PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

42
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2016

Transcript of PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Page 1: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2016

Page 2: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Munawarah 110 2015 0004

Ayu Pratiwi Hasari 110 2015 0011

Nisrina Nur Azizah 110 2015 0026

Muh. Iqbal Gaffar 110 2015 0058

Riska Dwiyansari 110 2015 0071

Agung Sukriadi Harli 110 2015 0095

Rindang Cahyani P.H. Abas 110 2015 0101

Nur Arafah 110 2015 0125

Fitri Lestari 110 2015 0142

Muh. Ikhlas Mutaqqin 110 2015 0159

Page 3: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Seorang laki-laki 60 th datang ke rumah sakit karena sesak napas. Keluhan ini sering

disertai batuk. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 bulan lalu dan semakin

memburuk terutama selama 1 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu

38,5oC, denyut nadi adalah 110x/mnt, dan pernafasan 40x/menit yang tampak

terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan

hasilnya menunjukkan PEF 60% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 80%. Dia adalah

seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 18 tahun. Dia biasanya

merokok 15 batang per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya

merokok 5 batang per hari.

Page 4: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

• Sebuah tes yang cepat atau on infasif yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dalam tubuh.

Tes oksimetri

• Pemeriksaan yang di lakukan untuk mengukur secara objektif kapasitas atau fungsi paru (ventilasi) pada pasien indikasi medis.

Tes spirometri

• Kecepatan gerakan udara yang keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi diukur dengan liter/menit

PEF (peak expiratory flow)

Page 5: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Laki-laki 60 tahun

Sesak napas, batuk berulang sejak 3 bulan

yang lalu

Suhu 38,5⁰C, denyut nadi 110 x/menit,

napas 40 x/menit

PEF 60%, oksimetri 80%

Perokok berat sejak usia 18

tahun (15 batang perhari)

Sejak gejala penyakit makin berat ia hanya

merokok 5 batang perhari.

Page 6: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Mengapa sesak

disertai batuk?

Jelaskan

mekanismenya ?

Page 7: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Mekanisme

sesak disertai

batuk1,2

Faktor pencetus

Inhalasi benda asing

Trakheobronkial

Hipersekresi mukus

Edema mukosa

Bronkokonstriksi

Pengaruh kontrol refleksi pernafasan

Hiperventilasi

Sesak(dyspenia)

Refleks batuk

Pengaruh serabut saraf afferen pada saluran napas atas

1. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta : EGC. 2005.

2. Kasper, et al.. Harrison’s principles of internal medicine vol 2. 16th ed. McGraw-Hill, 200

Page 8: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Apa hubungan

tanda-tanda vital

dengan gejala yang

terjadi?

Page 9: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Nilai pemeriksaan tanda vital

–Suhu 38,5’C = subfebris

–Denyut nadi 110x/menit = takikardi

–Pernafasan 40x/menit = takikpneu

–PEF 60% = kuning = beresiko

–Tes oksimetri 80% = hipoksia

Page 10: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Denyut nadi : Kecepatan dan kontraktilitas jantung bergantung pada kebutuhan tubuh akan penyaluran darah

Tekanan darah dan pernafasan : Sistem refleks berespon yang berfungsi mengatur tekanan darah, beberapa refleks dan respon lain juga mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan darah yaitu kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta peka terhadap kadar O2 yang rendah atau asam yang tinggi dalam darah. Fungsi utama kemoreseptor ini adalah peningkatan secara refleks aktifitas pernafasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengeluarkan lebih banyak CO2 pembentuk-asam, kemoreseptor meningkatan tekanan darah dengan mengirim impuls ekstratorik ke pusat kardiovaskular.

Suhu tubuh . Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan.

Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.

Page 11: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Apa hubungan rokok

dengan gejala?

Sebutkan kandungan

rokok!

Page 12: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Kandungan Rokok

ACROLEIN ; Pada dasarnya zat ini mengandung alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan.

KARBON MONOXIDA ; Apabila didalam hemoglobin itu terdapat karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen.

NIKOTIN ; menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok, mempengaruhi syaraf dan peredaran darah, bersifat karsinogen sehingga mampu memicu kanker paru-paru

AMMONIA ; jika disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan atau koma.

FORMIC ACID ; cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.

HYDROGEN CYANIDE ; jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan berakibat kematian.

Page 13: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

NITROUS OXIDE ; jika diisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan membuat rasa sakit.

FORMALDEHYDE ; Gas ini bersifat pengawet dan pembasmi hama.

PHENOL ; Phenol bisa terikat didalam protein dan menghalangi kerja enzyme.

ACETOL ; zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap dengan alkohol.

HYDROGEN SULFIDE ; Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi berisi pigmen).

PYRIDINE ; Zat ini mampu mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

METHYL CHLORIDE : sangat beracun dan uapnya bersifat sama dengan pembius.

Page 14: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus.

Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.

Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator

mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan

dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan

menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi

terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit

dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (GOLD, 2009).

Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014

Hubungan rokok dengan gejala di skenario

Page 15: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik

pada paru. Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur

penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus,

maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena

ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah

inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan

terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.

Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014

Page 16: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Apa kegunaan tes

spirometri dan

oksimetri?

Page 17: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi

terintegrasi mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan

mengukur jumlah volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru

total (TLC) ke volume residu1

Diagnostik

Monitoring

Eveluasi kecacatan/kelumpuhan

Kesehatan masyarakat

ind

ikas

i

1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

2. Jurnal digilib.unismus.ac.id

Page 18: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Cara penggunaan spirometri Tabel penilaian fungsi faal paru

Page 19: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Oksimetri digunakan untuk mengukur kadar

oksigen di darah arteri. Alat ini bekerja dengan caraditempelkan di bagian tertentu di tubuh pasien sepertitelinga, jari, atau kaki yang selanjutnya akanmentransmisikan sinar melalui pembuluh darah pasien.Alat ini lalu mengukur perbedaan absorpsi panjanggelombang cahaya yang berbeda2

1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

2. Jurnal digilib.unismus.ac.id

Image source: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMswmxv26Ow54fWhj-bFKleUR-baz7r-IhSD52zPNum9gzKnp2

Page 20: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

1. Hemoglobin (Hb) : Jika Hb tersaturasi penuh dengan O2 walaupun nilai Hb rendah maka akan

menunjukkan nilai normalnya.

2. Sirkulasi: Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika area yang di bawah sensor

mengalami gangguan sirkulasi.

2. Aktivitas : Menggigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat menggangu

pembacaan SpO2 yang akurat

3. Tekanan Darah

4. Penempatan alat yang kurang atau tidak tepat

5. Terjadinya akral dingin

Faktor yang mempengaruhi bacaan saturasi

1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

2. Jurnal digilib.unismus.ac.id

Page 21: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Bagaimana langkah-

langkah untuk

mendiagnosis penyakit

terkait gejala?

Page 22: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan

Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna ditempat kerja

Riwayat penyakit pada keluarga

Terdapat factor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir

rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan

polusi udara

Batuk berulang dengan atau tanpa dahak

Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

ANAMNESIS

Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara

Page 23: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

INSPEKSI• Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu )

• Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding )

• Penggunaan otot bantu pernapasan• Hipertrofi otot bantu napas • Pelebaran sela iga • Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat

denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai

• Penampilan pink puffer atau blue bladder

Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara

Page 24: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

PALPASI

– Pemeriksaan vocal fremitus

Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara

Page 25: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

PERKUSI

– Hipersonor

– Pekak

– Sonor

– Stridor

– Ronkhi basah kasar

– Ronkhi basah halus

– Wheezing

Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara

Page 26: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

AUSKULTASI– Suara napas vesicular normal atau

melemah

– Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu

bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa

– Ekspirasi memanjang

– Bunyi jantung terdengar jauh

Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara

Page 27: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Apakah penyakit-

penyakit yang

berkaitan dengan

gejala ?

Page 28: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

ETIOLOGY

EMFISEMA

• Disebabkan oleh merokok. Terdapat hubungan dengan kelompok sosial rendah, lingkungan industri, dan defisiensi α 1-antitrypsin.

BRONKITIS KRONIK

• Merokok dan infeksi berulang

BONKIEKTASIS

• Infeksi dan obstruksi

ATELEKTASIS

• Pneumothoraks

• Tumor

• Pembesaran kelenjar getah bening.

• Pembiusan (anestesia)/pembedahan

• Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi

• Pernafasan dangkal

• Penyakit paru-paru

ASMA BRONKIAL

• Genetik

• Faktor lingkungan

• Paparan pekerjaan

• Stimulus nonspesifik

Page 29: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

GEJALA

EMFISEMA

• Sesak napas (dispneu)

• Mengi dan batuk kronis, sering disertai dahak

• Sering mendapat infeksi paru

• Gagal jantung

• Hipoksia

BRONKITIS KRONIK

• Sesak napas (dispneu)

• Mengi dan batuk kronis, seringkali disertai dahak yang berlangsung lama (berbulan-bulan)

• Hipoksia

BONKIEKTASIS

• Batuk menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, kadang-kadang sesak nafas

• Demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan sianosis, batuk darah.

• Jari-jari tabuh

ATELEKTASIS

• gangguan pernafasan

• nyeri dada

• batuk

• Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok

ASMA BRONKIAL

• Keluhan utama asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas, yang bervariasi seiring jalannya waktu.

Page 30: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Bagaimana pemeriksaan

penunjang yang

dilakukan untuk

diagnosis penyakit?

Page 31: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Faal paru

Uji latih kardiopulmoner: Sepeda statis (ergocycle), Jentera (treadmill), Jalan 6 menit, lebih rendah dari normal

Uji provokasi bronkus: menilai derajat hipereaktiviti bronkus

Uji coba kortikosteroid : menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral

Analisis gas darah: terutama untuk menilai :gagal napas kronik stabil, gagal napas akut pada gagal napas kronik

Radiologi

Elektrokardiografi : mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.

Ekokardiografi : menilai funfsi jantung kanan

Bakteriologi : mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat

Kadar alfa-1 antitripsin

Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.

Page 32: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Bagaimana

penatalaksanaan

terkait gejala dan

diagnosis pada

skenario?

Page 33: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

DEMAM

Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup.

Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan saat menggigil.

Memberikan kompres hangat penderita.

Pemberian parasetamol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/3

Page 34: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

BATUK

Ekspektoran. Digunakan saat pasien memiliki batuk produktif. Adapun obat golongan ini yang dapat diberikan pada anak tersebut adalah 200-400 mg/ kgbb/3

Mukolitik. Berfungsi untuk mengencerkan sekret. Adapun golongan obat yang dapat digunakan yaitu bromheksin HCL dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari

SESAKUntuk gejala sesak diberikan obat golongan ᵝ - 2 agonis seperi salbutamol yaitu dengan dosis0,02mg/kgbb/x yang diberikan secara inhalasi.

Page 35: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

An

tiin

flam

asi Digunakan bila

terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison.

An

tib

ioti

ka. Lini I: Amoksisilin,

Makrolid

Lini II: Amoksisilin dan asam klavulanat, Sefalosporin, Kuinolon, Makrolid baru A

nti

oks

idan

Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan N -asetilsistein.

Page 36: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

BRONKITIS KRONIS

• Istirahat

• Hindari merokok

• Diet

• Medikamentosa : ekspektoransia bila batuk berdahak, antitusif bila batuk kering

• Bronkodilator

• Kalau sesak dapat diberi O2

• Bila ada infeksi (sputum mukopurulen) diberi antimikroba

EMFISEMA

• Istirahat (berhenti merokok)

• Diet

• Medikamentosa

• Bronkodilator

• Teofilin 10-15 mg/kg BB per oral

• Beta 2 agonis per oral atau nebulizer

• Kortikosteroid

• Ekspektoran

• Mukolitik

Page 37: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Bro

nki

ekta

sis

• Bronkodilator

• Nebulizer

• Antibiotik

• Drainase postural dari tuba bronchial

• Intervensi bedah

Ate

lekt

asis

• Oksigenasi

• Terapi simtomatis (anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan kortikosteroid)

• Fisioterapi

• Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya

• Latihan menarik nafas dalam

• Postural drainase

Asm

a b

ron

kial

• Penyuluhan pasien

• Menghindari alergen terutama asap rokok.

• Asma kronis : Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas.

• Asma akut : kortikosteroid sistemik, inhalasi b-agonis, antikolinergik, dan teofilin bila perlu.

Jurnal repository.usu.ac.id. FK. Universitas Sumatera Utara

Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.

Page 38: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Apakah tindakan

preventif yang harus

dilakukan?

Page 39: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Pencegahan Primordial

Menciptakan lingkungan yang bersih dan berperilaku hidup sehat seperti tidak merokok.

Pencegahan Primer

Kebiasaan merokok harus dihentikan

Memakai alat pelindung seperti masker di tempat kerja (pabrik) yang

terdapat asap mesin dan banyak debu

Membuat corong asap di rumah maupun tempat kerja (pabrik)

Pendidikan tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan PPOK

Page 40: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

Pencegahan Sekunder

Mengobati penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit yaitu

melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan.

Pencegahan Tersier

Rehabilitasi Psikis, bertujuan mengurang bahkan menghilangkan

perasaan kecemasan dan takut

Rehabilitasi Pekerjaan, diusahakan menghindari pekerjaan yang memiliki

risiko terjadi perburukan penyakit.

Rehabilitasi Fisik, membuat penderita menjadi lebih aktif

Page 41: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien

kemungkinan menderita PPOK. Karena gejala yang terlihat pada pasien adalah

sesak, batuk, dan gejala sesak semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Hal ini

dikaitkan pada riwayat pasien yang merokok sejak usia 18 tahun. Rokok diketahui

sebagai salah satu penyebab gangguan pernapasan yang terjadi. Karena komponen-

komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus

bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau

disfungsional.

Page 42: PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI

See you in the next panel