Paket 1: Hematologi · 2021. 7. 5. · 4 -Cara membuat Hapusan Darah (cara Slide): •1 tetes darah...
Transcript of Paket 1: Hematologi · 2021. 7. 5. · 4 -Cara membuat Hapusan Darah (cara Slide): •1 tetes darah...
Paket 1: Hematologi
Hapusan Darah Tepi dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK
Sabtu, 8 Mei 2021
Sub-topik
• Instrumentasi di bidang Hematologi
• Pem. Lab. Hemopoiesis dan Anemia
• Pem. Lab. Kelainan Sistem Lekosit dan Trombosit Non-Neoplastik
• Pem. Lab. Disfungsi Endotel, Mikroangiopati dan Makroangiopati (Cardiac Marker)
• Pem. Lab. Kelainan Hemostasis dan Fibrinolisis
• Pem. Lab. Diatesis Hemoragik dan Trombotik
• Pem. Lab. Sindroma Mielo Displastik, Leukemia Mieloblastik Akut dan Kelainan Mieloproliferatif
• Pem. Lab. Kelainan Limfoproliferatif dan Kelainan Sel Plasma
3
Hapusan Darah Tepi
• Dapat dilakukan dalam 2 cara :
1. Dengan Cover-glass .
2. Dengan Gelas Obyek (cara slide) → paling banyak dilakukan .
4
-Cara membuat Hapusan Darah (cara Slide) :
• 1 tetes darah kapiler/darah-EDTA di dekat salah satu ujung tepi gelas obyek .
• Pegang gelas-penggesek (cover-glass atau gelas obyek lain) dgn tepinya membentuk sudut ± 300 dgn gelas obyek dan tetesan darah didalam sudut tsb .
• Geser penggesek kebelakang menyentuh tetesan darah → darah merata sepanjang tepi penggesek .
5
• Gerakkan penggesek dgn cepat kedepan → darah tergesek tipis merata diatas gelas obyek .
• Keringkan hapusan diudara .
• Tebal/tipis hapusan tergantung : - besar tetesan darah - kecepatan menggesek gelas penggesek - sudut antara penggesek dan gelas obyek gerakan pelan & sudut < 300 → tipis . Gerakan cepat & sudut > 300 → tebal .
6
7
- Sudut penggesekan dgn gelas obyek dan HDT yang ideal dgn counting area nya :
8
9
• Lekosit tak boleh menggerombol dibagian ekor hapusan → distribusi tdk merata . Biasanya krn gelas obyek kotor/gesekan terlalu pelan .
• Hapusan segera dikeringkan → larutan diluar sel cepat kering (lbh pekat) → air keluar dari dalam sel → krenasi .
10
Macam cat yang digunakan :
• Dapat dipakai beberapa modifikasi cat Romanowsky a.l :
- Wright - Giemsa - May-Grunwald-Giemsa - Jenner - dll
11
- Cat WRIGHT :
• Terdiri dari eosin (asam) dan biru-metilen (dgn pelarut metanol ; bersifat basa)
• Eosin memberi warna merah ; Biru-metilen memberi warna biru .
• pH dipertahankan antara 6.4 – 6.8 dgn menggunakan larutan buffer .
• Lekosit yg lebih menarik eosin (lbh merah) disebut eosinofil , menarik cat basa (lbh biru) disebut basofil, dan menarik asam/basa sama kuat disebut netrofil
12
• Larutan Buffer : yaitu buffer phosphat (pH 6.4) : R/ KH2PO4 6.63 g Na2HPO4 3.20 g Aquadest ad 1000 ml
• Cara pengecatan Wright : - hapusan kering fiksasi dgn melapisinya dgn cat Wright (2 menit) - tambahkan buffer 1-1.5 x vol.cat , campur dgn meniup bbrp kali (± 20 menit) smp timbul warna metalik, lalu cuci dgn air kran dan keringkan .
13
• Catatan : perhatikan – waktu fiksasi, pH, lama pengecatan dan posisi horizontal hapusan selama menuangi cat / buffer .
• Cat GIEMSA : R/ Giemsa 1.0 g Metanol 100 ml panaskan 500C / 15 menit (sesekali dikocok) → saring Larutan Buffer : Buffer air .
14
- Cara pengecatan Giemsa :
• Fiksasi hapusan kering dgn metanol .
• Tuangi hapusan dgn cat Giemsa (stok Giemsa encerkan dgn buffer 4-5x vol.cat)
• Biarkan 20-30 menit
• Cuci dgn buffer-air atau air biasa (hati2)
• Keringkan hapusan (miringkan pada satu sisinya)
1
• Sampel darah yang dapat digunakan untuk pemeriksaan darah tepi adalah:
• A. Darah dengan antikoagulan EDTA
• B. Darah kapiler
• C. Darah dengan antikoagulan sitrat
• D. A dan B benar
• E. A, B, dan C benar
2
• Besar sudut antara object glass dan cover glass saat membuat sediaan hapusan darah tepi adalah:
• A. 25 derajat
• B. 30 derajat
• C. 45 derajat
• D. 60 derajat
• E. 90 derajat
3
• Leukosit yang menyerap cat basa lebih banyak pada pembuatan hapusan darah tepi dengan cat Wright adalah:
• A. Neutrofil
• B. Eosinofil
• C. Basofil
• D. Limfosit
• E. Monosit
18
- Penilaian Hapusan Darah :
1. Pemeriksaan dengan obyektif 10x : - Penilaian hapusan darah : kwalitas hapusan harus baik, cukup tipis, tak boleh ada endapan cat, sel tercat baik, lekosit tidak menggerombol di ekor . - Penaksiran jumlah Lekosit : 20-30 leko/lp ~ leko 5 x 109/l 40-50 leko/lp ~ leko 10 x 109/l - Penaksiran proporsi jenis lekosit - Ada/tidaknya sel-sel abnormal
19
2. Pemeriksaan dgn obyektif 100x dengan minyak imersi :
- Eritrosit – kesan warna, ukuran, dan bentuk eritrosit (warna jingga ~ kandungan Hb dalam eritrosit) Catat bila ada warna/ukuran/bentuk abnormal .
- Lekosit – kesan morfologi dan proporsi jenis lekosit (hitung jenis lekosit)
20
- Trombosit – kesan jumlah & morfologi trombosit : FN-22 : trombo 13-36/lp FN-18 : trombo 10-22/lp juml.normal FN-<18: trombo 4-10/lp Morfologi trombosit bisa kecil, normal, besar dan giant thrombocyte (sebesar eritrosit)
- Sel-sel lain – adanya sel-sel non hemopoitik
21
• Bila pada hapusan darah dijumpai banyak normoblast → koreksi hitung lekosit (krn inti normoblast terhitung sebagai lekosit)
• Cara koreksi : Hitung normoblast dalam 100 lekosit (N)
• Rumus :
100 Juml.Leko koreksi = --------- x Σ leko awal
100 + N
4
• Penilaian preparat hapusan darah tepi pada pembesaran objektif 10 kali adalah:
• A. Kualitas pengecatan
• B. Taksiran jumlah leukosit
• C. Taksiran proporsi jenis leukosit
• D. Ada/tidaknya sel abnormal
• E. Semua jawaban benar
5
• Penilaian eritrosit pada preparat hapusan darah tepi pembesaran objektif 100 kali adalah:
• A. kesan warna
• B. ukuran
• C. bentuk eritrosit
• D. ada/tidaknya morfologi abnormal
• E. semua jawaban benar
6
• Penilaian leukosit pada preparat hapusan darah tepi pembesaran objektif 100 kali adalah:
• A. kesan jumlah
• B. proporsi jenis leukosit
• C. sel hematopoietik muda
• D. A dan B benar
• E. A, B, dan C benar
7
• Penilaian trombosit pada preparat hapusan darah tepi pembesaran objektif 100 kali adalah:
• A. kesan jumlah
• B. ukuran trombosit
• C. agregat trombosit
• D. A dan B benar
• E. A, B, dan C benar
8
• Sel yang perlu dilakukan koreksi jumlahnya jika ditemukan banyak normoblas pada hapusan darah tepi adalah:
• A. Eritrosit
• B. Leukosit
• C. Trombosit
• D. Retikulosit
• E. Sel non-hematopoieti lainnya
27
- Morfologi Eritrosit :
• Warna : normal eritrosit berwarna jingga dgn central palor (CP) ± 1/3 grs tengah eritrosit (disebut normokrom) Bila CP≥ ½ grs tengah = hipokrom
• Ukuran Eritrosit : ± seukuran inti limfosit kecil (normositer) Bila < inti limfosit kecil = mikrositer Bila > inti limfosit kecil = makrositer
28
- Bentuk Eritrosit :
• Normal : Bulat , Bikonkaf (bagian tepi lebih tebal daripada bagian tengah) → bagian tengah lebih sedikit Hb → tercat lebih pucat .
• Morfologi abnormal : - Anisositosis : ukuran eri bervariasi - Poikilositosis : bentuk eri bervariasi - Hipokrom - Sferosit : eri berbentuk bola → lebih kecil dan tercat lebih gelap dpd eritrosit normal .
29
30
31
32
33
- Sferosit = eritrosit yang bundar, tercat lebih gelap dan ukurannya lebih kecil .Seringkali herediter .
34
- Leptosit = Planocyte ; eritrosit dgn CP yang luas (hampir sama dgn Ø eritrosit)
35
- Ovalosit (eliptosit) = bentuk eritrosit yg oval seringkali herediter
36
- Stomatosit = eritrosit dgn CP berbentuk celah karena bentuk eritrosit yg seperti mangkuk .
37
- Sel Target = codocyte ; dibagian tengah CP didapatkan bagian yg tercat gelap .
38
- Sel Krenasi (crenated cell = Echinocyte)
39
- Gambaran Anisositosis = eritrosit dengan ukuran yang bervariasi .
40
- Fragmentosit = schistocyte , yaitu fragmen pecahan eritrosit (pada proses hemolisis)
41
- Acanthocyte = eritrosit dgn taju-taju yang runcing dan tidak beraturan panjangnya
42
- Tear Drop Cells = dacryocyte ; eritrosit berbentuk tetesan air .
43
- Formasi Rouleaux = tumpukan eritrosit seperti tumpukan uang logam (stack , stalk of coins)
44
45
- Cincin Cabot :
• Inklusi berbentuk benang dgn formasi cincin (angka ‘8’) , ungu kemerahan yang diduga merupakan sisa mikrotubuli yang membentuk spindle pada proses mitosis .
46
- Howell-Jolly body (tanda ►) , adalah sisa inti dan Pappenheimer bodies (tanda →) = granula siderotik yang mengandung besi (tercat dengan pengecatan besi atau = Siderosit)
47
- Basophilic stippling (tanda →)- bintik2 inklusi basofilik hasil agregat dari ribosom , menyolok pada keracunan timah (Lead intoxication)
48
- Heinz bodies : tampak dgn pengecatan supravital (Methyl-violet), partikel presipitat Hb dgn lokasi dekat tepi membran eritrosit , tanda kerusakan oksidatif eritrosit .
49
50
• Pada evaluasi HDT perubahan morfologi eritrosit harus dicatat, kecuali krenasi (yaitu eritrosit yg mengkerut akibat kesalahan teknis) . Bentuk abnormal harus dinyatakan berat/derajatnya (“beberapa”, “ringan”, “berat” atau dlm positif-1 sampai positif-4) Misalnya : Sferosit – Pos-1(+) : 0- 5 sferosit/lp Pos-2(++) : 6-10 sferosit/lp Pos-3(+++) : 11-20 sferosit/lp Pos-4(++++) : > 20 sferosit/lp
51
• Untuk adanya Howell-Jolly bodies : Pos-1 (+) : 0-1/lp Pos-2 (++) : 1-2/lp Pos-3 (+++) : 3-4/lp Pos-4 (++++) : ≥5/lp
• Untuk Anisositosis, dihitung juml.eritrosit yg bervariasi : Pos-1 (+) : juml.sel 15-20% Pos-2 (++) : juml.sel 20-25% Pos-3 (+++) : juml.sel >50%
9
• Yang benar tentang central pallor eritrosit normal adalah, kecuali:
• A. ± 1/2 diameter eritrosit
• B. ± 1/3 diameter eritrosit
• C. berwarna lebih pucat dari tepi eritrosit
• D. terbentuk dari bentuk bikonkaf eritrosit
• E. menggambarkan konsentrasi Hb pada eritrosit
10
• Yang digunakan untuk memperkirakan ukuran eritrosit normal adalah:
• A. diameter inti neutrofil kecil
• B. diameter inti limfosit kecil
• C. diameter inti basophil kecil
• D. diameter inti eosinophil kecil
• E. diameter inti monosit kecil
11
• Bentuk eritrosit bervariasi dilaporkan sebagai:
• A. anisositosis
• B. poikilositosis
• C. anisopoikilositosis
• D. mikrositer
• E. makrositer
12
• Eritrosit yang berbentuk bulat, lebih kecil dan tercat lebih gelap dari pada eritrosit normal adalah:
• A. ovalosit
• B. akantosit
• C. sferosit
• D. target cell
• E. stomatosit
13
• Bentuk eritrosit yg oval, seringkali ditemukan pada kelainan membran eritrosit herediter adalah:
• A. ovalosit
• B. akantosit
• C. sferosit
• D. target cell
• E. stomatosit
14
• Eritrosit dengan central pallor berbentuk celah karena bentuk eritrosit adalah seperti mangkuk:
• A. ovalosit
• B. akantosit
• C. sferosit
• D. target cell
• E. stomatosit
15
• Eritrosit dengan bagian tengah central pallor didapatkan bagian yang tercat gelap adalah:
• A. ovalosit
• B. akantosit
• C. sferosit
• D. target cell
• E. stomatosit
16
• Ukuran eritrosit bervariasi dilaporkan sebagai:
• A. anisositosis
• B. poikilositosis
• C. anisopoikilositosis
• D. mikrositer
• E. makrositer
17
• Inclusion bodies eritrosit yang dapat ditemukan pada kondisi fisiologis adalah:
• A. Heinz bodies
• B. Parasit malaria
• C. Howell-Jolly body
• D. kromatin RNA
• E. Basophilic stippling
18
• Granula siderositik yang mengandung besi, dapat tercat dengan pengecatan besi adalah:
• A. Heinz bodies
• B. Parasit malaria
• C. Howell-Jolly body
• D. kromatin RNA
• E. Basophilic stippling
19
• Bintik-bintik basofilik hasil agregat dari ribosom, dapat ditemukan pada keracunan timah (lead intoxication) adalah:
• A. Heinz bodies
• B. Parasit malaria
• C. Howell-Jolly body
• D. kromatin RNA
• E. Basophilic stippling
20
• Inclusion bodies eritrosit yang tampak dengan pengecatan supravital (methyl-violet), merupakan partikel presipitat hemoglobin, lokasi dekat tepi membran eritrosit, merupakan tanda kerusakan oksidatif eritrosit, adalah:
• A. Heinz bodies
• B. Parasit malaria
• C. Howell-Jolly body
• D. kromatin RNA
• E. Basophilic stippling
64
65
66
- Morfologi Abnormal Lekosit :
• Tanda-2 degenerasi toksik netrofil 1. Granulasi toksik (toxic granulation) granula2 gelap dlm sitoplasma netrofil krn pe↑ aktivitas fosfatase alkali dari granula primer . 2. Vakuolisasi Netrofil (vacuolization) yaitu lubang pada sitoplasma akibat degenerasi krn aktivitas fagositosis . Tanda2 toksik mis pd infeksi berat/sepsis .
67
- Granula Toksik & Vakuola dalam sitoplasma netrofil , biasanya dijumpai pada infeksi bakterial berat / septikemia .
68
• Anomali Pelger-Huet : yaitu kegagalan inti netrofil ber-segmentasi. Inti bersegmen ≤ 2 dgn kromatin inti padat . Kelainan ini herediter , kecuali pada lekemia sering dijumpai Pseudo Pelger-Huet .
• Smudge dan Basket-cell : yaitu hasil disintegrasi inti lekosit yg rusak , sering pada limfosit yg fragil (Lekemia Limfositik)
69
- Anomali Pelger-Huet : kegagalan segmentasi herediter → inti ≤ 2, kromatin padat menggumpal .
70
• Auer Rod : yaitu bentukan batang berwarna merah pada sitoplasma mieloblas atau monoblas.
• Limfosit Atipik : yaitu limfosit dgn inti yg tidak khas (atipik), mirip monosit (monositoid) atau sel plasma (plasmasitoid)
71
- Auer Rod dlm sitoplasma mieloblas pada AML .
72
Auer Rod dlm sitoplasma mieloblas pada AML .
73
- Sel Limfosit Atipik ( inti yg plasmasitoid ) ,biasanya pada infeksi virus .
74
- Sel Limfosit Atipik (inti monositoid)
21
• Urutan maturasi hematopoietik yang benar dari seri granulosit adalah:
• A. Promielosit, metamielosit, mielosit, mieloblas, neutrofil
• B. Promielosit, mieloblas, metamielosit, mielosit, neutrofil
• C. Mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit, neutrofil
• D. Mieloblas, promielosit, metamielosit, mielosit, neutrofil
• E. Mieloblas, metamielosit, promielosit, mielosit, neutrofil
22
• Yang benar tentang granula toksik, kecuali:
• A. tercat gelap pada sitoplasma netrofil
• B. tercat gelap pada sitoplasma limfosit
• C. terjadi karena peningkatan aktivitas fosfatase alkali dari granula primer
• D. terjadi pada infeksi bakteri berat
• E. penanda terjadinya sepsis
23
• Yang benar tentang anomaly pelger-huet, kecuali:
• A. terjadi karena kegagalan inti netrofil bersegmentasi
• B. inti bersegmen ≤ 2
• C. kromatin inti padat
• D. merupakan penanda kelainan herediter
• E. merupakan penanda leukemia
24
• Yang benar tentang auer-rod, kecuali:
• A. berwarna merah
• B. berbentuk batang
• C. ditemukan di sitoplasma sel granulosit
• D. ditemukan di sitoplasma limfosit
• E. ditemukan pada keganasan myeloid akut
25
• Yang benar tentang limfosit atipik, kecuali:
• A. inti plasmasitoid
• B. inti monositoid
• C. penanda infeksi bakteri
• D. penanda infeksi virus
• E. sitoplasma berwarna kebiruan
TERIMA KASIH