pbl blok 5

17

Click here to load reader

Transcript of pbl blok 5

Page 1: pbl blok 5

Kontraksi Otot dan Pertumbuhan Tulang Setelah Pemberian Kalsium dan Vitamin D

Eva Oktavianti

102012137

Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510. Telepon: (021)5694-2061, fax: (021)563-1731

[email protected]

Abstract

Histologically the bone is a specialized connective tissue. In this case, the bone matrix prepared by organic salts that undergo mineralization, particularly calcium phosphate. Bone tissue has a canal system. Through these channels of blood supply to bone each cell can be fulfilled. Bone shows a specific pattern of growth and regeneration have great self recovery. Therefore, if the injury or infection of the bone healing will occur.

Keywords: Calcium, phosphate, infection

Abstrak

Secara histologi tulang merupakan jaringan ikat yang khusus. Dalam hal ini, matriks tulang disusun oleh garam-garam organi yang mengalami mineralisasi, terutama kalsium fosfat. Jaringan tulang memiliki suatu sistem kanal. Melalui saluran-saluran ini suplai darah untuk masing-masing sel tulang dapat tercukupi. Tulang memperlihatkan suatu corak pertumbuhan yang khusus dan memiliki daya regenerasi pemulihan diri yang besar. Oleh karena itu, jika tulang mengalami cidera atau infeksi akan terjadpenyembuhan.

Kata Kunci: Kalsium, fosfat, infeksi

Page 2: pbl blok 5

I. Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk hidup yang paling mengagumkan. Diperlengkapi dengan struktur tubuh yang baik tanpa ada kekurangan sesuatu apapun juga seperti tulang, otot, dan persendian yang dapat menjadi alat bantu dalam melakukan berbagai aktivitas. Dengan adanya, tulang, otot, dan persendian, manusia mampu mengerjakan berbagai tugas dalam sekian waktu. Akan tetapi, pengerjaan kegiatan tersebut menggunakan setiap tulang ataupun otot dengan fungsinya masing-masing. Begitupun cara kerja otot dan tulang memiliki prosesnya sendiri..

Oleh karena itu, pada makalah ini akan disampaikan beberapa faktor yang sesuai dengan proses metabolisme tulang dan kontraksi otot yang terjadi.

II. Istilah Yang Tidak Diketahui Ortopedi : cabang ilmu bedah yang mempelajari pemeliharaan dan pemulihan

fungsi sistem skletal, artikulasinya, dan struktur-struktur terkait. Suplemen : sesuatu yg ditambahkan untuk melengkapi; tambahan.

III. Rumusan MasalahPemulihan kontraksi otot dan pertumbuhan tulang pada anak yang mengalami patah tulang paha setelah pemberian suplemen kalsium dan vitamin D.

IV. HipotesisPemberian suplemen kalsium dan vitamin D dapat mempercepat perbaikan pembentukan tulang serta diperlukan dalam proses kontraksi otot.

V. Sasaran Pembelajaran1. Mahasiswa mampu menjelaskan kontraksi otot.2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi kalsium pada kontraksi otot.3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kalsium dan vitamin D pada pertumbuhan

tulang.4. Mahasiswa mampu menjelaskan pembentukan tulang secara modeling dan re-

modeling.

VI. Pembahasan Masalah

A. Pembentukan Tulang Secara MakroFemur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.1

a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi, fovea kapitis, untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawa pembuluh darah ke kepala tersebut.

Page 3: pbl blok 5

(1) Femur tidak berada pada garis vertikal tubuh. Kepala femur masuk dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut 125o dari bagian leher femur; dengan demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak.

(2) Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125o) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.

b. Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher yang tebal, yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan anterior dan krista intertrokanter di permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.

c. Ujung atas batang memiliki dua prosesus yang menonjol, trokanter besar dan trokanter kecil, sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian panggul.

d. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja, linea aspera, yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.

e. Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral.(1) Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar dengan fosa

interkondilar yang terletak diantara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan popliteal.

(2) Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar. Permukaan artikular halus yang terdapat di antara kedua kondilus adalah permukaan patelar, yang berbentuk konkaf untuk menerima patela (tempurung lutut).1

Gambar 1 : Tulang Femur.1

B. Pembentukan Tulang Secara Mikro

Page 4: pbl blok 5

Osteogenesis (pertumbuhan dan perkembangan tulang) merupakan suatu proses pembentukan tulang dalam tubuh. Karena adanya matriks yang keras dalam tulang, maka pertumbuhan interstisial (dari dalam), seperti yang terjadi pada kartilago, tidak mungkin terjadi dan tulang terbentuk melalui penggantian jaringan yang sudah ada. Ada 2 jenis pembentukan tulang yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral (intrakartilago).1

1. Osifikasi intramembranosa terjadi secara langsung dalam jaringan mesenkim janin dan melibatkan proses penggantian membran (mesenkim) yang sudah ada. Proses ini banyak terjadi pada tulang pipih tengkorak, disebut juga sebagai ‘tulang membran”.1

a. Pada area tempat tulang akan terbentuk, kelompok sel mesenkim yang berbentuk bintang berdiferensiasi menjadi osteoblas dan membentuk pusat osifikasi (pusat paling pertama yang terbentuk pada minggu ke-8 masa kehidupan janin).

b. Osteoblas mensekresi matriks organik yang belum terkalsifikasi, disebut osteoid.

c. Kalsifikasi massa osteoid dilakukan melalui pengendapan garam-garam tulang yang mengikuti dan menangkap osteoblas serta prosesus sel osteoblas.(1) Jika sudah terbungkus matriks yang terkalsifikasi, osteoblas berubah

menjadi osteosit, yang kemudian terisolasi dalam lakuna dan tidak lagi mensekresi zat intraselular.

(2) Saluran yang ditinggalkan prosesus osteoblas menjadi kanalikuli.d. Pulau-pulau pertumbuhan tulang, atau spikula, menyatu dan membentuk

percabangan untuk membuat jaring-jaring tulang cancellus berongga atau trabekula.

e. Hasil osifikasi intramembranosa secara dini adalah pembentukan vaskular, tulang-tulang primitif, yang dikelilingi mesenkim terkondensasi dan kemudian akan menjadi periosteum. Karena serat-serat kolagen tersebar ke semua arah, maka tulang baru ini seringkali disebut tulang woven. (1) Pada area tulang berongga primitif yang menjadi tempat tumbuh tulang

kompak, trabekula menjadi lebih tebal dan secara bertahap menghentikan intervensi jaringan ikat.

(2) Di area tempat tulang tetap menjadi tulang cancellus, ruang-ruang jaringan ikat diganti dengan sumsum tulang.1

2. Osifikasi endokondral terjadi melalui penggantian model kartilago. Sebagian besar tulang rangka terbentuk melalui proses ini, yang terjadi dalam model kartilago hialin kecil pada janin.1

a. Rangka embrionik terbentuk dari tulang-tulang kartilago hialin yang terbungkus perikondrium.

b. Pusat osifikasi primer terbentuk pada pusat batang (diafisis) model kartilago tulang panjang.

c. Sel-sel kartilago (kondrosit) pada area pusat osifikasi jumlahnya meningkat (berproliferasi) dan ukurannya membesar (hipertrofi).

Page 5: pbl blok 5

d. Matriks kartilago disekitarnya berkalsifikasi melalui proses pengendapan kalsium fosfat.

e. Perikondrium yang mengelilingi diafisis di pusat osifikasi berubah menjadi periosteum. Lapisan osteogenik bagian dalam membentuk kolar tulang (klavikula), dan kemudian mengelilingi kartilago terkalsifikasi.

f. Kondrosit, yang nutrisinya diputus kolar tulang dan matriks terkalsifikasi, akan berdegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks kartilago.

g. Kuncup periosteal mengandung pembuluh darah dan osteoblas yang masuk ke dalam spikula kartilago terkalsifikasi melalui ruang yang dibentuk osteoklas pada kolar tulang.

h. Jika kuncup mencapai pusat, osteoblas meletakkan zat-zat tulang pada spikula kartilago terkalsifikasi, dan memakai spikula tersebut sebagai suatu kerangka kerja. Pertumbuhan tulang menyebar ke dua arah menuju epifisis.

i. Setelah lahir, pusat osifikasi sekunder tumbuh dalam kartilago epifisis pada kedua ujung tulang panjang.

j. Ada dua area kartilago yang tidak diganti tulang keras.(1) Ujung tulang tetap kartilago artikular.(2) Lempeng epifisis pada kartilago terletak antara epifisis dan diafisis.

k. Semua elongasi tulang yang terjadi selanjutnya adalah hasil dari pembelahan sel-sel kartilago (melalui pertumbuhan interstisial) dalam lempeng epifisis kartilago.(1) Karena tulang hanya dapat tumbuh secara aposisional, maka pertumbuhan

interstisial kartilago pada lempeng epifisisdan penjelasan di atas mengenai proses proliferasi, pembesaran, kalsifikasi kartilago, dan penggantian dengan tulang keras merupakan cara elongasi tulang.

(2) Saat pertumbuhan penuh seseorang telah tercapai, seluruh kartilago dalam lempeng epifisis diganti dengan tulang, Pertumbuhan tulang selanjutnya tidak mungkin terjadi dan berhenti.

(3) Pertumbuhan tulang dalam hal ketebalan terjadi akibat pertumbuhan aposisional dari periosteum, bersamaan dengan proses reorganisasi osteoklastik dari dalam.1

C. Pembentukan Tulang Secara Modeling dan RemodelingPertumbuhan tulang (modeling) mengarah ke proses pengubahan ukuran dan

bentuk tulang. Pertumbuhan tersebut terjadi hingga akhir pubertas, namun peningkatan kepadatan masih terjadi hingga dekade ke empat, sedang remodeling adalah proses regenerasi yang terjadi secara terus menerus dengan mengganti tulang yang lama (old bone) dengan tulang yang baru (new bone). Tempat dimana terjadi peristiwa remodeling diberi istilah basic multicelluler units (BMUs) atau bone remodeling unit.2,3 Remodeling berlangsung antara 2-8 minggu dimana waktu terjadinya pembentukan tulang berlangsung lebih lama dibanding dengan terjadinya resorpsi tulang. Proses remodeling berlangsung sejak pertumbuhan tulang sampai akhir kehidupan. Tujuan remodeling tulang antara lain,1. Mempertahankan kadar ion kalsium dan fosfat ekstraseluler

Page 6: pbl blok 5

2. Memperbaiki kekuatan skeleton sebagai respon terhadap beban mekanik3. Memperbaiki kerusakan (repair fatique demage) tulang4. Mencegah penuaan sel tulang  Modeling dan remodeling akan mencapai dua hal dalam kehidupan seseorang yaitu, pemanjangan tulang (longitudinal bone growth) dan kepadatan tulang (bone massa). Proses remodeling meliputi dua aktivitas yaitu, proses pembongkaran tulang (bone resorption) yang diikuti oleh proses pembentukan tulang baru (bone formation), proses yang pertama dikenal sebagai aktivitas osteoklas sedang yang kedua dikenal sebagai aktivitas osteoblas. Proses remodeling melibatkan dua sel utama yaitu osteoblas dan osteoklas, dan kedua sel tersebut berasal dari sumsum tulang (bone marrow). Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymal stem cell yaitu: fibroblast coloni forming unit (CFU-F), sedang osteoklas berasal dari hematopoietic stem cell yaitu granulocyt-macrophage colony-forming units (CFU-GM).

Faktor-faktor yang berperan dalam metabolisme tulang adalah sebagai berikut:

1. Vitamin D berfungsi meningkatkan absorbsi Ca usus, membantu mineralisasi normal tulang, dan mempercepat rearbsobsi Ca dari tulang.

2. Vitamin A dalam pertumbuhan tulang.3. Vitamin C yang memiliki fungsi guna meningkatkan pertumbuhan tulang yang

akan diperlukan pada sintesis kolagen dan berdefisiensi senhingga tidak terjadinya gangguan kalsifikasi.

4. Estrogen dalam menghambat produksi asam laktat pada glikolisis dan memineralisasi tulang sehingga tidak murah keropos.

5. Hormon paratiroid yang akan meningkatkan resorbsi tulang dengan meningkatkan kecepatan produksi asam laktat sehingga pHnya berkurang dan terjadilah demineralisasi, serta mempengaruhi sel osteosit dalam depolarisasi protein.

6. Kalsitonin yang berguna mempercepat pemasukkan Ca dan P dari darah ke tulang dengan mendepositokan Ca dan menghambat resorpsi tulang.

7. Glukokortikoid (demineralisasi tulang) yang akan mengurangi matriks tulang sehingga terjadinya osteoporosis.

8. Growt hormone dalam meningkatkan absorpsi Ca dari usus, meningkatkan sisntesis kolagen, meningkatkan produksi somatomedin (sulfation factors) oleh hepar dan  mengikat sulfat dalam tulang rawan serta meningkatkan pertumbuhan tulang panjang pada epifisis.

D. OtotOtot merupakan alat gerak aktif karena kontraksinya dapat menggerakkan

tulang sehingga muncul gerak. Otot akan memendek apabila berkontraksi dan akan memanjang apabila berelaksasi.5

Jenis-Jenis Otot

a. Otot Lurik

Page 7: pbl blok 5

Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot ini melekat pada rangka. Gerak atau aktivitas otot lurik dipengaruhi oleh saraf sadar. Artinya, otot ini akan bergerak jika ada perintah dari otak. Gerak tersebut disebut gerak volunter. Otot ini berperan dalam banyak gerak tubuh yang dikehendaki. Sel-sel otot lurik berbentuk silinder yang sangat panjang. Otot lurik memiliki inti di bagian tepi sel. Sekumpulan otot, misalnya biseps, ujung-ujungnya berupa tendon juntuk melekat pada tulang. Keseluruhan kumpulan otot dibungkus oleh seludang jaringan ikat yang disebut fasia superfisialis.5

Kumpulan otot ini terdiri atas kumpulan yang lebih kecil lagi yang diseludangi oleh fasia propia. Kumpulan kecil terdiri atas serabut-serabut otot. Serabut otot secara fungsional merupakan satu sel otot. Jadi, boleh dikatakan satu serabut otot sama dengan satu sel otot saja. Satu sel otot dibungkus oleh membran sel (sarkolema). Sel otot terdiri atas miofibril-miofibril. Setiap miofibril terdiri atas dua macam miofilamen, yaitu filamen tipis dan filamen tebal. Filamen tipis terdiri atas 3 macam molekul protein, yaitu aktin, troponin, dan tropomiosin. Adapun filamen tebal terdiri dari satu macam filamen protein, yaitu miosin.5

Filamen tipis dan filamen tebal membentuk satu kesatuan disebut sarkomer. Kedua macam filamen ini bergabung secara berselang-seling dan tumpang tindih (overlap) dengan posisi filamen tipis lebih ke pinggir dan filamen tebal ditengah-tengah. Apabila otot dilihat dengan mikroskop berkekuatan tinggi, posisi tersebut memberi kesan gelap terang atau berlurik-lurik. Sarkomer yang satu bergabung dengan sarkomer sebelahnya pada bagian filamen tipis. Daerah ini disebut garis Z. Garis Z dengan filamen tipis yang memberi kesan terang disebut pita I. Sarkomer bagian tengah disebut garis M. Sebelah kiri dan kanan garis M, tepatnya yang terdiri atas filamen tebal yang tidak tumpang tindih oleh filamen tipis pada saat otot kontraksi, disebut zona H. Pita A, daerah gelap, adalah sarkomer yang mengandung filamen tebal dan ditumpang tindih oleh sebagian filamen tipis.5

Gambar 2 : Otot Lurik5

b. Otot Polos Sel otot berbentuk seperti kumparan dengan sitoplasma yang tampak bening,

disebabkan miofibril atau miofilamennya homogen. Dengan demikian, otot ini tampak

Page 8: pbl blok 5

polos, dan tidak berlurik. Apabila terkena rangsang, reaksi otot polos lambat, tetapi dapat bekerja dalam jangka waktu lama. Gerakannya tanpa kita sadari (otonom) atau bergerak secara involunter. Sifat seperti ini cocok untuk menjalankan alat-alat dalam yang bergerak terus-menerus atau menuntut gerakan yang tidak perlu disadari. Jaringan otot polos terdapat pada saluran pencernaan (yang membuat gerak peristaltik), pembuluh darah, dinding uterus, dan otot penggantung lensa mata.5

Gambar 3: Otot Polos5

c. Otot JantungSesuai dengan namanya. Otot ini adalah otot yang membentuk organ jantung.

Sel otot jantung berbentuk silindris dengan sebuah inti ditengahnya. Sel-sel otot jantung memiliki cabang. Sel satu dengan sel lain yang bersebelahan pada sisi pendeknya, memiliki sarkolema yang cukup tebal. Sarkolema yang tebal disebut dinamakan keping interkalar atau sinsitium. Keping ini berfungsi sebagai penguat otot jantung dan membantu menghantarkan rangsang/impuls.5

Sel otot jantung dapat berkontraksi sendiri secara beraturan sekitar 72 kali per menit tanpa rangsang saraf karena memiliki sumber rangsang di dalam otot jantung tersebut. Rangsang yang datang dari saraf hanya mempercepat atau memperlambat denyut atau kontraksi otot jantung. Kontraksi otot jantung bekerja dibawah kontrol saraf otonom. Kerja otot jantung teratur dan cukup kuat.5

Gambar 4: Otot Jantung5

Page 9: pbl blok 5

E. Kontraksi Otot

a. Mekanisme Kontraksi OtotOtot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal

dengan nama “model pergeseran filamen’’ (silding filament mode). Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi asetil-kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal, segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges). Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis. Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka filamen tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali.5

Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu 1 detik. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi.5

Gambar 5: Mekanisme Kontraksi Otot5

b. Energi Untuk Kontraksi Otot

Page 10: pbl blok 5

ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fosfat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP.5

Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terus menerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.

Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP.

Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).5

F. Kalsium dan Vitamin D untuk Pertumbuhan Tulang

Kalsium adalah salah satu unsur penting dalam tubuh. Jumlah kalsium di dalam tubuh berkisar antara 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Walaupun pada bayi, kalsium hanya sedikit, yaitu 25-30 g. Namun, setelah usia 20 tahun, secara normal akan terjadi penempatan sekitar 1.200 g kalsium dalam tubuh. Jumlah ini terdiri dari 99% kalsium yang berada dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. Selebihnya tersebar luas dalam tubuh, termasuk dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler. Kalsium dapat membentuk tulang dengan bekerja sama dengan fosfor, magnesium, tembaga, mangan, seng, boron, fluorida,vitamin A, C, D, dan trace element. Trace element adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, tetapi fungsinya sangat penting, seperti besi, iodium, seng, boron, dan unsur kimia lain.6

Fungsi utama kalsium adalah mengisi kepadatan (densitas) tulang. Kalsium di dalam tulang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium. Pada tahap awal perrtumbuhan janin, dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh. Kemudian matriks tersebut semakin menguat melalui proses kalsifikasi yaitu terbentuknya kristal mineral. Kalsium dan fosfor merupakan unsur utama dalam struktur tersebut sehingga keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup terdapat dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang. Terdapat banyak suplemen kalsium yang dijual di pasaran. Suplemen yang paling banyak dipakai adalah kalsium sitrat, kalsium karbonat, kalsium glukonat, dan kalsium

Page 11: pbl blok 5

laktat. Kandungan kalsium setiap produk berbeda-beda dan banyak diantaranya belum cukup memenuhi kebutuhan tubuh dalam melindungi tulang dari osteoporosis.6

Vitamin D penting untuk membantu penyerapan kalsium dari usus untuk menjaga tulang dan gigi tetap sehat. Vitamin D mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan penyerapan mineral kalsium dari sistem pencernaan serta mengurangi pembuangannya dari ginjal. Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama-sama dengan vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen serta mineral-mineral kalsium, fosfor , magnesium, dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu proses pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang. Fungsi lain dari vitamin D adalah membantu menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh serta mengatur pertumbuhan sel dan diferensiasinya. Suplemen vitamin D yang terdapat dipasaran biasanya dikombinasikan dengan vitamin dan mineral lain. Kandungan vitamin D pada masing-masing produk berbeda-beda sehingga kita harus cermat dalam memilih dan mengonsumsinya karena harus disesuaikan dengan kebutuhan.6

VII. Kesimpulan

Patah pada tulang paha menyebabkan terjadinya pertumbuhan tulang terlambat dan otot tidak berkontraksi kembali dengan baik. Maka untuk mepercepat pertumbuhan tulang dan dapat berkontraksi dengan baik kembali sebaiknya diberikan makanan yang diperkaya suplemen kalsium dan vitamin D. Karena pentingnya kalsium dan vitamin D adalah membantu pengolahan kalsium dan kadar fosfor untuk mempertahankan dan membangun tulang yang kuat dalam tubuh.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.2. Mahmudati N. Kajian biologibmolekuler peran estrogen pada metabolisme tulang.

Malang: fkip biologi umm; 2007. h.422.3. Kosnayani AS. Hubungan asupan kalsium bagi kepadatan tulang. Semarang: FKM

undip; 2007. h.33.4. Firmansyah R, Hendrawan AM, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi.

Bandung: PT. Setia Purna Inves; 2007.5. Wiraskusuma Emma S. Mencegah osteoporosis. Jakarta: Erlangga; 2008.