Paper Geologi Kuarter

11
PAPER GEOLOGI KUARTER PERALIHAN DARI ZAMAN TERSIER ( KALA PLIOSEN ) KE ZAMAN KUARTER ( KALA PLEISTOSEN ) OLEH : 1. RUSMITA 2. AGUNG PRAYUDI 3. LONGUINHOS AMARAL DA COSTA 4. PIPIN KURNIAWAN 5. VITORIA MARIA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2015 1

description

paper geologi kuarter

Transcript of Paper Geologi Kuarter

PAPER GEOLOGI KUARTERPERALIHAN DARI ZAMAN TERSIER ( KALA PLIOSEN ) KE ZAMAN KUARTER ( KALA PLEISTOSEN )

OLEH :1. RUSMITA2. AGUNG PRAYUDI3. LONGUINHOS AMARAL DA COSTA4. PIPIN KURNIAWAN5. VITORIA MARIA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTANINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMASURABAYA2015

PERALIHAN DARI ZAMAN TERSIER ( KALA PLIOSEN ) KE ZAMAN KUARTER ( KALA PLEISTOSEN )

1. PendahuluanSejarah alam semesta jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah manusia. Bumi belum dapat dihuni oleh manusia dan semua makhluk pada awal perkembangannya, akan tetapi sebelum manusia tinggal di bumi sudah terdapat makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan meskupun sruktur anatominya berbeda dengan hewan dan tumbuhan pada saat ini. Bumi merekam semua kehidupan pra sejarah dengan ditemukannya fosil makhluk hidup tersebut kemudian manusia membuat rekonstruksi dan mempelajari umurnya untuk mengungkapkan sejarah pada masa lalu.Kehidupan manusia paling tua berawal dari zaman kuarter atau kala paling awalnya adalah kala pleistosen sehingga akan lebih di pelajari mengenai peralihan dari zaman tersier ( kala pliosen) menuju zaman kuarter ( kala paleosen )2. Pembahasan2.1 Perbedaan Zaman Tersier Dengan Zaman kuarterzaman Tersier dan Zaman Kuarter|Zaman tersier dan kuarter atau quarter merupakan pembagian dari zaman Neozoikum (Zaman Hidup Baru), zaman neozoikum merupakan salah satu zaman praaksara yang berdasarkan geologi bumi. Zaman neozoikum atau Kainozoiukum berlangsung kira 60 juta tahun yang lalu hingga kini. Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Zaman Neozoikum terbagi menjadi zaman tersier dan kuarter. Untuk mengetahui penjelasanzaman tersier dan zaman kuarterdapat dilihat dilibawah ini

a. Zaman Tersiertua, stratum geologi yang menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi Pleistosen, tapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna.2.2.1 kala pliosen di IndonesiaApabila pada kala miosen dicirikan dengan adanya genang laut di samping makin bertambahnya kegiatan vulkanisme maka kala pliosen dicirikan dengan adaanya susut laut. Hal ini menyebabkan makin menyempitnya luas lautan pada kala pliosen dan terjadilah perluasan daratan disulawesi, irian, jawa timur bagian selatan serta melebarnya luas daratan, sebagai akibat selanjutnya geosinklin yang telah ada pada kala miosen menjadi sempit. Didaerah geosinklin tersebut secara setempat-setempat didapatkan batuan yang berumur pliosen. Pengangkatan diakhir pliosen tidak terjadi disemua bagian indonesia. Kegiatanya yang bersamaan dengan perlipatan dan kegiatan vulkanisme dijumpai disulawesi timur dan selatan, kalimantan timur, tenggara dan utara, jawa utara, irian utara dan tengah, aceh, jambi, palembang dan buton. Yang hanya terangkat tetapi tidak terlipat adalah sulawesi tengah, jawa selatan, bali selatan, lombok selatan dan sumatera selatan.Kejadian geologi khususnya sedimentasi selama kala pliosen dibeberapa tempat adalah sebagai berikut: Dijawa terlihat semakin meningkatnya kegiatan vulkanisme, tetapi yang kini pindah dari kemudian terisi dengan bahan rombakan di pegunungan yang terangkat, diselingi dengan pembentukan gamping koral. Di missol terbentuk pengendapan disepanjang tepi utara yang terdiri dari sedimen paralas dengan pembentukan batu bara dan teras-teras koral.Di kepala burung irian barat terdapat kegiatan volkanisme yang hebat dan mungkin merupakan lengkung gunungapi disepanjang tepi selatan melanesia. Di irian sendiri.1. pegunungan selatan ke lajur yang 2.3 Kala Pleistosensedimentasi berlangsung terus dalam 3 buah geosinklin yang terpisahkan satu sama lain oleh pematang daratan atau lengkung pulau. Pegunungan salju yang ada ditengah merupakan daerah yang tererosi dan memberikan bahan sedimen yang akhirnya diendapkan dalam geosinklin tersebut, yang terdiri dari geosinklin mamberamo disebelah utara, geosinklin idenberg dibagian tengah dan geosinklin digul-fly, kesemuannya merupakan bagian dari geosinklin papua yang sangat besar2.3 Kala Pleistosen

Menurut sejarah perkembangan bumi, kala plestosen adalah bagian awal dan paling singkat, tetapi menurut sejarah perkembangaan umat manusia, kala plestosen merupakan bagian yang paling tua. Kala plestosen terjadi kira-kira tiga juta tahun sampai 10.000 tahun sebelum masehi.Pada kala plestosen, situasi di dunia pada umumnya menunjukkan bahwa timbulan bawah laut dapat dikatakan mulai stabil dan susunan permukaan bumi sudah seperti bentuk sekarang, kecuali di beberapa tempat seperti di Indonesia. Di Indonesia masih berlangsung terus-menerus pembentukan kepulauan.Pada kala plestosen keadaan alam kerikil, pasir, lumpur dan debu kedaerah sekitarnya yang lebih tendah.Letusan gunung berapi melemparkan materi-materi yang ada seperti batu, kerikil, lava, lahar, dan abu untuk kemudian ditimbunkan di atas dataran atau laut yang ada disekitarnya. Gerakan dari dalam bumi (gerakan endogen) dan dari luar bumi (gerakan eksogen) memberi bentuk kepada muka bumi. Gerakan pengikisan yang terus-menerus tidak dapat mengimbangi gerakan pengangkatan dari dalam bumi yang begitu kuat.Peristiwa-peristiwa besar tersebut secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan manusia dalam menyesuaikan dirinya menghadapi tantangan hidup yang sangat mengancam. Manusia kala itu masih dalam perkembangan bentuk fisik dan akal budinya. Belajar menghindari tantangan alam dan mencari makan dari alat-alat yang dibuat masih sangat sederhana.Menurut para ilmuan pada zaman kwarter adalah zaman manusia mulai muncul untuk pertama kalinya dibumi. Meganthropus merupakan manusia yang paling primitif atau tertua. Megantropus paleojavanicus merupakan manusia purba raksasa tertua dari jawa. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald di sangiran antara tahun 1936-1941. Berdasarkan umurnya, fosil ini diperkirakan berumur 1-2 juta tahun yang lalu, makhluk purba ini memiliki ciri-ciri : badan tegap dengan tonjolan di belakang, wajakensis pertama kali ditemukan di campur darat (wajak) tulung agung jawa timur pada tahun 1889. Genus homo sudah mempunyai otak yang lebih besar, isinya antara 1000-2000 cc, kulit otaknya sudah berkembang lebih lanjut, alat-alat pengunyah lebih lanjut evolusinya : reduksi gigi, rahang dan otot-otot kunyah bertambah sehingga mulai terdapat dagu pada rahang bawah. Homo sapient baru muncul kira-kira 40.000 tahun yang lalu.Zaman plestosen berlangsung lebih dari tiga juta tahun. Zaman plestosen dibagi menjadi tiga lapisan zaman, plestosen awal, plestosen tengah, plestosen akhir. Plestosen awal dikenal juga dengan plestosen bawah dan merupakan subdivisi awal atau terendah dari periode kwarter. Plestosem awal terdiri dari tahap gelasius dan calabria. Sebagian besar plestosen bawah berupa batu pasir, tufa dan tanah liat berwarna biru kehitam-hitaman. Di lapisan plestosen bawah ditemukan manusia purba jenis meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus modjokertensis, dan pithecanthropus robustus. Selain manusia purba pada plestosen bawah juga ditemukan fosil tulang-tulang dan geraham-geraham dari binatang menyusui. Fauna dari masa ini disebut fauna jetis dengan binatangnya seperti gajah, kerbau, sapi, rusa, menjangan, dan kuda air yang masih primitif.Plestosen tengah juga disebut sebagai lapisan atau tanah trinil. Plestosen tengah secara lebih khusus disebut sebagai tahap ionia. Permukaan zaman plestosen tengah diperkirakan bersamaan dengan zaman es kedua (glasiasi yang kedua). Di lapisan inilah pithecanthropus ditemukan. Pithecanthropus adalah manusia kera berdiri tegak dari trinil. Jenis fauna yang ditemukan adalah beruang melayu, tapir, badak, rusa. mengalami perkembangan jasmaniah maupun rohaniah yang sangat lambat. Pada akhir plestosen tampak adanya kegiatan spiritual yang makin meningkat. Kegiatan-kegiatan spiritual manusia plestosen di Indonesia belum dapat dibuktikan melalui temuan-temuan. Di Indonesia hanya dijumpai hasil-hasil tradisi pembuatan alat-alat batu dan tulang.

Pengertian Zaman Tersier adalah zaman yang menghilangnya reptil raksasa dan berkembangnya binatang mamalia. Pada zaman tersier, jenis reptil raksasa mulai lenyap dan jenis binatang menyusui (mamalia) berkembang pesat. Makhluk primata jenis kera mulai ad, kemudian muncul jenis orang utan. Sekitar 10 juta tahun yang lalu muncul hingga disebut Giganthropus. Di antara binatang-binatang menyusui hidup pada zaman ini banyak yang dapat dikatakan menjadi nenek mennyebar dari Afrika ke Asia Selatan, tetapi kemudian punah. Pada masa itu, Pulau Kalimantan masih bersatu dengan Benua Asia. Sebagai buktinya, jenis babi purba (Choeromous) dari zaman ini ditemukan pula di Asia daratan.

b. Zaman KuarterPengertian Zaman Kuarter adalah zaman dimana adanya kehidupan manusia yang lebih sempurna. Zaman kuarter merupakan zaman yang terpenting karena mulai ada kehidupan manusia yang lebih sempurna. Zaman kuarter yang dimulai sejak kira-kira 600 ribu tahun yang lalu ini terbagi menjadi zaman Pleistosen (Dilluvium) dan Holosen (Alluvium).2.2 Kala pliosenPliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala Pleistosen.Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani (pleion, "lebih") dan (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti "kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang hidup pada zaman ini.Seperti periode geologi lain yang lebih terletak disebelah utaraynya antara lain pegunungan kendeng dan pegunungan serayu. Sebaliknya sepanjang utara pulau jawa pengendapan laut dalam geosinklin berjalan terus dengan pembentukan napal globigerina dan batu gamping.Disumatera khususnya di aceh terjadilah endapan bahan klastik kasar yang sebagian diendapkan dalam laut, sebagian dalam air payau dan sebagian didarat, diatas lapisan lempungan yang masih terbentuk ketika kala miosen atas. Dalam geosinklin jambi dan palembang kini terjadi endapan batubara paralas pada lebar cekungan seluruhnya. Setelah itu menyusulah fasies yang terutama bersifat vulkanik seperti halnya di jawa. Perkecualian di bengkulu terjadi genang laut dalam pliosen atas.Di kalimantan khususnya disepanjang sungai barito hanya diendapkan batuan-batuan vulkanik.Di sulawesi terjadi perubahan-perubahan yang nyata. Pengendapan molassa dicabng timur sulawesi berlangsung terus. Cekungan makin bergeser ke arah timur dan meliputi terutama kepulauan banggai dengan pembentukan batu gamping koral. Di sulawesi utara terjadi kegiatan volkanisme yang lebih lanjut, meskipun lautan agaknya lebih luas bila dibanding dengan sekarang. Endapan-endapan laut kala pliosen dijumpai diberbagai tempat di minahasa. Di sulawesi selatan dan sulawesi barat mulai ada kegiatan volkanisme dengan pembentukan batuan-batuan yang tidak dijumpai ditempat lain di indonesia kecuali di gunung muria di pantai utara jawa.Di nusa tenggara mulai nampak kegiatan volkanisme yang hebat, kecuali di sumba dan timor. Di timor terjadi suatu terban yang membujur sepanjang pulau itu. Terban itu semesta mulai menunjukkan tanda-tanda adanya kehidupan manusia, peristiwa-peristiwa yang besar juga sangat memengaruhi kehidupan manusia, seperti: glasiasi, perubahan iklim yang sangat signifikan, pasang surut air laut, naiknya daratan-daratan dari dasar laut karena gerakan endogen bumi, letusan-letusan gunung berapi (vulkanisme), timbul tenggelamnya sungai dan danau, intensitas cahaya dibumi, kedalaman samudera, arah tertiupnya angin. Gerakan pengangkatan (orogenesis), gerakan pengikisan (erosi).Glasiasi terjadi karena suhu udara dibumi mengalami penurunan sehingga gletser yang biasanya hanya ada di kutub-kutub telah meluas hingga terjadi penutupan oleh daratan-daratan es. Pada saat itu disebut masa glasial. Masa itu diselingi dengan masa interglasial yaitu pencairan es karena suhu bumi naik kembali pada suhu semula dan gletser-gletser menarik diri kearah pusat-pusatnya. Pada saat pembekuan es (glasial) didaerah kutub dan sekitarnya. Daerah tropis yang tidak terkena pelebaran es mungkin sekali terjadi musim hujan atau plavial dan pada saat terjadi pencairan es (interglasial) maka daerah tropis akan mengalami masa interpluvial atau musim kemarau.Gerakan-gerakan pengangkatan akan memunculkan daratan-daratan baru dengan membentuk lapisan tanah dengan melipat, miring, berlekuk-lekuk atau berbukit-bukit. Aliran sungai hujan, hembusan angin, dan gletser akan mengikis tanah daratan dan pegunungan yang sudah terbentuk sebelumnya, dengan memindahkan berbagai macam batuan, tulang pipi tebal dengan tonjolan pula pada kening atau dahinya, manusia ini tidak berdagu, otot kunyah, gigi, rahang, besar dan kuat, biasanya jenis meganthropus hanya memakan tumbuh-tumbuhan.Manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah pithecanthropus. Berasal dari asal katanya, yaitu pithekos yang berarti kera. Manusia ini hidup di kala plestosen bawah (gelasean dan calabrian) dan plestosen tengah (ionian). Genus ini memiliki anggota badan yang tegap, namun tidak setegap meganthropus, tinggi badanya sekitar 165-180 cm sudah seperti tinggi tubuh manusia, volume otak berkisar antara 750-1350 cc, tetapi kulit otak belum beigitu berkembang sehingga bagian bawah dan atas otak masih lebar, alat pengunyah dan alat penekuk sangat kuat, bentuk tonjolan kening tebal melintang dari dahi dari sisi ke sisi, bentuk hidung tebal, bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde, muka menonjol ke depan, dengan dahi miring ke belakang. Ada berbagai jenis pithecanthropus seperti pithecanthropus mojokertensis, pithecanthropus robustus, pithecanthropus erectus.Selain manusia jenis meganthropus dan pithecanthropus ada manusia jenis homo. Fosil manusia homo sapien yang ditemukan di indonesia adalah homo soloensis dan homo wajakensis. Homo soloensis pertama kali di temukan di Ngandong (di tepi bengawan Solo) di temukan antara tahun 1931-1934. Homo Plestosen atas atau plestosen akhir bersamaan waktunya dengan zaman glasial ketiga. Secara khusus plestosen akhir disebut dengan tahap terantian. Pithecanthropus dan hewan menyusui yang hidup pada zaman sebelumnya tidak dapat mempertahankan diri. Makhluk baru yang muncul adalah manusia jenis homo, seperti homo soloensis. Diperkirakan manusia homo soloensis adalah keturunan langsung dari pithecanthropus. Selain manusia tersebut juga ditemukan manusia jenis wajakensis. Dan fauna yang ditemukan adalah gajah dan kuda air.Budaya di Indonesia pada kala plestosen yang pertama ditemukan berupa alat-alat batu jenis serpih bilah dan kapak-kapak perimbas serta beberapa alat dari tulang dan tanduk. Alat tersebut sebagai bukti kebudayaan pertama pada masa plestosen. Pembuatan alat-alat batu dan tulang dengan teknik pengerjaan yang sederhana tanpa menujukkan banyak kemajuan. Dilihat dari bentuknya alat-alat batu terutama bertujuan untuk mempersiapan makanan dari hewan hasil pemburuan (menguliti, memotong daging, dan membelah tulang). Ciri-ciri tertentu dari serpih batu sebagai perkakas manusia yaitu, memiliki dataran pemukul, kerucut pemukul, dan cacat penyerpihan. Alat serpih blah berguna sebagai pisau, penusuk, dll. Sedangkan alat-alat batu untuk mempersiapkan alat-alat yang dibuat dari kayu.Dikala plestosen yang keseluruhannya berlangsung lebih dari 3 juta tahun. Manusia

7