Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa
-
Upload
jasmine-felita-pane -
Category
Documents
-
view
73 -
download
1
description
Transcript of Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa
patofisiologi gigitan ular berbisa
• Ular memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas.
• Pada taring tersebut terdapat saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara subkutan atau intramuskular
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan
sekaligus juga berperan dalam sistem pertahanan diri. Bisa ular tidak hanya terdiri atas
satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein yang
memiliki aktivitas enzimatik.
Venom yang sebagian besar (90%) adalah protein, terdiri dari :• berbagai macam enzim• polipeptida non-enzimatik • protein non-toksik
Bisa ular terdiri dari beberapa polipeptida yaitu:• fosfolipase A• Hialuronidase (merusak bahan dasar sel sehingga
memudahkan penyebaran racun)• ATP-ase,• 5 nukleotidase• kolin esterase• Protease• Fosfomonoesterase• RNA-ase• DNA-ase
Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan lokal, bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis atau pelepasan histamin sehingga timbul reaksi anafilaksis
Dampak & sifat bisa ular :• Neurotoksik• Hemoragik• Trombogenik• Hemolitik• Sitotoksik• Antifibrin• Antikoagulan• Kardiotoksik• gangguan vaskular (merusak tunika intima)
Racun kebanyakan berupa air. Protein enzim pada racun mempunyai sifat merusak. Protease, colagenase dan hidrolase ester arginin telah teridentifikasi pada racun ular berbisa. Neurotoksin terdapat pada sebagian besar racun ular berbisa. Diketahui beberapa enzim diantaranya adalah :1. hialuronidase, bagian dari racun diamana merusak jaringan
subcutan dengan menghancurkan mukopolisakarida2. fosfolipase A2 memainkan peran penting pada hemolisis sekunder
untuk efek eritrolisis pada membran sel darah merah dan menyebabkan nekrosis otot
3. enzim trobogenik menyebabkan pembentukan clot fibrin, yang akan mengaktivasi plasmin dan menghasilkan koagulopati yang merupakan konsekuensi hemoragik
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin. Toksik tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggu berbagai sistem :1. Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai
saraf yang berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan oedem pada saluran pernapasan, sehingga menimbulkan kesulitan untuk bernapas.
2. Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja pembuluh darah yang dapat mengakibatkan hipotensi.
3. Sedangkan pada sistem pernapasan dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat yang dapat mengakibatkan gagal napas.