Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

download Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

of 15

Transcript of Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    1/15

    PANDUAN

    KREDENSIAL STAF MEDISRS. BAPTIS BATU TAHUN 2014

    RS. BAPTIS BATU

    JL RAYA TLEKUNG NO 1

    JUNREJOBATU

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    2/15

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ...................................................................................................... i

    Daftar Isi ............................................................................................................... ii

    Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii

    BAB I. DEFINISI ................................................................................................. 1

    BAB II. RUANG LINGKUP................................................................................ 2

    2.1. Latar Belakang ............................................................................................... 2

    2.2. Tujuan ............................................................................................................ 3

    2.2.1. Tujuan Umum ............................................................................................. 3

    2.2.2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3

    2.3. Konsep Dasar Kredensial Dokter Di Rumah Sakit ....................................... 3

    2.4. Peranan Komite Medis Dan Statuta Staf Medis (Medical Staf ByLaws

    Dalam Mekanisme Kredensial....................................................................... 5

    BAB III. TATA LAKSANA ................................................................................ 8

    3.1. Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis ....... 8

    3.2. Tahap Kedua : Kajian Mitra Bestari .............................................................. 8

    3.3. Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan .................................................. 9

    BAB IV. DOKUMEN .......................................................................................... 12

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    3/15

    iii

    LEMBAR PENGESAHAN

    PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU

    NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

    Dr. Eva Nirmala,Sp.PK. Pembuat Dokumen

    Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person

    Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    4/15

    1

    BAB I

    DEFINISI

    1.

    Brevet :pengakuan tentang keahlian seorang dokter oleh kolegium suatu cabang

    ilmu kedokteran tertentu

    2. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit

    terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi

    kewenangan klinis (kewenagan klinis(clinical privilege))menjalankan tindakan

    medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu periode

    tertentu.

    3.

    Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit

    terhadap dokter yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis

    (kewenangan klinis(clinical privilege)) di rumah sakit tersebut untuk

    menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis

    tersebut untuk suatu periode tertentu

    4. Kewenangan klinis (clinical pri vilege) : kewenangan klinis untukmelakukan

    tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuat rumah sakit tertentu

    berdasarkan penugasan yang diberikan Kepla Rumah Sakit

    5. Surat Penugasan (clinical Appointment) :surat yang diterbitkan oleh Kepala

    Rumah Sakit kepada seorang dokter atau dokter gigi untuk melakukan tindakan

    medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang

    ditetapkan baginya

    6. Duty of Due Care :kewajiban untuk memperhatikan dan peduli akan

    keselamatan pihak lain

    7.

    Mitra Bestari(Peer-Group) : sekelompok orang dengan reputasi tinggi yangmemiliki kesamaan profesi, spesialisasi dengan seorang dokter yang sedang

    menjalani proses kredensial, dan atau dianggap dapat menilai kompetensi untuk

    melakukan tindakan medis tertentu

    8. Tenaga Medis : dokter dan dokter gigi termasuk dokter spesialis dan dokter gigi

    spesialis

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    5/15

    2

    BAB II

    RUANG LINGKUP

    2.1. Latar Belakang.

    Undang undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menurut rumah sakit

    untuk melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical

    governance bagi para klinisnya1. Setiap dokter di rumah sakit harus bekerja dalam

    koridor kewenangan klinis (clinical privilege) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit.

    Walaupun frekuensi kecelakanan yang berkaitan dengan medis dokter di rumah

    sakit belum diketahui dengan pasti jumlahnya di Indonesia, namun diduga jumlah

    tersebut tidak kecil. Jumlah klaim terhadap tindakan medis dokter yang mengakibatkan

    ganti rugi di JABOTABEK selama tahun 2007 tercatat 37 kasus, dan pada bulan

    Januari 2008mencapai 12 kasus2.

    Salah satu faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan dokter

    untuk melakukan tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat oleh

    komite medis rumah sakit. Dalam hal seorang dokter kurang kompeten dalam

    melakukan tindakan medis tertentu karena sebab apapun, 3belum ada mekanisme yang

    mencegah dokter untuk melakukan tindakan medis tindakan medis tersebut di rumah

    sakit. Pada gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan pada pasien.

    Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh

    dokter yang kurang kompeten rumah sakit perlu mengambil langkah langkah

    pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial

    yang dilaksanakan oleh komite medis. Beberapa pihak yang terkait dengan upaya ini

    adalah Kolegium Kedokteran Indonesia dan komite medis rumah sakit.Kolegium

    Kedokteran Indonesia dapat menjadi acuan untuk menentukan lingkup dan jenisjeniskewenangan klinis bagi setiap cabang ilmu kedokteran. Komite medis akan menentukan

    jenis jenis kewenangan klinis bagi setiap dokter yang bekerja di rumah sakit

    berdasarkan kompetensinya melalui mekanisme kredensial. Dengan terkendalinya

    tindakan medis disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari tindakan medis

    yang dilakukan oleh dokter yang tdak kompeten.

    Pedoman ini disusun oleh Tim penyusun Pedoman Mekanisme Kredensial

    Dokter di Rumah Sakit berdasarkan SK Pengurus Pusat PERSI No.

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    6/15

    3

    41/SK/PP.PERSI/II/2008 dengan mengacu pada kelaziman praktik perumah sakitan

    yang baik di negara maju, antara lain JCAHO4. Pedoman ini dimaksudkan agar menjadi

    panduan bagi rumah sakit di Indonesia untuk melakukan kredensial para tenaga medis

    dengan baik, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

    2.2. TUJUAN

    2.2.1. Tujuan Umum :

    Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan

    pasien melalui mekanisme kredensial dokter di rumah sakit

    2.2.2. Tujuan Khusus :

    a.

    Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi para

    dokter di rumah sakit

    b. Memberikan panduan bagi komite medis untuk menyusun jenis jenis

    kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap dokter yang melakukan

    tindakan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu kedokteran

    yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran Indonesia.

    c. Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan

    kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap dokter untuk

    melakukan tindakan medis di rumah sakit.

    d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga medis di rumah

    sakit.

    e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas para dokter dan institusi rumah

    sakit dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit

    lainnya.

    2.3. KONSEP DASAR KREDENSIAL DOKTER DI RUMAH SAKIT.

    Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya

    untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan

    kompetensi para dokter yang melakukan tindakan medis terhadap pasien di rumah

    sakit.Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengatur agar setiap

    tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga medis

    yang benarbenar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi dua komponen (1)

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    7/15

    4

    komponen kompetensi keprofesian medis yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan

    dan perilaku professional ; dan (2) komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik

    dan mental.

    Walaupun seoarang dokter talah mendapatkan brevetspesialisasi dari kolegium

    ilmu kedokteran yang bersangkutan, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi

    kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan medis dalam lingkup

    spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah credentialing. Proses credentialing

    ini dilakukan dengan dua alas an utama.Alasan pertama, banyak faktor yang

    mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan brevet spesialisasi dari

    kolegium.Perkembangan ilmu dibidang kedokteran untuk suatu tindakan medis tertentu

    sangat pesat, sehingga kompetensi yang diperoleh saat menerima brevet bisa

    kedaluwarsa, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien.

    Selain itu, lingkup suatu cabang ilmu kedokteran tertentu senantiasa berkembang dari

    waktu kewaktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkan pada penerima

    brevetpada periode tertentu dapat saja belakangan diajarkan pada lingkup kompetensi

    yang berbeda beda. Alasan kedua, kesehatan seseorang dapatsaja menurun akibat

    penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan

    medis yang dilakukan. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelaikan

    kesehatan baik fisik maupun mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis

    tersebut oleh rumah sakit disebut sebagai mekanisme credentialing, dan hal ini

    dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan

    pada profesi lain untuk keamanan kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang

    (pilot) yang senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan

    penerbangan.

    Setelah seorang dokter dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial,rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan

    serangkaian tindakan tindakan medis tertentu di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal

    sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis

    (clinical privilege) tersebut seorang dokter tidak diperkenankan untuk melakukan

    tindakan medis dirumah sakit tersebut. Luasnya lingkup kewenangan klinis (clinical

    privilege) seseorang dokter spesialis dapat saja berbeda dengan koleganya dalam

    spesialisasi yang sama, tergantung pada ketetapan komite medis tentang kompetensi

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    8/15

    5

    untuk melakukan tiap tindakan medis oleh yang bersangkutan berdasarkan hasil

    kredensial. Dalam hal tindakan medis seorang dokter membahayakan pasien maka

    kewenangan klinis (clinical privilege) seorang dokter dapat saja dicabut sehingga tidak

    diperkenankan untuk melakukan tindakan medis tertentu dilingkungan rumah sakit

    tertentu.pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut dilakukan melalui

    prosedur tertentu yang melibatkan komite medis.

    Kewajiban rumah sakit untuk menetapkan kewenangan klinis (clinical privilege)

    tersebut telah diatur dengan tegas dalam Undang Undang tentang Rumah Sakit.

    Dalam Undang undang rumah sakit pasal 29 ayat (1) butir r telah ditetapkan bahwa

    setiap rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan hospital bylaws, yang dalam

    penjelasan undang undang tersebut ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib

    melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Hal ini harus

    dirumuskan oleh setiap rumah sakit dalam peraturan staf medis Rumah Sakit (medical

    staff bylaw) antara lain diatur diatur kewenangan klinis (clinical privilege).

    Kelemahan rumah sakit dalam menjalankan fungsi kredensial akan

    menimbulkan tanggungjawab hukum bagi rumah sakit dalam hal terjadi kecelakaan

    tindakan medis. Setiap rumah sakit wajib melindungi pasiennya dari segala tindakan

    medis yang dilakukan oleh setiap dokter di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai

    the duty of due care.Tanggungjawab rumah sakit tersebut berlaku tidak hanya terhadap

    tindakan yang dilakukan oleh dokter pegawai rumah sakit saja, tetapi juga setiap dokter

    yang bukan berstatus pegawai (dokter tamu).Rumah sakit wajib mengetahui dan

    menjaga keamanan setiap tindakan medis yang dilakukan dalam lingkungannya demi

    keselamatan semua pasien yang dilayaninya sebagai bagian dari the duty of due care.

    2.4.

    PERANAN KOMITE MEDIS DAN STATUTA STAF MEDIS (MEDICALSTAFF BYLAWS)DALAM MEKANISME KREDENSIAL.

    Komite medis memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para dokter

    karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga medis dan melindungi pasien

    rumah sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis.Disebuah rumah sakit,

    komite medis dianalogkan dengan konsil kedokteran atau medical board suatu

    negarauntuk melindungi masyarakat dari tenaga medis yang tidak kompeten. Tiga tugas

    utama komite medis adalah (1) menepis tenaga medis yanga akan diperbolehkan

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    9/15

    6

    malakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut; (2) memelihara kompetensi dan

    memantau kualitas kinerja profesi tenaga medis, dan (3) merekomendasikan untuk

    melarang tenaga medis yang dianggap tidak aman bagi pasien untuk tidak melakukan

    tindakan medis tertentu di rumah sakit tersebut. Olrh karenanya,struktur komite medis

    paling sedikit mencakup tiga komponen fungsi diatas, yaitu subkomite kredensial,

    subkomite mutu profesi medis, dan subkomite disiplin profesi.

    Mekanisme kredensial dan re-kredensial di rumah sakit adalah tanggungjawab

    komite medis yang dilaksanakan oleh subkomite kredensial. Pada akhir proses

    kredential, komite medis menerbitkan rekomendasi kepada kepala rumah sakit tentang

    lingkup kewenangan klinis seorang tenaga medis secara rinci (delineation of clinical

    privilege). Untuk itu sub komite kredensial melakukan serangkaian kegiatan berupa

    pemanggilan calon, menyusun mitra bestari, dan melakukan penilaian kompetensi

    seorang tenaga medis yang meminta kewenangan klinis tertentu. Selain itu subkomite

    kredensial juga menyiapkan berbagai intrumen kredensial dan pemberian kewenangan

    klinis untuk disahkan kepala rumah sakit. Instrument tersebut paling sedikit meliputi :

    (1) perangkat kebijakan rumah sakit tentang kredensial dan kewenangan klinis, (2)

    boring boring (formulir) yang diperlukan, dan (3) pedoman penilaian kompetensi

    klinis yang diperlukan untuk memberikan kewenangan klinis tertentu oleh mitra bestrai.

    Tugas, fungsi dan wewenang komite medis dalam melaksanakan kredensial diatur

    dalam statute medis (medical staff bylaws).

    Statutastaf medis adalah landasan utama untuk melakukan kredensial dan re-

    kredensial para dokter di sebuah rumah sakit. Disebuah rumah sakit statuta staf medis

    dianalogkan dengan undang undang praktik kedokteran (medical practice act)suatu

    Negara yang mengatur keberadaan konsil kedokteran dan perangkatnya. Statute staf

    medis ini ditetapkan oleh kepala rumah sakit (untuk rumah sakit pemerintah) atau badanpengampu (governing board) rumah sakit (untuk rumah sakit non-pemerintah).5 Secara

    umum, statute staf nedis mengatur keberadaan dan mekanisme kerja komite

    medis.Pelaksanaan kredensial merupakan salah satu hal penting yang diatur dalam

    statute staf medis.

    Dalam statute staf medis ini diatur mekanisme pemberian kewenangan klinis

    tremasuk syarat yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga medis untuk memperoleh

    kewenangan klinis tersebut. Selain itu, diatur pula tata cara penetuan mitra bestari untuk

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    10/15

    7

    melakukan proses kredensial dan tata cara pengambilan putusan dalam menentukan

    kewenangan klinis seorang tenaga medis. Statute staf medis digunakan sebagai

    pedoman, norma dan acuan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul

    sebelum, selama dan sesudah proses kredensial dan re-kredensial dilakukan.

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    11/15

    8

    BAB III

    TATA LAKSANA

    Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan

    melakukan tindakan medis yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiap dokter

    yang bertumpu pada tiga tahap. Pertama, praktisi medis melakukan permohonan untuk

    memperoleh kewenangan klinis dengan metode self assessment.Kedua, mitra bestari

    mengkaji dan memberikan rekomendasi tindakan medis yang diajukan oleh pemohon.

    Ketiga, kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan (clinical appointment)

    berdasarkan rekomendasi dari mitra bestari yang berlaku untuk periode tertentu. Secara

    perodik, dokter akan melalui proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya

    berakhir, dimana tiga proses inti tersebut akan berulang.

    3.1. Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis.

    Setiap tenaga medis mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit untuk

    melakukan tindakan medis. Tenaga medis tersebut mengisi beberapa formulir yang

    disediakan rumah sakit, antara lain daftar tindakan medis yang ingin dilakukannya

    sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga medis tersebut memilih tindakan medis yang

    tertera dalam formulir daftar tindakan medis tersebut dengan cara mencontreng dan

    menyerahkan copy semua dokumen yang dipersyaratkan kepada rumah sakit. Syarat

    syarat tersebut meliputi juga kesehatan fisik dan mental untuk melakukan tindakan

    medis tertentu.Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada komite medis

    untuk ditindak lanjuti.

    3.2. Tahap Kedua : Kajian Mitra Bestari.

    Komite medis menugaskan subkomite kredensial untuk memprosespermohonan

    tersebut. Subkomite kredensial menyiapkan mitra bestari yang berjumlah sekitar 4

    hingga 6 orang sesuai dengan bidang keahliannya yang akan dinilai. Mitra bestari

    tersebut tidak harus anggota subkomite kredensial, bahkan dapat berasal dari luar rumah

    sakit bila diperlukan.Para mitra bestari yang bertugas tersebutd dapat terdiri dari

    beberapa bidang spesialisasi sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta.Misalnya,

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    12/15

    9

    bila seorang dokter mengajukan permohonan untuk melkaukan tindakan tiroidektomi,

    maka mitra bestari yang dipilih dapat terdiri dari para spesialis bedah umum, bedah

    tumor, dan spesialis THT-KL.Dengan demikian kelompok mitra bestari tersebut dapat

    berbeda untuk setiap tenaga medis yang mengajukan permohonan kewenangan klinis.

    Mitra bestari mengkaji setiap tindakan medis yang diajukan oelh

    pemohon.Pengkajian setiap tindakan medis yang diajukan oleh pemohon tersebut

    dilakukan secara obyektif didasarkan pada suatu buku putih (white paper).Sebuah buku

    putih untuk tindakan medis tertentu yang memuat syarat-syarat kapan seorang dokter

    dianggap kompeten melakukan tindakan medis tersebut.Misalnya, dalam buku putih

    untuk melakukan tiroidektomi, seorang dokter harus menjalani pendidikan bedah

    dsar.Pelatihan pelatihan tertentu dan telah menangani sejumlah kasus tertentu dalam

    kurun waktu tertentu.Berdasarkan buku putih (white paper) tersebut mitra bestari dapat

    merekomendasi atau menolak permohonan tindakan medis yang diajukan.

    Selain melalui kompetensi, mitra bestari juga menilai kemampuan pemohon

    bedasarkan kesehatan fisik dan mental untuk setiap tindakan medis yang

    diajukan.Rumah sakit mempersiapkan sarana dan prasarana dan panel dokter untuk

    melakukan uji kesehatan fisik dan mental tersebut.

    Pada akhir proses kredensial, mitra bestari merekomendasikan sekelompok

    tindakan medis tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon di rumah sakit tersebut.

    Selanjutnya komite medis mengkaji kembali rekomendasi tersebut dan mengadakan

    beberapa modifikasi bila diperlukan dan selanjutnya diserahkan kepada kepala rumah

    sakit.

    3.3. Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan.

    Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga medis pemohonberdasarkan rekomendasi tesebut. Kepala rumah sakit dapat saja meminta komite medis

    untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen rumah sakit bila

    dianggap perlu.Surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis

    untuk melakukan tindakan medis yang bagi tenaga medis pemohon. Setiap tenaga medis

    dalam satu bidang spesialisasi tertentu dapat saja memiliki daftar kewenangan klinis

    yang berbeda dengan sejawatnya dengan bidang spesialisasi yang sama. Suatu tindakan

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    13/15

    10

    medis tertentu di rumah sakit hanya boleh dilakukan oleh dokter yang telah memiliki

    surat kewenangan klinis berdasarkan surat penugasan.

    Daftar kewenangan klinis seorang tenaga medis dapat dimodifikasi setiap

    saat.Seorang tenaga medis dapat saja mengajukan tambahan kewenangan klinis yang

    tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit.

    Selanjutnya komite medis akan melakukan proses kredensial khusus untuk tindakan

    tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya kepada kepala rumah sakit. Namun

    sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk sementara atau

    seterusnya karena alas an tertentu seperti akan diuraikan pada bab berakhirnya

    kewenangan klinis.

    Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical appointment)

    habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk

    setiap tenaga medis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya dua

    tahun.Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus

    melakukan rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial

    awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap

    dokter yang melakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang surat

    penugasan (reappointment).

    Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga medis tersebut dinyatakan

    tidak kompeten untuk melakukan tindakan medis tertentu. Walaupun seorang tenaga

    medis pada awalnya telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan tindakan

    meis tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan

    pertimbangan komite medis. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu

    tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan, misalnya tenaga medis yang

    bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental.Selain itu, pencabutankewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan medis yang diduga

    karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari komite medis.

    Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan

    kembali bila tenaga medis tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.Dalam hal

    kewenangan klinis tertentu eorang tenaga medis diakhiri, komite medis akan meminta

    subkomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    14/15

    11

    merekomendasikan kepada kepala rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis

    tertentu setelah melalui proses pembinaan.

    Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien,

    sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga medis di rumah sakit. Dengan

    demikian jelaslah bahwa komite medis dan statute staf medis memegang peranan

    penting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap tenaga

    medis.

  • 7/25/2019 Panduan Kredensial Staf Medik 2014.pdf

    15/15

    12

    BAB IV

    DOKUMENTASI

    Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam

    file masing-masing tenaga medis.