Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

8
patofisiologi gigitan ular berbisa

description

forensik

Transcript of Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Page 1: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

patofisiologi gigitan ular berbisa

Page 2: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

• Ular memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas.

• Pada taring tersebut terdapat saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara subkutan atau intramuskular

Page 3: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan

sekaligus juga berperan dalam sistem pertahanan diri. Bisa ular tidak hanya terdiri atas

satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein yang

memiliki aktivitas enzimatik.

Page 4: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Venom yang sebagian besar (90%) adalah protein, terdiri dari :• berbagai macam enzim• polipeptida non-enzimatik • protein non-toksik

Page 5: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Bisa ular terdiri dari beberapa polipeptida yaitu:• fosfolipase A• Hialuronidase (merusak bahan dasar sel sehingga

memudahkan penyebaran racun)• ATP-ase,• 5 nukleotidase• kolin esterase• Protease• Fosfomonoesterase• RNA-ase• DNA-ase

Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan lokal, bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis atau pelepasan histamin sehingga timbul reaksi anafilaksis

Page 6: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Dampak & sifat bisa ular :• Neurotoksik• Hemoragik• Trombogenik• Hemolitik• Sitotoksik• Antifibrin• Antikoagulan• Kardiotoksik• gangguan vaskular (merusak tunika intima)

Page 7: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Racun kebanyakan berupa air. Protein enzim pada racun mempunyai sifat merusak. Protease, colagenase dan hidrolase ester arginin telah teridentifikasi pada racun ular berbisa. Neurotoksin terdapat pada sebagian besar racun ular berbisa. Diketahui beberapa enzim diantaranya adalah :1. hialuronidase, bagian dari racun diamana merusak jaringan

subcutan dengan menghancurkan mukopolisakarida2. fosfolipase A2 memainkan peran penting pada hemolisis sekunder

untuk efek eritrolisis pada membran sel darah merah dan menyebabkan nekrosis otot

3. enzim trobogenik menyebabkan pembentukan clot fibrin, yang akan mengaktivasi plasmin dan menghasilkan koagulopati yang merupakan konsekuensi hemoragik

Page 8: Patofisiologi Gigitan Ular Berbisa

Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin. Toksik tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggu berbagai sistem :1. Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai

saraf yang berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan oedem pada saluran pernapasan, sehingga menimbulkan kesulitan untuk bernapas.

2. Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja pembuluh darah yang dapat mengakibatkan hipotensi.

3. Sedangkan pada sistem pernapasan dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat yang dapat mengakibatkan gagal napas.