Paleontologi Full2 - Copy

237
PALEONTOLOGI OLEH : Ir. H. Siwi Sanjoto, MT

description

paleontologi

Transcript of Paleontologi Full2 - Copy

Page 1: Paleontologi Full2 - Copy

PALEONTOLOGI

OLEH :Ir. H. Siwi Sanjoto, MT

Page 2: Paleontologi Full2 - Copy

GBPPA. IDENTITAS MATA KULIAH• Nama Mata Kuliah : Paleontologi• Kode Mata Kuliah : MGES 1315• Jurusan : Teknik Geologi• Fakultas : Teknologi Mineral• Jenjang Studi : Strata Satu (S1)• SKS : 3p (2 sks perkuliahan & 1 sks praktikum)• Waktu Pertemuan: 100 menit ( total 100 x 12 pertemuan = 1200

menit)

B. DESKRIPSI SINGKATDalam mata kuliah ini dijelaskan secara garis besar macam jenis kehidupan di alam, cara preparasi, cara pengamatan, kegunaan fosil dalam geologi serta pembahasan masing-masing phylum bersel tunggal hingga kompleks

C. ANALISIS INSTRUKSIONALSetelah menyelesaikan mata kuliah paleontologi ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui peranan Paleontologi dalam Eksplorasi Geologi serta keterkaitannya dengan nilai ekonomi

Page 3: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 4: Paleontologi Full2 - Copy

PENDAHULUAN1. JENIS KEHIDUPAN DI ALAM

A. Macam KehidupanB. Lingkungan HidupC. Terjadinya Fosil & Proses Pemfosilan

2. TEKNIK PENGAMATANA. Pengamatan Fosil Makro & Mikro di Lapangan & di LabB. Teknik Dokumentasi

3. KEGUNAAN FOSIL DALAM GEOLOGIA. Taxonomi Kehidupan di AlamB. Peranan Fosil dalam Eksplorasi GeologiC. Peranan Fosil dalam Waktu Geologi

Page 5: Paleontologi Full2 - Copy

<< PENDAHULUAN >>PALEONTOLOGIAsal kata : Paleo : masa lampau/kuno

Onthos : KehidupanLogos : Ilmu

= Ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau>>> Study tentang fosil

: Paleobotani (tumbuhan)Paleontologi

: Paleozoologi (hewan)

Page 6: Paleontologi Full2 - Copy

CARA HIDUP MAKHLUK HIDUP1. Mutualisme

= Hubungan dengan makhluk lain saling menguntungkan2. Parasitisme

= Hubungan dengan makhluk lain dimana yang satu untung dan yang lain rugi

Tempat Hidup / Lingkungan :1. Benthos > Di dasar laut

-. Secyl = menempel pada benda mati & tidak berpindah-pindah-. Vagyl = di dasar laut & berpindah-pindah

2. Pelagos > Melayang-layang-. Planktonik = bergerak pasif mengikuti arus-. Nektonik = bergerak aktif di permukaan

Page 7: Paleontologi Full2 - Copy

Lingkungan Hidup 1. Laut -. Litoral = 0 – 5 m -. Batyal = 200 – 2000 m-. Epineritik = 5 – 50 m -. Abyssal = 2000 – 5000 m-. Neritik = 50 – 200 m -. Hadal = > 5000 m

Gambar 1. Lingkungan laut (L.S.F. 1991)2. Darat (Sungai, Danau, dll)3. Transisi (Air Payau)

Page 8: Paleontologi Full2 - Copy

<< FOSIL >>1. Pengertian fosil

Fosil = Jejak / sisa kehidupan baik langsung / tidak langsung terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur geologi ( > 500.000 tahun )

Fosil dalam “Paleontologi” terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :-. Fosil Makro/besar (Macrofossil)

> dapat dilihat dengan mata biasa (megaskopis)-. Fosil Mikro/kecil (Microfossil)

> hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop (mikroskopis)

Page 9: Paleontologi Full2 - Copy

Dilihat dari asal kata fosil :FOSIL berasal dari bahasa latin, yaitu Fossilis, yang berarti menggali dan/ sesuatu yang diambil dari dalam tanah/batuan

>>> FOSILISASI :Semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen, yang terakumulasi & mengalami pengawetan seluruh maupun sebagian tubuhnya serta pada jejak-jejaknya

Page 10: Paleontologi Full2 - Copy

Jenis Fosil1. Organisme itu sendiri

Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan. Dapat beruba tulangnya, daun-nya, cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian dari tubuhnya yang “keras”.

Dapat juga berupa binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersipan. misalnya Fosil Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam amber (getah tumbuhan).

Petrified wood atau fosil kayu dan juga mammoths yang terbekukan, and juga mungkin anda pernah lihat dalam filem berupa binatang serangga yang tersimpan dalam amber atau getah tumbuhan. Semua ini biasa saja berupa asli binatang yang tersimpan

Page 11: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil yang dihasilkan dari organisme itu sendiri

Page 14: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Fosil Mikro

Page 15: Paleontologi Full2 - Copy

2. Type kedua = sisa-sisa aktifitasnya Secara mudah pembentukan fosil ini dapat melalui beberapa jalan, antara lain seperti yang terlihat dibawah ini. Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut dengan Trace Fosil (Fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri

Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat berupa cetakan. Namun cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal mould) dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau external mould dengan ciri permukaan yang kasar. Keduanya bukan binatangnya yang tersiman, tetapi hanyalah cetakan dari binatang atau organisme itu

Page 16: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil yang berupa jejak

Page 17: Paleontologi Full2 - Copy

Sistem Pengawetan Fosil

Gambar diatas menunjukkan bagaimana sebuah cangkang dapat terekam. Pada gambar paling atas menunjukkan sebuah cangkang

dan potongan dari sebuah cangkang doble (bivalve) dipotong melintang

Page 18: Paleontologi Full2 - Copy
Page 19: Paleontologi Full2 - Copy

Gambar Yang menunjukkan Jejak Fosil

Page 20: Paleontologi Full2 - Copy

SYARAT TERBENTUKNYA FOSIL

1. Mempunyai bagian yang keras2. Segera terhindar dari proses-proses kimia

(oksidasi & reduksi)3. Tidak menjadi mangsa binatang lain4. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus

>>> agar tidak larut5. Terawetkan dalam batuan sedimen6. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal

500.000 tahun)

Page 21: Paleontologi Full2 - Copy

PROSES YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA FOSIL

1. Histometabasis= Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan

2. Permineralisasi= Histometabasis pada binatang

3. Rekristalisasi= Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin

4. Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi= Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain

5. Dehydrasi/Leaching/Pelarutan6. Mold/Depression

= Fosil berongga dan terisi mineral lempung7. Trail & Track

Trail = cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halusTrack = sama dengan trail, namun ukurannya lebih besarBurrow = lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba

Page 22: Paleontologi Full2 - Copy

KETERDAPATAN FOSIL1. Batuan Beku….? X

Pada batuan beku tidak akan dijumpai fosil karena batuan beku terbentuk dr hasil pembekuan magma, shg tdk mungkin tdp fosil

2. Batuan Sedimen….? OKBatuan sedimen sangat baik untuk pengendapan organisme, shg akan banyak terkandung fosil di dalam batuan sedimen tsb

3. Batuan Metamorf…?Pada batuan metamorf, msh mungkin dijumpai, namun sedikit sekali & umumnya fosil tsb telah hancur bahkan telah hilang oleh proses metamorfisme

Page 23: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Tidak Akan Terbentuk Pada Batuan Beku

Page 24: Paleontologi Full2 - Copy

Lingkungan Sedimentasi

Page 25: Paleontologi Full2 - Copy

Dari batuan sedimen, hewan-hewan dapat tersimpan dengan baikTerutama pada batuan sedimen yang berbutir halus

Page 26: Paleontologi Full2 - Copy

Kemungkinan kecil fosil terdapat pada batuan metamorf

Page 27: Paleontologi Full2 - Copy

REFERENSIFisher, AG., Lalicher, CG., Moor, RC., 1952, Invertebrate Fossils, Mc. Graw Hill Book Co, London

Shork, R.R., & Twenhoefel, W.H., 1952, “Principles of Invertebrata Paleontology”, Tosho Printing Company, Ltd, Tokyo

Skinner, B.J., 1981, “Paleontology and Paleoenvironments”, William Kaufman Inc, Los Altos, California

http://en.wikipedia.org/wiki/Arthropod

http://en.wikipedia.org/wiki/Brachiopod

http://en.wikipedia.org/wiki/Coelenterata

http://en.wikipedia.org/wiki/Echinoderm

http://en.wikipedia.org/wiki/Mollusca

http://en.wikipedia.org/wiki/Porifera

http://en.wikipedia.org/wiki/Protozoa

http://id.wikipedia.org/wiki/Vertebrata

Page 28: Paleontologi Full2 - Copy

TEKNIK PENGAMATAN1. Pengamatan Lapangan

a. Fosil MakroKarena fosil makro mempunyai

ukuran yang besar, maka dalam pengamatannya tergantung dari kekerasan batuan tempat fosil makro tersebut berada. Penyajian fosil makro relatif lebih mudah dibandingkan fosil mikro karena dalam penyajiannya dilakukan secara mudah dengan pengambilan fosil yang terekam lalu dibersihkan, setelah itu dapat langsung dideskripsi secara megaskopis beserta batuan tempat fosil tersebut berada

Apabila kesulitan dalam deskripsi di lapangan, maka dilakukan dokumentasi yang baik, meliputi : sampel batuan, tempat pengambilan, no. sampel, dll.Setelah itu, dibawa di laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut

Gambar disamping adalah contoh fosil-fosil makro yang terdapat di lapangan

Page 29: Paleontologi Full2 - Copy

b. Fosil MikroKarena fosil mikro mempunyai ukuran

yang sangat kecil, sehingga pengamatan di lapangan sulit dilakukan, sehingga pengamatan di lapangan lebih di fokuskan kepada deskripsi batuan di lapangan yang meliputi : warna batuan, tekstur batuan, struktur batuan serta komposisinya secara megaskopis. Selanjutnya adalah pencatatan secara lengkap lokasi tempat & sampel batuannya, meliputi : hari, tanggal, nomer sampel, nama batuan dll.

Page 30: Paleontologi Full2 - Copy

2. Pengamatan LaboratoriumPengamatan di laboratorium

dilakukan untuk analisa fosil secara detail yang tidak dapat dilakukan di lapangan. Pengamatan di laboratorium ini terutama adalah dari fosil-fosil mikro dengan menggunakan bantuan alat mikroskop. Adapaun tahap-tahap pengamatan di laboratorium akan dijelaskan selanjutnya

Page 31: Paleontologi Full2 - Copy

Skema Analisis Fosil Mikro

Analisa Laboratorium

Eoglobigerina operta

Page 32: Paleontologi Full2 - Copy

TEKNIK DOKUMENTASIBerikut merupakan tahap-tahap dalam pengambilan sampel batuan yang mengandung fosil mikro, yaitu :

1. SamplingSampling adalah pengambilan sampel batuan di lapangan untuk dianalisis kandungan mikrofaunanya. Fosil mikro yang terdapat dalam batuan mempunyai bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang berbeda, namun hampir seluruh mikrofosil mempunyai satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga perlu perlakuan khusus dalam pengambilannya. Sangat diperlukan ketelitian serta perhatian dalam pengambilan sampel, memisahkan dari material lain, lalu menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan secara kimiawi dan fisika

Page 33: Paleontologi Full2 - Copy

Beberapa prosedur sampling pada berbagai sekuen sedimentasi dapat dilakukan, seperti :

a. Spot Sampling, dengan interval tertentu merupakan metode terbaik untuk penampang yang tebal dengan jenis litologi yang seragam, seperti pada lapisan batugamping. Pada metode ini dapat ditambahkan channel sample (sampel paritan) sepanjang kurang lebih 30 cm pada setiap interval 1,5 meter.

b. Channel sample, dapat dilakukan pada penampangg lintasan yang pendek 3 – 5 m, pada litologi yang seragam atau pada perselingan batuan dan dilakukan setiap perubahan unit litologi.

Page 34: Paleontologi Full2 - Copy

2. Kualitas SampelPengambilan sampel batuan untuk analisis mikropaleontologi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :-. Bersih, sebelum mengambil sampel harus dibersihkan dari semua kepingan pengotor-. Representatif dan Komplit, harus dipisahkan dengan jelas antara sampel batuan yang mewakili suatu sisipan atau suatu lapisan batuan. Ambil sekitar 300-500 gram (hand specimen) sampel batuan yang sudah dibersihkan.-. Pasti, apabila sampel terkemas dengan baik dalam suatu kemasan kedap air yang ditandai dengan tulisan tahan air, yang mencakup segala hal keterangan tentang sampel tersebut seperti nomer sampel, lokasi, jenis batuan dan waktu pengambilan, maka hasil analisis sampel pasti akan bermanfaat.

Ketidakhati-hatian kita dalam memperlakukan sampel batuan akan berakibat fatal dalam paleontologi maupun stratigrafi apabila tercampur baur, terkontaminasi ataupun hilang.

Page 35: Paleontologi Full2 - Copy

3. Jenis SampleJenis sampel disini ada 2 macam, yaitu :

-. Sampel permukaan, sampel yang diambil langsung dari pengamatan singkapan di lapangan. Lokasi & posisi stratigrafinya dapat diplot pada peta.

-. Sampel bawah permukaan, sampel yang diambil dari suatu pemboran.

Dari cara pengambilannya, sampel bawah permukaan dapat dipisahkan menjadi :

-. Inti bore (core), seluruh bagian lapisan pada kedalaman tertentu diambil secara utuh.

-. Sampel hancuran (ditch-cutting), lapisan pada kedalaman tertentu dihancurkan dan dipompa keluar, kemudian ditampung.

-. Sampel sisi bor (side-well core), diambil dari sisi-sisi dinding bor dari lapisan pada kedalaman tertentu.

Page 36: Paleontologi Full2 - Copy

Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel, antara lain :-. Palu geologi-. Kompas geologi-. Plastik/tempat sampel-. Buku catatan lapangan-. Alat tulis-. HCl 0,1 N-. Peta lokasi pengambilan sampel

Page 37: Paleontologi Full2 - Copy

Sedangkan peralatan lain guna menyajikan fosil, antara lain :-. Wadah sampel-. Larutan H2O2-. Mesin pengayak-. Ayakan menurut skala Mesh-. Tempat sampel yang telah dibersihkan-. Alat pengering / oven

Dan untuk memisahkan fosil, peralatan yang diperlukan antara lain :-. Cawan tempat contoh batuan-. Jarum-. Lem unuk merekatkan fosil-. Tempat fosil-. Mikroskop & alat penerang

Page 38: Paleontologi Full2 - Copy

2. Fosil Mikro Karena fosil mikro terdapat dalam masa

batuan, sehingga dalam penyajian fosilnya harus dipisahkan dari masa batuan yang ada. Penyajian fosil mikro meliputi tahap-tahap:

a. Proses Penguraian batuan, meliputi : Penguraian batuan (fisika/kimia), pengayakan & pengeringan

b. Proses Pemisahan Fosilc. Determinasi Fosil

Page 39: Paleontologi Full2 - Copy

PROSES PENGURAIAN BATUANProses penguraian secara fisik

Cara ini digunakan terutama untuk batuan sedimen yang belum begitu kompak dan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :-. Batuan sedimen ditumbuk dengan palu karet sampai menjadi pecahan-pecahan dengan diameter 3-6 mm-. Pecahan-pecahan batuan direndam dalam air-. Kemudian direas-remas dalam air-. Diaduk dengan mesin aduk atau alat pengaduk yang bersih-. Dipanaskan selama 5-10 menit-. Didinginkan

Umumnya batuan sedimen yang belum begitu kompak, apabila mengalami proses-proses tersebut akan terurai.

Page 40: Paleontologi Full2 - Copy

Proses penguraian secara kimiaBahan-bahan larutan kimia yang biasa digunakan dalam penguraian batuan sedimen antara lain : asam asetat, asam nitrat dan hydrogen piroksida. Penggunaan larutan kimia sangat tergantung dari macam butir pembentuk batuan dan jenis semen. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penguraian batuan tersebut perlu diteliti jenis butirannya, masa dasar dan semen. Hal ini dikerjakan dengan seksama agar fosil mikro yang terkandung didalamnya tidak rusak atau ikut larut bersama zat pelarut yang digunakan

Contoh :-. Batulempung dan Lanau : penguraian batuan dilakukan

dengan menggunakan larutan Hydrogen Pyroksida (H2O2).

Page 41: Paleontologi Full2 - Copy

PROSES PENGAYAKAN3. Proses Pengayakan

Dasar proses pengayakan adalah bahwa fosil-fosil dan butiran lain hasil penguraian terbagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan ukuran butirnya masing-masing yang ditentukan oleh besar lubang. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua butiran mempunyai bentuk bulat, tetapi ada juga yang panjang yang hanya bisa lolos dalam kedudukan vertikal. Oleh karena itu, pengayakan harus digoyang sehingga dengan demikian berarti bahwa yang dimaksudkan dengan besar butir adalah diameter yang kecil / terkecil

Page 42: Paleontologi Full2 - Copy

Pengayakan dapat dilakukan dengan cara basah dan cara kering :

a. Cara kering -. Keringkan seluruh contoh batuan yang telah terurai-. Masukkan kedalam ayakan paling atas dari unit ayakan yang telah tersusun baik sesuai denagn keperluan-. Mesin kocok dijalankan selama + 10 menit-. Contoh batuan yang tertinggal di tiap-tiap ayakan ditimbang dan dimasukkan dalam botol/plastik contoh batuan

b. Cara basah Cara ini pada prinsipnya sama dengan cara kering, tetapi pada umumnya menggunakan ayakan yang kecil. Pengayakan dilakukan dalam air sehingga contoh batuan yang diperoleh masih harus dikeringkan terlebih dahulu

Page 43: Paleontologi Full2 - Copy

PROSES PEMISAHAN FOSIL

Fosil-fosil dipisahkan dari butiran lainnya dengan menggunakan jarum. Untuk menjaga agar fosil yang telah dipisahkan tidak hilang, maka fosil perlu disimpan di tempat yang aman. Setelah selesai pemisahan fosil, penelitian terhadap masing-masing fosil dilakukan.

Page 44: Paleontologi Full2 - Copy

a. Saringan dengan 30 – 80 – 100 meshb. Wadah pengamatan mikrofosilc. Jarum pengutikd. Slide karton (model Jerman 40 x 25 mm)e. Slide karton (model internasional, 75 x 25 mm)

Page 45: Paleontologi Full2 - Copy

DETERMINASI FOSILMetode determinasi fosil, dapat dilakukan dengan cara :1. Membandingkan dengan koleksi fosil yang ada2. Menyamakan fosil, yang belum dikenal dengan

gambar-gambar yang ada di leteratur/publikasi3. Langsung mendeterminasi fosil yang belum dikenal

tersebut dengan mempelajari ciri-ciri morfologinya4. Kombinasi 1,2 dan 35. Morfologi fosil yang dideterminasi masing-masing fosil

berbeda, karena hal ini tergantung dari jenis fosil dan karakteristik morfologi tubuhnya baik fosil makro & mikro

Page 46: Paleontologi Full2 - Copy

Determinasi Fosil MakroDeterminasi fosil makro, meliputi hal-hal :1. Sketsa/gambar fosil = ….2. Nomor peraga = ….3. Phylum = ….4. Class = ….5. Order = ….6. Family = ….7. Genus = ….8. Spesies = ….

Page 47: Paleontologi Full2 - Copy

Determinasi Fosil MikroDeterminasi fosil mikro, dengan menggunakan mikroskop, hal-hal yang

diamati :1. Sketsa/gambar fosil = ….2. Nomor peraga = ….3. Jenis Fosil = ….4. Susunan Kamar = ….5. Bentuk Kamar = ….6. Sutur = ….7. Komposisi = ….8. Jumlah Kamar = ….9. Jumlah Putaran Kamar = ….10. Aperture = ….11. Hiasan = ….12. Nama Fosil = ….

Page 48: Paleontologi Full2 - Copy

TAXONOMIDari bahasa Yunani : Taxon (kehidupan), Nomen (Nama)= Tata cara penggolongan penamaan kehidupan dari

tingkat yang paling tinggi ke tempat yang paling rendah

KingdomPhylum -. Jumlah tertentu dan pasti Class -. Tidak banyak perubahan

Order Family Genus Spesies -. Jumlah sangat banyak

Varietas -. Mungkin bertambah

Page 49: Paleontologi Full2 - Copy

TATA CARA PENAMAAN1. Penamaan Family

= diikuti oleh akhiran idae ex : Miliolidae (ditulis huruf tegak)

2. Penamaan Genus= Terdiri dari 1 suku kata & diawali huruf besar, ditulid miring/digarisbawahi

ex : Globorotalia atau Globorotalia3. Penamaan Spesies

= Nama genus + 1 suku kata (ada 2 suku kata)Kata yang pertama ditulis huruf besar & kata kedua ditulis huruf kecil

ex : Globorotalia tumida atau Globorotalia tumida4. Penamaan Sub-spesies

= Nama spesie + 1 suku kata (ada 3 suku kata)ex : Globorotalian tumida flexuosa

-. Untuk nama spesies & sub-spesies : dapat diikuti nama tempat/orang pertama yang menemukanex : Nummulites Djogdjakartae

Lepidocyclina subandri

Page 50: Paleontologi Full2 - Copy

FUNGSI FOSIL1. Fossil index ; secara akurat memberikan umur realtif suatu

batuan2. Paleoclimatology ; mengetahui iklim purba (zaman lampau)3. Paleoceanography ; mengetahui tempat kehidupan masa lalu4. Biostratigraphy; mengetahu secara rinci zonasi/stratigrafi

kehidupan5. Evolusi kehidupan (urut-urutan perkembangan kehidupan

suatu spesies)6. Paleobathymetric ; mengetahui kedalaman suatu sedimentasi7. Paleoenvironment; mengetahui lingkungan kehidupan masa

lampau8. Tectonic indication ; dapat mengetahui indikasi perubahan

tektonisme selama sejarah kehidupan 9. Oil Deposite Indicator ; indikasi terdapatnya potensi Minyak

Bumi (HC)

Page 51: Paleontologi Full2 - Copy

FOSIL INDEKS

= Fosil yang dipakai dalam penentuan umur relatif suatu lapisan batuan

A. Biocoenose= Kumpulan fosil yang tempat hidupnya relatif sama dengan tempat sedimentasinya

B. Thanaticoenose= Kumpulan fosil yang tempat hidupnya berbeda >>> telah tertransport

Page 52: Paleontologi Full2 - Copy

SKALA WAKTU GEOLOGI

Page 53: Paleontologi Full2 - Copy

Stromatolit mulaimelimpah

Eukaryote Alga multiceluler

Binatang bertubuhlunak melimpah

Protoctist yang menyerupai hewan

Pembentuk-an craton

besar

Endapan glasialtertua

Banded iron formationterdapat melimpah

PERKEMBANGAN EVOLUSI SEPANJANG PROTEROZOIC

Page 54: Paleontologi Full2 - Copy

CAMBRIAN - ORDOVISIAN

Page 55: Paleontologi Full2 - Copy

TRILOBIT JAMAN CAMBRIAN

Page 56: Paleontologi Full2 - Copy

Diplograptus

Isotelus StreptelasmaClimacograptus

GRAPTOLIT & ASOSIASI ZAMAN ORDOVISIAN

Page 57: Paleontologi Full2 - Copy

SILUR & DEVON

Page 58: Paleontologi Full2 - Copy

EVOLUSI IKAN

Page 59: Paleontologi Full2 - Copy

SITUASI JAMAN KARBON & PERMIAN

Page 60: Paleontologi Full2 - Copy

TRIAS & JURA

Page 61: Paleontologi Full2 - Copy

CRETACEOUS

Page 62: Paleontologi Full2 - Copy

Australopithecus Homo erectusHomo sapiens(Neanderthal)

Homo sapiens(Cro Magnon)

URUTAN HOMINID DARI KENOZOIK

Page 63: Paleontologi Full2 - Copy

PERKEMBANGAN ORGANISME SEPANJANG WAKTU

Page 64: Paleontologi Full2 - Copy

PRINCIPLE OFBIOSTRATIGRAPHIC CORRELATION

Page 65: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 66: Paleontologi Full2 - Copy

1. PHYLUM PROTOZOAAsal Kata : -. Protos (bersel satu)

-. Zoon (kehidupan)= Kehidupan bersel satuCiri : umur pendek, tapi pertumbuhan cepat

Morfologi : Tubuhnya tdr dr 1 inti & 1 plasmaDalam beberapa anggota keluarganya, pada tubuhnya terdapat bagian keras yang berfungsi sebagai pelindung, disebut Test atau Cangkang

Golongan ini dijumpai sebagai FOSIL

Page 67: Paleontologi Full2 - Copy

Ciri-ciri / Sifat khas Phylum Protozoa

1. Monoseluler2. Belum memiliki bagian sistem organik3. Dapat hidup di segala habitat4. Jumlah individu jauh lebih banyak dari phylum lainnya5. Ukuran tubuh dari 1- 2 mm atau lebih kecil, tetapi ada

juga yang berukuran + 75 mm6. Memiliki pergantian generasi di dalam

perkembangannya7. Golongan tumbuhan & binatang8. Hidup secara soliter dan beberapa secara koloni

Page 68: Paleontologi Full2 - Copy

Tempat Hidup Protozoa1. Parasit : Di dalam tubuh hewan lain2. Di Alam: -. Ling. Air (asin, payau)

-. Ling. Darat (air tawar)Cara Hidup : secara koloni & ada pula soliter

-. Makanan : unsur-unsur organik

-. Perkembangbiakan :-. Sexual-. Asexual

Fungsi dari phylum ini adalah untuk menentukan lingkungan sedimentasi

Page 69: Paleontologi Full2 - Copy

Cara hidup Protozoa :

Bergerak dengan menggunakan, antara lain:1. Pseudopodia (kaki semu)

2. Flagella (cambuk)

3. Ciliata (rambut)

Page 70: Paleontologi Full2 - Copy

Klasifikasi PROTOZOA1. Kelas Sarcodina, tdr dr 7 ordo, yaitu :

-. Ordo Protomixa -. Ordo Foraminifera-. Ordo Mycetozoa -. Ordo Heliozoa-. Ordo Amoebina -. Ordo Radiolaria-. Ordo Testacea

Golongan Sarcodina ini dicirikan dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia) sebagai alat geraknya dan memiliki sifat berdinding keras (ada yang tidak)

Dari 7 ordo ini, hanya Foraminifera, Heliozoa dan Radiolaria yang mempunyai bagian yang keras (Test), sehingga dapat menjadi fosil

Page 71: Paleontologi Full2 - Copy

2. Kelas Mastigopora (Jarang dijumpai sebagai fosil), tdr dr 10 ordo, yaitu :-. Ordo Chrysomonadina-. Ordo Cryptomonadina-. Ordo Pyromonadina-. Ordo Englenoidina-. Ordo Chloromonadina-. Ordo Dinoflagellata-. Ordo Rhizomastigina-. Ordo Protomonadina-. Ordo Hypermastigina

Page 72: Paleontologi Full2 - Copy

3.Kelas Sporozoa ; hidup parasit & tidak mempunyai bagian yang keras

4.Kelas Ciliata ; hidup parasit seperti sporozoa & tidak juga mempunyai bagian yang keras, bergerak dengan bulu getar (ciliata)

5.Kelas Suctoria : hidup parasit & tidak mempunyai bagian yang keras

Page 73: Paleontologi Full2 - Copy

ORDO FORAMINIFERADari phylum protozoa, khususnya foraminifera sangat

penting dalam geologi karena memiliki bagian yang keras dengan ciri masiing-masing foram, antara lain :a. Planktonik (mengambang), ciri-ciri :

-. Susunan kamar trochospiral-. Bentuk test bulat-. Komposisi test Hyaline

b. Benthonik (di dasar laut), ciri-ciri :-. Susunan kamar planispiral-. Bentuk test pipih-. Komposisi test adalah aglutine dan aranaceous

Page 74: Paleontologi Full2 - Copy

A. Foraminifera PlanktonikForaminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya banyak. Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan fosil plankton ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi, antara lain :

-. Sebagai fosil petunjuk-. Korelasi-. Penentuan lingkungan pengendapan

Foram plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada kedalaman tertentu ;

-. Hidup antara 30 – 50 meter-. Hidup antara 50 – 100 meter-. Hidup pada kedalaman 300 meter-. Hidup pada kedalaman 1000 meter

Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri terhadap temperatur, sehingga pada waktu siang hari hidupnya hampir di dasar laut, sedangkan di malam hari hidup di permukaan air laut. Sebagai contoh adalah Globigerina pachyderma di Laut Atlantik Utara hidup pada kedalaman 30 sampai 50 meter, sedangkan di Laut Atlantik Tengah hidup pada kedalaman 200 sampai 300 meter

Page 75: Paleontologi Full2 - Copy

B. Foraminifera BenthonikFosil foraminifera benthonik sering dipakai untuk penentuan lingkungan

pengendapan, sedangkan fosil foram benthonik besar dipakai untuk penentuan umur. Fosil benthonik ini sangat berharga untuk penentuan lingkungan purba.

Foraminifera yang dapat dipakai sebagai lingkungan laut secara umum adalah :

– Pada kedalaman 0 – 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat celcius, banyak dijumpai genus-genus Elphidium, Potalia, Quingueloculina, Eggerella, Ammobaculites dan bentuk-bentuk lain yang dinding cangkangnya dibuat dari pasiran.

– Pada kedalaman 15 – 90 m (3-16º C), dijumpai genus Cilicides, Proteonina, Ephidium, Cuttulina, Bulimina, Quingueloculina dan Triloculina.

– Pada kedalaman 90 – 300 m (9-13oC), dijumpai genus Gandryna, Robulus, Nonion, Virgulina, Cyroidina, Discorbis, Eponides dan Textularia.

– Pada kedalaman 300 – 1000 m (5-8º C), dijumpai Listellera, Bulimina, Nonion, Angulogerina, Uvigerina, Bolivina dan Valvulina

Page 76: Paleontologi Full2 - Copy

Skema Kehidupan & Kelimpahan Foraminifera di Laut

Page 77: Paleontologi Full2 - Copy

MORFOLOGI FORAMINIFERABentuk luar foraminifera, jika diamati dibawah mikroskop dapat

menunjukkan beberapa kenampakan yang bermacam-macam dari cangkang foraminifera, meliputi :-. Dinding, lapisan terluar dari cangkang foraminifera yang berfungsi melindungi bagian dalam tubuhnya. Dapat terbuat dari zat-zat organik yang dihasilkan sendiri atau dari material asing yang diambil dari sekelilingnya.-. Kamar, bagian dalam foraminifera dimana protoplasma berada.-. Protoculum, kamar utama pada cangkang foraminifera.-. Septa, sekat-sekat yang memisahkan antar kamar.-. Suture, suatu bidang yang memisahkan antar 2 kamar yang berdekatan..-. Aperture, lubang utama pada cangkang foraminiferra yang berfungsi sebagai mulut atau juga jalan keluarnya protoplasma

Page 78: Paleontologi Full2 - Copy

C D A

B

C

A

BD

C

D

B

C

DB

A

Keterangan : A : ProloculusB : Kamar

C : Aperture D : Suture

E : Umbilicus

Page 79: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Fosil Foraminifera

Osangularia insigna secunda Chrysalogonium californiensis

Hantkenina alabamensis Globigerinoides rubery

Elphidium macellum

Orbulina universa

Page 80: Paleontologi Full2 - Copy

Bolivina lepida Bolivina exilicostata

Cristellaria kemperiEoglobigerina operta

Globigerinoides sacculifer

Globorotalia menardii

Page 81: Paleontologi Full2 - Copy

Heterohelix pulchra Lagena striata

Nodogenerina tappani

Nonionella opima

Vaginulina bernardi

Vaginulinopsis mexicana kerni

Page 82: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Foraminifera besar

Discocyclina marginataAlveolina sp Nummulites sp Helicolepidina cf nortoni

Page 83: Paleontologi Full2 - Copy

ORDO RADIOLARIARadiolaria merupakan salah satu kelompok yang sangat

menarik untuk dipelajari dari Phylum Protozoa. Kehidupan radiolaria berada pada daerah pelagic atau laut dalam dan hidup dalam endoskeleton yang komplek. Tubuh radiolaria terbentuk dari silika dengan bentuk yang sering dijumpai berupa bentuk simetri membulat dan sangat indah. Penggambaran dari radiolaria yang terkenal telah dibuat oleh Ernst Haeckel (berkebangsaan jerman) dan dipublikasikan dalam buku Die Radiolarien (Berlin, 1862) serta koleksi-koleksi dari fosil ini oleh Ernst Haeckel dibuat dalam Report on the Radiolaria pada tahun 1873-1876

Page 84: Paleontologi Full2 - Copy

MORFOLOGI RADIOLARIA

Page 85: Paleontologi Full2 - Copy

Radiolaria juga merupakan salah satu dari jenis planktonik dan pertama kali muncul sejak zaman Pra-Kambrian serta merupakan salah satu jenis oraganisme yang pertama kali muncul. Radiolaria termasuk dari organisme jenis uniceluler dan memiliki cangkang dengan komposisi dari silika. Radiolaria hidup pada lingkungan marine atau laut dan hidup dengan baik secara individual maupun secara koloni.

Secara formal, radiolaria termasuk dari Phylum Protozoa, Subphylum Sarcodina, Klas Actinopoda, subklas radiolaria. Radiolaria terdiri dari 2 ordo besar, yaitu Phaedaria dan Polycystina. Phaedaria merupakan jenis radiolarian yang memiliki cangkang dari silica yang bercampur dengan material organic, artinya tidak murni berkomposisi silica, sedangkan Polycystina merupakan jenis radiolaria yang memiliki cangkang dengan komposisi cangkang dari silika murni (umumnua opal). Jenis Polycystina ini yang sangat banyak terekam dalam batuan karena komposisi cangkangnya yang berupa silika murni. Polycystina terbagi 2 sub-order, yaitu Spumellaria dan Nassellaria

Page 86: Paleontologi Full2 - Copy

Radiolaria Masa Kini

Page 87: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Fosil Radiolaria

Actinomma sp Lamprocyclas maritalis

Pterocanium praetaxum Halesium triacanthum

Triactoma hexeris

Acanthoicircus tympanum

Page 88: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 89: Paleontologi Full2 - Copy

2. PHYLUM PORIFERAPorifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons

adalah hewan multiseluler yang paling sederhana. = Binatang bersel banyak (multiselluler) yang sederhana

dibanding phylum lainnya

Tubuh foraminifera sudah tdp pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tsb mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari phylum Protozoa

Hidup secara benthos sessil pada lingkungan aquatik dan secara koloni

Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.

Page 90: Paleontologi Full2 - Copy

Perkembangbiakan Porifera

1. Sexual Sel jantan & betina dibentuk dalam mesenchyne & membentuk embryo, emberyo >> spongocoel >> larva >> individu dewasa

2. AsexualSecara vegetative atau dikenal dengan budding (bertunas) >>> koloni

Page 91: Paleontologi Full2 - Copy

TUBUH PORIFERA-. Bagian tubuh phylum ini, secara sederhana dapat

digambarkan seperti VAS atau POT BUNGA dengan bagian atasnya yang terbuka dan menambatkan diri pada bagian dasar

-. Dinding tubuhnya berlubang-lubang oleh banyak canal (saluran) yang membuka keluar sebagai ostia.

-. Saluran-saluran membuka kedalam sebuah ruang tengah yang disebut Spongocoel, dimana ia membuka keluar lewat osculum pada bagian atas organisme tersebut

-. Air masuk melalui saluran, lewat kedalam spongocoel dan meninggalkan lewat osculum.

-. Pada saluran terdapat flagel yang berfungsi untuk menggerakkan air agar dapat masuk kedalam spongocoel

Page 92: Paleontologi Full2 - Copy

Jenis & Bagian-bagian dari tubuh Porifera

Page 93: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian-bagian tubuh Porifera1. Dasar2. Stem/tangkai3. Ectoderm (lapisan luar) yang keras, tdp spine/node4. Mesinchyne (cairan), berfungsi sebagai darah5. Bulu getar, untuk menggerakkan air keluar melalui osculum &

sebaliknya6. Canal : saluran air masuk ke dalam tubuh7. Spongecoel : rongga dalam tubuh, tjd proses OAMOSE8. Osculum : lubang yang berfungsi sebagai anus9. Endoderm (Gastrodermis) : sebagai perut & alat pernafasan10. Spicule : tdp di dalam Mesinchyne, merupakan masa pejal yang

berfungsi sebagai penguat & bersifat :-. Calcareous : CaCO3 (putih)-. Opaque Silica : H2Si3O7 (kuning kehitaman)

Page 94: Paleontologi Full2 - Copy
Page 95: Paleontologi Full2 - Copy
Page 96: Paleontologi Full2 - Copy

MEKANISME KEHIDUPAN PORIFERA

1. Akibat getaran Ciliata/bulu getar : Air yang mengandung O2 & larutan makanan masuk melalui Canal

2. Di dalam spongocoel terjadi proses Osmose

3. Sisa makanan dikeluarkan melalui osculum

4. Sari makanan & O2 disalurkan ke seluruh tubuh melalui Mesinchyn

Page 97: Paleontologi Full2 - Copy

Berdasarkan bentuknya, Spiculae yang berfungsi sebagai penguat tubuh terbagi menjadi :

a. Monaxon : bentuk 1 arahb. Triasen : bentuk 3 arahc. Tetraxon : bentuk 4 arah

Page 98: Paleontologi Full2 - Copy

SPICULAE PORIFERABerdasarkan tipe saluran air, terbagi menjadi :1. Tipe Asconoid

Merupakan bentuk tipe saluran yang paling sederhana

2. Tipe SynconoidBentuk tipe ke-2 ini sudah lebih kompleks dibandingkan tipe Asconoid

3. Tipe LeuconoidMerupakan bentuk yang paling kompleks

Page 99: Paleontologi Full2 - Copy
Page 100: Paleontologi Full2 - Copy

Porifera saat ini

Page 101: Paleontologi Full2 - Copy
Page 102: Paleontologi Full2 - Copy

KLASIFIKASIPHYLUM PORIFERA

1. Kelas Calcarea 3. Kelas Demospongia-. Ordo Homocoela -. Ordo Tertractinellida-. Ordo Heterocoela -. Ordo Monaxonida

2. Kelas Hexactinellida -. Ordo Keratosa-. Ordo Lyssacina 4. Kelas Pleospongia-. Ordo Dictyonina -. Sub-klas Monocyatha

-. Sub-klas Archaeocyatha-. Sub-klas Acanthocyatha-. Sub-klas Uranocyatha

Page 103: Paleontologi Full2 - Copy

Klasifikasi diatas didasarkan atas sifat (terutama bentuk) dan komposisi dari materi penyusun kerangka. Materi penyusun kerangka ini dalam bentuk hidup maupun sebagai fosil, sedikitnya dipengaruhi oleh lingkungan dan cara pertumbuhannya

Page 104: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Fosil Porifera

Page 105: Paleontologi Full2 - Copy

Golongan Demospongea yang telah memfosil

Page 106: Paleontologi Full2 - Copy

Kegunaan fosil Porifera-. Hampir keseluruhan organisme porifera ini hidup

di laut, kecuali family Spongillidae yang hidup di air tawar

-. Umumnya mempunyai kisaran umur panjang, sebagian pendek, seperti Gyrtyocoelia >>> penting untuk Paleozoik

-. Fosil ini penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang mengandungnya. Contoh : Keratosa dan Calcarea dijumpai pada laut dangkal (kurang dari 450 m)

Page 107: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil-fosil Porifera yang telah terekam dalam kurun waktu geologi

Page 108: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 109: Paleontologi Full2 - Copy

3. PHYLUM COELENTERATA

Coelenterata : Kailos/Hollow --- cekungEnteron/Intestine --- dalam

= Hewan yang mempunyai cekungan (berlekuk) pada bagian dalamnya>>> Disebut semacam kantong yang terlapiskan endoderm

Perkembangbiakan : -. Sexual-. Asexual

Page 110: Paleontologi Full2 - Copy

Ciri-ciri Coelenterata1. Bentuk simetri radial/biradial, dengan satu lubang yang berfungsi

sebagai mulut (dikelilingi oleh tentakel)2. Termasuk fauna invertebrata (tidak bertulang belakang)3. Dinding tubuh terdiri dari :

-. Epidermis (ektoderm) >> lapisan luar-. Endodermis (Gastroderm) >> lapisan dalam

3. Mulut langsung berhubungan dengan rongga Gastrovasekuler>>enteron

4. Sistem saraf terletak disepanjang dinding tubuhnya5. Disekitar mulut tdp tentakel yang berfungsi sebagai anus6. Mempunyai 2 bentuk :

-. Polyp : kerangka zat tanduk/karbonat-. Medusa : tidak mempunyai bagian yang keras, dijumpai sebagai fosil hanya berupa jejak (impression)

7. Hidup secara koloni dan soliter, terutama dalam bentuk Secyl

Page 111: Paleontologi Full2 - Copy

Polyp & MedusaPolyp : bentuk seperti tabung & membuka keatas, sebagian mulut

dikelilingi oleh tentakel dan bagian bawahnya tertutup, menambatkan diri pada dasar (benthos secyl) & kerangkanya bersifat CalcareousMempunyai bagian yang keras, dsb sebagai Eksoskeleton/Hydrotheca

Medusa : bentuknya seperti payung dengan tentakel yang menggantung sepanjang tepi dengan mulut terdapat pada bagian akhir manubrium. Terdapat Gonad, yang berfungsi sebagai penghasil sel-sel reproduksiHidup berenang secara nektonik & planktonikDijumpai 2 macam Canal (Circular (berjumlah satu) & Radial (berjumlah empat & kelipatannya)

Page 112: Paleontologi Full2 - Copy

Fisiografi bentuk Polyp & Medusa

Page 113: Paleontologi Full2 - Copy

PERKEMBANGBIAKAN1. Sexual (pada Medusa)

Gonad menghasilkan sel jantan & sel betina (hermprodit). Sel jantan dikeluarkan melalui mulut, berenang masuk ke individu lain yang sama spesiesnya melalui mulut.Sel jantan & betina akan membentuk zygot, lalu membentuk larva bercilia, berenang melalui mulut menjadi individu baru-. Pada Polyp : Gastrodermis menghasilkan sel jantan & sel betina

Page 114: Paleontologi Full2 - Copy

2. Asexual (hanya pada Polyp)a. Fision : bagian keras membelah menjadi

2 bagian, tetapi masih saling menempelb. Rejuvenencens : bagian keras

membelah jadi 2 bagian dimana masing-masing menjadi individu baru

c. Budding : pada dinding tubuhnya bisa mengadakan tunas baru, kecuali pada bagian yang ada sengatnya, biasanya disekitar mulut

Page 115: Paleontologi Full2 - Copy

Skema Perkembangbiakan

Page 116: Paleontologi Full2 - Copy

KLASIFIKASI PHYLUM COELENTERATA

1. Kelas Hydrozoa-. Ordo Hydroida-. Ordo Hydrocotallina-. Ordo Trachylina-. Ordo Siphonophora

2. Kelas Stomatoporoidae3. Kelas Scypozoa

-. Ordo Stauromedusae-. Ordo Cubomedusae-. Ordo Coronata-. Ordo Discomedusae-. Ordo Trachylina

4. Kelas Anthozoa-. Sub-kelas Alcyonaria-. Sub-kelas Zoantharia-. Sub-kelas Tetracorallia-. Sub-kelas Tabulata-. Sub-kelas Schizocorallia

Page 117: Paleontologi Full2 - Copy

Dasar klasifikasi diatas, yaitu :1. Hubungan Phylogenetic2. Sifat bagian tubuh yang lunak3. Perputaran hidup (Life Cycle)4. Struktur & kenampakan eksoskeleton5. Bagian dalam struktur kerangka

Page 118: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Fosil Coelenterata

Page 119: Paleontologi Full2 - Copy

Peranan dalam Geologi

Coelenterata merupakan penciri kehidupan terumbu karang di laut, sehingga kehadirannya sangat membantu dalam penentuan umur dan terutama lingkungan pengendapannya (lingkungan laut/marine)

Page 120: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 121: Paleontologi Full2 - Copy

4. PHYLUM BRACHIOPODABerasal dari bahasa latin :

Bracchium : lengan (arm)Poda : kaki (foot)Artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki & lengan

Phylum ini merupakan salah satu phylum kecil dari benthic invertebrates Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini yang mampu bertahan & sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai

Page 122: Paleontologi Full2 - Copy

Kehidupan Phylum Brachiopoda1. Hidup do air laut >> benthos secyl2. Ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang3. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara

benthos secyl4. Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis/hangat

dengan kedalaman maksimal 40 m5. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies

dari Brachiopoda6. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-

rata dari 5 mm hingga 8 cm7. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait

dengan proses Bioconose & Thanathoconose

Page 123: Paleontologi Full2 - Copy

KLASIFIKASI PHYLUM BRACHIOPODA

1. Klas Articulata/Pygocaulina Cangkang atas & bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput & gigi

2. Klas Inarticulata/GastrocaulinaCangkang atas & bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat

Page 124: Paleontologi Full2 - Copy

Articulata Inarticulata

Page 125: Paleontologi Full2 - Copy

Morfologi Brachiopoda

Page 126: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian Dalam Tubuh Brachiopoda

Page 127: Paleontologi Full2 - Copy

Valve Brachiopoda

Page 128: Paleontologi Full2 - Copy

Perkembangan Valve

Page 129: Paleontologi Full2 - Copy

Berbagai bentuk valve brachiopoda

Page 130: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Brachiopoda & Kegunaannya dalam Geologi

Kegunaan fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil indeks (index fossils) untuk strata pada suatu wilayah yang luas-. Contoh fosil dari phylum ini :

Page 131: Paleontologi Full2 - Copy

Neospirifer condor, from Bolivia. The specimen is 7 cm across

A Devonian spiriferid brachiopod from Ohio which served as a host substrate for a colony of hederellids. The specimen is 5 cm wide

Page 132: Paleontologi Full2 - Copy
Page 133: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh kegunaan fosil brachiopoda dalam geologi :

Brachiopoda dari Klas Inarticulata ; Genus Lingula merupakan penciri dari jenis brachiopoda yang paling tua, yaitu Lower CambrianJenis ini ditemukan pada batuan Lower Cambrian dengan kisaran umur 550 juta tahun yang lalu

Secara garis besar, jenis Phylum Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur batuan sebagai Index Fossils

Page 134: Paleontologi Full2 - Copy

Rekaman Phylum Brachiopoda Dalam Kurun Waktu Geologi

Phylum Brachiopoda (Cambrian-Recent)-. Class Inarticulata (Cambrian-Recent)-. Class Articulata (Cambrian-Recent)

-.Order Orthida (Cambrian-Permian)-.Order Strophomenida (Ordovician-Jurassic)-.Order Pentamerida (Cambrian-Devonian)-.Order Rhynchonellida (Ordovician-Recent)-.Order Spiriferida (Ordovician-Jurassic)-.Order Terebratulida (Devonian-Recent)

Page 135: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 136: Paleontologi Full2 - Copy

5. PHYLUM MOLLUSCA= merupakan binatang kelompok invertebrata, yang diwakili

lebih dari 150.000 yang hidup & ribuan yang telah menjadi fosil

Mollusca : telah menyebar pada setiap tempat hidup air dan telah hidup hingga ke darat, merupakan jenis yang paling sukses hidup dari phylum lainnya sepanjang waktu geologi & dipercaya sebagai penentu untuk fosil indeks

Muncul sejak zaman Kambrium hingga sekarangSaat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, serta 35

ribu jenis dalam bentuk fosil

Page 137: Paleontologi Full2 - Copy
Page 138: Paleontologi Full2 - Copy

SIFAT UMUM PHYLUM MOLLUSCA

1. Mempunyai bagian tubuh yang lunak dengan dilapisi oleh bagian kulit yang keras

2. Merupakan golongan hewan yang tidak bertulang belakang

3. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi4. Hidup pada air asin, payau hingga air tawar5. Muncul dari Zaman Kambrium hingga sekarang6. Tubuh Mollusca terdiri dari kaki, massa viseral,

dan mantel 7. Ukuran dan bentuk tubuh Mollusca sangat bervariasi

Page 139: Paleontologi Full2 - Copy

KLASIFIKASIPHYLUM MOLLUSCA

1. Kelas Amphineura2. Kelas Scaphopoda3. Kelas Pelecypoda4. Kelas Gastropoda5. Kelas Chepalopoda

Page 140: Paleontologi Full2 - Copy

Dasar klasifikasi diatas , yaitu pada kaki dan bagian-bagian lunak

1. Klas Amphineura : fosil jarang terdapat (umur : Kambrium-sekarang)

2. Klas Scaphopoda : fosil jarang dalam batuan yang lebih tua dari Mesozoik

3. Klas Pelecypoda :masuk dalam banyak genus & spesies, hidup dari Ordovisium bawah – sekarang

4. Klas Gastropoda : fosil melimpah dan terekam luas dari Kambrium – sekarang

5. Klas Cephalopoda : lazim pada batuan Paleozoik, sangat melimpah pada Mesozoik

Page 141: Paleontologi Full2 - Copy

Jenis-jenis Mollusca

Page 142: Paleontologi Full2 - Copy

KLAS AMPHINEURAHewan Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang

Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper.

Page 143: Paleontologi Full2 - Copy

Amphineura Masa Kini

Page 144: Paleontologi Full2 - Copy

Bentuk Tubuh Amphineura

Fosil Amphineura

Page 145: Paleontologi Full2 - Copy

KLAS SCAPHOPODADentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas

Scaphopoda. Jika Anda berjalan-jalan di pantai, hati-hati dengan cangkang jenis Scaphopoda ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring

Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau lumpur. Hewan ini juga memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 s.d 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah

Page 146: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian Tubuh Scaphopoda

Page 147: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Scaphopoda

Page 148: Paleontologi Full2 - Copy

KLAS PELECYPODABerasal dari bahasa Yunani :

-. Pelekys = kapak kecil-. Pous = kaki

= Binatang yang mempunyai kaki yang mirip kapak kecilDisebut jg Lamellibranchia = lempeng kecil

Binatang dari Phylum ini memilki insang, test dari kulit kerang (bivalve) dimana dua valve ini dihubungkan dengan sistem engsel yang terdiri dari gigi & socket. Bagian dalam test ini dilapisi oleh membrant yang tipis dimana kearah posteior kulit mantel dapat membentuk saluran-saluran

Pada umumnya, Pelecypoda yang hidup di lumpur mempunyai siphon yang lebih besar dibandingkan yang hidup di laut.

Klasifikasi Pelecypoda didasarkan pada bagian tubuh tertentu, yaitu insang, susunan gigi dan otot penutup kelopaknya. Bentuk gigi yang sederhana telah dijumpai pada zaman Ordovisium & terjadi evolusi gigi hingga menjadi dua susun

Page 149: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian Tubuh Pelecypoda

Page 150: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian Dalam Tubuh Pelecypoda

Page 151: Paleontologi Full2 - Copy

Daur Hidup Pelecypoda

Page 152: Paleontologi Full2 - Copy

Klasifikasi Pelecypoda1. Ordo Taksodonta

Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen, mempunyai gigi yang hampir sama besar dan berjumlah 35 buah

2. Ordo AnisomyariaMempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen. Mempunyai dua muscle scar, dimana muscle scar bagian belakang (posterior) lebih besar dari anterior, serta mempunyai gigi dan socket dua buah

3. Ordo EulamellibranchiataMempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari posterior muscle scar, tetapi umumnya sama besar dimana gigi dan susunan giginya tidak sama besar

Page 153: Paleontologi Full2 - Copy

Ukuran & Hiasan Valve

Nuculana elenensis (Sowerby, 1833)12 mm

Malletia cumingii (Hanley, 1860)15 mm

Page 154: Paleontologi Full2 - Copy

Neilonella dubia Prashad, 1932 (6 mm )

Nucula semiornata (Orbigny, 1846)5 mm

Page 155: Paleontologi Full2 - Copy

Solemya togata (Poli, 1795) 44 mm

Mytilus californianus (Conrad, 1837) 100

mm.

Page 156: Paleontologi Full2 - Copy

Arca navicularis (Bruguière, 1789) 27 mm

Glycymeris glycymeris (Linnaeus, 1758) 55 mm

Page 157: Paleontologi Full2 - Copy

Pinctada margaritifera(Linnaeus, 1758) 200 - 250 mm.

Chlamys senatoria nobilis (Reeve, 1852)7.5 cm

Page 158: Paleontologi Full2 - Copy

Lopha cristagalli (Linnaeus, 1758)9 cm.

Neotrigonia bednalli (Verco, 1907) 5 cm.

Page 159: Paleontologi Full2 - Copy

Chama lazarus(Linnaeus, 1758) 56 mm.

Myllita deshayesi (Orbigny & Récluz, 1850) 9.0 mm

Page 160: Paleontologi Full2 - Copy

Corculum laevigatum(Lightfoot, 1786)36 mm

Tridacna (Tridacna) gigas ( Linnaeus, 1758 ) up to 1.5 meters in length 333kg in weight

Page 161: Paleontologi Full2 - Copy

Glossus humanus (Linnaeus, 1758)9 cm

Gastrochaena cuneiformis (Spengler, 1783)15 mm

Page 162: Paleontologi Full2 - Copy

Pholadidea melanura (Sowerby, 1834)40 mm

Cardiomya alcocki(Smith, 1884)11 mm.VERY RARE ribbed shell, deep water (1000 meters)

Page 163: Paleontologi Full2 - Copy

KLAS GASTROPODAGastropoda berasal dari kata =

-. Gaster : perut-. podos : kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki

Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).

Page 164: Paleontologi Full2 - Copy

Ciri-ciri GastropodaMerupakan klas yang terbesar dari Phylum Mollusca,

dengan ciri-ciri :-. Hidup di air laut & air payau-. Rumahnya terdiri dari satu test yang terputar (terpilin)

memanjang melalui satu sumbu-. Tubuhnya terdiri dari kepala, kaki dan alat pencernaan-. Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut

rongga mantel (berfungsi sebagai insang pada air laut & berfungsi sebagai paru-paru pada lingkungan darat

-. Test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus (putaran involut & evolut)

-. Arah putaran test gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) & Sinistral (berlawanan putaran jarum jam)

Page 165: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian Tubuh Gastropoda

Page 166: Paleontologi Full2 - Copy

Klasifikasi Gastropoda1. Subclass Protogastropoda 3. Subclass

Opisthobranchia-. Ordo Cynostraca -. Ordo Pleurocoela-. Ordo Cochliostracea -. Ordo Pteropoda

2. Subclass Prosobranchia -. Ordo Acoela-. Ordo Archaeogastropoda 4. Subclass Pulmonata-. Ordo Mesogastropoda -. Ordo Basommatophora-. Ordo Neogastropoda -. Ordo Stylommatophora

Page 167: Paleontologi Full2 - Copy

Gastropoda Masa Kini

Page 168: Paleontologi Full2 - Copy
Page 169: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Gastropoda

Page 170: Paleontologi Full2 - Copy
Page 171: Paleontologi Full2 - Copy
Page 172: Paleontologi Full2 - Copy
Page 173: Paleontologi Full2 - Copy
Page 174: Paleontologi Full2 - Copy
Page 175: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Gastropoda dilihat dari Ventral & Dorsal

Page 176: Paleontologi Full2 - Copy

Kepentingan Dalam GeologiKhususnya Stratigrafi

Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Beberapa spesies akan mencirikan lapisan tertentu.

Ostingh, seorang ahli paleontologi telah berhasil menyusun stratigrafi Neogen P. Jawa yang didasarkan atas fosil indeks gastropoda

Page 177: Paleontologi Full2 - Copy

1. Jenjang Rembang (Miosen Bawah)Dicirikan oleh : Turritella subulata

2. Jenjang Preanger (Miosen Tengah)Dicirikan Oleh : Turritella angulata

Siphocyprea caput viperae3. Jenjang Cirodeng (Miosen Atas)

Dicirikan Oleh : Turritella angulata cr4. Jenjang Cirebon (Pliosen Bawah)

Dicirikan Oleh : Turritella angulata ac5. Jenjang Sunda (Pliosen Atas)

Dicirikan Oleh : Terebra insulinidae6. Jenjang Banten (Pleistosen Bawah)

Dicirikan Oleh : Clavus malingpingensis

Page 178: Paleontologi Full2 - Copy

KLAS CEPHALOPODA

Cephalopoda, berasal dari kata =-. cephale : kepala-. podos : kaki adalah Mollusca yang berkaki di kepala. Contoh dari Klas ini yaitu Cumi-cumi dan sotong yang memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek

Page 179: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian Tubuh Cephalopoda

Page 180: Paleontologi Full2 - Copy
Page 181: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Mollusca yang hidup & yang telah menjadi fosil

Page 182: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 183: Paleontologi Full2 - Copy

6. PHYLUM ARTHROPODAArthropoda adalah Phylum yang paling besar dalam dunia

hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku

Arthropoda biasa ditemukan di :-. laut-. air tawar-. darat-. lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit

Page 184: Paleontologi Full2 - Copy

Ciri-ciri Phylum Arthropoda-. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut

(abdomen)-. Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari

kitin-. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang

beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.

-. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh

-. Sistempernafasan:Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea

-. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera

-. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea

-. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi-. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam

tubuh)

Page 185: Paleontologi Full2 - Copy

Perubahan & Perkembangan Kehidupan

Contoh Perkembangan Kepala dari insecta

Page 186: Paleontologi Full2 - Copy

KLASIFIKASI PHYLUM ARTHROPODA

1. Subphylum Trilobitomorpha 4. Subphylum Hexapoda– Trilobita - trilobites (punah) -. Insecta

2. Subphylum Chelicerata -. Order Diplura– Arachnida -. Order Collembola– Merostomata -. Order Protura– Pycnogonida 5. Subphylum Crustacea

3. Subphylum Myriapoda -. Brachiopoda– Chilopoda -. Remipedia– Diplopoda -. Cephelocarida– Pauropoda -. Maxillopoda– Symphyla -. Ostracoda

-. Malacostraca

Page 187: Paleontologi Full2 - Copy

Beberapa Klas dari ArthropodaBeberapa contoh Klas Arthropoda yang sangat umum dijumpai :

Klas Arachnida ; termasuk laba-laba (spiders), kalajengking (scorpians), serta kutu. Mereka memiliki 6 pasang kaki untuk berjalan

Klas Crustacea ; termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan

Klas Chilopoda ; merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora

Klas Diplopoda ; merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar

Klas Insecta ; termasuk kupu-kupu, belalang, serangga, semut dll

Page 188: Paleontologi Full2 - Copy

Klas ArachnidaTermasuk dalam klas ini adalah Laba-laba,

Kalajengking, kutu dll. Tubuhnya memiliki 6 pasang kaki, hingga kini dikenal hingga 65.000 spesies yang ada di dunia

Ciri-ciri :-. Memiliki 2 bagian tubuh, yaitu : cephalothorax,

abdomen -. Tidak memiliki anttena -. Bagian mulut telah berkembang membentuk

taring, contohnya laba-laba

Page 189: Paleontologi Full2 - Copy

Klas Crustaceatermasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia.

Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan. Hingga kini terdapat sekitar 44.000 jenis yang tersebar di dunia

Ciri-ciri :-. Tubuh terdiri dari dua bagian utama -. Terdapat dua pasang antena di bagian kepala -. Memiliki 5 pasang kaki atau lebih -. Hidup pada daerah aquatik, sedikit pada daerah terestrial

Page 190: Paleontologi Full2 - Copy

Klas Chilopodamerupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap

segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora. Hingga kini terdapat sekitar 2.800 jenis spesies yang tersebar di dunia

Ciri-ciri :-. Bagian kepala yang indah/baik -. Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk

meracuni mangsa -. Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian

bawah/buntut -. Memiliki sepasang antena di bagian kepala

Page 191: Paleontologi Full2 - Copy

Klas Diplopodamerupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki

dua pasang kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar. Hingga kini terdapat sekitar 10.000 jenis spesies yang tersebar di dunia

Ciri-ciri :-. Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen tubuhnya,

namun 4 segmen pertama hanya memiliki sepasang kaki -. Memilki sepasang antena -. well-defined head -. Umumnya berbentuk cylindrical

Page 192: Paleontologi Full2 - Copy

Klas InsectaTermasuk didalamnya adalah kupu-kupu, belalang,

serangga, semut dll & memiliki spesies yang paling banyak tersebar di dunia hingga mencapai 1 juta spesies

Ciri-ciri :-. Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax, abdomen -. Enam kaki pada bagian thorax (tdp 3 segmen) -. Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang

pasang pada bagian thorax (beberapa jenis tidak ada)-. Memilki 2 antena -. Mata yang bersifat lateral

Page 193: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian-bagian tubuh

Page 194: Paleontologi Full2 - Copy
Page 195: Paleontologi Full2 - Copy
Page 196: Paleontologi Full2 - Copy
Page 197: Paleontologi Full2 - Copy

Kehidupan Arthropoda Masa Kini

Centipede, Klas Chilopoda Milipede, Klas Diplopoda

Lobster, Klas Crustacea Spider, Klas Arachnida

Moth, Klas Insecta

Page 198: Paleontologi Full2 - Copy

FOSIL ARTHROPODA

Page 200: Paleontologi Full2 - Copy
Page 202: Paleontologi Full2 - Copy
Page 203: Paleontologi Full2 - Copy
Page 205: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Trilobita dalam batuan sedimen

Page 206: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Trilobita dalam setangan tubuh yang utuh

Page 207: Paleontologi Full2 - Copy

PERANAN FOSIL ARTHROPODA

Fosil dari Phylum Arthropoda ini sangat khas hidup pada zaman dan lingkungan tertentu, sehingga kehadirannya dalam batuan sangat membantu untuk penentuan umur dan lingkungan pengendapan

Sebagai contoh :Fosil Trilobita, yang merupakan hewan penciri dari zaman Kambrium

Page 208: Paleontologi Full2 - Copy

TRILOBITA ZAMAN KAMBRIUM

Page 209: Paleontologi Full2 - Copy

Rekaman Kehidupan Arthropoda dalam Kurun Waktu Geologi

Page 210: Paleontologi Full2 - Copy

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI

1. Pendahuluan2. Phylum Protozoa3. Phylum Porifera4. Phylum Coelenterata5. Phylum Brachiopoda Invertebrata6. Phylum Mollusca7. Phylum Arthropoda8. Phylum Echinodermata

>>> Vertebrata

Page 211: Paleontologi Full2 - Copy

7. PHYLUM ECHINODERMATA

Echinodermata :Asal kata Yunani, echinos artinya duri

derma artinya kulitJadi Echinodermata dapat diartikan sebagai

hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeg-lempeng zat kapur dengan duri-duri kecil

Page 212: Paleontologi Full2 - Copy

Phylum ini muncul di periode Cambrian awal dan terdiri atas 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) masih hidup sekarang:

-. Asteroidea (bintang laut): sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa untuk makanan mereka sendiri

-. Concentricycloidea, dikenal karena sistem vaskular air mereka yang unik; dua spesies; baru-baru ini digabung ke dalam Asteroidea.

-. Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan pemakan yang menunggu mangsa.

-. Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir): dikenal karena duri mereka yang mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies.

-. Holothuroidea (teripang): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000 spesies.

-. Ophiuroidea (bintang ular), secara fisik merupakan echinodermata terbesar; sekitar 1.500 spesies.

Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk blastoidea, edrioasteriodea, cystoidea, dan beberapa hewan Cambrian awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia.

Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang mampu hidup di air tawar atau darat

Page 213: Paleontologi Full2 - Copy

Keistimewaan Echinodermata

= adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri

Page 214: Paleontologi Full2 - Copy

Bagian-bagian tubuh

Page 215: Paleontologi Full2 - Copy

Gambar 35. (a) Bintang laut; (b) Bintang ular laut; (c) Bulu babi; (d) Mentimun laut

Page 216: Paleontologi Full2 - Copy

Sistem Tubuh

1. Sistem Ambulakral Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air.

Page 217: Paleontologi Full2 - Copy

2. Sistem Reproduksi Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri

Page 218: Paleontologi Full2 - Copy

Perkembangan telur setelah pembuahan

Page 219: Paleontologi Full2 - Copy

3. Sistem Pencernaan Makanan Sistem pencernaan makanan hewan ini

sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus

Page 220: Paleontologi Full2 - Copy

4. Sistem Pernafasan dan Ekskresi Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis

5. Sistem Peredaran DarahSistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan

Page 221: Paleontologi Full2 - Copy

6. Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf

pada bagian lengan-lengannya

Page 222: Paleontologi Full2 - Copy

KLASIFIKASI PHYLUM ECHINODERMATA

1. Kelas Asteroidea 2. Kelas Echinoidea 3. Kelas Ophiuroidea 4. Kelas Crinoidea 5. Kelas Holoturoidea

Page 223: Paleontologi Full2 - Copy

Kelas AsteroideaAsteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu,

jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Kehadiran klas ini sekitar 1.500 spesies

Page 224: Paleontologi Full2 - Copy

Kelas EchinoideaJika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena

tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng . Kehadiran klas ini sekitar 1.000 spesies

Page 225: Paleontologi Full2 - Copy

Kelas OphiuroideaHewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang

panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum). Kehadiran klas ini sekitar 1.500 spesies

Page 226: Paleontologi Full2 - Copy

Kelas CrinoideaJika Anda pernah menyelam ke dasar laut, mungkin Anda mengira

jenis hewan Crinoidea ini adalah tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp). Kehadiran klas ini sekitar 600 spesies

Page 227: Paleontologi Full2 - Copy

Kelas HoloturoideaHewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak

tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Kehadiran klas ini sekitar 1.000 spesies

Page 228: Paleontologi Full2 - Copy

Echinodermata masa kini

Page 229: Paleontologi Full2 - Copy

FOSIL ECHINODERMATA

Paradichocrinus planus

Page 230: Paleontologi Full2 - Copy

Fosil Echinodermata

Page 231: Paleontologi Full2 - Copy

Peranan Fosil Echinodermatadalam Geologi

Fosil Echinodermata sangat membantu dalam penentuan lingkungan pengendapan/sedimentasi, terutama lingkungan laut/marine, serta membantu dalam penentuan umur dalam batuan

Page 232: Paleontologi Full2 - Copy

VERTEBRATA• Vertebrata adalah subphylum dari chordata, khususnya,

yang memiliki tulang belakang atau kolom spinal. Tulang di kolom spinal (atau kolom bertebral) disebut vertebrai. Vertebrata adalah subphylum terbesar dari chordata, dan terdiri dari hewan yang biasanya umum diketahui manusia (kecuali serangga).

• Ikan (termasuk lamprey tetapi bukan ikan hag), amfibia, reptil, burung, dan mamalia (termasuk manusia) adalah vertebrata. Ciri tambahan dari subfilum ini adalah sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan masa, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang

Page 233: Paleontologi Full2 - Copy

Reptil adalah sebuah kelompok dari hewan vertebrata. Reptil adalah tetrapoda, dan juga amniota (hewan yang embrionya dikelilingi oleh membran amniotik). Sekarang ini mereka mewakili empat ordo:1. Ordo Crocodylia (buaya dan alligator): 23 spesies 2. Ordo Rhynchocephalia (tuatara dari Selandia Baru): 2 spesies 3. Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenians {"worm-lizards"}): sekitar 7.600 spesies 4. Ordo Testudinata (kura-kura dan penyu): sekitar 300 spesies

Reptil bisa ditemui di semua benua kecuali Antartika, walaupun distribusi Reptil yang utama hanya di daerah tropis dan sub-tropis.Kecuali beberapa anggota ordo Testudines, semua reptil memiliki cangkang

Page 234: Paleontologi Full2 - Copy

Vertebrata Masa Kini

Page 235: Paleontologi Full2 - Copy

Contoh Fosil Vertebrata

Fosil Ikan dalam batuan sedimen (lempung)

Page 236: Paleontologi Full2 - Copy
Page 237: Paleontologi Full2 - Copy

SEKIAN DAN TERIMA KASIH