pakek

42
BAB II ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULAR Sistem kardiovaskular berawal dari jantung yang berdenyut secara ritmis sebanyak 60-100 x/menit saat istirahat dan 120-160 x/menit saat olahraga. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dalam suatu  jaringan tertutup yang terdiri dari arteri, arteriol dan kapiler kemudian kembali ke  jantung melalui venula dan vena. Komponen sisitem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri dari beberapa komponen berikut : 1. Jantung sebagai pemompa darah 2. Komponen darah sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi 3. Pembuluh darah sebagai media atau jalan dari komponen Ketiga komponen tersebut harus memiliki fungsi yang baik agar seluruh tubuh dapat menerima pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat. 2.1 JANTUNG 2,5,14  Gambar 2.1 Jantung  Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida terbalik dengan apeks (puncak) berada dibawah dan basis (alas) berada diatas.

Transcript of pakek

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 1/42

BAB II

ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULAR

Sistem kardiovaskular berawal dari jantung yang berdenyut secara ritmis

sebanyak 60-100 x/menit saat istirahat dan 120-160 x/menit saat olahraga. Setiap

denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dalam suatu

 jaringan tertutup yang terdiri dari arteri, arteriol dan kapiler kemudian kembali ke

 jantung melalui venula dan vena.

Komponen sisitem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup

yang terdiri dari beberapa komponen berikut :

1.  Jantung sebagai pemompa darah

2.  Komponen darah sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi

3.  Pembuluh darah sebagai media atau jalan dari komponen

Ketiga komponen tersebut harus memiliki fungsi yang baik agar seluruh tubuh

dapat menerima pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat.

2.1 JANTUNG2,5,14

 

Gambar 2.1 Jantung 

Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida

terbalik dengan apeks (puncak) berada dibawah dan basis (alas) berada diatas.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 2/42

Beratnya 250-350 gram pada orang dewasa. Ada pendapat yang mengatakan bahwa

 jantung sebesar kepalan tangan orang dewasa atau panjang sekitar 12 cm dan lebar

sekitar 9 cm. Jantung merupakan organ muskular berongga yang sedikit mirip

 piramid dan terletak dalam pericardium di mediastinum. Pada basisnya jantung

dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar tetapi berada bebas dalam

 pericardium.

Pericardium merupakan kantong yang membungkus jantung dan pangkal

 pembuluh-pembuluh darah besar. Pericardium terletak dalam mediastinum medius.

Pericardium terletak posterior terhadap corpus sterni dan rawan iga II-IV.

 Pericardium fibrosum adalah bagian fibrosa kantong dan berperan membatasi

 pergerakan jantung. Ia terikat kuat dibawah pada centrum tendineum diafragma.

Pericardium fibrosum bersatu dengan selubung luar pembuluh-pembuluh darah besar

yang melewatinya. Yaitu aorta, truncus pulmonalis, vena cava superior dan inferior,

dan v. pulmonalis. Pericardium fibrosum didepan melekat pada sternum melalui

ligamentum sternopericardiale.

 Pericardium serosum dibagi menjadi pericardium parietale dan viscerale,

 pricardium parietalis membatasi pericardium fibrosum dan sering disebut epicardium.

Ruang seperti celah antara pericardium parietalis dan visceralis disebut cavitas

 pericardialis.dalam keadaan normal, cavitas mengandung sedikit cairan jaringan

yang berperan sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.

Jantung mempunyai tiga permukaan;  fascies sternocostalis (anterior), fascies

diafragmatika (inferior), dan basis cordis (posterior. Jantung juga memiliki apex

yang arahnya ke bawah, depan dan kiri. 

2.1.1  BATAS –  BATAS JANTUNG2,5

 

Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dekster, batas kiri oleh aurikula

sinister dan dibawah oleh ventrikulus sinister. Batas bawah terutama dibentuk oleh

ventrikulus dekster tetapi juga oleh atrium dekster, dan apeks oleh ventrikulus

sinister. Batas  –  batas ini penting untuk pemeriksaan radiografi jantung.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 3/42

Gambar 2.2 batas jantung

2.1.2 STRUKTUR JANTUNG2,4,8

 

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :1.  Lapisan luar (epikardium)

Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas lapisan mesotelial.

Epikardium merupakan sebuah kantong fibroserosa yang membungkus jantung dan

 pangkal pembuluh-pembuluh besar. Fungsinya membatasi pergerakan jantung yang

 berlebihan secara keseluruhan dan menyediakan pelumas sehinga bagian-bagian

 jantung yang berbeda dapat berkontriksi. Perikardium terletak didalam mediatinum

medius, posterior terhadap korpus sternum dan kartilagines kosta II sampai VI. 

Gambar 2.3 Lapisan perikardium

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 4/42

2.  Lapisan tengah (miokardium) 

Miokardium merupakan lapisan tengah yang dibentuk oleh serabut otot

 jantung. Merupakan lapisan jantung yang paling tebal dan terdiri atas sel-sel otot

 jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung secara

 berpilin majemuk. Banyak lapisan ini tertanam dalam kerangka jantung fibrosa.

Tersusunnya sel-sel otot ini sangat bervariasi, sehinga pada sajian histologi tentang

darah kecil tertentu, sel-sel itu tampak menurut macam-macam orientasi. Sel-sel otot

dibagi dalam 2 populasi : sel-sel kontraktil dan sel-sel pembangkit dan penghantar

rangsang, yang membangkit dan menghantas isyarat listrik yang memulai denyut

 jantung.

Gambar 2.4 Lapisan miokardium

Lapisan miokardium yang merupakan lapisan fungsional jantung yang

memungkinkan jantung bekerja sebagai pompa. Miokardium mempunyai sifat

istimewa yaitu :

-  Bekerja secara otonom (miogenik), durasi kontraksi lebih lama dari otot rangka

dan mampu berkontraksi secara ritmik.

-  Ketebalan lapisan miokardium pada setiap ruangan jantung berbeda-beda.

Ventrikel kiri mempunyai lapisan miokardium yang paling tebal karena

mempunyai beban yang lebih berat untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik

yang mempunyai tahanan aliran darah lebih besar.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 5/42

-  Searabut otot yang tersusun dari berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung.

Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri besar.

-  Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan sinsitium

ventrikel. Setiap serabut otot dipisahkan diskus interkalaris yang berfungsi

mempercepat hantaran impuls pada setiap sel otot jantung. Antara sinsitium

atrium dan sinsitium ventrikel terdapat lubang yang dinamakananulus fibrosus

yang merupakan tempat masuknya serabut internodal dari atrium ke ventrikel.

3.  Lapisan dalam (endokardium) 

Endokardium merupakan lapisan dalam yang melapisi ventrikulus jantung dan

katupnya. Terdiri atas selapis sel endotel gepeng, terbentang di atas lapis subendotel

tipis jaringan ikat longgar dan serat  –  serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos.

Diantara endokardium dan miokardium terdapat lapis jaringan ikat yang sering di

sebut lapis subendokardium, yang mengandung vena, saraf, dan cabang  –   cabang

sistem hantar-rangsang jantung.

Gambar 2.5 Lapisan endokardium

Lapisan endokardium atrium jantung lebih tebal dibanding ventrikel jantung.

Sebaliknya untuk lapisan miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan

miokardium lebih tebal dibanding atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel

kiri jantung lebih tebal dibanding ventrikel kanan. Pada lapisan endokardium

ventrikel terdapat serabut Purkinje yang menjadi salah satu penggerak sistem impuls

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 6/42

konduksi jantung, yang membuat jantung bisa berdetak. Dinding dalam atrium

(endokardium) diliputi oleh membran yang mengkilat dan terdiri dari jaringan endotel

atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.di

 bagian ini terdapat bundelan otot parallel yang berjalan ke depan Krista. Ke arah

aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium

yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inverior yang berjalan di depan

muara vena inverior menuju ke sebelah tepi dan disebut vossa ovalis. Diantara atrium

kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.

2.1.3 RUANG-RUANG JANTUNG2,3,4,8,9,11

 

Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium dan 2

 berdinding tebal disebut ventrikel.

Gambar 2.6 Ruang  –  ruang jantung

1.  Atrium Dekster (Serambi Kanan)

Atrium dekster terdiri dari rongga utama dan sebuah kantong kecil. Pada

 permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan aurikula kanan terdapat

sebuah sulkus vertikal, sulkus terminalis, dan dalam permukaan dalamnya berbentuk

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 7/42

rigi disebut krista terminalis. Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap

rigi, berdinding licin dan bagian ini pada masa embrio berasal dari sinus venosus.

Bagian atrium di anterior, rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh otot yang

tersusun atas berkas serabut - serabut otot, muskuli pektinati, yang berjalan dari krista

terminalis ke aurikula dekster. 

Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat

 penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik

yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk

ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus

koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang

memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot

yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat

 bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi

sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara

 pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi

ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut

atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian

ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel. 

2.  Ventrikel Dekster ( Bilik Kanan)

Ventrikulus dekster berhubungan dengan atrium dekster melalui

atrioventrikular dekster dan dengan trunkus pulmonalis melaui ostium trunki

 pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunki pulmonalis bentuknya berubah

menjadi seperti corong, tempat ini disebut infundibulum. 

Dinding ventrikulus dekster jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium

dekster dan menunjukan beberapa rigi menonjol kedalam, yang dibentuk oleh berkas-

 berkas otot. Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat

seperti busa dan di kenal sebagai trabekula karnea. trabekula terdiri atas tiga jenis.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 8/42

Jenis yang pertama terdiri atas muskuli papiler, yang menonjol kedalam,

melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel, puncaknya di hubungkan oleh tali  –  

tali fibrosa (khorda tendina) ke kuspis valva trikuspidal.

Jenis kedua yang melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, dan bebas

 pada bagian tengahnya. Salah satu diantaranya ialah trabekula septomarginalis,

menyilang rongga ventrikel dari septa dinding anterior. Trabekula septomarginalis ini

membawa fasikulus antriovenrikularis krus dekster yang merupakan bagian dari

sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya terdiri atas rigi  –  rigi yang menonjol.

Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang

cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi

 pulmonar maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang

unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan

darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah

 bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah

ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah

dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari

 pada ventrikel kiri. Akibatnaya, tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding

ventrikel kiri. Untuk menghadapi tekanan paru yang meningkat secara perlahan,

seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka sel otot ventrikel kanan

mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi

 peningkatn resistensi pulmonar, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada

kasus resistensi paru yang meningkat secara akut (seperti pada emboli paru masif)

maka kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat sehingga dapat tejadi

kematian.

3.  Atrium Sinister (Serambi Kiri)

Sama seperti atrium dekster, atrium sinister terdiri atas rongga utama dan

aurikula sinister. Atrium sinister terletak dibelakang atrium dekster dan membentuk

sebagian besar basis atau fasies posterior jantung. Di belakang atrium sinister terdapat

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 9/42

sinus oblikus perikardia serosum dan perikardium fibrosum memisahkannya dari

oesofagus.

Bagian dalam atrium sinister licin, tetapi aurikula sinister mempunyai rigi-rigi

otot seperti pada aurikula dekster. 

Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat

vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati.

Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke

dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan

 bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah.

Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis. 

4.  Ventrikel Sinister (Bilik Kiri)

Ventrikulus sinister berhubungan dengan atrium sinister melalui ostium

atrioventrikular sinister dan dengan aorta melalui ostium aorta. Ventrikulus sinister

tiga kali lebih tebal dari pada dinding ventrikulus dekster. (tekanan darah didalam

ventrikulus sinister enam kali lebih tinggi di bandingkan tekanan darah didalam

ventrikulus dekster). Pada penampang melintang, ventrikulus sinister berbentuk

sirkular, ventrikulus dekster kresentik (seperti bulan sabit) karena penonjolan septum

interventrikuler kedalam rongga ventrikulus dekster. Terdapat trabekula karnea yang berkembang baik, dua buah muskuli papilar yang besar, tetapi tidak terdapat

trabekula septomarginalis. Bagian ventrikel dibawah ostium aorta disebut vestibulum

aorta.

Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi

tahanan sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan perifer.

Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai

lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel

 berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga

membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel

selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima

kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan abnormal antara kedua

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 10/42

ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum interventrikularis pasca-infark

miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut.

Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup

aorta ke dalam aorta.

2.1.4 KATUP JANTUNG2,5,9,10,11

 

Gambar 2.7 Katup pada Jantung

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke

ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir

satu arah. Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan

menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu

arah. Gradient tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti anda

membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke

arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 11/42

yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang

dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya.

Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah

melalui bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang

memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria

 pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup - katup ini membuka

dan menutup secara pasif, menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan

 pembuluh darah jantung.

Gambar 2.8 Katup Jantung

1.  Katup Atrioventrikularis (AV)

a.  Katup trikuspidalis

Katup AV dari ventrikel kanan mempunya tiga katup anterior, media, dan

 posterior. Lubang ini lebih besar dari lubang mitral. Daun katup trikuspid dan korda

lebih rentan dari pada katup mitral. katup anterior merupakan katup terbesar dari 3

katup tersebut dan sering memiliki lekukan. Katup posterior merupakan katup terkecil

dari ke-3 katup tadi, biasanya berigi. Katup media biasanya menempel pada bagian

selaput dan otot septum ventrikel.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 12/42

 b.  Katup Mitral

Katup mitral (bikuspidal) mempunyai dua kuspis, yakni kuspis anteomedial

dan kuspis posterolatera, yang di pertahankan pada posisi nya oleh korda tendinea

yang melekat pada kelompok otot  –   otot papilar anterior dan posterior. Kuspis

anterior yang melekat pada dinding aorta, memisahkan traktus aliran keluar dari

ventrikel kiri.

Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup

trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun

katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup

 bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup ini tertambat

melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut kordatendinae.

Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding

ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk

mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot

 papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke

dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.

Gambar 2.9 korda tendinae sebagai pengikat katup ke dinding jantung

2.  Katup Semilunaris

a.  Katup Pulmonal

Sama seperti dengan katup aorta, katup pulmonal memiliki 3 katup.

Dibandingkan dengan katup aorta, katup pulmonal memiliki katup yang lebih tipis,

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 13/42

tidak ada arteri koroner yang terkait, dan tidak ada kontinuitas dengan katup

(anterior) sesuai dengan katup trikuspid. Istilah yang digunakan untuk setiap titik

 puncak mencerminkan hubungannya dengan katup aorta yaitu, kanan, kiri, dan

anterior.

 b.  Katup Aorta

Katup aorta terletak miring, dorsal dari sisi kiri sternum, namun setinggi

interkosta III. Sinus aorta terbentuk disebelah atas setiap kuspis ( kelopak ) karena

 pelebaran dinding aorta. Perhatikan bahwa asal A. Coronaria dekster terletak dalam

sinus aorta dekster, begitu juga dengan A. Coronaria sinister berasal dari sinus aorta

sinister dan tidak ada arteri yang berasal dari sinus aorta posterior (sinus nonkoronar). 

Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup

simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup

aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak

antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran

kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel

dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari

dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria

koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi

muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta

terbuka. 

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 14/42

 

2.1.5 VASKULARISASI DARAH PADA JANTUNG2,7,10,13

 

Jantung mendapat darah dari arteri koronaria dekster dan sinister, yang berasal

dari aorta asenden tepat diatas valva aorta. Arteria koronaria dan cabang  –   cabang

utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak didalam jaringan ikat subepikardial. 

Gambar 2.10 Pembuluh darah coroner dan vena cardiaca

1.  Arteri Koronaria Dekster

Berasal dari sinus anterior aorta dan berjalan kedepan diantara trunkus

 pulmonalis dan aurikula dekster, arteri ini berjalan turun hampir ventrikel kedalam

sulkus atrioventrikular dekster, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini

melanjut ke posterior sepanjang sulkus atrioventrikularis untuk beranastomosisdengan arteri Koronaria sinister didalam sulkus interventriclaris posterior. Cabang -

cabang arteri Koronaria dekster berikut ini memperdarahi atrium dekster dan

ventrikulus dekster, sebagian dari atrium sinister dan ventrikulus sinister, dan septum

atrioventrikular. 

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 15/42

Cabang - cabang dari arteri Koronaria dekster :

1.  Ramus koni arteriosi

2.  Rami ventrikulares anterior

3.  Ramus inerventrikulares

4.  Rami atriales

2.  Arteri koronaria Sinister

Yang lebih besar dibandingkan dengan arteri koronaria dekster, mendarahi

sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister, ventrikulus sinister,

dan septum ventrikular. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aorta asenden dan

 berjalan kedepan diantara trunkus pulmonalis dan aurikula sinister. Kemudian

 pembuluh ini berjalan di sulkus atrioventrikularis anterior dan ramus sirkumfleksus.

Cabang  –  cabang dari arteri koronaria sinister :

1.  Ramus interventrikularis ( desenden ) anterior

2.  Ramus sircumfleksus

3.  Vena - vena kardiaka

Vena yang berjalan bersama a. koronaria dan mengalir ke atrium kanan

melalui sinus koronarius. Sinus koronarius mengalir ke atrium kanan di sebelah kiri

dan diatas pintu v. kava inferior. Vena besar jantung mengikuti cabang

interventrikular anterior dari a. koronaria sinister dan kemudian mengalir kembali ke

sebelah kiri pada sulkus atrioventrikular. Vena tengah jantung mengikuti a.

interventrikular posterior, dan bersama-sama dengan vena kecil jantung yang

mengkuti a. marginalis, mengalir ke sinus koronarius. Sinus koronarius mengalirkan

sebagian besar dari darah vena jantung.

Vv. Kordis minimi merupakan vena  –  vena kecil yang langsung mengallir ke

dalam bilik  –  bilik jantung.

Vv. Kordis anterior merupakan vena-vena kecil yang menyilang sulkus

atrioventrikular dan mengalir langsung ke atrium kanan.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 16/42

2.1.6 PERSARAFAN JANTUNG2,4,8

 

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf

otonom melalui pleksus kardiakus yang terletak di bawah arkus aorta. Saraf simpatis

 bersal dari bagian servikal dan torakal bagian atas trunkus simpatikus, dan persarapan

 parasimpatis bersal dari nervus vagus.

Serabut- serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus atrioventrikularis,

serabut-serabut otot jatung, dan arteria koronaria. Perangsang serabut-serabut saraf ini

menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontriksi jantung dan dilatasi

arteria koronaria.

Serabut-serabut postganglionik parasimpatis barakhir pada nodus sinu atrialis,

nodus atrioventrikularis dan arteria koronaria. Perangsangan saraf parasimpatis

mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontriksi jantung dan kontriksi arteria

koronaria.

Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls

saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi bila suplai darah dari

miokardium terganggu, impuls rasa nyeri terasa melalui lintasan tersebut. Serabut  –  

serabut aferen yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks

kardiovaskuler.

2.1.7 SISTEM SIRKULASI7,9,10

 

1.  Sirkulasi paru

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke

atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah

diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut

mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang

memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan 

 jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah

akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2  segar sebelum dikembalikan ke atrium

kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 17/42

melalui katub bikuspid atau mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik

 pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.

Gambar 2.11 Sirkulasi darah paru

2.  Sirkulasi sistemikDarah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa

yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru melalui

arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta

 bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan

mengambil O2  dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam

 prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2  sebagai produk buangan atau

 produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi

kekurangan O2  dan mengandung CO2  berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung

dan memasuki siklus paru. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus

yang sama setiap saat.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 18/42

Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume

darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan

memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke

 jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan

resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan

dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung

memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar

karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan resistensi

tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi

kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.

Gambar 2.12 Sirkulasi darah sistemik

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke

atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan

darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke

membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien

tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah

 belakang mendorong katup menutup.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 19/42

2.1.8 AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG (SISTEM KONDUKSI)2,8,9,10

Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi

yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai otoritmisitas 

Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung :

1.  Sembilan puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel kontraktif, yang

melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan

normal tidak menghasilakan sendiri potensial aksi.

2.  Sebaliknya, sebagian kecil sel sisianya, sel otoritmik,  tidak berkontraksi tapi

mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang

 bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

3.  Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada

 potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik

 jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan

aktivitas pemacu  ( pacemaker activity),  yaitu membrane meraka secara perlahan

mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai

ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial aksi. Melalui siklus

 pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel

otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudia menyebar

keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan

saraf apapun.

Gambar 2.13 System penghantar khusus pada jantung

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 20/42

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-

lokasi berikut ini:

1.   Nodus sinoatrium (SA) 

daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena kava

superior. 

2.   Nodus atrioventrikel (AV) 

sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar atrium kanan dekat

septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel. 

3.  Berkas his (berkas atrioventrikel) 

suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum

antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan

kiri yang berjalan kebawah melalui spetum, melingkari ujung bilik septum,

melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar. 

4.  Serat purkinje 

serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan menyebar keseluruh

miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon. 

Pada perbandingan dua sel otoritmik, sel A memiliki kecepatan dipolarisasi

yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai ambang lebih cepat dan

menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari pada sel B. sel-sel jantung yang

memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali

 potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar

ke seluruh miokardium melalui  gap junction  dan system penghantar khusus. Oleh

karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan kecepatan

otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung

sisanya dengan kecepatan ini dikenal sebagai pemacu  ( pacemaker , penentu irama)

 jantung. Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang

rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus

SA sebelum mereka mencapai kambang dengan irama mereka yang lebih lambat.

Analogi berikut memperlihatkan bagaimana nodus SA mendorong bagian

 jantung lain dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah kereta terdiri dari seratus

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 21/42

gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan sendiri, Sembilan

 puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah satu lokomotif

(nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodus AV) 50 mil/jam

dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh gerbong

tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam

akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak

lebih lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan

demikian, tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat

selama mereka ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong

lainya (sel-sel pekerja kontraktil, nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan sendiri,

akan berjalan dengan kecepatan apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang

menarik mereka.

Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA),

lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan kereta akan berjalan

dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV

akan menjalankan aktivitas pemacu. Jaringan otoritmik bukan nodus SA adalah

 pemacu laten yang dapat mengambil alih, walaupun dengan keceptan yang lebih

rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls antara atrium

dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit,

dan jaringan ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih

tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik

ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya

lokomotif ke dua (nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA) terputus dari

lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus

melaju dengan kecepatan 70 mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalan dengan

kecepatan 30 mil/jam. Fenomena seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total

(complete heart block), timbul apabila jaringan penghantar antara atrium dan

ventrikel rusak dan tidak berfungsi.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 22/42

Kecepatan denyut ventrikel 30 kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya

hidup yang sangat santai pada kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada

keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah, misalnya

kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu buatan (aktifisial

 pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan inpuls yang

menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium maupun ventrikel dengan

kecepatan lazim.

2.1.9 PENGATURAN DENYUT JANTUNG3,8,10

 

Denyut jantung dimulai dan dipertahankan oleh jantung itu sendiri

Otot jantung mempunyai 4 kemampuan:

1.  Automaticity 

Kemampuan intrinsik otot jantung (nodus SA) untuk secara spontan

menghasilkan impuls listrik. 

Impuls spontan menghasilkan perubahan potensial listrik dari sel otot jantung

(depolarisasi). Depolarisasi spontan terjadi secara ritmik dan memulai terjadinya

kontraksi jantung.

2.  Conductivity 

Kemampuan untuk menghantarkan keadaan fisik seperti suara, panas atauimpuls sel miokardium dapat menghantarkan impuls sepanjang sel. Sel-sel konduksi

membangun sistem konduksi jantung.

3.  Excitability 

Kemampuan sel otot jantung untuk memberikan respon terhadap rangsangan dari

luar sel yang dirangsang memberikan respon berupa depolarisasi, perubahan potensial

yang terjadi akan menginduksi sel di dekatnya untuk depolarisasi terjadi karena

 perpindahan ion-ion sodium, potasium dan kalsium di dalam dan di luar sel.

4.  Contractility 

Sifat semua sel otot, kemampuan sel untuk memendekkan panjangnya dalam

memberikan respon terhadap rangsangan kontraktilitas miokardium membuat aksi

 pemompaan jantung yang menyemburkan darah ke seluruh sistem sirkulasi.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 23/42

2.1.10 CURAH JANTUNG (CARDIAC OUTPUT)3,8,10

 

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel permenit.

Besarnya berubah-ubah tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan

nutrisi. Curah jantung rata-rata adalah 5L/menit. Curah antung juga tergantung besar

serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat,

yaitu index jantung (cardiac index) yang didapat dengan membagi curah jantung

dengan luas permukaan tubuh, yaitu sekitar 2,8-3,6 liter/menit/m2

Volume sekuncup adalah volume yang dikeluarkan oleh ventrikel perdetik.

Sekitar 2/3 volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik dikeluarkan selama

sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut disebut fraksi ejeksi. 

a.  Faktor penentu curah jantung

curah jantung tergantung frekuensi jantung dan volume sekuncup.

Curah jantung = frekuensi jantng x volume sekuncup.

Bila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel

diantara denyut jantung menjadi lebih lama, sehingga meningkatkan waktu pengisian

ventrikel, ventrikel bervolume lebih besar dan darah yang dikeluarkan lebih banyak.

Bila curah sekuncup menurun, curah jantung dapat distabilkan dengan

meningkatkan kecepatan denyut jantung.

 b.  Pengaturan denyut jantung

Frekuensi jantung sebagian besar berada dibawah pengaturan ekstrinsik

sistem saraf otonom, serabut simpatin dan parasimpatis mempersarafi nodus SA dan

AV, mempengaruhi kecepatan dan frekuensi konduksi impuls.

Stimulasi saraf simpatis; mempercepat denyut jantung. Berpengaruh dominan

 pada penyakit jantung dalam pengaturan frekuensi jantung dan dalam

mempertahankan kompensasi jantung.

Stimulasi saraf parasimpatis; mengurangi frekuensi jantung. Pada jantung

normal dan istirahat berpengaruh dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut

 jantung sekitar 80 denyut permenit. 

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 24/42

c.  Pengaturan volume sekuncup

Isi sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari ventrikel

setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variable; preload (beban

awal), afterload (beban akhir), dan kontraktilitas jantung.

1.  Beban awal

Beban awal (preload) adalah derajat peregangan serabut miokardium segera

sebelum kontraksi pada akhir pengisian ventrikel. Hal ini sesuai dengan mekanisme

 Frank-Starling   : dalam batas fisiologis, semakin besar peregangan serabut

miokardium pada akhir diastolik, semakin besar kekuatan kontraksi pada saat sistolik.

Faktor penentu beban awal :

1.  Insufisiensi mitral menurunkan beban awal

2.  Stenosis mitral menurunkan beban awal

3.  Volume sirkulasi, peningkatan volume sirkulasi meningkatkan beban awal.

Sedangkan penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal.

4.  Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban awal, sedangkan obat-

obat vasodilator menurunkan beban awal.

2.  Beban akhir

Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat

memompakan darah saat sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan

yang menghambat pengosongan ventrikel.

Tegangan dinding = (Tekanan intraventrikel x ukuran)

Ketebalan dinding ventrikel

Beban akhir dipengaruhi :

1.  Stenosis aorta meningkatkan beban akhir

2. 

Vasokonstriksi perifer meningkatkan beban akhir3.  Hipertensi meningkatkan beban akhir

4.  Polisitemia meningkatkan beban akhir

5.  Obat-obatan, vasodilator menurunkan beban akhi, sedangkan vasokonstriktor

meningkatkan beban akhir.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 25/42

Peningkatan beban akhir secara drastis akan meningkatkan kerja ventrikel,

menambah kebutuhan oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel.

3. 

Kontraktilitas

Gambar 2.14 Faktor yang mempengaruhi curah jantung

Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk manguncup dan

mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein ototaktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung

memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk

mengosongkan isinya selama sistolik. 

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 26/42

2.2 PEMBULUH DARAH

Gambar 2.15 Struktur arteri dan vena

2.2.1 SISTEM ARTERI2,4,8

 

Terdiri dari lapisan :

  Tunica intima

a)  Endotel = epitel squamosa sederhana yang melapisi arteri, jantung, klep, dan

valvula. Fungsinya permeabilitas, transpor, sintesis, dan sekresi ACE

 b)  Jaringan ikat sub endotel

c)  Lamina elastica interna = berfungsi komunikasi antar sel

  Tunica media = terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut jaringan ikat

  Tunica adventitia = terdiri dari sel, serabut jaringan ikat, tempat melekatnya

 pembuluh darah ke struktur sekitarnya, syaraf, pembuluh darah kecil, serta limfe.

Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai tekanan yang tinggi

arteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh dari

 jantung, arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurang

arteri akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yang

terkecil disebut arteriol kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intima arteriol,

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 27/42

menghubungkan arteriol dan venul yang menjembatani penyediaan darah ke jaringan

dan pengembalian darah ke jantung.

2.2.2 SISTEM VENA2,4 

Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih

lunak dan relatif tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah

vena yang terkecil disebut venul vena dan venul mempunyai katup-katup untuk

mencegah aliran balik dari darah Vena, pembuluh darah yang membawa darah ke

 jantung Arteri: pembuluh darah yang membawa darah dari jantung Mikrosirkulasi:

sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang paling kecil yang diperlukan untuk

kehidupan jaringan.

2.2.3 MIKROSIRKULASI2,4,8 

Berfungsi untuk menyediakan O2 dan nutrisi untuk jaringan dan

mengeluarkan CO2 dan zat-zat sisa terdiri dari arteriol, kapiler dan venul aliran darah

melalui kapiler menyediakan pertukaran gas dan nutrisi antara darah dan jaringan,

aliran nutrisi darah yang tidak melalui kapiler merupakan aliran nonnutrisi atau shunt.

Otot polos arteriol dapat berkontraksi sehingga dapat menyempit dan

menimbulkan tahanan terhadap aliran darah untuk mengatur jumlah darah yang

melalui mikrosirkulasi ke jaringan O2 berdifusi ke jaringan dan CO2 masuk ke

kapiler karena perbedaan tekanan Aliran nutrisi dan zat-zat sisa dalam melintasi

dinding pembuluh darah karena perbedaan tekanan.

Aliran darah diatur oleh: pusat vasomotor di otak berhubungan dengan sel

otot polos arteriol zat-zat metabolit lokal, katekolamin, norepinefrin, perubahan pH,

 perubahan tekanan oksigen, beberapa obat-obatan.

2.2.4 SIRKULASI DARAH AORTA2,4,8

 

1.  Aorta asendens

muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atasa dan depan, panjangnya

kira-kira 5cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri koronia dekstra dan arteri koronia

sinstra.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 28/42

a.  Arteri koronia dekstra : berasal dari sinus anterior memberikan darah untuk

 jantung kanan, memperdarahi sel otot miokardium.

 b.  Arteri koronia sinistra : memberikan darah untuk jantung kiri berasal dari sinus

 posterior aorta untuk memperdarahi otot lapisan jantung miokardium.

2.  Arkus aorta 

Merupakan lanjutan aorta asendens melengkung kea rah kiri, terletak di

 belakang manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dank ke kiri trakea sedikit

turun ke bawah sampai vertebra torokalis keempat. Arkus aorta mempnyai cabang-

cabang sebagai berikut : 

a.  Arteri brakhiosepalika (arteri anonima) : merupakan arteri terbesar setelah aorta,

mempunyai cabang.

1.  Arteri korotis komunis dekstra, memberikan darah untuk kepala,

2.  Arteri subklavia dekstra memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian

kanan.

 b. Arteri subklavia sinistra: memberikan darah untuk kepala.

c. Arteri karotis komunis sinistra: memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian

kiri.

3. Aorta desendens

Merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari vertebrata torakalis

IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi angulus sterni,

kemudian berlanjut pada mediastinum posterior sampai vertebrae XII melewati hiatus

aortikus diafragma berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian bercabang dua

menjadi aorta torakalis dan aorta abdominalis.

a.  Aorta torakalis: merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari

vertebra torakalis ke-4 sampai vertebra lumbalis IV. Aorta berjalan di sebelah

kiri korpus vertebra setinggi angulus sterni kemudian berjalan ke bawah

manubriun sterni posterior sampai vertebra XII melewati hiatus aortikus

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 29/42

diafragma di garis tengah berlanjut ke bawah sampai ke lumbalis IV. Aorta

torakalis mempunyai cabang-cabang yaitu rongga torak dan dinding torak.

 b.  Aorta abdominalis: mulai pada vertebra torakalis XII sampai ke lumbikalis

IV. Aorta abdominalis bercabang dua, yaitu arteri iliaka kommunis dekstra

dan arteri iliaka kommunis sinistra.2, 4, 11

 

2.2.5 VENA YANG MASUK KE JANTUNG2,8,10

 

1.  Vena kava superior

Vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang

dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke atrium dekstra.vena

azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke

 perikardium.

2.  Vena kava inferior

Merupakan vena besar yang menerima darah darah dari alat tubuh bagian

 bawah,menembus sentrum tendinium setinggi vertebra torakalis dan masuk ke bagian

 bawah atrium dekstra.

3.  Vena pulmonalis

Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah

 beroksigen(banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra. 

2.2.6 VENA YANG BERMUARA KE VENA KAVA SUPERIOR2,8,10

 

vena yang berawaltepat di belakang angulus ,mandibulare dan menyatu

dengan vena aurikularisa posterior lalu melintas muskulus sternocledomastoideus

tepat di atas klavikula dan menembus fasia servikalis frofunda dan mencurahkan

isinya ke vena subklavia.vena ini memiliki cabang-cabang berikut.

1.  Vena aurikularis posterior: turun melintasi muskulus sternokledomastoideus tepat

di atas klavikula menembus fasia servikalis profunda.

2.  Vena retro mandibularis: menerima darah dari mandibularis.

3.  Vena subklavia: cabang dari vena aurikularis posterior.

4.  Vena jugularis eksrterna posterior: bergabung dengan vena jugularis eksterna

untuk mengurus bagian kulit kepala dan leher.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 30/42

5.  Vena suprakapularis: menerima darah dari otot bahu bagian atas.

6.  Vena jugularis anterior: berawal tepat di bawah dagu, menyatu turu ke leher atas

 jugularis lalu berjalan ke bawah ke muskulus sternokledomastoideus dan

mencurahkan isinya ke vena jugularis eksterna.

2.2.7 VENA YANG BERMUARA KE VANA KAVA INFERIOR2,8,10

 

1.  Vena torasika interna: bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan

mengalirkan darah ke vena brakiosepalika.

2.  Vena dinding anterior dan lateral abdomen: darah yang yang berasal dari

 pembuluh ini di kumpulkan ke jalinan vena-vena,dari umbilikus di alirkan ke

vena aksilaris melalui vena torakalis dan ke bawah vena femoralis melalui vena

epigastrika superfisialis.

a.  Vena savena magna: menghubungkan vena melalui umbilikalis sepanjang

ligamentum terres ke vena porta dan membentuk anastomisis vena porta dan

vena sisztemik yang penting.

 b.  Vena epigastrika superior, vena efigastrika inferior dan vena sirkumfleksa

ileum fropundus mengalirkan darah ke venma iliaka eksterna.

c.  Vena intrerkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigo,vena lumbaris

dan vena kava inferior.

2.2.8 SIRKULASI KAPILER2,7,8,10

 

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh

rambut. Pada umumnya kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung

 berhubungan dengan sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler vena.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 31/42

1.  Kapiler arteri

Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri maka

akan semakin hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai satu

lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan

cairan darah/limfe merembes keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat

makanan. Proses pertukaran gas pertukaran antara pembuluh kapiler dengan jaringan

sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon dioksida.

Gambar 2.16 Pembuluh kapiler

2.  Kapiler vena

Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler vena

adalah membawa zat sissa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat ekskresi dan

karbon dioksida. Zatsissa tersebut di bawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena,

dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.

Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos. Bila

sfingter maka darah akan memasuki kapiler tetapi bila tertutup maka darah langsung

masuk dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.

Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung kapiler

vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila arteriole berdilatasi

karena pada saat arteriole berdilatasi, sfinter kapiler juga akan relaksasi sehingga

 banyak darah masuk ke dalam kapiler.

Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi

kapiler terjadi sebagai respons terh ar oksigen yang terjadi dalam darah. Relaksasi

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 32/42

tersebut menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan sehingga terjadi

 peningkatan aktivitas metabolik. Sfingter kapiler yang menuju ke kulit akan

 berelaksasi sebagai respons terhadap peningkatan suhu tubuh, sedangkan peningkatan

sirkulasi melalui kapiler disebabkan oleh turunnya suhu tubuh.

Tekanan sistolik yaitu tekanan yang terjadi pada saat kontraksi puncak ventrikel =

tekanan puncak yang terjadi pada arteri oleh darah yang dipompa jantung selama kontraksi

ventrikel. Sedangkan tekanan diastolik yaitu tekanan yang terjadi selama fase istirahat

 jantung antara 2 kontraksi ventrikel = tahanan pada arteri elastis dan arteriol = tahanan

 pembuluh. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah (blood pressure = BP) : 

   perubahan curah jantung (cardiac output = CO)

   perubahan tahanan perifer total ( total peripheral resistance = TPR)

  dinyatakan dengan rumus; BP = CO X TPR

2.3  KELAINAN –  KELAINAN PADA SISTEM KARDIOVASKULAR 1,3,6

 

2.3.1 KELAINAN JANTUNG NONSIANOTIK

1. 

Atrial septal defek (ASD)Pada ASD terdapat hubungan langsung antara atrium kanan dan kiri melalui

sekatnya yang bocor karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa

defek sinud venosus didekat muara vena kava siperior, foramen ovale yang terbuka,

yang umumnya menutup spontan setelah kelahiran; defek septumsekundum, yaitu

kegagalan penutupan septum sekundum (ASD II); dan defek septum primum, yaitu

kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar ventrikel atau

 pada bantalan endokardium.

Berbagai macam defek ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum

terjadi pembalikan arah aliran darah melalui pintasan melalui pintasan ini menjadi

dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrom Eisenmenger, bila sudah terjadi

 pembalikan aliran darah, pembedahan tidak boleh dilakukan.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 33/42

Tindakan bedah berupa penutupan dengan mn\enjahit langsung ASD dengan

 jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan menggunakan sepotong dakron.

Perkembangan terakhir yang terjadi dalam bidang kardiologi invasif adalah ASD II,

yang mempunyai bibir sekat, dapat ditutup dengan menggunakan metode kateterisasi

transkutan.

Pada ASD besarnya pintasan bergantung padaukuran defek dengan

 perbandingan keteregangan (complience) ventrikel kanan dengan ventrikel kiri,

terjadi pintasan dari kiri ke kanan. Besarnya pintasan menentukan pembesaran

 jantung.

Gambar 2.17 A. Jantung normal dan B. jantung dengan ASD

2.  Ventrikel septal defek (VSD)

Defek septum ventrikel dapat berupa defek diatas atau dibawah krista

supraventrikularis, didaerah katup trikuspidal, atau didaerah septum muskulorum.

Defek diatas kristaventrikularis tidak bergejala karena arah aliran pintas dan

tekanannya normal. defek septum ventrikel dibawah krista supraventrikularis sering

cepat menyebabkan sindrom Eisenmenger, yang kadang bahkan sudah terjadi pada

masa intra uterin sehingga bayi lahir sudah tidak boleh menjalani operasi koreksi

defek. Bila pada masa bayi sudah mulai tampak hipertensi pulmonal, dapat dilakukan

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 34/42

tindak bedah paliatif berupa ligasi sebagian arteri pulmonalis untuk mengurangi

tekanan didalam arteri pulmonalis yang tinggi kearah paru.

Arah pintasan pada VSD adalah dari kiri ke kanan. Besarnya pintasan bergantung

 pada ukuran defek dan resistensi pembuluh paru. VSD berukuran kecil memiliki

tahanan yang besar sehingga pintasan tidak bergantung pada resistensi pembuluh

 paru. Begitu juga sebaliknya.

Pembedahan untuk menutup VSD harus dilakukan segera setelah diagnosis

ditegakkan, umumnya dilakukan dengan penambalan menggunakan potongan dakron.

Operasi ini memerlukan pengalaman ahli bedah. Hanya kurang lebih 5% defek sekat

ventrikel yang terletak diatas krista supra ventrikularis dapat menutup spontan sekitar

umur akil balig.

Gambar 2.18 A. jantung normal dan B. jantung dengan VSD

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 35/42

3.  Paten Duktus Arteriosus (PDA)

Gambar 2.19 Paten Duktus Arteriosus

Merupakan pemintasan dari aorta ke arteri pulmonalis. Hemodinamik pada

PDA mirip dengan VSD. Besarnya pintasan dari kiri ke kanan bergantung pada

tahanan yang timbul pada ductus itu sendiri, apabila ducus kecil, dan bergantung pada

resisiten pembuluh paru, apabila duktusnya besar.pembesaran ruang jantung dan

 pembuluh darah besar sama dengan yang terjadi pada VSD, kecuali terjadi

 pembesaran aorta asenden dan transversum pada PDA akibat bertambahnya alirandarah.

Tindak bedahnya adalah meligasi pembuluh pintas yang terbuka. Tindakan ini

harus dilakukan sedini mungkin, bahkan pada bayi baru lahir prematur dengan duktus

 botallo terbuka yang juga menunjukkan tanda-tanda gagal jantung. Anak yang

mempunyai ductus botallo terbuka sebaiknya harus sudah dibedah sebelum usia

sekolah.

Kontra indikasi tindakan ini adalah bila sudah terjadi aliran balik darah di pintasan, yaitu yang semula dari kiri ke kanan menjadi dari kanan ke kiri, dan terjadi

sindrom eisenmanger pada paru.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 36/42

2.3.2 KELAINAN JANTUNG SIANOTIK

1.  Tetralogi of fallot (TOF)

Gambar 2.20 Tetralogi Falot

VSD pada TOF biasanya besar dan berada pada posisi sub aortik, tapi kadang

meluas ke subpulmonik apabila septum infundibulumnya tidak ada. Jarang terdapat

VSD tambahan, yang biasanya timbul pada septum muskular. Katup pulmonal

hampir selalu terlibat dalam obstruksi, daun katup menebal dan melekat ke dinding

arteri pulmonalis. Katup yang bikuspid terdapat pada 58% kasus TOF, sedangkan

anulusnya hampir selalu lebih kecil dari normal

Sekitar 5% TOF tidak memiliki katup pulmonal dan terjadi obstruksi pada

anulus yang hipoplastik sehingga terjadi insufisiensi katup pulmonal yang hebat,

disertai dilatasi arteri pulmonalis yang dapat menyebabkan penekanan trakea dan

 bronkus.

Manifestasi klinis TOF bergantung pada derajat obstruksi alur keluar ventrikel

kanan. Biasanya terjadi sianosis ringan waktu bayi, yang memberat dengan

 pertambahan usia karena hipertropi infundibulum yang semakin berat. Kadang terjadi

spell sianotik, yaitu serangan hipoksemia berat akibat spasme otot infundibulum.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 37/42

Pada TOF, bila saturasi oksigen di bawah 75% perlu dilakukan tindakan

 bedah, apalagi kalau sudah ada riwayat spell.

2.  Transposisi Pembuluh Darah Besar (Transposition of Great Arteri, TGA)

TGA merupakan kelainan jantung bawaan yang menyebabkan gejala sianosis

 berat pada bayi disertai tanda gagal jantung dini. Pada TGA, dua pembuluh utama

yaitu aorta dan arteri pulmonalis bertukar tempat, sehingga darah dari ventrikel kanan

akan masuk ke aorta dan darah arterial dari ventriklel kiri akan masuk ke arteri

 pulmonalis. Anak tidak mendapatkan oksigenasi untuk sirkulasi sistemiknya kecuali

duktus arteriosusnya terbuka atau terdapat ASD atau VSD.

Gambar 2.21 Transposition of Great Artery

Pertolongan pertama yang dilakukan adalah membuat defek pada sekat atrium

dengan menggunakan balon sehingga sekat atrium robek, atau dengan pembedahan.

Biasanya dilakukan septostomi dengan balon

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 38/42

2.3.3 PENYAKIT JANTUNG DAPATAN

1.  Kelainan Katup Aorta atau Mitral

Demam reumatik sering disertai oleh endokarditis reumatik akut yang

mengakibatkan cacat katup jantung setelah beberapa tahun kemudian. Cacat ini

 biasanya berupa insufisiensi yang umumnya berubah menjadi stenosis.

Pada stenosis katup mitral dan aorta akibat demam reumatik, dapat dilakukan

tindakan bedah berupa komisurotomi bila yang terjadi hanya stenosis murni tanpa

kalsifikasi. Sering juga dipasang katup buatan berupa katup mekanik, katup

 bioprotesis, atau katup homolog dari donor kadaver.

Gambar 2.22 Mitral Stenosis

2.  Kelainan pembuluh koroner

Penyempitan ateri koronaria akan menimbulkan iskemia atau menyebabkan

infark miokard. Keduanya ditandai dengan nyeri nyeri angina pektoris yang khas,

disertai dengan kelainan pada gambaran elektrokardiogram. Tidak bedah harus di

dahului dengan diagnosis berdasarkan angiografi koroner untuk menentukan letak

 penyumbatan atau penyempitan serta fungsi ventrikel kiri.

Tindak bedah pada umumnya berupa pintas koroner (coronary artery baypass

 graft)  menggunakan vena safena magna dan/atau arteri mamaria interna atau arteri

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 39/42

radialis. Hasil pembedahan pada penyakit ini sangat baik karena memperbaiki

kualitas hidup penderita. Pintas dengan menggunakan konduit kedua pembuluh ini

memberikan hasil jangka panjnag yang baik sampai 20 tahun.

A B

Gambar A. Tahapan terjadi penyumbatan pembuluh koroner. B. Terapi bedah

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 40/42

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan vertebra, memungkinkan

kita secara manual mendorong darah keluar dari jantung apabila jantung tidak

memompa secara efektif dengan menekan sternum secara berirama , maneuver ini

menakan jantung antara sternum dan vertebra, sehingga darah diperas seolah-olah

 jantung sedang berdenyut. Kompresi jantung eksternal ini , yang merupakan bagian

dari Resusitas jantung Paru (RJP), sering berfungsi sebagai tindakan darurat

 penyelamatan nyawa sampai terapi yang sesuai dapat diberikan untuk memulihkan

fungsi normal jantung.

Jantung terdiri dari 4 katup yaitu katup aorta, katup pulmonaris, katup bicuspid

dan katup mitral dan terdiri dari 4 bilik yaitu Atrium kanan,atrium kiri, ventrikel

kanan dan ventrikel kiri. Dan juga memiliki sistem listrik atau listrik jantung yaitu:

 Nodus SA (sinoatrium), nodus AV (atrioventrikel), Berkas his dan serat purkinje.

Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar darah mengalir melalui sirkulasi sistemik. Jantung memiliki 4 bilik :

atrium atau vena, dan sebuah ventrikel.

Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh sirkulasi

koroner, bukan oleh darah didalam bilik-biliknya. Alirah darah koroner dapat

terganggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit

 jantung iskemik yang keparahannya bervariasi dan dari nyeri dada ringan sewaktu

 berolahraga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab ateroskleretik tidakdiketahui, tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan dengan

lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) dibandingkan lipoprotein berdensitas rendah

(LDL) merupakan faktor penting.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 41/42

Walaupun semua darah melewati jantung, otot jantung tidak mampu mengektrasi

O2 dari darah yang terdapat di bilik-biliknya. Otot jantung menerima sebagian besar

 pasokan darahnya sewaktu jantung dalam keadaan ditasol.

Pada waktu normal otot jantung tetap menerima darah yang adekuat untuk

menunjang aktifitasnya, bahkan ketika berolahraga, saat kecepatan aliran darah

koroner meningkat sampai lima kali lipat dibandingkan kecepatanya saat istirahat.

Aliran darah koroner terutama disesuaikan terhadap perubahan kebutuhan jantung

akan oksigen.

Walaupun kurang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energinya

melalui metabolisme anaerobik dan sangat bergantung pada pasokan O2, Jantung

dapat mentolerir variasi pasokan nutrient yang sangat lebar. Jantung terutama

menggunakan asam lemak bebas dengan tingkat yang lebih kecil, glukosa dan laktat

sebagai sumber bahan bakar. Karena otot jantung terkenal sangat adiktif dan dapat

merubah jaluir metabolisme untuk menggunakan apapun nutrient yang tersedia,

 bahaya utama dari gangguan aliran darah koroner bukanlah bahan bakar tetapi

defisiensi O2.

7/21/2019 pakek

http://slidepdf.com/reader/full/pakek 42/42

DAFTAR PUSTAKA

1.  Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim (Editor). 2005.  Buku Ajar Ilmu Bedah

 Edisi 2. Jakarta: EGC.

2.  Snell, Richard. S. 2006. Anatomi Klinis untuk Mahasiswa Edisi 6 . EGC.

Jakarta.

3.  A.P. Sylvia, RN, PhD, M.W. Lorraine. 2002.  Pathophysiologi : Clinical

Concepts Of Disiase Processes. ECG. Jakarta.

4.  Junquiera, L. Carlos, J.Carnaeiro, R. O. Kelly. 1998. Histologi Dasar Edisi ke-

8. EGC. Jakarta. 

5.  Macini, Mary C, MD, Phd. 2008. Heart Anatomy. Emedicine. 

6.  Brown, M. S. and J. Goldstein. 1984. “ How LDL Receptors influence

Cholesterol and Atherosclerosis.” Scientific American.

7.  Laurale, Sherwood.2001.  Edisi 2 fisiologi Manusia Dari Sel ke system. Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

8.  Little, R. C. 1989.  Physiology of the Heart and Circulation. 4th

  ed. Chicago:

Year Book Medical Publishers.

9.  Moore, Keith. L, Anne M. R. Agur. 2002.  Anatomi Klinik Dasar . Hiopokrates.

Jakarta.10.  Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiolgi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

11.  Leonhardt, Helmut. 1997. Atlas Berwarna dan Teks Anatomi Manusia Alat  –  

alat Dalam Jilid 2. Terjemahan oleh dr. Marjadi Hardjasudarma. 1998.

Hipokrates. Jakarta.