PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PEMBELI / · PDF file PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PEMBELI / PEMBORONG...
date post
23-Nov-2020Category
Documents
view
13download
0
Embed Size (px)
Transcript of PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PEMBELI / · PDF file PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PEMBELI / PEMBORONG...
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN PEMBELI / PEMBORONG
1. Sejak kapan Bapak menekuni usaha dagang sebagai pembeli
singkong?
2. Apa pekerjaan Bapak sebelum menjadi pembeli buah singkong?
3. Dengan sistem apa Bapak membeli singkong dari petani?
4. Mengapa Bapak memilih dengan sistem tebas dalam berakad jual beli
singkong?
5. Bagaimana cara Bapak dengan mentaksir singkong yang dihasilkan dalam
suatu lahan padahal singkong tidak keliatan?
6. Bagaimana sistem pembayaran dalam jual beli buah singkong
dengan sistem tebas?
7. Siapa yang bertanggung jawab antara setelah terjadi akad sampai panen
baik mengenai keamanan ataupun kerusakan tanaman singkong?
8. Berapa keuntungan ataupun kerugian yang Bapak dapatkan jika menebas
singkong?
9. Apa sebabnya jika mendapatkan keuntungan dan jika mendapatkan
kerugian?
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN PETANI SINGKONG
1. Sejak kapan Bapak mulai menjadi petani singkong?
2. Bagaimana proses penanaman singkong sampai panen di Desa Sumur?
3. Berapa umur tanaman singkong dari tanam sampai panen?
4. Bagaimana cara menjual hasil panen singkong?
5. Mengapa cara menjualnya singkong memilih dengan sistem tebas?
6. Apa keuntungan dari menjual singkong dengan sistem tebas?
7. Apa kerugian dari menjual singkong dengan sistem tebas?
8. Bagaimana pendapat Bapak mengenai hukum jual beli singkong
dengan sistem tebas?
9. Siapa yang bertanggung jawab baik keamanan maupun kerusakan
tanaman singkong dari setelah terjadi transaksi sampai panen tiba?
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN TOKOH MASYARAKAT
1. Bagaimana masyarakat desa sumur dalam hal menjalankan keagamaan
khususnya dalam menjalankan syari’at islam?
2. Bagaimana kondisi masyarakatnya?
3. Bagaimana sistem pendidikan keagamaan masyarakat di Desa Sumur?
4. Bagaimana sosial budaya dan keagamaan masyarakat Desa Sumur?
5. Bagaimana pendapat Bapak mengenai hukum Islam jual beli singkong
dengan sistem tebas yang ada di Desa Sumur?
6. Bagaimana peran Bapak sebagai tokoh masyarakat mengenai pelaksa-
naan jual beli singkong dengan sistem tebas?
PEDOMAN WAWANCARA
PENGASUH PONPES MAMBAUL ULUM SUMUR BRANGSONG
1. Bagaimana sistem pendidikan keagamaan masyarakat di Desa
Sumur Kec. Brangsong Kab. Kendal?
2. Bagaimana menurut Bapak tentang jual beli singkong dengan
sistem tebas Di Desa Sumur Kec. Brangsong Kab. Kendal?
3. Akad apa yang digunakan dalam jual beli singkong dengan
sistem tebas di Desa Sumur Kec. Brangsong Kab. Kendal?
4. Menurut Bapak apakah jual beli singkong dengan sistem tebas di
Desa Sumur ini sudah sesuai dengan syari’at Islam?
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KEPALA DESA BESERTA PERANGKAT
1. Bagaimana gambaran umum Desa Sumur Kec. Brangsong Kab.
Kendal?
2. Ada berapakah dukuh, RW, dan RT di Desa Sumur Kec. Brangsong
Kab. Kendal?
3. Berapa jumlah penduduk Desa Sumur Kec. Brangsong Kab. Kendal?
4. Bagaimana kehidupan beragama masyarakat Desa Sumur?
5. Bagaimana tingkat pendidikan penduduk Desa Sumur?
6. Bagaimana keadaan sosial budaya Desa Sumur?
7. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat Desa Sumur?
8. Potensi apa saja yang dapat dikembangkan di Desa Sumur Kec.
Brangsong Kab. Kendal?
9. Bagaimana pelaksanaan jual beli singkong yang ditanam oleh petani Desa
Sumur?
10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan Desa Sumur?
WAWANCARA
DENGAN PEMBELI / PEMBORONG
Peneliti : Sejak kapan Bapak menekuni usaha dagang sebagai
pembeli singkong?
Pembeli : Saya menekuni usaha dagang singkong kira-kira sejak umur
39 tahun
tepatnya 8 tahun yang lalu.
Peneliti : Apa pekerjaan Bapak sebelum menjadi pembeli buah
singkong?
Pembeli : Sebelum menjadi pembeli singkong pekerjaan saya adalah
serabutan.
Peneliti : Dengan sistem apa Bapak membeli singkong dari petani?
Pembeli : Saya membeli singkong dengan sistem tebas.
Peneliti : Mengapa Bapak memilih dengan sistem tebas dalam berakad
jual beli
singkong?
Pembeli : Karena dengan sistem tebas itu lebih mudah, praktis dan
ekonomis.
Peneliti : Bagaimana cara Bapak dengan mentaksir singkong yang
dihasilkan dalam suatu lahan padahal singkong tidak
keliatan?
Pembeli : Dengan cara melangkahkan kaki sepanjang kebun dan
mengambil contoh 2-3 batang tanaman singkong sehingga
dapat mentaksir yang akan dipanen.
Peneliti : Bagaimana sistem pembayaran dalam jual beli buah
singkong dengan
sistem tebas?
Pembeli : Setelah terjadi kesepakatan dibayar panjer dahulu dan akan
dibayar penuh setelah panen selesai.
Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab antara setelah terjadi transaksi
sampai panen baik mengenai keamanan ataupun kerusakan
tanaman singkong?
Pembeli : Setelah terjadi akad sampai panen baik mengenai keamanan
maupun kerusakan tanaman singkong yang bertanggung
jawab adalah pembeli.
Peneliti : Berapa keuntungan ataupun kerugian yang Bapak dapatkan
jika menebas
singkong?
Pembeli : Keuntungan yang saya dapatkan biasanya sekitar Rp. 400.000
an per ½ Ha lahan dan jika ada kerugian itu tidak banyak
jumlahnya karena saya sudah ikhlas jika ada kerugian.
Peneliti : Apa sebabnya jika mendapatkan keuntungan dan jika
mendapatkan kerugian?
Pembeli : Jika mendapat keuntungan berarti tanaman yang ditebas
berupa tanaman yang subur dan segar maka hasil
singkongnya pun besar-besar, adapun jika mendapatkan
kerugian bisa jadi tanaman singkongnya tidak subur atau layu
karena tidak pernah dirawat atapun dikasih pupuk.
WAWANCARA
DENGAN PETANI SINGKONG
Peneliti : Sejak kapan Bapak mulai menjadi petani singkong?
Petani : Saya menanam singkong kira-kira sejak sekitar 1995 an.
Peneliti : Bagaimana proses penanaman singkong sampai panen di
Desa Sumur?
Petani : Pertama siapkan lahan, kedua menyiapkan potongan
batang singkong yang akan ditanam, ketiga setelah
muncul daun singkongnya dipupuk, disemprot, dan kalau
sudah waktunya ya dipanen.
Peneliti : Berapa umur tanaman singkong dari tanam sampai panen?
Petani : Umur tanaman singkong dari tanam sampai panennya itu
sekitar 9-10
bulan.
Peneliti : Bagaimana cara menjual hasil panen singkong?
Petani : Cara menjual singkong di Desa Sumur Kec. Brangsong Kab.
Kendal yaitu dengan sistem tebas.
Peneliti : Mengapa cara menjualnya singkong memilih dengan sistem
tebas?
Petani : Karena lebih praktis, ekonomis dan mudah dilaksanakan.
Peneliti : Apa keuntungan dari menjual singkong dengan sistem tebas?
Petani : Keuntungannya bagi petani adalah tidak menanggung resiko
ketika akad
sudah dilaksanakan.
Peneliti : Apa kerugian dari menjual singkong dengan sistem tebas?
Petani : Akan rugi jika tanaman singkong mengalami kerusakan
ataupun terkena hama seebelum panen.
Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak mengenai hukum jual beli
singkong dengan sistem tebas?
Petani : Ya boleh boleh saja asalkan akad jual belinya sesuai aturan
dan tidak ada pihak yang dirugikan dan dengan dasar suka
sama suka.
Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab baik keamanan maupun
kerusakan
tanaman singkong dari seteah terjadi akad sampai panen tiba?
Petani : Yang bertanggung jawab baik keamanan maupun kerusakan
tanaman singkong dari setelah terjadi akad sampai panen tiba
yaitu pembeli.
WAWANCARA
DENGAN TOKOH MASYARAKAT
Peneliti : Bagaimana masyarakat desa sumur dalam hal menjalankan
keagamaan khususnya dalam menjalankan syari’at islam?
Ky. Subki : Sangat bagus dengan banyaknya sarana ibadah yang ada di
Desa Sumur Kec. Brangsong kab. Kendal dan banyaknya
kelompok-kelompok pengajian, mauludan, dan yasin
beserta tahlil.
Peneliti : Bagaimana sistem pendidikan keagamaan masyarakat di
Desa Sumur?
Ky. Subki : Cukup bagus karena dengan adanya pesantren, TPQ, dan
MDA menjadi lebih baik lagi.
Peneliti : Bagaimana sosial budaya dan keagamaan masyarakat Desa
Sumur?
Ky. Subki : Masih menj