paham globalisasi

5
globalisme adalah suatu paham globalisasi. Sedangkan globalisasi adalah proses terintegrasinya dunia, baik dalam segi ekonomi, politik, social-budaya dan lain-lain. Sebagian orang mengatakan bahwa globalisasi adalah fenomena yang baru saja terjadi akibat meningkatnya interaksi dunia melalui teknologi informasi. Tetapi tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa fenomena Globalisasi adalah bentuk filosofi lama yang dikemas ulang. Globalisasi merupakan metafora bagi kelompok pendukung utopia pasar abad ke-19 untuk pandangan neoliberal mereka. Kredo (paham) inti neoliberalisme meliputi prioritas pertumbuhan ekonomi, pentingnya perdagangan bebas untuk merangsang pertumbuhan, pasar bebas yang tak terbatas, pilihan individual, pemangkasan regulasi pemerintah, dan dukungan pada model pembangunan social yang evolusioner sesuai dengan pengalaman Barat yang diyakini dapat diterapkan diseluruh dunia. Globalisme mempersempit definisi asli dari globalisasi dengan banyak dipengaruhi pemikiran- pemikiran neo-liberal. Manfred mengemukakan lima pernyataan mengenai globalisme yang yang disebut sebagai globalisasi oleh para globalis, juga terkait dengan ideologi neo-liberal. Pertama, globalisasi itu tentang liberalisasi dan integrasi pasar global. Globalisasi dianggap sebagai fenomena ekonomi yang mewujud dalam liberalisasi dan integrasi pasar global, juga pelemahan peran negara dalam urusan ekonomi. Campur tangan pemerintah dianggap sebagai “kebebasan yang negatif” (Manfred 2002, 48). Liberalisasi dan integrasi pasar global itu dimaksukan

description

paham globalisasi

Transcript of paham globalisasi

globalisme adalah suatu paham globalisasi. Sedangkan globalisasi adalah proses terintegrasinya dunia, baik dalam segi ekonomi, politik, social-budaya dan lain-lain. Sebagian orang mengatakan bahwa globalisasi adalah fenomena yang baru saja terjadi akibat meningkatnya interaksi dunia melalui teknologi informasi. Tetapi tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa fenomena Globalisasi adalah bentuk filosofi lama yang dikemas ulang. Globalisasi merupakan metafora bagi kelompok pendukung utopia pasar abad ke-19 untuk pandangan neoliberal mereka. Kredo (paham) inti neoliberalisme meliputi prioritas pertumbuhan ekonomi, pentingnya perdagangan bebas untuk merangsang pertumbuhan, pasar bebas yang tak terbatas, pilihan individual, pemangkasan regulasi pemerintah, dan dukungan pada model pembangunan social yang evolusioner sesuai dengan pengalaman Barat yang diyakini dapat diterapkan diseluruh dunia.Globalisme mempersempit definisi asli dari globalisasi dengan banyak dipengaruhi pemikiran-pemikiran neo-liberal. Manfred mengemukakan lima pernyataan mengenai globalisme yang yang disebut sebagai globalisasi oleh para globalis, juga terkait dengan ideologi neo-liberal.Pertama, globalisasi itu tentang liberalisasi dan integrasi pasar global. Globalisasi dianggap sebagai fenomena ekonomi yang mewujud dalam liberalisasi dan integrasi pasar global, juga pelemahan peran negara dalam urusan ekonomi. Campur tangan pemerintah dianggap sebagai kebebasan yang negatif (Manfred 2002, 48). Liberalisasi dan integrasi pasar global itu dimaksukan sebagai maifesto kebebasan individual dan pemenuhan kepemilikan barang-barang pribadi.Kedua, pendapat globalis bahwa globalisasi tidak dapat dihindari (Manfred 2002, 54)ketiga bahwa tidak ada yang membentuk globalisasi. Hal itu dipercaya bersifat alamiah, muncul begitu saja, dan tidak ada pengontrol di belakangnya. Anti-globalis menentang pernyataan itu karena menurut mereka ada konspirasi, juga ada kekuatan besar yang mengontrol (Manfred 2002, 61). Lihat saja bagaimana hegemoni Amerika Serikat mendominasi pergerakan ekonomi dan perdagangan dunia. Sedangkan, pernyataan-pernyataan neo-liberal itu, termasuk pasar bebas, menjadi taktik untuk mempertahankan hegemoni Amerika Serikat dan mengontrol pihak-pihak lain yang mencoba menjalankan cara-cara neo-liberal.Keempat, dinyatakan bahwa globalisasi menguntungkan semua pihak dengan tersedianya kesempatan-kesempatan untuk perbaikan di masa depan (Manfred 2002, 66). Pernyataan itu lagi-lagi ditentang oleh anti-globalis melalui bukti bahwa banyak kesenjangan pemasukan antar bangsa. Ketika perusahaan asing beroperasi di negara asing, pembedaan upah diberlakukan bagi pegawai asli negara itu dengan pegawai dari negara asal perusahaan. Orang-orang miskin juga semakin jauh tertinggal dalam teknologi yang memperkecil kesempatan untuk perbaikan kualitas hidup.Kelima, globalisasi memajukan perkembangan demokrasi. Bagi globalis, demokrasi dan globalisasi tidak ada bedanya, seperti sebuah sinonim kata (Manfred 2002, 73). Demokrasi memberi ruang lebih bebas untuk bergerak bagi ekonomi liberal sehingga menarik perhatian neo-liberalis. Demokrasi ini secara global berkembang pada tahun 1990-an (Susanto t.t.), namun ketika membicarakannya dalam konteks globalisasi justru demokrasi terkesan hanya digunakan sebagai roda untuk melaksanakan pasar bebas karena legitimasi yang diperoleh bisa lebih kuat.Kembali ke istilah globalisasi, kata itu merujuk pada sifat suprateritorial yang melampaui batas-batas suatu negara, berbeda dengan istilah internasional yang masih terbatasi oleh garis-garis teritorial (Scholte dalam Susanto t.t.). Sedangkan, Joko Susanto (2012 & t.t.) mendefinisikan globalisasi sebagai proyeksi hubungan-hubungan sosial dalam ragangan transnasional kapital. Pelampauan batas-batas teritorial sebagai ciri globalisasi sudah bisa ditilik ketika pedagang-pedagang China dan Islam ke Eropa melakukan kontak multilateral untuk pertama kalinya. Bentuk-bentuk awal globalisasi ini digambarkan beberapa penulis dimulai sejak tahun 1500-an, tetapi Andre Gunder Frank mengungkapkan bahwa globalisasi sudah ada setidaknya 5000 tahun yang lalu (LeGrain 2003, 82).Ada pernyataan unik yang disampaikan oleh LeGrain (2003, 107) yaitu bahwa globalisasi semakin mengglobal daripada sebelumnya. Pada awal merebaknya globalisasi, ketika Eropa baru menerima dagangan rempah dan keramik dari Asia secara langsung, negara-negara masih memegang ide Merkantilisme. Menurut mereka, yang baik adalah ekspor, sedangkan impor tidaklah bagus. Sekarang ketika perdagangan transnasional sudah tidak asing lagi, globalisasi justru dipadankan dengan liberalisasi dan integrasi pasar global.Globalisasi memang belum mempunyai dampak merata ke seluruh penjuru bumi, namun pengaruh yang timbul sudah cukup kuat dirasakan kaum-kaum yang mengalaminya. Sebab globalisasi ini merupakan bentuk meluasnya pengaruh dari suatu kejadian di tempat A yang bisa dirasakan juga di tempat lain. Jadi jelaslah dapat diketahui bila globalisasi ini bisa menjadi tameng pemilik kekuatan besar untuk tetap bisa mendominasi lawan-lawan kecilnya. Hal semacam itulah yang memperburuk istilah globalisasi dengan menggunakannya sebagai kamuflase guna terwujudnya kepentingan sendiri.