Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

download Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

of 36

Transcript of Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    1/36

    LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Kelenjer Tiroid

    LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Kelenjer Tiroid

    Kata thyroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar ini merupakan kelenjar

    endokrin yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh capsula yang berasal dari

    lamina pretracheal fascia profunda. Capsula ini melekatkan thyroid ke larynx dan trachea.

    Kelenjar thyroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai thoracalis 1,

    terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus berbentuk

    seperti buah pear, dengan apex di atas sejauh linea oblique lamina cartilage thyroidea, denganbasis di bawah pada cincin trachea 5 atau 6.

    Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel kecil yang dipisahkan satu

    dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel dibatasi oleh epitel kubus dan diisi

    oleh bahan proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid. Isthmus adalah bagian

    kelenjar yang terletak di garis tengah dan menghubungkan bagian bawah lobus dextra dan

    sinistra (isthmus mungkin juga tidak ditemukan). Diameter transversa dan vertical 1,25 cm.

    Pada permukaan anterior isthmus dijumpai (dari superficial ke profunda) :

    - Kulit dan fascia superficialis

    - V. Jugularis anterior

    - Lamina superficialis fascia cervicalis profunda

    - Otot-otot : M. Sternohyoideus danM. Sternothyroideus.

    Permukaan posterior berhubungan dengan cincin trachea ke 3 dan 4. Pada margo superiornya

    dijumpai anastomose kedua A. Thyroidea superior, lobus pyramidalis dan Levator glandulae.

    Di margo inferior didapati V. Thyroidea inferior dan A. Thyroidea ima.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    2/36

    VASCULARISASI

    1. Sistem Arteri

    a. A. Thyroidea superior, adalah cabang A. Carotis externa yang masuk ke jaringan

    superficial kelenjar, mendarahi jaringan connective dan capsule.

    b. A. Thyroidea inferior adalah cabang trunchus thyreocervicalis dan masuk ke lapisan

    dalam kelenjar, mendarahi jaringan parenkim dan propia kelenjar.

    c. A. Thyroidea ima, Arteri ini kadang-kadang dijumpai merupakan cabang arcus aorta

    atau A. Brachiocephalica dan mendarahi istmus.

    d. A. Thyroidea acessorius, adalah cabang-cabang A. Oesophageal dan Tracheal yang

    masuk ke facies posteromedial.

    2. Sistem Vena

    a.

    V. Thyroidea superior; muncul dari polus superior dan berakhir pada vena jugularis

    interna (kadang-kadang V. Facialis)

    b. V. Thyroidea inf.; muncul dari margo bawah istmus dan berakhir pada V.

    Brachiocephalica sin.

    c. V. Thyroidea media; muncul dari pertengahan lobus lateralis dan berakhir di V.

    Jugularis int.

    3. Aliran Lymphatic

    a.

    Ascending LymphaticMedia, mengalir ke prelaryngeal lymph node yang terletak pada membrane

    cricothyroidea

    Lateral, mengalir ke Jugulo-digastric grup dari deep cervical lymph node.

    b. Descending Lymphatic

    Medial, mengalir ke pretracheal grup di trachea

    Lateral, mengalir ke Gl. Recurrent chain pada N. Laryngeus recurrent.

    LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Kelenjer Tiroid

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    3/36

    Unit struktural daripada tiroid adalah folikel, yang tersusun rapat, berupa ruangan bentuk

    bulat yang dilapisi oleh selapis sel epitel bentuk gepeng, kubus sampai kolumnar. Konfigurasi

    dan besarnya sel-sel folikel tiroid ini dipengaruhi oleh aktivitas fungsional daripada kelenjar

    tiroid itu sendiri. Bila kelenjar dalam keadaan inaktif, sel-sel folikel menjadi gepeng dan akan

    menjadi kubus atau kolumnar bila kelenjar dalam keadaan aktif.

    Pada keadaan hipertiroidism, sel-sel folikel menjadi kolumnar dan sitoplasmanya terdiri dari

    vakuol-vakuol yang mengandung koloid. Folikel-folikel tersebut mengandung koloid, suatu

    bahan homogen eosinofilik. Variasi densiti dan warna daripada koloid ini juga memberikan

    gambaran fungsional yang signifikan; koloid eosinofilik yang tipis berhubungan dengan

    aktivitas fungsional, sedangkan koloid eosinofilik yang tebal dan banyak dijumpai pada

    folikel dalam keadaan inaktif dan beberapa kasus keganasan. Pada keadaan yang belum jelas

    diketahui penyebabnya, sel-sel folikel ini akan berubah menjadi sel-sel yang besar dengan

    sitoplasma banyak dan eosinofilik, kadang-kadang dengan inti hiperkromatik, yang dikenal

    sebagai oncocytes (bulky cells) atau Hrthle cells.

    Ada 2 jenis sel pada kelenjer tiroid :

    1.

    Sel folikular : berdiri diatas membrane basalis, inti besar di tengah dan

    banyak mitokondria. Fungsinya untuk mensintesis iodinasi, absorbsi dan digesti

    thyroglobulin.

    2. Sel parafolikulaer : terletak diantara sel folikular dengan inti eksentris. Berfungsi

    untuk mensekresikan calcitonin.

    LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi dan Biokimia Kelenjer Tiroid

    Mekanisme sintesis, sekresi, dan faktor yang mempengaruhi hormon tiroid

    Ada 7 tahap, yaitu:

    1. Trapping

    Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel

    folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi

    belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan

    membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai

    20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam

    transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH.

    2. Oksidasi

    Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi

    terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini

    adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    4/36

    monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi).

    Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin

    tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat

    sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang

    sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.

    3. Coupling

    Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang

    terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan

    membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin

    dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin

    yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid

    dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.

    4. Penimbunan (storage)

    Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di

    dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan

    dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.

    2. Deiodinasi

    Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudianakan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida.

    Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.

    3. Proteolisis

    TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang

    di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati

    tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4

    serta deiodinasi MIT dan DIT.

    7. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)

    Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian

    ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid

    Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin(TBPA). Hanya 0,35% dari T4

    total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP

    kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total

    menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein

    pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    5/36

    terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas

    karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang

    menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding akan

    berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.

    Metabolisme Iodium

    Iodium adalah bahan mentah yang penting untuk sintesis hormone tiroid. Iodium yang

    terdapat dalam makanan diubah menjadi iodide dan diabsorpsi. Asupan iodium harian

    minuman untuk mempertahankan fungsi tiroid normal adalah 150g pada orang dewasa.

    Kadar I plasma normal adalah sekitar 0,3g/dL, dan I disebarkan dalam suatu ruang sekitar

    25L (35% berat badan). Organ utama yang mengambil I adalah tiroid, yang menggunakannya

    untuk membuat hormone tiroid. Dan ginjal yang mengekskresikannya ke dalam urin. Sekitar

    120g/h masuk ke dalam tiroid pada tingkat sintesis dan sekresi hormone tiroid yang normal.

    Tiroid menyekresi 80g/h Iodium dalam bentuk T3 dan T4. 40g/h berdifusi dalam CES. T3

    dan T4 yang disekresikan dimetabolisme dalam hati dan jaringan lain, yang akan melepaskan

    60g I per hari ke dalam CES. Beberapa turunan hormone tiroid diekskresikan melalu

    empedu, dan sebagian iodium di dalamnya diserap ulang (sirkulasi enterohepatik), tetapi

    berat bersih kehilangan I dalam tinja sekitar 20g/h. jadi jumlah total I yang masuk ke dalam

    CES adalah 500+40+60, atau 600g/h; 20% dari I ini masuk ke dalam kelenjar tiroid,

    sementara 80% dieksresikan melalui urin.

    Sintesis Hormon Tiroid

    Kelenjar tyroid menghasilkan hormon tyroid utama yaitu Tiroksin (T4). Bentuk aktif hormon

    ini adalah Triodotironin (T3), yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di

    perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tyroid. Iodida inorganik yang

    diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tyroid. Iodida inorganik mengalami

    oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tyrosin yang terdapatdalam tyroglobulin sebagai monoiodotirosin (MIT) atau diiodotyrosin (DIT). Senyawa DIT

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    6/36

    yang terbentuk dari MIT menghasilkan T3 atau T4 yang disimpan di dalam koloid kelenjar

    tyroid. Iodida inorganik mengalami oksidasi menjadi organik murah, selanjutnya menjadi

    bagian dari tyrosin yang terdapat dalam tyroglobulin sebagai monoiodotirosin (MIT) atau

    diiodotyrosin (Dit). Senyawa DIT yang terbentuk MIT menghasilkan T3 Dari T4 atau

    disimpan di dalam kelenjar tyroid.

    Sebagian besar T4 dilepaskan ke sirkulasi, sedangkan sisanya tetap didalam kelenjar

    yang kemudian mengalami diiodinasi untuk selanjutnya menjalani daur ulang. Dalam

    sirkulasi, hormon tyroid terikat pada globulin, globulin pengikat tyroid (thyroid-binding

    globulin, TBG) atau prealbumin pengikat tiroksin (Thyroxine-binding pre-albumine, TPBA)

    (De Jong & Syamsuhidayat, 1998)

    Sekresi Hormon Tiroid

    Kelenjar tiroid manusia menyekresi sekitar 80g (103 mmol) T4, 4g (7 mmol) T3, dan 2g

    (3,5 mmol) RT3 perhari. Namun, MIT dan DIT tidak diekskresikan. Sel-sel tiroid

    mengabsorpsi koloid melalui proses endositosis. Cekungan ditepi koloid menyebabkan

    timbulnya lacuna reabsorpsi yang tampak pada kelenjar yang aktif. Di dalam sel, globulus

    koloid menyatu dengan lisosom. Ikatan peptide antara residu beriodium dan tiroglobulin

    terputus oleh protease dalam lisosom, dan T4, T3, DIT dan MIT dibebaskan ke dalam

    sitolasma. Tirosin beriodium mengalami deiodinasi oleh enzim mikrosom iodotirosin

    deiodinase. Enzim ini tidak menyerang tironin beriodium, dan T4 serta T3 masuk ke dalamsirkulasi. Iodium yang dibebaskan oleh deiodinasi MIT dan DIT digunakan kembali oleh

    kelenjar dan secara normal menyediakan iodium sebanyak dua kali lipat, untuk sintesis

    hormone dibandingkan dengan dihasilkan oleh pompa iodium. Pada pasien yang tidak memil

    iodotiroksin deiodinase secara keongenitalm MIT dan DIT dapat dijumpai dalam urin dan

    terdapat gejala defisiensi iodium.

    Metabolisme Hormon Tiroid

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    7/36

    TE dan T4 mengalami deiodinasi di hati, ginjal dan banyak jaringan lain. Pada orang dewasa

    normal, sepertiga T4 dalam darah secara normal diubah menjadi T3, dan 45% diubah menjadi

    RT3. Hanya sekitar 13% T3 dalam darah disekresi oleh kelenjar tiroid dan 87% dibentuk

    melalui deiodinasi T4; demikian juga hanya 5% RT3 dalam darah disekresi oleh kelenjar

    tiroid dan 95% dibentuk dari deiodinasi T4. Perlu diketahui, terdapat perbedaan mencolok

    dalam rasio T3 terhadap T4 di berbagai jaringan. Dua jaringan yang memiliki rasio T3/T4

    yang sangat tinggi adalah hipofisis dan korteks serebri.

    Terdapai tiga deiodinase berbeda yang bekerja pada hormon tiroid: D1, D2, D3. Ketiganya

    bersifat unik karena mengandung asam amino selenosustein yang jarang ditemukan, yang

    sulfur dalam sisteinnya diganti oleh selenium dan selenium esensial untuk aktivitas

    enzimatik. D1 terdapat dalam konsentrasi tinggi di hati, ginjal, tiroid dan hipofisis. D1

    berperan terutama dalam memantau pembentukan T3 dan T4 di perifer. D2 terdapat di otak,hipofisis, dan lemak coklat. Enzim ini juga berperan dalam pembentukan T3. Di otak, D2

    terletak di astroglia dan menghasilkan T3 untuk dipasok ke neuron. D3 juga terdapat di otak

    dan jaringan organ reproduksi. Enzim ini hanya bekerja pada posisi 3 di T3 dan T4 dan

    mungkin merupakan sumber utama RT3 di darah dan jaringan. Secara keseluruhan,

    deiodinase tampaknya berperan mempertahankan perbedaan dalam rasio T3/T4 di berbagai

    jaringan tubuh.

    Sebagian dari T4 dan T3 hati mengalami perubahan lebih lanjut menjadi deidotirosin oleh

    deiodinase. T4 dan T3 juga mengalami konjugasi di hati untuk membentuk sulfat serta

    glukoronida. Konjugat-konjugat ini masuk ke dalam empedu lalu ke usus. Konjugat tiroid

    mengalami hidrolisis, dan sebagian diserap ulang (sirkulasi enterohepatik), tetapi sebagian

    diekskresikan melalui tinja. Sebagian T3 dan T4 berpindah langsung dari sirkulasi ke lumen

    usus. Iodida yang hilang melalui jalur ini berjumlah sekitar 4% dari jumlah iodida total yang

    hilang perharinya. (Ganong, 2005)

    Pengaturan Faal Tiroid

    Faktor-faktor yang Mengatur Sekresi Hormon Tiroid

    1. HIPOTALAMUS : Sintesis dan pelepasan TRH

    Perangsangan :

    a. Penurunan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal

    b. Neurogenik : sekresi bergelombang dan irama sirkadian

    c. Paparan terhadap dingin (hewan dan bayi baru lahir)

    d. Katekolamin adrenergik-alfa

    e.

    Vasopresin argininPenghambatan :

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    8/36

    a. Peningkatan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal

    b. Penghambat adrenergik alfa

    c.

    Tumor hipotalamus

    2.

    HIPOFISIS ANTERIOR: Sintesis dan pelepasan TSH

    Perangsangan :

    a. TRH

    b.

    Penurunan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop

    c. Penurunan aktivitas deiodinasi-5' tipe 2

    d. Estrogen : meningkatkan tempat pengikatan TRH

    Penghambatan:

    a. Peningkatan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop

    b.

    Peningkatan aktivitas deiodinase-5' Tipe 2c. Somatostatin

    d. Dopamin, agonis dopamin : bromokriptin

    e. Glukokortikoid

    f. Penyakit-penyakit kronis

    g.

    Tumor hipofisis

    3. TIROID : Sintesis dan pelepasan hormon tiroid

    Perangsangan :

    a. TSH

    b. Antibodi perangsangan TSH-R

    Penghambatan :

    a. Antibodi penghambat TSH-R

    b. Kelebihan iodida

    c. Terapi litium

    Ada 4 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid:

    1.

    TRH (Thyrotrophin releasing hormone)

    Tripeptida yang disentesis oleh hpothalamus. Merangsang hipofisis mensekresi TSH

    (thyroid stimulating hormone) yang selanjutnya kelenjar tiroid teransang menjadi

    hiperplasi dan hiperfungsi.

    2. TSH (thyroid stimulating hormone) TSH (tiroid stimulating hormone)

    Glikoprotein yang terbentuk oleh dua sub unit (alfa dan beta). Dalam sirkulasi akan

    meningkatkan reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-reseptor-TSH-R) dan terjadi

    efek hormonal yaitu produksi hormon meningkat.

    3. Umpan Balik sekresi hormon (negative feedback).

    Kedua hormon (T3 dan T4) ini menpunyai umpan balik di tingkat hipofisis.

    Khususnya hormon bebas. T3 disamping berefek pada hipofisis juga pada tingkat

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    9/36

    hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipifisis terhadap rangsangan

    TSH.

    4.

    Pengaturan di tingkat kelenjar tiroid sendiri.

    Produksi hormon juga diatur oleh kadar iodium intra tiroid

    Efek hormon tiroid terhadap hormon lain

    Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer

    hormon tiroid adalah:

    a) Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme

    protein, lemak, dan karbohidrat.

    b) Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran

    Kedua fungsi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadipeningkatan laju metabolisme basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi

    panas oleh setiap sel.

    c) Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga

    meningkatkan frekuensi jantung.

    d)

    meningkatkan responsivitas emosi.

    e) Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan

    kontraksi otot rangka.

    f)

    Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua seltubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.

    1. Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis proteinadalah :

    (1)Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria;

    (2)Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP.

    2. Efek tiroid dalam tr anspor aktif :

    meningkatkan aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan menaikkan kecepatan transpor

    aktif dan tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk membran sel.

    3.

    Efek pada metabol isme karbohidrat:

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    10/36

    menaikkan aktivitas seluruh enzim

    4.

    Efek pada metaboli sme lemak:

    mempercepat proses oksidasi dari asam lemak.Pada plasma dan lemak hati hormon

    tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan menaikkan asam lemak

    bebas.

    5. Efek tiroid padametabolisme vitamin:

    menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim

    dari metabolisme (Guyton 1997). Oleh karena metabolisme sebagian besar sel

    meningkat akibat efek dari tiroid, maka laju metabolisme basal akan meningkat. Dan

    peningkatan laju basal setinggi 60 sampai 100 persen diatas normal.6. Efek Pada berat badan.

    Bila hormone tiroid meningkat, maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila

    produksinya sangat berkurang, maka hampir selalu menaikkan berat badan. Efek ini

    terjadi karena hormone tiroid meningkatkan nafu makan.

    7. Efek terhadap Cardiovascular.

    Aliran darah, Curah jantung, Frekuensi denyut jantung, dan Volume darah meningkat

    karena meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen

    dan memperbanyak produk akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini menyebabkan

    vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah.

    8. Efek pada Respirasi.

    Meningkatnya kecepatan metabolism akan meningkatkan pemakaian oksigen dan

    pembentukan karbondioksida.

    9. Efek pada saluran cerna.

    Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan. Tiroid dapat meningkatkan

    kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.

    Efek Fisiologi Hormon Tiroid

    Jaringan Sasaran EFEK MEKANISME

    Jantung ronotopik

    ropik

    Meningkatkan jumlah afinitas reseptor adregenik beta

    Memperkuat respons thd katekolamin darah

    Meningkatkanproporsi rantai berat myosin alfa

    Jaringan lemak Katabolic Merangsang lipolysis

    Otot Katabolic Meningkatkan penguraian proteinTulang Perkembangan Mendorong pertumbuhan normal dan perkembangan

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    11/36

    tulang

    System saraf Perkembangan Mendorong perkembangan otak normal

    Saluran cerna Metabolic Meningkatkan laju penyerapan karbohidrat

    Lipoprotein Metabolic Merangsang pembentukan resptor LDL

    Lain-lain kalorigenik Merangsang konsumsi oksigen oleh jaringan yang aktif

    scr metabolic (kecuali testis, uterus, kel. Lemfe, limpa,

    hipofisis anterior)

    Meningkatkan kecepatan metabolisme.

    (Ganong, 2005)

    Fungsi Fisiologis Hormon Tiroid

    1. Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan

    dengan reseptornya di inti sel.

    2.

    Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP

    (adenosin trifosfat) meningkat.

    3. Meningkatkan transfor aktif ionmelalui membran sel.

    4. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.

    Efek Metabolisme Hormon Tiroid

    1. Kalorigenik

    2.

    Termoregulasi3. Metabolisme protein. Dalam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik, tetapi dalam

    dosis besar bersifat katabolik

    4.

    Metabolisme karbohidrat. Bersifat diabetogenik, karena resorbsi intestinal meningkat,

    cadangan glikogen hati menipis, demikian pula glikogen otot menipis pada dosis

    farmakologis tinggi dan degenarasi insulin meningkat.

    5.

    Metabolisme lipid. T4 mempercepat sintesis kolesterol, tetapi proses degradasi

    kolesterol dan ekspresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat, sehingga pada

    hiperfungsi tiroid kadar kolesterol rendah. Sebaliknya pada hipotiroidisme kolesteroltotal, kolesterol ester dan fosfolipid meningkat.

    6.

    Vitamin A. Konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati memerlukan hormon

    tiroid. Sehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia.

    7. Lain-lain : gangguan metabolisme kreatin fosfat menyebabkan miopati, tonus traktus

    gastrointestinal meninggi, hiperperistaltik sehingga terjadi diare, gangguan faal hati,

    anemia defesiensi besi dan hipotiroidisme.

    LI 3. Memahami dan Menjelaskan Hipertiroid dan Hipotiroid

    LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipertiroid dan Hipotiroid

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    12/36

    Hipertiroid adalah keadaan dimana hormon tiroid yang diproduksi di tubuh berelebihan atau

    dengan kata lain bahwa aktivitas kelenjar tiroid berlebihan sehingga kelebihan sekresi

    tiroksin (T4) atau triiodo-tironin (T3). Sedangkan tirotoksikosis keracunan akibat kadar

    hormon tiroid yang tinggi di dalam aliran darah apapun penyebabnya.

    Hipotiroid adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid

    dalam jumlah yang cukup. Pada orang dewasa, hormon tiroid sangat dibutuhkan dalam

    metabolisme tubuh. Apabila hipotiroid tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan

    sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, nyeri sendi, infertilitas, dan penyakit jantung.

    Merupakan penyakit autoimun,dimana terjadi proses penghancuran dari kelenjar tiroid

    LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi dan Klasifikasi Hipertiroid dan Hipotiroid

    Penyebab hipertiroid dibedakan dalam 2 klasifikasi :

    1. Hipertiroid subklinis endogen (primer) : jika terjadi hipertiroid karena berasal dari

    kelenjar tiroid itu sendiri, misalnya penyakit graves, funcitioning adenoma, toxic

    multinodular goiter, dan tiroiditis.

    2. Hipertiroid subklinis eksogen (sekunder) : jika penyebab dari hipertiroid berasal dari luar

    kelenjar tiroid, misalnya tumor hipofisis/hypotalamus, pemberian hormon tiroid dalam

    jumlah banyak, pemasukan iodium yang berlebihan, serta penyakit mola hidatidosa pada

    wanita

    Tabel 3 penyebab hipotiroidisme primer (HP) dan hipotiroidisme skunder (HS)

    Penyebab hipotiroidisme Penyebabab hipotiroidisme Hipotiroidisme sepintas

    Sentral (HS) Primer HP (transient)

    Lokalisasi hipofisis atau

    hipotalamus

    1 hipo atau agenesis kelenjar

    tiroid

    1 tiroiditis de Quervain

    1 tumor, infiltrasi tumor 2 destruksi kelenjar tiroid 2 silent tiroiditis

    2 nekrosis iskemik (sindrom

    sheehan pada hipofisis)

    3 atrofi (berdasar autoimun) 3 tiroiditis postpartum

    3 iatrogen (radiasi, operasi) 4 dishormonogenesis sintesis

    hormon

    4 hipotiroidisme neonatal

    sepintas.

    4 infeksi (sarcoidosis,

    histiosis)

    5 hipotiroidisme transien

    (sepintas)

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    13/36

    Selain akibat hipertiroid subklinis, kadar TSH yang rendah dapat juga dijumpai pada

    hipertiroid yang bukan subklinis seperti hipertiroid central, non-tiroidal illness yang berat,

    terapi glukokortikoid, amiodarone, dopamine.

    Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

    1. Penyakit Graves

    Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab

    hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih

    sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang

    ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.

    Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor

    antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan

    kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat

    menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak

    tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi

    merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

    2. Toxic Nodular Goiter

    Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.

    Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH

    sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

    3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan

    Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter

    yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum

    hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.

    4. Produksi TSH yang Abnormal

    Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang

    tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

    5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    14/36

    Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,

    dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala

    hpotiroid.

    6. Konsumsi Yoidum Berlebihan

    Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila

    sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

    Penyebab hipotiroid

    Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.

    Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai

    oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada

    hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis,

    maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus

    tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme

    yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH,

    dan TRH.

    Penyakit Hipotiroidisme

    1. Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang

    merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatankadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis

    otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk

    mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis

    Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan

    hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang

    masih berfungsi.

    2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium

    radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.

    3. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok

    adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel

    tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium

    yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang

    tinggi karena minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan,

    menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).

    4. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di

    negaraterbelakang.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    15/36

    5. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi

    untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat

    penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua

    pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa

    anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan

    risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan

    hiperplasia sel tiroid.

    Penyebab hipotiroid pada anak dapat dibedakan menjadi hipotiroid kongenital dan

    hipotiroid dapatan

    1.

    Hipotiroid Kongenital

    Hipotiroid kongenital sering dipakai untuk kelainan kelenjar tiroid yang sudah ada pada

    waktu lahir atau sebelumnya.Hipotiroid kongenital merupakan kelainan bawaan dengan kadar

    hormon tiroid (T3 dan T4) di sirkulasi darah yang kurang dengan kadar TSH yang

    meningkat. Kelainan ini diketahui sebagai penyebab terjadinya keterbelakangan mental dan

    kecacatan fisik pada anak-anak.Hipotiroid kongenital dapat disebabkan oleh:

    a. Disgenesis/Atireosis: Aplasia dan Hipoplasia

    Cacat perkembangan kelenjar tiroid merupakan penyebab hipotiroidisme kongenital

    tersering. Gangguan biasanya sporadic, tetapi telah ditemukan kasus-kasus familial.

    Disgenesis tiroid sebagai akibat dari tidak adanya jaringan tiroid (agenesis), atau parsial

    (hipoplasia) yang terjadi sebagai akibat gagalnya penurunan kelenjar tiroid ke leher(ektopik). Disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia, tetapi biasanya tidak

    menganggu fungsi tiroid pada periode bayi baru lahir. Faktor genetik dan lingkungan

    mungkin berperan pada etiologi disgenesis tiroid, namun sebagian besar penyebabnya

    tetap belum diketahui secara pasti. Defek genetik pada gen yang memepengaruhi

    pengaturan aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid atau sintesis hormon tiroid diperkirakan

    didapatkan pada 10-20% pasien hipotiroidisme kongenital sporadik. Hipoplasia kelenjar

    tiroid berhubungan dengan beberapa defek genetik, termasuk mutasi TSH subunit,

    reseptor TSH subunit dan yang terakhir ditemukan adalah mutasi pasangan domaintranscription faktor PAX8. Dalam perkembangan normal PAX8 berperan dalam TPO

    dan ekspresi gen.

    b. Inborn errors of Thyroid Hormonogenesis

    Kurangnya sintesis hormon T4 karena Inborn errors of Thyroid Hormonogenesis,

    merupakan kelainan terbanyak hipotiroidisme kongenital karena kelainan genetik,

    didapatkan pada 10-15 % kasus hipotiroidisme kongenital. Defek yang didapatkan adalah

    kegagalan mengkonsentrasikan yodium, defek organifikasi yodium karena kelainan

    enzim TPO atau pada H2O2 generating sistem, defek pada sintesis atau transpor

    tiroglobulin, dan kelainan aktivitas iodotirosin deiodinase.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    16/36

    c. Resisten TSH

    Sindrom resistensi hormon, bermanifestasi sangat luas, sebagai akibat dari berkurang atau

    tidak adanya respon end-organ terhadap hormon yang biologis aktif. Hal ini dapat

    disebabkan karena defek pada reseptor atau post reseptor. TSH resisten adalah suatu

    keadaan kelenjar tiroid refrakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi reseptor TSH,

    akibat mutasi reseptor TSH ditemukan defek molekuler pada sebagian besar keluarga

    kasus dengan resisten TSH. Resisten TSH ditandai dengan kadar serum TSH tinggi, dan

    serum hormon tiroid normal atau menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau

    hipoplastik.

    d. Sintesis atau Sekresi TSH berkurang

    Hipotiroidisme kongenital karena defisiensi hormon TSH, hanya terdeteksi pada skrining

    bayi baru lahir yang program skriningnya menggunakan pemeriksaan awal T4.

    e.

    Menurunnya Transpor T4 SelulerKelainan kongenital dari kerja hormon tiroid yang paling baru ditemukan adalah

    penurunan transpor T4 ke dalam sel target. Sindrom ini terjadi akibat mutasi pada gen

    monocarboxylate transporer 8 (MCT8), yang berlokasi di kromosom Xq13.2, merupakan

    fasilitator seluler aktif transpor hormon tiroid ke dalam sel.

    f.

    Resistensi Hormon Tiroid

    Kelainan ini ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan FT3 dalam sirkulasi dengan

    kadar TSH sedikit meningkat atau normal. Tampilan klinis sangat heterogen, biasanya

    didapatkan goiter, kelambatan pertumbuhan, dan sinus takikardi. Biasanya baru

    terdiagnosis pada kehidupan lanjut, tetapi mungkin dapat teridentifikasi pada periode bayi

    bila program skrining dengan pemeriksaan TSH.

    2. Hipotiroidisme Didapat

    Hipotiroidisme masa anak sering juga disebut hipotiroidisme didapat. Biasanya sering terjadi

    pada usia setelah 6 bulan, sebagian besar kelainan ini sporadic, hanya 1015 % kasus yang

    diturunkan, paling sering disebabkan oleh tiroiditis hashimoto. Hipotiroidisme dapat

    disebabkan kegagalan pada aksis hypothalamus-hipofise-tiroid sehingga menyebabkan

    turunnya produksi hormon tiroid. Hipotiroidisme didapat dapat bersifat primer (kelainan pada

    kelenjar tiroid), sekunder (kelainan pada hipofise), atau tersier (kelainan pada hypothalamus).

    Hipotiroidisme Primer

    a. Tiroiditis Limfositik Kronik

    Penyebab terbanyak adalah penyakit autoimun dan ada hubungan erat dengan penyakit

    graves, keduanya mempunyai latar belakang predisposisi diturunkan, faktor autoimun,

    lingkungan dan hormonal, predisposisi ini mempengaruhi proses penyakit. Pada penyakit ini,

    limfosit dan sitokin berperan penting pada rusaknya kelenjar tiroid, pada penyakit gravesantibodi yang menstimulasi tiroid, namun pada beberapa pasien tumpang tindih. Ditemukan

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    17/36

    juga tipe goiter (tiroiditis hashimoto) dan yang non goiter (myxedema primer) yang

    merupakan varian tiroiditis. Pada anak, penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, kecuali

    bayi.

    Pada pasien diabetes tergantung insulin, 20% pasien memiliki antibodi tiroid positif, dan 5%

    didapatkan kadar TSH serum meningkat, mempunyai prevalensi tinggi terjadi tiroiditis

    limfositik kronik, yang merupakan bagian dari sindrom poliglandular (APS). Antibodi

    terhadap tiroglobulin dan TPO (microsomal), merupakan antibodi tiroid yang diperiksa

    secara rutin dalam praktek klinik, dapat dideteksi pada 95% pasien tiroiditis limfositik kronik.

    Digunakan sebagai marker autoimun yang mendasari kerusakan tiroid, antibodi TPO lebih

    sensitif dan spesifik.

    b.

    Disgenesis Tiroid dan Inborn Error Hormonogenesis TiroidKadang-kadang pasien dengan disgenesis tiroid lolos dari skrining, maka pada masa anak

    akan terhadi hipotiroidisme non goiter atau timbul pembesaran massa pada pangkal lidah atau

    sepanjang duktus tiroglosus. Hal yang sama terjadi pada anak yang terkena Inborn Error

    hormogenesis tiroid yang hanya dapat ditemukan pada masa anak karena ditemukan

    goiter.[2,6]

    c. Defisiensi Yodium dan Mikronutrien lain

    Defisensi masih merupakan masalah dalam masyarakat. Kretin endemic, merupakan masalah

    yang timbul karena kekurangan yodium yang berat. Hipotiroid pada bayi yang agak besar,

    anak dan dewasa dapat terjadi pada daerah defisiensi yodium sedang. Hal ini terjadi bilamana

    mekanisme adaptasi gagal atau secara kebetulan memakan makanan yang mengandung bahan

    goiterogen, seperti singkong, kedelai, kentang manis, dan kembang kol. Defisiensi yodium

    dapat terjadi karena pembatasan diet yang ketat atau karena keisengan. Bahan makanan yang

    mengandung tiosianat (brokoli, kentang manis, dan kol) memblok trapping dan sebagian

    organifikasi yodium.

    d. Obat-Obatan

    Beberapa obat yang digunakan pada anak dapat berpengaruh pada fungsi tiroid, antara lain

    obat antitiroid, beberapa obat antikonvulsan, litium, tiosianat, asam salisilat, dan

    aminoglutetemid.

    Hipotiroidisme Sekunder dan Tersier

    Hipotiroidisme sekunder dan tersier biasanya terjadi akibat kerusakan pada hipofise atau

    karena tumor hipofise(kraniofaringioma), penyakit granulomatous, radiasi kepala, meningitis,

    pembedahan atau trauma.

    Resisten Hormon Tiroid

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    18/36

    Anak dengan resisten hormon tiroid biasanya ditemukan karena harus dilakukan pemeriksaan

    fungsi tiroid, antara lain karena pertumbuhannya jelek, hiperaktif, gangguan belajar, atau

    gejala lain. Resistensi hormon tiroid paling sering disebabkan oleh mutasi pada region engsel

    atau domain ligand-binding dari gen reseptor tiroid .

    LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Hipertiroid dan Hipotiroid

    HIPERTIROID

    Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan

    penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal,

    disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel,

    sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran

    kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.

    Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang

    menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut

    TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat

    TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya

    adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat.

    Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12

    jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon

    tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar

    hipofisis anterior.

    Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas,

    sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala

    klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon

    tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.

    Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita

    hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.

    Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari

    hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15

    kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang

    takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system

    kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang

    mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak

    keluar.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    19/36

    HIPOTIROID

    Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon

    jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

    Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang

    hipofisis anterior.

    Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH)

    yang merangsang kelenjar tiroid.

    Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan

    Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang

    meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme

    protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-

    hormon lain.

    Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.

    Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai

    oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada

    hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis,

    maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus

    tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme

    yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH,dan TRH.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    20/36

    LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Hipertiroid dan Hipotiroid

    HIPERTIROID

    Pada individu yang lebih muda manifestasi yang umum termasuk palpitasi, kegelisahan,

    mudah capai, hiperkinesia dan diare, keringat banyak, tidak tahan panas, dan senang dingin.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    21/36

    Sering terjadi penurunan berat badan jelas, tanpa penurunan nafsu makan. Pembesaran tiroid,

    tanda-tanda tirotoksik pada mata , dan takikardia ringan umumnya terjadi pada umumnya

    terjadi. Kelemahan otot dan berkurangnya masa otot dapat sangat berat sehingga pasien tidak

    dapat berdiri dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak terdapat pertumbuhan cepat dengan

    pematangan tulang yang lebih cepat. Pada pasien-pasien di atas 60 tahun, manifestasi

    kardiovaskuler dan miopati sering lebih menonjol; keluhan yang paling menonjol adalah

    palpitasi, dispnea pada latihan, tremor, nervous, dan penurunan berat badan.

    1.

    Toleransi terhadap panas buruk dan banyak berkeringat, kulit kemerahan dan mudah

    menjadi lunak,hangat dan lembab.

    2. Pasien lansia mungkin mengeluhkan kulit kering gatal-gatal menyebar

    3. Mungkin teramati tremor halus tangan

    4. Mungkin menunjukkan eksoftalmus

    5.

    Gejala lain mencangkup peningkatan nafsu makan dan masukan diet, penurunan beratbadan progresif,otot secara abnormal mudah letih, kelemahan,amenore, dan

    perubahan fungsi usus (diare)

    6. Kisaran nadi antara 90 dan 100 kali permenit, tekanan darah sistolik (bukan diastolic)

    meningkat.

    7.

    Mungkin terjadi fibrilasi atrium dan dekompensasi jantung dalam bentuk gagal

    jantung kongestif, terutama pada pasien lansia.

    8. Osteoporosis dan fraktur

    9. Penyekit dapat ringan dengan eksaserbasi dan remisi, berakhir dengan pemulihan

    spontan dalam beberapa bulan atau tahun

    10.

    Mungkin berkembang perilaku tidak mempunyai belas kasihan kelompok

    menyebabkan tubuh kurus, sangat gelisah, delirium,disorientasi, akhirnya gagal

    jantung

    11.Gelisah dapat disebabkan oleh pemberian hormone tiroid yang berlebihan untuk

    mengobati hipertiroidisme

    HIPOTIROID

    Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:

    1. Kelelahan yang ekstrim

    2.

    Kerontokan rambut

    3. Kuku rapuh

    4. kulit kering

    5.

    rasa baal

    6. parestasia pada jari-jari tangan

    7.

    suara kasar atau parau

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    22/36

    8. gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping hilangnya libido

    Pada hipotiroid berat mengakibatkan:

    1.

    suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal

    2. kenaikan berat badan

    3. kulit menjadi tebal

    4.

    rambut menipis dan rontok

    5. wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng

    6. rasa dingin meski lingkungan hangat

    7. apatis

    8. konstipasi

    9.

    kenaikan kadar kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, fungsiventrikel kiri jelek.

    Pada hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan dimensia disertai perubahan kognitif dan

    kepribadian yang khas. Respirasi dan apnea dapatterjadi.Serta efusi pleura dan efusi

    pericardial.

    Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling ekstrim dan berat,

    dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.

    LO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Hipertiroid dan

    Hipotiroid

    DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

    Anamnesis :

    1.

    Apakah berasal dari daerah gondok endemik?

    2. Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?

    3.

    Adakah keluarga yang struma?

    4. Perkembangan anak. Gejala klinis : Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar

    hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak

    menyingkirkan kemungkinan hipotiroid kongenital.

    Laboratorium :

    Darah, air kemih, tinja, kolesterol serum, T3, T4, TSH.

    Radiologis :

    1.

    USG atau CT scan tiroid.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    23/36

    2. Tiroid scintigrafi.

    3. Umur tulang (bone age).

    4.

    X-foto tengkorak .

    Diagnosis hipotiroid dan hipertiroid dapat dilakukan :

    a. Hipertiroidisme

    1. T4 Serum

    Ditemukan peningkatan T4 serum pada hipertiroid.T4 serum normal antara 4,5 dan11,5 mg/dl (58,5 hingga 150 nmol/L).Kadar T4 serum merupakan tanda yang akurat

    untuk menunjukkan adanya hipertiroid.

    2. T3 Serum

    Kadar T3 serum biasanya meningkat.Normal T3 serum adalah 70-220 mg/dl (1,15

    hingga 3,10 nmol/L).

    3. Tes T3 Ambilan Resin

    Pada hipertiroid, ambilan T3 lebih besar dari 35% (meningkat).Normal ambilan t3

    ialah 25% hingga 35% (fraksi ambilan relative: 0,25 hingga 0,35).

    4. Tes TSH (Thyroid Stimulating Hormon)

    Pada hipertiroid ditemukan kenaikan kadar TSH serum

    5. Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)

    Tes TRH akan sangat berguna bila Tes T3 dan T4 tidak

    dapat dianalisa.Padahipertiroidisme akan ditemukan penurunan kadar TRH serum.

    6. Tiroslobulin

    Pemeriksaan Tiroslobulin melalui pemeriksaan radio immunoassay.Kadartiroslobulin

    meningkat pada hipertiroid.

    b. Hipotiroidisme

    1. T4 Serum

    Penentuan T4 serum dengan tekhnik radio immunoassay pada hipotiroid ditemukan

    kadar T4 serum normal sampai rendah.Normal kadar T4 serum diantara 4,5 dan 11,5

    mg/dl (58,5 hinnga 150 nmol/L)

    2. T3 Serum

    Kadar T3 serum biasanya dalam keadaan normal-rendah.Normal kadar T3 serum

    adalah 70 hingga 220 mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L)3. Tes T3 Ambilan Resin

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    24/36

    Pada hipotiroidisme, maka hasil tesnya kurang dari 25% (0,25)

    4. Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)

    Pada hipotiroid yang disebabkan oleh keadaan kelenjar tiroid maka akan ditemukan

    peningkatan kadar TSH serum.

    DIAGNOSIS BANDING

    HIPERTIROID

    Penyakit graves terkadang terdapat dalam bentuk yang tidak biasanya dimana diagnosisnya

    tidak begitu jelas. Pada beberapa kasus biasanya diagnosis penyakit dibuat dengan

    pemeriksaan klinis dan laboratoris. Walaupun begitu harus dibedakan antara eutiroid dengan

    hipertiroid. Misalnya pada sindrom hipertiroksemia disalbumik familial, dimana protein

    abnormal (albumin) terdapat pada serum yang sebagian mengikat T4 bukan T3 yang

    mengakibatkan terjadinya peningkatan T4 dan FT4I serum, dengan T3 dan T4 bebas serta

    TSH normal. Dalam kasus ini tidak ditemui adanya gambaran klinis hipertiroid. Sehingga

    apabila tidak teliti diagnosis hipertiroid akan tersingkirkan oleh kehadiran T3 serum dan TSH

    normal

    HIPOTIROID

    Mongolisme/Sindrome Down

    Sering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan faal tiroid secara

    rutin.

    1. epikantus (+)

    2.

    makroglosi (+)

    3. miksedema (-)

    5.

    retardasi motorik dan mental

    6. Kariotyping, trisomi 21

    LO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Hipertiroid dan Hipotiroid

    HIPERTIROID

    Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yg berlebihan

    dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium

    radioaktif, tiroidektomi subtotal).

    1. Obat anti tiroid

    Digunakan dengan indikasi :

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    25/36

    a) Terapi untuk memperpanjang remisi atau medapatkan remisi yg menetap, pada

    pasien muda dengan struma ringan-sedang dan tirotoksikosis.

    b)

    Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau

    sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.

    c)

    Persiapan tirodektomi

    d) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

    e) Pasien dengan krisis tiroid

    Obat diberi dalam dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu diberikan dosis

    rendah untuk mempertahankan eutiroidisme.

    Obat antitiroid yg sering digunakan

    Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)

    Karbimazol 30-60 5-20

    Metimazol 30-60 5-20

    Propiltiourasil 300-600 50-200

    Ketiga obat ini mempunyai kerja imunosupresif dan dapat menurunkan konsentrasi thyroid

    stimulating antibody(TSAb) yg bekerja pada sel tiroid. Obat-obatan ini umumnya diberikan

    sekitar 18-24 bulan. Pemakaian obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping berupa

    hipersensitivitas dan agranulositosis. Apabila timbul hipersensitivitas maka obat diganti,tetapi bila timbul agranulositosis maka obat dihentikan.

    Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis rendah mungkin yaitu 200

    mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua

    sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obatan tambahan sebaiknya tidak diberikan karena

    Tyg dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dapat mencegah hipotiroidisme

    pada bayi yg baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit

    sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis yg dipakai 100-150 mg tiap 8 jam. Setelah pasien

    eutiroid, secara klinis dan laboratorium, dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2x50mg/hari. Kadar T dipertahankan pada batas normal dengan dosis propiltiourasil

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    26/36

    d) Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan antitiroid

    e) Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

    Digunakan Y dengan dosis 5-12 mCi peroral. Dosis ini dapat mengendalikan

    tirotoksikosis dalam 3 bulan, namun pasien menjadi hipotiroid pada tahun pertama. Efeksamping pengobatan dengan yodium radioaktif adalah hipotiroidisme, eksaserbasi

    hipertirodisme, dan tiroiditis.

    3. Operasi

    Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi operasi adalah:

    a) Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid.

    b) Pada wanita hamil (trimester kedua) yg memerlukan obat antitiroid dosis besar

    c)

    Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktifd)

    Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

    e) Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

    Sebelum operasi, biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutiroid kemudian diberi

    cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairal lugol 10-15 tetes/hari selama 10 hari

    sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.

    4. Pengobatan tambahan

    a) Sekat adrenergic

    Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroidisme. Dosis diberikan

    40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberi 10 mg/6jam.

    b) Yodium

    Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi, sesudah pengobatan dengan

    yodium radioaktif, dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan dalam dosis 100-300

    mg/hari.

    c)

    Ipodat

    Ipodat kerjanya lebih cepat dibanding propiltiourasil dan sangat baik digunakan pada

    keadaan akut seperti krisis tiroid. Kerja ipodat adalah menurunkan konversi Tmenjadi

    Tdiperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon

    dari tiroid.

    d) Litium

    Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya

    dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid

    yg alergi terhadap yodium.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    27/36

    HIPOTIROID

    1. Levothyroxine disarankan untuk pengobatan. Telah direkomendasikan aman, efektif,

    murah, mudah dikelola, dan mudah dipantau. Beberapa penulis menyarankan bahwa

    bentuk generik mungkin sama efektifnya dengan obat bermerek

    2. Sediaan hormon dalam bentuk pil dapat diberikan dengan tepat. Pil dapat hancur dalam

    sendok, dilarutkan dengan sedikit ASI, air, atau cairan lainnya segera sebelum

    pemberian, dan diberikan kepada anak dengan jarum suntik atau pipet. Pil tidak boleh

    dicampur dalam botol penuh susu formula. Balita mudah mengunyah tablet tanpa

    masalah atau keluhan.

    3. Rejimen dosis optimum dan pemantauan laboratorium tindak lanjut belum ditentukan.

    dosis awal 10-15 mcg / kg / d, setara dengan dosis awal 50 mcg di banyak bayi baru

    lahir, telah direkomendasikan. Sama-sama baik hasilnya, tetapi dengan thyroid-

    stimulating hormone yang lebih tinggi (TSH) tingkat, telah dilaporkan dengan setengah

    dosis awal ini (25 mcg /d).

    Obat pilihan adalah Sodium L-Thyroxine, diberikan sedini mungkin.

    Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel berikut :

    Umur Dosis g/kg BB/hari

    0-3 bulan

    3-6 bulan

    6-12 bulan

    1-5 tahun

    2-12 tahun

    > 12 tahun

    10-15

    8-10

    6-8

    5-6

    4-5

    2-3

    Kadar T4 dipertahankan di atas pertengahan nilai normal.

    Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic tr ialsampai

    usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu; bila ada perbaikan klinis, dosis

    dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis pemberian + 100 g/m2

    /hari.Penyesuaian dosistiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda

    tergantung dari etiologi hipotiroid.

    Hormon Tiroid

    Obat ini diberikan untuk melengkapi hormon tiroid pada pasien dengan hypothyroidism.

    Levothyroxine adalah bentuk yang diinginkan dari penggantian hormon tiroid pada semua

    pasien dengan hypothyroidism. [69] tiroid Diparut dan dikeringkan adalah obat usang yang

    terbuat dari jaringan hewan dikumpulkan. Tiroid kering sebaiknya tidak digunakan.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    28/36

    Contoh : Levothyroxine (levothroid, levoxyl, Synthroid) Dikenal sebagai L-tiroksin, T4, dan

    tiroksin. Sebuah hormon tiroid dengan catatan terbukti keamanan, kemanjuran, dan

    kemudahan penggunaan. Dalam bentuk aktif, mempengaruhi pertumbuhan dan pematangan

    jaringan. Terlibat dalam pertumbuhan normal, metabolisme, dan pengembangan.

    Evaluasi

    1. Anak-anak dengan hipotiroidisme kongenital harus dipantau secara klinis dan biokimia.

    Parameter klinis harus mencakup pertumbuhan linier, berat badan, perkembangan

    perkembangan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

    2. Pengukuran laboratorium T4 (total atau gratis T4) dan TSH harus diulang 4-6 minggu

    setelah memulai terapi, maka setiap 1-3 bulan selama tahun pertama kehidupan dan

    setiap 2-4 bulan selama tahun kedua dan ketiga. Pada anak-anak usia 3 tahun dan lebih

    tua, interval waktu antara pengukuran dapat ditingkatkan, tergantung pada keandalanpengasuh pasien. Sebagai perubahan dosis dibuat, pengujian harus lebih sering.

    3. Kemungkinan terjadinya hipertiroidisme perlu diwaspadai. Dosis yang berlebihan dapat

    mengakibatkan takikardia, kecemasan berlebihan, gangguan tidur, dan gejala

    tirotoksikosis yang lain. Pemberian tiroksin berlebihan jangka lama mengakibatkan

    terjadinya kraniosinostosis. Pemeriksaan fungsi tiroid.

    4. 2-4 minggu setelah terapi dimulai dan 2 minggu setelah setiap perubahan dosis.

    5. Apabila fase perkembangan otak sudah dilalui, pemantauan dapat dilakukan 3 bulan

    sampai 6 bulan sekali dengan mengevaluasi pertumbuhan linear, berat badan,

    perkembangan motorik dan bahasa serta kemampuan akademis untuk yang sudah

    bersekolah.

    6. Umur tulang dipantau tiap tahun.

    7. Evaluasi perkembangan dan psychoneurological harus dipertimbangkan pada semua

    bayi dengan hipotiroidisme kongenital. Evaluasi tersebut sangat penting pada anak-anak

    yang pengobatannya ditunda atau tidak memadai. Seperti disebutkan di atas, bayi

    didiagnosis dini yang memiliki tanda-tanda terdeteksi hipotiroidisme pada saat

    diagnosis juga pada peningkatan risiko masalah perkembangan. Setiap anak,

    perkembangan sekolah harus dipantau dan orang tua didorong untuk mencari evaluasi

    awal dan intervensi sesegera masalah diakui.

    8. Reevaluasi setelah penarikan pengobatan harus dipertimbangkan pada usia 3 tahun. Jika

    anak tetap hipotiroid pada usia 3 tahun, penggantian hormon thyroid dan pemantauan

    medis biasanya diperlukan untuk kehidupan.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    29/36

    LO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Hipertiroid dan Hipotiroid

    HIPERTIROID

    Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang

    terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :

    1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan

    2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa

    3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)

    4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan

    Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan

    tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan iramajantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena

    hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :

    infeksi,pembedahan, stress, diabetes yang kurang terkendali, ketakutan, kehamilan atau

    persalinan.

    HIPOTIROID

    1. Gondok

    Stimulasi terus menerus agar tiroid mengeluarkan hormon, dapat menyebabkan kelenjar

    membesar. Gondok dapat mengganggu pernapasan dan saat menelan makanan.

    2. Gangguan jantung

    Hipertiroid dapat meningkatkan kadar kolestrol, mengganggu fungsi jantung,

    pembesaran jantung dan gagal jantung.

    3.

    Gangguan mental

    Misalnya depresi.

    4. Peripheral neuropathy

    Merusak saraf perifer, yaitu saraf yang membawa informasi dari otak dan saraf tulang

    belakang ke seluruh tubuh.

    5.

    Myxedema

    Gejalanya adalah sensitiv terhadap suhu dingin, mengantuk, sangat lesu dan pingsan.

    Pemicu myxedema coma adalah sedativ, infeksi dan stress.

    6. Infertilitas

    Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi.

    7.

    Cacat lahir

    Mengalami gangguan mental maupun fisik.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    30/36

    LO.3.8. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipertiroid dan Hipotiroid

    HIPOTIROID

    1. Suplemen diet iodida dapat mencegah gondok endemik dan kretinisme, tetapi tidak

    hipotiroidisme kongenital sporadis. Iodisasi garam adalah metode biasa, namun minyakgoreng, tepung, dan air minum juga telah iodinasi untuk tujuan ini. Suntikan

    intramuskular long-acting minyak beryodium (lipiodol) telah digunakan di beberapa

    daerah, dan lipiodol juga bisa efektif.

    2. Pelaksanaan dengan baik program skrining bayi yang baru lahir telah membuat diagnosis

    bayi dengan hipotiroidisme kongenital mungkin dalam 3 minggu pertama kehidupan.

    Dengan pengobatan dini dan memadai, gejala sisa dapat dihilangkan di sebagian dan

    diminimalkan dalam sisanya.

    3.

    Diagnosis dini dan pengobatan hipotiroidisme kongenital mencegah keterbelakanganmental yang berat dan komplikasi neurologis lainnya. Bahkan dengan pengobatan dini,

    beberapa anak menunjukkan keterlambatan ringan di berbagai bidang seperti

    pemahaman membaca dan berhitung di kelas tiga.

    4.

    Bayi dengan usia tulang tertunda pada diagnosis atau waktu yang lebih lama untuk

    menormalkan kadar hormon tiroid memiliki hasil yang lebih buruk. Meskipun terus

    membaiknya IQ telah didokumentasikan pada pasien yang diobati sampai remaja,

    beberapa masalah kognitif dapat bertahan. Ini mungkin termasuk masalah dalam

    visuospatial, bahasa, dan fungsi motorik halus. Cacat dalam memori dan perhatian juga

    dapat timbul.

    5. Orang tua harus dididik tentang gangguan anak mereka, masalah potensial yang terkait

    dengan ada pengobatan atau perawatan yang tidak memadai, dan manfaat dari

    pengobatan dini dan tepat. Ini harus mencakup petunjuk pada administrasi yang tepat

    dari obat dan bagaimana dan kapan untuk menindaklanjuti dengan dokter. Karena

    masalah belajar yang mungkin, bahkan dengan diagnosis dini dan pengobatan, orang tua

    harus dianjurkan kapan untuk mencari evaluasi psikomotorik dan pendidikan dan

    intervensi. Program intervensi anak usia dini, jika tersedia, harus didorong.

    6.

    Ketika kesalahan bawaan dari produksi hormon tiroid dicurigai, konseling genetik harus

    disediakan.

    HIPERTIROID

    Gaya hidup sehat akan memperbaiki ketahanan tubuh sehingga tidak memperparah dampak

    kelebihan hormon tiroid. Selain mengurangi asupan iodin, penderita hipertiroid harus makan

    banyak buah dan sayur serta menghindari rokok.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    31/36

    LO.3.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Hipertiroid dan Hipotiroid

    HIPERTIROID

    Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma bersifat

    permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi tiroid tercapaidengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk menggunakan iodin radioaktif sebagai

    terapi definitifnya2,3. Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah

    perlahan-lahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun prognosisnya akan jauh

    lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.

    HIPOTIROID

    Penderita dengan hipotiroid hampir mengalami keterlambatan atau gangguan pertumbuhan

    dan perkembangan. Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan dalam deteksi dini. Olehnya

    upaya deteksi dini bisa mengurangi resiko gangguan tumbuh kembang. Lebih cepat

    terdeteksi, lebih cepat dapat dilakukan pengobatan, dan prognosisnya akan lebihbaik.

    LI 4. Memahami dan Menjelaskan Tiroidektomi

    a. Definisi

    Suatu tindakan pembedahan pengangkatan sebagian atau seluruh jaringan tiroid pada kedua

    lobus.b.

    Indikasi operasi

    Benjolan di leher bagian depan, ikut bergerak waktu menelan disertai tanda penekanan, suara

    parau, sesak nafas, gangguan menelan, konsistensi keras, mobilitas terbatas, bisa disertai

    pembesaran kelenjar getah bening leher, memerlukan FNAB untuk menentukan keganasan.

    Karsinoma tiroid yang masih operable. Struma endemik, kedua lobus kanan dan kiri

    patologis semua.

    c. Kontra indikasi operasi

    1.

    Karsinoma tiroid stadium lanjut (inoperabel).

    2. Karsinoma tiroid anaplastik.

    Tekni k Operasi

    Menjelang operasi

    1. Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan

    dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan

    permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent).

    2.

    Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    32/36

    3. Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

    Tahapan operasi

    1.

    Pembiusan dengan endotrakeal, posisi kepala penderita hiperekstensi dengan bantal dibawah pundak penderita.

    2. Desinfeksi dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril.

    3. Insisi collar dua jari di atas jugulum, diperdalam dengan memotong m. platisma

    sampai fascia kolli superfisialis.

    4. Dibuat flap keatas sampai eminentia kartilago tiroid dan kebawah sampai jugulum,

    kedua flap di teugelkeatas dan kebawah pada linen.

    5. Fascia kolli superfisial dibuka pada garis tengah dari kartilago hioid sampai jugulum.

    6.

    Otot pretrakealis (sternohioid dan sternotiroid) kanan kiri dipisahkan kearah lateral

    dengan melepaskannya dari kapsul tiroid.

    7. Tonjolan tiroid diluksir dan dievaluasi mengenai ukuran, konsistensi, nodularitas dan

    adanya lobus piramidalis.

    8. Ligasi dan pemotongan v. tiroidea media, dan a. tiroidea inferior sedikit proksimal

    dari ujung distal yang mudah tiroid, hati-hati jangan mengganggu vaskularisasi dari

    kel. paratiroid.

    9. Identifikasi N. rekuren pada sulkus trakeoesofagikus. Syaraf ini diikuti sampai

    menghilang pada daerah krikotiroid.

    10.

    Identifikasi kel. paratiroid inferior pada permukaan posterior kel. tiroid berdekatan

    dengan masuknya a. tiroidea inferior pada tiroid.

    11.Kutub atas kel. tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari posterior dengan

    identifikasi cabang eksterna n. laringikus superior dengan memisahkannya dari a & v

    tiroidea superior. Kedua pembuluh darah tersebut diligasi dan dipotong. Dilakukan

    pengangkatan seluruh jaringan tiroid.

    12.Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka pembedahan ditutup lapis demi

    lapis dengan meninggalkan drain Redon.

    d. Komplikasi operasi

    Komplikasi dini pasca operasi:

    Perdarahan

    1. Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re-open. Jika

    perdarahan arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan dan darah

    mengumpul pada leher membentuk hematoma dan menekan trakea sehingga penderita

    sesak napas.

    2.

    Lakukan intubasi. Atau tusukkan Medicut no.12 perkutan menembus membran

    krikotiroid.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    33/36

    3. Luka operasi dibuka dan evakuasi bekuan darah

    4. Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari sumber perdarahan dan

    dihentikan, dipasang drain Redon.

    Lesi n. laringius superior

    1. Cedera pada cabang eksternus mengakibatkan perubahan tonus suara penderita, bila

    berbicara agak lama maka penderita merasa capek dan suara makin menghilang.

    2. Cedera pada cabang internus mengakibatakan penderita tersedak bila minum air.

    Kerusakan n. rekuren

    1.

    Bila waktu pembedahan kedua syaraf rekuren diidentifikasi maka kemungkinan

    paralise akibat kecelakaan dilaporkan hanya 0-0,6%. Gangguan yang sifatnya transienpada 2-4% dan akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu atau bulan

    2.

    Adanya gangguan pada n. rekuren secara awal dapat dilihat dengan laringoskop

    direkta pada waktu dilakukan ekstubasi.

    Komplikasi yang terjadinya lambat:

    Hipoparatiroidism

    1. Hipokalsemia transien dapat terjadi 1-2 hari pasca-bedah. Oedema pada paratiroid

    karena manipulasi dapat menambah terjadinya hipoparatiroidism transien.

    2. Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi dengan

    pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10 ml, disertai kalsium

    per-oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel. paratiroid terambil

    sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan vaskularisasinya. Untuk mencegah

    hal ini dianjurkan untuk melakukan autotransplantasi kel. paratiroid pada m.

    sternokleidomastoideus. Autotransplantasi kel. paratiroid ini memiliki daya hidup

    yang tinggi

    Hipotiroidism

    Hipotiroidism setelah tiroidektomi total adalah konsekwensi logis yang terjadi karena

    penderita tidak lagi memiliki jaringan tiroid sama sekali.

    e. Mortalitas

    Angka kematian pasca tiroidektomi total yang dilakukan oleh ahli bedah yang

    berpengalaman kurang dari 0,2% dan dalam sejumlah banyak seri yang dilaporkan angka

    kematiannya adalah 0%.

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    34/36

    f. Perawatan Pasca Bedah

    Pasca bedah penderita dirawat di ruangan selama 1-2 hari, diobservasi kemungkinan

    terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan dan

    obstruksi jalan nafas. Drain Redon dilepas setelah 24 jam, dan jahitan luka pembedahan

    diangkat pada hari ke 7.

    g. Follow-up

    Paska bedah tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, 3-4 minggu kemudian dilakukan

    pemeriksaan sidikan I131 seluruh tubuh. Bila ada uptake yodium dilakukan ablasi dengan

    I131 di Bagian Radionuklir. Bila tidak ada uptake, diberi terapi hormonal yaitu ekstrak

    hormon tiroid, dosis 50 mcg/hari dan ditingkatkan sampai pemeriksaan TSH

    menunjukkan < 0.01. Dosis ini diberikan seumur hidup.

    Jadwalfollow-up :

    Tahun ke 1 : tiap 3 bulan

    Tahun ke 2 : tiap 4 bulan

    Tahun ke 3-4 : tiap 6 bulan

    Tahun ke 5 : setiap tahun

    Hal yang perlu dievaluasi:

    1.

    Keadaan klinis dan faal tiroid (T3,T4,TSH) setiap kali pasien kontrol

    2.

    Untuk pasca tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, perlu dicari metastase di

    kelenjar getah bening leher atau metastasis jauh.Diperiksa hormon tiroglobulin setiap

    kontrol bila hormon tiroglobulin > 10 ng/l, periksa sidikan I131 seluruh tubuh untuk

    mencari kekambuhan atau metastasis. X-foto toraks setiap tahun sekali

    LI 5. Memahami dan Menjelaskan Cara Mengatasi Cemas Menurut Agama Islam

    Islam mengajarkan untuk kita memiliki keseimbangan dalam hidup sehingga tercapai sebuah

    ketenangan. Berbagai konflik dan ketegangan baik yang sifatnya individu maupun komunal

    adalah akibat dari sebuah kecemasan dan ketegangan yang dialami oleh individu dan

    masyarakat. Islam mengajarkan langkah-langkah hidup agar kita terhindar dari berbagai

    kecemasan, di antaranya:

    Pertama,tidak tamak. Sifat tamak sekarang menjadi trend. Contohnya gaji ingin naik tetapi

    minus prestasi. Fasilitas yang dimiliki penuh kemewahan tetapi tidak sebanding dengan

    kinerja dan jumlah hitungan pendapatan. Tamak atau serakah adalah pangkal sebuah

    kecemasan. Ciri orang tamak selalu ingin bagian sebanyak-banyaknya harta walaupun

    harus melanggar peraturan dan mengambil hak orang lain. Akibat sifat tamak yang dimiliki

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    35/36

    seseorang ia tidak peduli terhadap kepedihan dan penderitaan orang lain. Akibat tamak juga

    orang dengan tanpa merasa bersalah dan malu melakukan mark upterhadap proyek atas nama

    rakyat. Korupsi menjadi bagian dari kebiasaannya karena dalam frame berpikirnya banyak

    harta adalah kehebatan walaupun dengan jalan tidak halal. Akibat tamak dan rakus akan harta

    semua bentuk penyelewengan dilakukan tanpa peduli merugikan masyarakat banyak.

    Muhammad Al-Ghazali mengibaratkan bahwa harta ibarat buah-buahan yang indah yang

    warnanya mendatangkan selera untuk memakannya. Dan sudah menjadi tabiat manusia

    untuk meraih dan memakan buah-buahan yang indah warnanya dan harum baunya,

    kendatipun ada orang yang tak henti-henti makan hingga akhirnya ia mati kekeyangan.

    Kedua,selalu ingat Allah dalam berbagai aktivitas (dzikrullah). Ingat kita kepada Allah SWT

    akan menjadi pengawasan yang melekat baik dilihat orang maupun tidak dilihat orang. Sebab

    menghadirkan Allah SWT dalam setiap denyut kehidupan merupakan bukti keimanan

    seorang manusia dengan dibuktikan dengan memelihara diri dari tindakan yang merusak

    dirinya dan lingkungannya. Orang yang mampu menempatkan kehadiran Allah SWT dalam

    hidupnya akan melahirkan ketentraman, sebab semua aktivitas dan perilakunya hanya

    meneladani sifat-sifat mulia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman: (yaitu) orang-orang

    yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

    dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal

    saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (Ar-Radu [13]: 28-29).

    Ketiga, tawakal dan tidak berhenti berikhtiar. Orang yang tawakal kepada Allah SWT

    selamanya akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Sebab orang yang tawakal di

    jiwanya akan menyala sebuah keyakinan akan rahman dan rahimnya Allah SWT. Orang yang

    tawakal akan memiliki keteguhan untuk hanya berbuat bagi kemaslahatan bersama. Orang

    yang tawakal akan dengan tenang menerima hasil usahanya kendatipun terkadang tidak

    sesuai dengan yang diharapkannya. menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Dalam Al-

    Quran Allah SWT berfirman: Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan

    apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah

    orang-orang yang beriman harus bertawakal.(QS. Attaubah [9]:51)

    Keempat, yakin setiap masalah ada jalan keluarnya. Setiap hamba yang baik dan shaleh akan

    menerima ujian untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Namun kadang-kadang ada manusia

    yang merasa hanya dirinya yang memiliki masalah dan kesulitan dalam hidupnya. Islam

    mengajarkan kita memiliki optimisme bahwa sebesar apapun kesulitan bersamanya

    kemudahan. Allah SWT meyakinkan manusia Sekali-kali tidak akan tersusul;

    Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku

    (Assyuara:62). Dan dalam surat lain Allah SWT memastikan bahwa sesungguhnya sesudah

  • 8/10/2019 Pbl Skenario 2 Blok Endokrin

    36/36