Pedoman Penulisan Modul KEL I

21
PEDOMAN P P E E N N U U L L I I S S A AN N M M M O O O D D D U U U L L L DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENG AH DEPARTEM EN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2003

description

sf

Transcript of Pedoman Penulisan Modul KEL I

  • PPPEEEDDDOOOMMMAAANNN PPPEEENNNUUULLLIIISSSAAANNN

    MMMOOODDDUUULLL

    DDIIRREEKKTTOORRAATT PPEENNDDIIDDIIKKAANN MMEENNEENNGGAAHH KKEEJJUURRUUAANN

    DDIIRREEKKTTOORRAATT JJEENNDDEERRAALL PPEENNDDIIDDIIKKAANN DDAASSAARR DDAANN MMEENNEENNGGAAHH

    DDEEPPAARRTTEEMM EENN PPEENNDDIIDDIIKKAANN NNAASSIIOONNAALL

    TTAAHHUUNN 22000033

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    1

    KATA PENGANTAR

    Kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dalam meningkatkan

    mutu SMK akan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan pada

    berbagai komponen pendidikan. Bagian komponen pendidikan yang

    dikembangkan saat ini diantaranya adalah kurikulum.

    Kurikulum SMK edisi 1999 telah disempurnakan menjadi Kurikulum SMK edisi

    2004 yang mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

    berbasiskankan kompetensi. Pada kurikulum tersebut setiap satu kompetensi

    menjadi satu mata diklat, sehingga untuk menunjang pembelajarannya setiap

    satu kompetensi memerlukan minimal satu modul. Untuk mewujudkan

    pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran berbasiskan

    kompetensi, pengadaan modul sangat dirasakan sebagai kebutuhan yang

    mendesak.

    Pedoman penulisan modul ini disusun sebagai acuan pengembangan modul,

    yang diharapkan dapat menghasilkan modul yang memudahkan peserta diklat

    dalam menguasai kompetensi yang dipelajarinya. Kegiatan belajar mengajar

    yang dilengkapi dengan modul akan memotivasi peserta diklat belajar secara

    dinamis dan mandiri.

    Kekurangan dan keterbatasan dalam pedoman ini akan diperbaiki dan

    disempurnakan secara terus menerus sesuai kebutuhan. Sejalan dengan itu,

    berbagai masukan sangat diharapkan datang dari berbagai pihak.

    Direktur

    Pendidikan Menengah Kejuruan

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    2

    DAFTAR ISI

    Judul

    Pengantar

    Daftar Isi

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Pengertian dan Ruang Lingkup

    C. Tujuan

    II. KAIDAH PENULISAN MODUL

    A. Karakteristik Modul

    B. Bentuk Modul

    C. Prosedur Penulisanan Modul

    III. PENUTUP

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    3

    I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

    Terdapat tiga tantangan cukup berat yang dihadapi bangsa Indonesia saat

    ini yaitu (1) adanya kebijaksanaan otonomi daerah (desentralisasi) yang

    sudah mulai digulirkan;(2) adanya AFTA dan AFLA mulai berlaku tahun

    2003;dan (3) tantangan globalisasi yang akan terjadi 2020. Ketiga

    tantangan tersebut merupakan ujian yang harus dihadapi, maka perlu

    peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai langkah yang

    harus direncanakan secara strategis. Strategi peningkatan kualitas SDM

    dilakukan dengan berbagai strategi antara lain melalui pembelajaran

    berbasiskan kompetensi (competency based training). Pelaksanaan

    strategi tersebut dilakukan melalui (1) penataan kurikulum; (2) penyusunan

    bahan ajar/modul; (3) penyusunan standart pelayanan minimal; dan (4)

    penyelenggaraan diklat berbasiskan produksi (production based training).

    Kegiatan pembelajaran dengan berbasiskan produksi pada hakekatnya

    merupakan perpaduan antara penguasaan konsep dan prinsip terhadap

    suatu obyek serta penerapannya dalam kegiatan produksi, dengan

    memperhatikan fakta lapangan dan menggunakan prosedur tetap untuk

    menghasilkan produk barang dan jasa yang standar.

    Pendekatan pembelajaran dengan sistem modul memberikan kesempatan

    kepada peserta diklat untuk belajar secara mandiri sesuai dengan

    percepatan pembelajaran masing-masing. Modul sebagai alat atau sarana

    pembelejaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara

    mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk

    mencapai kompetensi yang diharapkan.

    Untuk itu perlu adanya penyusunan bahan ajar atau modul sesuai dengan

    analisis kompetensi, agar peserta diklat dapat belajar secara efektif dan

    efisien

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    4

    B. Pengertian dan Ruang Lingkup

    Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

    metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

    sistem atis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

    sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

    Ruang lingkup pedoman penulisan modul ini adalah memberikan rambu-

    rambu penulisan modul, antara lain:

    1. Modul yang akan digunakan oleh siswa atau peserta diklat pada SMK. 2. Modul yang ditulis diharapkan dapat merubah tingkah laku siswa atau

    peserta diklat pada SMK.

    3. Modul yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa atau

    peserta diklat pada program keahlian di SMK.

    4. Mencakup tujuan dan operasional pembelajaran yang spesifik.

    5. Mencakup butir-butir materi pembelajaran secara rinci yang

    mendukung tercapainya tujuan.

    6. Terdapat evaluasi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan siswa

    atau peserta diklat.

    7. Menuliskan draf modul sesuai dengan kaidah.

    8. Mengadakan ujicoba, validasi dan perbaikan sehingga modul siap

    diproduksi atau digandakan.

    C. Tujuan

    Penulisan modul bertujuan :

    1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu

    bersifat verbal.

    2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa

    atau peserta diklat maupun guru/instruktur.

    3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :

    a. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta

    diklat; b. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi

    langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    5

    c. memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai

    kemampuan dan minatnya.

    d. Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau

    mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    6

    II. KAIDAH PENULISAN MODUL A. Karakteristik Modul

    Agar menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi penggunanya, maka modul harus mencakup karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Dengan demikian pengembangan modul harus memasukkan karakteristik sebagai berikut.

    1. Self instructional

    Self instructional yaitu melalui modul multimedia tersebut seseorang atau peserta diklat mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Sesuai dengan tujuan multimedia interaktif adalah agar peserta didik mampu belajar mandiri.

    Untuk memenuhi karakter self instructional, maka modul multimedia interaktif harus: a. Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir

    maupun tujuan antara; b. Terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit

    kecil/spesifik sehingga memudahkan peserta diklat belajar secara tuntas;

    c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;

    d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan peserta diklat memberikan respon dan mengukur penguasaannya;

    e. Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa;

    f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

    h. Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan peserta diklat melakukan self assessment;

    i. Terdapat instrumen yang dapat digunakan peserta diklat mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi diri sendiri;

    j. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat, sehingga peserta diklat mengetahui tingkat penguasaan materi;

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    7

    k. Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.

    2. Self Contained

    Yang dimaksud dengan self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta diklat mempeljari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas kedalam satu kesatuan yang untuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta diklat.

    3. Stand alone (berdiri sendiri)

    Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul multimedia yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Dengan menggunakan modul multimedia interaktif, peserta diklat tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta diklat masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain multimedia yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

    4. Adaptif

    Modul multimedia interaktif hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika media tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai perangkat keras (hardware). Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multi media hendaknya tetap up to date. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    8

    5. User friendly

    Modul multimedia hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

    B. Bentuk Modul

    Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan

    fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu

    dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang

    mensyaratkannya. Elemen-lemen yang harus dipenuhi dalam menyusun

    modul terdiri dari enam elemen yaitu: konsistensi; format; organisasi; daya

    tarik; ukuran huruf; dan spasi kosong.

    1. Konsistensi

    a. Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halaman ke

    halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa cetakan

    dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi.

    b. Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antara judul dengan baris

    pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi

    yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapih.

    c. Gunakan tata letak dan pengetikan yang konsisten, baik pola

    pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.

    2. Format

    a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional.

    Penggunaan kolom tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk

    dan ukuruan kertas yang digunakan. Jika menggunakan kolom

    multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom proporsional.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    9

    b. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang tepat.

    Penggunaan kertas secara vertikal atau horizontal harus

    memperhatikan tata letak dan format pengetikan.

    c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap yang bertujuan

    untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau

    khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau

    lainnya.

    3. Organisasi

    a. Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang

    akan dibahas dalam modul.

    b. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan

    yang sistematis, sehingga memudahkan siswa atau peserta diklat

    memahami materi pembelajaran.

    c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian

    rupa sehingga informasi mudah mengerti oleh siswa atau peserta

    diklat.

    d. Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan

    susunan dan alur yang memudahkan peserta diklat memahaminya.

    e. Organisasikan antara judul, sub judul dan uraian yang mudah diikuti

    oleh peserta didik.

    4. Daya Tarik

    Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:

    a. Bagian sampul (cover) depan dengan mengkombinasikan warna,

    gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

    b. Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan

    berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis

    bawah atau warna.

    c. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa.

    5. Bentuk dan Ukuran Huruf

    a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai

    dengan karakteristik umum peserta didik.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    10

    b. Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antara judul, sub

    judul dan isi naskah.

    c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat

    membuat proses membaca menjadi sulit.

    6. Ruang (spasi kosong)

    Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk

    menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi

    untuk menambahkan catatan penting dan memberikan kesempatan jeda kepada siswa/peserta diklat. Gunakan dan tempatkan spasi

    kosong tersebut secara proporsional.

    Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat

    seperti:

    Ruangan sekitar judul bab dan sub bab Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian

    siswa/peserta diklat untuk masuk ke tengah-tengah halaman.

    Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya, semakin luas spasi diantaranya.

    Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf kapital.

    Pergantian antar bab atau bagian.

    C. Prosedur Penulisan Modul

    Penulisan modul belajar merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta diklat untuk mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program pendidikan dan pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK, atau unit kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja yang telah dikembangkan dalam format GBPP.

    Pengembangan modul belajar siswa mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi. Sangat disarankan agar satu kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu modul. Tetapi mengingat karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi lebih dari satu modul.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    11

    Penulisan modul dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

    ALUR/ PROSES

    DESKRIPSI PENANGGUNG JAWAB

    UNIT TERKAIT

    HASIL

    Proses menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi

    Guru penulis Waka Kur. Penjab Lab. Instruktur Guru Adaptif

    dan Normatif

    Daftar kebutuhan dan judul modul belajar

    Proses penyusunan draft modul/bahan ajar

    Guru penulis Pengetik Instruktur

    Draft modul/ bahan ajar

    Penggunaan modul terbatas untuk mengetahui keterbacaan dan keterlaksanaan modul

    Guru penulis Waka Kur. Penjab Lab. Instruktur Siswa

    Hasil uji coba modul

    Proses persetujuan isi modul oleh industri/ praktisi terhadap kesesuaian dengan praktek di industri

    Guru penulis Waka Kur. Praktisi dari

    industri

    Hasil validasi dari industri

    Proses perbaikan terhadap isi modul hasil validasi

    Guru penulis Modul yang telah direvisi

    Proses penyempurnaan akhir fisik modul

    Percetakan Illustrator penerbit

    Modul yang siap digunakan

    Analisis Kebutuhan

    Modul

    Penyusunan draft modul

    Validasi

    Uji coba

    Revisi

    Produksi

    GBPP Standar

    Kompetensi

    Modul SMK

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    12

    1. Analisis Kebutuhan Modul

    a. Pengertian

    Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis

    kompetensi untuk menentukan jumlah dan judul modul yang

    dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi tersebut. Penetapan

    judul modul didasarkan pada kompetensi yang terdapat pada garis-

    garis besar program pembelajaran. Pada dasarnya tiap satu

    kompetensi dikembangkan menjadi satu modul. Tetapi mengingat

    karakteristik, keluasan lingkup dan kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu kompetensi dapat dikembangkan menjadi lebih

    dari satu modul. Jika satu kompetensi akan disusun menjadi lebih

    dari satu judul modul, maka pemisahannya harus dilakukan secara

    seksama.

    b. Tujuan

    Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengidentifikasi dan

    menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan untuk

    mencapai suatu kompetensi.

    c. Pelaksanaan

    Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai

    berikut:

    1) Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar

    program pembelajaran yang akan disusun modulnya;

    2) Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut;

    3) Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap

    yang dipersyaratkan;

    4) Tentukan judul modul yang akan ditulis

    5) Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal pengembangan modul

    Untuk melakukan analisis kebutuhan modul dapat menggunakan

    Format 1 sebagai berikut:

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    13

    Format 1. Analisis Kebutuhan Modul

    Materi Pembelajaran Kompetensi/sub

    kompetensi

    Kriteria Unjuk

    Kerja Peng Ketr. Sikap

    Judul

    Modul

    Alokasi

    waktu

    Materi Pendukung

    (Normatif, Adaptif

    d. Hasil

    Dari format analisis kebutuhan modul tersebut maka dapat diketahui

    nama atau judul modul yang akan dikembangkan dari setiap unit

    kompetensi.

    2. Penyusunan draft

    1. Pengertian

    Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan

    pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau

    sub kompetensi m enjadi satu kesatuan yang sistematis.

    2. Tujuan

    Penyusunan draft modul bertujuan menyediakan draft suatu modul

    sesuai dengan kompetensi atau sub kompetensi yang telah

    ditetapkan.

    3. Pelaksanaan

    Penulisan draft modul dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-

    langkah sebagai berikut:

    a) Tetapkan judul modul

    b) Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh

    peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul

    c) Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang

    menunjang tujuan akhir

    d) Tetapkan garis-garis besar atau outline modul

    e) Kembangkan materi pada garis-garis besar

    f) Periksa ulang draft yang telah dihasilkan

    g) Draft 1 dikaji oleh ahli materi, bahasa, media, guru, dan industri.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    14

    h) Kegiatan penyusunan draf modul dilaksanakan setelah ditentukan judul modulnya.

    4. Hasil

    Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya menghasilkan draft modul yang sekurang-kurangnya mencakup:

    a) Judul modul yang menggambarkan materi yang akan dituangkan

    di dalam modul

    b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah

    menyelesaikan mempelajari modul

    c) Tujuan terdiri dari tujuan akhir dan tujuan antara yang akan

    dicapai peserta didik setelah mempelajari modul

    d) Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan dan sikap

    yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik

    e) Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta

    didik untuk mempelajari modul

    f) Soal-soal, latihan dan atau tugas yang harus dikerjakan atau

    diselesaikan oleh peserta didik

    g) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan

    peserta didik dalam menguasai modul

    h) Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian

    3. Uji coba

    1. Pengertian

    Uji coba draft modul adalah kegiatan penggunaan modul pada

    peserta terbatas, untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat

    modul dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan

    secara umum. Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh masukan

    sebagai bahan penyempurnaan draft modul yang diuji cobakan.

    Terdapat 2 macam uji coba yaitu uji coba dalam kelompok kecil

    dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil adalah uji coba

    yang dilakukan hanya kepada 2 - 4 peserta didik. Sedangkan uji

    coba lapangan adalah uji coba yang dilakukan kepada peserta

    dengan jumlah 20 30 peserta didik.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    15

    2. Tujuan

    Uji coba draft modul bertujuan:

    a) mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta didik dalam

    memahami dan menggunakan modul;

    b) mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan

    modul;

    c) mengetahui efektifitas modul dalam membantu peserta didik mempelejari dan menguasai materi pembelajaran

    3. Pelaksanaan

    Untuk melakukan uji coba draft modul dapat diikuti langkah-

    langkah sebagai berikut:

    a) Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji cobakan

    sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba;

    b) Susun instrumen pendukung uji coba

    c) Distribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba

    kepada peserta uji coba;

    d) Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba

    dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba;

    e) Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba;

    f) Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang

    dijaring melalui instrumen uji coba

    g) Kegiatan uji coba draf modul dilaksanakan setelah perangkat uji coba disiapkan.

    4. Hasil

    Kegiatan uji coba draft modul akan menghasilkan berbagai

    masukan untuk perbaikan draft modul. Perbaikan tersebut dapat

    dijaring melalui instrumen uji coba.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    16

    4. Validasi

    1. Pengertian

    Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan

    terhadap kesesuaian modul dengan kebutuhan di dunia usaha/

    industri. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut,

    maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak

    industri/praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait

    dalam modul.

    Validasi dapat dimintakan dari beberapa pihak sesuai dengan

    keahliannya masing-maisng, antara lain:

    a) Ahli substansi dari industri untuk isi atau materi modul ;

    b) Ahli bahasa untuk penggunaan bahasa ;

    c) Ahli metode instruksional untuk penggunaan instruksional

    Untuk mendapatkan masukan yang komprehensif dan obyektif,

    masing-masing ahli dapat terdiri dari lebih dari satu orang

    validator.

    2. Tujuan

    Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengakuan atau

    pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan dunia usaha/

    industri, sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan

    dalam pembelajaran.

    Validasi modul meliputi:

    a) isi materi atau substansi modul;

    b) penggunaan bahasa ;

    c) penggunaan metode instruksional

    3. Pelaksanaan

    Untuk melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah-

    langkah sebagai berikut:

    a) Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi

    sesuai dengan banyaknya validator yang terlibat;

    b) Susun instrumen pendukung validasi;

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    17

    c) Distribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada

    peserta validator;

    d) Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan

    kegiatan yang harus dilakukan oleh validator;

    e) Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi;

    f) Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang

    dijaring melalui instrumen validasi

    g) Kegiatan validasi draf modul dilaksanakan setelah draf modul diuji cobakan.

    4. Hasil

    Dari kegiatan validasi draft modul akan dihasilkan draft modul

    yang mendapat masukan dan persetujuan dari para validator,

    sesuai dengan bidangnya. Masukan tersebut digunakan sebagai

    bahan penyempurnaan modul.

    5. Revisi

    1. Pengertian

    Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul

    setelah memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi.

    Sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kegiatan

    sebelumnya, maka perbaikan modul harus mencakup aspek-

    aspek penting penyusunan modul, diantaranya yaitu:

    a) Pengorganisasian materi pembelajaran;

    b) Penggunaan metode instruksional;

    c) Penggunaan bahasa;

    d) Pengorganisasian tata tulis dan perwajahan;

    2. Tujuan

    Kegiatan revisi draft modul bertujuan untuk melakukan finalisasi

    atau penyempurnaan akhir yang komprehensif terhadap modul,

    sehingga modul siap diproduksi.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    18

    3. Pelaksanaan

    Kecuali memperhatikan aspek-aspek penting dalam merevisi

    modul, kegiatan revisi draft modul dilakukan dengan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    a) Siapkan modul dan semua masukan dari hasil uji coba dan

    validasi;

    b) Identifikasi hal-hal yang harus dilakukan perbaikan;

    c) Analisis dan kaji ulang terhadap kebutuhan perbaikan

    tersebut;

    d) Lakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan; e) Cetak terbatas modul yang telah diperbaiki;

    f) Lakukan baca ulang (proofread) sebelum modul digandakan

    g) Kegiatan revisi draf modul dilakukan setelah kegiatan validasi, sedangkan revisi modul dapat dilakukan sesuai kebutuhan.

    4. Hasil

    Dari kegiatan revisi dan finalisasi modul, hasil yang diharapkan

    adalah modul yang telah disahkan oleh berbagai pihak terkait,

    sehingga modul tersebut siap digandakan atau diproduksi. Modul

    siap diproduksi bila telah mendapat persetujuan dari:

    a) penulis sebagai ahli materi substansi

    b) editor bahasa sebagai ahli bahasa

    c) editor metode instruksional sebagai ahli metode instruksional

    d) perancang perwajahan modul sebagai ahli perwajahan modul

    6. Produksi

    1. Pengertian

    Kegiatan akhir dari proses penyusunan modul adalah produksi

    yaitu kegiatan menggandakan atau memperbanyak modul yang

    siap didistribusikan dan digunakan. Hakikat penggandaan modul

    adalah memperbanyak modul sesuai dengan kebutuhan yang

    didasarkan pada jumlah peserta didik. Pengguna utama modul

    adalah siswa atau peserta didik. Jika biaya penggandaan modul

    tersebut akan dibebankan kepada peserta didik, diharapkan tidak

    hanya memperhatikan kebutuhan modul semata, melainkan juga

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    19

    memperhatikan kemampuan finansial peserta didik sehingga

    tidak terlalu terbebani.

    2. Tujuan

    Penggandaan modul bertujuan untuk menyediakan modul sesuai

    dengan kebutuhan sehingga siap digunakan dalam proses

    pembelajaran.

    3. Pelaksanaan

    Penggandaan modul dapat dilakukan oleh sekolah atau oleh pihak luar yaitu penerbit dan atau percetakan. Penggandaan

    dapat dilakukan setelah naskah draft mendapat persetujuan

    untuk digandakan dari para ahli terkait. Biaya penggandaan

    modul dapat dibebankan kepada sekolah sesuai dengan

    prosedur dan mekanisme yang benar atau dibebankan kepada

    peserta didik pengguna modul. Jika peserta didik dibebani biaya

    penggandaan modul, maka sekolah harus mampu menekan

    biaya yang sekecil mungkin, agar peserta didik tidak terlalu

    terbebani.

    4. Hasil

    Kegiatan memproduksi modul akan menghasilkan modul yang

    siap digunakan dalam pembelajaran. Modul tersebut hendaknya

    memenuhi karakteristik penyusunan modul dan dapat mencapai

    tujuan.

    Mengacu pada prinsip peningkatan mutu berkesinambungan,

    secara terus menerus modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki

    sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Dengan demikian

    modul tersebut selalu dapat digunakan dalam pembelajaran

    karena selalu up to date.

  • Pedoman Penyusunan Modul Draft : Monday , August 04, 2003:1:23 PM

    20

    III. PENUTUP

    Pedoman penulisan modul ini merupakan rambu-rambu umum umum bagi

    penulis atau pengembang modul untuk pembelajaran siswa SMK. Melalui

    pedoman ini diharapkan terwujud modul SMK dengan pola pengembangan dan

    penulisan yang baku dan seragam.

    Sebagaimana umumnya keberadaan rambu-rambu, maka pedoman ini tidak

    harus diikuti secara kaku, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan

    kebutuhan, kekhususan, karakteristik unit kompetensi yang dikembangkan.