Pajak Penghasilan
-
Upload
fair-nurfachrizi -
Category
Education
-
view
36 -
download
1
Transcript of Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan (PPh)
BUTSubyekObyek
PTKP Tarif PenghitunganPPh
Dosen : Imaduddin Zauki, SE
Badan Usaha
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Termasuk Subyek Pajak (Pasal 2 ayat 1 UU PPh)
Dalam Negeri
Luar
Negeri
Subyek Pajak
Subyek PajakPasal 2 ayat (2) UU PPh
Subyek Pajak Dalam Negeri
Orang PribadiBERTEMPAT
TINGGAL /
BERADA DI
INDONESIA
LEBIH DARI 183
HARI DLM 12 BULAN;
ATAU
DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI INDONESIA DAN
MEMPUNYAI NIAT BERTEMPAT TINGGAL
DI INDONESIA
Badan Usaha
YANG DIDIRIKAN ATAU BERTEMPAT KEDUDUKAN DI
INDONESIA
Warisan
Warisan yang belum terbagi
Subyek Pajak Dalam Negeri
Subyek Pajak Luar Negeri
ORANG PRIBADI YG TIDAK BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA / BERADA DI INDONESIA TIDAK
LEBIH DARI 183 HARI DALAM 12 BULAN
YANG MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN MELALUI
BUT DI INDONESIA
YANG MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI
INDONESIA BUKAN DARI MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA
• BENTUK USAHA YANG DI PERGUNAKAN OLEH
BUT
BENTUK USAHA TETAP(BUT)
• Tempat kedudukan manajemen• Cabang perusahaan• Kantor perwakilan• Gedung kantor• Pabrik• Bengkel• Pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran untuk eksplorasi pertambangan• Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan• Proyek konstruksi/instalasi/perakitan• Pemberian jasa yang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan• Agen yang kedudukannya tidak bebas• Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi luar negeri yang menerima premi atau
menanggung resiko di Indonesia
BENTUK USAHATETAP
Pasal 2 ayat (5)
DAPAT BERUPA
BADAN PERWAKILAN NEGARA ASING
PEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK DAN KONSULAT ATAU PEJABAT-PEJABAT LAIN DARI NEGARA ASING, DAN ORANG-ORANG YG DIPERBANTUKAN KPD MEREKA YG BEKERJA PADA DAN BERTEMPAT TINGGAL BERSAMA-SAMA MEREKA DGN SYARAT BUKAN WNI DAN DI INDONESIA TDK MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN LAIN DI LUAR JABATAN ATAU PEKERJAANNYA TSB SERTA NEGARA YBS MEMBERIKAN PERLAKUAN TIMBAL BALIK
ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH MENKEU DGN SYARAT INDONESIA MENJADI ANGGOTANYA DAN TDK MENJALANKAN USAHA / KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA SELAIN PEMBERIAN PINJAMAN KPD PEMERINTAH YG DANANYA BERASAL DARI IURAN PARA ANGGOTA
PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YG DITETAPKAN DGN KEPMENKEU DGN SYARAT BUKAN WNI DAN TDK MENJALANKAN USAHA / KEGIATAN/ PEKERJAAN LAIN UTK MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA SESUAI KMK NO. 574/KMK.04/2000
TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK
SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG :
- Diterima atau diperoleh Wajib Pajak, - Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, - Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak,
P E N G H A S I L A N
DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN
OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)
PPh 13
Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yg diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain dlm UU ini
Hadiah dari undian atau pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
Laba usaha
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :1. keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sbg pengganti saham/penyertaan modal;2. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya krn pengalihan
harta kpd pemegang saham, sekutu atau anggota;3. keuntungan krn likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha;4. keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kec. yang
diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yg ditetapkan oleh Menkeu, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yg bersangkutan
OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)
PPh 14
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
Dividen, dgn nama dan dlm bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kpd pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta
OBJEK PAJAK Lanjutan (2)
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan krn jaminan pengembalian utang
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Keuntungan krn pembebasan utang, kecuali sampai dgn jumlah tertentu ditetapkan dgn PP (PP No.130 Tahun 2000)
Keuntungan krn selisih kurs mata uang asing,
tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan Yg belum dikenakan pajak.
selisih lebih karena penilaian kembali aktiva,
iuran yg diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yg terdiri dari WP yg menjalankan usaha / pekerjaan bebas,
OBJEK PAJAK Lanjuatan (3)
premi asuransi,
PPh 15
BANTUAN ATAU SUMBANGAN, TERMASUK ZAKAT & sumbangan keagamaan yang wajib
HARTA HIBAHAN DENGAN SYARAT TERTENTU
WARISAN
HARTA TERMASUK SETORAN TUNAI YG DITERIMA OLEH BADAN SEBAGAI PENGGANTI SAHAM ATAU PENYERTAAN MODAL
PENGGANTIAN/IMBALAN DALAM BENTUK NATURA DAN ATAU KENIKMATAN DARI WAJIB PAJAK ATAU PEMERINTAH
PEMBAYARAN DARI PERUSAHAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI SEHUBUNGAN DENGAN ASURANSI KESEHATAN/KECELAKAAN/JIWA/ DWIGUNA DAN BEA SISWA
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)
PPh 18
DIVIDEN /BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH PT SBG WP D.N, KOPERASI,BUMN/BUMD, dgn Syarat : 1. Deviden berasal dari Cadangan laba ditahan dan 2. penyertaan modalnya minimal 25%
PENGHASILAN DARI MODAL YG DITANAMKAN OLEH DANA PENSIUN YG PENDIRIANNYA TELAH DISAHKAN OLEH MENKEU DLM BIDANG-BIDANG TERTENTU YG DITETAPKAN DENGAN KMK
BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM-SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3) (lanjutan)
IURAN YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH DANA PENSIUN
PPh 19
BEA SISWA
Laba Yayasan Pendidikan yg Ditanamkan kembali dl. Jk. 4 th
Santunan yg dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu
PENGHASILAN YG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA BERUPA BAGIAN LABA DARI BADAN PASANGAN USAHA YG DIDIRIKAN DAN MENJALANKAN USAHA/KEGIATAN DI INDONESIA DGN SYARAT BADAN PASANGAN USAHA MERUPAKAN PERUSAHAAN KECIL, MENENGAH, ATAU YG MENJALANKAN KEGIATAN DLM SEKTOR-SEKTOR USAHA YG DITETAPKAN DGN KEPMENKEU DAN SAHAMNYA TDK DIPERDANGKAN DI BURSA EFEK DI INDDONESIA
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3) (lanjutan)
KMK No.227/KMK.04/1994
PPh 20
Mengapa Kita Wajib Mengisi dan Menyampaikan SPT Tahunan PPh?
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan SUBJEKTIF dan OBJEKTIF wajib:
• Mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP; dan
• Wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dan menandatangani; serta
• Menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 2 dan 3 UU No.6 UU No.16 Tahun 2009
Penghasilan yang merupakan Objek PPh
JENIS PENGHASILAN KETERANGAN
Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor, tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang pensiun
Umumnya di potong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja/pemberi hadiah. Harus dilaporkan dan dihitung kembali besarnya PPh dalam SPT Tahunan
Hadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
Laba usaha Dapat diperoleh melalui hasil pembukuan dan pencatatan. Harus dilaporkan dan di hitung besarnya PPh di SPT Tahunan
Keuntungan karena penjualan harta, misalnya penjualan perhiasan, kendaraan dan sebagainya
Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan
Bunga di luar bunga bank
Royalti, keuntungan karena pembebasan utang, keuntungan selisih kurs
Tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan PPh
Jenis Penghasilan Keterangan
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau hubungan pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
Harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh
Namun tidak diperhitungkan dalam penentuan pajak terutang/pajak yang dibayarkan
Harta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Warisan, klaim asuransi, Beasiswa
Penghasilan yang bukan merupakan Objek PPh
Zakat
1. Badan Amil Zakat Nasional, 2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, 3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, 7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 8. LAZ Persatuan Islam, 9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank
Negara Indonesia, 10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, 11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 12. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat
Indonesia,
13. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil, 14. LAZ Baituzzakah Pertamina, 15. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid
(DUDT), 16. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia, 17. LAZIS Muhammadiyah, 18. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU), 19. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
(LAZIS IPHI), dan 20. Lembaga Sumbangan Agama Kristen
Indonesia (LEMSAKTI).
Badan/Lembaga sebagai penerima zakat atau Sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto(PER-33/PJ/2011 yang berlaku sejak tanggal 11 November 2011)
Sumber Penghasilan
dari pemberi kerja
dari penghasilan lain-lain
dari harta yang dimiliki
dari kegiatan usaha
Sumber Penghasil
an
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)STATUS KELUARGA PTKP
SENDIRI (TK) - 24.300.000
KAWIN BELUM PUNYA ANAK (K/-)
+2.025.000 26.325.000
KAWIN ANAK 1 (K/1) +2.025.000 28.350.000
KAWIN ANAK 2 (K/2) +2.025.000 30.375.000
KAWIN ANAK 3 (K/3) +2.025.000 32.400.000
Contoh : Kawin Anak 2 (K/2)Penghitungan PTKP : + PTKP Dia Sendiri = 24.300.000 + Kawin = 2.025.000 + Tanggungan = 2 x 2.025.000 = 4.050.000 Jumlah PTKP = 30.375.000
21PMK 162/PMK.011/2012
Status PTKP **Berdasarkan keadaan awal tahun (Pasal 7 PMK 262)
WP Tidak Kawin Kode Jumlah
0 Tanggungan TK/0 24.300.000
1 Tanggungan TK/1 26.325.000
2 Tanggungan TK/2 28.350.000
3 Tanggungan TK/3 30.375.000
WP Kawin Kode Jumlah
0 Tanggungan K/0 26.325.000
1 Tanggungan K/1 28.350.000
2 Tanggungan K/2 30.375.000
3 Tanggungan K/3 32.400.000
WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode Jumlah
0 Tanggungan K/I/0 50.625.000
1 Tanggungan K/I/1 52.650.000
2 Tanggungan K/I/2 54.675.000
3 Tanggungan K/I/3 56.750.0002222
PTKP UTK KARYAWATI (Pasal 7 PMK 262)
HANYA UTK DIRISENDIRI
HANYA UTK DIRISENDIRI
STATUS TIDAK KAWINSTATUS TIDAK KAWIN STATUS TDKKAWIN
- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG
SYARAT:MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN
SYARAT:MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN
STATUS KAWINSUAMI
TDK MENERIMA/MEMPEROLEHPENGHASILAN
- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP- STATUS KAWIN- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG
23
Jenis-jenis SPT PPh Orang Pribadi• Mempunyai penghasilan:• dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan
pembukuan atau norma penghitungan pengjasilan neto• dari satu atau lebih pemberi kerja;• yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final;• dari penghasilan lain.
1770
• Mempunyai penghasilan:• dari satu atau lebih pemberi kerja;• dalam negeri lainnya;• yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final.
1770 S• Mempunyai penghasilan:• Selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas
dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp 60 juta setahun;
• dari satu atau lebih pemberi kerja.1770 SS
SPT Tahunan bagi Suami-Istri
Suami Istri Formulir SPT Suami
Formulir SPT Istri Keterangan
PNS/Swasta
PNS/Swasta 1770S 1770S • Suami dan Istri masing-masing
mengisi SPT Tahunan;• Besarnya PPh yang harus
dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami-istri dan disesuaikan dengan perbandingan penghasilan neto mereka
PNS/Swasta Usaha 1770S 1770
Usaha PNS/Swasta 1770 1770S
Pengurang Penghasilan Bruto
Biaya Jabatan/Biaya Pensiun
• Biaya Jabatan: 5% dari Penghasilan Bruto dengan batas maksimal Rp 6.000.000 per tahun
• Biaya Pensiun: 5% dari Penghasilan Bruto dengan batas maksimal Rp 2.400.000 per tahun
Iuran Pensiun • 4,75% dari Gaji Pokok + Tunjangan Keluarga (khusus PNS/TNI/POLRI)
Zakat • Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya kepada lembaga/badan yang telah ditetapkan pemerintah
PTKP • Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan
Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi Pasal 17 Ayat (1) a
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK
TARIF
Punya NPWP Tidak Punya NPWP
1. s.d. Rp 50.000.000,- 5% 6%(5% + 20%x 5%)
2.Di atas
Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000
15% 18%(15% + 20%x 15%)
3.Di atas
Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,-
25% 30%(25% + 20%x 25%)
4. Di atas Rp 500.000.000,-
30% 36%(30% + 20%x 30%)
2727
Contoh Kasus SPT 1770 s
1. Nama ADIL SAPUTRO
2. Alamat Jl. Adil No. 1
3. Jabatan Hakim
4. Status/Tanggungan Kawin/2 Anak5. Pekerjaan Isteri Pegawai 6. NPWP 48.999.666.3.011.0007. Tahun Pajak Januari – Desember 2013
2828
Data Bukti Potong PPh Pasal 21Atas Gaji (Form 1721-A2)
A. PERINCIAN PENGHASILAN TAHUN 2012 (Formulir 1721-A2):
:
:
:
: (+)
: *)
: **)
(-)
Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga
4,602,750Rp
Rp 8,500,000
Rp 3,400,000
Rp 120,000,000
Rp 3,000,000
Rp -
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 219,900,000
Rp 96,900,000
Tunjangan struktural/ fungsional
Rp 6,000,000
Tunjangan Khusus
Jumlah Pengurangan 10,602,750Rp
Tunjangan beras
Tunjangan istri/ suami
Tunjangan anak
Tunjangan lain-lain
- Biaya Jabatan
- Iuran Pensiun
Pengurangan :
Gaji pokok Rp 85,000,000
BIAYA JABATAN = 5% x
Penghasilan Bruto
(Maksimal : 6.000.000/Th, 500.000/Bln
IURAN PENSIUN =
4.75% x Gaji&Tunj Keluarga=
4.75% x 74.100.000 29
29
Data Bukti Potong PPh Pasal 21Atas Gaji (Form 1721-A2)
:
:
:
=
=
=
=
- Anak 2 orang @ Rp 2.025.000
Penghasilan Kena Pajak
PPh yang kurang atau lebih dipotong
187,580,250Rp
Rp 30,375,000 Total Penghasilan Tidak Kena Pajak
N I H I L
PPh Telah Dipotong
Rp 24,300,000
Penghasilan Neto
Rp 2,025,000
Rp 157,205,250
Rp 13,180,788
Rp 13,180,788
Rp 4,050,000
PTKP ( K/ 2 )
- Wajib Pajak
- Status Kawin
PPh Pasal 21Terutang 15% x Rp 107.205.250 = 10.680.788
5 % x Rp 50.000.000 = 2.500.000
1. PPh Pasal 21 terutang seluruhnya Ditanggung Pemerintah
2. PPh Pasal sebagai Kredit Pajak dalam SPT Tahunan PPh
3030
TARIF WP BADAN
• Tarif tunggal 30%
• Diturunkan menjadi 28% pada tahun 2009, dan menjadi 25% pada tahun 2010.
• Untuk WP Badan Masuk Bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku.
31
32
FASILITAS PERPAJAKAN Pasal 31 E
WP BADAN DALAM NEGERI DENGAN
PEREDARAN BRUTO S.D RP 50 MILIAR MENDAPAT FASILITAS
BERUPA
PENGURANGAN TARIF SEBESAR 50% DARI TARIF NORMAL
YANG DIKENAKAN ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK
DARI BAGIAN PEREDARAN BRUTO S.D RP 4,8 MILIAR.
CONTOH PENGHITUNGAN(Omzet s.d. 50M)
Contoh : Koperasi X tahun 2013Total Penghasilan (Omzet) = Rp. 30.000.000.000Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 5.000.000.000
Uraian
Omzet PKP Tarif
PPh
Total 30 M 5.000.000.000
Fasilitas
s.d. 4,8 M 800.000.000
12,5% 100.000.000
Tarif biasa
4,8 M s.d 30 M
4.200.000.000
25% 1.050.000.000
Jumlah PPh Terutang 1.150.000.000
(4,8M/Total Omzet) X PKP
(4.800.000.000/30.000.000.000) X 5.000.000.000
TARIF PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN
Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWPdibandingkanTarif NPWP
Pasal 21 20% lebih tinggi
Pasal 22 100% lebih tinggi
Pasal 23 100% lebih tinggi
34
JENIS – JENIS PAJAK LAINNYA
Objek Penjelasan
PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak atas tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)
PPh Pasal 15 Pemotongan atas Penghasilan yg dibayarkan kepada perusahaan penerbangan/pelayaran dalam dan luar negeri (carter/sewa)
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan pembelian barang (Bendahara Pemerintah)
PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPh Pasal 26 Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
Bea Materai Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2 tertentu (kuitansi, kontrak)
35