Panduan Pengujian Varietas Kedelai

25
DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN PANDUAN PENGUJIAN INDIVIDUAL KEBARUAN, KEUNIKAN, KESERAGAMAN DAN KESTABILAN GUIDELINES FOR THE CONDUCT OF TEST FOR DISTINCTNESS, HOMOGENEITY AND STABILITY nama lain alternative names Botanical name English Bahasa Oryza sativa L. Rice Padi PVT/PPI/1/1 Tanggal : 21 Januari 2006 Dengan Adendum Baru : Tidak Panduan Pengujian ini harus dibaca bersamaan dengan dokumen Panduan Umum Pengujian BUSS, yang berisi penjelasan mengenai prinsip umum mengenai panduan yang telah diterbitkan These test guidelines should be read in conjunction with Panduan Umum Pengujian BUSS document, which contains explanatory notes on the general principles on which the guidelines have been established. PADI RICE ( Oryza sativa L. )

description

PPVT

Transcript of Panduan Pengujian Varietas Kedelai

Page 1: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

PANDUAN PENGUJIAN INDIVIDUAL KEBARUAN, KEUNIKAN, KESERAGAMAN DAN KESTABILAN

GUIDELINES FOR THE CONDUCT OF TEST

FOR DISTINCTNESS, HOMOGENEITY AND STABILITY

nama lain alternative names

Botanical name English Bahasa

Oryza sativa L. Rice Padi

PVT/PPI/1/1 Tanggal : 21 Januari 2006

Dengan Adendum Baru : Tidak

Panduan Pengujian ini harus dibaca bersamaan dengan dokumen Panduan Umum Pengujian BUSS, yang berisi penjelasan mengenai prinsip umum mengenai panduan yang telah diterbitkan These test guidelines should be read in conjunction with Panduan Umum Pengujian BUSS document, which contains explanatory notes on the general principles on which the guidelines have been established.

PADI RICE

( Oryza sativa L. )

Page 2: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

1

Kata Pengantar

Dok. PVT/PPI/1/1

Buku Panduan Pengujian Individual (PPI) untuk spesies Padi disusun dalam rangka

memberikan pedoman pelaksanaan pengujian Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan

Kestabilan (BUSS) bagi para penguji dan para pemeriksa PVT serta para pihak yang

memerlukan informasi ini.

Penggunaan dan penerapan buku panduan ini mengacu kepada Buku Panduan Umum

Pengujian BUSS yang dikeluarkan oleh Pusat PVT dengan nomor dokumen:

Dok.PVT/PP/1/1. Kepada para penguji dan para pemeriksa diwajibkan untuk

mengacu pada Buku Pandum tersebut dan PPI spesies Padi dalam melakukan

tugasnya untuk menguji BUSS spesies Padi.

PPI spesies Padi disusun mengacu kepada Guidelines for The Conduct of Test of DUS

(GCT) spesies Rice yang dikeluarkan oleh UPOV dengan nomor dokumen: TG/16/8.

Penyesuaian PPI spesies Padi dengan Panduan dari UPOV tersebut dilakukan oleh

Komisi PVT dan Tim Teknis ahli di bidang tanaman Padi. Pada kesempatan ini kami

sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada para penyusun.

Kritik dan saran perbaikan sebagai umpan balik dari penerbitan buku panduan ini

sangat kami harapkan terutama dari para pengguna buku panduan ini, sehingga akan

memberikan kemudahan bagi para pengguna maupun pembaca lainnya dalam

melakukan pengujian dan pemeriksaan BUSS spesies Padi.

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman

Kepala,

Ir. Hindarwati. MSc. NIP. 080 037 383

Page 3: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

DAFTAR ISI

TABLE OF CONTENTS

[Bahasa] Halaman

I. Subjek Panduan

1

II. Bahan yang dibutuhkan

1

III. Metode Pemeriksaan

2

IV. Penilaian Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan

5

V. Pengelompokkan Varietas dan Pengaturan Petak Percobaan

8

VI. Pengenalan Tabel Karakteristik

9

VII. Tabel Karakter

12

[English] Page

I. Subject of these Test Guidelines

1

II. Material Required

1

III. Method of Examination

2

IV. Assessment of Distinctness, Uniformity and Stability

5

V. Grouping of Varieties and Organization of the Growing Trial

8

VI. Introduction to The Table of Characteristics

9

VII. Table of Characteristics

12

Page 4: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

1

PANDUAN PENGUJIAN INDIVIDUAL (PPI) TANAMAN PADI

GUIDELINES FOR THE CONDUCT OF TESTS (GCT / PPI)

RICE

I. Subjek Panduan

Subject of these Test Guidelines Pedoman Pengujian ini dapat digunakan untuk semua jenis varietas padi (Oryza sativa L.).

These Test Guidelines apply to all varieties of Oryza sativa L.

II. Bahan yang Dibutuhkan

Material Required 1. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) memutuskan kapan, dimana,

kualitas dan kuantitas kebutuhan benih untuk pengujian varietas yang harus diberikan. Pemohon yang menyerahkan material pengujian dari Negara lain di luar negara tempat pelaksanaan pengujian, harus menjamin semua formalitas pabean dilengkapi dan dilampirkan fitosanitari dari negara asal. The competent authorities decide on the quantity and quality of the plant material required for testing the variety and when and where it is to be delivered. Applicants submitting material from a state other than that in which the testing takes place must ensure that all customs formalities and phytosanitary requirements are complied with.

2. Bahan pengujian harus diserahkan dalam bentuk benih

The material is to be supplied in the form of seed.

3. Jumlah minimum bahan tanaman yang harus disediakan oleh pemohon adalah: The minimum quantity of plant material, to be supplied by the applicant, should be:

3.1. Benih bulk, masing-masing varietas baik inbrida maupun hibrida, 2 kg

Bulk seed, each varieties, hybrid varieties or inbred varieties, 2 kg

3.2. Benih bulk, varietas hibrida, bila diminta harus diserahkan 2 kg benih tambahan untuk setiap komponen pembentuk varietas hibrida.

Bulk seed, hybrid varieties, if requested, an additional 2 kg of seed of each component should be submitted.

Page 5: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

2

3.3. Malai, bila diminta oleh Pusat PVT, juga harus diserahkan minimal 100 malai yang pertumbuhan/pembentukannya sempurna, dan tidak terserang hama atau penyakit. Malai-malai tersebut harus memiliki jumlah gabah viabel yang cukup untuk memperoleh barisan tanaman yang cukup bagi keperluan pengamatan.

Panicles, if requested by the competent authority, at least 100 panicles should also be submitted. The panicles should be well developed and not obviously affected by any pest or disease. They should contain a sufficient number of viable seeds to establish a satisfactory row of plants for observation.

4. Benih harus memenuhi syarat minimum yang ditetapkan oleh Pusat PVT

dalam hal daya kecambah, kemurnian varietas, kesehatan, dan kadar air. Dalam hal benih akan disimpan, daya kecambah minimal 85 % dan informasi tersebut harus dinyatakan oleh Pemohon.

The seed should meet the minimum requirements for germination, spesies and analitycal purity, health and moisture content, specified by the competent authority. In cases where the seed is to be stored, the germination capacity should be minimum 85% and should be stated by the applicant.

5. Bahan tanaman yang diserahkan harus terlihat sehat, vigor, dan tidak

terserang/terinfeksi oleh hama atau penyakit penting. The plant material supplied should be visibly healthy, not lacking in vigor, nor

affected by any important pests or diseases. 6. Bahan tanaman tidak boleh mendapat perlakuan apapun kecuali mendapat izin

dari PPVT atau permintaan perlakuan tertentu. Bila terlanjur mendapat perlakuan, berikan rincian perlakuan tersebut.

The plant material should not have undergone any treatment which would

affect the expression of the characteristics of the variety, unless the competent authorities allow or request such treatment. If it has been treated, full details of the treatment must be given.

III. Metode Pemeriksaan Method of Examination 1. Lamanya Pengujian

Duration of Tests

Pengujian minimum dilakukan selama dua siklus hidup tanaman yang

terpisah.

The minimum duration of tests should be normally two independent growing cycles.

Page 6: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

3

Lokasi Pengujian Testing Place

Pengujian biasanya dilaksanakan pada satu tempat. Bilamana ada karakteristik varietas yang relevan dengan pengujian BUSS tidak dapat diamati pada tempat pengujian tersebut, maka pengujian dapat dilakukan di satu lokasi tambahan.

The tests should normally be conducted at one place. If any characteristics of the variety, which are relevant for the examination of DUS, cannot be observed at that place, the variety may be tested at an additional place.

Kondisi pelaksanaan pemeriksaan Conditions for Conducting the Examination

Pengujian harus dilakukan dalam kondisi dimana pertumbuhan tanaman optimal sehingga dapat memunculkan karakteristikistik yang relevan dan diperlukan dalam pemeriksaan varietas tersebut.

The tests should be carried out under conditions ensuring satisfactory growth for expression of relevant characteristics of the variety and for the conduct of the examination.

3.1. Tahap perkembangan untuk penilaian

Stage of development for the assessment

Saat pengamatan yang tepat untuk masing-masing karakteristik tanaman dijelaskan pada kolom kedua dari tabel karakteristik. Stadia pertumbuhan / perkembangan tanaman yang dinyatakan dalam bentuk angka dijelaskan pada akhir Bab 8.

The optimal stage of development for the assessment of each characteristic is indicated by a number in the second column of the Table of Characteristics. The stages of development denoted by each number are described at the end of Chapter 8.

Jenis pengamatan : visual atau pengukuran

Type of observation – visual or measurement

Metode pengamatan karakteristik yang dianjurkan dijelaskan pada kolom kedua tabel karakteristik dengan kode berikut: The recommended method of observing the characteristic is indicated by the following key in the second column of the Table of Characteristics:

MG : Pengukuran dilakukan secara menyeluruh terhadap satu kelompok

tanaman atau organ-organ tanaman Single measurement of a group of plants or parts of plants

MS : Pengukuran dilakukan secara satu per satu terhadap sejumlah individu tanaman atau organ tanaman

Page 7: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

4

Measurement of a number of individual plants or parts of plants

VG : Pemeriksaan visual dilakukan secara menyeluruh terhadap satu kelompok tanaman atau organ-organ tanaman Visual assessment by a single observation of a group of plants or parts of plants

VS : Pemeriksaan visual dilakukan secara satu per satu terhadap sejumlah individu tanaman atau organ tanaman Visual assessment by observation of individual plants or parts of plants

Rancangan Pengujian

Test Design 4.1. Tataletak percobaan harus diatur sedemikian rupa agar pengambilan

tanaman atau organ tanaman untuk keperluan pengukuran atau penghitungan tidak mempengaruhi pengamatan lain yang akan dilakukan sampai akhir pertumbuhan tanaman.

The design of the tests should be such that plant or parts of plants may be removed for measurement or counting without prejudice to the observations which must be made up to the end of the growing cycle.

4.2. Setiap pengujian harus dirancangan agar populasi tanaman minimal 1500

rumpun, dan terbagi kedalam dua ulangan atau lebih.

Each test should be designed to result in a total of, at least 1500 plants, which should be divided between two or more replicates.

Barisan malai tunggal: bila pengujian dilakukan secara barisan malai tunggal (satu malai ditanam menjadi satu barisan tanaman), maka minimal harus diamati 50 malai yang ditanam menjadi 50 barisan tanaman.

Single panicle-rows: if tests on panicle-rows are conducted, at least 50

panicle-rows should be observed.

5. Jumlah Tanaman / Organ Tanaman yang Diperiksa

Number of Plants / Parts of Plants to be examined

Kecuali ada ketentuan lain, semua pengamatan, pengukuran atau penghitungan yang dilakukan pada setiap individu tanaman dilaksanakan minimal pada 20 tanaman, atau bagian tanaman yang diambil dari 20 tanaman. Unless otherwise indicated, all observations should be made on individual plants or determined by measurement or counting should be made on 20 plants or parts taken from each of 20 plants.

Page 8: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

5

6. Pengujian tambahan Additional Tests Pengujian tambahan untuk memeriksa karakteristik yang relevan dapat dilakukan. Additional tests, for examining relevant characteristics, may be established.

IV. Penilaian Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Assessment of Distinctness, Uniformity and Stability

1. Keunikan

Distinctness

Rekomendasi Umum General Recommendations Sangat penting bagi pengguna PPI ini agar mengikuti Pandum sebelum memutuskan “keunikan”. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan: It is of particular importance for users of these Test Guidelines to consult the General Introduction prior to making decisions regarding distinctness. However, the following points are provided for elaboration or emphasis in these Test Guidelines. • Perbedaan yang Konsisten

Consistent Differences

Perbedaan yang ditemukan diantara varietas dapat terlihat jelas pada lebih satu siklus musim pertanaman, tidak diperlukan. Sebagai tambahan pada beberapa kondisi lingkungan, pengaruh lingkungan menyebabkan diperlukannya lebih dari satu siklus pertumbuhan untuk memberikan kepastian bahwa perbedaan tersebut cukup konsisten. Salah satu cara untuk memastikan perbedaan satu karakteristikistik, yang diamati pada satu musim tanam, cukup konsisten adalah memeriksa karakteristikistik tersebut paling tidak dalam dua siklus pertumbuhan yang independen.

The differences observed between varieties may be so clear that more than one growing cycle is not necessary. In addition, in some circumstances, the influence of the environment is not such that more than a single growing cycle is required to provide assurance that the differences observed between varieties are sufficiently consistent. One means of ensuring that a difference in a characteristic, observed in a growing trial, is sufficiently consistent is to examine the characteristic in at least two independent growing cycles.

Page 9: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

6

• Perbedaan yang Jelas Clear Differences

Untuk menentukan perbedaan yang jelas antara dua varietas tergantung banyak faktor, yang harus dipertimbangkan adalah tipe ekspresi dari karakteristik yang diuji yaitu karakteristik kualitatif, kuantitatif, atau pseudo-kualitatif. Oleh karena itu pengguna PPI ini harus paham dengan rekomendasi yang terdapat dalam Pandum sebelum memutuskan adanya perbedaan.

Determining whether a difference between two varieties is clear depends on many factors, and should consider, in particular, the type of expression of the characteristic being examined, i.e. whether it is expressed in a qualitative, quantitative, or pseudo-qualitative manner. Therefore, it is important that users of these Test Guidelines are familiar with the recommendation contained in the General Introduction prior to making decisions regarding distinctness.

2. Keseragaman

Uniformity

Sangat penting bagi pengguna PPI ini untuk mengharmonisasikan dengan Pandum terlebih dahulu. Namun ketentuan berikut dapat dijadikan acuan. It is of particular importance for users of these Test Guidelines to consult the General Introduction prior to making decisions regarding uniformity. However, the following points are provided for elaboration or emphasis in these Test Guidelines.

2.1. Varietas menyerbuk sendiri Self-pollinated varieties

(a) Petak: Untuk pemeriksaan keseragaman karakteristik varietas pada keseluruhan petak percobaan (pemeriksaan visual terhadap setiap tanaman dari sekelompok tanaman atau organ tanaman), harus diterapkan satu populasi standar (persentase tanaman tipe simpang yang dapat diterima bila semua individu varietas yang diuji diperiksa) sebesar 0.1 % dengan peluang penerimaan minimal 95%. Dalam kasus ukuran sampel 1500 tanaman, jumlah maksimum tanaman tipe simpang yang diperbolehkan adalah 4 (empat) tanaman.

Plots: For the assessment of uniformity of characteristics on the plots as a whole, a population standard of 0.1% with an acceptance probability of at least 95% should be applied. In the case of a sample size of 1,500 plants the maximum number of off-types allowed would be 4.

Page 10: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

7

(b) Barisan Malai Tunggal: Untuk pemeriksaan keseragaman karakteristik pada pertanaman ”Barisan Malai Tunggal”, tanaman atau organ tanaman (pemeriksaan visual dengan mengamati sejumlah barisan malai tunggal, tanaman atau bagian/organ tanaman), harus diterapkan satu populasi standar sebesar 1 % dengan peluang penerimaan minimal 95%. Dalam kasus ukuran sampel 50 tanaman, jumlah maksimum barisan malai yang menyimpang tidak boleh lebih dari 2 (dua) tanaman.

Single panicle-rows: For the assessment of uniformity of characteristics on single panicle-rows, plants or parts of plants, a population standard of 1% with an acceptance probability of at least 95% should be applied. In the case of a sample size of 50 panicle rows, the maximum number of aberrant panicle-rows should not exceed 2.

. 2.2.Varietas Hibrida

Hybrid varieties

Untuk pemeriksaan keseragaman karakteristik varietas hibrida, harus diterapkan satu populasi standar sebesar 1 % dengan peluang penerimaan minimal 95%. Dalam kasus ukuran sampel 1500 tanaman, jumlah maksimum tanaman tipe simpang yang diperbolehkan adalah 22 tanaman. For assessment of uniformity of single hybrids, a population standard of 1% with an acceptance probability of at least 95% should be applied. In the case of a sample size of 1,500 plants the maximum number of off-types allowed would be 22.

3. Kestabilan

Stability

• Dalam praktek, tidak biasa melakukan pengujian kestabilan yang memberikan hasil sama seperti pengujian keunikan dan keseragaman. Hal ini didasarkan pada pengalaman bahwa pada banyak tipe varietas, jika satu varietas telah menunjukan keseragaman, maka telah dapat dianggap stabil.

In practice, it is not usual to perform tests of stability that produce results as certain as those of the testing of distinctness and uniformity. However, experience has demonstrated that, for many types of variety, when a variety has been shown to be uniform, it can also be considered to be stable.

• Jika diragukan dan memang diperlukan, pengujian kestabilan dapat

dilakukan, dengan penanaman ulang pada tahun atau musim berikutnya, atau menguji ulang dengan menggunakan bibit baru atau cadangan tanaman untuk menjamin bahwa materi tersebut menampilkan karakteristik yang sama seperti materi tanaman sebelumnya.

Where appropriate, or in case of doubt, stability may be tested, either by growing a further generation, or by testing a new plant stock to ensure that

Page 11: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

8

it exhibits the same characteristics as those shown by the previous material supplied.

V. Pengelompokkan Varietas dan Pengaturan Petak Percobaan Grouping of Varieties and Organization of the Growing Trial 1. Seleksi varietas dari varietas yang “dikenal umum” sebaiknya ditanam dengan

menggunakan varietas kandidat, kemudian dibagi kedalam kelompok-kelompok untuk memudahkan penilaian keunikan dibantu dengan cara pengelompokkan karakteristik.

The selection of varieties of common knowledge to be grown in the trial with the candidate varieties and the way in which these varieties are divided into groups to facilitate the assessment of distinctness are aided by the use of grouping characteristics.

2. Pengelompokkan karakteristikistik yang terdaftar, baik dari lokasi yang

berbeda sekalipun dihasilkan dari lokasi berlainan dapat digunakan baik secara individu atau gabungan dengan karakteristikistik lain: (a) memilih varietas yang “dikenal umum” yang dapat dikeluarkan dari petak percobaan untuk pemeriksaan keunikan; dan (b) untuk mengatur petak percobaan sehingga varietas yang mirip dapat dikelompokan dalam kelompok yang sama.

Grouping characteristics are those in which the documented states of expression, even where produced at different locations, can be used, either individually or in combination with other such characteristics: (a) to select varieties of common knowledge that can be excluded from the growing trial used for examination of distinctness; and (b) to organize the growing trial so that similar varieties are grouped together.

3. Pengelompokkan karakteristikistik yang disepakati adalah sebagai berikut:

The following have been agreed as useful grouping characteristics:

(a) Daun Leaf

: Warna anthocyanin pada telinga daun (karakteristik nomor 10) Anthocyanin coloration of auricles (characteristic 10)

(b) Waktu berbunga Time of heading

: Umur 50 % berbunga (50% tanaman telah memiliki malai) (karakteristik nomor 19) (50% of plants with heads) (characteristic 19)

(c) Batang Stem

: Panjang batang (tidak termasuk malai, tidak termasuk padi air dalam) (karakteristik nomor 26) Length (excluding panicle), non-prostrate varieties only (characteristic 26)

(d) Beras sosoh Sosoh grain

: Panjang (karakteristik nomor 57) Length (characteristic 57)

(e) Beras sosoh Sosoh grain

: Warna (karakteristik nomor 60) Color (characteristic 60)

Page 12: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

9

(f) Endosperma Endosperm

: Kandungan amilosa (karakteristik nomor 62) Content of amylose (characteristic 62)

(g) Beras sosoh Sosoh grain

: Aroma (karakteristik nomor 66) Aroma (characteristic 66)

4. Panduan untuk pengelompokkan karakteristik dalam proses pemeriksaan

keunikan dapat dilihat pada Pandum. Guidance for the use of grouping characteristics, in the process of examining distinctness, is provided through the General Introduction.

VI. Pengenalan Tabel Karakteristik Introduction to the Table of Characteristics 1. Pengkatagorian karakteristik

Categories of Characteristics

1.1 Karakteristikistik Standar Panduan Pengujian Standard Test Guidelines Characteristics

Petunjuk pengujian terhadap karakteristik-karakteristik yang baku disediakan oleh PPVT untuk menguji BUSS dan berdasarkan hal ini semua pemohon PVT dapat memilih dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan masing-masing.

Standard Test Guidelines characteristics are those which are approved by PPVT for examination of DUS and from which applicant can select those suitable for their particular circumstances.

1.2 Karakteristik dengan tanda bintang/asterisk (*)

Asterisked Characteristics

Karakteristik dengan tanda asterisk (*) yang terdapat dalam PPI sangatlah penting untuk harmonisasi deskripsi varietas secara internasional yang harus selalu diperiksa oleh seluruh tenaga pemeriksa PVT, kecuali jika karakteristikistik bersangkutan tidak terekspresi dikarenakan kondisi lingkungan. Asterisked characteristics (denoted by *) are those included in this PPI which are important for the international harmonization of variety descriptions and should always be examined for DUS and included in the variety description by all members of the Union, except when the state of expression of a preceding characteristic or regional environment conditions render this inappropriate.

Page 13: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

10

1.3 Kondisi Ekspresi dan Notasi Terkait States of Expression and Corresponding Notes

Kondisi ekspresi diberikan bagi setiap karakteristikistik untuk menjelaskan karakteristikistik dan harmonisasi deskripsi. Tiap kondisi ekspresi terkait dinyatakan dalam catatan angka terkait untuk memudahkan pencatatan data dalam upaya menghasilkan dan mengganti deskripsi. States of expression are given for each characteristic to define the characteristic and to harmonize descriptions. Each states of expression is allocated a corresponding numerical note for ease of recording of data and for the production and exchange of the description.

1.4 Tipe Ekspresi

Types of Expression

Keterangan dari tipe-tipe ekspresi karakteristik (kualitatif, kuantitatif, dan pseudo kualitatif) disediakan dalam Pandum. An explanation of the type of expression of characteristics (qualitative, quantitative and pseudo-qualitative) is provided in the General Introduction (Pandum).

1.5 Varietas contoh Example Varieties

Jika sesuai, varietas contoh disediakan untuk menjelaskan kondisi ekspresi setiap karakteristik. Where appropriate, example varieties are provided to clarify the states of expression of each characteristic.

1.6 Legenda Legend

(*) Karakteristik berbintang – lihat sub-bab VI.1.2

Asterisked characteristic – see section VI.1.2

QL Karakteristik Kualitatif – lihat sub-bab VI.3 Qualitative characteristic – see section VI.3

QN Karakteristik kuantitatif – lihat sub-bab VI.3 Quantitative characteristic – see section VI.3

PQ Karakteristik Pseudo-kualitatif – lihat sub-bab VI.3 Pseudo-qualitative characteristic – see section VI.3

MG Pengukuran dilakukan secara menyeluruh terhadap satu kelompok tanaman atau organ-organ tanaman – lihat sub-bab III.3.2 Single measurement of a group of plants or parts of plants – see section III.3.2

Page 14: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

11

MS Pengukuran dilakukan secara satu per satu terhadap sejumlah individu tanaman atau organ tanaman lihat sub-bab III.3.2 Measurement of a number of individual plants or parts of plants - see section III.3.2

VG Pemeriksaan visual dilakukan secara menyeluruh terhadap satu kelompok tanaman atau organ-organ tanaman lihat sub-bab III.3.2 Visual assessment by a single observation of a group of plants or parts of plants - see section III.3.2

VS Pemeriksaan visual dilakukan secara satu per satu terhadap sejumlah individu tanaman atau organ tanaman lihat sub-bab III.3.2 Visual assessment by observation of individual plants or parts of plants - see section III.3.2

(a) Lihat penjelasan pada Tabel Karakter Bab - 7 See explanations on the Table of Characteristics in Chapter 7

(+) Lihat penjelasan pada Tabel Karakter Bab - 7 See explanations on the Table of Characteristics in Chapter 7

* * * * * * * *

Page 15: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

12

VII. Tabel Karakteristik / Table of Characteristics No. Karakteristik /

Characteristics Bahasa English Varietas Contoh /

Example Varieties Notasi / Note

1. (+) QN

10 VS

Koleoptil : warna anthocyanin Coleoptile: anthocyanin coloration

Tidak berwarna Hijau Ungu

Colorless Green Purple

1 2 3

2. PQ

40 VS

Daun Bagian Bawah : Warna Pelepah Basal leaf: sheath color

Hijau Garis-garis ungu Ungu muda Ungu

Green Green with purple lines Light purple Purple

1 2 3 4

3. QN

40 VG (a)

Daun: intensitas warna hijau daun Leaf: intensity of green color

Hijau muda Hijau sedang Hijau tua

Light green Medium green Dark green

3 5 7

Page 16: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

13

4. QL

40 VG (a)

Daun: pewarnaan antosianin Leaf: anthocyanin coloration

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

5. PQ

40 VG (a)

Daun: distribusi warna antosianin Leaf: distribution of anthocyanin coloration

Hanya pada bagian ujung daun Pada bagian pinggir Bercak-bercak Menyeluruh

On tips only On margins only In blotches only even

1 2 3 4

6. QL

40 VG (a)

Pelepah daun: pewarnaan antosianin Leaf sheath: anthocyanin coloration

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

7. QN

40 VG (a)

Pelepah daun: intensitas pewarnaan antosianin Leaf sheath: intensity of anthocyanin coloration

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Very weak Weak Medium Strong Very strong

1 3 5 7 9

8. QN

40 VS (a)

Helai daun: bulu pada permukaan daun Leaf blade: pubescence of surface

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Very weak Weak Medium Strong Very strong

1 3 5 7 9

Page 17: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

14

9. (*) QL

40 VS (a)

Daun: telinga daun Leaf: auricles

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

10. QL

40 VS (a)

Daun: pewarnaan antosianin pada telinga daun Leaf: anthocyanin coloration of auricles

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

11.

40 VS (a)

Daun: leher daun Leaf: collar

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

12. 40 VS (a)

Daun: warna antosianin pada leher daun Leaf: anthocyanin coloration of collar

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

13. VS (a)

Daun: lidah daun Leaf: ligule

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

14. (+)

40 VS (a)

Daun: bentuk lidah daun Leaf: shape of ligule

Tumpul Runcing Berlekuk

Truncate Acute Cleft

1 2 3

15. PQ

40 VS (a)

Daun: warna lidah daun Leaf: color of ligule

Tidak berwarna Hijau Garis-garis ungu Ungu muda Ungu

Colorless Green Green with purple lines Light purple Purple

1 2 3 4 5

Tumpul Truncate

Runcing Acute

Berlekuk Cleft

Page 18: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

15

16. QN

40 MS (a)

Helai daun: panjang Leaf blade: length

Pendek Sedang Panjang

Short Medium Long

3 5 7

17. QN

40 MS (a)

Helai daun: lebar Leaf blade: width

Sempit Sedang Lebar

Narrow Medium Broad

3 5 7

18. (*) (+) QN

60 VG

Daun bendera: prilaku helai daun (pengamatan awal) Flag leaf: attitude of blade (early observation)

Tegak Semi-tegak Horizontal Melengkung

Erect Semi-erect Horizontal Reflexed

1 3 5 7

19. (*) (+) QN

90 VG

Daun bendera: perilaku helai daun (pengamatan akhir) Flag leaf: attitude of blade (late observation)

Tegak Semi-tegak Horizontal Melengkung

Erect Semi-erect Horizontal Recurved

1 3 5 7

20. 40 VS

Batang : Kemampuan untuk membentuk buku (hanya untuk padi air dalam) Culm: kneeing ability (prostrate varieties only)

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

21. (+) PQ

40 VS

Batang: prilaku batang Culm: habit

Tegak Semi-tegak Terbuka Agak terbuka Menyebar

Erect Semi-erect Open Semi-open Spreading

1 3 5 7 9

Tegak Erect

Semi-tegak Semi-erect

Horizontal Horizontal

Melengkung Recurved

Page 19: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

16

22. (*) QN

55 VG

Umur berbunga (50% tanaman telah berbunga) Time of heading (50% of plants with heads)

Sangat genjah Genjah Sedang Dalam Sangat dalam

Very early Early Medium Late Very late

1 3 5 7 9

23. (+) PQ

60 VS/ MS

Mandul jantan Male sterility

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

24. (+) QN

65 VS

Lemma : Warna anthocyanin pada jalur-jalur sekam (keel) (pengamatan awal) Lemma: anthocyanin coloration of keel (early observation)

Tidak ada/sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Absent or very weak Weak Medium Strong Very strong

1 3 5 7 9

25. (+) QN

65 VS

Lemma : Warna anthocyanin pada daerah di bawah apex (pengamatan awal) Lemma: anthocyanin coloration of area below apex (early observation)

Tidak ada/sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Absent or very weak Weak Medium Strong Very strong

1 3 5 7 9

26. (*) (+) QN

65 VS

Lemma : Warna anthocyanin pada daerah apex (pengamatan awal) Lemma: anthocyanin coloration of apex (early observation)

Tidak ada/sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Absent or very weak Weak Medium Strong Very strong

1 3 5 7 9

27. (*) PQ

65 VS

Anak Bunga : Warna putik Spikelet: color of stigma

Putih Hijau muda Kuning Ungu muda Ungu

White Light green Yellow Light purple Purple

1 2 3 4 5

28. (+) QN

70 VS

Batang: Ketebalan Stem: thickness

Tipis Sedang Tebal

Thin Medium Thick

3 5 7

Page 20: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

17

29. (*) QN

70 VS

Batang: Panjang (tidak termasuk malai, tidak termasuk padi air dalam) Stem: length (excluding panicle), non-prostrate varieties only

Sangat pendek Pendek Sedang Panjang Sangat panjang

Very short Short Medium Long Very long

1 3 5 7 9

30. (*) QL

70 VS

Batang : Warna anthocyanin pada buku Stem: anthocyanin coloration of nodes

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

31. QN

70 VS

Batang : Intensitas warna anthocyanin pada buku Stem: intensity of anthocyanin coloration of nodes

Lemah Sedang Kuat

Weak Medium Strong

3 5 7

32. QL

70 VS

Batang : Warna anthocyanin pada ruas Stem: anthocyanin coloration of internodes

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

33. (*) (+) QN

72-90 MS

Malai: Panjang ”cabang utama” Panicle: length of main axis

Sangat pendek Pendek Sedang Panjang Sangat panjang

Very short Short Medium Long Very long

1 3 5 7 9

34. (*) (+) QN

90 VG

Malai: Penampilan malai Panicle: expression of panicle

Tegak Agak tegak Merunduk Patah

Erect Semi-erect Semi-prostrate Prostrate

1 3 5 7

35. QN

70 MS

Malai: Jumlah malai per rumpun Panicle: number per plant

Sedikit Sedang Banyak

Few Medium Many

3 5 7

36. QL

60 VS

Malai: Bulu ujung gabah Panicle: awns

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

37. PQ

60 VS

Malai: Warna bulu ujung gabah (pengamatan awal) Panicle: color of awns (early observation)

Putih kekuningan Coklat kekuningan Coklat Coklat kemerah-merahan Merah muda Merah Ungu muda Ungu Hitam

Light gold Gold Brown Reddish brown Light red Red Light purple Purple Black

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tegak Erect

Semi-tegak Semi-erect

Merunduk Drooping

Patah Deflexed

Page 21: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

18

38. (*) PQ

70-80 VS

Malai: Distribusi bulu ujung gabah Panicle: distribution of awns

Hanya diujung malai Hanya pada bagian atas malai Sepanjang malai

Tip only Upper half only Whole length

1 3 5

39. 90 VS

Malai: Warna bulu ujung gabah Panicle: color of awns

Putih kekuningan Coklat kekuningan Coklat Coklat kemerah-merahan Merah muda Merah Ungu muda Ungu Hitam

Light gold Gold Brown Reddish brown Light red Red Light purple Purple Black

1 2 3 4 5 6 7 8 9

40. (*) QN

60-80 VS

Anak Bunga: Kepadatan rambut pada lemma Spikelet: pubescence of lemma

Tidak ada/sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

Absent or very weak Weak Medium Strong Very strong

1 3 5 7 9

41. (+) PQ

80-90 VS

Anak Bunga: Warna ujung lemma Spikelet: color of tip of lemma

Putih Kekuningan Coklat Merah Ungu Hitam

White Yellowish Brown Red Purple Black

1 2 3 4 5 6

Page 22: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

19

42. 90 Malai: Panjang bulu pada ujung gabah terpanjang Panicle: length of longest awns

Sangat pendek Pendek Sedang Panjang Sangat panjang

Very short Short Medium Long Very long

1 3 5 7 9

43. (+) QL

90 VS

Malai: keberadaan cabang sekunder Panicle: presence of secondary branching

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

44. (+) PQ

90 VS

Malai : tipe cabang sekunder Panicle: type of secondary branching

Lemah Kuat Mengelompok

Weak Strong In-grouping

1 2 3

45. (+) QN

90 VG

Malai: pola penyebaran cabang malai Panicle: attitude of branches

Tegak Tegak – agak tegak Agak tegak Agak tegak – menyebar Menyebar

Erect Erect – semi erect Semi-erect Semi erect – spreading Spreading

1 3 5 7 9

Tegak Erect

Tegak-agak tegak Erect-semi erect

Agak tegak Semi-erect

Agak tegak-menyebar Semi erect-spreading

Menyebar Spreading

Page 23: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

20

46. (+) QN

90 VG

Malai : eksersi (pemunculan malai dari leher malai) Panicle: exsertion

Muncul sempurna Muncul sampai muncul sempurna Muncul Sebagian muncul Tertutup (tidak muncul)

Well-exserted Moderately-well exserted Just exserted Partly exserted enclosed

1 3 5 7 9

47. QN

90 VG

Umur matang Time of maturity

Sangat genjah Genjah Sedang Dalam Sangat dalam

Very early Early Medium Late Very late

1 3 5 7 9

48. (+) QN

92 VG

Daun : Gejala penuaan Leaf: time of senescence

Cepat Sedang Lambat

Early Intermediate Late

3 5 7

49. (*) (+)

92 MS

Lemma steril: panjang Sterility of lemma: length

Pendek Sedang Panjang

Short Medium Long

3 5 7

50. (*)

92 MS

Lemma Steril : Warna Sterility of lemma: color

Kuning jerami Kuning emas Merah Ungu

xxxxxx Yellow gold Red Purple

1 2 3 4

51. (+) QN

92 MS

Gabah : Bobot 1000 biji bernas Grain: weight of 1000 (fully developed grains)

Sangat ringan Ringan Sedang Berat Sangat berat

Very low Low Medium High Very high

1 3 5 7 9

52. QN

92 MS

Gabah : Panjang gabah Grain: length

Sangat pendek Pendek Sedang Panjang Sangat panjang

Very short Short Medium Long Very long

1 3 5 7 9

Sebagian muncul Partly exerted

Muncul Exerted

Muncul sempurna Well exerted

Page 24: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

21

53. QN

92 MS

Gabah: lebar gabah Grain: width

Sangat sempit Sempit Sedang Lebar Sangat lebar

Very narrow Narrow Medium Broad Very broad

1 3 5 7 9

54. (+) QL

92 VG

Gabah: reaksi lemma pada fenol Grain: phenol reaction

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9

55. (+) QN

92 VS

Gabah : Pewarnaan Fenol (untuk varietas yang memberikan reaksi fenol) Grain: intensity of phenol reaction

Muda Sedang Gelap

Light Medium Dark

3 5 7

56. (*) QN

92 MS

Beras Pecah Kulit : Panjang beras Brown rice: length

Sangat pendek Pendek Sedang Panjang Sangat panjang

Very short Short Medium Long Very long

1 3 5 7 9

57. QN

92 MS

Beras Pecah Kulit : lebar Brown rice: width

Sempit Sedang Lebar

Narrow Medium Broad

3 5 7

58. (*) (+) PQ

92 VS

Beras Pecah Kulit: bentuk (dalam bentuk lateral) Brown rice: shape (in lateral view)

Bulat Agak bulat Agak ramping Ramping Panjang ramping

Round Semi-round Half- spindle-shaped Spindle-shaped Long spindle-shaped

1 2 3 4 5

59. (*) PQ

92 VS

Beras Pecah Kulit: warna Brown rice: color

Putih Coklat muda Bercak-bercak coklat Coklat tua

White Light brown Variegated brown Dark brown

1 2 3 4

Page 25: Panduan Pengujian Varietas Kedelai

22

Merah muda Merah Bercak-bercak ungu Ungu Ungu tua / hitam

Light red Red Variegated purple Purple Dark purple / black

5 6 7 8 9

60. (+) PQ

92 VS

Endosperma: Keberadaan amilosa Endosperm: presence of amylosa

Ketan Sedang Bukan ketan

Glutinous Medium Non-glutinous

1 2 3

61. (+) PQ

92 MG

Endosperma: kandungan amilosa Endosperm: content of amylose

Kurang dari 5% 5 - 10% 11 – 15% 16 – 20% 21 – 25% 26 – 30% lebih dari 30%

Less than 5% 5 - 10% 11 – 15% 16 – 20% 21 – 25% 26 – 30% more than 30%

1 2 3 4 5 6 7

62. (+)

90 Beras sosoh: Keberadaan butir kapur (hanya untuk varietas dengan endosperma tidak mengandung amilosa) White rice: presence of white core

Kurang dari 5% 5 - 10% 11 – 20% 21 – 40% lebih dari 40%

Less than 5% 5 - 10% 11 – 20% 21 – 40% more than 40%

1 3 5 7 9

63. (+)

90 Beras sosoh: Keberadaan white belly (hanya untuk varietas dengan endosperma tidak mengandung amilosa) White rice: presence of white belly

Kurang dari 5% 5 - 10% 11 – 20% 21 – 40% lebih dari 40%

Less than 5% 5 - 10% 11 – 20% 21 – 40% more than 40%

1 3 5 7 9

64. (+) QN

92 MG

Endosperma: Uji Alkali Endosperm: Alkali digestion

Tidak luruh Agak luruh Sedang Sangat luruh

Not digested Low digested Intermediate Completely digested

1 3 5 7

65. (*) (+) QN

92 MG

Beras Pecah Kulit: Aroma Brown rice: Aroma

Tidak ada Ada

Absent Present

1 9