patof hipospadia
-
Upload
citra-hafilah-shabrina -
Category
Documents
-
view
6 -
download
1
Transcript of patof hipospadia
![Page 1: patof hipospadia](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081908/55cf9441550346f57ba0ae86/html5/thumbnails/1.jpg)
PATOFISIOLOGI HIPOSPADIA
Citra Hafilah Shabrina
1106089041
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa kelainan letak lubang uretra pada pria
dari ujung penis ke sisi ventral (Corwin, 2007). Hipospadia memiliki beberapa penyebab
yaitu genetik, pengaruh hormon, lingkungan, dan embriologis. Sedangkan bayi yang
prematur atau kurang dari berat badan normal, dapat menjadi salah satu faktor resiko
terjadinya hipospadia. Hipospadia dapat menurun secara genetik karena terdapat predisposisi
genetik non-Mendelian pada hipospadia. Jika salah satu saudara kandung mengalami
hipospadia, risiko kejadian berulang pada keluarga tersebut adalah 12%. Jika bapak dan anak
laki-lakinya terkena, maka risiko anak laki-laki berikutnya adalah 25%.
Kemudian penyebab lain adalah pengaruh hormon. Hormon yang berpengaruh pada
terjadinya hipospadia adalah hormon androgen. Hal tersebut dikarenakan diferensiasi uretra
pada penis bergantung pada androgen dihidrotestosteron (DHT). Oleh karena itu, hipospadia
dapat disebabkan oleh defisiensi produksi testosteron yang menyebabkan konversi testosteron
menjadi DHT yang tidak adekuat, dapat menybebakan penurunan hormon androgen. Semakin
cepat penurunan androgen, semakin ke pangkal meatus uretranya. Secara embriologis,
hipospadia disebabkan oleh kegagaln penutupan yang sempurna pada bagian ventral lekuk
uretra. (Heffner & Schust, 2005).
Penyebab yang terakhir adalah pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar ibu
yang terdapat banyak polutan dan zat tetragonik dapat menyebabkan mutasi gen pada ibu.
Hal tersebut dapat mempengaruhi gen yang dapat berpengaruh pada anak. Sedangkan bayi
prematur atau kurang berat badan dapat menjadi salah satu faktor risiko pada anak dengan
hipospadia. Anak dengan prematur atau kurang berat badan masih belum matang
pembentukan tiap organ tubuhnya. Jenis organ reproduksi sudah mulai terbentuk dapat dapat
dikenali pada usia janin pada usia 12 minggu. Namun proses pematangan organ tersebut terus
berjalan dan akan berkembang baik di usia 40 minggu. Apabila bayi lahir di bawah usia 38
minggu, maka hal tersebut mempengaruhi organ reproduksi pada anak karena belum
matangnya proses pembentukan organ tersebut.
Hipospadia memiliki beberapa manifestasi klinis, yaitu lubang penis tidak terdapat di
ujung penis, kesulitan atau ketidakmampuan berkemih secara adekuat dengan posisi berdiri,
![Page 2: patof hipospadia](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022081908/55cf9441550346f57ba0ae86/html5/thumbnails/2.jpg)
chordae (melengkungnya penis), dan hernia inguinalis (testis tidak turun) . Lubang penis
tidak terdapat di ujung penis dapat menyebabkan atau memungkinkan terjadinya stenosis atau
penyempitan sehingga dapat menimbulkan adanya obstruksi parsial. Adanya obstruksi parsial
tersebut dapat menyebabkan terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Anak dengan hipospadia berpengaruh pada pola eliminasi anak. Hal tersebut
dikarenakan anak terkadang mengalami nyeri pada saat melakukan eliminasi. Sehingga anak
dengan hipospadia harus dilakukan operasi untuk memindahkan meatus uretranya agar
terletak di ujung penis. Operasi dapat menyebabkan anak mnejadi ansietas. Selain itu, kondisi
penis anak yang tidak normal, dapat menyebabkan anak malu terhadap kondisi tubuhnya
sehingga berpengaruh pada konsep psikososial anak.
REFERENSI
Corwin, elizabeth J. (2007). Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC
Heffner & Schust. (2005). At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta: EMS
Meadow & Newell. (2005). Leacture Notes: Pediatrika. Edisi 7. Jakarta: EMS
USU. Hipospadia. Diakses melalui ocw.usu.ac.id (2 Mei 2015, Pukul 10:00 WIB)