paraffin
-
Upload
wila-seftira -
Category
Documents
-
view
45 -
download
6
description
Transcript of paraffin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Parafin
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon,
jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus
maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks
seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-
masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi
dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur
karbon dan hidrogen dengan rumus umumCnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi
mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul
dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.
parafin terdiri atas campuran rantai linier dan bercabang hidrokarbon
antara C18H38 sampai dengan C60H122. Umumnya bercampur dengan material
organik atau inorganik lain seperti minyak bumi, aspal, mineral, pasir, clay dan
air. Akumulasi enddapan parafin/wax pada formasi disekitar lubang sumur dan
jika dibiarkan dapat menurunkan kemampuan produksi sumur dan dapat merusak
alat produksi seperi pompa dan lain-lain.
II.2 Proses Terbentuknya Parafin dalam Sumur Produksi
Penyebab utama terbentuknya parafin dan aspal adalah penurunan
tekanan karena kelarutan lilin dalam minyak mentah menurun saat menurunnya
temperatur. Adanya gerakan ekspansi gas pada lubang perforasi dan di dasar
sumur dapat menyebabkan terjadinya pendinginan atau penurunan temperatur
sampai di bawah titik cair parafin, sehingga timbul parafin. Terlepasnya gas dan
hidrokarbon ringan dari minyak mentah bisa menyebabkan penurunan kelarutan
lilin, sehingga terbentuk parafin dan aspal. GOR yang tinggi dapat mempercepat
terbentuknya parafin dan aspal.
3 Universitas Sriwijaya
4
Menurunnya temperatur akibat intervensi dari luar maupun alami dari
proses produksi dapat memicu terbentuknya parafin. Hal ini dikarenakan parafin
dalam minyak mentah (crude oil) memiliki titik beku (pour poin) yang rendah.
Sehingga apabila terjadi perubahan atau penurunan suhu yang spontan akan
memicu terbentuknya kristal parafin yang menempel pada lubang perfo atau
tubing, casing. Hal ini dikarenakan, ketika temperature turun,maka tingkat
solubilitas minyak untuk melarutkan lilin parafin.
Proses penurunan temperature dan tekanan dari luar sumur disebabkan
adanya perubahan cuaca atau pergantian siang dan malam sehingga temperatur
yang sebelumnya tinggi pada siang hari adalah panas (apabila cuaca tidak
mendung atau hujan), akan menurun ketika terjadi perubahan cuaca seperti
hujan,mendung dan pergantian menjadi malam,karena semakin larut malam maka
suhu semakin menurun drastic,begitu jugasaat hujan.
GAMBAR 2.1
PARAFIN
Selain penurunan tekanan dan temperature dari luar, parafin juga
terbentuk akibat beberapa faktor lain akibat kegiatan produksi antara lain akibat
aliran yang tidak tetap dan merata dalam sumur maupun flow line, permukaan
dalam tubing yang tidak rata, dan kurang efektifnya pemisahan pada separator.
Masalah yang biasa terjadi di sumur dalam pembentukan parafin antara
lain akibat turunnya tekanan reservoir, permukaan tubing yang tidak rata dan
kecepatan aliran yang tidak tetap dan tidak merata. Menurunnya tekanan reservoir
diakibatkan produksi fluida secara terus menerus sehingga pressure gas pada
reservoir ikut terproduksi dengan fluida dan menyebabkan gas tekanan pada
reservoir berkurang atau menurun.
Universitas Sriwijaya
5
Permukaan tubing yang tidak merata disebabkan adanya stretch akibat
pasir atau gesekan antar tubing yang tidak stabil atau keadaan sumur yang
directional juga dapat menyebabkan terbentuknya parafin dan berhubungan
dengan kecepatan aliran yang tidak merata atau tetap sehingga ketika fluida
melewati tubing yang stretch akan terjadi perbedaan kecepatan aliran dan adanya
benturan fluida pada bagian yang stretch secara terus menerus dapat
menyebabkan terbentuknnya parafin. Adanya lekukan pada sumur produksi yang
Directional sama seperti tubing yang stretch, sebab adanya benturan terus
menerus aliran fluida melewati lekukan tersebut akan terjadi perbedaan kecepatan
aliran dibagian tersebut sehingga parafin dibagian tersebut juga mudah terbentuk.
II.3 Upaya Mengatasi Parafin
Dalam mengatasi sumur parafin, ada beberapa cara yang dilakukan yaitu
dengan cara mekanik, thermal, kimia dan gabungan antara ketiganya.
1. Secara mekanik dapat dilakukan dengan:
a. Hydraulic Fracturing (pada reservoir)
Hydraulic fracturing adalah suatu teknik stimulasi yang digunakan
untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas sumur yang
bertujuan membentuk saluran konduktif dan kontinyu yang menembus
zona skin (yang mengalami kerusakan), jauh ke dalam reservoar.
Untuk mencapai tujuan itu, maka dibuat rekahan untuk jalan
mengalirnya fluida reservoir ke lubang sumur yang mengalami
kerusakan
Cara kerjanya adalah menginjeksikan fluida perekah dengan laju
dan tekanan tertentu diatas tekanan rekah formasi. Setelah formasi
mengalami perekahan fluida terus diinjeksikan untuk memperlebar
rekahan yang terjadi. Untuk menjaga agar rekahan tidak menutup
kembali, maka rekahan yang terjadi diberi pengganjal (proppant).
yang harus mampu mengalirkan fluida dan dapat menahan agar
rekahan tidak menutup kembali, harus memiliki permeabilitas yang
besar dan kekuatan yang cukup baik agar tidak mudah hancur terkena
tekanan dan temperatur tinggi.
Universitas Sriwijaya
6
GAMBAR 2.2
SKEMA PROSES STIMULASI HYDRAULIC FRACTURING
b. Scrapper (pada tubing dan casing)
Scrapper merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan
tubing dan casing pada sumur. Scrapper biasanya digunakan pada saat
sumur workover atau well service,karena pada saat itu dilakukan
pengangkatan (lifting) rangkaian pompa dalam sumur sehingga tubing
yang dikeluarkan dapat dibersihkan menggunakan scrapper.
Cara kerjanya adalah memasukkan scrapper ke casing atau tubing,
kemudian dikeluar masukkan dari tubing atau casing sampai parafin
keluar.
GAMBAR 2.3
SCRAPPER
Universitas Sriwijaya
7
c. Pigging (pada flowline)
Pigging merupakan proses untukmembersihkan flowline atau
pipeline menggunakan alat “pig”. Ada macam-macam jenis pig, antara
lain foam pig, bidirectional pig, ball pig, dan intelligent pig. Foam pig,
merupakan pengontrol bagian dalam pipa yang baru dipasang.
Bidirectional pig, bentuk menyerupai barbel, fungsi sama dengan foam
pig. Brush pig, berfungsi untuk membersihkan permukaan pipa dari
padatan. Ball pig, membersihkan kotoran, air dan kondensat.
Intelligent pig, dilengkapi dengan instrumentasi deteksi korosi. Pig
terbuat dari bahan yang dpat dihancurkan, sehingga apabila pig
mengalami stuck atau pig tersangkut dalam pipa akibat kotoran yang
terlalu banyak atau permukaan pipa yang tidak rata, pig dapat
dihancurkan tanpa merusak pipa.
GAMBAR 2.3
MACAM-MACAM PIG
Cara kerjanya adalah, pigging dimasukkan dari pig launcher di
manifold, dan akan diterima kembali di pig receiver. Pada pig terdapat
pig signal yang berguna untuk mendeteksi keberadaan pig didalam
pipa. Ketika pig tertahan didalam flowline akibat adanya penyumbatan
line, baik akibat kotoran seperti parafin dan scale maupun akibat
adanya line yang tidak rata akibat lekukan, maka pig bisa dikeluarkan
dengan cara dihancurkan dengan chemical atau didorong oleh pig lain
dari belakang.
Universitas Sriwijaya
8
GAMBAR 2.5
SKEMA PROSES PIGGING
2. Thermal
Mengatasi parafin dapat dilakukan dengan pemanasan atau yang
dikenal dengan thermal. Metode yang dilakukan adala injeksi uap (Steam
Flooding). Injeksi uap adalah menginjeksikan uap ke dalam reservoir
minyak untuk mengurangi viskositas yang tinggi supaya pendesakan
minyak lebih efektif sehingga akan meningkatkan perolehan minyak.
Proses pelaksanaan Injeksi uap hampir sama dengan injeksi air. Uap
diinjeksikan secara terus-menerus melalui sumur injeksi dan minyak yang
didesak akan diproduksikan melalui sumur produksi yang berdekatan.
GAMBAR 2.6
SKEMA STEAM FLOODING
Universitas Sriwijaya
9
3. Secara kimia
Secara kimia, parafin dalam sumur diatasi dengan menginjeksikan
bahan-bahan kimia seperti:
a. Dispersant, berguna untuk memutus partikel wax menjadi ukuran yang
lebih kecil sehingga dapat kembali diserap oleh minyak.
b. Solvent, digunakan untuk melarutkan parafin.bahan kimianya berupa
parasol, solar dan xylen
c. Parafin Detergents, merupakan surfaktan yang memecah parafin wax
dan mencegahnya kembali mengendap.
d. Crystal Modifier, merupakan polymer yang mengubah perkembangan
Kristal wax dan mencegah pengendapan parafin.
GAMBAR 2.7
SKEMA INJEKSI CHEMICAL
Universitas Sriwijaya