PAPARAN PMKP SEPTEMBER1
description
Transcript of PAPARAN PMKP SEPTEMBER1
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN RSAU dr ESNAWAN ANTARIKSA
DEFINISI
MUTU derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan kesehatan
TUJUANTujuan : 1.Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya
peningkatan mutu pelayanan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
2.Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit melalui pemenuhan sasaran keselamatan pasien di semua unit pelayanan
ROADMAP PMKP RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA
KEGIATAN-KEGIATAN
4
QA
KARS 5 YAN
Audit medis
Persiapan akreditasi
Indikator
K3RS
CP & Audit medis
PPI
Pengembangan CP & Audit
medis
akreditasi kars 2012
15 YanPerbaikan indikator
mutu
penerapa
n hasil akreditas
iPerbaikan indikator
mutu
CP lebih banyak
KARS 12 YAN
Quality & Safety
Team
Audit medis
PPI Surveillanc
e
Persiapan
akreditasi
STRUKTUR ORGANISASI MUTU DAN MANAJEMEN RISIKO
Ka RSAU drEsnawan Antariksa
Ketua Komite Mutu Dan Manajemen Risiko
Komite Medik
Koordinator Pengumpul data
Sub Komite Mutu
Mutu Klinik Mutu Manajerial
Sub Komite Manajemen Risiko
Keselamatan Pasien
Manajemen Risiko
Sekretaris KomiteWakil Ketua Komite
STRATEGI PENCAPAIAN MUTU 1. Pemahaman konsep dasar upaya
peningkatan mutu oleh semua petugas penerapan di semua unit kerja.
2. Upaya peningkatan kompetensi SDM RS3. Menciptakan budaya mutu di RS
SIKLUS PDSA
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU
KARUMKIT & TIM
MUTU .KPRS & MANAJEMEN
RESIKO
KADISKESAU
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
MONEV.PENGAWASAN
PELAPORAN
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU1.Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien2.Manajemen Risiko Klinik3.Pemantauan Indikator Mutu Pelayanan RS4.Wasdal Mutu5.Wasdal Keselamatan Pasien6.Pembuatan RCA / FMEA7. Clinichal Pathway8. Audit Klinis Pelayanan Psaien9. Pendidikkan Staf10. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi11. Evaluasi Kinerja Vendor / Pihak Ketiga12.Evaluasi kinerja Pegawai13.Akreditasi Nasional
PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
PROGRAM PASIEN SAFETY7 LANGKAH KESELAMATAN PASIEN
1.Bangun kesadaran nilai keselamatan pasien Survey budaya
2.Pimpin dan dukung staf tim mutu, quality champion, ronde keselamatan pasien.
3.Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko Risk Assessment
4.Kembangkan sistem pelaporan Incident report5.Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien Libatkan
keluarga6.Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien Kegiatan & pelatihan RCA7.Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien FMEA
1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Peningkatan komunikasi yang efektif 3. Peningkatan keamanan obat 4. Tepat lokasi, prosedur, pasien operasi 5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Implementasi 6 SKP
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Manajemen Risiko Klinis
PELAPORAN INSIDEN
RISK GRADING MATRIX
REKAP. INSIDEN
PEMBAHASAN INSIDEN
EVALUASI EFEKTIFITAS
TINDAK LANJUT
ALUR PELAPORAN INSIDENALUR PELAPORAN INSIDEN
Insiden(KTD / KNC)
Laporan Kejadian
(2 x 24 jam)
Tanganisegera
Grading
Investigasisederhana
Biru / Hijau
Kuning / Merah
Feed back ke Unit
Laporan
Atasan langsung
Laporan
Rekomendasi Laporan Kejadian Hasil Investigasi
Analisa / Regrading
Pembelajaran / (Rekomendasi)
RCA
TIM KPRS Ka RSAUAtasan Langsung
Unit
KKP PERSI
UNIT/KLINIK/INST/KAUR
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RS
INDIKATOR MUTU PELAYANAN
INDIKATOR KLINIS (11)
INDIKATOR MANAJEMEN (9)
INDIKATOR INTERNASIONAL (5)Kriteria pemilihan :
high volume, high cost, high risk, potential problem
INDIKATOR MUTU KLINIS
TAHAPAN GIAT MUTU KLINIS
PEMILIHAN INDIKATOR
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
VALIDASI DATA
LAPORAN & REKOMENDASI
TINDAK LANJUT
Tetapkan frekuensinya
METODE STATISTIK
DIBANDINGKAN•Di dlm RS/trend•Dng RS lain•Dng standar•Dng Best practice
INDIKATOR KLINIS1. Persentase Kelengkapan Assesmen Awal Medis Rawat Inap2. Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium3. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Photo untuk Pasien Rawat Jalan ≤
3 jam4. Kesesuaian Diagnosa Medik Pre dan Post Operasi5. - Penulisan Resep Obat Sesuai Formularium - Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi 6. Kesalahan Obat oleh Farmasi7. Kejadian De-saturasi Oksigen pada saat durante Anesthesia Pasien
dengan General Anasthesi 8. Kejadian Reaksi Transfusi pada saat kegiatan transfusi Darah9. Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24 jam Sejak Setelah Selesai
Pelayanan Rawat Inap 10.Insiden Rate Healthcare Associated (HAIs)
PEMANTAUAN INDIKATOR MANAJEMEN
1. Kepuasan Pelayanan Farmasi.2. Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan ke
Kemenkes RI dan Dinkes ≤ Tanggal 15. 3. Kegiatan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Peresepan Obat.4. Pemanfaatan alat CT-Scan untuk CT Scan Kepala
dalam proses Penegakan diagnosa Pasien yang Dilaksanakan di Instalasi Radiologi.
5. Kepuasan Pasien dan Keluarga.6. Kepuasan Pegawai.7. Demografi Pasien dan Trend 10 Besar diagnose .8. Ketepatan Waktu Penagihan Klaim ke BPJS.9. Persiapan Ukur Medis yang Terkalibrasi Tepat Waktu
INDIKATOR INTERNASIONAL1.Neuro Rehabilitation2.Pressure Ulcer
Prevalence3.AMI (Pemberian
Aspirin)4.Caesarean Section5.ASI Ekslusif
ASSESMENT AWAL MEDISDEFINISI OPERASIONAL
Assesment awal medis adalah proses pengumpulan data yang dibutuhkan yang di peroleh dari pasien dalam menghasilkan keputusan tentang perencanaan pengobatan/tindakan selanjutnya dalam perawatan. Assesment awal medis yang lengkap yang lengkap di ruang perawatan adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam sejak pasien dirawat inap yang meliputi ,identitas pasien ,alergi/ reaksi. Alasan masuk rumah sakit ( keluhan utama saat masuk rumah sakit ) ,riwayat kesehatan /pengobatan perawatan sebelumnya , riwayat –psikososial dan spiritual , pemeriksaan fisik, resiko cidera / jatuh ,kebutuhan privasi pasien ,status fungsional, skala nyeri, kebutuhan edukasi, discarge planing,.
NUMERATOR DENOMINATORJumlah assesmen awal medis yang di survey dalam satu bulan yang diisi lengkap dalam 24 jam
Jumlah assesment awal medis yang di survey dalam satu bulan
FORMULA TARGETN/D X 100% 100 %
INKLUSI EKSKLUSIPengkajian awal keperawatan seluruh pasien yang dirawat di ruang perawatan instalasi rawat inap
-
PLAN
Sosialisasi dan implementasi pengkajian awal kepada Dokter, perawat.
Monitoring dan evaluasi oleh unit kerja. Wasdal oleh Pokja AP
DO
Tim AP Mengadakan sosialisasi dan Implementasi secara terus menerus
Monitoring dan evaluasi unit kerja Pertemuan antara unit kerja dengan Pokja dan
Rekam medis, Dokter dan Perawat Pembahasan masalah dalam rapat Staf
STUDY
INPUT• Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal setiap bulanya cenderung
kearah perbaikan.• Alasan masuk rumah Sakit (keluhan utama saat masuk rumah sakit)• Riwayat kesehatan/ pengobatan• Riwayat Psiko-sosial dan spiritual
PROSES• Sosialisasi Pengkajian Awal Keperawatan dengan unit kerja terkait .• Monev oleh Case Manager/Karu dilakukan setiap hari.• Evaluasi kelengkapan Pengkajian awal oleh Staf Instalasi Rawat Inap.• Wasdal oleh Rekam Medis• OUT PUT• Pengkajian Awal Medis terisi lengkap 100 %
ACTION
Unit kerja mengadakan sosialisasi secara berkelanjutan.
Kepala Ruangan selalu mengevaluasi kelengkapan penulisan pengkajian awal Medis setiap hari.
Unit Rawat Inap melakukan monitoring evaluasi tentang pengkajian awal medis oleh Staf Rawat Inap dan Rekam medis.
Pengisian kelengkapan Pengkajian Awal Medis saat pasien datang ke ruangan perawatan di Unit Rawat Inap.
No Aktifitas April Mei Juni Juli Agustus Sept
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Sosialisasi secara berkelanjutan
2 Evaluasi kelengkapan Assesmen
3 Mengadakan ronde kendali ke unit kerja
4 Evaluasi setiap triwulan
PPS PELAYANAN LAB : PENEMUAN TIDAK ADANYA KESALAHAN PENYERAHAN HASIL LABORATORIUM
Analisa Masalah :
Kesalahan Penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium disebabkan antara lain :
1.Salah Input Data dari Rekam Medik2.Rekam Medis Ganda3.Kesalahan identitas dan salah alamat karena tidak adanya update data dari Rekam Medis4.Salah Ketik karena tidak jelas menulis nama5.Salah jenis pemeriksaan yang diminta dan ketidak telitian petugas administrasi dan analis yang melihat formulir6.Kesalahan input hasil7.Kesalahan Formulir.
PROGRAM PERBAIKAN
• Verifikasi Hasil Laboratorium oleh Analis dan Terakhir oleh Dokter Patologi Klinik
• Melakukan Pelatihan SIMRS
• Setelah Melakukan monitoring dan evaluasi, Grafik terlihat peningkatan hasil, untuk itu perlu dilakukan :1. Monitoring secara terus menerus pemantauan, tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium2.Peningkatan kemampuan petugas dalam hal preanalitik, analitik, dan post analitik.
DEFINISIExpertise adalah hasil pembacaan thorax foto rawat jalan oleh Radiolog
NUMERATOR DENOMINATOR
Jumlah foto thorax rawat jalan yang di expertise kurang dari 3 jam dalam 1 bulan
Jumlah seluruh thorax foto rawat jalan.
FORMULA TARGETN/D x 100% ≥ 70%INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh thorax foto rawat jalan yang dikerjakan
Thorax foto rawat jalan yang di expertise lebih dari 3 jam
Waktu pemeriksaan thorax foto rawat jalan yang melebihi 3 jam disebabkan antara lain:a) Kondisi alat yang tidak stabil sehingga terjadi pengulangan foto karena belum dikalibrasib) Adanya pinjam basah fotoc) Keterampilan SDM yang perlu ditingkatkan
PROGRAM PERBAIKAN
Melakukan percepatan waktu pelayanan Radiologi
Minimalisir pinjam basah foto dengan memprioritaskan ekspertise
Kalibrasi , uji kesesuaian dan maintenence peralatan X ray secara teratur dan sesuai jadwal
Monitoring dan evaluasi waktu tunggu pelayanan Radiologi
KESESUAIAN DIAGNOSA MEDIK PRE DAN POST OPERASI
DEFINISI OPERASIONAL
Kesesuaian diagnosa medik pre dan post operasi adalah adanya kecocokan antara diagnosa awal setelah dialkukan serangkaian pemeriksaan dan analisa kemudian dinyatakan perlu tindakan operasi dengan diagnosa akhir setelah dilakukan operasi dan analisis pendukung lainya yang diperlukan.
NUMERATOR DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang diagnosa pre dan post operasinya sesuai dalam satu bulan
Jumla seluruh pasien yang dioperasi dalam 1 bulan
FORMULA TARGET
N/D x 100 % 100 %
INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh pasien yang sudah dilakukan operasi .
Pasien yang belum dilakukan operasi atau batal operasi karena keadaan umum yang tdk memungkinkan.
Penjelasan kesesuaian diagnosis
pre dan post operasiURAIAN /
BULANApr Mei Jun
Numerator 250 321 357
Denumerator 251 321 357
Hasil (%) 99.6% 100% 100%
PROGRAM PERBAIKAN
Mengadakan pertemuan berkala dengan unit penunjang untuk koordinasi terkait pemeriksaan penunjang baik pre operasi dan post operasi.
Melakukan evaluasi secara periodik.Meningkatkan profesionalisme petugas
secara berkesinambungan.
KEJADIAN DE- SATURASI OKSIGENDEFINISI OPERASIONAL
De- saturasi oksigen adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan saturasi oksigen dalam darah pada pasien saat durante anestesi .
NUMERATOR DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien desaturasi dalam satu bulan
Jumla seluruh pasien yang dioperasi dalam 1 bulan
FORMULA TARGET
N/D x 100 % 0 %
INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh pasien yang dilakukan operasi dengan general anestesi
Seluruh pasien yang dioperasi dengan anestesi selain general anestesi
PENJELASANKEJADIAN DE-SATURASI TW II
2015
URAIAN /BULAN
Apr Mei Jun
Numerator 1 1 0
Denumerator 200 380 280
Hasil (%) 0.5% 0.25% 0%
PROGRAM PERBAIKAN
Mengadakan pertemuan intern unit kerja dalam hal ini Anestesi untuk membahas kendala/ hambatan dalam pelaksanaan SPO General anestesi.
Mengadakan sosialisasi secara terus menerus.
Meningkatkan profesionalisme petugas secara berkesinambungan.
Setiap tindakan General anestesi dilakukan oleh Spesialis Anestesi dibantu oleh penata anestesi.
PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM
Definisi Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah sakit
Tujuan Survey Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Frekuensi data Satu bulanPeriode Analisis Per Tiga bulan Teknik Sampling Sampling sistematis linearPengambilan Sampel Rumus Sampel
Taro Yamanen = Jumlah sampel resep yang diambilN = Jumlah seluruh resep sebuland² = Presisi yang ditetapkan
Numerator Jumlah sampel resep yg ssi formularium dlm satu bulan
Denominator Jumlah seluruh sampel resep yg diambil dlm satu bulan
Standar 100% ( Rumus = N/D x 100% )
PRESENTASE PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM
ANALISIS MASALAH
Penyebab penulisan resep di luar formularium :Terbatasnya obat yang tersedia di formularium dan adanya kekosongan obat.Adanya perkembangan obat terbaru.Sosialisasi KFT (Komite Farmasi dan Terapi) khususnya tentang permintaan obat non formularium belum optimal.
PROGRAM PERBAIKAN
1.Melaksanakan koordinasi dengan komite medik.
2.IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) secara rutin memberi informasi ketersediaan obat.
3.IFRS memberi informasi secara rutin tentang penyebab kekosongan obat yang ada di formularium.
4.Melaksanakan revisi formularium.
WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP OBAT JADI
Definisi Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi di Apotek Rawat Jalan adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi
Tujuan Survey Tergambarnya kecepatan pelayanan obat
Frekuensi data Satu bulan
Periode Analisis Per Tiga bulan
Teknik Sampling Sampling sistematis linear
Pengambilan Sampel Rumus Sampel Surakhmad (2004)
S = Jumlah sampel resep yang diambil
n = Jumlah seluruh resep sebulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien yang di survey dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang di survey pada bulan tersebut
StandarTarget ( ≤ 30 menit)
≤30% ( Rumus = N/D x 100% )
WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP OBAT JADI
OBAT JADI OBAT RACIKAN
RENCANA WAKTU PERBAIKAN
NO KEGIATAN juli 2015 AGUSTUS 2015
1 Pembuatan jadwal dinas pagi personil IFRS serta yang memuat dinas perbantuan dari unit lain.
v v
3 Monitoring dan pengawasan tugas tiap personil sesuai pertelaan tugas masing masing.
v v
MEDICATION ERROR
ANALISIS MASALAH
Penyebab terjadinya preparing eror :Ketidaktelitian petugas dalam pengambilan obat.Ketidaktelitian petugas dalam pengambilan dosis obat.Ketidaktelitian petugas dalam pemberian jumlah obat.Ketidaktelitian dalam menulis etiket.Salah atau tidak membuat copy resep.
PROGRAM PERBAIKAN
Perbaikan program yang dilakukan adalah :1.Sosialisasi dan Implementasi terjadwal (Patuh SPO)2. Memperbaiki sistem manajemen logistik 3.Memperbaiki sistem antrian pelayanan apotek4.Mengoptimalkan pertelaan tugas5. Sosialisasi/pelatihan teknik pembuatan resep 6.Monitoring (tidak adanya salah identitas, tidak ada Trancribing errors, tidak ada Prescribing errors, Tidak ada preparing errors, Tidak ada kesalahan dispensing7. Wasdal oleh Tim (pengumpulan data dan PPS)
KELENGKAPAN REKAM MEDIS
PENEMUANDEFINISI
Kelengkapan rekam medik diperlukan karena rekam medik merupakan bukti dokumentasi semua upaya pelayanan di rumah sakit, untuk itu kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah pelayanan harus dilaksanakan.
NUMERATOR DENOMINATORJumlah rekam medik pasien stelah rawat inap yang lengkap dalam periode waktu tertentu
Jumlah seluruh rekam medik pasien setelah rawat inap dalam periode waktu tertentu
FORMULA TARGET
N/D * 100% >= 100%INKLUSI EKSKLUSIIdentitas pasien, data perjalanan penyakit (anamnesis, pemeriksaan fisik, terapi dan tindakan yang dilengkapi dengan inform concent, dan laporan), TTD dokter, nama dokter, waktu pelayanan, resum medik dan keperawatan, ICD dan kode peringatan.
Kelengkapan administrasi dan keuangan, lembar pemantauan dan resep.
ANALISIS MASALAHKetidak lengkapan pengisian Rekam medik ini banyak ditemukan karena :
- Tenaga di ruangan pelayanan terbatas/kurang. - Tuntutan formulir yang harus dilengkapi sangat banyak. - Kepedulian tentang fungsi RM yaitu berfungsi sebagai legalitas, finansial, dokumentasi, informasi yang masih kurang.
ACTION1.Penambahan tenaga bagian pendaftaran untuk pemeriksaan kelengkapan RM dan pengisian data sosial.2.Secara terus menerus melakukan pemantauan angka kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam.3.Terus mengingatkan dokter dan tenaga terkait untuk mengisi dengan lengkap berkas rekam medik.4.Pengolahan data angka kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
KELENGKAPAN INFORMASI PENELITIAN KLINIS
INDIKATOR MUTU AREA MANAGERIAL
KEPUASAN PASIEN TERHADAP INSTALASI FARMASI DI UNIT RAWAT
JALAN
KETEPATAN WAKTU PENGIRIMAN BULANAN KE KEMENKES DAN
DINKES
ANALISA :
• Ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan ke Kememkes RI dan Dinkes Masih terlambat, hal tersebut disebabkan beberapa laporan dari poli/klinik pada yang terlambat, diantaranya Laporan Rawat Jalan .
REKOMENDASI TINDAK LANJUT :
•Menekankan kepada bagian terkait supaya tidak terlambat mengumpulkan data kebagian rekam medis.
•Membahas penyebab keterlambatan pelaporan kepada bagian untuk diketahui dan dipecahkan masalahnya Sehingga tidak menghambat terhadap pengiriman pelaporan
KETEPATAN WAKTU PENGIRIMAN LAPORAN BULANANKE KEMENKES DAN DINKESDEFINISI
Pemanfaatanalat CT-Scan, untuk CT- Scan kepala dalam proses penegakan diagnose pasien
NUMERATOR DENOMINATORJumlah hasil CT-Scan kepala yang sesuai dengan klinis setalah dilakukan pemeriksaan dlm 1 bulan
Jumlah seluruh CT-Scan kepala
FORMULA TARGETN/D x 100% 100%INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh CT-Scan Kepala yang dikerjakan
Hasil CT-Scan kepala yang tidak sesuai dengan permintaan dikarenakan kemampuan alat
Alat CT-Scan masih single slice Perlu recond tipis pada pemeriksaan/kasus-kasus tertentu Maksimal kemampuan alat kurang dari 10 pasien
PROGRAM PERBAIKAN
Pelaksanaan Kalibrasi, Uji kesesuaian dan maintenence CT-Scan sesuai jadwal
Melakukan pelatihan tenaga radiografer Setelah melakukan monitoring dan evaluasi dari
grafik terlihat stabil hanya ada satu pasien yang permintaan pengantardari klinis tidak bisa dilakukan dengan maksimal, untuk itu perlu dilakukan :
• Monitoring secara terus menerus terhadap permintaan CT-Scan pada kasus-kasus tertentu
• Peningkatan kemampuan petugas/pelatihan • Alat CT-Scan siap pakai dengan kalibrasi baik• Pengadaan alat CT-Scan Multi Slice.
KEPUASAAN PASIEN DI UNIT RAWAT JALANAPRIL – JUNI 2015
ANALISA :
• Survey kepuasan menunjukkan bahwa kepuasan pasien diatas standard yang telah di tentukan. Ini dikarenakan ke aktifan komunikasi dan sosialisasi petugas kepada pasien maupun keluarga.
Rekomendasi Tindak Lanjut :
• Berikan penjelasan kepada pasien tentang pengisian quosioner kepuasan pasien.•Mendampingi pasien pada saat mengisi quesioner dibagikan.•Evaluasi kembali quesioner yang telah dibagikan yang sdh diisi oleh pasien.•Sosialisasi kepada seluruh petugas tentang kepuasan pelanggan.
• Melaksanakan pemantauan kinerja personel secara terus menerus.
• Melaksanakan evaluasi kinerja personel.• Melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum.
PROGRAM PERBAIKAN
DEMOGRAFI PASIEN April – Juni 2015
( DOMISILI PASIEN )
DAFTAR 10 PENYAKIT TERBESAR RAWAT INAP April – Juni 2015
DAFTAR 10 PENYAKIT TERBESAR RAWAT JALAN April – Juni 2015
KETEPATAN WAKTU KLAIM PENAGIHAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN BPJS
ANALISIS MASALAHPengajuan Klaim tagihan terlambat lebih dari tanggal 10 disebabkan antara lain :
-Keterlambatan berkas dari apotek-Proses koding lama -Berkas tidak lengkap
PROGRAM PERBAIKAN
Mengoptimalkan sosialisasi kepada petugas klaim terkait Memperbaiki sistem jaringan petugas klaimMenempatkan petugas klaim terkait menjadi satu atap
PRESENTASE ALAT UKUR YANG TERKALIBRASI TEPAT WAKTU
INDIKATOR INTERNASIONAL
PENDIDIKAN STAF1. Pelatihan untuk karyawan tentang program
KPRS, PPI , dan K32. Jenis pelatihan :
Patient Safety Puskes TNI tahun 2014Penanggulangan Bahaya KebakaranPelatihan keselamatan pasien rumah sakitPencegahan Pengendalian Infeksi
3. Pelatihan yang dilakukan di luar rumah sakit untuk mendukung terlaksananya program peningkatan mutu rumah sakit
A. Penerapan 7 langkah menuju keselamatan pasien RS
1. Meningkatkan kesadaran perilaku safety2. Pimpin dan dukung staf tim mutu, quality
champion, wasdal keselamatan pasien.3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko Risk
Assessment4. Kembangkan sistem pelaporan Laporan insiden5. Berkomunikasi dengan pasien Libatkan keluarga6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien Kegiatan & pelatihan RCA7. Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien FMEA
Implementasi 6 SKP di Rawat Inap dan Rawat Jalan : 1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Peningkatan komunikasi yang
efektif 3. Peningkatan keamanan obat
yg perlu diwaspadai 4. Kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi 5. Mengurangi risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan 6. Pengurangan risiko pasien
jatuh.
PRESENTASE PELAKSANAAN STANDARD IDENTIFIKASI PASIEN
ANGKA KEPATUHAN PROSEDUR PEMBERIAN OBAT DENGAN PRINSIP READBACK
Angka Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert di Gudang Farmasi
ANALISIS MASALAH
Penyebab pelabelan obat high alert secara bertahap:Terjadinya renovasi gudang IFRSPerubahan lokasi penyimpanan disesuaikan denah ruang baruPenataan kembali disain rak dan lemari penyimpanan
1.Pelabelan dilakukan personil IFRS secara bertahap sesuai renovasi yg telah selesai
2. Pelabelan yang dilakukan personil IFRS disesuaikan tempat penyimpanan dan lemari obat high alert
PROGRAM PERBAIKAN
KEPATUHAN PELAKS SITE MARKINGDEFINISI OPERASIONAL
Kepatuhan pelaksanaan site marking adalah angka ketercapaian pelaksanaan prosedur membuat site marking pada area yang akan dilakukan operasi dengan menggunakan tanda lingkaran di cek lyst menggunakan spidol permanent (kusus).
NUMERATOR DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang ada site markingnya dalam satu bulan ( pasien )
Jumla seluruh pasien yang dioperasi dalam 1 bulan
FORMULA TARGET
N/D X 100% = 75 %
INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh pasien yang akan dilakukan operasi dan memungkinkan diberi tanda atau site marking
Pasien yang akan dioperasi dan tidak memungkinkan dilakukan site marking.
PROGRAM PERBAIKAN
Kelompok kerja terkait mendistribusikan SPO site marking ke Ruang perawatan, Rawat jalan dan Unit Bedah Sentral.
Kelompok kerja terkait malakukan Sosialisasi SPO kepada seluruh Operator dan bagian - bagian yang berhubungan dengan pembedahan.
Kepala Ruangan melengkapi kebutuhan peralatan untuk pembuatan site marking.
Operator membuat site marking sesuai kondisi pasien.
Meningkatkan budaya saling mengingatkan terutama saat sign in di Kamar operasi.
KEPATUHAN CUCI TANGAN
PROGRAM PERBAIKAN
• Melaksanakan sosialisasi secara terus
menerus tentang pentingnya cuci tangan
dan Pelaksanaan cuci tangan.
• Melakukan observasi ulang untuk
kepatuhan pelaksanaan cuci tangan.
Angka Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap di Rumah Sakit