

2. Guru pembimbing (konselor) mengetahui efektivitas suatu teknik.

3. Guru pembimbing (konselor) mengetahui apakah persiapannya

sudah cukup matang atau masih banyak kekurangannya.

Page 9: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

4. Guru pembimbing (konselor) mengetahui kebutuhan siswa akan

informasi lain atau yang sejenis.

5. Bila dilakukan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih

serius, bukan sambil lalu. Dengan demikian, timbul sikap positif

dan menghargai isi informasi yang diterimanya.

2) Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi

Pelayanan penyajian informasi dikatakan berhasil dengan kriteria, yaitu:

a. Jika para siswa telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan

lingkungannya yang baru.

b. Jika para siswa telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi

tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi

pemilihan jurusan /program.

3. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran

Pelayanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) memproleh

penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran dalam

kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,

kegiatan korikuler atau ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat dan minat,

serta kondisi pribadinya. Berbagai hal, seperti kemampuan, bakat, dan minat,

tidak tersalurkan secara tepat. Kondisi seperti itu mengakibatkan siswa yang

bersangkutan tidak dapat berkembang secara ,optimal. Pelayanan penempatan dan

penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu

berkenaan dengan penurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan

ekstrakurikuler, program latihan, dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan

kondisi fisik dan psikisnya.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan

penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang

dapat diangkat melalui pelayanan penempatan dan penyaluran ada berbagai

macam, yaitu meliputi:

Page 10: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

a. Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah

o Pelayanan penempatan dalam kelas

o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar

o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler /

ekstrakurikuler

o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi

b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan

o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan

sambungan /lanjutan

o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan

4. Pelayanan Pembelajaran

Pelayanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan

dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan

kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan

belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan

siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,

keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan

belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan

perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan

pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat

diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:

a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan,

motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.

b. Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

c. Pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan

menjawab, dan menulis.

d. Pengajaran perbaikan.

e. Program pengayaan.

Page 11: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

5. Pelayanan Konseling Perorangan (Individual)

Pelayanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan

pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing

(konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang

dideritanya. Pelayanan konseling perorangan memungkinkan siswa (konseli)

mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing

(konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi

utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah

fungsi pengentasan.

1) Macam-macam Pendekatan dalam Konseling

Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah

dikembangkan, di antaranya:

a. Psikoanalitik

b. Eksistensial-humanitik

c. Klien-sentered dan/atau klinikal

d. Gestalt

e. Analisis transaksional

f. Tingkah laku

g. Rasional-emotif

h. Realitas

i. Pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah

konseling klinikal.

2) Langkah-langkah Konseling Klinikal]

a. Langkah Analisis

Adalah langkah memahami kehidupan individu siswa (konseli), yaitu

dengan menghimpun data dari berbagai sumber. Dengan arti lain, analisis

merupakan kegiatan penghimpunan data tentang siswa (konseli) yang berkenaan

dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik, kehidupan emosional, dan

Page 12: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri siswa.

Alat-alat untuk keperluan analisis ini antana lain berupa:

o tes prestasi belajar,

o kartu pribadi siswa,

o pedoman wawancara,

o riwayat hidup,

o catatan anekdot,

o tes psikologi,

o inventori,

o daftan cek masalah,

o kuesioner,

o sosiometri, dan

o daftar cek.

b. Langkah Sintesis

Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan merangkum data ini

berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluh mengorganisasikan dan

merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-

keluhan siswa (konseli). Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan data yang

diperoleh dalam langkah analisis.

c. Langkah Diagnosis

Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi

masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan

gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan siswa (konseli). Dalam proses

penafsiran data dalam hubungannya dengan perkiraan penyebab masalah,

konselor haruslah menentukan penyebab masalah yang paling mendekati

kebenaran atau menghubungkan sebab akihat yang paling logis dan rasional.

Masalah yang diidentifikasi oleh konselor mungkin saja lebih dari satu.

Page 13: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

d. Langkah Prognosis

Langkah prognosis, yaitu langkah meramalkan akibat yang mungkin

timbul dari masalah itu dan menunjukkan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih.

Atau dengan kata lain prognosis adalah suatu langkah mengenai alternatif bantuan

yang dapat atau mungkin diberikan kepada siswa (konseli) sesuai dengan masalah

yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.

e. Langkah Konseling

Langkah konseling ini adalah pemeliharaan yang berupa inti dan

pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, di antaranya

menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor dengan siswa

(klien/konseli), menafsirkan data, memberikan berbagai informasi, serta

merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama siswa (klien/konseli). Bentuk-

bentuk bantuan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah melalui

konseling ini antara lain:

o memperkuat diri dalam lingkungan (memperkuat komformitas),

o mengubah lingkungan,

o memilih lingkungan yang memadai,

o mempelajari keterampilan yang diperlukan, dan

o mengubah sikap.

Pemberian bantuan melalui konseling ini bisa dilakukan dengan

menggunakan teknik-teknik konseling seperti:

o menciptakan hubungan baik (rapport),

o mernbantu siswa meningkatkan pemahaman diri.

o memberikan nasihat, atau merencanakan program kegiatan,

o membantu siswa dalam melaksanakan keputusan atau rencana kegiatan

yang dipilih, dan

o merujuk ke pihak lain.

Page 14: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

f. Tindak Lanjut

Langkah tindak lanjut adalah merupakan suatu langkah penentuan efektif

tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini merupakan

yang telah dilaksanakan. Langkah ini merupakan langkah membantu siswa

(klien/konseli) melakukan program kegiatan yang dikehendaki atau membantu

siswa (klien/konseli)

Page 15: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

BAB III

ILUSTRASI KEGIATAN IDENTIFIKASI SISWA YANG

MENGHADAPI MASALAH DALAM KONSELING PERORANGAN

Pada suatu hari konselor/pembimbing sekolah dihubungi oleh wali kelas

XII IPS1 SMA karena Desi, salah seorang siswanya, pingsan di kelas ketika.

pelajaran Ekonomi sedang berlangsung. Wali kelas yang merangkap guru

Ekonomi ini kebetulan waktu Desi pingsan sedang mengajar di kelas Desi.

Menurut informasi dari wali kelasnya, Desi sudah beberapa kali pingsan, hari ini

ternyat Desi pingsan untuk keempat kalinya. Di samping informasi tersebut di atas

wali kelasnya menyatakan Desi sering absen, prestasi belajarnya menurun untuk

seluruh mata pelajaran, tampak murung dalam mengikuti pelajaran-pelajaran di

kelas, dan sering mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter. Wali kelas

merasa sangat cemas dengan keadaan Desi. Kasus Desi kemudian oleh wali

kelasnya, diserahkan kepada konselor/guru pembimbing untuk mendapatkan

penanganan lebih lanjut.

Konselor/pembimbing sekolah menangani kasus Desi dengan pendekatan

konseling klinikal. Dengan konseling klinikal ini konselor/guru pembimbing

menangani kasus Desi, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut di bawah ini:

A. Langkah Pertama ialah Langkah Analisis

Dalam langkah ini konselor berusaha mengumpulkan dari berbagai sumber

dan dari berbagai pihak yang diduga ada relevansinya dengan masalah yang

dihadapi oleh siswa. Konselor ingin memperoleh data selengkap mungkin, apakah

ini berupa data objektif maupun subjektif dan berbagai sumber. Data objektif yang

diperoleh dari berbagai sumber di antaranya:

1. Hasil analisis buku rapor

Page 16: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa nilai rapor Desi pada umumnya

(untuk semua mata pelajaran) tergolong di atas rata-rata, termasuk dalam ranking

8 pada Semester II di kelas X, dan ranking 7 pada Semester I di kelas XI

sedangkan pada Semester I di kelas XI Desi tergolong di bawah rata-rata kelas

(rata kelas adalah 6,5, Desi memiliki nilai rata-rata 6,1), termasuk ranking 20 dan

45 siswa di kelas XI IPSI. Sehingga dalam kenaikan kelas XII IPS Desi hanya

memenuhi norma-norma kenaikan kelas minimal.

2. Observasi Langsung

Beberapa kali konselor sekolah mengamati kegiatan di dalam maupun di

luar kelas. Di dalam kelas Desi sering murung dalam mengikuti pelajaran.

3. Wawancara

a) Wawancara dengan wali kelas

b) Teman sebangku

c) Teman tetangga di rumah

d) Ayah Desi

e) Wawancara dengan Desi

4. Catatan anekdot (anecdotal record,)

Dari catatan anekdot yang dibuat oleh konselor dan wali kelas diketahui

bahwa:

a. Desi pernah menangis ketika pelajaran Ekonomi berlangsung, dan

tidak bisa mengerjakan soal ketika gurunya menyuruh maju ke papan

tulis, teman-temannya mengejek: “masa calon sarjana ekonomi tidak

bisa mengerjakan soal yang begitu mudah.”

b. Desi pernah bertengkar dengan teman-temannya karena ia dituduh

sebagai penyebab kelas XII IPS1 tidak pernah memperoleh juara

dalam perlombaan 6K. (Karena banyak tidaknya siswa absen dalam

pelajaran sehari-hari mempengaruhi nilai yang diberikan dalam

lomba 6K).

5. Angket atau kuesioner

Page 17: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

Dari angket atau kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan orang

tua/awalnya, diketahui bahwa:

a. Usia Desi saat ini adalah 18 tahun.

b. Cita-citanya ingin jadi psikolog atau diplomat.

c. Ayah Desi, pegawai negeri golongan IV/B, dan posisi yang diduduki

di kantornya adalah kepala sub bagian, ibunya bekerja sebagai guru

taman kanak-kanak dan juga di rumah bekerja sambilan menerima

pesanan makanan untuk partai sedang.

d. Status ekonomi tergolong baik.

e. Desi anak pertama dan tiga bersaudara, yang kedua masih duduk di

SMA kelas XI dan yang ketiga di kelas VIII SMP.

f. Keadaan keluarga yang serasi dan jarang terjadi keributan, dan ayah

sering dinas ke luar daerah, dan sering lembur sampai sore hari,

rekreasi cukup, fasilitas dalam rumah cukup memadai.

g. Hasil pemeriksaan psikologis yang pernah ditempuh secara kolektif

dan psikolog, menunjukkan bahwa IQ Lestari adalah 108-119.

B. Langkah Kedua ialah Langkah Sintesis

Langkah sintesis ialah suatu langkah untuk membuat suatu rangkuman

data di atas, sehingga tampak dengan jelas hal-hal yang unik berhubungan dengan

masalah siswa.

Konselor/pembimbmg membuat rangkuman sebagai berikut:

a. Prestasi belajar Desi semester I kelas XII menurun.

b. Prestasi belajar pada semester terdahulu di atas rata-rata kelas. IQnya

tergolong high average (di atas rata-rata)

c. Desi sering merasa cemas, sakit perut, suka menyendiri dan tertutup.

d. Kondisi fisik sehat, tetapi ada gejala maag.

e. Di rumah tergolong anak rajin, tapi sering mengunci diri dalam

kamar, sering tidak mau bertemu dengan ayahnya dan menolak

nasihat ayahnya.

f. Semua keluarga menyayangi Desi.

Page 18: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

g. Dominasi dalam keluarga diduduki oleh ayah Desi.

h. Desi diharuskan untuk kuliah di Fakultas Ekonomi atau bekerja,

tetapi dia menolak Saran Si ayah, kemungkinan Desi memiliki

pilihan tertentu dalam melanjutkan studinya.

i. Dia sering sakit perut bila tidak makan dengan teratur, dan sering

pingsan akibat teringat dengan nasihat ayahnya.

j. Dia mudah menangis bila ada orang yang mengejek atau

menyinggung perasaannya.

k. Keadaan keluarga tergolong baik dalam bidang ekonomi, dan serasi

dalam hubungan keluarga.

C. Langkah Ketiga ialah Langkah Diagnosis

a. Desi mengalami masalah belajar secara umum prestasi belajarnya

untuk semua mata pelajaran terus merosot.

b. Gangguan emosional yang dihadapi oleh Desi berupa: Selalu

dihantui rasa cemas, mudah tersinggung, malu berkelebihan.

D. Langkah Keempat ialah Langkah Prognosis

Langkah prognosis ialah suatu kegiatan atau usaha untuk memilih

alternatif tindakan yang dapat membantu siswa dalam mengatasi sendiri

masalahnya.

a. Melaksanakan konseling agar Desi dapat memahami dirinya lebih

baik (kelemahan-kelemahan maupun kelebiban-kelebihannya).

b. Memberikan pengertian kepada ayah dan ibu Desi (lewat ibunya

yang lebih dekat dengan Desi) agar di rumah jangan selalu menekan

ia untuk melanjutkan ke Fakultas Ekonomi atau bekerja, sebab saat

ini ia memiiki minat yang besar untuk kuliah di Fakultas Psikologi

atau Fakultas Sosial Politik.

Page 19: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

E. Langkah Kelima ialah Langkah Konseling atau Treatment

Langkah konseling atau treatment ialah pelaksanaan pemberian bantuan

kepada siswa, bantuan yang diberikan kepada siswa dalam langkah ini sangat

tergantung pada langkah diagnosis dan prognosis yang telah disusun sebelumnya.

a. Melaksanakan konseling

1. Tujuan utama konseling. Tujuan utama dan konseling ialah agar

Desi memiliki pemahaman yang lebih baik tentang potensi-

potensi yang dimilikmnya (kekuatan dan kelemahan dirinya)

2. Dalam wawancara konseling, konselor haruslah dapat

menciptakan hubungan yang akrab, sehingga Desi bisa bersifat

terbuka, tidak malu dan cemas, serta dapat berdialog dengan

lancar.

3. Konselor membantu Desi memahami dirinya, bahwa ia tidak

dhpaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi atau bekerja, tetapi

diberikan kebebasan untuk merencanakan dan melaksanakan

kariernya.

Page 20: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

BAB IV

KESIMPULAN

Dari penjelasan sub bab di atas dapat saya simpulkan dan saya saran untuk

dapat dipahami adalah sebagai berikut:

Adapaun kesimpulan dan saran yang dapat saya berikan adalah :

A. Kesimpulan

1. Pelayan Bimbingan dan Konsling itu adalah suatu Pelayanan yang

sangat bermanfaat bagi siswa yang lagi dalam masalah.

2. Pelayanan Bimbingan dan Konsling itu dapat mensukseskan siswa

dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

3. Pelayanan Bimbingan dan Konsling cara sukses sebuah sekolah

dalam memberikan bidang pelajaran mengenai Bimbingan dan

Konsling karena kebutuhan bidang studi ini cukup luar biasa.

B. Saran

1. Saran saya sebaiknya Bimbingan dan Konsling ini dilakukan

disekolah-sekolah

2. Bimbingan dan Konsling itu diterapkan oleh kepala sekolah karena

Program ini sangat membantu siswa dan guru dalam proses

pembelajaran

3. Bimbingan dan Konsling sebaiknya penyusunan dan penerapannya

haruslah secepatnya karena konsling adalah program studi yang

sangat mendukung siswa dan guru.

Page 21: Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda

Karya Remaja.

M. Surya (1988:12). Menciftakan Program Bimbingan dan Konsling di sekolah.

ITB. Bandung

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta :

Depdiknas.

Sofyan S. Willis. 2004.Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung :

Alfabeta

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/04/bimbingan-konseling-di-

sekolah.pdf

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-

dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/

http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/layanan-konseling-ii-f22/pelayanan-

bimbingan-dan-konseling-kurikulum-berbasis-kompetensi-t91.htm

http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=16234.0

http://www.docstoc.com/docs/21400593/Program-Kerja-Pelayanan-Bimbingan-

Konseling-Dalam-KTSP-SMP-Negeri