patof hipospadia

3
PATOFISIOLOGI HIPOSPADIA Citra Hafilah Shabrina 1106089041 Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa kelainan letak lubang uretra pada pria dari ujung penis ke sisi ventral (Corwin, 2007). Hipospadia memiliki beberapa penyebab yaitu genetik, pengaruh hormon, lingkungan, dan embriologis. Sedangkan bayi yang prematur atau kurang dari berat badan normal, dapat menjadi salah satu faktor resiko terjadinya hipospadia. Hipospadia dapat menurun secara genetik karena terdapat predisposisi genetik non-Mendelian pada hipospadia. Jika salah satu saudara kandung mengalami hipospadia, risiko kejadian berulang pada keluarga tersebut adalah 12%. Jika bapak dan anak laki-lakinya terkena, maka risiko anak laki- laki berikutnya adalah 25%. Kemudian penyebab lain adalah pengaruh hormon. Hormon yang berpengaruh pada terjadinya hipospadia adalah hormon androgen. Hal tersebut dikarenakan diferensiasi uretra pada penis bergantung pada androgen dihidrotestosteron (DHT). Oleh karena itu, hipospadia dapat disebabkan oleh defisiensi produksi testosteron yang menyebabkan konversi testosteron menjadi DHT yang tidak adekuat, dapat menybebakan penurunan hormon androgen. Semakin cepat penurunan androgen, semakin ke pangkal meatus uretranya. Secara embriologis, hipospadia disebabkan oleh kegagaln penutupan yang sempurna pada bagian ventral lekuk uretra. (Heffner & Schust, 2005).

Transcript of patof hipospadia

Page 1: patof hipospadia

PATOFISIOLOGI HIPOSPADIA

Citra Hafilah Shabrina

1106089041

Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa kelainan letak lubang uretra pada pria

dari ujung penis ke sisi ventral (Corwin, 2007). Hipospadia memiliki beberapa penyebab

yaitu genetik, pengaruh hormon, lingkungan, dan embriologis. Sedangkan bayi yang

prematur atau kurang dari berat badan normal, dapat menjadi salah satu faktor resiko

terjadinya hipospadia. Hipospadia dapat menurun secara genetik karena terdapat predisposisi

genetik non-Mendelian pada hipospadia. Jika salah satu saudara kandung mengalami

hipospadia, risiko kejadian berulang pada keluarga tersebut adalah 12%. Jika bapak dan anak

laki-lakinya terkena, maka risiko anak laki-laki berikutnya adalah 25%.

Kemudian penyebab lain adalah pengaruh hormon. Hormon yang berpengaruh pada

terjadinya hipospadia adalah hormon androgen. Hal tersebut dikarenakan diferensiasi uretra

pada penis bergantung pada androgen dihidrotestosteron (DHT). Oleh karena itu, hipospadia

dapat disebabkan oleh defisiensi produksi testosteron yang menyebabkan konversi testosteron

menjadi DHT yang tidak adekuat, dapat menybebakan penurunan hormon androgen. Semakin

cepat penurunan androgen, semakin ke pangkal meatus uretranya. Secara embriologis,

hipospadia disebabkan oleh kegagaln penutupan yang sempurna pada bagian ventral lekuk

uretra. (Heffner & Schust, 2005).

Penyebab yang terakhir adalah pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar ibu

yang terdapat banyak polutan dan zat tetragonik dapat menyebabkan mutasi gen pada ibu.

Hal tersebut dapat mempengaruhi gen yang dapat berpengaruh pada anak. Sedangkan bayi

prematur atau kurang berat badan dapat menjadi salah satu faktor risiko pada anak dengan

hipospadia. Anak dengan prematur atau kurang berat badan masih belum matang

pembentukan tiap organ tubuhnya. Jenis organ reproduksi sudah mulai terbentuk dapat dapat

dikenali pada usia janin pada usia 12 minggu. Namun proses pematangan organ tersebut terus

berjalan dan akan berkembang baik di usia 40 minggu. Apabila bayi lahir di bawah usia 38

minggu, maka hal tersebut mempengaruhi organ reproduksi pada anak karena belum

matangnya proses pembentukan organ tersebut.

Hipospadia memiliki beberapa manifestasi klinis, yaitu lubang penis tidak terdapat di

ujung penis, kesulitan atau ketidakmampuan berkemih secara adekuat dengan posisi berdiri,

Page 2: patof hipospadia

chordae (melengkungnya penis), dan hernia inguinalis (testis tidak turun) . Lubang penis

tidak terdapat di ujung penis dapat menyebabkan atau memungkinkan terjadinya stenosis atau

penyempitan sehingga dapat menimbulkan adanya obstruksi parsial. Adanya obstruksi parsial

tersebut dapat menyebabkan terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Anak dengan hipospadia berpengaruh pada pola eliminasi anak. Hal tersebut

dikarenakan anak terkadang mengalami nyeri pada saat melakukan eliminasi. Sehingga anak

dengan hipospadia harus dilakukan operasi untuk memindahkan meatus uretranya agar

terletak di ujung penis. Operasi dapat menyebabkan anak mnejadi ansietas. Selain itu, kondisi

penis anak yang tidak normal, dapat menyebabkan anak malu terhadap kondisi tubuhnya

sehingga berpengaruh pada konsep psikososial anak.

REFERENSI

Corwin, elizabeth J. (2007). Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC

Heffner & Schust. (2005). At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta: EMS

Meadow & Newell. (2005). Leacture Notes: Pediatrika. Edisi 7. Jakarta: EMS

USU. Hipospadia. Diakses melalui ocw.usu.ac.id (2 Mei 2015, Pukul 10:00 WIB)