Patologi Sosial

71
PATOLOGI SOSIAL Secara etimologis kata patologi berasal dari kata-kata: Pathos, yang berarti disease/penyakit Logos, yang mempunyai arti: a. Berbicara tentang b. Ilmu Jadi, patologi berarti: “Membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit”. Maksudnya: Ilmu yang membicarakan tentang asal usul dan sifat-sifatnya penyakit. Konsep ini bermula dari pengertian penyakit di bidang ilmu kedokteran dan biologi yang kemudian diberlakukan pula untuk masyarakat karena masyarakat itu tidak ubahnya dengan organisme atau biologi, sehingga masyarakat pun dapat dikenai penyakit. Kata Sosial: Berarti tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia yang perwujudannya berupa: --Kelompok manusia atau organisme. 1

description

pastos

Transcript of Patologi Sosial

Page 1: Patologi Sosial

PATOLOGI SOSIAL

Secara etimologis kata patologi berasal dari kata-kata: Pathos, yang berarti disease/penyakit Logos, yang mempunyai arti:

a. Berbicara tentangb. Ilmu

Jadi, patologi berarti: “Membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit”.Maksudnya:Ilmu yang membicarakan tentang asal usul dan sifat-sifatnya penyakit.Konsep ini bermula dari pengertian penyakit di bidang ilmu kedokteran dan biologi yang kemudian diberlakukan pula untuk masyarakat karena masyarakat itu tidak ubahnya dengan organisme atau biologi, sehingga masyarakat pun dapat dikenai penyakit.

Kata Sosial:Berarti tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia yang perwujudannya berupa:--Kelompok manusia atau organisme.Yakni individu manusia yang saling berhubungan secara timbal balik (berinteraksi), bukan manusia / individu dalam arti fisik.Dalam arti yang lebih luas yaitu community atau masyarakat.

Patologi Sosial:= Ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit disebabkan

oleh faktor-faktor sosial.= Ilmu tentang “penyakit masyarakat”.= Ilmu tentang asal usul dan sifat-sifatnya penyakit yang

berhubungan dengan hakekat adanya manusia dalam hidup bermasyarakat.

1

Page 2: Patologi Sosial

ARISTOTELESBerpendapat bahwa manusia sebagai “Zoon Politicon” atau sebagai makhluk sosial.Manusia dalam kehidupannya selalu berusaha menyempurnakan diri, menyesuaikan diri dengan masyarakat atau alam lingkungannya.Tetapi dalam usahanya untuk menyempurnakan diri itu, ia selalu menghadapi tantangan dan hambatan.Tantangan dan hambatan itulah yang menyebabkan kegagalan manusia untuk mencapai tujuan.Kegagalan itu pula yang merupakan sumber patologi sosial.Jika usaha itu mengalami rintangan sebagai individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat lingkungan-nya, maka keadaan itu disebut maladjustment.

PENGERTIAN PATOLOGI SOSIAL# Gillin dan Gilliin

Patologi sosial adalah studi tentang pola-pola sosial dan prosesnya yang melibatkan didalamnya kegagalan manusia untuk menyesuaikan dirinya maupun kelembagaan-kelembagaannya dalam mencapai tujuan, yang memungkin-kan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

# James C. ColemanKetika kondisi-kondisi dalam suatu komunitas atau masyarakat luas mempunyai dampak (berdampak) patogenik terhadap perkembangan dan perilaku orang-orang, maka situasi merupakan patologi sosial.

Kondisi-kondisi itu menurut Coleman:1. Kemiskinan2. Tindak kejahatan3. Prasangka sosial (prejudice) dan diskriminasi

2

Page 3: Patologi Sosial

4. Disorganisasi sosial

SEJARAH SINGKAT PATOLOGI SOSIAL

Manusia dalam memenuhi kebutuhannya telah menghasilkan teknologi yang berkembang dengan cepatnya, sehingga menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada manusia dan kemanusiaan itu sendiri.

Akibat Revolusi Industri Menunjukkan betapa cepatnya perkembangan ilmu-ilmu alam dan eksakta yang tidak seimbang dengan perkembangan ilmu-ilmu sosial, telah menimbulkan berbagai kesulitan yang nyaris dapat menghancurkan umat manusia. Misalnya: Pemakaian mesin-mesin industri di pabrik-pabrik. Mengubah cara kerja manusia, yang dulu banyak memakai

tenaga manusia sekarang diperkecil. Terjadinya pemecatan buruh sehingga pengangguran meningkat

(terutama tenaga kerja yang tidak terampil). Dengan timbulnya kota-kota industri, terjadi urbanisasi besar-

besaran, penduduk desa yang tidak terampil di bidang industri mengalir ke kota-kota industri.

Jumlah pengangguran di kota semakin besar. Adanya kecenderungan pengusaha lebih menyukai tenaga kerja

wanita dan anak-anak (lebih murah & lebih rendah upahnya).

Keadaan ini semakin menambah banyaknya masalah kemasyarakatan (social problem), terutama buruh rendah yang berkaitan dengan kebutuhan: - Perumahan

3

Page 4: Patologi Sosial

- Pendidikan- Perlindungan hukum- Kesejahteraan sosial, dsb.

Istilah atau konsep lain untuk patologi sosial :1. Masalah Sosial (Social Problem)2. Disorganisasi Sosial / Social Disorganization / Sosial Dis-

integration3. Sosial Maladjustment 4. Sociopathic5. Abnormal 6. Sociatri

Pendekatan (Approach) Dalam PenyelidikanTingkah Laku Sosiopatik

Approach Biologis Pendekatan biologis tentang tingkah laku sosiopatik dalam biologi biasanya termuat dalam bagian genetika. Patologi itu menurun melalui gen/plasma pembawa sifat di

dalam keturunan, kombinasi dari gen-gen atau tidak adanya gen-gen tertentu.

Ada pewarisan umum melalui keturunan yang menunjukkan tendensi untuk berkembang kearah patologis (tipe kecenderungan yang luar biasa normal).

Melalui pewarisan dalam bentuk konstitusi yang lemah, yang akan berkembang ke arah tingkah laku sosiopatik.

Bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang secara sosial yang disebabkan oleh ketiga hal tersebut diatas dan ditolak oleh umum seperti: - Homoseksualitas- Alkoholisme

4

Page 5: Patologi Sosial

- Gangguan-gangguan mental tertentu.

Approach Psychologist & Psychiatris >> Pendekatan PsikologisMenerangkan tingkah laku sosiopatik berdasarkan teori inteligensi, sehingga orang melanggar norma-norma sosial yang ada antara lain karena faktor-faktor:- Inteligensi - Sifat-sifat kepribadian- Proses berpikir - Motivasi - Sikap hidup yang keliru - Internalisasi yang salah

>> Pendekatan Psychiatris Berdasarkan teori konflik emosional dan kecenderungan psikopatologis yang ada dibalik tingkah laku menyimpang secara sosial.

Approach Sosiologis Penyebab dari tingkah laku sosiopatis itu adalah murni sosiologis atau sosio-psikologis, yaitu tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasaan serta norma umum, yang pada suatu tempat dan waktu tertentu sangat ditentang atau menimbulkan akibat reaksi sosial “tidak setuju”.

Reaksi dari masyarakat itu antara lain berupa :- Hukuman - Segregasi (pemisahan/pengasingan)- Pengucilan

5

Page 6: Patologi Sosial

Konsep Masyarakat Ideal- Masyarakat ideal yaitu konsep tentang masyarakat yang terbaik

yang dicita-citakan.- Suatu masyarakat dipandang baik atau jelek itu didasarkan pada

dapat atau tidaknya masyarakat itu memenuhi harapan-harapan atau keinginan-keinginan anggotanya.

- Penilaian itu didasarkan atau dipengaruhi oleh kebudayaan dan berkembang sejalan dengan itu.

- Masyarakat sosial timbul jika sejumlah anggota masyarakat yang berbuat suatu yang tidaklah seperti yang diharapkan atau dicita-citakan oleh masyarakat dan perbuatan-perbuatan tersebut dapat menjalar atau berkembang di masyarakat.

Beberapa Teori Tentang Masalah Sosial 1. Teori Perubahan Sosial (Sosial Change)

Menurut teori ini, apabila sesuatu segi atau aspek kehidupan sosial berubah (apalagi jika perubahannya itu berjalan cepat), maka akan menimbulkan masalah sosial.

2. Teori Cultural Lag (W.F. Ogburn)‘Cultural Lag’ atau kelambanan budaya atau kelambanan kultural adalah keadaan tidak sinkronnya perkembangan suatu budaya pada satu segi dengan segi lainnya, sehingga ada yang terbelakang (terlambat).Teori ini menyatakan :Apabila bermacam-macam bagian dari kebudayaan berkembang secara tidak seimbang, tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka kebudayaan tadi akan mengalami proses kelambatan kultural.Karena kabudayaan itu dipandang sebagai kesatuan organik, maka ‘cultural lag’ menimbulkan masalah sosial.

3. Teori Konflik Sosial

6

Page 7: Patologi Sosial

Menyatakan bahwa ‘konflik sosial akan menimbulkan masalah sosial’. Konflik sosial adalah situasi yang menimbulkan pertentangan sebagian besar penduduk atau anggota masyarakat seperti : perang, kejahatan, dsb.

4. Teori Disorganisasi Sosial (M.A. Elliot & F.A. Merrill)Menyatakan bahwa perubahan sosial menimbulkan keretakan organisasi sosial yang lama. Keretakan ini merupakan masalah sosial karena masyarakat itu sebagai kesatuan yang bersifat organic.

5. Teori Pathologi Teori ini mendasarkan diri pada analogi organisme biologi dengan organisme sosial. Masalah sosial dianalogikan dengan penyakit.Yang disebut penyakit adalah penyimpangan dari keadaan normal.

FASE STUDY PATOLOGI SOSIAL Menurut St. Vembriarto (1981), perkembangan patologi sosial melalui 3 fase yaitu:1. Fase Masalah Sosial (Social Problem)

Pada fase ini yang menjadi objek penyelidikan patologi sosial adalah masalah-masalah social, seperti masalah pengangguran, pelacuran, kejahatan, kemelaratan, masalah penduduk, dsb.

2. Fase Disorganisasi Sosial (Social Disorganization)Pada fase ini yang menjadi obyek penyelidikan patologi sosial adalah disorganisasi sosial. Fase ini merupakan koreksi dan perkembangan dari fase masalah sosial.

3. Fase Sistematik

7

Page 8: Patologi Sosial

Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya. Pada fase ini patologi sosial berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang mempunyai sistem yang bulat.Sebabnya bisa dari luar, misalnya : kurangnya solidaritas dan dari dalam, yaitu timbulnya perpecahan.

Tanda-tanda atau Ciri-ciri Disorganisasi Sosial 1. Adanya disorganisasi peranan, yakni fungsi anggota-anggota

suatu kelompok tidak dilaksanakan dengan sukses.2. Adanya peranan-peranan yang tidak menentu atau tidak jelas

(gejala ambiguity). Misalnya seorang pejabat korupsi untuk partainya.

Sosial Problem :Adalah penilaian masyarakat terhadap keadaan tertentu yang tidak diinginkan dan dianggap sebagai masalah, dan dapat diperbaiki hanya dengan tindakan sosial (social action) yang tepat.

Yang Memakai Istilah Patologi Sosial (Social Pathology)Misalnya : -Lawrence Guy Brown

- Queen & Gruener- J.P Gillin & J.L Gillin

Berpendapat : Pada waktu orang menghadapi social problem (host of social

maladjustment) maka ia harus mempunyai motive untuk mengadakan tindakan yang tepat agar terselenggara social welfare.

Orang mempunyai motive to reform (memperbaiki kembali keadaan) dan memberikan landasan ilmiah terhadap apa yang akan dilakukannya.

8

Page 9: Patologi Sosial

Landasan ilmiah tersebut diintroducer untuk mempelajari objeknya yaitu masyarakat.

Social problem hanya dapat diketahui dengan menganalogikan di dalamnya dengan memakai kata pathologi.

Manusia mempunyai sifat-sifat atau unit-unit yang bersifat organis psychologis dan sosial.

Dengan menggunakan istilah patologi sosial jelas tercermin di dalamnya pengertian biologis organis dari masyarakat.

Kedudukan Pathologi Sosial Dalam Kelompok

Ilmu Pengetahuan

>> Ilmu Pengetahuan Dilihat Dari Segi Objek Kajian : Kelompok ilmu pengetahuan alam dan eksakta (natural and

exact sciences). Kelompok ilmu pengetahuan sosial (social sciences) yakni yang

obyek kajiannya adalah human affairs atau human behaviors atau segi-segi kehidupan manusia dan tingkah laku serta masalahnya.

Kelompok ilmu pengetahuan budaya dan kerohanian (humaniora/humanities).

>> Dikelompokkan Menurut Metode Kerjanya : Ilmu pengetahuan yang bersifat formal normatif.

Obyek penyelidikannya dipandang dari sudut bagaimana seharusnya dan bukan dari sudut bagaimana adanya.

Ilmu pengetahuan yang bersifat empirik deskriptif.

Empirik maksudnya berdasarkan pengalaman-pengalaman atau empiris.

Deskriptif maksudnya bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat melukiskan sebagaimana adanya tidak menilai obyeknya.

9

Page 10: Patologi Sosial

Pro dan Kontra Penggunaan Istilah Patologi Sosial >> Tidak setuju

Mencerminkan konsep biologi & organis. Secara apriori masyarakat dipandang dalam keadaan sakit. Masyarakat dipandang sebagai obyek dari orang-orang yang

menimbulkan penyakit masyarakat (manusia disamakan dengan benda).

Mabel A. Elliot dan Francis A. Merrill-- Lebih cenderung menggunakan istilah social disorganization. Mereka berpendapat : Didalam sosial disorganization sekaligus tergambar social

problem. Bahwa yang menyebabkan social problem adalah social proces.Sosial Problem Mempelajari : Lahirnya sikap anti sosial dan individu di dalam lingkungan

keluarga dan masyarakat. Sikap anti sosial dari kelompok dengan kelompok lainnya.Social Disorganization (Mabel A. Elliot & Francis A. Merril) dalam bukunya “Social Disorganization”. Masyarakat yang disorganized adalah masyarakat yang oleh

karena satu atau lain sebab banyak anggota-anggotanya gagal (tidak berhasil) melaksanakan peranan yang diharapkan oleh masyarakat.

Jelasnya tingkah laku dari banyak orang dalam masyarakat tidak lagi berbuat seperti yang diharapkan atau dicita-citakan masyarakat.

Social Disorganization adalah proses pecah atau bubarnya kelompok sosial.

Disorganisasi Fungsional Terjadi apabila individu, kelompok, atau sistem-sistem dalam masyarakat tidak berfungsi secara wajar.

10

Page 11: Patologi Sosial

Ini terjadi karena keretakan dalam hubungan fungsional antar individu sampai pada taraf yang mengganggu pelaksanaan tugas-tugas kelompok.

Patologi Sosial (Gillin)Studi tentang pola-pola sosial dan prosesnya yang melibatkan di dalamnya kegagalan manusia untuk menyesuaikan dirinya maupun kelembagaan-kelembagaannya dalam mencapai tujuan yang memungkinkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.Intinya: Kegagalan penyesuaian diri baik secara individu maupun

kelembagaannya.Definisi Penyesuaian DiriIstilah penyesuaian diri berasal dari kata adaptasi dalam biologi yang berarti usaha individu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia hidup.Dalam psikologi ini dikenal dengan kata adjustment (penyesuaian diri), selama hidupnya manusia selalu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (Schneider, 1964).

Penyesuaian Diri Merupakan suatu proses yang mencakup mental dan tingkah

laku, dimana individu berusaha keras untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan dalam diri, tension, frustasi dan konflik, tujuannya adalah untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana ia tinggal dengan tuntutan di dalam dirinya.

Penyesuaian diri ini perlu untuk bisa survive / mempertahankan kelangsungan hidup.

Penyesuaian diri (adjustment) mengandung 2 proses yaitu:1. Menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.2. Mengubah keadaan dengan kebutuhan individu.

11

Page 12: Patologi Sosial

Setiap organisme secara alamiah telah dilengkapi dengan perangkat untuk menyesuaikan diri.- Pada tumbuh-tumbuhan.- Pada hewan / animal

Contoh : Bunglon, bisa berubah warna kulitnya).- Pada manusia.

Cara Penyesuaian Pada Animal : Instinktif Apabila lingkungannya berupa sukar sekali menyesuaikan diri dan bila tidak mampu bertahan maka cepat sekali spesies tersebut akan punah.Misal:- Burung-burung berterbangan pada saat gempa.- Burung-burung yang selalu berpindah tempat pada setiap

musim.

Cara Penyesuaian Pada ManusiaSebagian besar melalui proses belajar, karena manusia hidup bermasyarakat di dalam lingkungan budaya tertentu yang sangat kompleks. Hal ini menuntut proses pembelajaran yang tinggi.Proses belajar:- Membutuhkan waktu yang lama.- Memiliki fleksibilitas yang tinggi (sifatnya fleksibel).

Sifat fleksibility : memungkinkan orang/individu mampu melakukan perubahan sosial budaya yang sangat kompleks. Misalnya : toilet training, sosialisasi.Secara umum individu yang penyesuaian dirinya baik ialah individu yang mampu mengatasi konflik, frustasi-frustasi dan menyelaraskan kesulitan dalam diri maupun kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan.

12

Page 13: Patologi Sosial

Penyesuaian Diri Yang Tidak Berhasil (Maladjustment) Yaitu apabila individu tidak mampu mengatasi konflik yang

dihadapi sehingga dapat menimbulkan frustasi pada dirinya. Frustasi ini dapat terjadi bila tuntutan hidup sangat membebani

individu, karena ia tidak mampu menemukan cara yang sesuai untuk mengatasi masalah atau tuntutan dari lingkungan tersebut.

Akan tetapi tidak selamanya kondisi yang dirasakan berat atau stres berat dapat menimbulkan tingkah laku maladjustment.

Kadang-kadang stres dapat membangkitkan kekuatan yang luar biasa dan merupakan cara-cara yang efektif dalam penyesuaian diri.

Kapan suatu perilaku dikatakan maladjustment atau tidak.?

Misal: Orang miskin tidak selalu maladjustment, karena sebagian ada yang nyuri (maladjustment). Tapi ada juga yang kerja (adjustment). Jadi tergantung pada usaha setiap orang untuk melakukan hal yang positif.

Adaptasi dan adjustment merupakan suatu tuntutan untuk setiap organisasi.

AdjustmentOrganisme Lingkungan

Adaptasi Setiap penyesuaian mempunyai sifat interaktif. Kita perlu

menyesuaikan diri untuk mempertahankan diri atau kelangsungan hidup (survival).

Corak atau sifat lingkungan mempengaruhi corak dalam adaptasi. Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi corak

penyesuaian diri seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi:

1. Faktor Geografi, misal: iklim

13

Page 14: Patologi Sosial

2. Biologik : Struktur genetic (bentuk tubuh, darah, warna kulit, mata, ras)

3. Demografi : Jumlah penduduk4. Socio Cultural

Manusia kadang-kadang mengalami kegagalan dalam penyesuaian dirinya.

Pada faktor-faktor non sosio kultural pada umumnya manusia masih mampu untuk menyesuaikan diri. Lain halnya penyesuaian terhadap faktor socio cultural, karena bervariasi dan kompleks sifatnya.

Sifat penyesuaian diri yaitu adjusted dan maladjusted. Terhadap lingkungan socio cultural inipun manusia pada

umumnya mampu mempertahankan integritasnya sepanjang perubahan yang terjadi relatif kecil, tidak terlalu cepat atau mendadak sifatnya.

Pada masyarakat “statis” (budaya homogen, aturan jelas, sistem nilai jelas), misal: Suku Samoa, Baduy, Tengger.

Masyarakat “dinamis” (masyarakat yang hidup, cepat berubah). Banyak manusia yang berhasil menyesuaikan diri dan juga tidak

berhasil menyesuaikan diri dan bahkan ada yang bersifat patologis.

PENYESUAIAN

Adaptasi: bersifat patologis.Secara garis besar, sifat penyesuaian diri dibagi menjadi 3 bagian yaitu:a) Reaktif

Ciri khas: pada makhluk vegetatif (tumbuh-tumbuhan), berlaku secara otomatis/alamiah.

14

Page 15: Patologi Sosial

Makhluk vegetatif dalam keteraturan juga sangat menakjubkan, misal tumbuh dan memperbanyak diri namun tidak mengembangkan diri.

Penyesuaian reaktif ini sebenarnya dimiliki pula oleh makhluk-makhluk animate (hewan dan manusia).

Penyesuaian reaktif ini perlu pada manusia, terutama untuk mengatasi perubahan–perubahan pada lingkungan fisik seperti cuaca, suhu udara, dsb.

b) Aktif Penyesuaian ini merupakan ciri khas pada animate.

Dikatakan aktif karena mereka mampu bergerak dan secara aktif pula mampu mempertahankan diri terhadap lingkungan luar.

Beberapa spesies binatang dan manusia mampu berkelompok dan mengembangkan suatu masyarakat atau komunitas.Misal: semut, tawon, gajah singa.

Manusia : berorganisasi Pada binatang, pada umumnya pola perilaku tidak berubah

dari satu generasi ke generasi berikutnya. Polanya sama dalam situasi apapun.

c) Kreatif Dengan perangkat penyesuaian seperti ini manusia mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan fleksibel dan canggih.

Dengan kata lain, manusia selain beradaptasi dan aktif menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, juga mampu mengubah lingkungannya untuk mencapai optimasi penyesuaian yang diinginkannya.

Manusia mampu menciptakan cara-cara lain untuk melindungi diri dari ancaman lingkungannya.

Lebih jauh lagi cara penyesuaian diri ini tidak hanya riil, tapi juga yang bersifat abstrak.

15

Page 16: Patologi Sosial

Demikian berkembangnya ide-ide/karsa, bahkan me-lebihi kodrat alamiahnya.

Berupaya hidup di bawah air, di atmosfir dan di angkasa luar, yang secara alamiah manusia adalah makhluk darat.

Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat manusia tidak bersifat statis, tetapi mampu membangun kesatuan individu yang terjamin dan seringkali canggih.

Dalam dimensi kesatuan sosial ini perlu tercipta tata kehidupan budaya sentral, dengan variabilitasnya yang sangat luas dan rumit sifatnya.

Dan dalam rangka kehidupan berbudaya ini manusia memperluas dimensi kehidupannya menjadi yang bersifat abstrak.

Manusia dengan kreatifitasnya tidak saja berhasil dalam penyesuaiannya, bahkan berkembang dan menguasai semua spesies di muka bumi.

Dibalik keberhasilan ini manusia dituntut untuk mengembangkan cara-cara penyesuaian yang lebih canggih terhadap lingkungan sosial dan budayanya yang lebih kompleks, dan sekaligus pula rentan terhadap perubahan.

Oleh karena itu dalam kehidupan manusia penyesuaian ini tidak hanya sesuai atau punah tetapi juga dalam adjustment dan maladjustment.

Daya penyesuaian manusia yang begitu tinggi ternyata tidak menjamin keberhasilannya menghadapi perubahan-perubahan cepat dalam tingkat kehidupan sosial dan budayanya.

Sebagian diantara mereka mengalami kegagalan atau dapat dikatakan sebagian anggota masyarakat gagal menghadapi stress sosial, mengalami frustasi yang kemudian mengalami pola perilaku menyimpang.

16

Page 17: Patologi Sosial

Kelompok orang inilah yang dikatakan mengalami maladjustment (jika seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan).

Kesulitan mengadakan adaptasi dan adjustment menyebabkan Kebingungan Kecemasan Konflik-konflik Baik yang terbuka & eksternal sifatnya maupun yang internal

(dalam batin sendiri).Sehingga berkembang : Pola tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum Berbuat semau sendiri Demi kepentingan sendiri Mengganggu/merugikan orang lain

4 FAKTOR DALAM PENYESUAIAN DIRI (MENURUT ROBERT BIERSTEDT)

1. FAKTOR GEOGRAFISLetak geografis adalah letak suatu wilayah dan permukaan bumi yang ditinjau berdasarkan daerah sekelilingnya.Letak geografis akan mempengaruhi setiap kehidupan di planet bumi.a. Gerakan Bumi Mengelilingi Matahari (Revolusi) dan

Rotasi BumiMengakibat terjadinya pergantian siang dan malam. Daerah tropika (Indonesia) akan mengalami siang 12

jam dan malam 12 jam. Subtropis (Eropa) pada musim panas siang lebih lama

sedangkan musim dingin siang lebih pendek. Daerah kutub musim dingin lebih lama.

17

Page 18: Patologi Sosial

Terhadap faktor geografis ini manusia mampu menyesuaikan diri; yaitu malam - tidur, siang - bekerja.

Perputaran bumi (revolusi) menyebabkan adanya perbedaan musim, yaitu: Daerah yang punya 2 musim (Indonesia) yaitu musim

kemarau dan musim hujan. Daerah yang memiliki 4 musim yaitu musim panas,

musim gugur, musim semi dan musim dingin.

Keadaan ini mempengaruhi pada perilaku manusianya: - Pada daerah / negara yang memiliki 2 musim,

masyarakatnya cenderung lebih santai. - Pada daerah / negara yang memiliki 4 musim,

masyarakatnya memiliki perencanaan hidup karena dengan 4 musim maka tantangan hidup lebih berat sehingga lebih terencana.

b. Distribusi Tanah dan Persediaan AirTerdapat variabilitas pada setiap negara/bangsa tentang keadaan sumber daya dan persediaan air. Masyarakat yang hidup di daerah yang dikelilingi laut. Masyarakat yang hidup didaerah pegunungan. Masyarakat yang hidup di daerah / negara yang tidak

memiliki laut. Negara yang memiliki persediaan tanah yang sangat

sedikit. Negara yang memiliki persediaan tanah yang melimpah.Variabilitas ini menyebabkan perbedaan pada corak dan sifat penyesuaian. Akan tetapi persamaan dan perbedaan variabilitas tidak berkorelasi dengan derajat stres dan kesejahteraan masyarakatnya.

18

Page 19: Patologi Sosial

Contoh :- Indonesia, secara geografis memiliki daratan yang luas

(1.904.000 km2) dan lautan yang luas. Selain itu juga memiliki wilayah terluas pertama diantara negara ASEAN. Singapura hanya memiliki wilayah 584 km2. Tetapi Indonesia sering kekurangan dan juga sebagian negara yang memiliki lautan yang luas tidak memiliki Angkatan Laut yang ulung.

- Jepang, secara geografis memiliki sumber daya yang kecil, tetapi lebih maju dan lebih hebat daripada Indonesia.

Jadi ada faktor lain yang lebih menentukan daripada faktor geografis.

c. Iklim Perbedaan iklim dan suhu udara juga membawa perbedaan pada sifat perilaku penyesuaian.Contoh:Musim panas di Amerika Serikat, udara lebih menyengat daripada musim kemarau di Indonesia. Dari hasil penelitian ada kaitan antara suhu/iklim dengan tingkat kejahatan, kekacauan dan kematian.Contoh:Di Rusia banyak gelandangan yang mati karena kedinginan.

d. Sumber Daya AlamSumber daya alam yang dimiliki setiap negara bervariasi. Banyak negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah seperti Indonesia, negara-negara di Amerika Serikat dan ada beberapa negara yang memiliki sumber daya alam yang sedikit (Jepang, Singapura).Contoh: Suku Indian tetap terbelakang

19

Page 20: Patologi Sosial

Jepang tidak kaya tetapi lebih maju dan berkembang

Jadi tidak disangsikan sumber daya alam mem-pengaruhi tingkah laku manusia, tetapi tidak menentu-kan permasalahan yg terjadi pada manusia.

Kesimpulan:Faktor geografis tidak dapat di kesampingkan, tetapi bukan faktor penentu dan tidak cukup menjawab segala persoalan/permasalahan sosial di masyarakat.

2. FAKTOR BIOLOGISKonstitusi genetik organisme manusia dan juga faktor genetik dengan sendirinya mempengaruhi tingkah laku sosial manusia.Bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang secara sosial dan sangat ditolak oleh umum, seperti homoseksualitas, alkoholisme kronis dan gangguan-gangguan mental tertentu itu menurut teori Biologi disebabkan oleh peristiwa-peristiwa sebagai berikut :a. Melalui gen-gen atau plasma pembawa sifat di dalam

keturunan, atau melalui kombinasi dari gen-gen tertentu, yang semuanya mengakibatkan timbulnya penyimpangan tingkah laku .

b. Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa/abnormal, sehingga memprodusir tingkah laku patologis.

c. Melalui pewarisan kelemahan konstitusional tertentu yang mengakibatkan tingkah laku sosiopatik.

Contoh:

20

Page 21: Patologi Sosial

Gejala Brachydactylisme (jari-jari yang pendek) dan Diabetes Insipidus (sejenis penyakit gula) banyak berkorelasi dengan kejahatan dan penyakit mental.

Memang sebagian kecil tingkah laku sosiopatik disebabkan oleh faktor fisiologis dan struktural jasmaniah yang mengalami kerusakan atau disebabkan oleh cacat bawaan.

Deviasi / Penyimpangan & Differensiasi>> Deviasi / penyimpangan

Yaitu tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan/populasi.

>> DifferensiasiYaitu tingkah laku yang berbeda dari tingkah laku umum (misalnya: kejahatan adalah semua bentuk tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari ciri-ciri karakteristik umum serta bertentangan dengan hukum atau melawan peraturan yang legal).

>> Differensiasi BiologisDifferensiasi biologis yang mengandung tanda menyimpang ialah macam-macam stigma rasial (tanda, selar, ciri).Misalnya : dalam bentuk ekstrimisme, tinggi dan berat badan, raut wajah, tampang, bentuk dan proporsi/perbandingan tubuh, pigmentasi (zat warna kulit), parut dan barut bekas luka, mata sipit, tanda-tanda tertentu yang sudah ada sejak lahir, handicap fisik/cacat jasmaniah disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit, sehingga merusak mekanisme tubuh dan tingkah laku. Ciri itu mengakibatkan pola tingkah laku yang berbeda sekali dengan perilaku umum.

21

Page 22: Patologi Sosial

Cacat jasmaniah ini mengakibatkan persepsi-persepsi tertentu atau respon-respon tingkah lakunya menjadi terhambat atai tidak berfungsi lagi.Tingkah laku menjadi sangat berbeda dengan tingkah laku orang kebanyakan, dan pribadi yang bersangkutan terhambat dalam melaksanakan peranan sosialnya. Seberapa jauh kerusakan fisik itu bias menghambat fungsi jasmani manusia, tergantung pada tinggi rendahnay budaya dan teknologi yang dikembangkan, sehingga cacat tersebut dapat dibantu oleh alat-alat pembantu. Misalnya : alat bantu untuk membaca, alat bantu pendengaran, protetis, dll.

HERBERT SPENCERDalam Buku “A Society in Organism”.

- Menganalogikan masyarakat sebagai suatu organisme.- Mentranformasikan teori biologis kedalam teori masyarakat.

Teori ini memang penting sebagai suatu cara untuk menerangkan proses di dalam masyarakat yang dianalogikan sebagai organik. Akan tetapi itu belum dianggap lengkap untuk menerangkan masyarakat yang begitu kompleks dan juga kurang dukungan yang bersifat empiris.Teori Tentang Perbedaan Warna Kulit & Konstitusi TubuhDi beberapa masyarakat ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan maladjustment.Contoh : Di Missisipi (Amerika Selatan) perbedaan warna kulit menjadi dilema (antara kulit putih dengan kulit hitam, berwarna) Prejudice.

22

Page 23: Patologi Sosial

Eksperimen – eksperimen telah dilakukan di AmerikaEkperimen : terhadap anak Negro (mereka diminta untuk memilih boneka-boneka yang berwarna hitam dan putih hasil anak negro memilih yang berwarna putih).Prejudice ini dicoba untuk dihilangkan.Misalnya: melalui film-film (usaha ini cukup berhasil).

LOMBROSO

Mengadakan penyelidikan secara antropologi mengenai penjahat-penjahat yang terdapat dalam rumah penjara dan terutama mengenai tengkoraknya.

Kesimpulannya:Bahwa para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu. Misalnya: tengkoraknya (pencuri) isinya kurang daripada orang lain, terdapat kelainan pada tengkoraknya, roman mukanya lain dari orang biasa, tulang dahi yang melengkung ke belakang (“front fuyan”).

Kesimpulannya adalah :Penjahat umumnya dipandang dari sudut antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri (“genus homo delinquent”) seperti halnya dengan bangsa Negro.

Mereka dilahirkan demikian (“il delinquente nato”), mereka tidak mempunyai pre-disposisi untuk kejahatan, tetapi suatu predistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat mengubahnya.(Sifat batin sejak lahir ini juga dapat dikenal dari adanya stigmata-stigmata lahir, jadi terdapat suatu tipe penjahat yang dapat dikenal).

Hipotesis Lombroso ditolak dan banyak ditentang. Jadi tidak ditemukan korelasi antara tipe fisik tertentu

dengan kejahatan.

23

Page 24: Patologi Sosial

PENELITIAN LAIN

Penelitian tentang keseimbangan antara manusia dengan spesies lain (binatang, tumbuhan, mikroba), berkaitan dengan Ekologi.

Mempersoalkan bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dengan makhluk tak hidup di dalam tempat hidupnya/lingkungannya (Ernest Maeckel, 183-194).

Kesimpulan :Faktor biologis merupakan kondisi kehidupan manusia tetapi pendekatan ini kurang mencukupi untuk membahas permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.

3. FAKTOR DEMOGRAFIS Demos = masyarakat/penduduk

Grafis = pencatatanDemografis pencatatan penduduk (jumlah populasi) baik pada manusia maupun pada binatang

Permasalahan yang timbulAntara pertumbuhan populasi dengan sumber daya (makanan) yang tersedia baik pada manusia atau binatang.

Penelitian pada binatang: Secara alamiah terjadi keseimbangan.Penelitian pada menjangan : muncul tingkah laku agresif.

Penelitian pada manusia belum bisa dibuktikan. Permasalahan pada manusia maupun binatang yaitu:

- Keseimbangan ekologis terutama sumber daya makanan yang tersedia.

- Berapa jumlah kelahiran dan kematian.

24

Page 25: Patologi Sosial

Faktor demografis sebetulnya hanya pencatatan berapa jumlah manusia yang menghuni bumi ini sekarang dan yang akan datang.

Pada manusia masalah demografis lebih merupakan konsekuensi sosial dan erat terkait dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Manusia dan kekuatan dan akal budaya diperkirakan akan mampu mengatasi masalah ini.

Misalnya:- Jumlah penduduk besar, makanan yang tersedia kurang.

Bagaimana? - Jumlah penduduk sedikit, makanan yang tersedia

berlimpah. Bagaimana? Perkembangan manusia sangat pesat.

Permasalahannya, apakah bumi ini masih memungkin-kan menyediakan sumber daya supaya manusia bisa survive?

Pada zaman dahulu jumlah penduduk manusia secara alamiah berkembang dan bertambah, misalnya karena bencana atau peperangan.

Pada zaman sekarang dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, sekarang jumlah yang hidup lebih banyak.

Pada beberapa negara di Eropa (Jerman dan Perancis), jumlah orang dewasa / tua lebih banyak daripada anak-anak.

Hal ini banyak menunjukan masalah. Bagaimana mengatasainya?

FRANK NOTESTEIN (1945)Melakukan penelitian dan mengeluarkan teori “Demographic Transition Theory”.

Ada 3 tahap, yaitu:

25

Page 26: Patologi Sosial

1. Pre Modern Stage Pada tahap ini perkembangan penduduk lambat sekali. Ada keseimbangan antara jumlah kelahiran & kematian. Ada perbedaan antara komunitas yang satu dan lainnya,

misalnya : Di Irian Jaya, masih ada kehidupan seperti zaman batu.

2. Early Industrial Stage Biasanya industrialisasi memacu pertumbuhan

penduduk. Kelahiran meningkat & Kematian menurun.Misal : Indonesia, dan Negara Dunia ke 3 masuk tahap ini.

Antara tahap 1 dan 2 merupakan sumber masalah. 3. Mature Industrial Stage

Tercapai keseimbangan penduduk, yaitu kelahiran lambat dan kematian menurun.Misal: Swedia, Skandinavia, Norwegia.

THOMAS MALTHUS (1766-1834) Meramalkan :

Bahwa pertumbuhan penduduk pada masa yang akan datang sangat cepat dan tidak terkendali dan akan meningkatkan penderitaan dan kelaparan. Bila tidak terjadi bencana, peperangan, epidemik atau tidak adanya perencanaan kelahiran.

Apakah ramalan ini terbukti ?Pada dunia ketiga ramalan ini berlaku.Contoh: Indonesia penduduk berkembang dengan pesat makanan menjadi kurang.

Menurut LESTES BROWN DAN JODI JACOBSON dalam bukunya “The World Without Border”.

Permasalahan di dunia ke 3, mereka justru terperangkap dalam “Demographic Trap”.

26

Page 27: Patologi Sosial

4. FAKTOR SOCIO CULTURAL (SOSIAL BUDAYA) Terhadap ketiga faktor (geografis, biologis, demografis),

manusia mampu beradaptasi, akan tetapi tidak halnya dengan faktor sosial budaya.

Mengapa? Karena faktor dan variabel yang terkandung demikian banyak dan bervariasi, sehingga seringkali orang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dan mengalami kegagalan dalam penyesuaian dirinya (maladjusment).

Menurut Gillin:Manusia dalam kehidupannya memang diikat oleh budaya (budaya sebagai kontrol).

Culture/Budaya dalam arti sempit : Orang berbudaya dan orang tidak berbudaya (tidak tahu

etika). Diartikan dengan seni: Budaya Sunda, Bali, Batak, dll. Sering diasosiasikan dengan bentuk rumah adat, bahasa,

dll. Pengertian Culture / Budaya

>> E. B. Tylor (1871)Keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan/keyakinan (belief),art (seni), morales (moral), law (hukum), adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. >> R. Linton (1947)Konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.>> W. H. Kelly & C. Kluckhon (1952)

27

Page 28: Patologi Sosial

Pola hidup yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implicit, rasional, irrasional, dan nonrasional, yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial dalam tingkah laku manusia. >> Ariyono Suyono (1985)Keseluruhan hasil daya budi cipta, karsa, karya manusia yang dipergunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya agar menjadi pedoman bagi tingkah lakunya, sesuai dengan unsur-unsur universal di dalamnya. >> R. BierstedtThe complex whole that consist of all the ways thinks did do and everything we have a member of society.

Secara Umum :Kebudayaan adalahKeseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kahidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan belajar.

Inti Pengertian Kebudayaan 1. Bahwa kebudayaan yang terdapat antara manusia itu

sangat beraneka ragam. 2. Bahwa kebudayaan itu didapat dan diteruskan secara

sosial melalui proses pembelajaran. 3. Bahwa kebudayaan itu terjabarkan dari komponen

biologis, sosiologis, dan psikologis dari eksistensi manusia.

4. Bahwa kebudayaan itu berstruktur.5. Bahwa kebudayaan itu memuat beberapa aspek. 6. Bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis.7. Bahwa nilai dalam kebudayaan itu bersifat relatif.

Media yang paling penting untuk mentransformasikan budaya adalah bahasa.

Kita akan mengerti suatu kelompok sosial bila merujuk pada bahasa yang berlaku pada masyarakat itu.

28

Page 29: Patologi Sosial

Manusia diikat oleh culture (budaya), kalau tidak manusia akan bertindak semaunya (liar), bahkan lebih liar dari binatang (kata Sosiolog).

Culture dibagi menjadi 2, yaitu:1. Material Culture2. Nonmaterial culture

Content (isi) dari culture ada 3 komponen (Robert Bierstedt), yaitu:

1. Ideas (Thinking / Pemikiran)Berhubungan dengan alam pemikiran yang berlaku dalam masyarakat, termasuk didalamnya apa yang disebut:a. Scientific Truths b. Religious Believe c. Myths (Mitologi)d. Legendae. Kesusastraanf. Aphorism (Misal: Di Cina -- Tidak boleh tidur

siang)g. Provers (Peribahasa)h. Folkslore (cerita rakyat)

2. Norms (Doing / Apa Yang Dilakukan) Pembatasan-pembatasan yang didalamnya

mengandung suatu sistem nilai, menyangkut bagaimana perilaku disepakati bersama.

Ada norma yang sangat berat dan menentukan keberadaan kelompok dan tatanan kehidupan ideal, sehingga layak dikenakan sanksi yang berat (Mores).

Ada tatanan yang tidak terlalu mendasar sehingga sanksinya pun tidak terlalu berat. Dengan demikian bila terjadi pelanggaran, tidak

29

Page 30: Patologi Sosial

berakibat terlalu fatal (Folksways). (W.G. Summer)

Yang termasuk Norms antara lain: hukum, status, rules, ritual, tabu, ceremonies, etiket.

3. Materials (Having / Segala Sesuatu Yang Dimiliki)Berkaitan dengan kepemilikan benda-benda konkrit termasuk didalamnya artifacts, machine, bangunan, benda-benda seni, jembatan, kendaraan, bahan-bahan makanan, obat-obatan, dll.

MASYARAKAT SISTEM NILAI BUDAYA

Perubahan BerubahProses Perubahan: Sangat Lambat

Harus melalui tahapan-tahapan panjang seirama dengan perkembangan masyarakatnya.

CepatLangsung mengubah tatanan perilaku ajeg yang telah ada sebelumnya.

Tidak Menerima PerubahanTidak menerima sama sekali perubahan ini:- Mencoba menghindar- Menentang timbulnya pembaharuan ini

Perubahan pada masa kini di dunia ketiga seperti: Adanya krisis sosial dan politik, ekonomi dan budaya, menyebabkan perubahan cepat sekali sehingga kecenderungan menimbulkan maladjusted besar sekali

30

Page 31: Patologi Sosial

PROSES-PROSES PEMBELAJARAN

PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN1. PROSES INTERNALISASI

Proses Internalisasi berlangsung sepanjang hidup individu sejak dilahirkan s/d hampir meninggal untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.Misal:Bayi ketika lapar; Dia menangis,. Pada saat itu akan ada seseorang yang memberinya makan / minum.

2. PROSES SOSIALISASIProses social dimana seorang individu menerima pengaruh, peranan, tindakan orang-orang di sekitarnya (Millieu).--- Akan mempengaruhi pola kepribadiannya.

Proses sosialisasi sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh: Struktur masyarakat Susunan kebudayaannya Lingkungan sosial yang bersangkutan

Tiap perubahan akan dipengaruhi budaya.

TAHAPAN / PROSES YANG TERJADI PROSES ENKULTURASI / ENCULTURATION

Proses soSial dimana individu belajar menyesuaikan diri dan alam pikiran serta sikapnya terhadap adat, sistem norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam lingkungan masyarakatnya.--- Ada 2 kemungkinan:

31

Page 32: Patologi Sosial

a. Individu bisa melewati tahapan proses tersebut.b. Individu sukar untuk menerima & menyesuaikan diri.

--- Individu Deviants Deviants yang Positif

Akan merupakan sumber dari berbagai kejadian dalam masyarakat dan kebudayaan sehingga menimbulkan perubahan budaya.

Deviants yang NegatifMenimbulkan berbagai ketegangan sosial, kerusuhan, kejahatan, bunuh diri masal, dll.

PROSES AKULTURASI / ACCULTURATIONSuatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu sedemikian rupa dipengaruhi oleh unsur-unsur suatu kebudayaan lain sehingga unsur-unsur lain itu diterima dan disesuaikan dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri tanpa menyebab-kan hilangnya identitas kebudayaan asli.

PROSES ASIMILASI / ASSIMILATIONAdalah proses sosial yang timbul apabila terdapat: Kelompok-kelompok manusia dengan latar belakang

kebudayaan yang berbeda-beda. Kelompok manusia ini saling bergaul langsung secara

intensif serta dalam waktu yang lama. Kelompok-kelompok itu masing-masing berubah watak

khasnya dan unsur-unsur kebudayaannya saling berubah sehingga muncul suatu watak kebudayaan yang baru / campuran.

Kecepatan proses ini sangat bervariasi tergantung pada banyaknya faktor yang mempengaruhi terutama: Mobilitas Komunikasi

32

Page 33: Patologi Sosial

Jumlah kontak yang terjadi diantara anggota masyarakat.

BEBERAPA FAKTOR PENTING UNTUK TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL/BUDAYA1) Karena kontak dan berhubungan dengan budaya lain.

Contoh: migrasi, peperangan, penjajahan, perdagangan, eksplorasi.

2) Karena innovation/penemuan-penemuan baruContoh: Ditemukannya roda, mesiu, listrik, mesin uap, telepon, auto/mobil, pesawat terbang.

3) Karena cuaca dan sumber daya alam (dalam skala kecil) –faktor ekologi.

Pada umumnya manusia mampu beradaptasi sepanjang perubahan sosial masih dalam taraf wajar dan seharusnya (tidak mendadak).

Pada masa / era ‘globalisasi’-- Berkembangnya teknologi yang begitu cepat banyak

menimbulkan permasalahan penyesuaian / adjustment. Daya penyesuaian manusia umumnya lebih lambat dari

perubahan itu sendiri. Jika keseimbangan sistem sosial terganggu, akan menimbulkan

kebingungan dan ketidakjelasan sehingga banyak menimbulkan stress dan berbagai penyimpangan terjadi.Contoh:Di daerah marginal, missal: Tangerang.Budaya kota masuk, sistem nilai lama belum ditinggalkan perilaku aneh/kriminal.

STRESS SOSIAL

Di dalam hidup manusia tidak bisa terlepas dari stress.

33

Page 34: Patologi Sosial

Permasalahannya terletak pada seberapa besar stress yang dialami dan bagaimana mengatasi stress ini.

Suatu stress akan dirasakan berat bila berlangsung terus menerus dan kumulatif.

Keadaan ini berlaku baik untuk individu maupun kelompok. Kaidah:

1. Makin stabil seseorang, makin tinggi toleransi terhadap stress

2. Setiap individu memiliki batas toleransi terhadap stress (ambang toleransi setiap individu akan berbeda).

3. Bila stress terlalu berat walaupun batas toleransi tinggi, setiap orang akan mengalami kegoncangan.

Kapan stress melampaui batas toleransi?Yaitu bila stress berkepanjangan dan bersifat kumulatif.

Yang mempengaruhi penghayatan stress seseorang antara lain kepribadian, pengalaman dan budaya.

Pengelolaan benar

Individu/kelompok

Stres Tidak stres

PengelolaanTidak benar

Stres baru pikiran kacau Stres Neurotik

Beberapa hal / spesifikasi yang biasanya ditemukan dalam lingkungan sosial:- Ancaman yang berhubungan dengan kelangsungan hidup.- Gangguan yang berupa rasa sakit, panas, dingin, kelelahan

dan kekurangan makan.

34

Page 35: Patologi Sosial

- Kehilangan sumber hidup (berupa uang, pekerjaan, bisnis, kekayaan).

- Pengurangan kepuasan seksual.- Penekanan terhadap kebebasan mengemukakan ide, cita-cita

dan berpikir.- Pembatasan kebebasan bergerak.- Isolasi.- Ditolak / tidak disenangi oleh orang-orang di sekitarnya.- Dalam organisasi, perilaku otoritas yang sukar diduga.

Yang penting, ada 3 stres yang merupakan sumber reaksi yang patologis, yaitu:1. Hambatan yang berkepanjangan dalam pemenuhan

kebutuhan, harapan, pencapaian tujuan / cita-cita.2. Konflik dilematis.

Mis: konflik antara cita-cita dan kemampuan (keinginan dan kemampuan).

3. Keadaan yang menimbulkan kebingungan anggota masyarakat dan ketidakpastian tentang apa yang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa yang akan datang.

Stres yang kumulatif akan dirasakan oleh setiap masyarakat. Bila terus berlangsung, maka kondisi patogenik tidak terelakkan.

Masyarakat sebagai sistem sosial dapat diibaratkan sebagai mesin, yang dibentuk oleh ribuan / jutaan manusia yang berinteraksi satu sama lain, sesuai dengan kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam budayanya.

Sebagai suatu sistem, didalamnya tersusun berbagai sub sistem, baik berupa kelompok maupun kelembagaan, formal maupun informal. Semua ini membangun menjadi suatu struktur.Struktur + elemen masyarakat/individu Menggunakan

sistem

35

Page 36: Patologi Sosial

Keseluruhan sistem dikendalikan dan diawasi oleh supra sistem yang disebut pemerintahan yang tersusun dari strata bawah (RT, RW) sampai strata atas (Presiden, MPR, dsb).

Dalam mencapai tujuan dan keberhasilannya, kapasitas ‘mesin masyarakat’ akan dipengaruhi oleh 2 macam stressor, yaitu:1. Dapat berupa tekanan / stressor yang dating dari luar.

Misalnya: ancaman militer / politik negara lain (contoh: invasi Amerika) , ancaman ekonomi.

2. Tekanan yang timbul dari dalam sistem itu sendiri (dari masyarakat itu sendiri)Seperti perubahan-perubahan social, dalam pergeseran komponen-komponen yang membentuk mesin masyarakat itu sendiri.Misalnya: otonomi daerah.

Kedua stressor seringkali berlaku simultan (terjadinya bersamaan)

Permasalahannya yaitu bagaimana upaya penyesuaian, reaksi-reaksi dan cara bertindak masyarakat tersebut terhadap tekanan beserta perubahan-perubahannya. Ada beberapa masyarakat yang bereaksi terhadap perubahan

dan tekanan secara positif.Artinya: masyarakat mengalami goncangan, tetapi dengan secara cepat mampu mengatasinya dan melakukan penyesuaian (perlu integritas yang tinggi).

Ada beberapa masyarakat yang mendapat tekanan atau perubahan tetapi tidak mampu mengatasinya bahkan permasalahannya menjadi berlarut-larut.

Reaksi yang muncul bias bermacam-macam, diantaranya:1. Banyak melakukan aktifitas tetapi tidak produktif (banyak

pekerjaan, tapi tidak pernah selesai dengan tuntas).2. Reaksi Agresifitas.

36

Page 37: Patologi Sosial

Misal: saling memaki/menyerang, baik secara verbal maupun fisik tidak pada tempatnya.

3. Reaksi Apatisme.Lari ke alam fantasisme, egistis, mementingkan partainya atau kelompoknya tidak perduli dengan apapun; tidak mau berhubungan dengan dunia luar karena dunia luar dianggap sebagai sumber masalah.

Cat:Stres ada yang positif. Misalnya: nilai UTS yang jelek membuat kita stress, dan berusaha belajar sungguh-sungguh supaya nanti nilainya bagus.

Indikator-Indikator Patologi Sosial

Ada berbagai cara dan ukuran yang dipakai untuk menentukan kondisi-kondisi sosial patologis, antara lain:

1) Ukuran Sederhana> Misal: Angka bunuh diri, angka kenakalan anak dan kejahatan, statistik perceraian, distribusi kekayaan dan penghasilan, angka pengangguran.> Asumsi: Kenaikan angka dari gejala-gejala seperti tersebut merupakan indicator dari adanya social maladjustment.

2) Ukuran Yang KompleksDisintegrasi social tidak/belum cukup hanya dengan ukuran sederhana, tetapi masih perlu ukuran lain yang lebih kompleks seperti: daerah pemukiman penduduk yang padat, memperlihatkan keganjilan dalam piramida penduduknya, juga ditandai oleh angka bunuh diri, kejahatan, kenakalan dan tingkah laku gang yang tinggi.Adanya konflik kebudayaan, konflik norma-norma sehingga kehidupan pribadi terlepas dari kehidupan masyarakat.

3) Komposisi Penduduk

37

Page 38: Patologi Sosial

Piramida penduduk yang menyimpang dari pola segitiga dengan dasar luas, yang menunjukkan proporsi anak-anak ke atas sampai proporsi usia lanjut yang menunjukkan angka jumlah kecil.Menunjukkan indikator maladjustment.

4) Jarak (distansi) SosialApabila orang merasa berbeda satu sama lain dalam simpati sosialnya, menunjukkan adanya social maladjustment.

5) Partisipasi SosialTeori partisipasi sosial berpendapat bahwa keanggotaan dan peranan didalam kelompok sosial dan aktifitas-aktifitas yang bersifat kultural dapat dijadikan indikator masalah sosial.Apakah berbagai gangguan (fisik, mental, ekonomi, dsb.) itu mempengaruhi partisipasi social seseorang?

DIFFERENSIASI

Ialah tingkah laku yang berbeda dari tingkah laku umum.Misalnya:Kejahatan, yaitu semua bentuk tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari ciri-ciri karakteristik umum serta bertentangan dengan hukum atau peraturan legal.

Kejahatan sendiri sangat bervariasi, sangat heterogen sifatnya: dapat dilakukan oleh pria, wanita, tua, remaja atau anak-anak, dsb.

Differensiasi dibedakan menjadi 2, yaitu:

38

Page 39: Patologi Sosial

a. Differensiasi BiologisYang mempunyai tanda-tanda penyimpangan ialah macam-macam stigma rasial (tanda, selar, ciri)

b. Differensiasi DemografisAdalah perbedaan-perbedaan yang berkaitan dengan bangsa-bangsa dan bangsa yang menyimpang dari kelompok bangsa pada umumnya, yang tingkah lakunya aneh dan luar biasa.Misalnya:- Dalam hal komposisi seks.- Perbedaan usia, seperti ada yang usianya sangat tua dan ada

juga yang mati dalam usia yang sangat muda.

DEVIASI

Yaitu tingkah laku yang menyimpang dari kecenderungan umum atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari masyarakat kebanyakan.

Deviasi terbagi 2, yaitu:1. Non Behavioral

a) Biologisb) Demografis

2. Behavioral>> Menurut tipenya dibedakan menjadi 2, yaitu:a) Personalb) Sosial

>> Menurut aspeknya dibedakan menjadi 2, yaitu:

39

Page 40: Patologi Sosial

a) Yang Tampak (Overt)1) Dapat berbentuk verbal, misalnya: dialek, slang, bahasa

yang tidak menurut gramatika, juga pendapat-pendapat yang radikal mengenai berbagai hal.

2) Berbentuk nonverbal, misalnya: alkoholisme, madat, prostitusi, kejahatan dan sejenisnya.

b) Yang Tidak Tampak (Covert)Yang simbolik, yaitu segi sikap dan emosi yang bersifat deviasi yang dialami seseorang. Misalnya:- Berupa mens area (pikiran yang paling dalam yang

tersembunyi), atau- Berupa itikad kriminal dibalik semua aksi kejahatan dan

tingkah laku menyimpang.

Yang menjadi objek kajian di sini adalah deviasi behavioral, artinya : penyimpangan tingkah laku yang seringkali disebut juga dengan istilah abnormal atau maladjusted.

ORGANISASI DEVIANT

Organisasi atau kelompok deviant dapat terbentuk secara spontan dan ada yang secara perlahan-lahan.

Bentuk organisasi kelompok deviant ini ada yang bersifat formal, informal dan sangat kaku (rigid).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya deviant sangat bervariasi, yaitu:

40

Page 41: Patologi Sosial

a. Faktor keadaan deviant itu sendiriMisalnya: mereka yang gagap, bisu, tidak mungkin dapat berorganisasi karena sulitnya berkomunikasi, tetapi prostitusi justru memerlukan organisasi yang rapi; pemadat memerlukan berorganisasi agar mendapatkan bahan yang menjadi kecanduan madatnya.

c. Faktor-faktor seperti: komposisi usia, seks, status ekonomi/jabatan/pendidikan dan ada tidaknya komunikasi langsung, dll. Contoh: organisasi yang dikenal dengan nama mafia, adalah organisasi deviant yang bersifat rigid, juga penjahat.

INDIVIDU SOSIOPATHIK

Pribadi yang menyimpang (dengan tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum) merupakan hasil dari proses differensiasi dan proses individual. Proses Differensiasi

Orang yang secara individual berbeda dengan orang-orang kebanyakan yang lain, sejak lahir.

Orang yang berkembang di lungkungan deviant.Maksudnya individu berkembang secara normal, tetapi hidup di lingkungan yang patologis. Misalnya: di lingkungan pencuri, kebiasaan mengemis, melacur, dsb.

Proses sosialisasi pada diri (individuasi) anak dalam pengoperan pola-pola tingkah laku yang menyimpang atau sosiopatik itu berlangsung secara progresif, tidak sadar, berangsur-angsur dan kontinyu.

Bentuk-bentuk penyimpangan norma sosial itu dirasionalisir secara progresif dan diadakan pembenaran (justifikasi) lalu

41

Page 42: Patologi Sosial

dijadikan pola tingkah laku sehari-hari (dapat terjadi secara overt maupun covert / tersamar).

Menjadi deviant setelah dewasa, bisa disebabkan oleh suatu pengalaman traumatik.

Perubahan kepribadian yang mendadak jarang terjadi, tapi perubahan yang cepat dapat terjadi karena intensitas stimulasi sosial.

Tidak jarang perubahan secara drastis radikal itu disertai dengan krisis-krisis jiwa yang gawat.

Pengalaman itu mempercepat proses transformasi tingkah laku normal menjadi perilaku abnormal atau menyimpang.

Pengoperan pola-pola abnormal secara sadar mengakibatkan proses persepsi diri dan pendefinisian diri.

Persepsi diri berarti menerima keadaan atau nasib sendiri sebagai benar-benar menyimpang.

Study Disorganisasi Sosial menurut E. S Bogardus, dapat dibagi menjadi 4 (empat) sebab pokok, yaitu:

1) Pengangguran (Unemployment)Pengangguran merupakan sebab terjadinya disorganisasi sosial, oleh karena keadaan pengangguran menyebabkan fungsi-fungsi ekonomi menjadi kacau.Secara umum disebabkan oleh pribadi (malas, kurang kompeten, dsb.), musim, keadaan pekerjaan dan teknologi.

2) Kejahatan (Criminal)Merupakan pelanggaran terhadap norma-norma hukum dan di lain pihak merupakan gangguan bagi kesejahteraan sosial.Faktor penyebabnya: physical environment, social environment dan individual reaction.

42

Page 43: Patologi Sosial

3) AlkoholikPecandu minuman keras, tidak hanya terbatas pada mereka yang mempunyai waktu luang tetapi juga bagi mereka yang sibuk dengan pekerjaan. Minuman keras ini akan menyebabkan pelanggaran maupun kejahatan.

4) PerangAdalah penyebab diaorganisasi sosial yang terbesar. Perang akan mengakibatkan bangsa dan negara yang bersangkutan mengalami akibat yang menyedihkan seperti: kehancuran, kematian, yatim piatu, invalid, kejandaan, dll.

PENGANGGURAN

Pengangguran merupakan penyakit sosial yang sangat besar dampaknya dan biasanya terjadi pada masyarakat industri.

Pengangguran sangat serius karena dampaknya sangat besar baik dalam kehidupan perorangan, keluarga (maksudnya sebagai seorang kepala keluarga harus menghidupi keluarganya), kelembagaan maupun masyarakat itu sendiri.

Pengangguran merupakan kegagalan sistem ekonomi masyarakat.

Masyarakat yang sehat berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan.

Dalam arti luas, bekerja identik dengan productivity, cara kerja yang efektif dan efisien.

Bentuk-bentuk pengangguran:

43

Page 44: Patologi Sosial

1. Tidak memiliki pekerjaan / upah / penghasilan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2. Memiliki upah tetapi di bawah standar hidup normal.

3. Tidak efisien dalam pelaksanaan kerja sehingga tidak produktif ------- tidak memenuhi tuntutan kualitas kerja (telat masuk kerja, hanya absen saja, dsb.)

4. Pseudo Kerja / Kerja Semu.Bekerja tapi tidak jelas arah tujuannya karena kurang terorganisir, bahkan sering menjadi gangguan dalam tatanan sosial.Contoh: penjual rokok di jalanan (penjual asongan), pedagang kaki lima, penjual di trotoar.

5. Parasit masyarakat dalam berbagai bentuk.Adalah mereka yang hidup atau penghasilannya didapat dari keringat orang lain.Contoh: pengemis, pemeras.

KEBODOHAN

1. Mental Deficiency / Feeble MindedYang dimaksud bukan karena faktor bawaan / heredity, tetapi berkaitan dengan waktu ibu mengandung kekurangan gizi.

2. Kurang TerdidikBanyak yang bodoh akan menjadi beban masyarakat karena: Tindakan-tindakannya banyak yang melanggar. Tingkat intelektualitasnya terbatas. Kurang memiliki keterampilan / pengetahuan, sehingga

sukar mendapat pekerjaan.

44

Page 45: Patologi Sosial

KEMISKINAN

Yaitu kondisi seseorang apakah karena:1. Pendapatan yang rendah / tidak memadai.2. Karena pemborosan.

Sehingga tidak mampu menjaga suatu skala kehidupan yang lebih tinggi untuk mendukung efisiensi, baik fisik maupun mental, serta untuk mendukung secara fungsional memiliki nilai kegunaan sesuai standar masyarakatnya.

Siapa saja yang hidup dalam kondisi dikatakan berada dalam garis kemiskinan (Gillin).

Kemiskinan didalam relasi social membawa ke arah kebergantungan (defendency).

Orang miskin bergantung pada orang lain (orang yang produktif). Misalnya: pengemis.

OVERCROWDING

Berkaitan dengan banyaknya pendudukDaya tampung ruang sudah tidak memadai dengan jumlah penduduk.Tata ruang yang tidak benar / salah.

Pada dasarnya hal ini akan menimbulkan stress, karena organisme membutuhkan space yang memadai.

Akibat overcrowding yaitu:

45

Page 46: Patologi Sosial

1. Menghancurkan struktur social sehingga orang tidak mampu melakukan kehidupan secara wajar.

2. Distorsi antara jumlah penduduk dan basis ekonomi yang tersedia (tidak memadai).

Overcrowding dibawah kondisi kemiskinan yang rendah akan mengakibatkan agresifitas yang tinggi dan meningkatkan kriminalitas.

PRASANGKA SOSIAL / PREJUDICE

Yaitu attitude/sikap yang negatif yang ditujukan terhadap sekelompok orang tertentu yang sifatnya stereotype dan digeneralisir.

Attitude yang negatif terhadap sekelompok orang, sangat stereotype, bermuatan emosi tinggi dan sukar diubah oleh informasi yang bertentangan (Kretch).

Prasangka social terjadi melalui proses belajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya prasangka,

yaitu:1. Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam.

Misalnya: terjajah dengan penjajah.2. Orang berprasangka karena memang ia sudah di-persiapkan

didalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka.Misalnya: seorang anak Amerika (kulit putih) yang di dalam keluarganya itu sudah dianut atau ditegakkan suatu norma tertentu yaitu bahwa orang Negro itu pemalas, bodoh, kotor, tidak tahu kesusilaan.

3. Prasangka timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan perasaan superior. Perbedaan

46

Page 47: Patologi Sosial

bisa meliputi: fisik / biologis / ras, geografis /lingkungan, kekayaan, status social, kepercayaan / agama, norma sosial.

4. Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.Misal: bangsa yang dijajah dengan bangsa penjajah (kejam).

5. Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan didalam lingkungan tertentu. Misal:berprasangka terhadap ibu tiri.

47