Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
-
Upload
rusli-abdulah -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
-
7/23/2019 Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
1/5
Paradoks Inflasi di Bulan Suci
Rusli Abdulah1
Tidak henti-hentinya, menjelang Ramadhan dan selama Ramadhan
harga-harga naik. Selalu berulang dari tahun ke tahun. Bahkan,
kenaikan harga yang dicerminkan oleh inflasi, pada Mei 2!"
kemarin #menjelang puasa$ merupakan inflasi tertinggi selama
kurun %aktu & tahun terakhir. 'nflasi Mei tertinggi terakhir
terjadi pada tahun 2(, sebesar !,!) persen. Tingginya angka
inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada bulan
Mei 2(.
*un demikian dengan inflasi +uni dimana bulan puasa sudah
dimulai, inflasi mencapai ,") persen, jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan inflasi pada bulan yang sama di 2!) sebesar
,) persen. Besaran inflasi tersebut disumbang oleh inflasi
bahan makanan dengan andil , persen, tertinggi dibandingkan
kelompok barang lain.
enomena di atas merupakan sebuah paradoks. *aradoks di
pemerintahan dan paradoks di masyarakat. *emerintah sebagai
entitas yang memiliki legalitas memperlancar kegiatan ekonomi
tidak pernah belajar akan berulangnya kejadian kenaikan harga
1 Peneliti INDEF (Institute for Development of Economics and Finance)
-
7/23/2019 Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
2/5
menjelang Ramadhan dan selama Ramadhan. +ika belajar, pastinya
tidak akan terjadi kenaikan harga menjelang dan selama Ramadhan.
*aradoks masyarakat tercermin dari buyarnya makna puasa.
*uasa merupakan laku prihatin/ dalam rangka mendekatkan diri
kepada Sang *encipta. 0aku prihatin tersebut tercermin dalam
pengurangan porsi konsumsi bagi orang yang berpuasa dari kali
makan menjadi 2 kali makan, %aktu berbuka dan %aktu sahur.
Secara nalar sederhana, sejatinya permintaan akan bahan
makanan di masa menjelang Ramadhan dan selama Ramadhan menurun.
Tapi hal ini tidak berlaku. akta yang terjadi di lapangan adalah
konsumsi justru cenderung meningkat. Ramadhan yang sejatinya
dijadikan sebagai bulan laku prihatin/, berubah menjadi bulan
laku bukber/ dengan jenis dan tingkat konsumsi melebihi konsumsi
di luar bulan Ramadhan.
Inflasi : Pasokan Vs Rente
Secara garis besar, penyebab inflasi ada dua yakni
kelangkaan pasokan di sisi lain permintaan tetap dan cenderung
meningkat serta permintaan berlebih yang tidak dibarengi pasokan
yang mencukupi. 1elangkaan pasokan disebabkan dua hal yakni
produksi yang berkurang dan atau adanya permainan di tingkat
distribusi. *ermainan di tingkat distribusi didasari pada
kepentingan perburuan rente ekonomi dengan memainkan instrumen
harga.
-
7/23/2019 Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
3/5
Secara kelembagaan, pemerintah lebih mudah untuk
mengendalikan/ inflasi yang disebabkan sisi pasokan. Bahan
makanan sebagai penyumbang inflasi terbesar salama ini berada di
ba%ah kontrol/ pemerintah yakni bahan makanan, terutama beras.
Melalui 1ementerian *ertanian dan berkolaborasi dengan Badan
*usat Statistik, pemerintah bisa memperkirakan hasil panen,
apakah bisa memenuhi kebutuhan atau tidak. +ika tidak bisa, impor
menjadi kata kunci terakhir pemerintah untuk memenuhi
keterbatasan suplai. ukup simpel.
3amun apabila kelangkaan pasokan dikarenakan adanya ganjalan
di rantai distribusi, pemerintah akan relatif sulit untuk
memulihkan pasokan. *ermainan ekonomi pemburu rente menjadi
sandungan pemerintah dalam menetralisir pasokan di jalur
distribusi. Terlebih susah lagi jika perburuan rente sudah
bersekongkol dengan oknum di pemerintahan yang sama-sama
berkepentingan terhadap rente demi keberlangsungan politik
mereka.
Langkah
*un keledai sebagai he%an paling dungu, tidak akan
terjerambab kedua kalinya pada lobang yang sama di jalan yang
sama. *eribahasa tersebut seharusanya menjadi lecutan bagi
pemerintah untuk tidak membiarkan pengulangan inflasi tinggi
menjelang Ramadhan dan selama Ramadhan terjadi. Bagaimanapun juga
-
7/23/2019 Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
4/5
inflasi yang tidak terkendali menyakitkan, menggerus daya beli
masyarakat dan menambah kemungkinan jumlah orang miskin.
*encegahan inflasi dari sisi produksi sejatinya bisa dengan
mudah dikendalikan. 1oordinasi yang baik antara 1ementerian
*ertanian, 1ementerian *erdagangan dan Badan *usat Statistik
dalam memberikan updatedata menjadi hal yang %ajib dalam menjaga
pasokan produksi, baik dengan produksi sendiri ataupun impor.
1edua, memberantas pemburu rente dalam rantai distribusi
yang terkadang menahan barang untuk mendapat harga tinggi. Secara
kelembagaan, pemerintah bisa menggunakan legalitasnya untuk
mengoprak-oprak para distributor nakal untuk mengeluarkan stok
barangnya, seperti yang tercantum dalam *erpres &! tahun 2!"
tentang *enetapan dan *enyimpanan 4arga kebutuhan *okok dan
Barang.
1etiga, dan merupakan bagian kebijakan yang harus dilakuan
dalam perspektf jangka pendek dan jangka panjang yakni rekayasa
konsumsi masyarakat. Rekayasa yang dimaksud adalah mengalihkan
perilaku konsumsi dari beras ke non beras ataupun mengurangi
produk makanan impor.
1eduanya bisa dilakukan dengan cara kampanye kuliner
nusantara yang menggunakan bahan dasar non beras dan non impor.
ontoh paling nyata yang saat ini dengan sendirinya berada pada
jalur pengurangan bahan makanan impor adalah brownesdari bahan
dasar ubi, bukan tepung terigu atau gandum.
-
7/23/2019 Paradoks Inflasi Di Bulan Suci
5/5
Selain makanan berkabohidrat, minuman kopi juga menjadi
salah satu bukti nyata. Menjamurnya kafe-kafe dengan minuman kopi
asli nusantara menjadi bukti bah%a tastekuliner masyarakat kita
tidak harus melulu makanan impor. Sekiranya dua contoh di atas
bisa diambil benang merahnya untuk diaplikasikan pada jenis
komoditas lain, terutama komoditas sumber karbohidrat sebagai
pengganti beras.
1etiga hal tersebut di atas bisa tercapai jika pemerintah
dan stakeholder terkait memiliki political will yang sangat
tinggi untuk me%ujudkan bulan suci tanpa inflasi yang tinggi#5$.